CBD
CBD
CBD
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD KOTA SEMARANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2010
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Agama Suku Alamat Nama Ayah Umur Pekerjaan Nama Ibu Umur Pekerjaan Bangsal Masuk RS Keluar RS : An. E : 12 tahun : Laki-laki : SD kelas 6 : Islam : Jawa : Ketileng Indah Blok 45 Tembalang, Semarang : Tn. Edi : 35 tahun : Serabutan : Ny. Dwi : 30 tahun : Ibu rumah tangga : Parikesit : 11 Juni 2010 : 14 Juni 2010
B. DATA DASAR 1. Anamnesis Alloanamnesis dengan Ibu penderita dan autoanamnesis dengan pasien dilakukan pada tanggal 13 Juni 2009 pukul 14.15 WIB di ruang Parikesit dan didukung dengan catatan medis.
Keluhan utama : Demam tinggi Riwayat Penyakit Sekarang : Sebelum masuk rumah sakit : 4 hari, demam tinggi mendadak, terus menerus sepanjang hari, disertai pusing, tidak kejang, tidak menggigil, tidak
berkeringat dingin, tidak batuk, tidak pilek, tidak mual, tidak muntah, tidak sesak nafas, tidak mimisan, gusi tidak berdarah, tidak nyeri sendi. Berak seperti biasa, 1 x/hari, warna kekuningan, konsistensi lembek, tidak ada darah, tidak berwarna seperti petis, tidak ada lendir, tidak nyeri saat berak. Kencing lancar seperti biasa 3-4 x/hari, warna kuning jernih, jumlah cukup. Nafsu makan dan minum berkurang dari biasanya. 2 hari, keluhan sama, disertai mual tetapi tidak sampai muntah kemudian oleh ibunya dibawa ke bidan dan diberikan obat penurun demam. Tiap minum obat, demam turun beberapa jam kemudian panas kembali tinggi. 1 hari, keluhan sama, disertai muntah 2 x/hari berisi makanan yang dimakan, kira-kira @ gelas belimbing. Mulai muncul bintik-bintik merah pada lengan kanannya. 2 jam, demam masih tinggi , anak kelihatan lemas, bintikbintik kemerahan dikulit bertambah banyak, perut terasa sakit, nafsu makan dan minum berkurang. Kemudian orang tua membawa anak ke IGD RSUD Kota Semarang, dan disarankan untuk rawat inap. tapi
Setelah masuk rumah sakit : 1 hari demam turun, nafas tidak menggeh-menggeh, tidak berkeringat dingin, kaki dan tangan tidak dingin, tidak mimisan, gusi tidak berdarah, perut masih terasa sakit, berak 1x, lembek dan berwarna hitam seperti petis. Kencing berkurang dari biasanya, 2x/hari, warna kuning jernih. Mau makan sedikit tetapi sehabis makan muntah, mau minum banyak.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah didiagnosa sakit demam berdarah Riwayat pernah sakit demam, batuk, pilek tapi tidak sampai mondok di rumah sakit. Pasien tidak pernah mengalami perdarahan sulit berhenti bila luka
Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan sekitar : Tidak ada anggota keluarga yang sakit demam berdarah Ada tetangga di rumahnya yang sakit demam berdarah. Teman sekelasnya ada yang sakit demam berdarah dan mondok di rumah sakit.
Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara, tinggal bersama kedua orang tuanya. Penghasilan orang tua tidak menentu. Biaya pengobatan ditanggung Jamkesmas. Kesan ekonomi kurang.
Riwayat Persalinan dan Kehamilan : Anak laki-laki lahir dari ibu G3 P3 A0 hamil 38 minggu, lahir lewat operasi caecar ditolong oleh dokter Sp. OG, anak lahir langsung menangis, berat badan lahir 3600 gram , panjang badan 49 cm,
lingkar kepala saat lahir ibu lupa dan lingkar dada saat lahir ibu lupa.
