Kelapa Sawit
Kelapa Sawit
Kelapa Sawit
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
Pemeliharaan Tanaman kelapa sawit dianggap perlu diperhatikan. Tanaman belum
menghasilkan sekitar 1 sampai 3 tahun dan perlu dilakukan pemeliharaannya.
Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dilakukan agar hasil produksi kelapa sawit
meningkat serta menghindari terjadinya penurunan populasi tanaman. Pada tahap ini
diperlukan perencanaan yang matang dan terperinci untuk menghindari terjadinya
kerugian selama kegiatan pemeliharaan. Mengatasi hal tersebut, pemeliharaan dapat
dilakukan secara bertahap dengan membagi beberapa kegiatan berupa pengendalian hama
penyakit, perawatan gawangan dan piringan, perawatan lcc, pemupukan, kastrasi dan
sanitasi.
2. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
b. Batang
Batang tanaman kelapa sawit diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun,
setelah umur 12 tahun pelepah kalapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga
mirip dengan tanaman kelapa, pada pertumbuhan awal setelah fase mudah
(seeding) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan
intermedia (Sunarko, 2007).
c. Daun
Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk yang dipangkal pelepah daun
terbentuk dua baris duri tajam yang sangat keras dikedua sisinya. Anak-anak daun
(folige leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Daun dibentuk titik
tumbuh, setiap bulan,biasanya akan tumbuh dua helai daun pertumbuhan awal dan
daun berikutnya akan membentuk sudut 1350, anak daun (leaf lef) pada daun
normal berjumlah 80-120 lembar setiap tahun tanaman kelapa sawit dapat
mengeluarkan 20-24 lembar daun (Syarif, 2009).
d. Bunga dan Buah
Kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mengeluarkan
bunga jantan dan betina, bunga tersebut keluar dari ketiak atau pangkal pelepah
daun bagian dalam, bunga jantan terbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga
betina agak bulat, kelapa sawit mengadakan penyerbukan bersilang (croos
pollination) Artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan
dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin dan serangga penyerbuk (Lubis,
1992)
4
b. Cahaya
Penyinaran matahari yang baik untuk tanaman kelapa sawit antara 5-7
jam/hari (Pahan, 2008).
c. Suhu
Suhu optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29-30º C, terendah 180 C dan
tertinggi 32º C serta kelembaban rata-rata 32º C. Kelembaban optimum yang ideal
sekitar 80–90 %. Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman kelapa sawit sekitar
80-90% (Subiantoro, 2009).
d. Angin
Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan, Angin
yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman akan doyong atau
miring (Sastrosayono, 2007).
e. Curah Hujan
Tanaman kelapa sawit memerlukan curah hujan 1.500 sampai 4.000 mm. Temperatur
optimal adalah 24-280C (Sunarko, 2009).
f. Ketinggian Tempat
Ketinggian yang ideal untuk tanaman kelapa sawit antara 1-500 meter diatas
permukaan laut (Lubis, 1992).
g. Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik kelabu,
alluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat
keasaman (ph) yang optimum untuk sawit adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit menghendaki
tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum cukup
dalam 80 cm tanpa lapisan padas, kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit
sebaiknya tidak lebih dari 150 (Pahan, 2008).
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
bedengan dilakukan untuk menentukan jenis perawatan dan anggaran
pemeliharaannya.
Langkah selanjutnya dari kegiatan persiapan media tanam adalah pengisian
polybag. Poly bag untuk untuk media kecambah di areal prenursery berukuran 6×9
cm. Tanah yang digunakan adalah tanah top soil, yaitu tanah permukaan yang
memiliki banyak kandungan unsur hara. Pada saat pengisian tanah terlebuh dahulu
tanah dicampur dengan solid hingga rata kemudian di ayak menggunakan jaring
kawat untuk mengurangi bongkahan-bongkahan tanah. Pada saat kegiatan
pengayakan tanah diberi kotak denagan ukuran tinggi 50 cm dengan lebar 150 – 200
cm, kemudian taburkan pupuk RP sebanyak 0,5 kg lalu kotak diangkat. Setelah kotak
kayu diangkat media dibolak balik menggunakan skop atau cangkul sampai semua
bahan tercampur. kedalam polybag, tanah harus diguncang dan ditekan agar
mempunyai kepadatan yang optimal. Polybag disusun rapi dalam bedengan,
kemudian disiram dengan air. Jenis instalasi penyiraman yang digunakan di areal
prenursery adalah jaringan vipa water pam yang dipancarkan dengan
selang sumi diantara jalur bedengan dengan kekuatan mesin pompa.
