Mesin Penyiangan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Mesin Penyiang Tanaman

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Smith and Wikes (1979) mengemukakan bahwa penyiangan merupakan
suatu bentuk pengendalian gulma secara mekanis dengan menggunkan alat untuk
mengaduk atau membalik permukaan tanah sampai kedalaman tertentu dengan
cara sedemikian rupa, agar gulma yang masih kecil dapat dibinasakan dan
pertumbuhan tanaman budidaya dapat ditingkatkan.
Di Indonesia pemberantasan gulma masih banyak dilakukan dengan cara
manual yaitu mencabut gulma dengan tangan. Selama masa pertumbuhan padi
biasanya dilakukan 2 kali penyiangan yaitu penyiangan pertama pada waktu padi
berumur 15 -17 hari dan penyiangan kedua pada waktu padi berumur 50 – 55 hari.
Menurut Sukman (1991), pengendalian gulma dari tanaman padi perlu
dilakukan untuk menghindari persaingan antara padi dan gulma dalam mengambil
unsur hara, selain itu dengan bersihnya gulma di sekitar tanaman padi maka
penyebaran hama penyakit padi sudah dibuat seminimum mungkin atau bahkan
terputusnya medai penyebar hama penyakit padi. Cara penyiangan mekanis
membutuhkan waktu pengerjaan yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan
cara penyiangan dengan tangan. Penggunaan alat penyiang mekanis berisiko
merugikan pertumbuhan tanaman, karena alat tersebut sering
menimbulkan kerusakan mekanis pada akar maupun batang tananam padi,
terutama kalau jarak tanam padi tidak teratur.
Penyiangan secara mekanis menggunakan peralatan bantu seperti garok
dan landak sudah banyak digunakan di beberapa wilayah, hanya saja masih
dijumpai kendala kapasitas yang rendah (40 - 50 HOK/ha) serta kejerihan kerja
cukup tinggi. Tantangan di masa depan adalah masalah ketersediaan tenaga kerja
yang bekerja di bidang pertanian yang memiliki kecenderungan semakin
berkurang. Salah satu alternatifnya adalah menggunakan mesin penyiang
bermotor. Alat ini mampu mengurangi waktu kerja dan jumlah tenaga kerja.

1
Penyiangan padi merupakan salah satu kegiatan dalam budidaya tanaman
padi sawah yang berpengaruh mentukan produksi hasil pertanian. Mesin penyiang
bermotor merupakan salah satu alternative cara penyiangan disamping cara-cara
penyiangan yang lain (dicabut langsung dengan tangan, dengan alat landak dll).
Mesin penyiang padi sawah bermotor model JP-02, merupakan prototype yang
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu digunakan untuk kegiatan
penyiangan padi sawah sampai dengan umur 40 hari (Joko, 2006).
Tantangan di masa depan adalah masalah ketersediaan tenaga kerja yang
bekerja di bidang pertanian yang memiliki kecenderungan semakin berkurang.
Salah satu alternatifnya adalah menggunakan mesin penyiang bermotor. Alat ini
mampu mengurangi waktu kerja dan jumlah tenaga kerja. Kepemilikan mesin ini
dapat diusahakan dengan berbagai cara, salah satunya dengan pembelian lewat
kelompok dan nantinya diusahakan atau digunakan bersama lewat sistem usaha
jasa (Desrial, 2009).
Kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian saat ini menjadi masalah yang
menghambat produktifitas hasil pertanian. Keadaan ini disebabkan karena
kesempatan kerja diluar sektor pertanian cukup luas, lebih menarik serta
menawarkan pendapatan yang lebih baik dan profesi sebagai petani masih
mengandung pandangan yang kurang baik bagi masyarakat. Dengan kurangnya
tenaga kerja di sektor pertanian, secara tidak langsung mengakibatkan mahalnya
upah kerja yang harus dibayar oleh petani. Masalah ini sudah ditanggulangi oleh
pemerintah dengan penerapan mekanisasi pertanian.Salah satu penggunaan alat
mekanisasi pertanian yang tidak kalah pentingnya adalah pada saat penyiangan
padi sawah.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil dari mesin penyiang gulma ini
adalah sebagai berikut
1. Apa itu defenisi mesin penyiang ?
2. Apa saja jenis dari mesin penyiang ?
3. Bagaimana cara pengoperasian dan perawatan mesin penyiang ?

2
4. Bagaimana persyaratan kondisi lahan sawah dan tanaman padi
sawah terhadap mesin penyiang ?
5. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari mesin penyiang ?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui defenisi dari mesin penyiang
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui persyaratan kondisi lahan sawah dan
tanaman padi sawah terhadap mesin penyiang
3. Untuk mempelajari cara pengoperasian dan perawatan mesin penyiang
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari mesin penyiang
5. Dan untuk bisa mengetahi keunggulan dan kelemahan dari mesin penyiang

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Mesin Penyiang


Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di
sela-sela tanaman pertanian dan segaligus berfungsi untuk menggemburkan tanah.
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian, karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
Penyiang bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi
persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan, dan
mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari. Tanaman yang ditumbuhkan
harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan oleh Petani agar mampu
menghasilkan secara optimal.
Penyiangan biasanya dilakukan secara mekanis, yakni dengan
membongkar gulma dengan menggunakan cangkul atau brujul (alat untuk
melubangi tanah, berbentuk seperti garu, ditarik oleh ternak). Penyiangan dengan
menggunakan cangkul pada umumnya lebih baik karena dengan cara ini
penyiangan dapat dilakukan dengan teliti meskipun hasilnya sedikit dan memakan
banyak waktu. Sebaliknya penyiangan dengan menggunakan brujul lebih cepat,
tetapi hasilnya kurang baik karena tanaman sering rusak terinjak-injak oleh ternak
yang menarik brujul. Kalau gulma yang tumbuh sangat banyak, perlu dilakukan
penyiangan ketiga yakni saat Kedelai berumur 60 hari. Penyiangan tidak boleh
dilakukan waktu Kedelai sedang berbunga karena akan mengakibatkan bunga
rontok (Yulianti, 2004).
Sedangkan mesin penyiang merupakan mesin yang digunakan untuk
mencabut gulma sekaligus menggemburkan tanaman di lahan pertanian sekaligus
untuk mengurangi upah kerja petani dan efisiensi waktu untuk mencabut gulma
dengan cara manual. Mesin ini sangat menguntungkan untuk kegiatan pertanian.
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMP Serpong) pada
tahun 2004 sebagai lambaga riset dibawah Badan Litbang Departemen Pertanian
telah dan terus melakukan riset dan rekayasa untuk mewujudkan mesin penyiang

4
padisawah mekanis bermotor. Cara kerja dan mekanisme penyiangan
menggunakan mesin ini sepintas mirip alat landak putar yang didorong oleh
operator, hanya saja bedanya piringan putarnya berbentuk segi 6 untuk lahan yang
dangkal berukuran diamater 35 cm dan berbentuk segi 8 berdiameter 45 untuk
tanah yang dalam. Tenaga putar didapatkan darisebuah motor bakar berukuran 2
HP hasil modifikasi motor dari mesin potong rumput gendong.
Komponen penyiang tipe bajak dua sayap adalah kerangka besi yang dapat
dipasang knock down. Dengan system knock down tersebut, waktu yang
diperlukan untuk membongkar mesin berkisar 25 menit, sedangkan untuk merakit
kembali mesin penyiang tipe bajak dua sayap berkisar 35 menit. Jumlah tenaga
kerja yang diperlukan untuk membongkar dan merakit kembali alat ini adalah
dengan menggunakan dua orang operator ( Setyadi, 2004).
Penyiangan yang dilakukan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
• Membersihkan gulma sehingga tidak terjadi persaingan akan kebutuhan
metabolisme tanaman.
• Memasok udara ke dalam tanah sehingga terjadi aerasi yang baik.
• Memotong akar tanaman. dengan terpotongnya akar tanaman akan memacu
partumbuhan cabang cabang akar yang lebih banyak dengan banyaknya akar
maka pertumbuhan tanaman akan lebih bagus.

