Laprak Satop Fermentasi
Laprak Satop Fermentasi
Laprak Satop Fermentasi
LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI INDUSTRI
(Teknologi Fermentasi)
Oleh :
Nama : Debora Handarni
NPM : 240310160017
Hari/Tanggal : Rabu, 8 November 2017
Nama Asisten Dosen : 1. Dwi Eka Meylita B. 240310150018
2. Riska Putri Febrianti 240310150022
3. Desi Ayu Sundari 240310150027
2.1 Tape
Tapai yang dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan tapai
singkong. Bila dibuat dari ketan hitam maupun ketan putih, hasilnya dinamakan
”tapai pulut” atau “tapai ketan”. Dalam proses fermentasi tapai, digunakan
beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces Cerevisiae, Rhizopus
oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis
fibuligera, Pediococcus. Tapai hasil fermentasi dari Saccharomyces cerevisiae
umumnya berbentuk semi-cair, berasa manis keasaman, mengandung alkohol, dan
memiliki tekstur lengket. Umumnya, tapai diproduksi oleh industri kecil dan
menengah sebagai kudapan atau hidangan pencuci mulut (Ganjar, 2003).
Tape mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aroma
semerbak yang khas. Tekstur lunak dan berair serta menghasilkan cairan yang
merupakan efek dari efek fermentasi. Rasa manis pada tape dipengaruhi oleh
kadar gula dari tape itu sendiri. Tetapi kadang – kadang pada sejenis tape tertentu
timbil rasa asam agak menyengat. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlakuan
selama proses pembuatan yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi yang
terlampau banyak, penutupan yang kurang sempurna selama proses fermentasi
berlangsung, ataupun karena proses fermentasi yang terlalu lama (Oyon
Suwaryono dan Yusti Ismaeni, 1987).
2.2 Ragi
Ragi merupakan starter/inokulum tradisional Indonesia untuk membuat
berbagai macam makanan fermentasi seperti tape ketan/singkong, brem cair/padat
dll. Mikroba yang terkandung dalam ragi umumnya berupa kultur campuran
(mixed culture) terdiri dari kapang, khamir dan bakteri. Ragi merupakan bahan
utama dan penting dalam pembuatan tape. Mikroorganisme yang biasanya
terdapat pada ragi tape ini adalah Saccharomyces cereviceae. Mikroba ini
menghasilkan enzim yang berguna dalam proses fermentasi. Kesterilan ragi dan
bahan dasar pembuatan tape ketika akan digunakan sangat penting terutama
supaya tidak terkontaminasi mikroorganisme lain karena akan menghambat proses
fermentasi (Fardiaz, 1992).
2.3 Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak
lama sejak jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah
substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan
mikroba. Bioteknologi berbasis fermentasi sebagian besar merupakan proses
produksi barang dan jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi atau yang
menggunakan mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan minuman
seperti: keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dll
(Nurcahyo, 2011).
2.4 Singkong
Singkong merupakan tanaman dengan kadar karbohidrat tinggi seperti
halnya serealia dan umbi-umbian pada umumnya tahan terhadap suhu tinggi. Ubi
kayu atau singkong merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat
namun sangat miskin protein.Sumber protein yang bagus justru terdapat pada
daun singkong Karena mengandung asam amino metionin. Ubi kayu dalam
keadaan segar tidak tahan lama. Untuk pemasaran yang memerlukan waktu lama,
ubi kayu harus diolah dulu menjadi bentuk lain yang lebih awet, seperti gaplek,
tapioka, tapai, peuyeum, kripik singkong dan lain-lain.
2.5 Faktor Keberhasilan Fermentasi
Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30ÛC dan membutuhkan
waktu 45 jam. Fermentasi dapat diperlambat jika dingin. Fermentasi tapai paling
baik dilakukan pada kondisi mikro aerob .Pada kondisi ini, kapang tidak mampu
tumbuh sehingga tidak dapat menghidrolisis pati .Namun demikian, pada kondisi
aerob yang merupakan kondisi paling baik bagi kapang dan kahamir, aroma tidak
berkembang dengan baik karenatergantung dari fermentasi alkohol dan pada
kondisi ini fermentasi alcohol menurun (Amin, 1985).
Suhu berpengaruh kepada kecepatan fermentasi, meskipun suhu yang
lebih rendah dari 25 ÛC akan menghasilkan produk dengan kadar alcohol yang
tinggi pada fermentasi144 jam. Tapai dapat bertahan 2 3 hari bila di fermentasi
pada suhu kamar. Apabila fermentasi dalam suhu kamar melebihi hasil yang
didapatkan akan rusak. Bila dikemas dengan cangkir plastik dan disimpan dalam
lemari es akan bertahan selama 2 bulan akan tetapi teksturnya akan rusak yaitu
menjadi keras (Elan, 1994).
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum fermentasi kali ini adalah :
1. Fermentasi merupakan produksi energi dalam sel oleh bakteri yang
berlangsung dalam keadaan anaerob dan tidak memerlukan oksigen dari
udara bebas.
2. Hasil fermentasi tidak maksimal karena tidak menghasilkan alkohol serta
rasa yang belum terlalu manis.
3. Suhu berpengaruh pada proses fermentasi, suhu fermentasi yang baik
berada pada kisaran 28°C -30°C.
6.2 Saran
Saran agar praktikum selanjutnya lebih baik lagi, yaitu :
1. Sebaiknya waktu praktikum dilakukan sesuai dengan kesepakatan
bersama sehingga praktikum dapat selesai tepat dengan waktunya.
2. Menggunakan masker dan sarung tangan selama praktikum untuk
menjaga keamanan dan menjaga bahan agar tetap baik.
3. Praktikan diharapkan telah mengetahui prosedur praktikum, agar hasil
praktikum sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA