Laporan Tekstur Tanah-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tekstur tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks dan
terdiri atas tiga fase yaitu padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir 50%
menempati volume tanah yang terdiri atas bahan-bahan mineral dan bahan
organik. Dalam tanah terdapat pori-pori tanah yang berada antara butiran fase
padat yang diisi oleh fase cair dan gas.
Data tekstur tanah juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air tanah,
retensi air, konduktifitas dan kekuatan tanah. Tanah merupakan suatu sistem
lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan ketebalan beragam berbeda dengan
bahan-bahan di bawahnya, yang juga tidak baku dalam hal warna, bangunan fisik,
struktur, susunan kimiawi, sifat biologi, proses kimia, ataupun reaksi-reaksi.
Di dalam tanah ditemukan butir-butir primer tanah berbagai ukuran yang
dapat dikelompokkan antara lain sesebagai berikut yaitu fraksi tanah halus (fine
earth fraction) dan fragmen batuan (rock fragment). Fraksi tanah halus adalah
fraksi tanah berukuran < 2 mm yang terdiri dari pasir (50 µ - 2 mm), debu (2 µ -
50 µ), dan liat (< 2 µ). Telah diketahui bahwa pasir dan debu terutama berasal
dari pecahnya butir-butir mineral tanah yang ukurannya berbeda-beda dari satu
jenis tanah dengan jenis tanah yang lain.
Pelaksanaan praktikum tekstur tanah ini dilakukan oleh mahasiswa
pertanian semester 3 di Universitas Wahid Hasyim Semarang. Tekstur tanah 
perlu di lakukan mengingat adanya berbagai  jenis tanah yang terdapat di
permukaan bumi dan masing-masing memiliki penggunaan yang berbeda satu
sama lain. Upaya memaksimalkan hasil-hasil pertanian dapat dipenuhi jika
penunjang pokok kesuburan tanaman dapat terpenuhi, dalam hal ini tanah yang
sesuai dengan karakteristik tanaman sehingga irigasi, pemupukan dan upaya-
upaya lain untuk meningkatkan produktifitas tanaman dapat berlangsung dengan
baik.
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada penentuan penggunaan tanah.
Khususnya dalam bidang pertanian, variasi budidaya tanaman ditentukan oleh
kesesuaian teksturnya. Jika tekstur tanah seimbang maka kesuburan tanah juga
akan baik. Jika kesuburan tanah baik maka akan berpengaruh pada hasil
produktivitas pertanian.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana menentukan tekstur tanah ?
1.2.2 Apa hasil tektur tanah tanggul ?
1.2.3 Apa hasil tektur tanah greenhouse?
1.2.4 Apa hasil tektur tanah pemukiman ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Agar mahasiswa dapat menentukan tekstur tanah.
1.3.2 Agar mahasiswa mengetahui tekstur tanah tanggul.
1.3.3 Agar mahasiswa mengetahui tekstur tanah greenhouse.
1.3.4 Agar mahasiswa mengetahui tekstur tanah pemukiman.

1.4 Manfaat
Pelaksaan praktikum tekstur tanah bertujuan agar mahasiswa mampu
mengetahui tekstur tanah pada lahan budidaya sehingga mampu mengetahui
pasir, debu dan liat yang terkangdung didalamny. Hal itu dilakukan karena
tekstur tanah berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah. Jika tingkat
kesuburan tanah yang telah diamati itu kurang maka diberikan pemupukan
dan upaya – upaya untuk meningkatkan produktifitas tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang mempengaruhi