2.2. Jenis-Jenis Mesin Penyiang


Berdasarkan jenis lahan power weeder padi dapat dibedakan menjadi dua:
a. Power Weeder Roda Satu
Mesin penyiang ini hanya dapat dioperasikan untuk penyiangan gulma pada
lahan yang tergenang air sekitar 5 cm dan berlumpur dengan kedalaman
lapisan maksimum 25 cm (diukur dengan cara orang berdiri di lumpur). untuk
jarak tanam 20–25 cm dengan baris yang lurus dengan kedalaman air sekitar
5-10 cm sehingga mesin dapat berjalan tanpa didorong.

5
b. Power Weeder Roda Dua
Mesin jenis ini dapat dioprasikan untuk pencabut rumput liar pada tanah
kering dan juga cocok untuk lahan basah dengan menggunakan mesin
bertenaga 8.3 Hp kekuatan mesin diteruskan ke roda tanah melalui v puli
pita-mesin. Mesin pencabut rumput liar berputar terdiri dari tiga baris
piringan berjajar dengan 6 jumlah pisau yang lentur berlawanan arah sebagai
alternatif pada setiap piringan. Pisau ini bila berputar mengaktifkan pemotong
dan menggemburkan tanah.

6
2.3. Bagian-Bagian Mesin Penyiang
Berikut ini adalah komponen dari mesin penyiang beserta fungsi kerjanya
masing-masing.
1. Stang kemudi : berfungsi untuk mengatur arah jalannya mesin penyiang
hubungan kerjanya dengan tuas gas yang mengatur tingginya gas.
2. Tuas gas : berfungsi untuk mengatur gas hubungan kerjanya dengan stang
kemudi untuk mengatur jalan mesin penyiang .
3. Tangki bahan bakar berfungsi untuk menyimpan bahan bakar agar selalu
tersedia kalau dalam pemakaiannya. Hubungan kerjanya dengan komponen
yang di transper agar menjadi bahan bakar agar mesin dapat di fungsikan.
4. Mesin pengerak berfungsi untuk menberi daya kepada komponen-komponen
yang ada agar menpermudah pengerjaan dalam penyiangan gulma.
5. Pelindung weeder berfungsi untuk melingdungi petani agar terhindar dari
resiko bahaya.
6. Rangka berfungsi untuk tempat untuk memasang dari suatu system.
7. Ekor peluncur berfungsi untuk menahan saat mesin penyiang selesai di
gunakan.
8. Cakar penyiang merupakan eksekutor dalam mesin ini, cakar terdiri dari
roda yang terbuat dari plat besi, dan cakar sendiri dibuat dari bahan paku baja
yang dibengkokkan di ujungnya. Untuk membuat roda diperlukan plat besi
yang dibentuk menggunakan pahat.

2.4. Cara Pengoperasian dan Perawatan Mesin Penyiang


1. Cara Pengoperasian Mesin Traktor
Adapun cara pengoperasian mesin penyiang antara lain sebagai berikut :
a. Menghidupkan engine
 Tuangkan bahan bakar ke dalam tangki
 Gunakan bensin campur dengan perbandingan
 Bensin : oli samping (2T) = 25 : 1
 Putar tuas/ kran bahan bakar pada posisi open seperti terlihat pada
gambar berikut.

