INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 113-118)
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
P-ISSN: 2252-7893
E-ISSN: 2615-7489
DOI: 10.20961/inkuiri.v9i2.50082
BATERAI LITHIUM
Fengky Adie Perdana1
1
Mahasiswa Program Pendidikan Magister Sains Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No.36A, Jebres, Surakarta,
Indonesia 57126
E-Mail: fengkyadie@student.uns.ac.id
Abstrak
Di era yang semakin canggih ini terdapat beberapa alat-alat elektronik baru yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan sehari-hari. Beberapa alat elektronik tersebut memerlukan sumber energy yang tersimpan
dalam baterai, salah satunya contohnya yaitu baterai lithium-ion. Sebagai salah satu komponen untuk
penyimpan sumber energy, belum banyak orang yang tau dan memahami bagaimana konsep tentang
baterai lithium-ion. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dibahas hal-hal terkait apa itu baterai lithium-ion,
mengapa harus baterai lithium-ion dan bagaimana prinsip kerjanya.
Kata Kunci: Energy, Baterai, Lithium-Ion,
dengan material lain, yaitu grafit. Penggantian
material dari logam lithium menjadi grafit
memberikan pengaruh pada performa
Lithium-Ion Battery sehingga dapat diisi
ulang/rechargeable batteries (Krysten Oates,
2010).
Lithium-Ion Battery atau baterai
lithium ion merupakan salah satu jenis baterai
sumber arus sekunder yang dapat diisi ulang.
Pada saat ini, Lithium-Ion Battery menjadi
baterai yang sangat dibutuhkan antara lain
untuk kebutuhan energi listrik pada telepon
seluler (ponsel), mp3 player dan lain-lain.
Selain itu, saat ini Lithium-Ion Battery sangat
dibutuhkan khususnya untuk kendaraan yang
sumber energinya dari energi listrik/electric
vehicle (Fadli Rohman, 2012:90).
Permintaan baterai Lithium-Ion Battery
dari tahun ke tahun selalu meningkat dan juga
permintaan akan kemampuan menyimpan
energi yang lebih lama dan juga siklus hidup
yang meningkat, itu semua berkaitan dengan
perkembangan dunia industri elektronika dan
telekomunikasi yang berkembang sedemikian
cepat. misalnya telepon selular, komputer
tablet ataupun mobil listrik. Lithium-Ion
Battery adalah baterai dapat menyimpan
energi listrik dalam jangka waktu yang
panjang, dan salah satu faktor yang
mempengaruhi sifatnya adalah kualitas bahan
elektroda (anoda/katoda), di samping faktor
PENDAHULUAN
Baterai lithium-ion merupakan salah
satu jenis baterai sekunder rechargeable
battery) yang dapat diisi ulang dan
merupakan baterai yang ramah lingkungan
karena tidak mengandung bahan yang
berbahaya
seperti
baterai-baterai
yg
berkembang lebih dahulu yaitu baterai NI-Cd
dan Ni-MH. Baterai ini memiliki kelebihan
dibandingkan baterai sekunder jenis lain,
yaitu memiliki stabilitas penyimpanan energi
yang sangat baik (daya tahan sampai 10 tahun
atau lebih), energi densitas tinggi, tidak ada
memori efek dan berat yang relatif lebih
ringan dibandingkan dengan baterai jenis lain.
Sehingga dengan berat yang sama energi
yang dihasilkan baterai lithium dua kali lipat
dari baterai jenis lain. (Lawrence et al. 1992).
Baterai
adalah
suatu
sel
elektrokimia yang mengubah dari energi
kimia menjadi energi listrik. Salah satu jenis
baterai yang saat ini berkembang adalah
Lithium-Ion Battery atau baterai lithium ion.
Bagian utama yang menyusun Lithium-Ion
Battery yaitu elektroda negatif (anoda),
elektroda positif (katoda), elektrolit dan
separator.
Pada
tahun
1970
M.S.
Whitthingham melakukan penelitian pada
Lithium-Ion Battery dengan logam lithium
sebagai anoda. Pada tahun 1980, Rachid
Yazami mengganti logam lithium pada anoda
113
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 113-118)
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
P-ISSN: 2252-7893
E-ISSN: 2615-7489
DOI: 10.20961/inkuiri.v9i2.50082
lainnya. Dan salah satu usaha untuk
memperbaiki performa dari baterai, maka
salah satu jalannya adalah memperbaiki
kualitas dari elektroda yang digunakan
(Anton Prasetyo, 2012:400).
sumber energinya dari energi listrik (electric
vehicle). Lithium-Ion Battery ini memiliki
daya yang tinggi serta bobot yang ringan dan
dapat digunakan berkali-kali sehingga banyak
digunakan oleh para produsen sebagai sumber
tenaga alat elektroniknya.
