Makalah Tentang Budidaya Tanaman Hias
Makalah Tentang Budidaya Tanaman Hias
Makalah Tentang Budidaya Tanaman Hias
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penulis ingin lebih jauh mendalami dan mengetahui bagaimana cara
membudidayakan tanaman hias euphorbia. Euphorbia adalah merupakan salah satu
famili Euphorbiaceae yang mempunyai lebih dari 2000 spesies. Famili ini tumbuh
tersebar di daerah tropis, mulai dataran rendah hingga dataran tinggi. Tanaman yang
tergolong sukulen dan menyerupai kaktus ini sangat menyukai sinar matahari,
sehingga akan menampilkan bunga yang semarak apabila diletakkan di tempat yang
terbuka dengan penyinaran matahari penuh.
Dalam berbudidaya tanaman hias penentuan lokasi sangat berpengaruh untuk
pertumbuhan tanaman. Tanaman hias yang memerlukan lokasi dingin dan lembab
akan sulit dibudidayakan di daerah dataran rendah dan kering, demikian sebaliknya.
Sarana dan prasarana juga dibutuhkan dalam berbudidaya untuk mendukung
pertumbuhannya. Tanaman hias seperti euphorbia memerlukan lokasi tumbuh pada
kisaran temperatur 4-40 celcius. Dihabitat aslinya tanaman ini tumbuh di lahan
terbuka dan cukup toleran berada di lokasi ternaung.
Pertumbuhan tanaman euphorbia, baik vegetatif (pertumbuhan tunas, daun,
batang dan akar) serta pertumbuhan generatif (pertumbuhan bunga,buah dan biji)
tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik, tetapi juga oleh faktor iklim dan
pemeliharaan. Faktor iklim meliputi suhu, cahaya dan kelembaban. Sementara faktor
pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
serta pemisahan tanaman (repotting).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Sejarah dan Asal Usul Euphorbia Milii?
2. Bagaimanakah pembudidayaan Euphorbia Milii?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Sejarah dan Asal Usul Euphorbia Milii.
2. Untuk mengetahui tentang pembudidayaan Euphorbia Milii.
BAB II
PEMBAHASAN
5. Penanaman
Dalam membudidayakan tanaman hias, terdapat banyak faktor yang
mendukung keberhasilan. Selain memilih bahan tanam dan perawatan yang
intensif. Hal yang perlu diperhatikan adalah tehnik penanaman bahan tanam yang
harus dilakukan dengan benar agar tidak merusak tanaman atau menurunkan
kualitasnya. Sebelum melakukan penanaman perlu diketahui juga adanya hama
dan penyakit dalam media tanam tersebut. Media tanam sebaiknya disiapkan 1-2
hari sebelum penanaman. Media tersebut agar terhindar dari hama dan penyakit
perlu disemprot dahulu dengan fungisida.
Penanaman tanaman euphorbia di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri
ditanam dalam pot. Pot yang digunakan disesuaikan dengan ukuran tanaman.
Penanaman dilakukan pada saat pemindahan bibit atau tanaman muda hasil
perbanyakan. Langkah pertama dalam melakukan penanaman yaitu menyiapkan
semua bahan tanam, campuran media dan pot yang akan digunakan. Kemudian
memasukkan media tanam hingga setengah bagian pot. Bibit tanaman yang telah
disiapkan dimasukkan tepat di tengah-tengah pot lalu menimbunnya dengan
media tanam sampai mendekati mulut pot kemudian tanaman baru disiram dengan
air secukupnya. Penyiraman yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit busuk
akar.
6. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman
Air merupakan komponen penting untuk keberlangsungan hidup
tanaman. Komponen ini berperan penting dalam fotosintesis dan metabolisme
lain, juga sebagai pelarut. Air juga berperan untuk menjaga agar suhu tanaman
tetap stabil dan bersifat mendinginkan bila terjadi peningkatan temperatur saat
siang hari.
Kebutuhan air pada Euphorbia tergantung pada cuaca. Di Kebun Benih
Hortikultura Tejomantri, penyiraman dilakukan rutin 1-2 kali sehari bila cuaca
panas. Sementara bila cuaca hujan, biasa dilakukan 2-3 hari sekali atau
diperiksa media tanamnya, bila masih basah (lembab) tidak perlu disiram.