7
 Tarik tuas gas sedikit sebelum melakukan start ( menarik tali start)
 Tarik tali starter, jangan lakukan tareikan sampai maksimum/penuh,
apabila sekali tarikan belum hidup lakukan tarikan lagi.
 Apabila engine masih sulit hidup putar tuas choke ke posisi close
 Setelah engine hidup kembalikan lagi tuas gas ke posisi netral.

b. Mematikan engine
 Kembalikan tuas gas pada posisi netral atau idel
 Tekan tombol “STOP” sampai engine mati
 Putar tuas/ kran bahan bakar pada posisi “close”

2. Pengoperasian di lahan
 Tempatkanlah unit power weeder pada tengah-tengah alur tanaman padi (
cakar kiri dan kanan berada pada ruang kosong diantara alur tanaman
padi).
 Engine distart dan setelah hidup kembalikan posisi tuas gas ke idel (gas
posisi rendah ), pada posisi ini putaran dari engine tidakditeruskan ke
poros utama dan otomatis cakar penyiang tidak berputar, hal ini
dikarenakan pada engine terdapat kopling system sentrifugal, putaran dari
engine akan diteruskan bila rpm engine cukup tinggi.
 Dengan posisi operator dibelakang mesin penyiang sambil memegang
kedua stang, mulai atur posisi gas menjadi tinggi sampai cakar penyiang
berputar.
 Apabila kondisi Lumpur cukup dalam dan piringan cakar penyiang
terbenam naikkan posisi cakar penyiang, dengan cara menekan stang
kebawah ( kaki pengapung sebagai bidang tumpu).
 Dengan menekan stang kebawah dan kakai pengapung sebagai bidang
tumpu adakalanya mengakibatkan cakar berputar ditempat, karena kaki
pengapung terbenam kedalam lumpur, bila hal ini terjadi angkatlah stang
sampai mesin penyiang dapat berjalan ke depan.

8
 Mekanisme pengoperasian mesin penyiang padi sawah , sehingga dapat
berjalan ke depan adalah terjadinya slip pada piringan cakar penyiang (
slip berkisar 50 – 60 %), slip inilah yang mengakibatkan Lumpur padi
sawah teraduk dan diharapkan gulma yang tumbuh diantara alur tanaman
akan tercabut dan tergulung.
 Pada saat pengoperasian di lapang operator yang sudah terbiasa dan
terlatih akan memeliki perkiraan (feeling) kapan saatnya stang harus
diangkat dan ditekan sehingga mesin penyaing dapat melaju ke depan
dengan kecepatan sesuai dengan kecepatan jalan operator di lahan ( 2 –2,5
km/jam)
 Setelah sampai pada ujung lahan, gas dikecilkan sehingga engine tetap
hidup tetapi cakar penyiang diam, untuk berpindah alur unit mesin
penyiang dapat diangkat .
 Untuk mengangkat mesin penyaing ini cukup dilakukan satu orang ( berat
19 kg), tangan sebelah memegang pipa rangka dan tangan
 sebelah memegang pegangan gear box.
 Setelah mesin terpindahkan ke alur berikutnya ulangi lagi proses
menjalankan mesin penyiang seperti diatas.

3. Cara Perawatan Mesin Penyiangan


Adapun cara perawatan dari mesin traktor adalah sebagai berikut :
1. Perawatan harian
 Lakukan pengecekan dan pengencangan masing-masing komponen
 Bersihkan saringan udara karburator, dengan cara mencuci memakai
minyak tanah dan setelah itu celuplah saringan tersebut pada oli mesin.
 Periksalah minyak pelumas pada gear box, apabila kurang tambahkan
dengan minyak pelumas SAE 90/140 sebanyak 0,3 liter
2. Perawatan 50 jam
 Pembersihan dan penyetelan busi
 Setelah pembersihan kotoran karbon pada gas elektroda, atur
kerenggangan elektroda antara 0,6 sampai 0,7 mm

9
 Bersihkan filter bahan bakar , lepaskan filter bahan bakar dan cucilah
dengan minyak tanah. Jika sudah terlalu kotor gantilah dengan yang
baru dan juga bersihkan tangki bahan bakar.