LANDASAN TEORI
METODE PENELITIAN
Jenis baterai ini pertama kali pada
tahun 1970 yang diperkenalkan oleh peneliti
dari Exxon yang bernama M. S. Whittingham
yang melakukan penelitian dengan judul
“Electrical Energy Storage and Intercalation
Chemistry”. Beliau menjelaskan mengenai
proses interkalasi pada baterai litium ion
menggunakan titanium (II) sulfide sebagai
katoda dan logam litium sebagai anoda.
Proses interkalasi adalah proses perpindahan
ion lithium dari anoda ke katoda dan
sebaliknya pada baterai lithium ion. Pada
tahun 1980, logam lithium pada anoda diganti
dengan materail lain yaitu grafit. Hal ini
dilakukan oleh Rachid Yazami dan kawankawan di Grenoble Institute of Technology
(INPG) dan French National Centre for
Scientific Research (CNRS) (Krysten Oates,
2010).
Penggantian material dari logam
lithium menjadi grafit memberikan pengaruh
pada performa Lithium-Ion Battery serta
memberikan efek Lithium-Ion Battery
sehingga Lithium-Ion Battery bisa diisi ulang
(rechargeable batteries). Pada tahun 1981,
Bell Laboratories mengembangkan elektroda
pada anoda berbasis grafit yang telah
dikembangkan
sebelumnya.
John
Goodenough
dan
tim
penelitiannya
melakukan penelitian dan mengembangkan
pada katoda. Penelitian-penelitian ini terus
dikembangkan pada saat itu untuk meninjau
beberapa parameter penting sebelum LithiumIon Battery itu sendiri dipasarkan. Parameterparameter tersebut antara lain material pada
elektroda mudah didapat secara komersil,
harga yang murah, aman dipakai, memiliki
kestabilan dan performa yang tinggi serta
energi yang dihasilkan juga cukup tinggi
(Fadli Rohman, 2012:90).
Pada saat ini, Lithium-Ion Battery menjadi
baterai yang sangat dibutuhkan antara lain
untuk kebutuhan energi listrik pada telepon
seluler (ponsel), mp3 player dan lain-lain.
Selain itu, saat ini Lithium-Ion Battery sangat
dibutuhkan khususnya untuk kendaraan yang
Agar kita mengetahui tentang prinsip
kerja baterai lithium, maka penting untuk
mengetahui apa saja komponen penyusun dari
baterai lithium itu sendiri. Lithium Ion Battery
pada umumnya memiliki empat komponen
utama yaitu elektroda positif (anoda),
elektroda negatif (katoda), elektrolit, dan
separator.
a. Elektroda Negatif (Anoda)
Anoda merupakan elektroda
yang berfungsi sebagai pengumpul ion
lithium serta merupakan material aktif.
Parameter pengembangan dari material
untuk digunakan sebagai anoda antara
lain kepadatan energi yang dihasilkan
serta siklus pemakaian atau cyclability.
Material yang dapat dipakai sebagai
anoda harus memiliki karakteristik
antara lain memiliki kapasitas energi
yang besar, memiliki kemampuan
menyimpan dan melepas muatan/ion
yang bagus, memiliki tingkat siklus
pemakaian yang lama, mudah untuk
diproses/dibuat, aman dalam pemakaian
(tidak beracun), dan harganya murah.
Salah satu material yang dapat berperan
sebagai anoda adalah material yang
berbasis carbon seperti LiC6 atau grafit.
Selain grafit, material berbasis karbon
yang dapat digunakan untuk anoda yaitu
soft carbon, graphene dan hard carbon.
Material lain yang dapat berperan
sebagai anoda antara lain lithium
titanium oxide (LTO). Material ini aman
dipakai serta memiliki tingkat siklus
pemakaian
yang
cukup
lama.
Pengembangan material pada anoda ini
terus berlanjut seiring penelitian
mengenai sifat-sifat suatu material (Fadli
Rohman, 2012:91). Tabel 1 memberikan
contoh beberapa material yang pernah
digunakan sebagai anoda dengan
kapasitas energinya.
114
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 113-118)
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
P-ISSN: 2252-7893
E-ISSN: 2615-7489
DOI: 10.20961/inkuiri.v9i2.50082
Tabel 1. Beberapa material yang dipakai
untuk anoda (Manjhunata, 2010)
Material
LixV2O2
LixV2O2/Ppy
LiV3O8
Li2Mn4O9
Li4Mn5O12
Polypyrrole (Ppy)
b.
Kapasitas
(teori) (Ah/kg)
75
75
145
156
202
120
yang dapat disimpan (Fadli Rohman,
2012:92).
Kapasitas
(Ah/kg)
40
47
40-45
110
110
52,5
Gambar 1. Struktur Kristal layer LiMO2 (biru
: ion logam transisi ; merah : ion lithium) (Bo
Xu, 2012)
Elektroda Positif (Katoda)
Katoda merupakan elektroda
yang fungsinya sama seperti anoda yaitu
pengumpul ion serta material aktif.
Namun perbedaannya adalah katoda
merupakan elektroda positif. Beberapa
karakteristik yang harus dipenuhi suatu
material yang digunakan sebagai katoda
antara lain material tersebut terdiri dari
ion yang mudah melakukan reaksi
reduksi
dan
oksidasi,
memiliki
konduktifitas yang tinggi seperti logam,
memiliki kerapatan energi yang tinggi,
memiliki kapasitas energi yang tinggi,
memiliki kestabilan yang tinggi (tidak
mudah berubah strukturnya atau
terdegradasi baik saat pemakaian
maupun pengisian ulang), harganya
murah dan ramah lingkungan. Pada
tahun 1980 material LiCoO 2 menjadi
kandidat
material
pertama
yang
digunakan sebagai katoda pada LithiumIon Battery. Kerapatan energi yang
dimiliki LiCoO2 sebesar 140 A.h/kg.
Walaupun demikian material tersebut
memiliki kestabilan yang rendah dan
harganya relative mahal. Sejalan dengan
peningkatan performa katoda, beberapa
penelitian yang dilakukan antara lain
membuat katoda dari LiMO2 (M = Co
(Cobalt); Ni (Nikel) ; Mn (Mangan); dan
lainnya). LiMO2 tersebut dibentuk dalam
bentuk layer-layer (seperti pada gambar
1). Adapula material yang digunakan
sebagai katoda dibentuk dalam bentuk
spinel LiM2O4 (M : Mn (Mangan)); serta
olivine LiMPO4F (M : Fe) dapat dilihat
pada gambar 2 dan 3 (Bo Xu, 2012).
Tabel 2 menunjukkan beberapa jenis
material yang dapat digunakan untuk
katoda dengan besar kapasitas energinya
Gambar 2. Struktur kristal spinel LiM2O4
(biru : ion logam transisi ; merah : ion
lithium) (Bo Xu, 2012).
Gambar 3. Struktur kristal olivin LiMPO4F
(biru : ion logam transisi ; merah : ion
lithium) (Bo Xu, 2012).
Tabel 2. Beberapa jenis material yang
digunakan untuk katoda (Manjhunata, 2010)
Material
LiCoO2
LiMn2O4
LiMn2O4/MWCNTs
LiMnO2
γ-MnO2
LiMnPO4
115
Kapasitas
(teori)
(Ah/kg)
140
148
148
148
170
Kapasitas
(Ah/kg)
112
84,6
117
62
120
75
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 113-118)
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
c.
d.
P-ISSN: 2252-7893
E-ISSN: 2615-7489
DOI: 10.20961/inkuiri.v9i2.50082
seluruh permukaan. Beberapa material
yang dapat digunakan sebagai separator
antara lain polyolefins (PE dan PP),
Polyvinylidene fluodire (PVdF), PTFE
(teflon), PVC, dan polyethylene oxide
(Fadli Rohman, 2012:94).
Elektrolit
Elektrolit adalah bagian yang
berfungsi sebagai penghantar ion lithium
dari anoda ke katoda atau sebaliknya.
Karakteristik elektrolit yang penting
untuk
diperhatikan
antara
lain
konduktivitas, aman (tidak beracun) serta
harganya murah. Elektrolit ini terbagi
dalam dua jenis yaitu elektrolit cair dan
elektrolit padat. Kedua jenis ini memiliki
kelebihan
serta
kekurangannya.