Pemberian air secara berlebihan mengakibatkan akar tanaman membusuk. Hal
ini terjadi karena media tumbuh menyimpan air dalam waktu lama sehingga
menyebabkan berkembangbiaknya mikroorganisme, seperti cendawan dan
bakteri. Sebaliknya, jika jumlah air telalu sedikit tanaman akan mengalami
dehidrasi (kekurangan cairan). Keadaan ini ditandai dengan batang yang
tampak megerut dan tumbuh merana.
Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 06.00-
07.00 dan sore hari sekitar pukul 16.00-17.00. Penyiraman sebaiknya tidak
dilakukan pada siang hari. Hal ini dikarenakan air akan menguap sebelum
diserap tanaman. Penyiraman dianggap cukup bila air sudah keluar dari lubang
bawah pot. Pengguanaan gembor lebih baik karena air yang keluar lebih halus
dan tidak merusak tanaman. Sebaliknya, seluruh tanaman ikut disiram agar
debu atau kotoran yang menempel hilang terbawa air. Pada awal pembungaan,
penyiraman cukup dilakukan ke tajuk tanaman tanpa perlu menunggu air
keluar dari lubang media tanam. Hal itu disebabkan karena pada masa itu
euphorbia membutuhkan lingkungan kering.
b. Pemupumkan
Pemberian pupuk harus rutin dan tepat dosisnya. Pemberian pupuk
yang berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.
Sebaliknya, jika terlalu sedikit dapat berdampak pada kondisi tanaman merana
bahkan mati. Selama dua minggu setelah penanaman, tanaman hanya disiram
dan tidak diberi pupuk. Hal ini dikarenakan pertumbuhan akar tanaman belum
normal sehingga belum bisa menyerap nutrisi dengan baik. Pupuk yang
digunakan selain pupuk organik yang sudah dicampurkan pada media tanam,
pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK. Pupuk NPK termasuk pupuk
majemuk yaitu pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman.
Pemberian unsur N (Nitrogen) akan memacu pertumbuhan daun dan
batang serta membantu terbentuknya akar, unsur P (Fosfor) merupakan unsur
utama yang mendorong terbentuknya akar serta membantu pembentukan
bunga dan buah, dan unsur K (Kalium) merupakan unsur utama dalam
pembentukan tulang tanaman (penguat tanaman) serta membantu
pembentukan bunga dan buah.
Pupuk NPK diberikan pada tanaman setelah 3 minggu penanaman.
Tanaman diberi pupuk NPK yang di dalamnya mengandung unsur hara
dengan perbandingan 20:20:20, artinya di dalam pupuk tersebut mengandung
unsur N, P, dan K dalam jumlah yang sama. Pemupukan dengan NPK
dilakukan 1 bulan sekali. Pemberian pupuk NPK dapat dilakukan dengan
ditaburkan di atas media dan bisa disemprotkan. Apabila disemprotkan, maka
pupuk tersenut harus dilarutkan telebih dahulu.
c. Menyiangi Gulma
Penyiangan terhadap tanaman pengganggu atau gulma dilakukan secara
manual. Cara manual adalah dengan cara mencabut gulma secara langsung
dengan tangan. Tujuan dari menghilangkan gulma tersebut agar tidak
mengganggu tanaman yang sedang tumbuh berkembang. Penyiangan
dilakukan tergantung ada tidaknya gulma yang tumbuh pada tanaman
euphorbia.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian secara preventif adalah tindakan mencegah tumbuhnya
hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Tindakan yang dilakukan adalah
tindakan memisahkan tanaman yang sakit dari tanaman yang sehat, hal ini
dimaksudkan agar tanaman yang sakit diobati sesuai dengan jenis
penyakitnya. Sedangkan untuk cara kuratif yaitu mengobati tanaman yang
telah terserang hama dan penyakit.
Munculnya hama dan penyakit bisa disebabkan karena kurangnya
menjaga kebersihan, maka dari itu tindakan pencegahan yang paling baik
adalah menjaga kebersihan di sekitar lingkungan penanaman. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan untuk mencegah kehadiran hama dan penyakit salah
satunya, gunakan pot berlubang agar air mengalir dengan baik. Hal tersebut
bertujuan agar tidak ada genangan air sehingga dapat mencegah munculnya
penyakit busuk akar. Kelembapan udara harus selalu dijaga, oleh karena itu
pada siang hari semprotkan air dengan sprayer di sekitar tanaman.
Hama yang sering menyerang tanaman euphorbia adalah kutu putih,
thrips, ulat, dan semut. Hama kutu putih umumnya menempel pada daun atau
tangkai bunga, pada musim kemarau. Akibat dari serangan hama kutu putih
mengakibatkan daun berkeriput. Trips adalah serangga berukuran 1-2 mm
yang menempel pada daun-daun muda dan putik bunga. Serangan ini
menyebabkan pertumbuhan euphorbia terhambat, daun pucuk berkeriput, tidak
mau membuka dan berwarna karat. Selain itu bunga akan tumbuh tidak
sempurna dan rontok.
Hama ulat menyerang semua bagian tanaman, mulai dari daun, kuncup
bunga, bunga maupun tunas. Gejalanya adalah adanya bekas gigitan di bagian
tepi dan terdapat kotoran. Untuk hama semut biasanya bersembunyi di
pangkal batang tanaman, di dalam media tanam, atau di bawah pot. Semut
menyerang dan merusak daerah perakaran dan tunas-tunas muda sehingga
mengganggu pertumbuhan tanaman.
e. Repotting/Penggantian Pot
Euphorbia yang ditanam dalam pot dengan media tanam lama-lama
akan kehabisan unsur haranya. Apabila hal ini dibiarkan, maka pertumbuhan
tanaman akan terganggu. Untuk itu diperlukan adanya repotting dengan
disertai pergantian atau penambahan media tanam. Jika tanaman sudah mulai
besar dan tidak sesuai dengan ukuran potnya, tanaman sebaiknya dipindahkan
ke pot yang lebih besar. Tujuannya agar pertumbuhan akar tidak terganggu,
mendapatkan air dan zat hara lebih banyak. Pemindahan tanaman ini dikenal
dengan istilah repotting.
Repotting atau penggantian pot dilakukan di Kebun Benih Hortikultura
Tejomantri setelah euphorbia dirasa sudah tidak sesuai lagi dengan ukuran pot.
Pada repotting juga dilakukan pemupukan dengan NPK. Pemupukan ini
dilakukan 3 bulan sekali, hal ini dilakukan agar tanaman tetap terjaga
pertumbuhannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perbanyakan euphorbia yang umumnya dilakukan adalah perbanyakan vegetatif
dengan cara stek.
2. Dalam perbanyakan vegetatif dengan cara setek getah yang keluar dicuci dengan
air bersih dan dikeringkan, hal ini bertujuan agar terhindar dari serangan penyakit.
3. Tanaman suru baik digunakan untuk batang bawah dalam perbanyakan vegetatif
dengan cara sambung.
4. Tanaman euphorbia di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri di tanam dalam pot
plastik / polybag dengan media tanam campuran pasir malang, arang sekam dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2 : 1.
5. Untuk pengembangan analisis budidaya di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri
dapat dikatakan layak untuk dikembangkan karena nilai R/C Rationya lebih dari
1,0. Ratio dari analisis budidaya euphorbia adalah 1,15.
6. Dalam berbudidaya perawatan yang teratur merupakan faktor pendukung
keberhasilan.
7. Penggantian pot dilakukan jika tanaman sudah tidak sesuai dengan ukuran potnya.
B. Saran
1. Dalam membudidayakan tanaman euphorbia mencoba dengan menggunakan cara
perbanyakan generatif dengan harapan dapat memperoleh hasil yang berbeda.
2. Untuk lebih mengoptimalkan hasil budidaya euphorbia perlu adanya peningkatan
pengawasan terhadap tanaman sehingga kualitas euphorbia tetap terjaga dengan
baik.
3. Memperluas pasar sehingga permintaan akan tanaman euphorbia dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Soekartawi, John L. Dillon, J. Brian Hardakek dan A. Soeharjo. 1986. Ilmu Usaha Tani dan
Penelitian untuk Perkembangan Petani Kecil. Jakarta. Universitas Indonesia (UI-Press).
https://infoteratesalju.blogspot.com/2017/10/makalah-budidaya-tanaman-hias.html