kepekaan tanah terhadap erosi dimana tanah dengan tekstur kasar seperti pasir
adalah tahan terhadap erosi, kerena butir-butir yang besar (kasar) tersebut
memerlukan lebih banyak tenaga untuk mengangkut. Tekstur halus seperti
liat, tahan terhadap erosi karena daya rekat yang kuat sehingga gumpalannya
sukar dihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu
yang pasir sangat halus. Oleh karena itu makin tinggi kandungan debu dalam
tanah, maka tanah menjadi peka terhadap erosi (Mofull, 2011)
Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu iklim. Jika kondisi
iklim hujan maka tanah selalu dalam keadaan basah, hal ini dapat
mempengaruhi kead aan tekstur tanah dan akan terjadi proses pencucian
(leaching).  Kemudian organisme, keberadaan organisme dapat menjadikan
tekstur tanah menjadi semakin subur karena organisme dapat menjadi kompos
dan pengurai. Selanjutnya bahan induk, Jika bahan induk tanah berasal dari
batuan maka tekstur tanah akan cenderung memiliki pori-pori yang besar.
Yang terakhir yaitu topografi, Berubahnya muka bumi akan mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk pada tekstur tanah, misalnya dalam hal
kepadatan dan bentuk strukturnya. Waktu Semakin lama suatu tanah di
permukaan bumi maka teksturnya akan semakin padat karena adanya
pengaruh dari kekuatan luar misalnya organisme. Dari 4 hal tersebut mampu
membuat perubahan pada tekstur tanah.
Adapun faktor yang dipengaruhi oleh tekstur tanah antara lain:
Konsistensi, Semakin liat suatu tekstur maka konsistensi akan semakin besar,
sebaliknya jika tekstur memiliki pori-pori yang renggang dan permukaan luas
maka kosistensi akan semakin kecil. Kadar air, semakin liat tekstur tanah
maka air yang tersedia akan semakin banyak didalamnya karena pada tekstur
liat dapat mengikat air lebih kuat dengn pori-porinya yang halus dan padat.
Organisme, jika suatu tanah memiliki tekstur liat maka organisme yang ada
didalamnya akan sedikit karena tekstur liat sangat padat dan sangat sulit
ditembus, sebaliknya pada tekstur lempung terdapat banyak organisme karena
ketersediaan unsur haranya banyak dan mudah ditembus. Perakaran, semakin
liat tekstur tanah maka akan semakin sulit untuk ditembus oleh perakaran
tumbuhan. Pengolahan, semakin liat tekstur tanah maka akan semakin sulit
untuk diolah karena tekturnya padat ( Hasibuan, 2009 ).
Hubungan tekstur tanah dengan pertumbuhan tanaman tidak hanya
tergantung pada persediaan unsur hara yang cukup dan seimbang tetapi juga
harus ditunjang oleh keadaan fisik tanah yang baik. Sifat fisik tanah
berpengaruh langsung terhadap mintakat  perakaran, air dan udara tanah, yang
kemudian mempengaruhi aspek-aspek biologi dan kimia tanah. Pentingnya
sifat fisik tanah dalam menunjang  pertumbuhan tanaman sering tidak disadari
karena kesuburan tanah dititikberatkan pada segi kesuburan kimianya. Salah
satu sifat fisik tanah yang  berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah
tekstur tanah. Berikut karakteristik tekstur tanah dan kemampuanya dalam
mendukung pertumbuhan tanaman (Yulipriyanto, 2010).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 WAKTU DAN TEMPAT


Pada pelaksanaan praktikum permeabilitas tanah dilakukan pada tanggal 8
Desember 2018 pukul 08.30 di Greenhouse Universitas Wahid Hasyim Semarang.

3.1.1 ALAT DAN BAHAN


3.1.1.1 ALAT
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum permeabilitas tanah
yaitu:
a. Toples / baskom
b. 3 Gelas ukur
c. Mixer

3.1.1.2 BAHAN
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum permeabilitas tanah
yaitu:
a. Tanah Greenhouse
b. Tanah Tanggul
c. Tanah Pemukiman
3.2 CARA KERJA
Berikut langkah kerja dalam melakukan praktikum permeabilitas tanah :
a. Siapkan alat dan bahan
b. Ambil salah satu sample tanah yang terlebih dahulu akan diuji.
c. Masukkan tanah tersebut kedalam wadah toples atau baskom
d. Kemudian kocok dengan menggunakan mixer sampai tanah teruai
e. Lalu siapkan 3 uku ang telah diberi air dengan ukuran 20 ml, 3o ml dan 40 ml
f. Masukkan tanah yang telah dimixer kedalam gelas ukur yang sudah diberi air
g. Kemudian kocok , dan diamkan sejenak
h. Amati hasil tektur tanah yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan tekstur tanah