Kelebihan dari elektrolit cair antara lain
memiliki konduktivitas ionik yang besar,
harga yang murah, dan aman. Namun
kekurangannya
adalah
memiliki
performa siklus pemakaian yang rendah
(tidak tahan lama) yaitu hanya berkisar
25 kali siklus dan dapat mengurangi
kerapatan energi. Beberapa material
yang dapat digunakan sebagai elektrolit
cair antara lain LiNO3 , LiClO, Li2SO4,
garam LiNO3 , garam Li2SO4, LiPF6.
Elektrolit padat sendiri keuntungannya
yaitu memiliki konduktivitas yang besar
serta dapat tahan lama dibandingkan
dengan elektrolit yang cair. Jenis
elektrolit padat ini berupa keramik atau
polimer organik. Contoh material yang
dipakai untuk elektrolit padat antara lain
yaitu (La,Li)TiO3 (Fadli Rohman,
2012:93).
Separator
Separator adalah suatu material
berpori yang terletak di antara anoda dan
katoda berfungsi untuk mencegah agar
tidak terjadi hubungan singkat dan
kontak antara katoda dan anoda. Selain
itu separator harus dapat dilewati oleh
ion lithium dengan baik. Tidak hanya
sebagai pembatas antar elektroda,
separator memiliki peranan penting
dalam proses penghasilan listrik,
pengisian ulang, dan tentunya keamanan
pada baterai litium ion sendiri. Beberapa
hal yang penting untuk memilih material
agar dipilih sebagai separator antara lain
material tersebut bersifat insulator,
memiliki hambatan listrik yang kecil,
kestabilan mekanik (tidak mudah rusak),
memiliki sifat hambatan kimiawi untuk
tidak mudah terdegradasi dengan
elektrolit serta memiliki ketebalan
lapisan yang seragam atau sama di
HASIL DAN PEMBAHASAN
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa
Lithium-Ion Battery tersusun dari empat
komponen penting yaitu anoda, katoda,
elektrolit serta separator. Kedua proses ini
dapat dilihat pada Gambar 4. Pada proses
pemakaian listrik (discharging) elektron dari
anoda mengalir ke katoda melalui kabel
konektor sedangkan lithium yang berada pada
sistem (di dalam baterai) lepas dari anoda
karena kekurangan elektron untuk berpindah
menuju katoda melalui elektrolit. Pada proses
pengisian (charging), elektron dari katoda
mengalir menuju anoda sedangkan ion
lithium dalam sistem berpindah dari katoda
menuju anoda melalui elektrolit (Fadli
Rohman, 2012:94). Proses charge dan
discharge baterai lithium-ion bekerja menurut
fenomena interkalasi, yaitu proses pelepasan
ion lithium dari tempatnya di struktur kristal
suatu bahan elektroda dan penyisipan ion
lithium pada tempat di struktur kristal bahan
elektroda yang lain (Prihandoko, 2010).
Gambar 4. Proses pemakaian dan pengisian
ulang pada Lithium-Ion Battery
Reaksi yang terjadi pada sistem
Lithium-Ion Battery tersebut merupakan
reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi
reduksi adalah reaksi penambahan elektron
oleh suatu molekul atau atom sedangkan
reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan
elektron pada suatu molekul atau atom.
Sebagai contoh, misalkan kita memakai
LiCoO2 sebagai katoda, LiC6 sebagai anoda
dan LiPF6 sebagai elektrolit pada Lithium-Ion
Battery. Maka reaksi yang terjadi adalah :
116
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 113-118)
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
P-ISSN: 2252-7893
E-ISSN: 2615-7489
DOI: 10.20961/inkuiri.v9i2.50082
Charge/pengisian
Pada katoda : LiCoO2
Li1-xCoO2
+ x Li+ + x e –
Discharge/pemakain
..............(1)
Jenis
Grafik
Lithium Cobalt
Oxide (LiCoO2)
Charge/pengisian
Pada anoda : C6 + x Li+ + x e LixC6
Discharge/pemakaian
................(2)
Lithium
Manganese Oxide
(LiMn2O4)
Jenis baterai lithium
Terdapat beberapa jenis baterai
lithium-ion, diantaranya dijelaskan Tabel 3
berikut:
Tabel 3. Perbandingan Beberapa Jenis Baterai
Lithium-Ion
Jenis
Volta
ge (V)
Char
ge
(Crate)
0,71C;
4,2V
Disch
arge
(Crate)
1C;
2,50V
Cut
off
Cycle
life
Aplicatio
n
5001000
Mobile
phones,
tablets,
laptop,
cameras
100150
0,71C;
4,2V
1C10C;
2,50V
Cut
off
300700
3,60;
3,70
150220
1-2C;
4,20
V
1C2C;
2,50V
Cut
off
10002000
3,20;
3,30
90-120
1C;
3,65
V
1C25C;
2,50V
Cut
off
10002000
200260
0,7C;
4,20
V
1C;
3,00V
Cut
off
500
Lithiu
3,60
m
Cobalt
Oxide
(LiCoO
2)
Lithium
3,70V
Mangane
se Oxide
(LiMn2O
4)
Lithium
Nickel
Mangane
se Cobalt
Oxide
(LiNiMn
CoO2 or
NMC)
Lithium
Iron
Phosphat
e(LiFePO
4)
Lithium
3,60
Nickel
Cobalt
Aluminu
m Oxide
(LiNiCo
AlO2)
Lithium
2,40
Titanate
(Li4Ti5O1
2)
Capaci
ty
(Wh/k
g)
150200
50-80
1C5C;
2,85
V
10C30C;
1,80V
30007000
Lithium
Nickel
Manganese Cobalt
Oxide
(LiNiMnCoO2 or
NMC)
Lithium
Iron
Phosphate(LiFeP
O4)
Power
tools,
medical
devices,
electric
powertra
ins
E-bikes,
medical
devices,
industria
l
Lithium
Nickel
Cobalt Aluminum
Oxide
(LiNiCoAlO2)
Portable
and
stationar
y
needing
high
load
currents
and
enduran
ce
Medical
devices,
industria
l,
electric
powertra
in (tesla)
UPS,
electric
powertra
in, solar
power
street
lighting
Lithium Titanate
(Li4Ti5O12)
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan diatas, dapat
diketahui bahwa baterai lithium-ion adalah
salah
satu
jenis
baterai
sekunder
(rechargeable battery) yang dapat diisi ulang
dan merupakan baterai yang ramah
lingkungan. Komponen utama penyusun
baterai lithium-ion terdiri atas: elektroda
negatif (anoda), elektroda positif (katoda),
elektrolit dan separator. Prinsip kerja dari
baterai lithium-ion bekerja menurut fenomena
interkalasi, yaitu proses pelepasan ion lithium
dari tempatnya di struktur kristal suatu bahan
elektroda dan penyisipan ion lithium pada
Sedangkan secara grafik, perbandingan antara
spesific energy, specific power, safety,
performance, life span&cost dijelaskan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan Jenis Baterai LitiumIon Berdasarkan Kemampuannya
117
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 113-118)
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri
P-ISSN: 2252-7893
E-ISSN: 2615-7489
DOI: 10.20961/inkuiri.v9i2.50082
tempat di struktur kristal bahan elektroda
yang lain. Baterai lithium ion memiliki
banyak jenis, diantaranya adalah: Lithium
Cobalt Oxide (LiCoO2), Lithium Manganese
Oxide (LiMn2O4), Lithium Nickel Manganese
Cobalt Oxide (LiNiMnCoO2 or NMC),
Lithium Iron Phosphate (LiFePO4), Lithium
Nickel
Cobalt
Aluminum
Oxide
(LiNiCoAlO2)
dan
Lithium
Titanate
(Li4Ti5O12).
DAFTAR PUSTAKA
Lawrence H. Van Vlack. (1992). Ilmu dan
Teknologi bahan. Erlangga, edisi 5
Manjunatha, H; Suresh, G.S; Venkatesha,
T.V. (2011). Electrode materials
for aqueous rechargable lithium
batteries. Journal of Solid State
Electrochem, Vol. 15, Issues 3:
431–445
Oates, Krysten. (2010). Lithium-ion
Batteries:
Commercialization
History and Current Market.
Foresight
Science
and
Technology.
Prasetyo, Anton. (2012). Graphene.
Bandung:
Institut
Teknologi
Bandung.
Rohman, Fadli.(2012) .Aplikasi Graphene
Untuk Lithium Ion Battery.
Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Xu, Bo, et. al. (2012). Rencent Progress
in cathode materials research for
advanced lithium ion batteries.
Journal of Materials Science and
Engineering R, Vol. 73, Issues 5–
6: 51-65
118