Kel2-Langkah Menjadi Guru Profesional
Kel2-Langkah Menjadi Guru Profesional
Kel2-Langkah Menjadi Guru Profesional
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas spte yang diampu oleh
Prof. Dr . H . Mukhidin . S.T .M.Pd
Disusun oleh :
Achmad Ramdhani (1808350)
Diastuti Nurmalasari (1804691)
Fikri Nasrullah (1800601)
Panji Rusmawan (1806028)
Rachmalia Dwi Latifah (1804016)
Rifki Zaelani (1804386)
Syahidah Muthiah (1806602)
Viery Wiguna R (1806685)
Penyusun
DAFTAR ISI
1.4 Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengharapkan manfaat yang
akan diambil, diantaranya:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penyusun.
1.4.2 Manfaat Praktis
Mengaplikasikan wawasan dan pengetahuan tersebut untuk
pembelajaran instalasi listrik sederhana
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Memilih Materi Perkuliahan
Dalam dunia pedagogik, seorang pengajar profesional dituntut untuk
memberikan pembelajaran sesuai dengan kapasitasnya. Selain itu materi
pembelajarannya pun harus jelas dan relevan. Maka dari itu seorang guru
profesional harus menjadikan muridnya lebih baik. Dengan cara meninkatkan
ketrampilannya. Untuk aspek pembelajarannya ada materi dan praktikum tetapi
kami akan meningkatkan praktikum karena kami ingin meningkatkan keterampilan
siswanya.
Dalam kesempatan ini kami sebagai mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro
memilih Praktikum Teknik Dasar Teknik Elektro karena bagi kami pemebelajaran
ini cukup dengan kapasitas kami sebagai mahasiswa karena agar bisa mngenal dan
menigkatkan keterampilan siswa tersebut.
2.2 Menentukan Pokok Bahasan
Setelah menetapkan materi yang akan diberikan kepada peserta didik, seorang
pengajar profesional akan menentukan urutan pokok bahasan yang disampaikan
pada setiap pertemuannya. Selain menentukan urutan pokok bahasan, seorang
pengajar juga harus menentukan cakupan ruang lingkup materi yang akan dibahas
agar sesuai dengan pokok bahasan yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang
lingkup materi tersebut harus ditentukan agar kita sebagai pengajar dapat
mengetahui sejauh mana materi yang akan dipelajari oleh murid, apakah materi
tersebut terlalu banyak, kurang atau cukup. Sehingga materi yang disampaikan
sesuai dengan kompetesi dasar yang ingin dicapai.
Setelah menentukan instalasi listrik sederhana sebagai materi pembelajaran.
Kami telah menetapkan ada tiga pokok bahasan yang akan disampaikan, yakni :
standarisasi dan peraturan, peralatan instalasi listrik dan praktik, serta instalasi
listrik rumah tunggal (Domestik).
2.3 Menentukan Kompetensi Pembelajaran
Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau
tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-
ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada
pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.Oleh karena itu, kami
menetapkan beberapa kompetensi pembelajaran yang terdapat dalam materi
dan pokok bahasan yang sesuai dengan materi tersebut, yaitu:
2.3.1 Mahasiswa dapat menjelaskan peraturan dan persyaratan instalasi
listrik
2.3.2 Mahasiswa dapat menjelaskan sistem dan teknik pemasangan
instalasi listrik domestik (rumah tinggal) dengan baik dan benar
2.3.3 Mahasiswa dapat melaksanakan pemasangan instalasi listrik rumah
tinggal dengan baik dan benar melalui praktik pemasangan instalasi listrik di
lab.
2.4.Pembahasan Materi
2.4.1. Standarisasi dan peraturan instalasi listrik
1) Definisi Instalasi Listrik
Instalasi listrik adalah susunan perlengkapan listrik yang
berhubungan yang satu dengan yang lain, serta memiliki ciri
terkoordinasi, untuk memenuhi satu atau sejumlah tujuan tertentu.
2) Standarisasi
Tujuan standarisasi ialah untuk mencapai keseragaman, antara lain
mengenai:
a. Ukuran, bentuk dan mutu barang;
b. Cara menggambar dan cara kerja.
Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya
jumlah dan jenis barang yang dihasilkan, standarisasi menjadi suatu
keharusan.
Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan. Standarisasi juga
mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan
tercapainya standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat
dipergunakan secara lebih baik dan efisien, sehingga dapat
menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.
Dua organisasi international yang bergerak di bidang standarisasi
ialah:
a.International Electrotechnical Commission” (IEC) untuk bidang
teknik listrik
b.International Organization for Standardization” (ISO) untuk bidang-
bidang lainnya
Di Indonesia saat ini sudah terbentuk Badan Standarisasi
Nasional(BSN)
3) Peraturan
Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-peraturan. Tujuan
peraturan- peraturan ini adalah:
a. Pengamanan manusia dan barang;
b. Penyediaan tenaga listrik yang aman dan efisien.
Dapat diperkirakan bahwa kebanyakan orang tidak akhli di bidang
listrik. Supaya listrik dapat digunakan dengan seaman mungkin, maka
syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan sangat ketat.
Peraturan instalasi listrik terdapat dalam buku “Persyaratan Umum
Instalasi Listrik 2000” disingkat PUIL 2000. Buku ini diterbitkan oleh
YAYASAN PUIL. Di samping PUIL 2000, harus juga diperhatikan
peraturan-peraturan lain yang ada hubungannya dengan instalasi
listrik, yaitu:
a.Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
beserta Peraturan Pelaksanaannya;
b.Undang-undang Nomor 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan;
c.Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
d.Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
e.Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah;
f.Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi;
g.Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Listrik;
h.Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1993 tentang Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan;
i.Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1995 tentang Usaha
Penunjang Tenaga Listrik;
j.Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi Ketenagalistrikan;
k.Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
02.P/0322/M.PE/1995 tentang Standarisasi, Sertifikasi dan Akreditasi
Dalam Lingkungan Pertambangan dan Energi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Disaat kita membangun sebuah bangunan, gedung ataupun rumah, kita selalu
melibatkan sebuah instalasi listrik untuk kebutuhan dari gedung tersebut, instalasi
listrik ini dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan sumber listrik di
sebuah bangunan yang telah dibuat, saat merancang instlasi listrik kita tidak boleh
seenaknya membuat rancangan instalasi, tetapi harus dengan cara prosedur dengan
baik dan benar, agar instalasi berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Dengan adanya pembelajaran instlasi listrik ini, kita dapat memahami dengan baik
dan benar bagaimana membaca serta membuat rangkaian instalasi listrik disebuah
bangunan.
3.2 Saran
LIPI, Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia Tahun 2000 (PUIL 2000)
Ratnata, I Wayan. 2011. Diktat Mata Kuliah Dasar-Dasar Instalasi Listrik 2000.
Bandung: Tidak diterbitkan
Van. Harten, E. Setiawan. 1991. Instalasi Listrik Arus Kuat Jilid 2. Bandung:
Binacipta