Tekstur tanah yang dilakukan saat praktikum terdiri dari 3 sample
tanah. Sample tanah yang dilakukan yaitu tanah tanggul, tanah Greenhouse
dan tanah pemukiman di sekitar Universitas Wahid Hasyim. Sample tanah
yang diambil sekitar satu gelas aqua saja. Kemudian tanah masing masing
tenah tersebut diamati tekstur tanahnya. Hal yang pertama dilakukan yaitu
masukkan salah satu sample tanah kedalam wadah baskom, lalu di mixer
sampai tanah itu hancur. Setelah tanah hancur, maka siapkan 3 gelas ukur
yang telah diberi air 200 ml, 300ml, dan 400ml. Masukkan tanah yang telah
hancur kedalam masing-masing gelas ukur yang diberi air. Kocok masing-
masing gelas ukur yang diberi air dan tanah. Kemudian diamkan dan amati.
Hal itu dikarenakan agar pasir berada pada bawah permukaan gelas ukur, lalu
diikuti atasnya dengan liat dan air yang keruh itu debu. Dari ketiga sample
tanah tersebut diamati ukuran terktur tanah sehingga dapat disimpulkan
bahwa tanaah tersebut cenderung pada tanah yang memiliki banyak pasir,
debu atau liat.

4.2 Hasil tanah tanggul


Praktikum tanah tanggul diambil didaerah sekitar sungai sekitar
Universitas Wahid Hasyim. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan pada
tanah tanggul, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

4.2.1 Gelas ukur 20 ml


Tanah dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diberi air,
mendapatkan hasil sebagai berikut :
a. Pasir = 3 ml = x 3 ml 100% = 15 %
20 ml

b. Liat = 7 ml = x 100% = 35 7 ml %
20 ml

c. Debu = 10 ml = x 10 ml 100% = 50 %
20 ml

Dapat disimpulkan bahwa pada gelas ukur dengan air 20 ml,


menghasilkan pasir 3 ml, liat 7 ml dan debu 10 ml. Dari hasil tersebut
maka di presentasekan dengan rumus tekstur tanah. Rumus tekstur tanah
yaitu ukuran pasir yang dihasilkan dibagi dengan jumlah air yang ada pada
gelas ukur. Dari hasil yang dihitung pada gelas ukur dengan air 20 ml
maka menghasilkan pasir 15%, liat 35% dan debu 50%. Berarti pada
sample tanah tanggul masuk kedalam kategori lempung liat berdebu. Hal
itu dikarenakan 50% mengandung debu dan pada segitiga berstruktur
menunjukkan bahwa kandungan tersebut masuk kedalam kategori lembu
liat berdebu. Pada tanah tanggul

4.2.2 Gelas ukur 30 ml


Tanah dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diberi air,
mendapatkan hasil sebagai berikut:

a. Pasir = 1 ml = x 100% = 1 ml 3,33 %


30 ml
b. Liat = 2 ml = x 100% = 6,667 %
2 ml
30 ml

c. Debu = 27 ml = x 100% = 9% 27 ml
30 ml
Dapat disimpulkan bahwa pada gelas ukur dengan air 30 ml,
menghasilkan pasir 1 ml, liat 2 ml dan debu 27 ml. Dari hasil tersebut
maka di presentasekan dengan rumus tekstur tanah. Rumus tekstur tanah
yaitu ukuran pasir yang dihasilkan dibagi dengan jumlah air yang ada pada
gelas ukur yaitu 30 ml. Maka dari hasil praktikum yang dilakukan
mendapat hasil pasir 3,33%, liat 6,667% dan debu 9%. Berarti pada
sample tanah tanggul masuk kedalam kategori lempung berdebu. Hal itu
dikarenakan debu berada pada 9 % atau setara dengan 90% dan pasir
berada 3,33% atau setara 30% dan pada segitiga berstruktur menunjukkan
bahwa kandungan tersebut masuk kedalam kategori lempung berdebu.