Riwayat Pemeliharaan Prenatal : Ibu memeriksakan kandungannya ke bidan terdekat 4x selama kehamilan. Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan. Riwayat perdarahan saat hamil disangkal. Riwayat trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat tanpa resep dokter ataupun minum jamu disangkal. Obat obat yang diminum selama kehamilan adalah vitamin dan tablet tambah darah.
Riwayat Pemeliharaan Postnatal : Pemeliharaan postnatal dilakukan di bidan dan anak dalam keadaan sehat
Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Pertumbuhan : Berat badan lahir 3600 gram, panjang badan lahir 49cm, berat badan sekarang 42 kg, panjang badan sekarang 147 cm. Perkembangan : Senyum Miring Tengkurap Duduk Merangkak Berdiri Berjalan : ibu lupa : ibu lupa : 3 bulan : 7 bulan : ibu lupa : 8 bulan : 12 bulan
Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak bisa dievaluasi (KMS hilang)
Riwayat Makan dan Minum Anak : Ibu mengaku anak diberi ASI saja sampai usia 2 tahun. Mulai umur 4 bulan diberikan bubur instan. Umur 2 tahun sampai sekarang makanan nasi, lauk dan sayur. Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan dan minum kurang baik .
Riwayat Imunisasi : BCG DPT Polio Hepatitis Campak Kesan : : : : : : Imunisasi dasar tidak bisa dievaluasi (KMS hilang) Ibu mengakui pernah diimunisasi tapi diberikan berapa kali dan saat umur beraa dilakukan penyuntikan ibu lupa
Riwayat Keluarga Berencana : Ibu penderita melakukan tubektomi setelah melahirkan anak ketiga.
2. Pemeriksaan Fisik Tanggal 13 Juni 2010, pukul 14.30 WIB Anak laki-laki usia 12 tahun, berat badan 42 kg, panjang badan 147 cm Kesan umum : composmentis, kurang aktif, gizi cukup, tampak tanda perdarahan ( petechie), tidak sesak nafas, tidak sianosis. Tanda tanda vital Tekanan darah : Nadi Laju nafas Suhu : 100 x/ menit, isi dan tegangan cukup : 40 x/ menit : 36,5 C ( axilla )
Status Internus o Kepala tidak cekung o Rambut dan kulit kepala o Kulit : Hitam, tumbuh merata : Tidak sianosis, ptechie (+) : Mesocephale, ubun-ubun besar
o Mata o Hidung (-/-) o Telinga o Mulut bibir pucat (-). o Leher kelenjar limfe o Tenggorok o Dinding thorax Paru Inspeksi : Retraksi
:-
Pergerakan Hemithorax dextra = hemithorax sinistra Palpasi : Stem fremitus hemithorax dextra sama dengan sinistra Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru : Vesikuler
: Ictus cordis tidak tampak : Ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea mid clavicula sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi
: Redup Batas atas :ICS sinistra Batas pinggang : ICS III linea parasternal sinistra Batas kanan bawah : ICS V linea sternalis dextra Batas kiri bawah : ICS V 2 cm medial linea mid clavicula sinistra Kesan : Konfigurasi jantung dalam batas normal II linea parasternalis
Auskultasi : Peristaltik (+) normal Perkusi Palpasi : Timpani(+), pekak alih(-), pekak sisi(-) : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), defance muskular (- ) Hepar Lien : tidak teraba : tidak teraba
Perut tidak membesar o Alat kelamin o Anorektal o Ekstremitas superior Akral dingin Akral sianosis Oedem Capillary Refill o Kulit -/-/-/<2 inferior -/-/-/<2 : Perempuan, dalam batas normal : Dalam batas normal
4. Pemeriksaan Khusus Data Antropometri : Anak Laki-laki , usia 12 tahun Berat badan : 42 kg
Panjang badan : 147 cm Pemeriksaan status gizi ( Z score ) : WAZ = BB median = 42-39,8 = 0,34 (Gizi Normal) SD 6.50 HAZ = TB median = 147 149,7= -0.35 (Normal) SD WHZ = BB median = SD Kesan : Gizi baik, perawakan medium 7,6
C. DIAGNOSIS BANDING I. Observasi Febris 4 hari : Demam Cikungunya Demam Dengue Demam Berdarah Dengue Grade II II. Status Gizi baik
D. DIAGNOSIS SEMENTARA I. II. Demam Berdarah Dengue grade II Status gizi baik
E. TERAPI ( MEDIKAMENTOSA dan DIETETIK ) Tx/ : Infus RL (5 cc/Kg BB/jam) 210 cc/jam 50 tpm injeksi cefotaxim 3 x 500 mg (iv) injeksi dexametason 3x1/2 amp (iv)
PO
Diet
G. USULAN Laboratorium darah ulang ( Hb, Ht, Trombo) tiap 4 - 6 jam Foto thoraks RLD Benzidin tes Serologi Ig M, Ig G NS 1
Di rumah : 1. Jika panas, minum obat penurun panas, jika panas tidak turun, segera bawa ke pelayanan kesehatan 2. Edukasi kepada orang tua agar anak tidak jajan sembarangan dan makan makanan bergizi. 3. Melakukan 3 M menguras, menutup, mengubur 4. Abatisasi
Follow up:
Waktu Hari ke- 1 perawatan Hari ke-2 perawatan
10
Tanggal
11 Juni 2010
12 Juni 2010
Keluhan
Panas (-) , sesak napas (-),mual (+), muntah (+), makan (-) , minum(+), berak (+), berwarna seperti petis, kencing (+) warna kuning jernih
Panas (-), pusing (+), sesak napas (),mual (+), muntah (-), makan (+) , minum(+), berak (+) berwarna coklat, jernih. kencing (+) warna kuning
Keadaan Umum
Compos mentis, kurang aktif, gizi cukup, (ptekie) ada tanda perdarahan
Compos mentis, kurang aktif, gizi cukup, tampak tanda perdarahan (ptekie)
Tanda vital: Tensi Nadi Isi dan Tegangan RR Suhu 100 x/ menit cukup 40x/ menit 36,5C ( axilla ) 36 x/ menit 35,8C ( axilla ) 96 x/ menit cukup
Laboratorium Darah
Pukul 09.46 Hb Leukosit Trombosit Hematokrit : 15,3 gr/ dl : 3300/ mm3 : 70.000/mm3 : 42,1 %
Trombosit : 27.000/mm5
Post Haes 1 flash (pukul 19.03) Hb Leukosit Trombosit Hematokrit : 14,2 gr/ dl : 2170/ mm3 : 16.000/mm3 : 38,3 % Foto RLD : efusi pleura minimal
Assesment
DHF grade II
DHF grade II
Terapi
Infus RL 30 tpm infuse HAES 6 % 20 tpm dalam 3 jam Inj cefotaxim 3 x 150 mg
11
inj.dexa 3 x amp
Program
Waktu
Tanggal
13 Juni 2010
14 Juni 2010
Keluhan
Panas (-), pusing (+) sesak napas (-), mual (-), muntah (-),batuk (+), pilek (+), makan (+) , minum(+), berak (), kencing (+) warna kuning jernih,.
Panas (-), pilek (+), sesak napas (-), batuk (+), mual (-), muntah (-), makan (-) , minum(+), berak (+) berwarna seperti petis, kuning jernih kencing (+) warna
Keadaan Umum
Compos mentis, kurang aktif, tidak tampak kesakitan, cukup tampak gizi
Compos mentis, kurang aktif, tidak tampak kesakitan, tampak gizi cukup
Tanda vital: Tensi Nadi Isi dan Tegangan RR Suhu 30 x/ menit 36,3C ( axilla ) 100 x/ menit cukup 80 x/ menit cukup 252 x/ menit 36,4 C( axilla )
Laboratorium
07.37 WIB
07.40 WIB
12
Darah
Hb Ht Leukosit
Hb Ht
Trombosit : 44.000/mm5
Assesment DHF grade II Terapi Infus RL 30 tpm Inj cefotaxim 3 x 150 mg inj.dexa 3 x amp DHF grade II Infus RL 30 tpm Inj cefotaxim 3 x 150 mg inj.dexa 3 x amp
Program
Ulang Hb Ht Trombo
Ulang Hb Ht Trombo
Waktu
Tanggal
15 Juni 2010
Keluhan
Panas (-), pusing (-) sesak napas (-), mual (-), muntah (-),batuk (-), pilek (-), makan (+) , minum(+), berak (-), kencing (+) warna kuning jernih,.
Keadaan Umum
13
Laboratorium Darah
Trombosit : 180.000/mm
Assesment DHF grade II Terapi Infus RL 1920/80/20tpm Inj cefotaxim 3 x 150 mg inj.dexa 3 x amp
Dasar teori
14
disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak, remaja dan orang dewasa dengan tanda yang paling sering berupa demam, nyeri pada otot,dan nyeri sendi. Pada kasus ini pada pasien didapatkan demam yang akut selama 4 hari. Tidak didapatkan nyeri pada otot dan sendi.
Etiologi Demam Berdarah adalah salah satu penyakit di daerah tropis yang di sebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti (betina). Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari, gigitan nyamuk itu sendiri lebih dari satu kali. Demam Berdarah hanya ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti (betina) yang berkembang biak di dalam air jernih di sekitar rumah, bukan di got/ comberan yang berair kotor. Virus dengue penyebab DBD termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil sekali, yaitu 35-45 mm. Virus tersebut memasuki tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih empat hari, saat virus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila jumlah virus sudah cukup, virus akan memasuki sirkulasi darah (viremia). Pada saat ini manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas. Dengan adanya virus dengue dalam tubuh manusia, tubuh akan memberi reaksi. Bentuk reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia yang satu dan manusia yang lain dapat berbeda. Perbedaan reaksi ini akan bermanifestasi sebagai perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit.
15
Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal. Gejala demam dengue tergantung pada umur dan daya tahan tubuh penderita. Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, biasanya disertai sakit kepala dan gejala tidak khas lainnya misalanya mual, muntah, perut sakit, nyeri epigastrium.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Gejala klinis demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa demam disertai ruam makulopapular. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam ringan atau demam tinggi (>39oC) yang tiba-tiba dan berlangsung selama 2 - 7 hari, disertai gejala yang tidak khas. Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut. Kadang-kadang demam mencapai 40-41oC dan terjadi kejang demam pada bayi. Berdasarkan gejalanya Demam Berdarah dikelompokkan menjadi 4 tingkatan :
Derajat I : Demam diikuti gejala tidak spesifik. Satu-satunya manifestasi perdarahan adalah tes tourniquet (Rumple Leede ) yang positif.
Derajat II : Gejala yang ada pada tingkat I ditambah dengan perdarahan spontan. Perdarahan
16
Derajat III : Kegagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab dan penderita gelisah.
Derajat IV: Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diperiksa. Fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam. Setelah demam selama 2 - 7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tanda-tanda gangguan sirkulasi darah. Penderita berkeringat, gelisah, tangan dan kakinya dingin, dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi.
Pada kasus yang tidak terlalu berat gejala-gejala ini hampir tidak terlihat, menandakan kebocoran plasma yang ringan. Bila kehilangan plasma hebat, akan terjadi syok, syok berat dan kematian bila tidak segera ditangani. Kondisi yang buruk bisa segera ditangani dengan diagnosa dini dan pemberian cairan pengganti. Trombositopeni dan hemokonsentrasi sudah dapat dideteksi sebelum demam turun dan terjadi syok. Bila tidak segera ditangani penderita akan meninggal dalam 12 - 24 jam. Dengan pemberian cairan pengganti, kondisi penderita akan segera membaik. Pada syok yang berat sekalipun, penderita akan membaik dalam 2 -3 hari. Tandatanda adanya perbaikan adalah jumlah urine yang cukup dan kembalinya nafsu makan. Syok yang tidak dapat diatasi biasanya berhubungan dengan keadaan yang lain seperti asidosis metabolik, perdarahan hebat di saluran cerna atau organ lain. Perdarahan yang terjadi di otak akan menyebabkan penderita kejang dan jatuh dalam keadaan koma.
17
Pada kasus ini penderita termasuk dalam DBD grade II, dimana ditemukan perdarahan spontan berupa petechiae pada lengan.
Diagnosa Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif. Serologi dan reaksi polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis. Kriteria klinis dan laboratorium untuk diagnosis DBD menurut WHO (1997) adalah : 1. Kriteria Klinis a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terusmenerus selama 2-7 hari. b. Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji bending positif, petechiae, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena. c. Hepatomegali d. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nasi, hupotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien Nampak gelisah. 2. Kriteria Laboratorium a. Trombositopenia ( 100.000 /l atau kurang) b. Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit 20% menurut standar umur dan jenis kelamin. Diagnosa dapat ditegakkan jika terdapat dua kriteria klinis dan trombositopenia + hemokonsentrasi, serta dapat dikonfirmasi dengan uji serologik hemaglutinasi.
18
Demam Didahului panas tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari, kemudian turun secara cepat menjadi normal. kadang-kadang suhu tubuh sangat tinggi, akhir fase demam merupakan fase kritis pada DBD, oleh karena fase tsb dapat merupakan awal penyembuhan tapi dapat pula sebagai awal fase syok. Tanda-tanda perdarahan Penyebab perdarahan pada DBD adalah vaskulopati, trombositopeni, dan koagulasi intravaskuler yang menyeluruh. Jenis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji tourniquet +, petechie, purpura, echimosis, dan perdarahan konjungtiva. Petechie merupakan tanda yang sering temukan pada hari pertama demam, perdarahan lain epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena. Hepatomegali (pembesaran hati) Pembesaran hati pada umumnya ditemukan pada pemulaan penyakit, bervariasi dari hanya bisa diraba sampai 2-4cm dibawah lengkung iga kanan. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri tekan didaerah hati sering kali ditemukan, dan tampak jelas pada anak besar dan ini berhubungan dengan adanya perdarahan. Syok Semua tanda dan gejala klinis menghilang setelah demam menurun, disertai keluarnya keringat, perubahan pada denyut nadi dan tekanan darah, akral teraba dingin. Perubahan ini memperlihatkan gejala gangguan sirkulasi, sebagai akibat dari permbesan plasma yang dapat bersifat ringan atau sementara. Pasien biasanya akan sembuh spontan setelah pemberian cairan dan elektrolit. Pada kasus berat, setelah suhu turun terdapat tanda kegagalan sirkulasi; kulit teraba dingin, sianosis disekitar mulut, gelisah, nadi cepat, lemah, kecil sampai tak terabapada saat akan terjadi syok. Apabila tidak segera diatasi dengan baik akan terjadi komplikasi
19
yaitu asidosis metabolik, perdarahan saluran cerna hebat pertanda prognosis buruk.
Jumlah leukosit Jumlah leukosit dapat normal atau menurun dengan dominasi sel neutrofil, sehingga sel limfosit relatif meningkat dijumpai pada hari ketiga sakit, sebelum suhu tubuh menurun atau sebelum syok. Jumlah trombosit Penurunan trombosit menjadi <100.000/mm2, umumnya terjadi sebelum terjadi peningkatan hematokrit dan terjadi sebelum suhu turun. Penurunan trombosit biasanya ditemukan pada hari ketiga sampai ketujuh.pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti jumlah trombosit dalam batas normal sampai suhu turun. Kadar Hematokrit Peningkatan nilai hematokrit selalu dijumpai pada DBD, merupakan indikator yang peka akan terjadinya perembesan plasma. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan berulang secara berkala. Pada umumya penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit. peningkatan hematokrit 20% atau lebih, mencerminkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. Nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairan atau perdarahan. Pemeriksaan Radiologis Pada foto toraks selalu didapatkan efusi pleura, terutama di sebelah hemisfer kanan.pemeriksaan foto toraks sebaiknya dilakukan dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur di sisi kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG. Tatalaksana
20
Tatalaksana Demam Berdarah Dengue fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana Demam Dengue, bersifat simptomatik dan suportif karena DBD sebenarnya merupakan self limiting disease, yaitu pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang berlebihan, maka cairan intravena rumatan perlu diberikan. Antipiretik kadang-kadang diperlukan, tetapi perlu diperhatikan bahwa antipiretik tidak dapat mengurangi lama demam pada DBD. Untuk menurunkan panas diberikan paracetamol 10-20 mg/kg BB tiap kali pemberian. Karena pada DBD terjadi kebocoran plasma maka diberikan cairan untuk menggantikan cairan yang hilang. Cairan yang diberikan dapat berupa cairan kristaloid seperti RL, D5% ataupun jika kebocoran plasma cukup banyak dapat diberikan koloid seperti HES 6%. Cara pemberian cairan intravena yang diperlukan: Inf. Kristaloid 7 cc/ kgBB/ jam. Monitor tanda vital dan kadar hematokrit dan trombosit tiap 6 jam. Selanjutnya evaluasi 12-24 jam. Apabila selama observasi keadaan umum membaik yaitu anak tampak tenang, tekanan nadi kuat, tekanan darah stabil, diuresis cukup, dan kadar Ht cenderung turun minimal dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut, maka tetesan dikurangi menjadi 5 ml/kgBB/jam. Apabila dalam observasi selanjutnya tanda vital tetap stabil, tetesan dikurangi menjadi 3 ml/kgBB/jam dan akhirnya cairan dihentikan pada 24-48 jam. Apabila keadaan klinis pasien mengarah ke dalam derajat syok, tidak ada perbaikan, anak tampak gelasah, napas cepat, frekuensi nadi meningkat, diuresis kurang, tekanan nadi < 20mmhg memburuk, disertai peningkatan Ht, maka tetesan dinaikkan menjadi 10ml/kgBB/ < 10 menit, observasi selama 3 x 10 menit, bila belum ada perbaikan, ulang 2 x, bila masih blm ada perbaikan inf koloid 10 cc/kgBB/ < 10 menit.(bisa diulang 5x, maksimal 50 cc/kgBB/hari, tergantung jenis
21
koloidnya) bila ada perbaikan, lanjutkan dengan inf kristaloid 7 cc/ kgBB/jam. Kemudian lanjutkan inf.kristaloid 5 cc/kgBB/jam. Lalu maintenance dengan inf. kristaloid 3 cc/kgBB/jam. Pemberian cairan pada penderita DBD harus diperhatikan agar tidak terjadi overhidrasi yang dapat menyebabkan edema paru. Pada keadaan syok perlu juga diperhatikan ABC dari pasien tersebut. Pencegahan Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghilangkan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghilangkan genangan air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti. Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut: 1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup; 2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang; 3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada genangan air. Ke-2nya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk; Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi. Jika terlihat tanda-tanda syok dan atau penurunan kesadaran, perdarahan spontan, segera bawa penderita ke rumah sakit.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue, Petunjuk Lengkap. Terjemahan WHO Regional Publication SEARO No. 29. WHO & DEpKes RI 2000. 2. Sri Rezeki, Soegeng Soegijanto, Suharyono W dan Thomas Suroso. Tatalaksana Demam Dengue / Demam Berdarah Dengue. Sub Direktorat Arbovirosis Dirjen PPM & PLP Depkes RI, 1998. 3. Sudigbia, Pedoman Pelayanan Medik Anak Edisi Kedua Jilid I, FK UNDIP
23