2.5. Persyaratan Kondisi Lahan Sawah dan Tanaman


1. Persyaratan lahan
 Lahan harus berupa lahan sawah dengan tanaman padi sawah
 Lahan diusahakan tergenang air pada saat disiang (ketinggian genangan
± 5 cm).
 Lahan berlumpur dengan kedalaman maximum 20 cm ( kedalaman kaki
operator terbenam ke dalam lumpur)

2. Persyaratan tanaman
 Tanaman padi sawah berumur antara 15 hari sampai dengan 40 hari
 Tanaman ditanam dengan yang teratur, jarak antara baris 20 cm ( mesin
penyiang bermotor tipe JP- 02/20 hanya dapat dipakai untuk menyiang
tanaman dengan jarak tanam 20 cm) ,
 Jarak tanaman didalam baris juga dibuat seragam 20 cm, apabila
diinginkan dilakukan penyiangan dengan mesin penyiang pada arah
memotong baris tanam.
 Jarak tanaman didalam baris boleh dibuat tidak seragam atau dibuat lebih
rapat, namun penyiangan dengan mesin pada pada arah memotong baris
tanaman tidak dapat dilakukan.

2.6. Keunggulan dan Kelemahan Mesin Penyiang


1. Keunggulan Mesin Penyiang Gulma Padi
Adapun keunggulan dari penyiangan gulma padi secara mekanis antara lain :
 Berat alat termasuk mesin adalah 21 kg, tergolong ringan, mudah
dioperasionalkan oleh 1(satu) orang operator.

10
 Meningkatkan kapasitas kerja penyiangan, dibandingkan dengan
penyiangan cara manual 50 – 80 jam per hektar, mesin penyiang (power
weeder) mempunyai kapasitas kerja 15 – 27 jam per hektar.
 Mengurangi kejerihan kerja, dan mampu menekan ongkos kerja
penyiangan

2. Kelemahan Mesin Penyiang Gulma Padi


Dari beberapa keunggulan yang dimiliki mesin penyian gulma padi ini, mesin
ini juga memiliki kelemahan, antara lain :
 penyiangan secara mekanis menggunakan Power weeder hanya dilakukan
dalam satu arah saja.

11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di sela-


sela tanaman pertanian dan segaligus berfungsi untuk menggemburkan tanah
2. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian, karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
3. Sedangkan mesin penyiang merupakan mesin yang digunakan untuk
mencabut gulma sekaligus menggemburkan tanaman di lahan pertanian
sekaligus untuk mengurangi upah kerja petani dan efisiensi waktu untuk
mencabut gulma dengan cara manual
4. Berdasarkan jenis lahan power weeder padi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu
Power weeder untuk padi lahan basah atau berlumpur, dan Power weeder
padi untuk lahan kering.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sukman, Y., dan Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT.Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Pitoyo Joko, 2006. Mesin Penyiang Gulma Padi Sawah Bermotor. Sinar Tani.
Banten.Handaka.2001. Inovasi Alat dan Mesin Pertanian.Prosiding
Ekspose dan Seminar Inovasi Alat dan Mesin Pertanian untuk
Agribisnis.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Smit, H. P. and Wikes, L. H. 1979.Farm Machinery and Equipment.Agricultural
Machinery.Farm Equipment. Tata Mc. Graw-Hill
Desrial, W.S. dan P. Bangun.2009. Pengendalian Gulma pada Tanaman Kedelai.
Dalam Soatmadja, S. Ismunadji, Yuswandi(Penyunting). 1985. Pusat
Penelitian dan PEngembangna Tanaman Pangan. Bdan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
BBPMP Serpong.2004. Riset dan Rekayasa untuk Mewujudkan Mesin Penyiang
Padi Sawah Mekanis Bermotor. Lambaga Riset dibawah Badan Litbang
Departemen Pertanian
Setyadi, S. 2004. Uji Kinerja Teknis dan Ekonomis Cultivator Roda Satu
“YANMAR PSC 4B” pada Operasi Penyiangn Kedelai.Skripsi. Jurusan
Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya.
Malang.
Yulianti.2004. Riset Mengenai Mekanisme Penyiangan Gulma Padi di Lahan
Kering dan Basah.Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

13

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy