Laporan Magang Iii - Siti Hajar
Laporan Magang Iii - Siti Hajar
Laporan Magang Iii - Siti Hajar
DISUSUN OLEH :
NAMA : SITI HAJAR
NIM : 4163131029
KELAS : PENDIDIKAN KIMIA REG C 2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga pelaksanaan kegiatan Magang 3 (Mengajar Terbimbing)
Universitas Negeri Medan tahun 2019 yang berlokasi di SMA Negeri 7 Medan
dapat terlaksana dengan baik dan lancar sesuai dengan jadwal yang direncanakan
dan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dengan berakhirnya kegiatan Magang
3 maka setiap mahasiswa ditugaskan untuk menyusun laporan Magang 3. Adapun
penyusunan laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara lengkap
mengenai kegiatan Magang 3 yang telah dilaksanakan di SMAN 7 Medan.
1. Allah swt. yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam kegiatan
Magang 3 ini.
2. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan
dukungan finansial serta bantuannya kepada saya.
3. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
4. Pihak UPPL sebagai pengatur administrasi dan kelancaran kegiatan Magang
3 ini.
5. Bapak Freddy Tua Musa Panggabean, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing
Magang 3 yang telah memberikan arahan dan motivasi hingga berakhirnya
Magang 3 di SMAN 7 Medan.
6. Bapak Drs. H. Masri Lubis, MM selaku Kepala Sekolah SMAN 7 Medan atas
kerjasama, dukungan dan bimbingannya selama kami melaksanakan Magang
3 di SMAN 7 Medan.
iii
7. Bapak Alwin Parulian Lubis, S.Pd., M.Si. selaku guru pembimbing lapangan
di SMAN 7 Medan yang telah memberikan arahan, motivasi, dan
bimbingannya sejak mulai hingga selesai Magang 3.
8. Seluruh guru dan karyawan SMAN 7 Medan yang selalu bersedia
membimbing kami selama Magang 3, serta dengan ikhlas telah berkenan
membantu pelaksanaan Magang 3 dan menjadikan saya sebagai bagian dari
keluarga besar SMAN 7 Medan.
9. Siswa/i SMAN 7 Medan atas kerjasama dan kebersamaannya khususnya
kelas XI-IPA 2 dimana saya berkesempatan menjadi pengajar kimia.
10. Rekan-rekan seperjuangan Magang 3 UNIMED 2019 SMAN 7 Medan,
terimakasih atas kebersamaan, persahabatan, teguran, saling mengingatkan
dan semua kenangan indah selama menjalani Magang 3 sejak bulan Maret
silam.
11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan Magang 3 di SMAN 7 Medan,
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penyusun berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun dan dapat menjadi referensi untuk penyusunan laporan kegiatan yang
sejenis.
Siti Hajar
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ..................................................................................... ii
Kata Pengantar .............................................................................................. iii
Daftar Isi......................................................................................................... v
Daftar Gambar .............................................................................................. vii
Daftar Tabel ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Magang 3 ............................................................................... 1
v
G. Melaksanakan Kegiatan Non Mengajar di Unit Sekolah ................. 28
H. Refleksi ............................................................................................ 32
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 34
B. Saran ............................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. viii
LAMPIRAN
A. Struktur Organisasi
B. Daftar Nama Guru dan Tenaga Kependidikan
C. Denah Sekolah dan Kelas yang Diobeservasi
D. Foto Kegiatan yang Relevan
E. Lembar Observasi
F. Absensi Mingguan
G. Kartu Kendali Magang
H. Jurnal Mingguan
I. Data Pendukung
J. Surat Ijin Magang Prodi
K. Surat Persetujuan Ijin Magang Dari Lokasi Magang
L. Curriculum Vitae Mahasiswa Magang
M. Dokumentasi
N. Video
vi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program magang merupakan matakuliah wajib bagi setiap mahasiswa
program studi kependidikan di UNIMED. Program magang ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas lulusannya, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran.
Program ini dilaksanakan di sekolah dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara
sistematis dengan melibatkan seluruh stakeholder seperti kepala sekolah/wakil
kepala sekolah, guru pamong magang (GPM), dan dosen pembimbing magang
(DPM).
Melalui program magang bagi mahasiswa program studi kependidikan,
diharapkan dapat memberikan sumbangan nyata dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan seluruh potensi sekolah. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan
mampu merealisasikan potensi akademis, tenaga dan skills yang dimilikinya dalam
upaya peningkatan potensi sekolah. Dalam praktik di lapangan, mahasiswa
diharapkan menerapkan teori-teori pengajaran yang telah diberikan saat kuliah. Dan
diharapkan keluaran dari Magang 3 ini adalah mahasiswa sudah memiliki
pengalaman mengajar dan siap untuk menjadi guru setelah lulus dari UNMED.
Selain itu, melalui program ini akan terbentuk empat kompetensi guru sebagaimana
amanah UUGD, yaitu kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik, dan kompetensi
profesional.
Dalam hal ini, mahasiswa telah mencapai program Magang pada tahap
ketiga yaitu Mengajar Terbimbing. Pada tahap ini mahasiswa memantapkan
kompetensi akademik kependidikan dan kompetensi akademik bidang studi serta
memantapkan kemampuan awal calon guru dalam mengajar kolaborasi yang
dilakukan dengan guru pembimbing.
B. Tujuan Magang 3
Adapun tujuan dilakukannya kegiatan Magang 3 ini adalah sebagai berikut:
1. Menelaah kurikulum dan menyusun RPP mata pelajaran yang relevan di
bawah bimbingan guru pamong
1
2. Menyusun perangkat pembelajaran mata pelajaran yang relevan di bawah
bimbingan guru pamong
3. Mengamati proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh guru mata
pelajaran
4. Melaksanakan pembelajaran di bawah bimbingan guru mata pelajaran
5. Melaksanakan pembelajaran secara bergantian di bawah bimbingan guru
mata pelajaran
6. Membimbing satu orang siswa pada kegiatan ekstrakurikuler di bawah
bimbingan guru pamong
7. Melaksanakan kegiatan non mengajar di unit sekolah
2
BAB II
INFORMASI UMUM SEKOLAH TEMPAT MAGANG
3
B. Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah yang terdapat di SMA Negeri 7 Medan adalah:
1. OSIS
OSIS menjadi organisasi sekolah yang paling penting dalam sekolah karena
organisasi ini merupakan organisasi inti didalam sekolah.
2. Pramuka SMA Negeri 7 Medan (PRAMANJU)
Pramuka di SMA Negeri 7 Medan sudah sangat bagus dalam
mengembangkan minat dan bakat peserta didik dalam baris berbaris dan belajar
menjadi pemimpin, hal ini dapat dilihat dari banyaknya presetasi yang diraih
dari organisasi sekolah ini.
3. Paduan Suara (Hallelujah Choir)
Paduan suara di SMA Negeri 7 Medan yang dinamakan Hallelujah Choir
ini biasanya digunakan untuk mengisi acara pentas seni, perpisahan sekolah,
dan mengikuti kompetisi – kompetisi paduan suara tingkat nasional maupun
internasional. Prestasi telah banyak diraih oleh siswa/i yang mengikuti
organisasi ini.
4. Palang Merah Remaja 060 (PMR 060)
Organisasi ini membangun rasa kasih sayang dan peduli terhadap sesama
tanpa melihat perbedaan, suku, ras, budaya dan agama.
5. Bintal (Bina Mental)
Bintal merupakan organisasi bagi siswa/i yang beragama Islam. Kegiatan
dalam organisasi Bintal meliputi Nasyid, Acapella dan kegiatan – kegiatan
keagamaan lainnya seperti Isra’ Mi’raj dan Maulid Nabi.
6. PA (Pendalaman Alkitab)
PA merupakan organisasi bagi siswa/i yang beragama Kristen. Kegiatan
organisasi ini meliputi kegiatan – kegiatan keagamaan seperti nyanyian Jemaat,
dan latihan-latihan persiapan acara besar seperti Paskah dan Natal.
7. Sangrita (Sanggar Tari Tradisional)
Sanggar Tari yang terdapat di SMA Negeri 7 Medan dikenal dengan nama
Sangrita. Organisasi ini melatih siswa/i untuk mengenal tarian tradisional
Indonesia sekaligus mengembangkan bakat dari siswa/i SMA Negeri 7 Medan.
4
Organisasi ini telah banyak mengikuti perlombaan – perlombaan baik tingkat
kecamatan, kabupaten maupun provinsi.
8. Paskibra (PAMASTA)
Organisasi ini membangun rasa cinta tanah air terhadap siswa/i dan dapat
melatih baris berbaris yang baik selain pramuka. PAMASTA merupakan
organisasi yang sudah banyak mendapatkan juara di beberapa kegiatan
perlombaan.
9. Futsal
Futsal merupakan organisasi yang paling banyak diminati oleh siswa SMA
Negeri 7 Medan dan dari organisasi ini mereka meraih banyak prestasi.
10. Basket
Basket merupakan organisasi yang cukup banyak diminati oleh siswa/i
SMA Negeri 7 Medan. Basket merupakan olahraga yang cukup mudah untuk
dipelajari sehingga banyak yang ingin mengikuti ekskul ini. Latihan basket
dilakukan 3x seminggu seusai pulang sekolah.
11. Smanju Batminton Club
Organisasi batminton di SMA Negeri 7 Medan diberi nama Smanju
Batminton Club. Yang mengikuti organisasi ini tidak sebanyak futsal dan basket
karena kurangnya motivasi dari ketua Smanju Batminton Club untuk
mengoordinir anggota nya untuk latihan, kemudian lokasi tempat latihannya
yang juga harus terbagi dengan ekskul olahraga lainnya.
5
14. Dojo Kei Shin Kan Karate
Organisasi karate di SMA Negeri 7 Medan dinamakan Dojo Kei Shin Kan
Karate. Dimana organisasi ini merupakan organisasi yang disediakan sekolah
untuk siswa agar bisa bela diri. Dalam organisasi ini juga siswa dilatih dalam
sikap disiplin.
15. Dance (JOWSHE dance)
Organisasi dance di SMA Negeri 7 Medan dinamakan JOWSHE dance).
Dimana organisasi ini merupakan organisasi kesenian yang dapat
mengembangkan bakat siswa yang suka dengan dance. Sehingga siswa/i SMA
Negeri 7 Medan bisa mengekspresikan emosi/ rasa melalui gerakan yang sudah
ditentukan.
6
D. SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 7 Medan terus mengalami
perubahan, berupa perbaikan-perbaikan, penambahan dan penataan. Yang paling
terbaru adalah Perpustakaannya. Secara garis besar sarana dan prasarana yang
dimiliki SMA Negeri 7 sampai awal tahun pelajaran 2018/2019 sudah baik dan bisa
memenuhi kebutuhan untuk pencapaian target dari program kurikulum 2017/2018
1. Sarana
Tabel 2. Sarana di SMA Negeri 7 Medan
No Sarana Jumlah
5. Ruangan BP 1 ruangan
7
19. UKS 1 ruangan
2. Prasarana
Tabel 3. Prasarana di SMA Negeri 7 Medan
No Prasarana Jumlah
1. Meja Cukup
2. Kursi Memadai
3. AC 1 perkelas
5. Infocus 1 perkelas
6. CCTV 1 perkelas
8. Mading 1 buah
9. Westafle 1 perkelas
Lemari Memadai
8
2. Juara I Ekskul Competition Yamaha Motor Show Lapangan Benteng 10 –
11 Mei 2014
3. Juara III Pasang Bongkar Tenda Tingkat Wira Jumbara PMR ke IV PMI
Kota Binjai Tahun 2014
4. Juara I Divisi B Tingkat SMA/SMK/MA Flash Mob Gelar Aksi Paskibra
XIV Tahun 2015
5. Juara II Paduan Suara Tingkat SMA LPK – KAM 2015 dari RSU Grand
Medistra
6. Juara III Seni Kriya/Keterampilan Putra Festival dan Lomba Seni Siswa
Nasional Siswa Tingkat SMA Tingkat Kota Medan Tahun 2015
7. Harapan I Tari Kreasi Tingkat SMA/MA/SMK Komandan I Se – Sumatera
Utara 15-17 Januari 2016 di YPT. Teladan Medan
9
BAB III
HASIL KEGIATAN MAGANG 3
10
5. Silabus kurtilas (K13) edisi revisi terbaru lebih ramping yakni hanya 3
kolom yang terdiri dari KD, materi pembelajaran, dan kegiatan
pembelajaran.
6. Perubahan terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian
(PH), UAS menjadi Penilaian Akhir Semester (PAS) untuk semester 1 dan
Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk semester 2. Selain itu, sudah tidak ada
lagi UTS, langsung ke penilaian akhir semester.
7. Dalam RPP tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang
digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran beserta dengan rubrik
penilaian.
8. Skala penilaian menjadi 1-100 dan penilaian sikap diberikan dalam bentuk
predikat dan deskripsi.
9. Remedial diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa
diberikan pembelajaran ulang. Nilai remedial adalah nilai yang
dicantumkan dalam hasil.
11
Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki peserta didik pada setiap
tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan
Kompetensi Dasar. Kompetensi inti merupakan terjemahan atau
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta
didik yang dinyatakan telah menyelesakan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu. Kompetensi Inti mencakup empat dimensi yang
mencerminkan : (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan; (4)
dan keterampilan. Keempat dimensi tersebut dirancang sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran, atau program dalam
mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai
Kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran.
Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran. Di dalam setiap rumusan Kompetensi
Dasar, terdapat unsur kemampuan berpikir yang dinyatakan dalam kata
kerja dan materi. Kompetensi Dasar berisi sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik.
Indikator pencapaian kompetensi merupakan ukuran, karakteristik, ciri-
ciri, proses yang menggambarkan ketercapaian suatu Kompetensi Dasar.
Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diukur, misalnya : mengidentifikasi, menghitung, membedakan,
menceritakan, menyimpulkan, mempraktikkan, mendeskripsikan, dan
mendemonstrasikan. Guru dapat mengembangkan setiap kompetensi dasar
menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar sesuai keluasan
dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator merupakan penanda
pencapaian Kompetensi Dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Tujuan pembelajaran perlu dinyatakan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran RPP agar memberi panduan kepada guru dan siswa dalam
12
proses belajar. Mengetahui tujuan pembelajaran memberi kontrol kepada
guru dan siswa sehingga proses belajar mengarah pada kompetensi yang
ingin dicapai. Oleh karena itu, pernyataan tujuan pembelajaran perlu
dikembangkan dengan cermat. Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar yang
ingin dicapai dirumuskan dalam tiga kelompok ranah taksonomi meliputi
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan Pembelajaran erat
sekali kaitannya dengan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK. Indikator
Pencapaian Kompetensi IPK adalah perilaku-perilaku siswa yang bisa
diukur/diamati yang menjadi penanda bahwa kompetensi yang dipelajari
sudah dikuasai siswa. Prilaku siswa dalam konteks ini umumnya adalah sub
kompetensi kunci dari kompetensi dasar. Sub kompetensi kunci sebagai
indikator ini dapat terdiri atas beberapa prilaku siswa baik ranah
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Jadi kata kerja operasional yang
digunakan pada perumusan indikator pencapaian kompetensi mewakili
suatu kinerja siswa dalam kompetensi dasar tersebut.
Setelah ketiga komponen tersebut dirumuskan, maka selanjutnya
adalah menentukan pendekatan dan metode pembelajaran yang akan
digunakan. Pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan digunakan
pendekatan scientific. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-
tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan” (Kurinasih, 2014:29) .
Pendekatan saintifik dimaksudkan memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja,
tidak bergantung pada infromasi searah guru. Oleh karena itu kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta
13
didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan
hanya diberi tahu.
Dalam Kurinasih (2014) disebut pembelajaran dengan pendekatan
saintifik memilik karakteristik sebagai berikut.
1. berpusat pada siswa;
2. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep,
hukum, dan prinsip;
3. melibatkan proses-prose kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa;
4. dapat mengembangkan karakter siswa.
14
mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan.
Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, misalnya sumber balajar
dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan
judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.
Penilaian dijabarkan terdiri atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan
instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam penilaian ini,
digunakan teknik kegiatan diskusi kelompok berupa Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD), tes tertulis berupa soal uraian, dan presentasi.
15
1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch)
Penulis/guru dapat menulis sendiri bahan ajar yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara
ini adalah bahwa guru adalah pakar yang berkompeten dalam bidang
ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui
kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis bahan
ajar sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan
kemampuan menulis bahan ajar sesuai dengan prinsip-prinsip
pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar,
yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan
umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis
pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam bahan
ajar adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum
dalam silabus.
2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
Penulis/guru tidak menulis bahan ajar sendiri, tetapi
memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di
pasaran untuk dikemas kembali menjadi bahan ajar yang memenuhi
karakteristik bahan ajar yang baik. Bahan ajar atau informasi yang
sudah ada dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan
kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian disusun kembali
dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan
keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif,
dan umpan balik.
3. Penataan Informasi (Compilation)
Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan
informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap bahan ajar
yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain.
Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan
dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah
dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus
yang hendak digunakan.
16
Berdasarkan bimbingan guru pamong, mahasiswa menyusun bahan
ajar sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP yang bersumber dari
beberapa buku salah satunya buku pegangan siswa yang diperoleh dari
pihak sekolah. Buku-buku yang dijadikan sumber atau referensi tentunya
merupakan buku penunjang Kurikulum 2013 Revisi. Selanjutnya
mahasiswa dengan bimbingan guru pamong menyusun bahan ajar dengan
memilah materi yang disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai
dan silabus yang hendak digunakan. Adapun materi yang akan dibahas
pada bahan ajar ini ialah khusus pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan (Ksp). Kemudian menyusun bahan ajar dengan gaya bahasa
sendiri yang sesuai tentunya mudah dipahami oleh peserta didik.
17
kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk,
garis, tekstur, dan warna.
2. Media Berbasis Audio Visual
Media audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang
murah dan terjangkau. Sekali kita membeli tafe dan peralatan yang
murah dan terjangkau maka hampir tidak perlu lagi biaya tambahan,
karena tafe dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat
diterima kembali. Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk
mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan
dalam:
a. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa
yang telah didengar.
b. Mengatur dan mempersiapkan diskusi dan debat dengan
mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh
dari lokasi.
c. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
d. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat
kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau suatu
masalah.
3. Media Berbasis Komputer
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan
untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan
komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang
dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah
dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi
primadona dalam kegiatan pembelajaran.
Bentuk-bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan antara lain:
a. Praktek dan latihan (drill & practice)
b. Tutorial
c. Permainan (games)
d. Simulasi (simulation)
e. Penemuan (discovery)
18
f. Pemecahan masalah (problem solving) (Heinich et al., 1996).
Pemakaian komputer dalam kegiatan pembelajaran mempunyai
tujuan yaitu:
a. Untuk Tujuan Kognitif
Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan,
prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks.
Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan
sederhana dengan menggabungkan visual dan audio yang
dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran
mandiri.
b. Untuk Tujuan Psikomotorik
Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk
games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan
kondisi dunia kerja.
c. Untuk Tujuan Afektif
Bila program didesain secara tepat dengan memberikan
potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan,
pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan menggunakan
media komputer.
4. Media Berbasis Edutainment
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan
kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Sejalan dengan
perkembangan teknologi, komputer dapat digunakan sebagai alat
bantu pembelajaran. Komputer sebagai media pembelajaran
pemanfaatannya meliputi penyaji informasi, simulasi, latihan, dan
permainan belajar.
Media pembelajaran yang sekiranya sesuai dengan era teknologi
informasi adalah media berbasis edutainment yang menggabungkan
19
prinsip hiburan dengan pendidikan. Harapannya, dengan adanya unsur
hiburan, media berbasis edutainment akan lebih disukai siswa
dibanding software pembelajaran biasa. Edutainment dirancang
khusus untuk tujuan pendidikan yang penyajiannya diramu dengan
unsur-unsur hiburan sesuai dengan materinya. Masuknya komputer
dalam proses belajar mengajar dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan karena siswa dapat mengatur kecepatan belajar sesuai
dengan kemampuannya. Gambar dan suara yang muncul membuat
siswa tidak cepat bosan, sebaliknya justru merangsang untuk
mengetahui lebih jauh lagi.
Dalam pengembangannya, media yang berbasis edutainment
diharapkan sesuai dengan karakteristik siswa seperti tingkat
kepandaian, kematangan, serta penguasaan materi prasyarat sehingga
mampu mengantarkan siswa untuk menguasai kompetensi-
kompetensi dasar. Media berbasis edutaintment yang dibuat
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa belajar mandiri
dan memecahkan masalah. Di dalam penggunaan media ini, siswa
dapat menentukan sendiri apa yang hendak dilakukan. Dengan
demikian siswa akan belajar menganalisis, melihat permasalahan
Penyusunan media pembelajaran yang dilakukan di SMAN 7 Medan
dibawah bimbingan guru pamong, memadukan media berbasis audio
visual dengan media berbasis komputer. Media yang digunakan adalah
jenis audiovisual yakni powerpoint yang menyajikan informasi singkat
mengenai kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) dan video animasi yang
menyajikan informasi singkat mengenai kelarutan dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuannya adalah untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Media
pembelajaran bentuk powerpoint disusun dengan semenarik mungkin
sehingga mampu menarik perhatian peserta didik.
20
3. Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LKPD merupakan kumpulan dari lembaran yang berisikan kegiatan
peserta didik yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas nyata
dengan objek dan persoalan yang dipelajari. LKPD berfungsi sebagai
panduan belajar peserta didik dan juga memudahkan peserta didik dan
guru melakukan kegiatan belajar mengajar. LKPD juga dapat
didefenisikan sebagai bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang
berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar
yang dicapai (Prastowo, 2011).
Dalam penyusunan LKPD, penyusun dituntut dapat memfasilitasi
peserta didik dengan berorientasikan pada proses ilmiah untuk
menemukan ataupun membuktikan konsep kimia. Pengembangan LKPD
disesuaikan dengan tujuan penyusunan LKPD, bahan yang akan
difokuskan untuk dikaji, metode yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut, dan juga pertimbangan dari sudut kepentingan peserta
didik, serta prinsip penggunaan LKPD.
Evaluasi LKPD yang dikembangkan secara umum yaitu:
pengetahuan, keterampilan, sikap, produk/benda kerja sesuai kriteria
standar, batasan waktu yang telah ditetapkan, dan kunci
jawaban/penyelesaian masalah. Oleh karena itu, LKPD yang penyusun
kembangkan memuat bahan diskusi yang dilengkapi dengan tabel/kotak
kosong yang dapat digunakan peserta didik untuk menulis, menggambar
atau berhitung. Dimana bahan diskusi tersebut berisi pertanyaan-
pertanyaan yang menuntun peserta didik melakukan analisis data dan
melakukan konseptualisasi.
21
terencana dan sistematis untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar.
Mahasiswa yang didampingi guru pamong menyusun perangkat
penilaian yang mencakup kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan,dan
kompetensi keterampilan dengan berbagai teknik dan instrumen penilaian.
Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui pengamatan sebagai sumber
informasi utama, sedangkan penilaian melalui penilaian diri dan penilaian
antar teman digunakan sebagai informasi pendukung. Hal tersebut dapat
diperoleh dengan mengamati peserta didik ketika proses diskusi
berlangsung. Hasil penilaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam
bentuk predikat atau deskripsi. Hasil penilaian sikap digunakan sebagai
pertimbangan pengembangan karakter peserta didik lebih lanjut. Penilaian
pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis sesuai dengan kompetensi yang
dinilai. Penilaian keterampilan dalam hal ini dilakukan melalui unjuk
kinerja pada saat diskusi dan presentasi.
22
tersebut secara umum dapat diinformasukan ke dalam rangkaian proses
pembelajaran sebagai berikut:
1) Membuka pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran kimia
yang dilaksanakan oleh guru mapel (guru pamong) di Kelas XI IPA 2, pada
tahap pendahuluan guru pamong membuka pelajaran dengan mengikuti
langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang di RPP. Guru
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, memeriksa
kehadiran siswa, serta mengkondisikan siswa dengan memberi motivasi
dan apersepsi terhadap siswa.
2) Kegiatan inti pembelajaran
Pada tahap kegiatan diperoleh data berdasarkan observasi yang telah
dilakukan yaitu berupa strategi pembelajaran, media dan sumber belajar,
serta evaluasi pembelajaran yang digunakan serta dilakukan oleh guru
pamong. Kemp (1995) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Guru
menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
yaitu Explicit Instruction (Pengajaran Langsung). Explicit Instruction
(Pengajaran Langsung) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat
membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh
informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengajukan lebih dari 5
kali pertanyaan kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk memicu siswa agar
fokus bahkan dapat berpikir kritis. Berdasarkan observasi, adala 2-3 orang
siswa yang mendapat kesempatan menjawab pertanyaan dari guru pada
tiap pertanyaan. Selain guru yang mengajukan pertanyaan, ada beberapa
siswa yang juga bertanya kepada guru karena rasa ingin tahu siswa yang
besar.
Pada saat pembelajaran berlangsung, guru menggunakan media
pembelajaran berbasis ICT berupa media powerpoint dan video animasi
untuk menarik perhatian siswa agar fokus dan konsentrasi dengan materi
23
yang diajarkan oleh guru pamong sehingga siswa dapat dengan mudah
memahami materi tersebut. Pada langkah tertentu, guru pamong menilai
hasil belajar siswa dengan memberikan soal-soal latihan yang sesuai
dengan materi yang telah diajarkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang telah
disampaikan. Selama pembelajaran berlangsung, guru pamong senantiasa
memantau proses pembelajaran, apabila terdapat siswa yang ribut maka
guru pamong menegurnya. Jika siswa menggunakan ponsel ketika
pembelajaran berlangsung, maka guru pamong menyita ponselnya hingga
akhir proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat fokus dan
konsentrasi terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.
3) Menutup pembelajaran
Pada akhir proses pembelajaran, guru pamong mengakhiri
pembelajaran dengan mengajak siswa untuk menarik kesimpulan. Guru
pamong meminta beberapa siswa mengutarakan kesimpulan dari materi
pembelajaran yang telah dibahas. Kemudian jika terdapat beberapa
kekeliruan, maka guru pamong meluruskan kesimpulan yang disampaikan
oleh siswa. Sebelum menutup pertemuan, guru memberikan tugas kepada
siswa untuk dikerjakan di rumah berupa soal latihan. Hal ini bertujuan agar
siswa tidak melupakan begitu saja materi pelajaran yang telah disampaikan
sekaligus melatih kemampuan siswa dalam mengerjakan dan menjawab
soal-soal terkhusus kimia.
24
kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp). Sebelum mengajar, mahasiswa
berkonsultasi dengan guru pembimbing sehingga pelaksanaan mahasiswa
mengajar ini tidak lepas dari peranan guru pembimbing.
25
E. Masing-masing mahasiswa melaksanakan pembelajaran secara
bergantian di bawah bimbingan guru mapel
Selama kegiatan magang 3 berlangsung, guru pamong senantiasa
membimbing mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran. Mahasiswa
diberi kewenangan untuk mengajar di kelas sesuai yang telah ditentukan oleh
guru mata pelajaran kimia. Dalam kegiatan magang 3 ini, mahasiswa kimia
dibagi menjadi 2 kelompok. Penyusun berdampingan dengan seorang
mahasiswa kimia bernama Veren Raenovta dibimbing oleh Bapak Alwin
Parulian Lubis, S.Pd., M.Pd. selaku guru pamong. Pada proses ini, mahasiswa
diberi kesempatan untuk mengajar secara tim di kelas XI-IPA 2 dan XI-IPA 4.
Masing-masing mahasiswa melaksanakan pembelajaran secara bergantian di
setiap kelas. Pembelajaran berlangsung tanpa guru pamong, namun sebelum
melaksanakan pembelajaran, mahasiswa berkonsultasi terlebih dahulu dengan
guru pamong terkait dengan RPP dan perangkat pembelajaran seperti bahan
ajar, media pembelajaran, LKPD, dan alat evaluasi.
Setelah guru pamong memberikan bimbingan terkait persiapan
pembelajaran, kemudian mahasiswa menerapkan masukan yang telah
diberikan oleh guru pamong di kelas. Pada saat pelaksanaan proses
pembelajaran, rekan penyusun yaitu Veren Raenovta terlebih dahulu mengajar
terkait submateri pengendapan yang berlangsung selama 1 jam pelajaran.
Kemudian setelah submateri kelarutan dan hasil kelarutan telah tuntas dibahas,
penyusun melanjutkan proses pembelajaran terkait submateri pengaruh ion
senama selama 1 jam pelajaran. Mahasiswa melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan langkah-langkah yang telah dirancang dalam RPP dan arahan dari guru
pamong.
26
sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler juga
bertujuan untuk menyalurkan serta mengembangkan minat dan bakat peserta
didik.
Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA N 7 Medan sangat beragam,
yang meliputi osis, pramuka, paduan suara (hallelujah choir), palang merah
remaja, bintal islami, PA (Pendalaman alkitab), Sangrita (sanggar tari
tradisional), paskibra, futsal, basket, smanju badminton club, teater seven art,
cheerleaders (jowshe cheers), dojo kei shin kan karate dan dance (jowshee
dance). Kegiatan ekstrakurikuler tersebut telah banyak memberikan hasil yang
sangat membanggakan bagi sekolah yaitu dengan perolehan prestasi pada
bidangnya masing-masing.
Pada kegiatan Magang 3 ini, mahasiswa dituntut untuk turut andil dan
berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Dalam hal
ini, mahasiswa memilih BINTAL ISLAMI (bina mental islami) sebagai
ekstrakurikuler yang akan dibimbing. Bintal Islami merupakan ekstrakurikuler
khusus bagi siswa/i yang beragama islam. Adapaun kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam ekstrakurikuler ini meliputi kegiatan sosial kemanusiaan
(galang dana untuk korban bencana alam), mengadakan acara-acara atau
kegiatan yang memperingati hari-hari besar islam, membersihkan mushollah
sekolah, mengikuti kegiatan-kegiatan perlombaan yang diadakan dari luar
sekolah seperti lomba nasyid, MTQ dan lain-lain.
Selain itu, mahasiswa turut andil dalam penataan musholla terkhusus dalam
hal penataan taman bunga di musholla. Sehingga untuk merealisasikan
kegiatan tersebut, diadakan sosialisasi ke seluruh kelas untuk membawa
minimal 2 bunga tiap kelasnya. Lalu mahasiswa bersama dengan pengurus dan
anggota BINTAL menata taman bunga di musholla menjadi lebih baik.
27
Gambar 2. Penataan Taman Bunga di Musholla SMAN 7 Medan
28
Gambar 3. Kegiatan Upacara Hari Senin di SMA Negeri 7 Medan
2. Menjaga Piket
Menjaga Piket adalah kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari (jam
sekolah) mulai pukul 07.00 sampai 14.00 WIB. Menjaga Piket bertujuan
untuk mengontrol siswa/i yang terlambat masuk kelas, izin keluar untuk
meninggalkan kelas atau sekolah, mengontrol tamu yang datang, absen
guru, menyambut siswa/i yang baru datang pada pagi hari dan menerima
surat izin siswa/i yang tidak berhadir kemudian menyerahkannya ke kelas
yang bersangkutan. Jadwal menjaga piket juga sudah disusun oleh ketua
Magang 3 sehingga kegiatan menjaga piket lebih terstruktur. Berdasarkan
jadwal yang telah disusun, mahasiswa kimia mendapat jadwal piket pada
hari Jum’at. Sehingga pada hari Jum’at mahasiswa kimia melakukan semua
kegiatan seperti yang telah tersebut diatas.
29
3. Kegiatan Pentas Seni (PENSI)
Pentas Seni ada;aj kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahunnya di
SMA Negeri 7 Medan. Pentas Seni bertujuan untuk mengembangkan minat
dan bakat siswa/i SMA Negeri 7 Medan dimana mereka dilatih sesuai
keinginan dan kemampuan mereka dalam bidang seni seperti menari,
melakoni sebuah drama, menyanyi, memainkan alat musik dan lain
sebagainya. Pentas Seni tahun ini diadakan pada hari Kamis, 18 April 2019
mulai dari pukul 09.00 sampai pukul 17.30 WIB. Dalam kegiatan ini, guru-
guru diberi suguhan berupa penampilan siswa/i mereka kemudian juri
menilai penampilan siswa/i yang mengikuti kegiatan PENSI tersebut.
Pengumuman pemenang dan penyerahan penghargaan berupa piala
dilakukan di akhir acara. Reward tersebut diberikan kepada siswa/i yang
tampil seperti menari, melakoni sebuah drama, menyanyi, memainkan alat
musik dan lain sebagainya. Mahasiswa Magang 3 diwajibkan untuk
menghadiri kegiatan PENSI sebagai bentuk partisipasi dalam acara di
sekolah. Pada kegiatan PENSI, mahasiswa Magang 3 turut melihat bakat
siswa/i SMA Negeri 7 Medan.
30
puasa). Peringatan Isra’ Mi’raj bertujuan untuk memperdalam dan
memperkuat ilmu keagamaan islami bagi yang beragama Islam. Kegiatan
Isra’ Mi’raj di SMA Negeri 7 Medan dilaksanakan pada Hari Sabtu tanggal
20 April 2019 pukul 09.00 WIB sampai dengan 11.15 WIB. Seluruh guru,
staf, siswa/i serta mahasiswa magang 3 dan PPG yang beragama Islam
diwajibkan untuk berhadir dalam acara ini. Mahasiswa Magang 3 juga turut
berpartisipasi dalam acara ini seperti menyumbangkan sedikit dana untuk
acara tersebut. Kegiatan diawali dengan penampilan nasyid dari siswa/i
anggota organisasi bintal kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Ayat
Suci Al-Qur’an, ceramah dari Ustadz, acapela, dan drama yang
berhubungan dengan kehidupan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan hikmat
hingga acara selesai.
31
H. Refleksi
Refleksi 1 : Mengajar Terbimbing
1. Kegiatan refleksi pertama dilakukan tanggal 16 April 2019 pukul 13.00-
13.30 WIB di SMA Negeri 7 Medan
2. Kegiatan diawali dengan membahas kendala yang dihadapi selama
melakukan kegiatan Magang 3 di SMA Negeri 7 Medan.
3. Kegiatan selanjutnya dilakukan dengan membahas kegiatan yang harus
dilaksanakan selama magang 3 seperti mengajar di kelas dibawah
bimbingan guru pamong, melaksanakan bimbingan belajar secara
individu/kelompok, dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler
di sekolah dan membahas sudah sejauh mana kegiatan tersebut terlaksana.
4. Kegiatan diakhiri dengan memberi arahan kepada mahasiswa untuk tetap
menjaga sikap dan menjaga nama baik universitas dan sekolah tempat
magang
32
PENUTUP
Demikianlah laporan singkat tentang refleksi magang 3 yang sudah
dilaksanakan pada prodi Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNIMED semoga
laporan singkat ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Kritik dan saran
sangat diharapkan demi kesempurnaan kedepannya terimakasih.
33
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil yang diperoleh selama melaksanakan
kegiatan Magang 3 adalah sebagai berikut:
1. Kurikulum yang digunakan di sekolah SMA Negeri 7 Medan adalah
Kurikulum 2013 Revisi. Kurikulum 2013 Revisi merupakan hasil
perubahan terhadap kurikulum 2013 yang diharapkan guru dapat dengan
mudah mengimplementasikannya. Penyusunan RPP yang telah dilakukan
berupa penyusunan RPP terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2. Menyusun bahan ajar dengan memilah materi terkait kelarutan dan hasil
kali kelarutan yang disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan
silabus yang hendak digunakan.
3. Kegiatan pengamatan terhadap guru pamong saat melaksanakan
pembelajaran telah dilakukan dan memberikan gambaran bahwa cara guru
dalam memberikan pengajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
4. Mahasiswa Magang 3 diberikan kesempatan oleh guru pembimbing untuk
melaksanakan pembelajaran di Kelas XI-IPA 2 setiap hari senin dan sabtu
pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
5. Melaksanakan pembelajaran secara bergantian di bawah bimbingan guru
pamong telah dilaksanakan dengan baik. Dalam kegiatan ini, penyusun
melaksanakan pembelajaran pada submateri pengaruh ion senama.
6. Mahasiswa melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pada organisasi Bina
Mental Islami (BINTAL) dan berpartisipasi dalam kegiatan Isra’ Mi’raj
dan penataan taman bunga di Musholla SMA Negeri 7 Medan.
7. Kegiatan non mengajar yang telah dilakukan di SMA Negeri 7 Medan
adalah upacara Hari Senin, menjaga piket, kegiatan pentas seni, dan
kegiatan Isra’ Mi’raj.
34
2.2 SARAN
1. Untuk Mahasiswa
a. Dalam melaksanakan Magang 3 sebaiknya mahasiwa mencari
infromasi secara akurat mengenai sekolah.
b. Mahasiswa sebaiknya menjalin hubungan baik dengan siapa saja,
pandai menempatkan diri dan berperan sebagaimana mestinya.
c. Mempersiapkan sebaik mungkin materi yang akan diberikan kepada
peserta didik agar dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan konsep.
d. Mahasiswa harus banyak membaca referensi tentang materi yang akan
diajarkan, dan sering berkonsultasi dengan guru pembimbing.
e. Rasa setia kawan, solidaritas serta kekompakan perlu dijaga dan
diterusakan hingga Magang 3 selesai dan di luar program tersebut, serta
dapat memanfaatkan apa yang telah didapatkan dari Magang 3 sebagai
bekal di masa yang akan datang.
35
DAFTAR PUSTAKA
viii