Mesin Penyiangan
Mesin Penyiangan
Mesin Penyiangan
BAB I
PENDAHULUAN
1
Penyiangan padi merupakan salah satu kegiatan dalam budidaya tanaman
padi sawah yang berpengaruh mentukan produksi hasil pertanian. Mesin penyiang
bermotor merupakan salah satu alternative cara penyiangan disamping cara-cara
penyiangan yang lain (dicabut langsung dengan tangan, dengan alat landak dll).
Mesin penyiang padi sawah bermotor model JP-02, merupakan prototype yang
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu digunakan untuk kegiatan
penyiangan padi sawah sampai dengan umur 40 hari (Joko, 2006).
Tantangan di masa depan adalah masalah ketersediaan tenaga kerja yang
bekerja di bidang pertanian yang memiliki kecenderungan semakin berkurang.
Salah satu alternatifnya adalah menggunakan mesin penyiang bermotor. Alat ini
mampu mengurangi waktu kerja dan jumlah tenaga kerja. Kepemilikan mesin ini
dapat diusahakan dengan berbagai cara, salah satunya dengan pembelian lewat
kelompok dan nantinya diusahakan atau digunakan bersama lewat sistem usaha
jasa (Desrial, 2009).
Kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian saat ini menjadi masalah yang
menghambat produktifitas hasil pertanian. Keadaan ini disebabkan karena
kesempatan kerja diluar sektor pertanian cukup luas, lebih menarik serta
menawarkan pendapatan yang lebih baik dan profesi sebagai petani masih
mengandung pandangan yang kurang baik bagi masyarakat. Dengan kurangnya
tenaga kerja di sektor pertanian, secara tidak langsung mengakibatkan mahalnya
upah kerja yang harus dibayar oleh petani. Masalah ini sudah ditanggulangi oleh
pemerintah dengan penerapan mekanisasi pertanian.Salah satu penggunaan alat
mekanisasi pertanian yang tidak kalah pentingnya adalah pada saat penyiangan
padi sawah.
2
4. Bagaimana persyaratan kondisi lahan sawah dan tanaman padi
sawah terhadap mesin penyiang ?
5. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari mesin penyiang ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
padisawah mekanis bermotor. Cara kerja dan mekanisme penyiangan
menggunakan mesin ini sepintas mirip alat landak putar yang didorong oleh
operator, hanya saja bedanya piringan putarnya berbentuk segi 6 untuk lahan yang
dangkal berukuran diamater 35 cm dan berbentuk segi 8 berdiameter 45 untuk
tanah yang dalam. Tenaga putar didapatkan darisebuah motor bakar berukuran 2
HP hasil modifikasi motor dari mesin potong rumput gendong.
Komponen penyiang tipe bajak dua sayap adalah kerangka besi yang dapat
dipasang knock down. Dengan system knock down tersebut, waktu yang
diperlukan untuk membongkar mesin berkisar 25 menit, sedangkan untuk merakit
kembali mesin penyiang tipe bajak dua sayap berkisar 35 menit. Jumlah tenaga
kerja yang diperlukan untuk membongkar dan merakit kembali alat ini adalah
dengan menggunakan dua orang operator ( Setyadi, 2004).
Penyiangan yang dilakukan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
• Membersihkan gulma sehingga tidak terjadi persaingan akan kebutuhan
metabolisme tanaman.
• Memasok udara ke dalam tanah sehingga terjadi aerasi yang baik.
• Memotong akar tanaman. dengan terpotongnya akar tanaman akan memacu
partumbuhan cabang cabang akar yang lebih banyak dengan banyaknya akar
maka pertumbuhan tanaman akan lebih bagus.
5
b. Power Weeder Roda Dua
Mesin jenis ini dapat dioprasikan untuk pencabut rumput liar pada tanah
kering dan juga cocok untuk lahan basah dengan menggunakan mesin
bertenaga 8.3 Hp kekuatan mesin diteruskan ke roda tanah melalui v puli
pita-mesin. Mesin pencabut rumput liar berputar terdiri dari tiga baris
piringan berjajar dengan 6 jumlah pisau yang lentur berlawanan arah sebagai
alternatif pada setiap piringan. Pisau ini bila berputar mengaktifkan pemotong
dan menggemburkan tanah.
6
2.3. Bagian-Bagian Mesin Penyiang
Berikut ini adalah komponen dari mesin penyiang beserta fungsi kerjanya
masing-masing.
1. Stang kemudi : berfungsi untuk mengatur arah jalannya mesin penyiang
hubungan kerjanya dengan tuas gas yang mengatur tingginya gas.
2. Tuas gas : berfungsi untuk mengatur gas hubungan kerjanya dengan stang
kemudi untuk mengatur jalan mesin penyiang .
3. Tangki bahan bakar berfungsi untuk menyimpan bahan bakar agar selalu
tersedia kalau dalam pemakaiannya. Hubungan kerjanya dengan komponen
yang di transper agar menjadi bahan bakar agar mesin dapat di fungsikan.
4. Mesin pengerak berfungsi untuk menberi daya kepada komponen-komponen
yang ada agar menpermudah pengerjaan dalam penyiangan gulma.
5. Pelindung weeder berfungsi untuk melingdungi petani agar terhindar dari
resiko bahaya.
6. Rangka berfungsi untuk tempat untuk memasang dari suatu system.
7. Ekor peluncur berfungsi untuk menahan saat mesin penyiang selesai di
gunakan.
8. Cakar penyiang merupakan eksekutor dalam mesin ini, cakar terdiri dari
roda yang terbuat dari plat besi, dan cakar sendiri dibuat dari bahan paku baja
yang dibengkokkan di ujungnya. Untuk membuat roda diperlukan plat besi
yang dibentuk menggunakan pahat.
7
Tarik tuas gas sedikit sebelum melakukan start ( menarik tali start)
Tarik tali starter, jangan lakukan tareikan sampai maksimum/penuh,
apabila sekali tarikan belum hidup lakukan tarikan lagi.
Apabila engine masih sulit hidup putar tuas choke ke posisi close
Setelah engine hidup kembalikan lagi tuas gas ke posisi netral.
b. Mematikan engine
Kembalikan tuas gas pada posisi netral atau idel
Tekan tombol “STOP” sampai engine mati
Putar tuas/ kran bahan bakar pada posisi “close”
2. Pengoperasian di lahan
Tempatkanlah unit power weeder pada tengah-tengah alur tanaman padi (
cakar kiri dan kanan berada pada ruang kosong diantara alur tanaman
padi).
Engine distart dan setelah hidup kembalikan posisi tuas gas ke idel (gas
posisi rendah ), pada posisi ini putaran dari engine tidakditeruskan ke
poros utama dan otomatis cakar penyiang tidak berputar, hal ini
dikarenakan pada engine terdapat kopling system sentrifugal, putaran dari
engine akan diteruskan bila rpm engine cukup tinggi.
Dengan posisi operator dibelakang mesin penyiang sambil memegang
kedua stang, mulai atur posisi gas menjadi tinggi sampai cakar penyiang
berputar.
Apabila kondisi Lumpur cukup dalam dan piringan cakar penyiang
terbenam naikkan posisi cakar penyiang, dengan cara menekan stang
kebawah ( kaki pengapung sebagai bidang tumpu).
Dengan menekan stang kebawah dan kakai pengapung sebagai bidang
tumpu adakalanya mengakibatkan cakar berputar ditempat, karena kaki
pengapung terbenam kedalam lumpur, bila hal ini terjadi angkatlah stang
sampai mesin penyiang dapat berjalan ke depan.
8
Mekanisme pengoperasian mesin penyiang padi sawah , sehingga dapat
berjalan ke depan adalah terjadinya slip pada piringan cakar penyiang (
slip berkisar 50 – 60 %), slip inilah yang mengakibatkan Lumpur padi
sawah teraduk dan diharapkan gulma yang tumbuh diantara alur tanaman
akan tercabut dan tergulung.
Pada saat pengoperasian di lapang operator yang sudah terbiasa dan
terlatih akan memeliki perkiraan (feeling) kapan saatnya stang harus
diangkat dan ditekan sehingga mesin penyaing dapat melaju ke depan
dengan kecepatan sesuai dengan kecepatan jalan operator di lahan ( 2 –2,5
km/jam)
Setelah sampai pada ujung lahan, gas dikecilkan sehingga engine tetap
hidup tetapi cakar penyiang diam, untuk berpindah alur unit mesin
penyiang dapat diangkat .
Untuk mengangkat mesin penyaing ini cukup dilakukan satu orang ( berat
19 kg), tangan sebelah memegang pipa rangka dan tangan
sebelah memegang pegangan gear box.
Setelah mesin terpindahkan ke alur berikutnya ulangi lagi proses
menjalankan mesin penyiang seperti diatas.
9
Bersihkan filter bahan bakar , lepaskan filter bahan bakar dan cucilah
dengan minyak tanah. Jika sudah terlalu kotor gantilah dengan yang
baru dan juga bersihkan tangki bahan bakar.
2. Persyaratan tanaman
Tanaman padi sawah berumur antara 15 hari sampai dengan 40 hari
Tanaman ditanam dengan yang teratur, jarak antara baris 20 cm ( mesin
penyiang bermotor tipe JP- 02/20 hanya dapat dipakai untuk menyiang
tanaman dengan jarak tanam 20 cm) ,
Jarak tanaman didalam baris juga dibuat seragam 20 cm, apabila
diinginkan dilakukan penyiangan dengan mesin penyiang pada arah
memotong baris tanam.
Jarak tanaman didalam baris boleh dibuat tidak seragam atau dibuat lebih
rapat, namun penyiangan dengan mesin pada pada arah memotong baris
tanaman tidak dapat dilakukan.
10
Meningkatkan kapasitas kerja penyiangan, dibandingkan dengan
penyiangan cara manual 50 – 80 jam per hektar, mesin penyiang (power
weeder) mempunyai kapasitas kerja 15 – 27 jam per hektar.
Mengurangi kejerihan kerja, dan mampu menekan ongkos kerja
penyiangan
11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Sukman, Y., dan Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT.Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Pitoyo Joko, 2006. Mesin Penyiang Gulma Padi Sawah Bermotor. Sinar Tani.
Banten.Handaka.2001. Inovasi Alat dan Mesin Pertanian.Prosiding
Ekspose dan Seminar Inovasi Alat dan Mesin Pertanian untuk
Agribisnis.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Smit, H. P. and Wikes, L. H. 1979.Farm Machinery and Equipment.Agricultural
Machinery.Farm Equipment. Tata Mc. Graw-Hill
Desrial, W.S. dan P. Bangun.2009. Pengendalian Gulma pada Tanaman Kedelai.
Dalam Soatmadja, S. Ismunadji, Yuswandi(Penyunting). 1985. Pusat
Penelitian dan PEngembangna Tanaman Pangan. Bdan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
BBPMP Serpong.2004. Riset dan Rekayasa untuk Mewujudkan Mesin Penyiang
Padi Sawah Mekanis Bermotor. Lambaga Riset dibawah Badan Litbang
Departemen Pertanian
Setyadi, S. 2004. Uji Kinerja Teknis dan Ekonomis Cultivator Roda Satu
“YANMAR PSC 4B” pada Operasi Penyiangn Kedelai.Skripsi. Jurusan
Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya.
Malang.
Yulianti.2004. Riset Mengenai Mekanisme Penyiangan Gulma Padi di Lahan
Kering dan Basah.Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
13