4.2.3 Gelas ukur 40 ml


Tanah yang dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diberi
air 40 ml, mendapatkan hasil sebagai berikut :

a. Pasir = 3 ml = x 100% = 7,5 3 ml %


40 ml
b. Liat = 5 ml = x 100% = 5 ml 12,5 %

40 ml

c. Debu = 32 ml = 32 ml x 100% = 80 %
40 ml

Dapat disimpulkan bahwa pada gelas ukur dengan air 40 ml,


menghasilkan pasir 3 ml, liat 5 ml dan debu 32 ml. Dari hasil tersebut
maka di presentasekan dengan rumus tekstur tanah. Rumus tekstur tanah
yaitu ukuran pasir yang dihasilkan dibagi dengan jumlah air yang ada pada
gelas ukur yaitu 40 ml. Maka dari hasil praktikum yang dilakukan
mendapat hasil pasir 7,5%, liat 12,5% dan debu 80%. Berarti pada sample
tanah tanggul masuk kedalam kategori debu. Hal itu dikarenakan debu
berada pada 90 % dan pada segitiga berstruktur menunjukkan bahwa
kandungan tersebut masuk kedalam kategori debu.

Tekstur Tanah Tanggul


Ukuran gelas ukur
Pasir Liat Debu
20 ml 15 % 35 % 50 %
30 ml 3,33 % 6,667 % 9%
40 ml 7,5 % 12,5 % 80 %

TaTaTabel 1. Hasil tekstur tanah tanggul

Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa tekstur tanah


tanggul cenderung masuk dalam kategori debu, lempung berdebu dan
lempung liat berdebu. Tanah ini kurang cocok untuk lahan budidaya. Hal
ini dikarenakan kadar pasir dan tanahnya kurang terpenuhi.
4.3 Hasil tanah pemukiman
Praktikum tanah tanggul diambil didaerah pemukiman sekitar
Universitas Wahid Hasyim. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan
pada tanah pemukiman, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

4.3.1 Gelas ukur 20 ml


Tanah yang dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah
diberi air, mendapatkan hasil sebagai berikut :

a. Pasir = 3 ml = 3 ml x 100% = 15%


20 Ml

b. Liat = 0 ml = 0 ml x 100% = 0%
20 Ml

c. Debu = 17 ml = 17 ml x 100% = 85 %
20 Ml

Dapat disimpulkan bahwa pada gelas ukur dengan air 20 ml,


menghasilkan pasir 3 ml, liat 0 ml dan debu 17 ml. Dari hasil tersebut
maka di presentasekan dengan rumus tekstur tanah. Rumus tekstur tanah
yaitu ukuran pasir yang dihasilkan dibagi dengan jumlah air yang ada
pada gelas ukur yaitu 20 ml. Maka dari hasil praktikum yang dilakukan
mendapat hasil pasir 15%, liat 0% dan debu 85%. Berarti pada sample
tanah pemukiman masuk kedalam kategori debu. Hal itu dikarenakan
debu berada pada 85 % dan pada segitiga berstruktur menunjukkan
bahwa kandungan tersebut masuk kedalam kategori debu.
4.3.2 Gelas ukur 30 ml
Tanah yang dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah
diberi air 30 ml, mendapatkan hasil sebagai berikut :

a. Pasir = 3 ml = x 100% = 3 ml 1%
30 ml
b. Liat = 0 ml = x 100% =0%
0 ml
30 L

c. Debu = 27 ml = x 100% = 9% 27 ml
30 L

Dapat disimpulkan bahwa pada gelas ukur dengan air 20


ml, menghasilkan pasir 3 ml, liat 0 ml dan debu 27 ml. Dari hasil
tersebut maka di presentasekan dengan rumus tekstur tanah. Rumus
tekstur tanah yaitu ukuran pasir yang dihasilkan dibagi dengan jumlah
air yang ada pada gelas ukur yaitu 30 ml. Maka dari hasil praktikum
yang dilakukan mendapat hasil pasir 1%, liat 0% dan debu 9%. Berarti
pada sample tanah pemukiman masuk kedalam kategori debu. Hal itu
dikarenakan debu berada pada 9 % atau setara 90% dan pada segitiga
berstruktur menunjukkan bahwa kandungan tersebut masuk kedalam
kategori debu.

4.3.3 Gelas ukur 40 ml


Tanah yang dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah
diberi air 40 ml, mendapatkan hasil sebagai berikut :

a. Pasir = 3 ml = 3 ml x 100% = 7,5 %


40 ml
a. Liat = 0 ml = x 100% = 0 ml 0 %

40 ml

b. Debu = 37 ml = x 100% = 92,5 37 ml %


40 ml

Dapat disimpulkan bahwa pada gelas ukur dengan air 20 ml,


menghasilkan pasir 3 ml, liat 0 ml dan debu 37 ml. Dari hasil tersebut
maka di presentasekan dengan rumus tekstur tanah. Rumus tekstur tanah
yaitu ukuran pasir yang dihasilkan dibagi dengan jumlah air yang ada
pada gelas ukur yaitu 40 ml. Maka dari hasil praktikum yang dilakukan
mendapat hasil pasir 7,5%, liat 0% dan debu 92,5%. Berarti pada sample
tanah pemukiman masuk kedalam kategori debu. Hal itu dikarenakan

Tekstur Tanah Pemukiman


Ukuran gelas ukur
Pasir Liat Debu
20 ml 15 % 0% 85 %
30 ml 1% 0% 9%
40 ml 7,5 % 0% 92,5 %
debu berada pada 92,5 % dan pada segitiga berstruktur menunjukkan
bahwa kandungan tersebut masuk kedalam kategori debu.

Tabel 2. Hasil tekstur tanah pemukiman

Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa tekstur tanah


pemukiman di sekitar kampus Universitas Wahid Hasyim cenderung
masuk dalam kategori debu. Hasil praktikum yang telah diamati, tidak ada
kandungan liat dalam tanah pemukiman. Pada gelas ukur terdapat pasir
yang berada di permukaan gelas ukur dan air keruh yang mengandung
debu.

4.4 Tanah Greenhouse


Praktikum tanah tanggul diambil di Greenhouse Universitas
Wahid Hasyim. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan pada tanah
tanggul, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

4.4.1 Gelas ukur 20 ml


Tanah dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diberi air
20 ml, mendapatkan hasil sebagai berikut :

a. Pasir = 0 ml = 0 ml x 100% =0%


20 ml

b. Liat = 5 ml = 5 ml x 100% = 25 %
20 ml
d. Debu = 15 ml = x 15 ml 100% = 75 %
20 ml
Dapat disimpulkan bahwa pada gelas ukur dengan air 20 ml,
menghasilkan pasir 0 ml, liat 5 ml dan debu 15 ml. Dari hasil tersebut
maka di presentasekan dengan rumus tekstur tanah. Rumus tekstur tanah
yaitu ukuran pasir yang dihasilkan dibagi dengan jumlah air yang ada
pada gelas ukur yaitu 20 ml. Maka dari hasil praktikum yang dilakukan
mendapat hasil pasir 0 %, liat 25% dan debu 75%. Berarti pada sample
tanah greenhouse masuk kedalam kategori lempung berdebu. Hal itu
dikarenakan debu berada pada 75 % dan pada segitiga berstruktur
menunjukkan bahwa kandungan tersebut masuk kedalam kategori
lempung berdebu.

4.4.2 Gelas ukur 30 ml


Tanah yang dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diberi air
30 ml, mendapatkan hasil sebagai berikut :

a. Pasir = 0 ml = x 0 ml 100% =0%


30 m
l
d. Liat = 5 ml = x 100% = 16,667 %
5 ml
30 ml

e. Debu = 25 ml = x 100% = 83,33 25 ml %


30 ml

Dapat disimpulkan bahwa pada gelas ukur dengan air 30 ml,


menghasilkan pasir 0 ml, liat 5 ml dan debu 25 ml. Dari hasil tersebut
maka di presentasekan dengan rumus tekstur tanah. Rumus tekstur tanah
yaitu ukuran pasir yang dihasilkan dibagi dengan jumlah air yang ada
pada gelas ukur yaitu 30 ml. Maka dari hasil praktikum yang dilakukan
mendapat hasil pasir 0 %, liat 16,667 % dan debu 83,33%. Berarti pada
sample tanah greenhouse masuk kedalam kategori debu. Hal itu
dikarenakan debu berada pada 92,5 % dan pada segitiga berstruktur
menunjukkan bahwa kandungan tersebut masuk kedalam kategori debu.

4.4.3 Gelas ukur 40 ml


Tanah yang dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diberi
air 40 ml, mendapatkan hasil sebagai berikut :

a. Pasir = 0 ml = 0 ml x 100% = 0 %
40 ml

5 ml
b. Liat = 5 ml = x 100% = 12,5 %
40 ml

c. Debu= 35 ml = 35 ml x 100% = 87,5 %

40 ml

Dapat disimpulkan bahwa pada gelas ukur dengan air 30 ml,


menghasilkan pasir 0 ml, liat 5 ml dan debu 35 ml. Dari hasil tersebut

Tekstur Tanah Pemukiman


Ukuran gelas ukur
Pasir Liat Debu
20 ml 0% 25 % 75 %
30 ml 0% 16,667 % 83,33 %
40 ml 0% 12,5 % 87,5 %
maka di presentasekan dengan rumus tekstur tanah. Rumus tekstur tanah
yaitu ukuran pasir yang dihasilkan dibagi dengan jumlah air yang ada
pada gelas ukur yaitu 40 ml. Maka dari hasil praktikum yang dilakukan
mendapat hasil pasir 0 %, liat 12,5 % dan debu 87,5%. Berarti pada
sample tanah greenhouse masuk kedalam kategori debu. Hal itu
dikarenakan debu berada pada 87,5 % dan pada segitiga berstruktur
menunjukkan bahwa kandungan tersebut masuk kedalam kategori debu.
Tabel 3. Hasil tekstur tanah Greenhouse

Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa tekstur tanah


Greenhouse cenderung kepada debu dan tidak ada kandungan pasir
didalamnya. Hal itu akan berpengaruh pada penyerapan air pada tanah
tersebut. Dikarenakan jika terdapat pasir maka terdapat pori pori pada
tanah tersebut untuk proses infiltrasi.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktikum tekstur tanah dengan 3 sample tanah yang telah dilakukan yaitu
tanah greenhouse, tanah praktikum dan tanah tanggul mendapatkan hasil bahwa hasil
yang berbeda- beda tetapi cenderung sample yang diambil dan diamati masuk
kedalam kategori debu, dikarenakan presentase debu yang terkandung didalam
sample tanah ke tiga objek tersebut relative lebih tinggi daripada pasir dan liat. Pada
tanah tanggul presentase debu mencapai 80 % pada air 40 ml, tanah pemukiman
presentase kandungan debu mencapai 92,5 % pada air 40 ml, dan pada tanah
Greenhouse mencapai 87,5 % pada air 40 ml.

5.2 Saran
Saran untuk pelaksanaan praktikum tekstur tanah yang dilakukan di
greenhouse yaitu peralatannya kurang, sehingga beberapa mahasiswa harus
menunggu terlebih dahulu dan itu sangat membuang waktu. Kemudian saran untuk
tempat pelaksanaan praktikum tekstur tanah kurang luas, sehingga hanya beberapa
mahasiswa saja dalam satu kelompok yang mengetahui tata cara pelaksanaan
praktikum tekstur tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Mofull . 2011. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada


Press.
https://www.academia.edu/19554465/2._laporan_tekstur_tanah.pdf
( Diunduh 20 Desember 2018 )

Haibuan. 2009. Biologi Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Yogyakarta;


Pustaka Adipura
https://www.academia.edu/19447379/Tekstur_Tanah_dan_Pengaruhnya_Terhadap_P
ertumbuhan_Tanaman
( Diunduh 22 Desember 2018 )

Yulipriyanto. 2010. Drainase Pertanian. Malang; UB-Press.Yuliprianto, H. 2010.


Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaanya. Yogyakarta;Graha Ilmu.
( Diunduh 22 Desember 2018 )

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy