17 Plus Teknik Terlarang Manipulasi Pikiran PDF

17+ Teknik Terlarang Manipulasi Pikiran
Oleh :
Putu Yudiantara
Copyright ©2013 By Putu Yudiantara & RMCS
Diterbitkan Oleh : Raven Mind Control School Publications
Desain Sampul : DG
Editor : Tirtha D
Diterbitkan dan Didistribusikan Oleh :
Raven Mind Control School Publications
www.mindcontrolschool.com
Sebuah Permulaan
Anda sedang membaca sebuah buku manual
berjudul “17+ Teknik Terlarang Manipulasi
Pikiran” dan sepertinya anda sedang mengira kalau
anda akan mendapatkan 17 atau lebih teknik-teknik
manipulasi pikiran, dan kemudian anda kecewa
karena ternyata yang disampaikan dalam buku ini,
kurang dari itu.
Kenapa demikian?
Sebab buku ini sedang mengajarkan teknik-teknik
yang sangat dewasa, atau bersifat “Tujuh belas
tahun ke atas”, yang juga berarti anda harus
mempergunakanya dengan penuh tanggung jawab
dan keseriusan layaknya orang dewasa.
Mind Master Manual | i

Kata “17+” juga menyimpan arti kalau ekspektasi
anda untuk mendapatkan paling tidak tujuh belas
teknik ini memang benar bisa terpenuhi, tapi bukan
oleh buku ini, namun oleh anda sendiri. Teknik-
teknik advanced dalam buku ini merupakan hal-hal
mendasar yang jika anda telah menguasainya, anda
akan mampu menciptakan teknik anda sendiri,
teknik yang bahkan lebih powerful dari teknik
dalam buku ini.
Saya ingin menekankan pada anda, kalau semua
yang disampaikan dalam buku ini merupakan
prinsip-prinsip psikologis yang penting anda hayati,
dan merupakan strategi-strategi untuk mengakali
pikiran yang penting anda kuasai untuk
memperkaya serta memperkuat persuasi dan
manipulasi anda.
Mind Master Manual | ii

Anda juga akan mendapatkan berbagai macam
teknik dan trik melakukan percakapan yang
manipulative dalam buku “Manipulative
Conversation Manual” serta lebih banyak
pemahaman lagi mengenai psikologi manusia
dalam video Matrix of Manipulation.
Semua materi dalam Paket Belajar Mind Master
Complete Manual ini merupakan satu kesatuan
yang saling menyempurnakan satu dengan yang
lainya, saling melengkapi dan saling menguatkan
anda dengan berbagai sisi yang memang anda
perlukan.
Dalam buku ini, anda akan mengeksporasi berbagai
macam materi, yang bahkan beberapa diantaranya
merupakan materi training seharga puluhan juta
Mind Master Manual | iii

rupiah. Jadi, baca dengan baik, dan milikilah pola
pikir sebagaimana seorang “peneliti” yang memiliki
rasa ingin tahu yang mendalam, yang selalu ingin
mencoba, mengembangkan dan membuktikan
semua yang dibacanya. Jika anda memiliki pola
pikir itu (dan, ya tentu anda bisa memiliki pola pikir
demikian jika anda membiasakan diri untuk
menjadi orang dengan cara hidup sehebat itu), anda
tidak hanya akan menjadikan buku ini atau materi
lain dalam Mind Master Complete Manual sebagai
informasi yang memenuhi memori otak, namun
juga sebagai sebuah “skill yang anda sedang
kembangkan”.
Dan tentu saja, sebagaimana yang saya janjikan,
saya siap mendampingi anda dalam proses belajar
anda, berbagi informasi yang saya miliki dan
Mind Master Manual | iv

dengan senang hati akan mendengarkan cerita anda
mengenai program Mind Master Complete Manual
ini.
Mind Master Manual | v

Daftar Isi
Sebuah Permulaan …………………………………….. i
Daftar Isi ………………………………………………. vi
1 Spiritualisasi
“Ini Bukan Tentang Apa yang Saya Inginkan
untuk Anda, Namun Apa yang Tuhan Inginkan”
……………………………….....................…... 1
2 Meta Perspectives & Meta Cognitive
Menyadarkan Seseorang Pada Elemen Ketidak
Sadarannya yang Akan Mendukung Anda
…………………………………....................... 13
3 Shadow Memories
Menciptakan Memori Palsu atau Memanipulasi
Ingatan Target Anda
………………………………...................…... 30
4 Manipulasi Emosi & Perasaan
Mind Master Manual | vi

Karena Emosi akan Membutakan Logika, Maka
Beginilah Cara Anda Membutakan Emosi
Seseorang …………………………………... 46
5 7 Titik Kendali Otak
Bagaimana Membuat Siapa Saja Mengikuti Apa
Saja Keinginan Anda Secara Otomatis
……………………………...................……... 80
6 Cognitive Disonance 1
Distracting Metaphor, Menyusun Cerita yang
Akan Membuat Seseorang Meragukan
Pemikiranya Sendiri
……………………………….................…... 132
7 Cognitive Dissonance 2
Menunjukan Pertentangan Identitas Diri untuk
Membuat Seseorang Kehilangan Identitas
Dirinya Sehingga Anda Membuatnya Memiliki
Identitas Diri yang Sesuai dengan Kepentingan
Anda …………………………..…….....…... 142
8 Story Lines
Cara Membuat Seseorang Berada di Negeri
Dongeng dan Menjadi Pribadi dengan
Karakteristik yang Anda Inginkan
……………………………….................…... 157
9 Meta Story Techniques
Mind Master Manual | vii

Bagaimana Merubah Persepsi Seseorang Dengan
Seni Bercerita Ciptaan Saya, yang Belum Pernah
Anda Tahu Sebelumnya ………….………… 167
10 Penutup .................................................. 183
Mind Master Manual | viii

1
Spiritualisasi
“Ini Bukan Tentang Apa yang Saya Inginkan
untuk Anda, Namun Apa yang Tuhan Inginkan”
Kebutuhan akan pemaknaan spiritual merupakan
salah satu dorongan besar yang dimiliki setiap
orang. Dorongan yang secara cepat atau lambat
akan merangsang setiap manusia dan menuntut
untuk dipuaskan. Namun, kebutuhan tersebut
hanyalah sisi lain dari persepsi, hanya bentuk-
bentuk peta pikiran lainya.
Mind Master Complete Manual | 1

Spiritual merupakan sebuah misteri kehidupan yang
sangat besar daya dorongnya, namun sebenarnya
sangat mudah terpuaskan, sekaligus sangat mudah
disesatkan. Berbicara tentang Tuhan, berbicara
tentang tujuan kehidupan, berbicara tentang tugas
dan kebajikan kehidupan kita dan berbicara tentang
bentuk-bentuk kehidupan setelah mati merupakan
pembicaraan abstrak, yang mana bukanlah perkara
sulit untuk membuat orang lain menganggapnya
sebagai hal yang rasional, dengan beberapa
pendekatan tertentu.
Lalu, yang manakah prinsip spiritual yang memang
absolut benar? Pandangan spiritual yang benar
pastilah pandangan yang diyakini orang
bersangkutan sebagai benar berdasarkan frame of
references yang dipakai untuk pembenaranya. Dan

sayangnya, hal yang menurut satu orang benar
belum tentu benar menurut orang lainya, malah
bisa sama sekali berseberangan.
Bab ini tidak akan membahas perspektif spiritual
dari sudut mana yang benar dan mana yang salah,
karena sebenar apa pun sebuah perspektif spiritual
hanya sebuah “kebenaran individual” atau
“kebenaran kolektif”. Bab ini akan membahas
mengenai salah satu sudut spiritualitas, yaitu
bagaimana spiritualitas merupakan salah satu
dorongan dalam diri manusia dan salah satu “trik”
yang bukan hanya bisa digunakan sebagai sarana
manipulasi namun juga (tanpa disadari) telah
menjadi manipulator terselubung dalam diri
manusia.

Ya, kita sering membodohi diri kita dengan
berlindung di bawah bendera spiritualitas. Kita
sering berlindung pada konsep-konsep spiritual
sebagai bentuk coping kita pada berbagai tantangan
kehidupan. Kita sering menjadikan konsepsi
mengenai Tuhan sebagai perlindungan dan tameng
atas kesalahan dan berbagai kejadian dalam hidup
kita, kita menjadikan berbagai pandangan agama
sebagai “pelarian” atas berbagai kesusahan yang kita
alami.
Salahkah hal itu?
Hal yang perlu anda renungkan bukanlah “benar”
atau “salahnya” hal tersebut, namun bagaimana hal
tersebut mengikis tanggung jawab personal anda
pada kehidupan anda sendiri, bagaimana anda bisa

menjadi mahluk yang sangat kerdil dan munafik
dengan melindungi keterbatasan anda dalam
lingkup spiritualitas. Kita menjadi manusia yang
tidak bertanggung jawab atas berbagai situasi dan
membenarkan kelemahan serta keputus asaan
dengan terlalu cepat menyerah dalam nama
“pasrah”.
Manusia memiliki batasan, tentu saja hal itu sangat
benar dan tidak terbantahkan, namun bukan berarti
batasan manusia it uterus kita persempit dan
manjakan dengan berlindung dalam nama Tuhan,
kan?
Kemudian, siritualitas juga bisa menjadi bentuk
frame yang sangat kuat untuk membingkai sikap
dan perspektif tertentu, yang bahkan yang paling

gila sekali pun bisa menajadi seolah bisa “diterima
akal” saat sudah diasosiasikan dengan spiritualitas.
Ambil saja contoh para teroris yang dengan lihai
mengatas namakan Tuhan dan agamanya untuk
membenarkan pembunuhan massal dan membuat
perilaku menyimpang seperti perampokan dan
semacamnya menjadi satu hal yang termaafkan.
Kita juga cenderung menilai orang yang memiliki
pandangan spiritual tinggi, orang yang kita nilai
memiliki “spiritualitas tinggi” sebagai orang yang
“mulia” dan cenderung kita hormati. Sehingga
sangat sering seseorang memakai “busana spiritual”
hanya untuk mendapatkan sensasi bangga, menjadi
orang yang memiliki gambaran diri (self image)
yang dianggap layak, terhormat dan mulia.

Bisa anda lihat sendiri, selain sebagai bentuk
dorongan tersendiri, spiritualitas juga menjadi
sarana pemuasan bagi berbagai macam dorongan
lainya dalam diri kita. Spiritualitas, Tuhan, Agama,
semuanya menjadi saranan yang sangt efektif bagi
berbagai kebutuhan dan kecanduan psikologis kita.
Spiritualisasi?
Spiritualisasi adalah proses, proses menjadikan
sebuah hal, sebuah perilaku, sebuah tindakan atau
keputusan sebagai hal yang memiliki makna
spiritual, yang berkaitan dengan tujuan kelahiran
kita yang lebih tinggi, berkaitan dengan kemuliaan
dan superioritas kita.
Menjadikan sesuatu sebagai hal yang memiliki
makna spiritual akan menjadikan hal itu sebagai hal

yang dilakukan dengan penuh ketenangan,
kebanggaan dan kedamaian. Hal yang sangat
memuaskan.
Bagaimanakah sebuah hal bisa menjadi hal yang
memiliki makna spiritual? Mudah saja! Berikut
inilah cara-cara yang bisa anda terapkan,
 Kaitkan apa yang anda inginkan, produk
yang anda jual, persetujuan yang anda
minta, perilaku yang anda harapkan dan apa
pun keinginan anda dengan ajaran agama
target anda, dengan satu atau beberapa
petikan kitab suci, wacana orang suci atau
hikayat suci, dan hal itu akan menjadikan
apa yang anda inginkan sebagai hal yang
“surgawi” bukan hanya “manusiawi”.

 Kumpulkan berbagai bukti mengenai
persetujuan dan penolakan yang anda
inginkan dengan berbagai “hadiah” dan
“hukuman” yang terdapat dalam agama
masing-masing.
 Kaitkan dan bungkus semua keinginan anda
dengan frame “inilah kehidupan luhur yang
diinginkan Tuhan” atau “inilah makna sejati
dari kehidupan”, maka setiap hal yang anda
inginkan bukan hanya mengenai ‘apa yang
anda inginkan’ namun juga mengenai
‘makna kehidupan tertinggi’.
Perhatikan contoh berikut:
“Asuransi bukan sekedar mengenai anda membeli
polis demi keuntungan anda dan keluarga. Tuhan

menginginkan kita menjadi mahluk yang bisa
mengelola kehidupan kita dan semua anugerah yang
telah Ia berikan untuk kita, baik harta benda,
kesehatan dan nyawa sekali pun. Ausransi adalah
tentang bagaimana kita mensyukuri Mujizat Tuhan
dengan menjaganya sebaik mungkin dengan segala
upaya kita”.
Bisa anda perhatikan polanya? Asuransi bukan
tentang keuntungan personal, namun tentang
sebuah tugas spiritual. Jika anda mengaitkan
sesuatu hanya berkaitan dengan keuntungan
personal saja (di masyarahat yang berlatar belakang
religious seperti Indonesia), maka anda hanya akan
mengirimkan pesan terselubung tentang keegoisan
dan kepicikan. Namun begitu anda
membungkusnya dengan pemaknaan spiritual

tertentu, hal itu serta merta menjadi hal yang “harus
dilakukan”.
Ingat, pola manipulasi dengan menggunakan
spiritualisasi adalah “Ini bukan tentang … (hal-hal
berkaitan denga tujuan sebenarnya atau berkaitan
dengan keinginan anda yang sebenarnya) …
namun ini adalah tentang … (tugas dan makna
spiritual tertentu, berkaitan dengan tujuan dan
tugas kehidupan secara spiritual)”.
Bagaimana anda bisa mendapatkan topik berkaitan
dengan berbagai perspektif spiritual untuk anda
hubungkan atau kaitkan dengan tujuan-tujuan
anda? Anda bisa mendapatkanya dengan berlimpah
dari internet, dari berbagai buku spiritual dan

religious, dari berbagai inspiratory spiritual atau
para guru spiritual.
Jika dengan proses spiritualisasi ini seseorang
bahkan mau menedakan dirinya karena yakin itulah
“tugas spiritualnya”, maka hal-hal yang kurang dari
itu pastilah lebih mudah anda dapatkan, kan?

2
Meta Perspectives &
Meta Cognitive
Menyadarkan Seseorang Pada Elemen Ketidak-
Sadarannya yang Akan Mendukung Anda
Metode manipulasi kedua yang bisa anda
pergunakan adalah dengan memanfaatkan salah
satu keberfungsian alami pikiran, yaitu self-
reflective consciousness. Pikiran kita selalu berputar
seperti spiral, memikirkan ulang apa yang tadinya
dipikirkan, disimpulkan atau memikirkan ulang
perspektif-perspektifnya.

Pikiran melakukan apa yang para praktisi NLP
sebut sebagai Trans Derivational Search/ TDS
(pencarian ke dalam diri), untuk merenungkan
berbagai sikap, perilaku dan pemikiranya, yang
kemudian hasil perenungan inilah yang akan
membuat sebuah keputusan atau perilaku menjadi
semakin kuat atau semakin lemah.
Ingat, manusia melakukan pencarian ke dalam
dirinya hanya untuk menemukan dua hal saja
berkaitan dengan perspektif atau perilakunya; Hal
yang mendukung atau sesuai dengan perspektif
awalnya, atau hal yang bertentangan dan tidak
sesuai dengan perspektif awalnya. Pencarian ke
dalam diri itu meliputi pencarian berbagai memori
yang berkaitan, pencarian berbagai pengalaman,
informasi dan data yang pernah dimiliki. Berbagai

data atau memori yang dimiliki tersebut juga akan
dikaitakan dengan berbagai ekspektasi atau
harapan-harapan masa depan yang dimilikinya,
berbagai fantasi dan angan-angan serta tujuan-
tujuannya.
Karena pencarian seseorang hanya berkaitan
dengan batasan informasi yang dimilikinya, maka
pemberian informasi ulang yang bersifat
mendukung atau bertentangan dengan
perspektifnya akan sangat membantu.
Namun, sebuah pemikiran atau TDS bukan berarti
seseorang akan memikirkan sesuatu dengan
rasional dari dua sudut pandang yang berbeda.
Seringnya, seseorang hanya akan memikirkan
berbagai hal yang “mendukung” perspektif awalnya,

untuk membenarkan dirinya dan semua yang
dipikirkanya tersebut. Semakin lama sebuah hal
dipikirkan, semakin banyak pembenaran yang
terkumpul, semakin matang “persetujuanya” itu.
Dari penjabaran di atas, ada tiga hal yang
mempengaruhi perspektif seseorang, yaitu meaning
(bagaimana orang tersebut melihat atau memaknai
sesuatu), intentions (tujuan-tujuan, niat serta
ekspektasi yang diinginkanya. Hal ini meliputi
berbagai hal yang dia inginkan untuk terjadi,
berbagai fantasi dan angan-angatnya serta
niatannya), dan states (kondisi emosi dan kognisi
saat itu, bagaimana pemikiran dan bagaimana
perasaan yang dimilikinya saat itu akan juga
mempengaruhi pemikiranya).

Namun, anda tentu tahu kalau manusia adalah
mahluk yang tidak konsisten, atau bahasa halusnya,
bertindak dan berpikir berdasarkan konteks
tertentu. Manusia tidak memikirkan dan
melakukan satu hal dan konsisten dengan hal itu.
Pemikiran dan perilaku manusia akan berubah
seiring perubahan situasi dan kondisi, entah
pemikiran dan perilaku tersebut menjadi semakin
kuat, menjadi semakin lemah, menjadi semakin
“benar” atau menjadi semakin “salah”.
Apa yang mempengaruhi perubahan ini? Sekali lagi,
meaning, intentions dan state! Sudut pandang
manusia akan berubah seiring waktu, tujuanya akan
berubah dan kondisi emosi serta kognisinya pun
akan berubah sewaktu-waktu, dan perubahan-
perubahan inilah yang akan mempengaruhi

perubahan perspektif. Apa yang saat ini benar bisa
menjadi salah besok, dan apa yang kemarin salah
mungkin sudah menjadi sangat benar hari ini.
Bagaimana informasi ini bisa anda manfaatkan
dalam proses manipulasi?
Pertama, kita sudah memiliki konsepsi mengenai
keberfungsian pikiran berupa TDS, kemudian kita
memiliki tiga komponen penting yang
mempengaruhi perspektif seseorang. Memiliki
kedua informasi ini berarti anda bisa memanfaatkan
tiga komponen tadi untuk membimbing seseorang
ke dalam dirinya untuk “menguatkan” atau
“melemahkan” perspektif seseorang.
Apa yang dimaksud Meta-Perspectives?

Meta artinya sebuah hal diatas atau meliputi hal
lainya, sedangkan perspektives adalah sudut
pandang atau pemikiran seseorang. Jadi, meta-
perspectives berarti pemikiran atau sudut pandang
terntentu mengenai/ atas sudut pandang
sebelumnya atau pemikiran lainya. Singkat kata,
pemikiran atas sebuah pemikiran. Merenungkan
kembali pemikiran yang telah dimiliki sebelumnya
dengan frame baru yang anda arahkan untuk
kepentingan dan tujuan anda.
Pernahkah anda memikirkan sebuah hal yang
sangat anda yakini sebagai benar, namun kemudian
saat anda memikirkan hal-hal yang bertentangan
dengan hal tersebut, maka apa yang tadinya anda
pikir SANGAT benar itu menjadi TIDAK
TERLALU benar?

Mungkin anda berpikir “saya harus membeli mobil
baru!” dengan niat (intentions) agar anda bisa
Nampak lebih hebat dibanding tetangga anda, agar
anda Nampak lebih mewah dan berkelas, karena
anda menganggap (meaning) bahwa mobil baru
adalah simbol keunggulan anda dibanding tetangga
anda. Bisa jadi anda memutuskan hal ini saat anda
menjadi sangat antusias saat melihat mobil baru di
showroom atau justru saat anda melihat tetangga
anda melintas di depan anda dengan mobil barunya
(state).
Singkatnya, karena dipengaruhi oleh ketiga proses
kerja pikiran tersebut anda kemudian memutuskan
untuk membeli mobil baru.

Namun kemudian, antusiasme anda telah mulai
mengendor, anda tidak bersemangat sebelumnya
lagi (state berubah), dan anda mulai melihat
menjadi lebih unggul tidak harus dengan mobil
baru, tapi dengan hal lain yang sulit disaingi pun
bisa (meaning berubah), dan anda melihat ini akan
menjadikan anda lebih unggul dan lebih special lagi
ketimbang dengan hanya memiliki mobil baru
(intentions berubah), dan anda memutuskan untuk
tidak membeli mobil baru, namun memodifikasi
mobil lama anda.
Perspektif berubah karena anda melakukan
perenungan ke dalam diri (TDS) dengan
dipengaruhi oleh ketiga komponen matrix pikiran
tadi (state, intentions, meaning).

Dengan memanfaatkan sistem kerja ini, maka tugas
anda adalah:
 Bimbing seseorang masuk ke dalam dirinya,
melakukan perenungan ke dalam dirinya
untuk memikirkan niat yang dimilikinya,
memikirkan suasana hati atau state-nya,
serta memikirkan kembali caranya melihat
sesuatu (meaning)
 Tuntun target anda untuk menemukan
berbagai pemikiran, informasi dan persepsi
yang berkaitan dengan penguatan atau
pelemahan niat, makna dan suasana hatinya.
 Sekali lagi, dalam diri target anda sudah
tersedia berbagai macam informasi yang
bisa anda gunakan untuk mendukung
tujuan anda, sehingga tugas anda adalah

membuat target anda menggali ke dalam
dirinya berbagai informasi tersebut, bukan
anda yang mendiktekan berbagai informasi
tersebut
 Ingat, jika anda mendiktekan sesuatu, maka
seseorang akan menolaknya, terutama jika
hal yang anda diktekan bertentangan
dengan perspektifnya. Namun jika anda
membuat target anda mendikte dirinya
sendiri berkaitan dengan sesuatu hal, maka
anda akan mendapatkan dampak yang
berlipat-lipat lebih besar.
Dua tugas utama anda dalam menerapkan Meta
Perspektives adalah,

 Giring target anda untuk memikirkan hal-
hal yang bertentangan dengan perspektif
awalnya jika anda ingin target anda
merubah perspektif awalnya. Anda juga
perlu menggiringnya memikirkan berbagai
hal berkaitan dengan ketidak nyamanan,
konsekuensi negatif dan dampak jelek dari
perspektifnya.
 Giring target anda untuk memikirkan hal-
hal yang mendukung, menyamankan dan
memberikan konsekuensi yang
menyenangkan serta positif berkaitan
dengan perspektif awalnya jika anda ingin
membuat perspektif awalnya menjadi lebih
kuat dan lebih mengakar ke pikiran bawah
sadarnya.

 Sekali lagi, tugas anda adalah mengarahkan
mereka untuk merenungi hal-hal tersebut ke
dalam dirinya, berdasar berbagai informasi
yang dimilikinya dalam diri, berbagai niatan
dan sudut pandangnya terhadap sesuatu.
Anda mengarahkan target anda untuk
mengalami TDS ini dengan pertanyaan dan
konfirmasi, bukan pernyataan atau
pendiktean.
 Karena meta perspective merupakan teknik
yang digunakan dalam percakapan, maka
anda harus memperhatikan betul timing
kapan anda bertanya dan memastikan agar
target anda merenungkan serta berusaha
menjawab perenungan yang anda hadirkan,
karena jika pertanyaan anda tidak benar-

benar direnungkan, maka semua akan
percuma saja.
Perhatikan contoh-contoh penggunaan Meta
Perspectives berikut,
Pemikiran Meta Tujuan

Awal Perspectives
“Saya malu “Apa perasaan Untuk
dengan istri negatif yang anda membuat
saya” miliki terhadap intensitas
pemikiran anda keyakinan
itu?” awal
menurun,
sehingga rasa
malu terhadap
istri menjadi
berkurang
“saya tidak “apa hal baik yang Membuat
akan mau bisa terjadi jika target mulai
mengikuti anda mengijinkan terbuka untuk
perintahnya” diri anda untuk mengikuti
mengikuti perintah yang
perintahnya?” tadinya tidak
akan mau

diikutinya
“Mungkin “Kegagalan apa Merenungkan
saya akan saja yang akan kembali
selalu gagal” anda dapatkan pemikiran
dengan sebelumnya
mempertahankan dan
pemikiran menjadikanya
tersebut di sebagai
pikiran anda?” penyebab
kegagalan,
sehingga
pemikiran
tersebut bisa
dihindari
“saya adalah “apa saja alasan “menggali
orang yang yang bisa anda frame of
beriman” temukan untuk reference yang
tidak menyetujui akan
pemikiran awal membuatnya
anda itu?” meragukan
pemikiran
sendiri”
“Tuhan telah “bagaimana anda Mengkaji
meninggalkan tahu kalau Tuhan perspektif
saya” pernah bersama lama yang
anda, sehingga dijadikan

anda begitu yakin pembanding
Dia sekarang perspektif
meninggalkan baru, sehingga
anda?” keduanya bisa
dihadapkan
sebagai
pilihan yang
bisa diambil
secara bebas
“Saya hanya “Anda memaksa Menggali
akan ditolak” diri anda untuk pengalaman
meyakini dan memori
bagaimana anda yang akan
akan ditolak membatalkan
dengan berbagai perspektif
alasan. Tetapi awal
bisakah anda
memaksa diri
untuk
meyakinkan dan
mengumpulkan
alasan bahwa
anda akan
diterima?”

Berdasarkan contoh-contoh tersebut bisa anda
ketahui bagaimana jadinya jika sebuah perspektif
atau pemikiran diletakan di atas perspektif atau
pemikiran lain (yang oleh target anda luput
dipikirkan), tentu saja anda bisa menguatkan atau
melemahkan sebuah perspektif atau pemikiran
tersebut.

3
Shadow Memories
Menciptakan Memori Palsu atau Memanipulasi
Ingatan Target Anda
Manusia beroperasi berdasarkan memori dan
ekspektasi. Manusia melakukan apa yang
dilakukanya berdasarkan perspektif dan
persepsinya, dan persepsi manusia dipengaruhi oleh
kumpulan informasi dan pengalaman yang
dimilikinya di masa lalu, yang menjadi referensi
dalam memutuskan, memikirkan atau mengambil
keputusan tertentu saat ini.

Anda memiliki sensasi emosional atau persepsi
negatif terhadap seseorang? Pasti anda pernah
memiliki pengalaman atau kenangan buruk
denganya, kan? Demikian pula saat anda memiliki
sensasi dan persepsi positif terhadap seseorang, hal
itu pasti berkaitan dengan kenangan menyenangkan
yang anda miliki denganya.
Memangnya, siapa anda jika anda tidak pernah
memiliki memori mengenai siapa anda? Semua
identitas, reputasi, dan bahkan semua yang anda
ketahui tentang diri anda dan kehidupan anda
merupakan memori anda, kumpulan data di pikiran
anda yang terjalin satu dengan yang lain sehingga
membentuk anda yang sekarang.

Lalu, bagaimana jadinya jika anda bisa mengobrak-
abrik memori seseorang? Menanamkan persepsi
yang mendukung tujuan anda ke dalam
memorinya, dan menghilangkan memori tertentu
yang tidak berkesesuaian dengan tujuan anda?
Kemampuan melakukan manipulasi terhadap
memori seseorang juga berarti kemampuan
melakukan manipulasi terhadap sensasi dan
persepsi orang tersebut.
Bagaimana kah kita bisa memanipulasi memori
seseorang?
Ada dua cara yang bisa anda tempuh. Pertama, jika
anda bisa membawa target anda dalam kondisi
trance, maka anda bisa menghilangkan atau
menanamkan memori-memori dalam kondisi

trance tersebut sehingga membentuk arah
persepsinya. Kedua, jika anda tidak bisa membawa
target anda dalam kondisi trance (hypnotic trance)
maka anda bisa melakukan manipulasi memori
dengan percakapan (conversational), yang jika
mengikuti prosedur khusus, maka anda tetap akan
mendapatkan manfaat dan dampak yang anda
inginkan.
Ada tiga jalan yang bisa anda pergunakan untuk
memanipulasi memori atau ingatan seseorang,
yaitu:
 Kejadian lain yang digabungkan dalam satu
kejadian lainya sehingga membentuk satu
kejadian utuh dalam jalur cerita yang
menghasilkan perspektif baru.

 Memberi tambahan informasi buatan dalam
sebuah kejadian nyata sehingga
menghasilkan perspektif baru yang berbeda
 Mengatur pembicaraan sehingga satu atau
beberapa bagian kejadian sengaja
“terlupakan” sehingga menghasilkan
perspektif baru dan sensasi baru yang
berkesesuaian dengan tujuan anda.
 Memori lama yang diedit atau dimanipulasi
jalan cerita dan kejadianya (baik kronologi,
plot, karakter dan lain sebagainya) sehingga
menghasilkan perspektif baru yang
mendukung tujuan anda.
Bagaimana anda bisa menggunakan teknik Shadow
Memories yang sesuai dengan target anda, sehingga

anda tidak akan “tertangkap basah” dalam upaya
manipulasi anda?
Pertama, jika anda tahu target anda hanya
mengingat bagian umum atau general dari
keseluruhan informasi, maka anda akan dengan
mudah menanamkan memori-memori spesifik
karangan anda.
Kedua, jika target anda mengingat setiap detail dari
sebuah kejadian, maka teknik yang bisa anda
pergunakan adalah menambahkan detail baru yang
disajikan seolah-olah detail baru tersebut adalah
bagian kejadian yang memang tidak diketahui oleh
target anda.
Ketiga, anda harus memperhatikan bagaimana
target anda mengingat setiap kejadian, sehingga jika

target anda mengingat detail konten informasinya,
anda bisa melakukan manipulasi secara konteks.
Atau, jika target anda mengingat “semua yang
dikatakan” maka peluang anda melakukan
manipulasi adalah dengan menekankan pada
“bagaimana hal tersebut dikatakan”, dan hal ini pun
akan menghasilkan frame baru yang sangat kuat.
Keempat, jika klien anda memiliki ingatan yang
(sepertinya) menyeluruh dengan konten informasi
yang banyak, maka anda bisa melakukan
manipulasi dengan membagi kepingan-kepingan
informasi dalam kejadian atau konteks berbeda.
Singkatnya, membuat sesuatu seolah terjadi dalam
kejadian lain, bukan dalam kejadian tersebut,
sehingga persepsinya akan mulai bergeser.

Dalam percakapan, anda bisa memanipulasi
memori atau ingatan dengan contoh template
percakapan berikut,
“Kamu mungkin ingat kalau … tapi apa kamu tidak
tahu kalau saat itu juga …”
“Apa kamu ingat saat kamu mengatakan …”
“Dia memang mengatakan … tetapi itu karena saat
itu …”
“Iya, dia memang melakukan … saat itu, tapi soal …
tidak dilakukan saat itu, tapi sebelumnya”
“Kamu memang mengingat dia mengatakan … tapi
tidak dengan nada seperti itu, dia mengatakanya
dengan nada …”

“Apa kamu lupa kalau … juga dilakukan saat …
dan saat …”
“dia memang melakukan … namun kamu lupa
kalau dia melakukanya dengan cara …”
“Hal penting yang kamu lupakan saat … adalah …”
“Coba Tanya ke temanmu apa benar … atau
jangan-jangan kamu salah mengingatnya?”
“Mungkin kamu lupa kalau … dan tentu saja wajar
kamu melupakanya karena waktu itu kamu merasa
sangat …”
Poin penting dan salah satu kunci keberhasilan
anda dalam menerapkan teknik Shadow Memories
adalah bagaimana membuat target anda melupakan
ingatan mereka sendiri. Jika anda bisa membuat

target anda melupakan ingatan mereka sendiri. Jika
mereka sudah ragu dan bingung dengan ingatan
mereka sendiri, maka anda bisa berperan dengan
lebih leluasa dalam memanipulasi ingatan mereka.
Sebaliknya, jika mereka masih bisa memastikan
semua yang mereka ingat, maka anda akan sulit
untuk memanipulasi ingatanya.
Beberapa hal yang bisa anda pergunakan untuk
membuat mereka mulai meragukan ingatan mereka
sendiri adalah,
 Perasaan mereka saat itu membuat mereka
lupa memfokuskan beberapa hal penting.
Jadikan perasaan mereka terkait sebuah
keadian sebagai sarana untuk membuat
mereka ragu pada apa yang mereka ingat.

Contoh, “kamu saat itu sangat marah, dan
itu wajar. Tetapi tidakkah kemarahanmu itu
membuatmu melupakan …”
 Fokus dan konsentrasi mereka ke satu titik
sedangkan elemen memori yang ingin anda
tanamkan ada di titik lain. Contoh, “Karena
saat itu kamu sedang memperhatikan …
tentu saja wajar kamu jadi melupakan …
Tetapi apakah sekarang kamu bisa
mengingatnya kembali?”
 Mengkonfrontasikan apa yang mereka ingat
dengan apa yang anda (atau orang lain
ingat). Contoh, “Ya, anda mengingat bahwa
… tetapi kenapa teman-teman anda malah
mengingatnya sebagai …?”

 Mengkonfrontasikan apa yang mereka ingat
dengan detail-detail informasi yang
berlawanan (atau akan lebih efektif lagi jika
andalah yang menggiring mereka untuk
menghadirkan detail-detail informasi yang
berlawanan dengan “yes-set” atau
semacamnya). Contoh, “Jadi, dia selalu
memperlakukanmu dengan cara yang sama?
(tunggu sampai mereka menjawab “iya”)?”,
“Jadi perlakuannya selalu sama setiap
waktu? (tunggu jawaban “iya”)”, “Tetapi
anda tadi juga mengatakan … apakah itu
berarti ada hal lain yang juga anda lupakan?
Atau jangan-jangan banyak hal yang anda
lupakan?”

 Mengkonfrontasikan ingatan yang terlalu
umum dengan detail spesifiknya. Contoh,
“Jadi anda mengingat dia sebagai orang yang
brengsek? Kebrengsekan apa saja yang telah
dilakukanya pada anda? Bagaimana mereka
melakukanya? Pada saat bagaimana mereka
melakukanya?”
 Tempatkan diri anda dalam posisi seolah
anda adalah pengamat yang bisa mengingat
semua detail kejadian secara rasional tanpa
keberpihakan apa pun. Kata-kata semacam,
“aku ada di sana dan memperhatikan semua
hal dengan sangat tajam tanpa terlibat emosi
apa pun, sehingga aku bisa mengingat
dengan lebih detail mengenai …” akan

membantu anda membangun image sebagai
“otoritas memori”.
 Giring mereka untuk tidak berfokus pada
“apa yang mereka ingat” namun pada
“bagaimana mereka mengingatnya” yaitu
mencakup kesan emosional dan persepsi
mereka tentang apa yang mereka ingat, lalu
saat mereka sudah terjebak dalam sensasi
emosional atau perspektif mereka sendiri,
kemudian berikan contoh-contoh yang
berlawanan seperti dalam contoh kalimat
berikut, “Ada seorang sahabat saya juga
pernah mengalami … dan hal itu juga
membuatnya jadi sangat … namun akhirnya
dia sadar kalau yang membuatnya menjadi
sangat … bukanlah kejadian … yang

dialaminya, namun kesalahanya dalam
mengingat …. Yang dikiranya … ternyata
…”. Akan sangat membantu jika anda
mempergunakan berbagai macam metaphor
untuk memberikan contoh kebalikan di sini.
Satu hal yang perlu anda ingat, seseorang sering kali
mengingat sesuatu sebagai sebuah kesan emosional,
bukan sebuah kejadian, dan hal ini akan menjadi
hal yang bisa anda manfaatkan dengan sebaik
mungkin sebagai sarana manipulasi.
Saat seseorang hanya mengingat kesan
emosionalnya terkait sesuatu, itu karena mereka
mengingatnya dengan “cara” yang mendukung
kesan emosional mereka itu. Sementara kejadian
detail serta spesifiknya cenderung terlupakan,

apalagi kejadian-kejadian yang bertentangan
dengan kesan emosional mereka.
Hal kedua, manipulasi memori bukan hanya bisa
anda lakukan dengan menggunakan percakapan
face-to –face dan dalam kondisi hypnotic trance,
anda juga bisa membuat “drama” yang akan
membuat project manipulasi anda berhasil dengan
lebih dramatis. Drama yang dimaksud yaitu dengan
melibatkan orang lain dalam rencana anda. Saat
anda mengemukakan satu elemen memori palsu
pada seseorang, maka masih ada kemungkinan
orang tersebut masih yakin dengan apa yang
diingatnya. Namun jika ada satu atau dua orang
yang “bersaksi” sesuai dengan implant memori yang
anda ingin tanamkan, maka target anda akan mulai
meragukan ingatanya sendiri.

4
Manipulasi Emosi &

Perasaan
Karena Emosi akan Membutakan Logika, Maka
Beginilah Cara Anda Membutakan Emosi
Seseorang
Kita telah tahu bahwa emosi memiliki daya dorong
yang yang lebih besar dibanding logika dan
rasionalitas, sehingga memanfaatkan emosi dalam
proses bujuk rayu, persuasi atau bahkan dalam
komunikasi keseharian tanpa arah merupakan
elemen yang sangat penting yang harus anda miliki.
Sayangnya, kebanyakan orang yang tidak terbisaa
menganalisis dan menyentuh sisi emosional

seseorang, sehingga percakapan dan komunikasi
menjadi sangat bisaa, sangat datar dan tanpa kesan
sama sekali. Jika anda termasuk orang yang acuh
tak acuh dengan emosi seseorang, maka bisaakanlah
mulai sekarang untuk lihai bermain-main dengan
emosi seseorang, kecuali jika anda memang tidak
ingin menjadi orang yang memiliki pengaruh dan
mendatangkan kesan tertentu.
Anda tentu bisa menyadari sendiri, kalau orang
yang berkesan dalam kehidupan anda adalah orang-
orang yang bisa mengerti dan memahami kondisi
emosional anda dengan sangat baik, orang yang
mengerti apa yang anda rasakan bahkan tanpa anda
mengatakanya. Atau, orang yang cukup perduli
untuk bertanya “apa yang anda rasakan” bukan

sekedar perduli dengan apa yang harus anda
lakukan dan bagaimana anda seharusnya.
Kita telah memiliki begitu banyak tuntutan dalam
hidup. Kita memiliki begitu banyak aktifitas yang
bahkan membuat kita sendiri lupa dengan apa yang
kita rasakan. Di saat-saat seperti ini, emosi kita
menjadi sangat “haus perhatian”, dan akan dengan
mudah “tersentuh”.
Jika anda tidak memiliki kepekaan pada apa yang
orang lain rasakan, maka orang lain tidak akan
perduli dengan apa yang anda inginkan. Tingkat
keperdulian anda pada apa yang anda rasakan
hanya akan sebesar tingkat keperdulian anda pada
apa yang mereka rasakan.

Jadilah pembaca dan pengendali emosi maka anda
akan menjadi pengendali manusia!
Dan langkah pertama menjadi seorang yang
memiliki kendali dan sentuhan mendalam terhadap
emosi adalah memiliki keperdulian dan kepekaan
terhadap emosi anda sendiri.
Pernahkah anda duduk dan bertanya pada diri anda
sendiri, “apa yang sedang saya rasakan, saat ini?”.
Kita tidak pernah lepas dari emosi, namun kita
tidak selalu memiliki keperdulian terhadap emosi-
emosi yang kita sedang rasakan, membiarkanya
bertumpuk sehingga kita tahu-tahu suasana hati
(mood) kita sudah berubah atau sudah sangat tinggi
intensitasnya.
Apa yang saat ini anda sedang rasakan?

Membisaakan diri anda untuk bertanya apa yang
anda rasakan juga akan membuat disasosiasi
(pembedaan) antara anda dengan emosi anda,
bahwa apa yang anda rasakan bukanlah anda,
namun hanya bagian dari pengalaman anda sebagai
manusia, yaitu merasakan perasaan tertentu.
Jika anda tidak memiliki keperdulian pada emosi
anda, anda akan sangat sering menganggap anda
adalah emosi anda, bukan anda sebagai perasa
(pemiliki) emosi anda. Pernyataan “saya marah”
adalah pernyataan yang menyatakan bahwa anda
adalah emosi marah tersebut. Berbeda dengan
pernytaan “saya sedang merasa marah” yang berarti
anda sedang merasakan salah satu emosi, yaitu
kemarahan. Jika anda mengidentifikasikan diri anda
sepenuhnya dengan emosi anda, maka anda akan

lebih condong dikuasai oleh emosi anda, bukan
malah menguasainya.
Saat anda marah, kemanakah tujuan anda? Anda
malah akan membuang tujuan dan kepentingan
anda sendiri saat marah, karena yang penting saat
itu adalah melampiaskan kemarahan anda.
Demikian juga saat anda senang, sangat antusias,
sangat termotivasi dan menggebu-gebu, kemanakah
kejernihan pikiran anda? Jika anda terlalu
menggebu-gebu malah anda akan menjadi tidak
sabaran dalam menjalankan tahap demi tahap
berkomunikasi, anda ingin hasil yang sangat cepat
dengan cara paling singkat. Jika anda terjebak
dalam emosi anda sendiri, emosi apa pun itu, apa
lagi emosi dengan intensitas yang tinggi, anda akan
kehilangan efektifitas anda. Catat itu baik-baik!

Emosi adalah salah satu kekuatan yang bisa
dimanfaatkan dalam komunikasi, namun bisa
menjadi salah satu faktor yang melemahkan dan
menggagalkan komunikasi anda, dan entah anda
menang atau kalah dalam komunikasi tergantung
dari bagaimana anda bermain-main dengan emosi.
Sadar emosi adalah salah satu strategi yang bisa
anda pergunakan dalm komunikasi, saat anda
sedang berinteraksi secara face-to-face atau saat
anda sedang berkomunikasi dengan massa
(presentasi, seminar, mengajar dan sebagainya).
Apa yang dimaksud dengan sadar emosi dan
kenapa sadar emosi ini penting?
Sadar emosi artinya menyadari pergerakan
intensitas emosi anda dan emosi lawan bicara anda

saat sedang berkomunikasi. Jika anda sadar dengan
“apa yang sedang anda rasakan” maka anda akan
menjaga diri anda agar tidak terjebak dalam emosi-
emosi tertentu yang akan mengaburkan penilaian
dan kejernihan pikiran anda saat sedang
berkomunikasi tersebut, dan anda menjaga agar
tidak terjada peningkatan emosi-emosi tertentu
yang akan membuat lawab bicara anda menjadi
ilfeel dengan anda.
Sadar emosi, sekali lagi, bukan hanya berarti
menyadari apa yang anda rasakan, bagaimana
perasaan anda meningkat intensitasnya karena
respon yang anda terima dari lawan bicara anda,
namun sadar emosi juga berarti anda menyadari
apa yang sedang dirasakan oleh lawan bicara anda,
dan bagaimana anda menggunakan perasaan-

perasaan lawan bicara anda demi keuntungan anda
sendiri.
Ada beberapa poin penting yang harus anda
perhatikan ketika bermain-main dengan emosi
lawan bicara anda.
 Menjalin atau melepaskan lawan bicara anda
dari emosi-emosinya.
 Memancing, meningkatkan atau
menghilangkan emosi-emosi tertentu dari
lawan bicara anda.
 Membaca dan merefleksikan emosi-emosi
lawan bicara anda untuk menjalin kedekatan
dan menunjukan simpati.
 Mengaitkan pembicaraan dan tujuan-tujuan
anda dengan emosi lawan bicara anda.

 Intinya, anda menyesatkan logika dan
penalaran lawan bicara anda dengan
menggunkan emosinya sendiri (yang anda
permainkan).
Pertama, bagaimana menjalinkan atau malah
melepaskan lawan bicara anda dengan emosi-emosi
yang dirasakanya. Hal ini anda lakukan untuk
menguatkan pengaruh anda terhadap lawan bicara
anda. Ujung dari proses komunikasi, negosiasi dan
persuasi hanya ada dua kutub, persetujuan vs
penolakan. Namun sebelum mencapai kedua ujung
tersebut, anda mungkin tidak sadar akan ada begitu
banyak emosi yang terlibat (selain penilaian dan
penalaran).

Ada emosi yang mereka rasakan terkait penerimaan
dan ada emosi yang mereka rasakan terkait
penolakan, dan (mungkin) anda tidak selalu
menyadarinya. Seseorang menyetujui atau
menerima sesuatu karena mereka merasakan
sensasi emosional yang menyamankan dan
menyenangkan terkait penerimaan tersebut, ada
hal-hal menyenangkan yang mereka bayangkan dan
harapkan terjadi, karena itu mereka menerima atau
menyetujuinya. Sebaliknya, jika mereka menolak,
ada emosi tidak nyaman yang mereka kaitkan
dengan persetujuan yang mereka berikan, sehingga
mereka jadinya menolak usulan atau permintaan
anda.
Selain adanya sensasi emosional di balik
penerimaan dan penolakan yang seseorang berikan,

bisa jadi ada emosi yang seseorang rasakan saat
mereka sedang menilai atau mengambil keputusan.
Istilah sikologisnya yaitu emotional cognizing atau
penalaran emosional. Saat seseorang mengalami
penalaran emosional, mereka tidak menilai sesuatu
berdasarkan analisis dan pertimbangan rasional,
namun melihat segala sesuatunya dari kaca mata
emosi; melihat dari kaca mata ketakutan, melihat
dari sisi traumatis, atau melihat dari sisi
kesenangan.
Saat seseorang menilai sesuatu berdasarkan
penalaran emosional, kemudian anda berusaha
membujuknya dengan berbagai alasan dan
pertimbangan realistis serta rasional, hal itu tidak
akan banyak berguna, karena sekali lagi, dorongan
emosi jauh lebih kuat dari dorongan rasionalitas.

Dalam kondisi seperti inilah akan sangat membantu
jika anda bisa membuat seseorang lepas dari
emosinya, sehingga bisa melakukan penilaian
dengan lebih baik, atau sebaliknya mengikatkan
seseorang ke dalam emosi-emosi tertentu sehingga
penilaian dan pertimbangan mereka menjadi kabur.
Bagaimana caranya?
Saya yakin itulah pertanyaan yang ada di benak
kebanyakan dari anda!
Sebelum saya mengemukakan cara melepaskan atau
mengikatkan seseorang dari emosi tertentu, ijinkan
saya bertanya, apakah anda menginginkan cara
yang rumit berbelit-belit dengan berbagai istilah
dan jargon psikologis yang “keren” atau anda

merasa cukup dengan cara yang sederhana namun
bisa diaplikasikan dengan sangat efektif?
Karena saya akan memberi anda cara yang
terlampau sederhana sehingga orang bodoh pun
tidak akan bisa menganggapnya sulit, namun cara
sederhana ini akan terlampau efektif sehingga
mereka yang paling tolol pun tidak akan gagal.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini …
Atasan anda sedang sangat stress dengan
pekerjaanya, dan di saat yang sama adalah jadwal
anda bertemu dengan dia, dan anda berencana
mengajukan kenaikan gaji. Tebak, bagaimana
respon yang anda akan dapatkan? Halus atau kasar,
namun semua akan cenderung mengarah pada
penolakan!

Bukan karena anda tidak layak menerima kenaikan
gaji atau berbagai macam pertimbangan lainya,
namun karena atasan anda hanya akan menilai
permohonan anda (yang adalah tentang anda) dari
kaca mata stress dan pikiran mumetnya.
Bagaimana mengatasinya?
Awali kalimat anda dengan “Saya tahu saat ini
bapak sedang pusing memikirkan … dan saya tidak
ingin menambah beban pikiran bapak saat ini
dengan permohonan kenaikan gaji saya, jadi jika
bapak memang belum cukup berada dalam kondisi
tenang dan masih merasakan keruetan terkait …
saya akan datang kembali saat bapak sudah
sepenuhnya menjadi tenang lagi, bagaimana pak?”

NB:
Cara anda mengucakan kalimat ini harus lambat
dengan menambahkan jeda sebelum kata-kata huruf
tebal, atau kata-kata yang di bold tersebut harus
diucapkan dengan lebih lambat dari kalimat
sebelumnya.
Kalimat halus ini sangat-sangat manipulative!
Kenapa? Pertama ada banyak komponen emosional
yang dilepaskan dan diikatkan.
Sifat dasar emosi adalah, saat anda menyadari emosi
negatif yang anda rasakan, atau saat anda sedang
disadarkan (dengan cara yang halus) tentang
kondisi emosional anda yang negatif, maka kondisi
emosional tersebut akan menurun intensitasnya.
Sebaliknya, jika anda sadar dengan kondisi

emosional yang positif atau menyenangkan, maka
justru kondisi emosional tersebut akan meningkat
intensitasnya.
Contoh kalimat di atas menyiratkan keperdulian
anda dengan kondisi emosional yang tidak nyaman
yang sedang dirasakan atasan anda, dan hal ini akan
membuat dia “tersentuh”, dan kalimat-kalimat
diasosiasi “sedang pusing” menyatakan bahwa
atasan anda bukanlah “saya pusing” tapi hanya
“saya sedang pusing” yang artinya sedang
merasakan perasaan tertentu yang bisa menghilang
nantinya. Sedangkan kalimat “masih merasakan
keruetan” adalah kalimat presuposisi yang berarti
“nanti tidak akan ruet lagi”. Serangan lain, anda
memberi gambaran mengenai kondisi emosi yang
menyamankan dan mengidentifikasikan atasan

anda dengan kondisi menyamankan secara
berulang-ulang melalui kalimat semacam “berada
dalam kondisi tenang” sampai “sudah sepenuhnya
menjadi tenang”.
Bagaimana? Mudah bukan membuat seseorang
lepas dari emosinya lalu terikat dalam emosi lainya?
Dari contoh kalimat sederhana tersebut dan analisis
strukturnya saya yakin anda bisa
mengembangkanya sendiri menjadi kalimat-kalimat
lain dalam setting percakapan anda sendiri,
mengenai bagaimana mengidentifikasikan dan
mendisasosiasi seseorang dari emosi-emosinya.
Sedangkan untuk mengetahui bagaimana perasaan
seseorang terkait keputusan yang diambilnya, anda

bisa menggunakan kalimat-kalimat konfirmasi
berikut,
“apa yang anda rasakan terkait ….”
“bagaimana perasaan anda terkait …”
“Bagaimana perasaan anda setelah …”
“Apa yang akan anda rasakan kalau …”
Kenapa saya menekankan untuk menekankan
perasaan, bukan alasan? Sebab daya dorong
perasaan lebih kuat dari alasan. Kedua, karena
alasan umumnya hanyalah bentuk pembenaran
untuk perasaan yang sedang dirasakan. Jadi, dengan
kata lain, perasaanlah yang mengendalikan alasan.
Saat anda menanyakan alasan terlebih dahulu
sebelum anda menunjukan keperdulian pada

perasaan, maka mereka akan memberi anda alasan
yang akan menghaluskan dan membenar-benarkan
perasaan mereka, namun jika anda menunjukan
empati anda terhadap perasaan mereka terdahulu
baru kemudian melanjutkan “kenapa …. membuat
anda merasa …” maka anda akan mendapatkan
alasan di balik alasan (karena empati anda sudah
membuat mereka nyaman mengkomunikasikan
perasaan-perasaan mereka dan alasan sebenarnya),
lagi pula dengan format kalimat tersebut, anda akan
mendapatkan tools berikutnya …
Hukum berikutnya yang perlu anda ketahui terkait
perasaan atau emosi adalah, perasaan negatif
hanyalah bentuk atau cara manusia mencari
perhatian! Menggunakan cara berpikira tersebut
anda tentu bisa menterjemahkan bahwa “saat

seseorang sedang berada dalam kondisi emosional
yang buruk, mereka sedang membutuhkan
perhatian”, dan tentu anda sudah tahu tugas anda
bahwa saat lawan bicara anda sedang berada dalam
emosi negatif, tugas anda adalah memberi mereka
perhatian, menunjukan empati dan simpati
mendalam anda, sehingga kebutuhan mereka akan
terpuaskan.
Mengenai tools berikutnya setelah anda bertanya
“kenapa …. membuat anda merasa …” yaitu alasan
yang mereka kemukakan bisa anda reframing dan
anda kemudian bisa menggunakan alasan yang
telah mereka kemukakan untuk memperdalam
empati anda dengan reflection of feelings
(merefleksikan perasaan mereka).

Contoh format kalimatnya adalah,
“Saya bisa pahami dan sangat mengerti anda merasa
(perasaan mereka) karena (alasan di balik perasaan
mereka) dan hal ini wajar mengingat (alasan
mereka + analisis anda)”
Kemudian lanjutkan dengan kalimat yang akan
mendukung kepentingan anda …
“Namun bisakah anda pertimbangkan bahwa
(alasan mereka) juga bisa (hasil reframing anda,
yang sesuai dengan tujuan anda) sehingga tentu
anda akan menjadi (perasaan nyaman yang
diasosiasikan dengan tujuan anda) setelah (setelah
mereka memenuhi tujuan anda/ hasil reframing
anda)”.
Contoh penggunaanya dalam kalimat misalkan,

“Saya paham dan mengerti anda merasa kurang sreg
dan tidak nyaman membeli asuransi lain karena
anda telah memiliki asuransi sebelumnya, dan ini
tentu sangat wajar mengingat membeli asuransi lagi
bisa jadi merupakan bentuk pemborosan”.
“Namun bisakah anda pertimbangkan bahwa
memiliki asuransi lain meski sudah memiliki
asuransi sebelumnya juga bisa merupakan hal yang
memperbesar kesempatan anda dalam mendapatkan
jaminan terhadap kebaikan kehidupan anda,
sehingga tentu anda akan menjadi sangat tenang
dan nyaman setelah anda memiliki kesempatan yang
sangat besar dalam menjamin kebaikan terjadi
dalam hidup anda, kan?”

Aha! Bisa anda perhatikan sendiri bagaimana
kuatnya kalimat ini. Bukan hanya memberikan
alasan-alasan masuk akal untuk otak kiri, namun
juga memberikan empati dan perhatian terhadap
perasaan-perasaan yang berkecamuk di otak kanan,
kan?
Oh ya, mengenai bagaimana cara menunjukan
empati dan pengertian anda terhadap apa yang
orang lain rasakan dengan merefleksikan perasaan
mereka (reflection of feelings), anda juga bisa
meningkatkan perbesaran kemungkinan mereka
merasa sangat dipahami dengan membaca perasaan
mereka secara langsung (tanpa bertanya dulu).
Misalkan,
“Anda pasti merasa …”

“Hal itu pasti membuat anda merasa …”
“Bisa saya lihat bagaimana hal itu membuat anda
menjadi …”
“Iya, wajarlah kemudian anda menjadi … karena
…”
“Pantas anda merasa sangat …, ya?” dll
Dengan kalimat-kalimat yang merefleksikan
perasaan seperti itu, lawan bicara anda akan merasa
bahwa anda adalah orang yang bisa memahami dan
mengerti perasaan mereka dan akan membuat
mereka menjadi semakin dekat secara emosional
dengan anda.
Teknik pacing and leading yang lebih mumpuni dari
teknik pacing and leading behavior (gerak-gerik,

intonasi suara, dll) adalah pacing and leading
perasaan; pertama anda refleksikan perasaan anda
dan tunjukan pemahaman anda atas apa yang
mereka rasakan, kemudian anda bisa menggiring
mereka untuk merasakan perasaan-perasaan
tertentu dan bahkan bisa memperbesar intensitas
perasaan tersebut dengan mudah.
Memperbesar intensitas perasaan seseorang dengan
mudah? Bagaimana caranya?
Caranya masih cara yang sangat sederhana, yang
mungkin banyak orang sudah melakukanya, namun
belum cukup sadar dengan structurnya sehingga
tidak melakukanya kapan pun, dimana pun dan
pada siapa pun yang mereka inginkan, secara
optimal.

Namun sebelum memberi anda cara meningkatkan
intensitas perbesaran emosi yang sederhana,
aplikatif dan efektif, ada mungkin beberapa diantara
anda yang bertanya, “bagaimana saya bisa tahu apa
yang orang lain rasakan sehingga bisa
merefleksikanya?”
Gampang saja! Anda amati saja perubahan intonasi
suara, perubahan mimic atau ekspresi wajah
mereka, dan anda bisa dengan mudah “menebak”
perasaan mereka. Jika salah? Jika anda salah
merefleksikan perasaan mereka, mereka yang akan
mengungkapkan apa yang dirasakanya dengan
antusias (dan ini adalah tanda mereka mulai dekat
secara emosional dengan anda), dan dari hasil
“revisi” tersebut anda bisa merefleksikan perasaanya
dengan sangat tepat.

Misalkan, anda mengatakan “Hal itu pasti membuat
anda sedih, ya?”
Mereka bilang dengan antusias, “Bukan sedih lagi,
tadi sangat terluka”
Lalu, anda bisa tanggapi lagi, “Ya, sangat wajar
anda merasa begitu terlukanya”.
Jadi, bisa anda lihat sendiri, tidak akan pernah ada
kesalahan dalam refleksi perasaan, karena selain
anda bisa menggunakan perasaan-perasaan general
untuk merefleksikan apa yang mereka rasakan,
mereka sendiri yang akan dengan antusias
mengungkapkan apa yang sedang mereka rasakan
jika mereka punya kata yang lebih tepat untuk
mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Hebat bukan, emosi manusia?

Oke, sekarang mengenai cara meningkatkan
intensitas emosi seseorang dengan mudah. Caranya
adalah dengan memberi sebanyak mungkin alasan
untuk mengalami emosi tersebut dan menantang
intensitas emosi tersebut, kemudian memberikan
reward atas emosi itu, serta terakhir dengan
menumpuknya dengan emosi lain yang akan
memperkuatnya. Ini bukan teknik baru yang “wah”
meski bisa “di-wah-kan” dengan berbagai istilah,
sebab manusia sudah secara alami melakukanya,
dan kita bisa mengamati banyak orang bisa
melakukanya meski tanpa belajar. Kenyataan bahwa
anda mempelajari teknik ini sekarang harusnya
menjadikan anda lebih lihai dalam mempergunakan
teknik ini, dan mempergunakanya dengan lebih
elegan.

Contohnya begini,
A : Jelas lah saya marah, dia tidak tepat janji begitu!
B : Iya, sangat wajar, karena tentu saat seseorang
berjanji pada kita, kita sudah akan sangat
mengharapkanya kan? (memberi alasan untuk
kemarahan)
A : Dia mengecewakan sekali.
B : Mengecewakan? Dengan semua yang dia
lakukan itu dia malah lebih mengecewakan dari
sekedar mengecewakan. (memancing otak untuk
mencari sendiri alasan agar menjadi lebih kecewa)
A : Sedih banget diperlakukan seperti itu.
B : Sesedih itu? Apa lagi yang dilakukan sebelumnya
sampai membuat kamu sesedih itu? (memberi

alasan, atau tepatnya mennggiring lawan bicara
anda menemukan alasan untuk semakin bersedih).
A : Menyenangkan berbisnis dengan anda
B : Saya bangga bisa membuat anda senang, dan
saya yakin anda bersyukur bisa menikmati
kesenangan anda tersebut, kan? (menumpuk
kesenangan dengan syukur sehingga intensitas
kesenanganya meningkat).
A : Saya bangga bisa menerima tanggung jawab ini.
B : Anda juga pasti senang dengan kebanggaan anda
ini, bukan? (menumpuk kebanggaan dengan
kesenangan, sehingga intensitas kebanggaanya
meningkat)
A : Jelas, saya jadi kecewa karenanya.

B : Ah, anda belum cukup kecewa tuh. Sudah
diperlakukan begitu kecewanya masih segitu saja!
(menantang intensitas emosi sehingga intensitasnya
meningkat)
A : Menyenangkan, ya?
B : Menyenangkan? Sangat membahagiakan, malah!
(meningkatkan intensitas emosional dengan emosi
sejenis namun lebih dalam)
Oke, saya pikir semua contoh yang saya kemukakan
tersebut cukup untuk membuat anda memahami
bagaimana memperbesar intensitas emosional
seseorang dengan sangat mudah, entah itu emosi
positif atau emosi negatif, tergantung dari
kepentingan dan tujuan anda.

Teknik-teknik sederhana yang melibatkan emosi ini
memang terkesan terlalu sederhana untuk memiliki
dampak besar. Namun kenyataan bahwa manusia
merupakan keseluruhan dari rasa dan rasio (dan
rasa adalah sisi dengan bagian yang lebih besar),
maka teknik ini akan menjadi efektif.
Jika selama ini anda tidak terbisaa berbicara dengan
cara-cara yang akan menyentuh emosi seseorang,
sangat saya sarankan anda mulai berbicara dengan
melibatkan elemen-elemen emosional sehingga
bukan hanya akan menjadikan orang yang
“berkesan di hati” karena anda “menyentuh hati”
namun juga akan menjadikan anda memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap emosi
seseorang, dan bisa anda bayangkan bagaimana
jadinya jika anda memiliki pengaruh besar terhadap

bagian dalam diri seseorang yang daya dorongnya
sangat besar, kan?
Hal yang sama pentingnya adalah, jangan lupa
berikan perhatian pada emosi dan perasaan anda
sendiri, kepan pun dan dimana pun, saat sedang
berkomunikasi dengan siapa pun, agar jangan
sampai ada emosi anda yang “memberontak” pada
anda sehingga menyebabkan anda mengalami
berbagai “kegagalan” dalam hal-hal baik yang
sedang anda upayakan untuk kehidupan anda.

5
7 Titik Kendali Otak
Bagaimana Membuat Siapa Saja Mengikuti Apa
Saja Keinginan Anda Secara Otomatis
Pada bab ini kita akan membicarakn respon
otomatis otak, atau lebih hebatnya lagi bagaimana
membuat otak secara otomatis merespon sesuatu
dengan persetujuan dan penerimaan. Ada tujuh
titik kendali yang akan membuat otak merespon
anda dengan persetujuan, yang merupakan hasil
research klasik dari Robert Cialdini dalam buku
fenomenalnya Influence digabungkan dengan jurnal
ilmiah dari Mark Herbert. Tujuh titik kendali
otomatis otak tersebut, adalah:

1. Frienship Trigger, berkata iya saat sudah
merasa bersahabat
2. Authority Trigger, berkata iya pada orang
yang figure yang kita kagumi dan sukai.
3. The Consistency Trigger, berkata iya saat
anda memintanya lagi dan lagi dengan cara
berbeda secara terus menerus.
4. The Reciprocity Trigger, berkata iya pada
orang yang telah memberi begitu banyak
pada anda sebagai bentuk “hutang budi”.
5. The Contrast Trigger, tunjukan kompleksitas
masalah lalu berikan alternative yang bisa
mereka pilih, tentu saja alternatifnya
merupakan kumpulan solusi yang
mendukung kepentingan anda.

6. The Reason why Trigger, beri mereka alasan
yang menyentuh kepentingan dan alasan-
alasan personal mereka kenapa mereka
harus mengikuti atau menyetujui anda.
7. The Hope Trigger, berkata iya pada hal-hal
yang akan memuaskan harapan, mimpi dan
keinginan terpendam mereka.
Sebelum saya lanjutkan pembahasan ini, saya ingin
menekankan pada anda sebuah informasi penting
mengenai Robert Cialdini dan metode persuasinya
yang sangat efektif dan telah dipergunakan di
berbagai bidang kehidupan dan telah
mendatangkan hasil yang sangat memuaskan.
Cialdini merumuskan enam metode persuasi
dahsyat ini bukan dari apa yang dia dengar atau dia
tiru dari orang lain, namun dari hasil research

panjang. Jadi, metode super efektifnya ini berasal
dari penelitian, sehingga pembuktianya selain
secara scientific juga secara eksperimental telah
memuaskan banyak sekali penggunanya. Bisa saya
katakana, setelah Dale Carnegie, Robert Cialdini
lah salah satu tokoh legendaris dalam dunia bujuk
rayu, danberuntung sekali sebab sekarang anda
berkesempatan untuk mempelajari saripati
metodenya yang akan sangat menguntungkan anda
itu.
Oke, langsung saja kita bahas mengenai tujuh hal
yang akan membuat seseorang secara otomatis
“patuh” dan mengikuti keinginan anda. Metode-
metode ini bukan lagi sekedar percakapan atau
bahasa bujuk rayu, namun lebih pada action yang
bisa anda gunakan untuk memperkuat pengaruh

dan kuasa anda atas seseorang (atau lembaga)
tertentu.
Jika anda mengira bahwa bujuk rayu dan pengaruh
hanya sekedar “bahasa yang memiliki efek hipnotik”
maka anda perlu memperkaya pemahaman anda
lagi. Manusia adalah sistem, dan sebagai sebuah
sistem maka manusia memiliki banyak elemen yang
menunjukan keberfungsianya sebagai manusia,
sehingga untuk mempengaruhi manusia secara
optimal anda harus bisa menyentuh sebanyak
mungkin elemen-elemen kemanusianya tersebut.
Metode ini adalah salah satu metode yang bisa anda
pergunakan, selain metode lain yang akan di bahas
dalam buku ini.

Pertama, yaitu Friendship Trigger
Atau menggunakan dorongan “persahabatan”. Bisa
anda amati sendiri dalam keseharian anda, bahwa
jika sahabat anda mengatakan sesuatu, maka anda
akan cenderung mempercayainya, dibanding jika
yang mengatakanya adalah orang yang baru anda
kenal.
Manusia adalah mahluk sosial, dan sebagai mahluk
social manusia menata hubungan social dalam
hirarki tertentu berdasarkan terjalinnya kedekatan
emosional. Mulai dari orang asing, kenalan, teman,
sahabat dan saudara.
Jika anda sedang mengusahakan sebuah “bujukan”
penting dan ingin memiliki pengaruh terhadap
seseorang, sebaiknya anda mengusahakan menjadi

temannya dulu, atau lebih tepatnya menjadi orang
yang dianggapnya teman (entah anda
menganggapnya apa, namun target anda harus
menganggap anda temannya).
Lalu, bagaimanakah cara termudah agar anda
dianggap teman oleh target anda, selain berbagai
metode rappot yang sudang banyak diajarkan?
Mudah saja, jadilah teman dari teman target anda,
maka anda akan mudah masuk ke lingkungan
pergaulanya. Kita cenderung menganggap sahabat
dari sahabat kita sebagai sahabat, atau setidaknya
akan lebih mudah menjalin persahabatan
dengannya.
Jika anda langsung mendekati target anda dengan
berbagai upaya untuk menjadikanya teman, mereka

bisaanya sadar (terutama mereka yang jeli dan
berpengalaman) anda sedang berusaha
memanipulasi mereka, atau sedang berusaha
mengupayakan sesuatu. Mereka bisaanya akan
segera membingkai anda dengan frame “ada
maunya,nih!”. Namun jika anda mendekati teman
dekat mereka (atau keluarga) yang tidak memiliki
kepentingan dengan anda, maka kecurigaan mereka
akan cenderung menurun, dan anda akan lebih
mudah mendapat penerimaan.
Ingat, awal pertemuan jangan berbicara terlalu
serius atau terlalu “menjurus” pada kepentingan-
kepetingan anda dulu, buatlah diri anda dianggap
teman dan dijadikan sedekat mungkin dahulu,
sisanya (kepentingan-kepentingan anda) akan lebih
mudah dijalankan.

Cara lain selain menjadi sahabat dari sahabat
mereka? Jadilah musuh dari musuh mereka!
Sudah menjadi kecenderungan manusia untuk
mudah dekat dengan orang yang menyukai orang
yang sama dan membenci orang yang sama, apa lagi
jika misalkan anda bisa menampilkan diri anda
seolah anda telah demikian kecewa, terluka,
dendam dan benci mendalam pada orang-orang
atau lembaga yang mereka musuhi. Namun ingat,
beberapa orang tidak terlalu suka dengan perilaku
yang terlalu agresif, yang meski mereka menyimpan
kebencian mendalam namun mereka hanya
menyimpanya dalam hati dan tidak terlalu nyaman
menunjukkanya, atau melihat orang yang
menunjukkanya, sehingga pada orang semacam ini
anda jangan terlalu blak-blakkan.

Selain pendekatan-pendekatan di atas, masih ada
pendekatan lain yang bisa anda coba untuk
menjadikan diri anda “dianggap sebagai sahabat”
oleh taget anda. Pertama, anda renungkan dulu,
bagaimanakah karakteristik seorang sahabat, yang
membedakanya dari kenalan atau teman bisaa!
Karakter tersebut, adalah:
 Memiliki simpati dan empati yang tinggi
 Memiliki dan menunjukan keperdulian
mendalam pada setiap hal yang dirasakan
atau yang terjadi pada sahabatnya
 Melewatkan waktu dengan hal-hal ringan,
menyenangkan dan menikmatkan
 Tidak terlalu banyak merepotkan, namun
lebih banyak menawarkan bantuan

 Berbagai berbagai macam cerita, mulai dari
yang paling ringan sampai yang paling berat,
mulai dari yang paling menyenangkan
sampai pada yang paling memalukan
 Ada tanpa diminta, dating tanpa tujuan
(hanya sekedar bertamu karena kangen atau
iseng).
 Dekat dengan kelompok, keluarga dan
lingkungan social keluarganya
 Memberi kepercayaan dan bisa menerima
kepercayaan dari sahabatnya
 Memberi bantuan tanpa diminta dan tanpa
meminta imbalan.
 dll
Lalu, apakah anda harus menjadi orang yang seperti
itu untuk menjadi sahabat target anda? Tujuan

utamanya bukanlah anda menjadi apa, namun anda
bersikap seperti apa agar dianggap bagaimana oleh
orang lain. Anda sedang mengupayakan anggapan
mereka, bukan karakter anda, meski karakter dan
sikap andalah yang akan menentukan bagaimana
anggapan mereka terhadap anda.
Perhatikan beberapa saran sederhana namun
menyentuh berikut,
 Aturlah jadwal berkunjung ke rumah atau
ke kantor mereka, tanpa tujuan bisnis apa
pun, hanya berkunjung layaknya seorang
sahabat mengunjungi sahabatnya.
 Sesekali ajaklah makan bersama keluarga,
atau ikutlah makan malam bersama keluarga
mereka, dan jangan membicarakan hal-hal

yang terlalu serius, hanya pembicaraan
makan malam dua orang sahabat.
 Berikan perhatian dan tunjukan keperdulian
anda bukan hanya pada target anda, namun
juga pada keluarga mereka serta orang-
orang terdekat mereka, layaknya sahabat
yang perduli dengan keluarga sahabatnya.
 Berkenalan dan jalinlah kedekatan dengan
sahabat-sahabat target anda, dan lewatkan
waktu bersama mereka dengan
menyenangkan layaknya sahabat baru.
 Sesering mungkin lakukan pembicaraan
tidak penting dengan topik super ringan.
Jika anda berkunjung sepuluh kali, usahakan
tujuh kali dari kunjungan tersebut adalah
kunjungan bisaa, bukan “kunjungan bisnis”,

hal ini akan menggeser anda dari posisi
orang yang hanya dekat dengan kepentingan
menjadi dekat karena kesenangan.
 Saya yakin anda akan menemukan lebih
banyak lagi cara untuk menajadi dekat dan
menjadi sahabat mereka. Perhatikan saja apa
yang bisaa anda lakukan atau bisaa
dilakukan oleh sahabat-sahabat anda, dan
anda akan tahu apa yang seharusnya anda
lakukan. Tetapi ingat, sesuaikan apa yang
anda lakukan dengan situasi dan kondisi
berkaitan dengan target anda dan intensitas
kedekatan anda denganya.

Kedua, Authority Trigger
Atau menjadikan diri anda sebagai sosok yang
dianggap memiliki otoritas, kuasa dan wibawa yang
tinggi.
Dalam buku Mind Hacking Protocol saya membahas
banyak hal mengenai factor otoritas ini, sebuah
factor yang akan membuat semua yang anda
katakana secara otomatis menjadi sugesti yang
diikuti oleh orang lain (atau orang yang
menganggap anda sebagai otoritasnya).
Dalam buku ini saya akan memberikan beberapa
saran dramatis yang bisa anda terapkan untuk
membangun otoritas anda, yaitu:
 Jika anda banyak tampil dan bergaul dengan
orang-orang yang dianggap sebagai otoritas

oleh target anda, maka anda akan secara
otomatis diasosiasikan sebagai otoritas
mereka juga. Jadi, upayakan bagaimana
anda bisa masuk ke lingkaran pergaulan
orang-orang yang dikagumi oleh target
anda.
 Jika anda bisa memenuhi factor-faktor
“orang yang dikagumi” versi mereka, dan
anda menunjukanya secara tidak langsung
(terselubung) maka anda akan dikagumi
(entah anda benar-benar memiliki factor-
faktor tersebut ataukah anda hanya pintar
dalam menampilkanya).
 Otoritas dan wibawa juga terbentuk dari
cara anda bicara (seperti dijelaskan dalam
buku Mind Hacking Protocol dan Audio

Program Awakening Hypnotic Power
Within) serta gerak-gerik anda, sehingga
anda benar-benar harus memperhatikan
bagaimana anda bicara, bergerak dan
bersika, terutama di awal pertemuan dengan
siapa saja.
 Seseorang akan dianggap memiliki wibawa
dan karisma sehingga menjadi figure yang
pantas dijadikan otoritas dengan
kemampuan anda dalam menanggapi atau
merespon pembicaraan seseorang, dari
komentar-komentar yang anda kemukakan
dan dari cara anda menanggapi kritik atau
penolakan (dalam Buku Hitler Effect saya
menjelaskan cara paling singkat untuk
menghancurkan kritik yang aling

menjatuhkan sekalipun, secara sangat
elegan).
 Seorang yang berwibawa tidak bicara terlalu
banyak, tidak terlibat terlalu banyak omong
kosong dan mengatakan terlalu banyak hal
yang belum tentu benar, namun bicara
berdasarkan data dan bukti.
 Salah satu ciri utama agar anda dijadikan
figure otoritas oleh seseorang adalah dengan
menjadi orang yang “Nampak lebih kuat”
dibanding orang yang anda ajak bicara.
Kekuatan personal ini akan Nampak dengan
jelas dari kestabilan emosional yang bisa
dilihat dengan kasat mata dari tenangnya
pembawaan anda, nyaman dalam posisi
duduk dan dalam kondisi apa pun, tidak

mudah takut, tidak mudah terpancing emosi
dan stabil perasaan atau kondisi
emosionalnya. Anda pasti bisa mengamati
sendiri bagaimana ciri orang yang
emosionalnya stabil dari pembawaanya yang
tenang dan Nampak selalu nyaman dengan
dirinya, kan? Mengenai bagaimana anda
mengembangkan personal power anda agar
menjadi pribadi yang Nampak berwibawa
dan kuat dibahas dan dipandu khusus dalam
Audio Program Winning the Inner Game of
Power and Mastery.
Otoritas adalah tentang bagaimana anda dianggap
memiliki kuasa, kemampuan dan keahlian yang
dikagumi oleh target anda, namun itu saja belum
cukup, karena meski pun anda dianggap memiliki

keahlian dan kekuasaan tertentu kalau anda tidak
disukai (liking factor) maka anda tidak akan
menjadi otoritas orang bersangkutan. Jadi, anda
harus mengupayakan bagaimana agar anda disukai,
bukan malah dibenci.
Orang yang menganggap dirinya punya otoritas
lebih (manager terhadap bawahanya, orang tua
terhadap anaknya, guru terhadap siswanya, dan
sebagainya) bisaanya akan dengan arogan
menunjukan kekuatan dan kekuasaanya. Mungkin
secara structural atau secara factual mereka
memiliki kekuasaan yang lebih besar, namun jika
mereka tidak disukai, mereka hanya akan memiliki
“jabatan” bukan memiliki otoritas yang bisa
memberikan pengaruh mendalam terhadap kondisi
emosional dan pemikiran orang tersebut.

Jika anda belum memiliki kekuasaan yang kuat,
anda harus belajar menampilkan diri anda sebagai
orang yang berkuasa (tanpa kelihatan sombong atau
arogan) dan pada saat yang sama anda harus
mengusahakan bagaimana menjalin hubungan
emosional yang baik atau menjalin rapport yang
kuat, sehingga anda akan menghasilkan formula
utama dari sebuah otoritas: Kekaguman. Ingat,
kekaguman muncul dari kemampuan, kekuasaan
atau kelebihan lain yang anda miliki, ditambah
dengan liking factor terhadap diri anda secara
personal.
Anda bisa membangun kekaguman pada diri orang
lain dengan memanfaatkan lima faktor penting
berikut, yang semua harus anda bangun secara
holistic.

Pertama, anda memiliki identitas dan citra diri
(identity) yang membuat anda nyaman dan bangga
dengan diri anda sendiri, sehingga kekaguman dan
kebanggaan tersebut akan terpancar keluar. Saya
yakin dalam diri tiap orang ada banyak hal yang
pantas dikagumi dalam dirinya, yang bisa menjadi
alasan dia mencintai dan bangga pada dirinya
sendiri. Hanya saja, untuk beberapa orang alasan
tersebut terpendam jauh, sementara untuk beberapa
orang lainya alasan-alasan tersebut bisa dengan
mudah ditemukan.
Bangun citra diri anda yang membuat anda
mengagumi dan menghormati diri anda sendiri.
Kedua, anda harus memiliki keyakinan-keyakinan
(beliefs) yang akan membuat anda tahu persis

bagaimana menghadapi situasi atau kondisi apa pun
dalam berkomunikasi dengan siapa pun. Keyakinan
ini meliputi cara pandang anda terhadap sikap,
perilaku dan pemikiran orang lain. Saya suka
dengan sistem keyakinan yang disampaikan dalam
asumsi-asumsi dasar NLP dan fondasi dasar NLP
(baca Hitler Effect untuk lebih jelasnya).
Keyakinan yang kuat bahwa anda adalah orang
yang layak dicintai dan dihormati akan membuat
anda menjaga kehormatan dan harga diri anda
dengan sangat baik, sehingga akan membuat anda
menolak dengan tegas semua hal yang membuat
anda direndahkan!
Ketiga, anda harus mengkondisikan lingkungan dan
situasi yang akan membuat anda menjadi pusat

kekaguman, atau mengkondisikan agar anda berada
dalam lingkungan dan akses personal terhadap
orang-orang yang dikagumi oleh target anda.
Beradalah di lingkungan orang-orang penting,
lingkungan para pembesar, lingkungan orang hebat
yang terklasifikasikan sebagai “kelas atas”. Entah
anda di sana sebagai apa, namun kehadiran anda
diantara orang besar akan membuat anda menjadi
besar. Pergaulan anda dengan para penguasa
mungkin tidak akan serta merta memberi anda
kekuasaan, namun secara pasti akan membuat anda
dianggap berkuasa juga.
Keempat, anda harus memiliki pembawaan dalam
sikap, cara bicara dan cara merespon yang sesuai,
terlebih lagi yang mirip dengan orang-orang yang
dikagumi target anda. Orang yang berwibawa

memiliki ke-elegan-an dalam cara bicara, caranya
bersikap, gesture serta gerak-gerik bahasa tubuhnya,
dan cara-cara merespon yang menunjukan stabilitas
emosional serta kebijaksanaan, baik respon verbal
maupun respon non verbal anda (dalam gerak-
gerik, ekspresi dan lainya).
Ketiga, The Consistency Trigger
Konsisten berarti mengupayakan satu hal secara
terus menerus sampai anda mendapatkan respon
atau hasil yang anda inginkan. Hal ini juga berlaku
dalam mengupayakan respon, keputusan dan
perilaku tertentu dari seseorang, anda upayakan
secara terus menerus, sehingga mereka tidak akan
lagi menolak anda dengan alasan apa pun.

Tetapi, tidak ada yang mengatakan kalau anda
harus mengupayakan hal tersebut dengan cara-cara
yang sama, kan?
Meminta atau mengupayakan sesuatu secara
konsisten seperti memberikan sugesti pada
seseorang secara repetitive, terus menerus, meski
dengan cara-cara berbeda, namun tetap mengarah
pada tujuan yang sama.
Awal-awalnya mereka akan menemukan banyak
alasan untuk menolak anda, kemudian mereka akan
menemukan banyak alasan untuk marah dan agresif
pada anda, kemudian mereka akan mulai
memaklumi anda, hingga pada akhirnya hati
mereka terbawa untuk menyetujui anda.

Prosesnya memang panjang, bahkan bisa
melelahkan. Namun, yang harus anda upayakan
adalah jangan buat prosesnya membosankan.
Meminta dengan cara yang sama, dating di waktu
yang sama, berbicara dengan topik-topik dan
alasan-alasan yang sama, semua itu hanya akan
membuat target anda terlalu cepat bosan, serta tidak
memiliki cukup banyak pertimbangan sebelum
menerima dan menyetujui anda.
Lakukan dengan cara berbeda, dengan terus
menerus, dan tekankan pada cara-cara yang
terbukti mendatangkan respon lebih cepat, jangan
berhenti sampai anda mendapatkan apa yang anda
inginkan.

Di sini sedang ada peperangan; perang mengenai
siapakah yang lebih kuat, anda yang terus menerus
meminta atau mereka yang terus menerus menolak?
Mungkin pada akhirnya mereka menyetujui dan
menerima anda karena tidak lagi mampu mengelak,
mungkin karena kasihan, atau mungkin karena
mereka benar-benr telah terbujuk. Namun apa pun
alasanya, toh akhirnya mereka memberi yang anda
mau, kan?
Tentu saja, saya akan lebih menyarankan anda
melakukanya dengan cara-cara yang lebih elegan,
yaitu dengan bujukan-bujukan terselubung atau
tidak langsung, dengan cara-cara kreatif yang
membuat mereka mengira itu tentang hal lain,
padahal masih sama.

Keempat, The Reciprocity Trigger
Atau pemberian yang terus menerus pada
seseorang, sampai kemudian anda memiliki
“giliran” untuk meminta “bagian anda” sebagai
balas budi. Dalam strategi yang satu ini, anda
mempergunakan salah satu pemicu yang paling
kuat dari sisi baik dalam diri manusia, yaitu “hutang
budi”. Anda memberi dengan penuh strategi, untuk
kemudian menerima lagi. Inilah hukum penting
dalam hubungan antar manusia yang dirumuskan
sebagai “Give-Give-Give-Take”.
Apa yang harus anda berikan pada target anda
sehingga dampaknya kuat? Kapan dan pada siapa
saja anda menunjukan kemurahan hati anda itu

sehingga akan membantu anda berada dalm posisi
yang memiliki pengaruh besar?
Pertama, tentang apa yang harus anda berikan pada
target anda. Jangan berpikir kalau pemberian yang
memiliki dampak kuat adalah pemberian-
pemberian yang mahal dan mewah saja. Bahkan,
jika target anda adalah orang yang kaya dengan
koleksi barang mewah melimpah, tentu tidak akan
mudah dibuat terkesan dengan pemberian berupa
barang mewah, kan?
Lalu, apa?
Pemberian yang menyentuh emosi! Inilah poin
yang harus selalu anda ingat.
Pemberian yang menyentuh emosi bisa jadi
pemberian berupa hal-hal kecil yang tidak

disangka-sangka, namun hal itu sangat sesuai
dengan minat target anda, atau memenuhi
keinginan terdalam dari target anda. Tidak perlu
mahal, namun carilah barang-barang yang akan
membuatnya terkesan yang berasal dari hobinya
atau malah sedang sangat sesuai dengan keinginan-
keinginan terdalamnya.
Anda bisa mencari tahu target anda sedang
berminat atau memiliki hobi di bidang apa, lalu
berikanlah hal-hal yang sesuai dan mendukung
minatnya itu.
Anda bisa mencari tahu apa yang sedang
dibutuhkan oleh target anda saat itu, dan anda
memfasilitasinya. Jika target anda sedang sangat
bersedih karena kehilangan seseorang yang

dicintainya, berikanlah buku-buku yang akan
menyemangatinya atau program audio terapi. Jika
target anda sedang sangat getol mengejar kemajuan
karirnya, ajaklah dia mengikuti seminar berkaitan
dengan bisnis yang sedang digelutinya, dan hal-hal
semacam itu.
Tidak mahal, namun menyentuh. Itulah inti dari
reciprocity.
Atau, jika anda mau, anda bisa mengkondisikan
sebuah situasi dimana target anda akan sangat
membutuhkan bantuan seseorang, dan kondisikan
agar tidak ada siapa pun yang bisa membantunya,
sehingga anda bisa dating dan menunjukan diri
anda sebagai pahlawan.

Kemudian, kepada siapa saja pemberianya anda
lakukan?
Pada orang-orang yang nantinya akan bisa
mendatangkan keuntungan pada anda. Pemberian
yang anda lakukan merupakan investasi, sehingga
tentu untuk berinvestasi anda harus berhati-hati,
menakarnya dengan baik serta tidak sembarangan.
Pada orang-orang terdekat target anda, pada orang-
orang yang nantinya akan bisa membantu anda,
pada orang-orang yang memiliki jaringan luas, dan
pada orang-orang yang nantinya bisa anda
tempatkan sebagai salah satu penolong anda, anda
harus rajin mengatur pemberian, sehingga pada saat
anda membutuhkan mereka, mereka akan

memberikan pertolonganya tanpa anda minta sekali
pun.
Satu hal yang paling penting yang perlu anda ingat,
setelah anda mengatur demikian banyak pemberian
dan bantuan, sehingga mereka telah merasa
demikian berhutang budi pada anda, jangan pernah
meminta hal-hal kecial dari mereka, bahkan banyak
meminta apa-apa kecuali SEBUAH permintaan
yang memang teramat sangat anda perlukan, dan
itupun anda hanya lakukan di saat-saat tertentu
saja.
Kelima, The Contrast Trigger
Otak tidak didesain untuk menerima hal-hal yang
monoton dan itu-itu saja, karena otak sangat

mudah berada dalam kejenuhan. Otak tidak tahan
dengan hal-hal yang tidak memiliki variasi.
Berdasarkan prinsip ini saja, anda bisa memiliki
salah satu teknik dalam melakukan pendekatan ke
orang lain, atau malah sebuah ide bisnis tertentu.
Apa tepatnya teknik tersebut?
Daya beda.
Saat kita jalan-jalan, misalnya di sebuah mall, dan
melihat baju yang dipajang di toko-toko modelnya
masih begitu-begitu saja, maka anda tidak akan
begitu tertarik. Namun ketika anda melihat salah
satu baju yang berbeda dibandingkan dengan baju-
baju lainya, maka mata anda akan langsung tertarik,
bukan?

Atau, jika anda jalan-jalan ke toko buku, anda
melihat buku-buku dengn cover-cover yang sama,
atau nyaris sama, penuh dengan berbagai corak dan
desain yang berwarna-warni, maka mata anda akan
cepat terpancing untuk melihat buku yang
desainnya paling sederhana, paling simple.
Sebaliknya, saat buku-buku lain didesain dengan
cover yang sangat-sangat sederhana, maka mata
anda akan tertarik dengan mudah pada buku yang
desainnya paling ruet dan paling nyentrik.
Kenapa demikian? Karena ada daya beda yang
membuat baju serta cover tersebut Nampak berbeda
diantara baju dan buku-buku lainya.
Demikian pula seharusnya anda mengatur
pendekatan anda pada seseorang. Saat setiap orang

sudah memuji dan mengagumi target anda, maka
anda akan memiliki daya beda jika anda bersikap
bisaa saja. Saat setiap orang cuek dan tidak begitu
memperhatikan target anda, maka keperdulian dan
perhatian anda akan membuat anda memiliki daya
beda dengan orang lain di mata target anda.
Pendekatan yang berbeda, atau cara-cara yang
berbeda akan menghasilkan efek yang berbeda, yang
akan membuat anda mudah diingat, membuat anda
mudah dikenali sehingga membuat apa yang anda
inginkan dari orang tersebut mudah diingat pula,
dan karena mudah diingat, jadi teringat terus,
mereka mengulang-ulang terus apa yang anda
minta di pikiran mereka, sehingga secara tidak
langsung mereka sedang mensugesti diri mereka
sendiri untuk mengikuti keinginan anda.

Semudah itukah? Sayangnya, memang semudah itu
saat anda berurusan dengan cara kerja otak dan
menerapkanya dengan kesederhanaan. Namun yang
mudah tidak berarti tidak efektif, kan? Karena,
sekali lagi Robert Cialdinni telah membuktikan
dalam penelitianya, bahwa teknik ini mendatangkan
efek yang sangat besar.
Perhatikan hal-hal di bawah ini,
 Mungkin anda harus tampil sopan dan
formal, namun itu tidak masalah. Namun,
penampilan sopan dan formal macam
apakah yang akan membedakan anda
dengan orang-orang lainya yang juga
berpenampilan sopan dan formal?

 Mungkin anda meminta sesuatu, entah itu
berupa persetujuan terhadap sebuah proyek
atau malah permohonan kenaikan gaji, dan
tentu saja setiap orang bisaa meminta hal
demikian. Namun apa yang membedakan
permintaan anda dengan permintaan-
permintaan lain yang serupa?
 Apa yang membedakan tawaran anda
dengan apa yang orang lain tawarkan
sehingga mereka akan tertarik padanya?
 Bagaimana cara anda menyampaikan
tawaran anda sehingga membedakan
dengan cara-cara penawaran lain yang bisaa
diajukan?

 Kapan anda mengajukan tawaran tersebut,
sehingga membedakan dengan waktu-waktu
normal dan bisaa tawaran lain diajukan?
Makin berbeda sebuah hal, atau makin mencolok
daya bedanya, maka akan semakin besar daya
tariknya. Namun, berhati-hatilah dengan daya beda
yang menghasilkan efek kebalikan, yaitu saat anda
berusaha membuat seseorang tertarik dengan cara-
cara tertentu yang menurut anda berbeda, malah
bisa membuat mereka illfeel atau malah marah pada
anda.
Memperhatikan konten dan konteks anda dalam
menyusun strategi persuasi akan menjadi salah satu
factor penting yang menentukan keberhasilan anda.

Keenam, The “Reason Why” Trigger
Semua hal terjadi karena ada alasanya, dan semua
orang melakukan sesuatu karena ada alasanya.
Bedanya, ada yang memiliki alasan kuat, ada yang
tidak. Ada yang sepenuhnya menyadari alasan
kenapa mereka melakukan apa yang dilakukanya,
ada yang tidak.
Bagaimana dengan anda?
Apa alasan anda membeli program Mind Master
Manual ini?
Lalu, apa alasan yang anda miliki namun tidak anda
sadari mengenai kenapa anda membeli program
Mind Master Manual ini?

Kuat atau lemahnya sebuah alasan di balik perilaku
adalah penentu kuat atau lemahnya perilaku
tersebut tertanam dalam diri seorang individu.
Berkaitan dengan proses persuasi, anda tentu ingin
seseorang melakukan sesuatu atau menyetujui
sesuatu, kemudian anda memberi mereka alasan-
alasan yang sesuai untuk mereka.
Fakta yang saya kumpulkan di lapangan adalah,
mereka tidak akan melakukan sesuatu karena alasan
yang anda berikan, entah sebaik apa pun itu alasan
yang anda paparkan pada mereka.
Mereka akan menganggap itu adalah alasan anda,
bukan alasan mereka.
Jadi, bagaimana agar seseorang melakukan sesuatu
tanpa anda beri alasan-alasan anda yang justru akan

membuat mereka menemukan semakin banyak
materi atau bahan untuk menolak ajakan atau
tawaran anda?
Bimbing mereka untuk menemukan alasan mereka
sendiri untuk mengikuti anda! Tidak ada yang lebih
efektif dari teknik ini.
Anda membuat seseorang menggali lagi data-data
di pikiranya dan mengumpulkanya ke permukaan,
lalu mereka menyusun kepingan-kepingan
informasi tersebut menjadi gambaran yang disebut
“persetujuan” atau “penerimaan”.
Namun, mereka tidak bisa melakukan hal itu
sendiri, mereka hanya bisa melakukanya dengan
bimbingan anda, karena andalah yang akan
mengarahkan bagaimana mereka masuk ke dalam

diri mereka sendiri (mengalami Transderivational
Search) dan menemukan serta menyusun
gambaran-gambaran persetujuan untuk anda.
Bagaimana anda membimbing mereka
mengumpulkan alasan untuk menyetujui anda?
Tenang saja, caranya sangat-sangat mudah. Anda
hanya perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang akan membuat mereka memfokuskan
pikiranya pada informasi-informasi tertentu saja.
Misalkan, “Jika seumpama anda nantinya
menyetujui permohonan saya untuk … saya ingin
tahu, apakah yang menjadi alasanya?”
Atau, “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti,
sama seperti kita tidak tahu kalau-kalau tawaran
untuk … ternyata bapak setujui. Namun, kalaupun

nanti bapak menyetujuinya, kenapa bapak
menyetujui itu?”
Contoh lainya, “Mungkin bapak memikirkan
keuntungan-keuntungan tertentu untuk diri bapak
secara personal jika bapak menyetujui …?”
Atau, “Jika ternyata anda bisa memanfaatkan …
untuk keuntungan personal anda, apakah
keuntungan yang bisa anda dapatkan?”
Bisa juga, “Hal baik apa yang akan terjadi kalau
bapak menyetujui/ melakukan/ membeli …?”
Pertanyaan-pertanyaan semacam ini merupakan
leading questions yang bersifat manipulative, sebab
dalam pertanyaan ini anda tidak menanyakan
sesuatu untuk anda tahu, namun anda bertanya

untuk membuat seseorang berfokus pada hal-hal
tertentu.
Seseorang tidak melakukan apa yang anda minta
atau menyetujui permohonan anda karena mereka
tidak menemukan cukup alasan untuk
melakukanya. Atau lebih tepatnya, mereka merasa
tidak memiliki alasan, atau malah memiliki alasan
yang berkebalikan. Karena itulah, sudah menjadi
tugas anda untuk membimbing mereka
menemukan alasan-alasan mereka sendiri untuk
mengikuti keinginan anda.
Alasan yang tergali untuk menyetujui atau
menerima tawaran anda bisaanya akan menjadi
semakin kuat jika sebelum anda membimbing
mereka menemukan alasan tersebut, terlebih

dahulu anda membimbing mereka menyadari dan
menemukan permasalahan-permasalahan dimana
solusi atau jawaban atas permasalahan tersebut
adalah persetujuan atas tawaran atau permintaan
anda.
Ketujuh, The Hope Trigger
Bagian terakhir dari tujuh titik kendali otak yang
akan membuat seseorang secara otomatis mengikuti
anda adalah dengan memanfaatkan harapan-
harapan terpendam mereka.
Mengetahui harapan-harapan terpendam seseorang
merupakan informasi yang sangat-sangat berharga
untuk anda, yang dengannya anda bisa
mendapatkan banyak senjata untuk menaklukan
target anda.

Salah satunya, jika anda mengaitkan permintaan
atau permohonan anda dengan harapan-harapan
terpendamnya tentang sesuatu, maka anda akan
menekan tombol otomatis di otak mereka untuk
mengikuti anda dan menyetujui keinginan anda.
Lalu bagaimana anda bisa menemukan harapan-
harapan terpendam seseorang?
Untuk bisa menemukan harapan terpendam
mereka yang bersifat personal, anda harus menggali
informasi dari sebanyak mungkin sisi. Namun
secara umum, manusia memiliki harapan-harapan
berikut.
 Mendapatkan apa yang mereka mau dengan
cara yang paling mudah dan paling cepat,

tanpa banyak upaya dan tanpa banyak
usaha.
 Mendapatkan lebih banyak kebanggaan dan
kepuasan dibanding orang lain.
 Mendapatkan lebih banyak tanpa
mengeluarkan sepeser pun.
 Memiliki jaminan keamanan dan kepastian,
serta memiliki orang yang bisa dipercaya
untuk membuat mereka merasa aman.
 Merasa aman, nyaman dan pasti.
 Mendapatkan kuasa dan kendali yang lebih
besar atas dirinya, orang lain, dan berbagai
bidang dalam kehidupanya.
Tiap orang memendam harapan-harapan tersebut
dalam hatinya, hanya saja untuk tiap orang

harapan-harapan tersebut tersusun dalam hirarki
tertentu.
Masih sama dengan prinsip sebelumnya, anda bisa
menghadirkan kesadaran akan kondisi yang
kebalikan dengan harapan-harapanya sehingga
anda bisa memperkuat harapan-harapan
mendasarnya tentang kepastian, kenyamanan,
kebanggaan dan lainya.
Jika seseorang sadar betapa tidak pastinya masa
depan, maka kepastian masa depan akan menjadi
salah satu harapan mendasarnya yang sangat kuat.
Jika seseorang sadar dengan bagaimana lemahnya
dirinya, maka harapan untuk memiliki kendali dan
kuasa yang lebih besar akan menjadi semakin kuat.

Jika seseorang dibuat merasa takut dengan banyak
hal, maka dia akan memiliki banyak harapan untuk
bisa mewujudkan keamanan dan kenyamanan
dalam hidupnya.
Mungkin anda melihat seseorang sudah berada
dalam kondisi yang serba nyaman dan tenang,
namun anda selalu bisa menggeser berbagai macam
kenyamanan dan keamanan tersebut dengan
teknik-teknik “Meta” (Meta-State, Meta-
Perspectives, Meta-Feelings), sehingga anda bisa
membuat mereka mengharapkan banyak hal, dan
anda kemudian bisa mengaitkan produk yang anda
jual, tawaran yang anda ajukan atau permohonan
yang anda minta dengan pemenuhan harapan-
harapan mereka.

Kemudian, berikan mereka jaminan dan kepastian
atas terpenuhinya semua yang mereka harapkan itu,
sehingga mereka akan menjadi semakin yakin
dengan tawaran-tawaran serta bujukan-bujukan
anda.
Anda pasti tahu, bagaimana menyiksanya berada
dalam kondisi tanpa harapan, kan? Dan anda pasti
juga tahu bagaimana menyenangkanya mengetahui
semua harapan-harapan kita telah dan sedang
terpenuhi, kan?
Bermain-mainlah dengan harapan-harapan
terpendam seseorang, maka anda akan mendapati
mereka terbawa dengan begitu mudahnya pada
anda.

6
Cognitive Disonance 1
Distracting Metaphor, Menyusun Cerita yang
Akan Membuat Seseorang Meragukan
Pemikiranya Sendiri
Sebelum anda membaca lebih lanjut pembahasan di
bab ini, saya ingin anda membaca dan mengikuti
dengan seksama cerita di bawah ini, dan
membayangkan bagaimana respon anda jika anda
adalah orang yang sedang diajak berkomunikasi
dengan cara seperti ini.
Saya ingin anda menempatkan diri anda, seolah
andalah yang sedang diajak berkomunikasi ini.

“Anda tentu menginginkan kepastian dan stabilitas
dalam hidup anda, bukan?”
“Iya”.
“Anda tentunya ingin kehidupan anda stabil dan
kokoh, seperti pohon yang terlihat demikian stabil
dan tidak tergoyahkan dalam segala macam situasi,
kan?”
“Iya”
“Ya, jadi anda ingin kuat dan kokoh seperti pohon,
kan?”
“Tentu saja”
“Jadi, anda yakin ingin menjadi seperti pohon?”
“Iya, yakin”

“Tetapi … tahukah anda kalau pohon tersebut sama
sekali tidak stabil?”
(Reaksi kebingungan)
“Tahukah anda kalau menjadi pohon sama sekali
tidak menenangkan dan tidak menyenangkan?”
(Ekspresi menunjukan kebingungan yang makin
besar)
“Pohon tersebut harus menghadapi guyuran hujan,
pohon tersebut harus menghadapi teriknya
matahari. Tidak jarang, pohon tersebut malah
menjadi kering kerontang di tengah kemarau, dan
patah di sana-sini saat hujat lebat mengguyurnya.
Bukan hal baru malah kalau banjir dan badai bisa
menumbangkan pohon yang paling kuat sekali pun.
Apa anda tahu tentang itu?”

“I.. Iya”
“Selain tidak bisa menghadapi stabilitas cuaca,
pohon juga kewalahan menghadai perilaku manusia
yang selalu dating dan menebangnya untuk berbagai
tujuan, dan tentu pohon tidak sekuat itu sehingga
bisa melawan manusia yang berusaha menebangnya
kan?”
“Ya, iya”
“Dan pohon tentu juga tidak akan mampu
menghentikan datangnya badai yang membuatnya
tumbang, apa lagi memadamkan matahari yang
membuatnya kering, kan?”
“Memang”

“Jadi, anda setuju kalau pohon itu tidak sekuat itu,
sampai dia tidak berdaya menghadapi banyak hal?”
“Kelihatanya, demikian”
“Iya apa tidak?”
“iya”
“Jadi, pohon ternyata tidak kuat dan tidak stabil,
kan?”
“Iya”
“Anda bilang tadi anda ingin menjadi pohon yang
kuat dan stabil, kemudian sekarang anda mengakui
kalau pohon tersebut sama sekali tidak kuat dan
bahkan tidak berdaya?”
(Ekspresi makin bingung)

Nah, jika anda berada dalam posisi sang target
tersebut, bagaimanakah perasaan dan bagaimana
pula kondisi pikiran anda?
Tentu saja, anda akan menjadi bingung, tidak
karuan dan merasa serba salah kan? Terlebih jika
anda berada dalam percakapan seperti ini ditengah
orang banyak dan yang bertanya adalah seorang
figure yang oleh orang-orang di sekeliling anda
dianggap memiliki otoritas.
Anda akan tersiksa oleh kebingungan karena sang
pembicara membawa anda untuk merasa yakin dan
setuju dengan satu hal, kemudian menunjukan
kalau anda ternyata menyetujui dan meyakini
kebalikan dari hal tersebut.

Dalam psikologi, kondisi yang anda sedang alami
tersebut disebut cognitive dissonance atau disonansi
kognitive, yang bisaa terjadi saat ada satu atau dua
pemikiran yang bertentangan dan sama kuatnya
dengan pemikiran lainya.
Berita baiknya adalah, anda bisa menciptakan
cognitive dissonance dalam pikiran seseorang
melalui metaphor (seperti contoh di atas) yang
menunjukan dua perspektif berbeda. Anda digiring
untuk menyetujui salah satu aspek metaphor
tersebut, kemudian anda digiring untuk menerima
dan menyetujui aspek lainya dari metaphor yang
sama itu, kemudian saat anda sadar telah menerima,
meyakini dan menyetujui dua aspek yang berbeda
atau dua perspektif yang berbeda, anda akan
mengalami cognitive dissonance.

Memangnya, kenapa kalau anda sudah bisa
membuat seseorang mengalami cognitive
dissonance?
Tentu saja, saat anda berhasil membuat seseorang
mengalami cognitive dissonance, anda juga akan
berhasil mempengaruhi pikiran orang tersebut.
Saat seseorang berada dalam kondisi disonansi
kognitif, saat itu pikiranya sedang berada dalam
kondisi “blank” atau “kosong” karena masih sedang
berusaha menyusun kepingan-kepingan informasi
sebelumnya, berusaha mencari dan menemukan
sebuah perspektif (karena sifat alami pikiran adalah,
tidak bisa jika tidak menemukan sebuah makna, arti
atau perspektif. Tidak bisa berada dalam kondisi
“kosong” tersebut). Singkatnya, kondisi Disonansi

Kognitive tersebut adalah kondisi trance, dan saat
seseorang berada dalam kondisi trance anda bisa
memberi mereka sugesti yang anda inginkan.
Pertama, anda menciptakan “kekosongan” dalam
pikiran seseorang, kemudian anda bisa mengisi
kekosongan tersebut dengan hal-hal yang anda
inginkan.
Kedua, anda akan mendapatkan efek yang jauh
lebih besar jika anda menggunakan semakin banyak
persetujuan dari target anda sendiri, menunggu
anda sampai mereka merespon dengan yakin apa
yang anda tanyakan.
Ketiga, menempatkan seseorang dalam kondisi
disonansi kognitif dalam waktu yang lama akan
sangat efektif, dan hal tersebut akan membuatnya

semakin kebingungan sehingga semakin lemah atas
anda. Namun anda juga harus memperhatikan agar
jangan sampai target anda keburu menemukan
sendiri persepsinya, menemukan jawaban atau
pembelaan, anda harus menjaga timing agar target
anda berada dalam kondisi bingung dan kosong,
sehingga andalah yang kemudian akan mengisi
kekosongan otak tersebut, bukan mereka yang akan
mengisinya sendiri.
Kemudian anda harus melakukan penguatan-
penguatan yang akan membuat mereka
berkomitmen terhadap persetujuanya ke anda, dan
jadikan persetujuan tersebut sampai menjadi
program di meta level mereka, jangan hanya
“sekedar” setuju. Untuk itu, silahkan and abaca bab
berikutnya mengenai meta-agreement.

7
Cognitive Dissonance 2
Menunjukan Pertentangan Identitas Diri untuk
Membuat Seseorang Kehilangan Identitas Dirinya
Sehingga Anda Membuatnya Memiliki Identitas
Diri yang Sesuai dengan Kepentingan Anda.
Manusia adalah mahluk yang membentuk jati
dirinya sendiri, membentuk gambaran dan citra
dirinya dengan seindah mungkin, semulia mungkin
dan sememuaskan mungkin. Namun tentu,
manusia membentuk citra diri tersebut sepanjang
hidupnya, terus memperbaharuinya dan membuat
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan pengalaman-
pengalamannya.

Yang jelas, tidak ada manusia yang mau memiliki
citra serta identitas diri yang menyedihkan atau
memalukan, dan semua manusia ingin memiliki
identitas diri yang bisa membuatnya nyaman serta
bangga pada dirinya sendiri.
Nah, pada bab ini kita akan mencoba salah satu
teknik yang sangat advanced dan berbahaya jika
anda mencobanya tanpa membentuk cukup otoritas
dan rapport dahulu.
Satu hal yang perlu anda catat tentang citra dan
identitas diri seseorang adalah, seseorang sering
mengira dirinya adalah ‘orang lain’ padahal dia
adalah ‘orang yang berbeda’ dari yang dikiranya.
Dia mengira dia adalah seorang yang kuat dan

berkuasa, padahal sebenarnya dia adalah orang yang
lemah dan penakut.
Kenapa seseorang sampai memiliki identitas diri
yang keliru seperti ini? Karena sudah menjadi salah
satu sifat alami pikiran untuk melakukan coping
atau penanganan terhadap hal-hal yang
mendatangkan ketidak nyamanan. Jika anda tahu
anda adalah seorang yang lemah dan menyedihkan,
maka anda akan sangat tidak nyaman dengan hal
tersebut, maka hal yang kemudian terjadi agar anda
tidak sampai mengalami ketidak nyamanan ini
adalah anda akan menipu diri sendiri seolah anda
adalah seorang yang kebalikan dari citra diri yang
tidak menyamankan itu.

Sekali lagi, ini merupakan hal yang sangat alami
dalam psikis manusia, namun demikian bukan hal
yang selalu menguntungkan.
Kita bisa mengamati paradox manusia ini dengan
mengamati ketidak sesuaian antara bagaimana
seseorang menggambarkan dirinya dengan
bagaimana perilaku dan sikapnya yang sebenarnya.
Malah, kebanyakan seseorang melakukan sesuatu
bukan karena dia yakin dia adalah orang seperti itu
(seperti yang dia kira adalah dia sehingga dia
melakukan hal-hal yang sesuai dengan citra
dirinya), namun justru karena dia baru ingin
menjadi orang yang dia inginkan sebagai dirinya
itu.

Contohnya, seorang wanita yang sangat yakin kalau
dia cantik sehingga berdandan, padahal karena dia
tahu dirinya tidak secantik yang dia kiralah dia
berdandan agar menjadi lebih cantik dan percaya
diri.
Anda bisa melihat paradoksnya, kan?
Seseorang yang berfokus untuk menjadi sukses
bukanlah orang yang yakin bahwa dia adalah
seorang yang sukses, namun dia tahu dia belum
sesukses yang dia inginkan sehingga dia bekerja
lebih keras lagi untuk menjadi benar-benar sukses.
Seseorang yang tidak pernah mau menyombongkan
dirinya dan tidak mau menunjukan apa pun bukan
berarti dia adalah orang yang renadah hati, namun
bisa jadi dia tidak terlalu percaya diri

menyombongkan hal-hal seperti yang
disombongkan oleh kebanyakan orang, karena itu
dia gembar-gembor kesana-sini menyombongkan
kerendah hatian dan berkampanye menolak
kesombongan materiil atau semacamnya.
Sangat paradosksiil kan?
Namun anda tidak perlu melihat sedalam itu ke
dalam citra diri seseorang. yang perlu anda lakukan
adalah mengamati bagaimana seseorang
memandang dirinya, bagaimana dia sangat ingin
dipandang dan dinilai oleh orang lain, lalu
mengamati ketidak sesuaian antara citra diri yang
diyakininya sebagai dia dan citra diri yang ingin dia
bentuk dengan perilku dan sikap yang bertentangan
dengan kedua hal tersebut.

Bagaimana hal ini akan sangat membantu dalam
proses persuasi dan manipulasi anda?
Begini …
Pertama, saat seseorang yakin dengan citra dirinya,
maka dia tidak akan menerima hal-hal yang
bertentangan dengan citra dirinya itu, meski dia
sering melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan citra dirinya. Jika anda menggunakan
pertentangan ini untuk membuktikan bahwa dia
bukanlah orang sebagaimana yang dia yakini, maka
target anda akan melakukan apa pun untuk
menolak pernyataan anda dan identitas diri
kebalikan yang anda sematkan itu, termasuk
membeli produk anda atau mengikuti rencana
anda.

Kedua, saat seseorang ingin membentuk citra diri
tertentu, maka dia akan melakukan banyak hal yang
akan mendukung pembentukan citra dirinya itu
dan membenci hal yang tidak sesuai. Anda bisa
menantang identitas dirinya dengan membuktikan
bahwa penolakanya adalah bentuk penghiatanya
akan citra diri yang ingin dibentukya.
Ketiga, saat seseorang telah yakin dengan citra
dirinya, hal yang pasti dia lakukan adalah menjaga
citra dirinya dengan melakukan hal-hal dan
mengambil keputusan-keputusan yang sesuai
dengan citra diri yang dia yakini sebagai dirinya itu.
Tugas anda, mengaitkan bagaimana hal yang anda
minta atau produk yang anda jual merupakan hal
yang akan disetujui dan diterima oleh ‘orang
semacam itu’.

Keempat, anda bisa membentukkan citra diri yang
menyamankan pada seseorang, yang membuatnya
setuju bahwa “ya, saya adalah orang seperti itu”,
kemudian anda ciptakan citra diri kebalikanya. Hal
ini juga akan membentuk cognitive dissonance yang
akan membuatnya bingung dengan identitasnya
sehingga, mau tidak mau akan menyetujui identitas
yang anda sematkan pada dia.
Perhatikan percakapan berikut dengan teliti, dan
anda akan tahu bagaimana anda bisa bermain-main
dengan citra diri seseorang untuk mengendalikan
orang tersebut,
“Anda tidak mau ikut dalam team saya karena anda
mengira anda adalah orang yang sudah terlalu
cerdas untuk ikut lagi dalam team MLM kan?”

- Bisa dibilang begitu.
“Ya, saya mengerti, anda sudah sangat berhati-hati
sekarang karena anda tidak mau tertipu lagi, dan
tentu saja menjadi orang yang berhati-hati adalah
hal penting kan?”
- Ya, tentu saja.
“Dan, saya yakin anda sangat nyaman menjadi
orang yang penuh kehati-hatian seperti ini, kan?”
- Ya, sangat nyaman.
“Sayangnya, anda tidak menjadi orang yang lebih
berhati-hati dengan menolak sistem MLM saya
sebelum memberi diri anda kesempatan untuk
mencoba. Anda malah menjadi orang yang sangat
ceroboh karena begitu cepatnya melakukan

penolakan, dan saya takut itu anda lakukan karena
selain anda sekarang menjadi orang yang ceroboh,
anda juga menjadi orang yang penakut!”
- Ya, bukan begitu. Maksud saya …
(pembelaan diri akan banyak dikemukakan
karena identitas diri yang tidak
menyamankan mulai tersadari
keberadaanya dalam diri)
“Dengar, saya sangat mengerti jika anda ingin
menjadi orang yang berhati-hati setelah anda
tertipu, karena anda tidak ingin menjadi orang yang
bodoh tertipu untuk kedua kalinya. Namun, jika
anda bersikap seperti ini, bukankah anda malah
menjadi orang yang lebih ceroboh lagi dalam

mengambil keputusan, sehingga selain bodoh kini
anda membuat diri anda sendiri menjadi penakut?”
Anda bisa meneruskan percakapan ini dengan terus
bermain-main dengan template kalimat berikut:
- “Menurut Anda, Anda Adalah orang yang
… tetapi bagaimana anda akan
membuktikan hal itu kalau (karakteristik
yang menggambarkan penolakanya pada
produk atau tawaran anda)”
- “Anda kira anda adalah orang yang
(identitas baik) … padahal sebenarnya anda
adalah orang yang (identitas buruk) …
dengan menolak (ide atau produk anda)”
- “Orang yang benar-benar (idetitas yang
diyakini target anda) akan (melakukan apa

yang anda minta) karena itu adalah bukti
(salah satu karakteristik yang
mencerminkan identitas diri yang diyakini
target anda)”
- “Anda bisa saja menganggap diri anda orang
yang (identitas yang diyakini target anda),
namun orang yang benar-benar (identitas
yang diyakini target anda) tidak akan
melakukan (karakteristik yang bertentangan
dengan identitas yang diyakini target anda,
dikaitkan dengan penolakanya terhadap
tawaran atau produk anda)”
Kalimat-kalimat ini disusun untuk mendapatkan
pengakuan dari target anda orang seperti apa
dirinya (identitas yang membuatnya nyaman dan
bangga), lalu membuktikan bahwa dia bukanlah

orang seperti tu, namun kebalikanya (identitas-
identitas yang membuat malu dan rendah) dengan
menunjukan satu atau dua karakteristik yang akan
membuktikan kata-kata anda, dan tentu saja
karakteristik tersebut harus anda kaitkan dengan
perilakunya yang menunjukan penerimaan atau
penolakan pada anda.
Sekali lagi saya tekankan, bangun rapport dan
otoritas yang cukup agar trik ini tidak menjadi
boomerang untuk anda. Kemudian catatan kedua
yang akan membuat anda bisa mendapatkan
manfaat optimal dari trik ini adalah, anda dapatkan
dulu persetujuan dari target anda bahwa dia adalah
orang yang seperti yang diyakininya (dan sesuai
dengan kepentingan anda), baru kemudian anda
ungkapkan reversenya. Malah akan lebih baik jika

anda telah mendapatkan pengungkapan langsung
dari target anda tentang identitas dirinya, atau lebih
tepatnya satu kata yang akan menggambarkan
identitas dirinya, sehingga kata yagn telah
terungkapkan tersebut bisa anda pergunakan untuk
reframing dan manipulative conversations (lihat
berbagai template percakapan manipulative di Buku
Manipulative Conversations Manual, pen).

8
Story Lines
Cara Membuat Seseorang Berada di Negeri
Dongeng dan Menjadi Pribadi dengan
Karakteristik yang Anda Inginkan
Pada bab ini anda akan mempelajari bagaimana
membuat seseorang dengan mudah berpikir dan
berfokus pada satu hal, memikirkan kemungkinan-
kemungkinan dan persetujuan-persetujuan, atau
lebih tepatnya bagaimana membuat seseoran
membujuk dan menghipnotis dirinya sendiri untuk
mengikuti keinginan anda, dan bahkan mendebat

dirinya sendiri untuk menghalangi penolakan-
penolakan yang dimunculkan dirinya sendiri.
Manfaat kedua dari teknik ini adalah, anda bisa
membuat siapa saja mengevaluasi dirinya dan
pemikiran-pemikiranya sendiri, kemudian
melakukan transformasi diri, tanpa upaya keras dari
anda.
Bagaimana caranya?
Cerita! Bab sebelumnya telah membahas bagaimana
anda bisa menggunakan kekuatan bercerita untuk
menciptakan cognitive dissonance, dan di bab ini
anda akan mendapatkan sebuah teknik mudah story
telling yang akan membuat seseorang bersikeras
membujuk dirinya sendiri untuk menyetujui
keinginan anda, sebelum di bab berikutnya nanti,

anda juga akan mendapatkan teknik bercerita
lainya.
Ada kalanya sulit membuat seseorang memikirkan
kemungkinan-kemungkinan dan sisi-sisi persetujuan
dengan anda, da nada kalanya seseorang demikian
sulitnya untuk diberi pemahaman-pemahaman
tertentu yang membuatnya makin sulit untuk
dipersuasi, karena pikiranya yang tertutup. Atau
mungkin dia punya alasan-alasan yang dalam
persepsinya begitu diyakini sehingga membuatnya
begitu sulit dipersuasi, bahkan saat dia berusaha
dibujuk untuk dijadikan lebih baik dan untuk diberi
keuntungan-keuntungan yang lebih besar sekali pun.
Jika pun anda ingin merubah keyakinan-keyakinan
tersebut, akan menjadi sangat sulit jika mereka juga

adalah orang yang tertutup yang tidak mau terlalu
banyak bicara mengenai apa yang mereka pikirkan
dan rasakan.
Apa anda pernah menjadi orang yang demikian
sulitnya dibujuk, seperti dalam cerita saya itu?
Jika orang itu adalah anda, alasan apakah kira-kira
yang membuatnya demikian sulit menerima
bujukan?
Nah, seperti itulah jalinan cerita yang akan
membuat anda bukan hanya sebagai pendengar
cerita tersebut, namun juga akan membuat anda
menjadi tokoh dalam cerita tersebut, sehingga anda
akan bersikap dan berpikir sebagaimana tokoh
dalam cerita tersebut (dengan mempergunakan
frame of references) anda sendiri, sehingga jawaban-

jawaban yang saya dapatkan dari anda bukan lagi
berupa “jawaban kira-kira” namun rahasia pola
pikir anda, yang anda ungkapkan secara tidak
langsung dengan menjadi tokoh dalam cerita
tersebut.
Anda akan mendapatkan lebih banyak lagi “bahan
referensi” untuk menaklukan target anda dengan
memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang ada
dalam dirinya sendiri, yang diungkapkanya sendiri
dengn mengikuti alur Tanya jawab berikut.
“Jika orang dalam cerita itu adalah … Anda,
bagaimana seharusnya orang tersebut dibujuk agar
benar-benar membuatnya nyaman”
“Jika orang tersebut adalah anda, bagaimana anda,
yang tentu saja menjadi demikian karena memiliki

pertimbangan-pertimbangan sendiri yang
membuatnya menolak … maka pertimbangan-
pertimbangan apakah yang kira-kira dilupakanya,
yang akan membuatnya menerima ….?”
“Bagaimana menurut pendapat anda dengan
karakter orang seperti itu?”
“Ketidak nyamanan apakah yang dirasakanya
dengan menjadi orang yang … seperti itu?”
“Keuntungan apa yang nantinya akan dirasakanya
jika saja dia mau mempertimbangkan untuk
menerima …?”
Ada banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang bisa
anda ajukan untuk membuat target anda
merenungkan sendiri tokoh dalam cerita yang anda

sampaikan, yang juga berarti merenungkan dirinya
sendiri dan segala pergulatan batinnya.
Contoh cerita yang saya sampaikan sebelumnya
pada anda merupakan cerita yang secara langsung
“menusuk” targetnya, dan tentu saja anda juga bisa
menggunakan cerita-cerita yang tidak terlalu
“langsung” namun bersifat lebih terselubung.
Anda juga tidak harus menjadikan target anda
sebagai orang yang menempatkan dirinya sebagai
“penjawab” atas pertanyaan-pertanyaan yang anda
berikan. Anda juga bisa menjadikan target anda
sebagai pengawas dan penanya yang bersifat
“frontal” pada karakter dalam cerita yang adalah
karakter yang mewakili dirinya sendiri, sehingga dia
akan melihat dirinya dari perspektif orang lain

(anda bahkan bisa menyajikanya dalam skema
perseptual position untuk membuat dia bisa
mengevaluasi dirinya sendiri dan cara-cara
berpikirnya serta semua keyakinan yang dia
pegang).
“Anda tentu tahu bagaimana menghadapi orang
yang keras kepala seperti Si A itu kan? Nah,
bagaimana menurut anda orang lain akan menilai
sikap Si A dalam cerita tersebut?”
“Saya tahu anda adalah orang yang bisa menilai
sesuatu dengan lebih baik, dan sebagai orang yang
bisa menilai segala sesuatunya dengan lebih baik,
bagaimana anda menilai si A dalam cerita saya
tersebut?”

“Menurut anda, apakah orang-orang di sekitar Si A
nyaman dengan Si A ini?”
“Jika anda menjadi anak dari Si A, bagaimana anda
akan menilai sikap …-nya itu?”
Akan sangat efektif jika anda menempatkan target
anda menjadi seorang yang menilai tokoh dalam
cerita yang anda sampaikan (yang adalah
perwakilan dirinya) dari perspektif kepribadian
yang sangat berseberangan (dengan perilaku, pola
pikir dan prinsip-prinsip yang berbeda), anda juga
bisa menempatkan target anda sebagai keluarga,
atau sebagai anda. Intinya, anda membuat target
anda menilai dan melihat dirinya dari sudut
pandang yang sama sekali berbeda, sehingga akan
mendapatkan sensasi-sensasi yang sangat berbeda

terhadap dirinya dan bisa melihat dirinya dengan
sudut pandang yang sangat berbeda.
Anda mungkin menilai teknik ini terlalu simple,
namun jika anda rajin mempraktikanya, anda akan
menemukan betapa banyak manfaat dan
pengembangan yang bisa anda buat dengan
menggunakan teknik ini, bahkan termasuk hal-hal
yang sangat tidak etis sekali pun.

9
Meta Story Techniques
Bagaimana Merubah Persepsi Seseorang Dengan
Seni Bercerita Ciptaan Saya, yang Belum Pernah
Anda Tahu Sebelumnya
Anda pasti sudah pernah mendengar keampuhan
sebuah cerita dalam merubah pemikiran dan
perilaku seseorang, membawa mereka berpikir dari
sudut pandang berbeda dan membuat mereka
merubah framenya sendiri dengan sangat cepat.
Seni bercerita yang satu ini merupakan seni
bercerita yang sangat mudah, yang bisa anda
terapkan dengan mudah dan tentu saja, dampak
yang akan dihasilkanya sangat mencengangkan.

Perhatikan dan simak cerita di bawah ini dengan
sangat baik,
“Ada sebuah angkutan yang berjalan dengan sangat
cepat dan urakan karena sopirnya masih belum
mendapatkan cukup penumpang seharian, yang
membuatnya baru bisa mengumpulakan sedikit
uang saja dari profesinya sebagai supir angkot
tersebut.
Dalam mobil itu, ada sekelompok ibu-ibu dan
seorang pendeta yang sangat taat pada Tuhan.
Karena kecepatan mobil tersebut sangat
menakutkan, membuat semua penumpang yang ada
di dalam mobil itu terhempas ke sana-sini, membuat
mereka sangat-sangat kawatir kalau-kalau mobil
tersebut akan mengalami kecelakaan.

Sang pendeta yang juga adalah seorang pengkotbah
yang sangat pandai, kemudian mengajak para
penumpang lainya untuk berdoa, sehingga mereka
bisa lebih tenang dengan mengharapkan bantuan
Tuhan dalam kondisi yang membuat mereka
gemetar ketakutan tersebut.
Sayangnya, mereka benar-benar mengalami
kecelakaan. Bahkan, semua dari mereka akhirnya
tewas.
Namun, ceritanya belum selesai di sana, sebab di
akhirat sana, sang pendeta dan sang sopir kemudian
bertemu lagi, di gerbang surga.
Saat menunggu panggilan memasuki surga, Para
Malaikat malah menyambut dan mempersilahkan si
sopir urakan itu untuk memasuki surga pertama,

bukan sang pendeta, dan bahkan si sopir itu
mendapatkan surga yang lebih indah, lebih mewah
dan lebih membahagiakan di tingkatan yang lebih
tinggi disbanding sang pendeta.
Tentu saja sang pendeta kemudian bertanya-tanya,
kenapa hal tersebut bisa terjadi.
Lalu malaikat menjawab, karena si sopir itu bisa
membuat banyak penumpangnya ingat pada Tuhan,
karena mobil dan caranya mengemudi yang
menakutkan itu lebih bisa membuat seseorang
berdoa disbanding kotbah sang pendeta yang
seringnya malah membosankan”
Begitulah ceritanya.
Apa yang anda dapatkan dari cerita tersebut?

Ada hikmah tentang bagaimana sebenarnya
tindakan nyata lebih penting dari wacana. Ada pula
hikmah tentang bagaimana kita tidak pernah Tahu
pada siapa Tuhan akan memberikan anugerah-Nya
dan kelakuan apa yang akan membuat kita
mendapatkan “anugerah” tersebut.
Anda bisa membuat seseorang yang sering
melakukan hal buruk atau sering menilai sesuatu
hanya dari bagaimana hal tersebut kelihatanya
untuk merubah cara pandang mereka.
Initinya, cerita tadi membuat anda berpihak pada si
sopir dan menilainya baik, kan?
Sayangnya, ceritanya belum selesai di sana.
“Beberapa hari kemudian, si sopir yang sedang asik
menikmati surganya kemudian dipanggil oleh para

malaikat dan diusir dari surga, lalu dikurung di
neraka. Bahkan, si sopir itu dikurung di neraka
untuk selamanya. Sementara si pendeta diletakkan
di surge tertinggi menggantikan si sopir.
keadaan yang berubah drastic ini kemudian
membuat sang pendeta bertanya lagi pada para
malaikat tersebut.
Ternyata, menurut penjelasan para malaikat itu, si
sopir masuk surga karena kebaikan yang tidak
disadarinya yang telah membuat banyak orang jadi
berdoa pada Tuhan, dan karena sang pendeta yang
membuat banyak orang kemudian mendoakan si
sopir itu, sehingga kumpulan doa tersebut
membuatnya berhak atas surga, meski sementara
saja.

Si sopir kemudian dijebloskan di neraka karena
banyak dari penumpangnya yang meninggal karena
kecerobohan dan ketamakanya itu meninggalkan
anak dan keluarga, yang semua keluarganya itu
kemudian sangat bersedih. Keluarga mereka jadi
sangat terpuruk kehilangan ibu, istri, sahabat, nenek
dan saudari mereka. Inilah dosa si sopir yang sangat
besar, yang juga seperti kebaikanya, dia buat tanpa
dia sadari.
Si pendeta kemudian dinaikkan ke surga tertinggi,
karena meski banyak dari kotbahnya membosankan,
banyak pula yang mendatangkan pencerahan, dan
bahkan di saat-saat terakhir para penumpang
tersebut berdoa karena ajakan sang pendeta”

Nah, setelah anda memperhatikan cerita lanjutanya,
bagaimana persepsi anda tentang si sopir? Apakah
masih sebaik itu? Atau sang pendeta yang kemudian
menduduki posisi yang lebih baik?
Kemudian, apa hikmah yang bisa anda ambil dari
cerita lanjutan yang membungkus keseluruhan
cerita ini? Anda bisa mendapatkan pelajaran bahwa
kebaikan yang tidak terduga membuat kita ke surga,
namun kejahatan yang tidak terduga pun bisa
membuat kita masuk neraka, dan anda akan
dikembalikan pada persepsi awal kalau orang yang
berperilaku buruk akan tetap mendapatkan
balasanya, kan?
Cerita sebelumnya, yang saya ceritakan pertama
merupakan cerita yang sudah dikenal luas,

sementara cerita lanjutanya, yang memberi
gambaran lain atas cerita sebelumnya, merupakan
cerita yang menceritakan cerita dari sudut pandang
berbeda, yang saya sebut dengan Meta Story.
Perhatikan pula contoh berikut ini,
(Pacing Story)
Anda tentu tahu kalau bersedekah atau memberi
sumbangan untuk orang yang membutuhkan
merupakan hal yang baik, kan?
Ada sebuah cerita tentang seorang yang sangat kaya,
yang kemudian ingin melakukan kebaikan besar
dalam hidupnya. Dia telah mengumpulkan banyak
kekayaan, dan dia bersedih melihat orang yang
hidup dalam kemiskinan, karena itu kemudian dia
memberikan setengah dari hartanya pada orang

yang dia tahu adalah orang paling miskin yang
belum pernah merasakan bagaimana menikmati
kemewahan hidup.
Kemudian, dia menemukan seorang pemuda yang
telah bekerja keras untuk menghidupi keluarganya
di desa, yang meski telah bekerja hamper 18 jam
sehari, namun penghasilnya hanya cukup untuk
makan. Sementara, ibu dan ayahnya di desa seang
sekarat dan membutuhkan dana pengobatan.
Orang kaya tersebut tersentuh dengan kisah
perjuangan si pemuda ini, kemudian pada dialah
setengah dari hartanya disumbangkan.
Anda tentu sudah melihat kebaikan besar sedang
terjadi di sini kan?”
(Meta Story/ Leading Story)

Setelah beberapa tahun, orang kaya tersebut
menemui si pemuda tersebut karena ingin tahu
keadaanya.
Betapa terkejutnya si orang kaya karena si pemuda
itu kembali hidup miskin. Bahkan kali ini dia tidak
bekerja seperti dulu, dia hanya duduk seperti orang
frustasi, dan bahkan lupa mandi dan merawat
dirinya dengan layak.
Orang kaya tersebut sangat penasaran dengan apa
yang terjadi, kemudian dia bertanya pada si pemuda
itu, dan orang kaya ini mendapat jawaban yang
membuatnya menyesali kebaikan yang pernah
dilakukanya.
Pemuda itu, yang akhirnya merasakan bagaimana
menjadi orang kaya, kemudian menjadi sangat

sombong dan hura-hura. Dia bahkan mulai
mencoba kehidupan yang sangat jauh dari ajaran
agama. Orang tuanya yang tahu keadaan si pemuda
ini berusaha memperingatkan agar anaknya tidak
semakin tersesat, namun malah pemuda ini bersikap
sangat kasar pada orang tuanya, sampai mereka
berdua terkena serangan jantung dan meninggal.
Akhirnya, hartanya habis dan dia menjadi frustasi.
Kita bisa saja melakukan kebaikan yang sangat
besar, namun dampaknya bisa saja keburukan yang
sangat besar, kan?
Saya menyampaikan pada anda dua contoh cerita,
yang keduanya memiliki sudut yang berbeda.
Pertama anda mendapat cerita yang bisa
dpersepsikan dari satu sisi, dan kemudian memutar

balikan persepsi tersebut dengan menyampaikan
cerita lanjutan berkaitan dengan cerita sebelumnya.
Bagaimana cara anda membuat penyampaian Meta
Story anda agar memiliki dampak besar dalam
merubah persepsi dan emosi target anda?
Pertama, cerita pertama yang anda sampaikan
haruslah cerita yang membuat target anda merasa
seakan cerita tersebut anda ceritakan untuk
mendukung dan menyetujui ide atau pemikiranya.
Cerita ini bersifat pacing atas pemikiran atau
keputusan target anda. Bahkan kalau perlu anda
sampaikan kesimpulan dan interpretasi cerita
pertama ini dengan pola pikir yang akan membuat
target anda menjadi semakin merasa disetujui.

Kedua, cerita yang anda sampaikan untuk
mencakupi cerita awal merupakan sudut pandang
lain dari cerita tersebut, merupakan kepingan cerita
yang hilang, atau penceritaan dari sudut pandang
karakter yang berbeda, yang tujuanya adalah
sebagai kebalikan atas semua cerita dan interpretasi
di awal tadi. Hal ini bukan hanya akan membuat
target anda mulai ragu dengan pemikiranya, namun
juga akan membuat anda memiliki teknik pacing
and leading yang sangat efektif terhadap pemikiran
dan perasaan target anda.
Ketiga, anda bisa menceritakan anda
menginterpretasikan sebuah cerita dari sudut
pandang seorang pencerita dengan kepentingan dan
model dunia tertentu, dan kemudian anda

melakukan counter attack dengan melihat cerita
dan interpretasinya dari cerita yang sama.
Anda bisa mengatakan, “beginilah seorang top
leader MLM akan menceritakan cerita … untuk
mendukung kepentinganya membawa anda
mengikuti bisnis mereka. Namun, cerita yang sama
pernah diceritakan dan diinterpretasikan seorang
korban penipuan MLM seperti ini …”
Atau anda bisa mengatakan, “(Ceritakan dari sudut
pandang yang ‘diinginkan’ dan ‘sesuai’ dengan
pemikiran awal target anda)… Begitulah ceritanya
saat disampaikan seorang motivator bisnis properti.
Namun, yang perlu anda dengarkan kemudian
adalah bagaimana cerita tersebut disampaikan oleh
seorang agen property yang bisa melakukan

penipuan (kemudian ceritakan contoh yang
berseberangan)”
Anda menceritakan sebuah cerita yang sama,
namun anda merubah sudut pandang target anda
dengan merubah siapa pencerita dari cerita
tersebut, sehingga perubahan pencerita ini akan
merubah pula frame target anda mengenai cerita
yang anda sampaikan.
Selamat, anda baru saja mendapatkan salah satu
cara mudah merubah frame seseorang, dan bukan
hanya mudah, jika anda mempergunakan teknik ini
dengan cara yang tepat, anda juga akan
mendapatkan hasil yang tepat, setepat yang anda
inginkan.

Penutup
Ya, anda baru saja membaca salah satu buku
dalamMind Master Complete Manual, buku yang
bukan hanya akan memberi anda pemahaman lebih
mendalam tentang interaksi antar manusia dan
seluk beluknya, juga memberikan pada anda
sekumpulan teknik dan trik yang akan sangat efektif
untuk anda pergunakan dalam proses persuasi
anda.
Namun, akan anda apakah semua materi yang telah
anda dapatkan itu?
Anda hanya akan mempergunakanya sebagai “satu
lagi” teknik yang anda beli untuk memperkaya

kepala anda dengan informasi, namun tidak pernah
mempraktikanya?
Beberapa dari anda yang membaca buku ini dan
membeli Paket Mind Master Complete Manual akan
berkata “yah, nanti saya akan mempraktikanya
kalau momennya sudah tepat”. Mereka ragu dengan
apa yang dipelajarinya, atau mungkin mereka ragu
dengan kemampuan mereka dalam mempraktikan
apa yang dipelajarinya, jadi mereka akan membuat
penundaan demi penundaan untuk mempraktikan
apa yang sudah mereka praktikan.
Beberapa lagi akan berkata, “Ah, aku
berkomunikasi seperti biasa saja”, atau,”Ya,
tekniknya bagus, namun aku belum
memeprlukanya” dan banyak lagi alasan lain bisa

ditemukan untuk menunda mempraktikan berbagai
teknik dan strategi dalam buku ini.
Ya, sementara mereka, para calon masters yang
memiliki kuasa dan kekuatan akan mencari dan
menemukan sebanyak mungkin alasan dan
kesempatan untuk mempraktikan apa yang mereka
telah pelajari, mereka yang adalah parak pecundang
akan mencari dan menemukan sebanyak mungkin
alasan untuk menunda dan menghindari praktik.
Mereka menganggap dirinya “hanya ingin tahu”
dan bukan berorientasi pada praktik dan mereka
tetap nyaman dengan teknik-teknik lama yang
sudah mereka biasa pakai. Saya takut, jauh di dalam
diri mereka menginginkan perbaikan dan
perubahan, ingin menemukan keahlian yang lebih

tinggi sehingga bagian diri itu kemudian menuntun
mereka untuk membeli Mind Master Manual ini,
namun sayangnya mereka terlalu malas dan
pengecut untuk berani mengambil usaha untuk
mencapai dan mewujudkan apa yang mereka
inginkan.
Anda orang seperti apa?
Apakah anda akan mencari dan menemukan alasan
untuk menyimpan semua informasi yang anda
pelajari ini tanpa anda praktikan? Atau, anda akan
mempraktikanya setengah hati dan mengharapkan
hasil penuh seperti seorang yang bekerja paruh
waktu namun mengharapkan gaji fulltime? Atau,
anda akan memberi diri anda kesempatan untuk
mengalami bagaimana menjadi orang yang

memiliki kekuasaan, kendali dan kuasa yang lebih
besar dari sebelumnya, serta bersedia membayarkan
semua pengorbanan yang dibutuhkan?
Jika anda adalah jenis orang terakhir, anda memang
sangat-sangat layak memegang Mind Master
Manual ini, dan …
Welcome to the family.
Jika anda bukan orang terakhir? Saya percaya, anda
akan tetap mencari dan menemukan alasan untuk
menemukan sebanyak mungkin manfaat dalam
paket Mind Master Manual ini.

17 Plus Teknik Terlarang Manipulasi Pikiran PDF

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

17 Plus Teknik Terlarang Manipulasi Pikiran PDF

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

17 Plus Teknik Terlarang Manipulasi Pikiran PDF

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

17+ Teknik Terlarang Manipulasi Pikiran

Copyright ©2013 By Putu Yudiantara & RMCS

Diterbitkan Oleh : Raven Mind Control School Publications

Diterbitkan dan Didistribusikan Oleh :

Raven Mind Control School Publications

berjudul “17+ Teknik Terlarang Manipulasi

Pikiran” dan sepertinya anda sedang mengira kalau

anda akan mendapatkan 17 atau lebih teknik-teknik

manipulasi pikiran, dan kemudian anda kecewa

karena ternyata yang disampaikan dalam buku ini,

kurang dari itu.

Sebab buku ini sedang mengajarkan teknik-teknik

yang sangat dewasa, atau bersifat “Tujuh belas

tahun ke atas”, yang juga berarti anda harus

mempergunakanya dengan penuh tanggung jawab

dan keseriusan layaknya orang dewasa.

Mind Master Manual | i

anda untuk mendapatkan paling tidak tujuh belas

teknik ini memang benar bisa terpenuhi, tapi bukan

oleh buku ini, namun oleh anda sendiri. Teknik-

teknik advanced dalam buku ini merupakan hal-hal

mendasar yang jika anda telah menguasainya, anda

akan mampu menciptakan teknik anda sendiri,

teknik yang bahkan lebih powerful dari teknik

dalam buku ini.

Saya ingin menekankan pada anda, kalau semua

yang disampaikan dalam buku ini merupakan

prinsip-prinsip psikologis yang penting anda hayati,

dan merupakan strategi-strategi untuk mengakali

pikiran yang penting anda kuasai untuk

memperkaya serta memperkuat persuasi dan

Mind Master Manual | ii

teknik dan trik melakukan percakapan yang

manipulative dalam buku “Manipulative

Conversation Manual” serta lebih banyak

pemahaman lagi mengenai psikologi manusia

dalam video Matrix of Manipulation.

Semua materi dalam Paket Belajar Mind Master

Complete Manual ini merupakan satu kesatuan

yang saling menyempurnakan satu dengan yang

lainya, saling melengkapi dan saling menguatkan

anda dengan berbagai sisi yang memang anda

Dalam buku ini, anda akan mengeksporasi berbagai

macam materi, yang bahkan beberapa diantaranya

merupakan materi training seharga puluhan juta

Mind Master Manual | iii

pikir sebagaimana seorang “peneliti” yang memiliki

rasa ingin tahu yang mendalam, yang selalu ingin

mencoba, mengembangkan dan membuktikan

semua yang dibacanya. Jika anda memiliki pola

pikir itu (dan, ya tentu anda bisa memiliki pola pikir

demikian jika anda membiasakan diri untuk

menjadi orang dengan cara hidup sehebat itu), anda

tidak hanya akan menjadikan buku ini atau materi

lain dalam Mind Master Complete Manual sebagai

informasi yang memenuhi memori otak, namun

juga sebagai sebuah “skill yang anda sedang

Dan tentu saja, sebagaimana yang saya janjikan,

saya siap mendampingi anda dalam proses belajar