Media yang telah terisi tanah disiram selama beberapa hari dengan tujuan
untuk mengetahui kekuatan debit tanah yang telah dimasukkan kedalam poly bag, jika
debit tanah menurun maka akan segera dilakukan toping atau
pembumbunan. Toping adalah pengisian kembali polybag dengan tanah setelah
diketahui debit tanah dalam poly bag menurun akibat curahan air hujan ataupun
penyiraman. Toping bertujuan untuk menjaga tingkat kepadatan tanah dalam poly bag
agar tetap optimal sehingga ketika penanaman kecambah berlangsung dipastikan tidak
ada lagi poly bag yang kosong dan berongga di bagian dalam.
c. Pembuatan Naungan dan Pagar
Pembuatan naungan dilakukan setelah semua kegiatan di media tanam
terselesaikan, baik itu pembuatan bedengan, pengisian serta penyusunan polybag dan
pemasangan instalasi penyiraman. Tujuan pembuatan naungan pada areal prenursary
adalah untuk menjaga tingkat kelembaban media tanam, menekan pertumbuhan
gulma, mengurangi tingkat penurunan kualitas unsur hara pada media akibat terik
sinar matahari langsung dan melindungi media dari curah hujan secara langsung dan
berlebih yang bisa menyebabkan tanah dalam polybag terlalu mengeras dan padat.
Naungan terbuat dari paranet yang disusun rapi diatas para-para besi bulat
dengan besi yang kokoh sebagai penyangga. Tinggi naungan 1,8 - 2 m dari
7
permukaan tanah, hal ini bertujuan untuk menjaga suhu, kelembaban dan udara yang
bergerak dalam area prenursery tetap stabil serta mempermudah dalam pemeliharaan.
Paranet yang digunakan sebagai bahan naungan harus berasal dari tali yang telah
dirajut dapat dibeli ditoko terdekat serta lebih tahan lama dan dapat digunakan 2 – 4
kali pembibitan sehingga meminimalisir biaya operasional. Adapun tujuan pembuatan
pagar adalah agar lahan, media dan tanaman terjaga dari gangguan atau serangan
hama seperti tikus, landak, babi hutan dan lain-lain. Pagar terbuat dari kawat ram
yang dipasang mengelilingi seluruh lahan pembibitan di areal prenursary.
d. Membuat jalan dan Blok
Jalan merupakan hal yang paling penting dalam pengangkutan alat, bahan dan
bibit yang keluar maupun masuk kelokasi pembibitan. Oleh karena itu jalan dibuat
ditengah-tengah lokasi pembibitan, agar lebih mudah dalam pengangkutan alat, bahan
dan bibit yang keluar maupun masuk kelokasi pembibitan nantinya. Pada pinggir-
pinggir parit atau blok diberi parit, agar pada saat penyiraman atau hujan lokasi
pembibitan dan jalan tidak begitu tergenang oleh air.
e. Pemasangan intalasi penyiraman
Ketersedian air sangat penting bagi pertumbuhan bibit. Pemberian air juga
memerlukan perhatian dan ketelitian. Karena baik kelebihan dan kekurangan air
sama-sama berdampak negatif. Pemasangan intalasi penyiraman seperti pemasangan
pipa utama harus mengikuti arah jalan atau pinggir blok, agar pada saat perbaikan
pipa lebih mudah dan tidak mengganggu bibit. Pemasangan intalasi penyiraman
sebaiknya dilakukan sebelum bibit diletak kelokasi pembibitan kelapa sawit. Instalasi
penyiraman yang digunakan ialah sprinkle rotary yang berputar secara otomatis pada
saat pompa berfungsi.
f. Pengisian tanah kepolybag
Sebelum pengisian tanah ke polybag kecil, maka perlu disiapkan adalah media
tanah yaitu tanah bagian atas (top soil) yang bisa diperoleh disekitar lokasi
pembibitan. Tanah yang digunakan keadaannya remah, tidak terbongkah, memiliki
tekstur yang baik, serta tidak mengandung akar kayu maupun batu-batuan. Selain itu
media tanam dicampur dengan bahan organic seperti solid yang didapatkan dari hasil
sisa pengolahan CPO.
Polybag yang digunakan berukuran 15 cm x 22 cm x 0,07 mm. Tanah lapisan
atas diisi kedalam polybag kecil hingga padat dan sisikan 2 cm dari atas bibir
polybag. Kemudian polybag disusun dibedengan yang sudah disediakan.
8
B. Penanaman Kecambah
Penanaman kecambah dilakukan setelah media tanam dipastikan selesai dan siap
tanam serta naungan dan instalasi penyiraman telah terpasang. Penanaman kecambah
harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, baik dari waktu maupun metode
penanaman. Kecambah harus segera ditanam 2×24 jam dari mulai pengiriman sampai tiba
di areal prenursary dengan perlakuan yang baik seperti pengiriman melalui pesawat,
disimpan diruangan ber AC dan dijemput dengan mobil bak tertutup. Kecambah kelapa
sawit memiliki volume pertumbuhan radikula dan plumula yang sangat cepat, sehingga
akan berdampak kerusakan jika jadwal penanaman tidak sesuai dengan jadwal
pengiriman.
Plumula kecambah berwarna putih sedangkan radikulanya berwarna coklat dan
tumpul. Oleh karena itu, kegiatan penanaman harus diawasi agar tidak terjadi kesalahan
dalam cara penanaman. Kedalaman lubang pada media poly bag ± 2 cm,
posisi plumula yang berwarna putih berada diatas sedangkan radikula yang berwarna
coklat berada dibawah. Lubang yang telah ditanam ditutup dengan tanah yang gembur
agar plumula tumbuh tanpa hambatan. Jika tanah penutup keras dan berbatu maka proses
pertumbuhan akan terhambat dan biasanya tanaman akan tumbuh membengkok.
9
Sebelum ditanam kecambah ditimbang, dihitung kembali dan dilakukan penyeleksian
kecambah yang akan afkir akibat Berjamur, busuk dan patah.
Penanaman kecambah diperlukan ketelitian para pekerja, jika terjadi kesalahan
dalam posisi penanaman akan berdampak besar terhadap pertumbuhan kecambah. Pada
PT. Perkebunan Nusantara I Kegiatan penanaman dilakukan oleh buruh harian lepas
(KHL) dengan diawasi oleh Mandor-mandor dan Asisiten. Kecambah ditanam pada baby
Polybag dengan ukuran lebar 15 cm x panjang 22 cm x tebal 0,07 mm yang sudah
disusun pada bedengan di Pre-Nursery dengan kedalaman lubang tanam antara 1-2 cm
dengan posisi akar (Radikula) menghadap kebawah dan bagian tunas (Plumula)
menghadap ke atas. Kemudian kecambah ditutup dengan tanah, pengisian tanah,
pengisian tanah polybag yang terlalu padat dapat menghambat perkembangan akar
kecambah yang dapat menyebabkan bibit tumbuh kerdil. Setelah itu baby polybag disiram
dengan air agar media tanah lembab dan juga kebutuhan air bibit tercukupi.
Pemeliharaan
Adapun pemeliharaan dalam pembibitan awal (Pre-Nursery) adalah :
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan kecambah dapat tumbuh
dengan baik dengan cara mencukupi kebutuhan airnya. Apabila kebutuhan air tidak
terpenuhi pertumbuhan kecambah akan mati, karena itu penyiraman sangatlah
penting. Penyiraman di Pre-Nursery dilakukan dua kali dalam satu hari yaitu pada
pagi dan sore hari, akan tetapi jika curah hujan diatas 10 mm maka tidak dilakukan
penyiraman.
Penyiraman dilakukan dengan secara mekanis dengan menggunakan sprinkle yang
disalurkan melalui pompa air dengan tekanan 3 – 3,5 kilo dengan tujuan agar pada
saat dilakukan penyiraman tekanan air yang keluar tidak merusak permukaan tanah
dan kecambah didalam baby polybag. Penyiraman ini dilakukan oleh pekerja harian
lepas. Air yang dibutuhkan setiap bibit sekitar 0,1-0,3 liter/hari untuk bibit berumur 1-
3 bulan
Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh kecambah
agar pertumbuhan kecambah dapat tumbuh secara optimal. Pemupukan di Pre-
Nursery dilakukan tenaga kerja harian lepas dengan diawasi oleh mandor agar dosis
yang diberikan sesuai dengan aturan dari perusahaan. Pemupukan di Pre-
Nursery dilakukan dengan cara yaitu ditaburkan.
10
Untuk pemupukan dengan cara disiram dilakukan pada saat bibit berumur 2-
3minggu dan pupuk yang diberikan adalah NPK 15.15.15 dengan
dosis 5 gram dengan dilarutkan dalam 10 liter air, dan untuk pemupukan dengan cara
ditabur dilakukan menaburkan pupuk di dekat batang bibit secara melingkar. Untuk
umur bibit 4-5minggu dosis pupuk yang diberikan adalah NPK 15.15.15 dengan dosis
5 gram/bibit sedangkan untuk bibit berumur 4 bulan dosis yang diberikan adalah 100
gram/bibit untuk empat kali pemupukan jadi satu kali pemupukan dosis pupuk yang
diberikan 2,5 gram/bibit. Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK 15.1515 dimana
15% unsur N, 15% unsur P, 15% unsur K. Pemupukan dengan cara dicairkan dan
ditaburkan dilakukan empat kali dalam seminggu. Pupuk daun juga digunakan untuk
meningkatkan pertumbuhan kecambah, dengan menggunakan byfolan/atonik dengan
frekuensi pemupukan dua kali dalam satu bulan.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan awal (Pre-Nursery)
sangat diperlukan didalam pembibitan yang bertujuan dapat mengobati bibit yang
terkena serangan hama dan penyakit yang akan dapat merusak bibit. Pengendalian
hama dan penyakit dilakukan setelah penyiraman, kegiatan ini dilakukan seminggu
dengan cara menyemprotkan bahan kimia, yang digunakan di sesuaikan dengan jenis
hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman. Hama yang biasanya menyerang
bibit di pembibitan tahap awal (Pre-Nursery)
Pengendalian gulma dan konslidasi
Pengendalian gulma di Pre-Nursery bertujuan membersihkan gulma yang berada
didalam maupun diluar polybag (area bedengan), karena gulma dapat merebut unsur
hara yang dibutuhkan oleh bibit sehingga pertumbuhan bibit pun terganggu.
Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual dengan cara mencabut dan
membersihkan gulma tersebut dengan menggunakan tangan, kegiatan ini dilakukan
seminggu satu kali. Konsulidasi merupakan kegiatan penambahan tanah dalam
polybag yang terkikis akibat penyiraman dan hujan serta memperbaiki polybag yang
miring. Kegiatan ini dilakukan dua kali dalam sebulan secara rutin.
Seleksi bibit
Kegiatan penyeleksian bertujuan memisahkan antara bibit yang normal dengan bibit
yang abnormal. Kegiatan ini dilakukan agar pada saat bibit ditanam di Main-Nursery
adalah bibit yang benar-benar normal dan sehat. Pelaksanaan kegiatan ini diawasi
secara ketat dan dilakukan pada saat bibit akan dipindahkan ke Main-Nursery. Seleksi
pembibitan di Pre-Nursery memiliki standar batas maksimal yang telah ditetapkan
11
yaitu sebesar 14% dari jumlah bibit yang ditanam. Jika hasil seleksi melebihi batas
yang ditentukan berarti pembibitan yang dilakukan mengalami kegagalan dan
perusahaan pun mengalami kerugian. Bibit yang terseleksi umumnya 60% akibat dari
faktor genetic 40% akibat dari pemeliharaan. Penyeleksian bibit pre-nursery
dilakukan pada umur 4-6 minggu dan sebelum dipindahkan pada umur 3-3,5 bulan.
Bibit yang diseleksi dicatat di inventaris bibit dan di musnakan dengan cara dicincang
dan dibakar. Kriteria bibit yang abnormal diantaranya adalah :
o Bibit mempunyai daun berputar dan batang melintir (Twisted Leaf)
o Bibit mempunyai daun dan tegak seperti rumput.
o Helaian daun menggulung (Roiler Leaf)
o Helaian daun bersatu tidak terbuka (Colante)
o Helaian daun berkerut tampak seperti duri (Crincle Leaf)
o Bagian helaian daun terdapat bagian yang berwarna kuning (Chimera)
o Bentuk seperti bibit normal dengan jumlah daun yang sama akan tetapi ukuran bibit
lebih kecil (Runt)
Faktor yang dapat menyebabkan bibit abnormal antara lain kesalahan dalam
penanaman kecambah (kecambah ditanam terbalik) pada saat penyiraman yang tidak
merata dan berlebihan.
Pemindahan dari Pre-nursey ke Main-nursey
Pemindahan dari Pre-nursey ke Main-nursey sebaiknya dipindahkan pada waktu yang
tepat pada saat bibit berumur 3 bulan hal tersebut bertujuan agar bibit tidak
mengalami shock pada saat transplanting pembibitan utama (Main-nursery). Bibit
yang berumur 3 bulan biasanya telah memiliki 3-4 helai daun sehingga pada proses
pemindahan nantinya bibit tersebut telah mampu beradaptasi pada lingkungan
barunya. Pemindahan bibit ini dilakukan secara berhati-hati karena untuk mencegah
bibit sewaktu pemindahan, pada proses kegiatan ini langsung di awasi oleh mandor.
12
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah hal yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan
suatu perusahaan. Perencanaan merupakan suatu kegiatan kerja yang disusun atau
ditetapkan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar kegiatan yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, teratur, terarah dan dapat memperkecil
resiko kegagalan serta merincikan anggaran biaya yang dibutuhkan dalam
melaksanakan kegiatan tersebut. Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang
berkenaan dengan pendefinisian sasaran untuk kinerja organisasi di masa depan dan
untuk memutuskan tugas-tugas dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai
sasaran yang diinginkan.
Pada pembuatan perencanaan perkebunan melibatkan antara lain : Manager
Kebun, Askep, Asisten, Mandor 1 dan mandor-mandor lapangan lainnya.
Perencanaan ini terdiri dari perencanaan sarana dan prasarana, alat dan bahan yang
dibutuhkan dan digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Perencanaan tersebut dibuat dalam bentuk sebagai berikut :
- Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)
Rencana kerja anggaran perusahaan ini merupakan awal dalam melaksanakan
pekerjaan dalam satu tahun, dimana dalam RKAP ini telah dituangkan seluruh
pekerjaan dalam satu tahun yang meliputi jenis pekerjaan, jadwal pekerjaan, biaya
yang dibutuhkan dalam pekerjaan, tenaga yang dibutuhkan, dan alat serta bahan yang
diperlukan.
Rencana kerja anggaran perusahaan ini disusun oleh Pengurus dan seluruh
jajarannya, dan kemudian setelah terbentuk rencana kerja anggaran perusahaan
diajukan kepada Direksi untuk di bahas dalam rapat. Kemudian barulah diproses
dikantor pusat mengenai anggaran yang telah disusun oleh masing-masing unit usaha
dan nantinya akan ditetapkan rencana kerja anggaran perusahaan dalam satu tahun.
Rencana kerja anggaran perusahaan ini di gunakan sebagai landasan pembuatan
rencana kerja operasional (RKO) yang berfungsi sebagai awal kegiatan bulanan.
- Rencana Kerja Operasional (RKO)
Rencana kerja operasional dibuat berdasarkan rencana kerja anggaran
perusahaan. Rencana kerja operasional mencakup segala jenis perencanaan pekerjaan
dalam satu triwulan, dimana perencaan pekerjaan tersebut dibagi perbulan, sehingga
hal ini akan memudahkan dalam pelaksaan pekerjaan. Rencana kerja operasional
disusun oleh Asisten dan Krani, dimana setiap pekerjaan tersebut tetap mengacu
kepada RKAP.
13
Di dalam RKO akan dirincikan jadwal pengerjaan dan penyelesaian kegiatan
yang dinamakan dengan Rencana kerja harian terdiri dari alat dan bahan, jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan pada hari itu. Rencana kerja harian dibuat oleh Mandor
1 dan Mandor lainnya yang kemudian diajukan kepada Asisten. Dilapangan mandor
membuat rencana kerja harian melihat berdasarkan pekerjaan yang belum
diselesaikan, pekerjaan itulah yang direncanakan untuk untuk direncanakan dalam
kegiatan besok.
Perencanaan memiliki peran yang sangat penting dalam suatu kegiatan,
karena perencanaan sangat menunjang berhasil atau tidaknya suatu kegiatan yang
dilakukan. Perencanaan haruslah akurat, dengan perencanaan yang akurat maka
kegiatan akan dapat berjalan dengan yang direncanakan. Adapun perencanaan
pembibitan kelapa sawit yang dibuat adalah sebagai berikut :
Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi pembibitan merupakan hal yang sangat penting, karena
lokasi pembibitan sangat menentukan besar biaya yang dikeluarkan terutama pada
saat pembukaan lahan. Oleh karena itu pembibitan kelapa sawit harus memenuhi
syarat lokasi yang ditetapkan, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
a. Dekat dengan sumber air
Air merupakan kebutuhan utama bagi bibit, karena bibit kelapa sawit setiap hari harus
disiram, agar bisa tumbuh lebih optimal. Oleh karena itu sumber air tidak boleh jauh
dari lokasi pembibitan. Jika sumber air jauh dari lokasi pembibitan, maka akan
mempersulit pada saat penyiraman dan pemasangan intalasi air, akibatnya biaya yang
dikeluarkan dan kebutuhan tenaga kerja lebih besar dari yang telah direncanakan
sebelumnya.
b. Lokasi tidak terkena banjir
Lokasi pembibitan kelapa sawit harus terletak didataran tinggi, agar pada saat hari
hujan terus-menerus bibit tidak tergenang air yang bisa menyebabkan bibit rusak
maupun mati. Jika hal ini terjadi tentu sangat merugikan perusahaan. Oleh sebab itu
pada pembibitan di PT. socfindo kebun sei.liput/ m.ara divisi IV seleleh pada blok
pembibitan dibuat aliran air agar jika terjadi hujan air pada lokasi pembibitan bisa
mengalir pada aliran dan tidak menggenangi bibitan tersebut.
14
c. Aman dari pencurian dan gangguan hewan liar
Lokasi pembibitan kelapa sawit harus dijamin keamanan baik itu dari pencurian
maupun gangguan hewan. Untuk menghindari dari pencurian dan gangguan hewan,
maka perusahaan membuat pagar, dilengkapi jalan dan pintu keluar/masuk bagi
kendaraan untuk menuju kepembibitan, serta menambah pekerja jaga malam.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk menjalankan
kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pengorganisasian dilakukan
dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas
apa yang harus dikerjakan, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Kepemimpinan kebun dipimpin oleh Pengurus, yang dibantu oleh karyawan
pimpinan yaitu Asisten kepala dan Asisten Divisi, sedangkan untuk karyawan pelaksana
yaitu terdiri dari Mandor 1, Krani Divisi dan Mandor pemeliharaan, Sertifikat Kerja
Utama (SKU) terdiri dari karyawan tetap.
Struktur organisasi yang digunakan dalam pembibitan berbentuk piramid, dimana
setiap Divisi dipimpin oleh seorang Asisten. Jadi segala sesuatu kegiatan dilakukan
oleh Divisi harus diketahui dan disetujui oleh Asisten Divisi. Asisten bertanggung jawab
penuh atas pelaksanaan kegiatan lapangan yang dilakukan di tempat dia memimpin.
Semua kegiatan dilakukan oleh karyawan harian lepas yang diawasi langsung oleh
mandor-mandor yang bersangkutan. Fungsi mandor disini adalah mengawasi langsung
kegiatan yang dilakukan pekerja agar dapat berjalan lancar sesuai yang telah
direncanakan. Mandor-mandor yang mengawasi kegiatan para pekerja, bertanggung
jawab untuk membuat laporan kepada mandor satu, dan laporan tersebut dilaporkan
kepada Asisten.
Untuk lebih jelas mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing personil adalah
sebagai berikut :
Asisten Pembibitan
Tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Mengawasi kegiatan yang dilakukan di pembibitan oleh KHL (Karyawan Harian
Lepas) dan bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan hari itu dilaksanakan
kepada Askep dan Pengurus.
15
2. Mengecek jumlah tenaga kerja yang bekerja pada hari tersebut dan menentukan
target atau prestasi kerja bersama Mandor satu.
3. Menandatangani surat permintaan dan pengeluaran barang untuk yang
dipimpinnya serta menandatangani buku mandor yang dilaksanakan mandor pada hari
tersebut.
Mandor
Tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Menjadi Mandor dan pengawas dipembibitan untuk segala pekerjaan yang
dilakukan di pembibitan.
2. Memeriksa kebenaran buku Mandor yang diisi setiap Mandor yang berada
dibawah pengawasannya.
3. Bertanggung jawab kepada asisten atas segala kegiatan yang dilaksanakan di
lapangan pada hari tersebut.
4. Mencatat atau mengisi buku Mandor atas hasil kerja dilaksanakan pada hari
tersebut dan melaporkan kepada Asisten.
Mandor Pemeliharaan.
Tugasnya adalah sebagain berikut :
1. Mengawasi karyawan KHL (Karyawan Harian Lepas) yang bekerja pada hari
tersebut
2. Harus mengetahui bahan dan alat yang digunakan serta mengetahui kode tempat
yang dilaksanakan KHL, pada hari tersebut.
3. Mengabsen KHL, yang bekerja pada setiap hari dan melaporkan ke Mandor 1
4. Menjaga, mengawasi dan bertanggung jawab atas semua bibit yang berada di
pembibitan.
16
3. Pengarahan
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha-usaha organisasi. Jadi pengarahan artinya adalah menggerakkan orang-orang agar
mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
Setelah rencan kerja disetujui oleh perusahaan maka rencana kerja tersebut dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan dilaksanakan sesuai dengan tugas yang
diberikan oleh perusahaan. Pada setiap Divisi termasuk pembibitan sebelum kegiatan
dilaksanakan tepatnya pada pukul 06.00 wib para mandor berkumpul dikantor Divisi
masing-masing yaitu untuk mendengarkan pengarahan yang diberikan oleh Asisten dan
Mandor 1 mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dan pada sore harinya setiap
Mandor wajib melaporkan hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada hari tersebut.
Setelah mendengarkan pengarahan yang diberikan oleh Asisten dan Mandor 1
tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan pada hari tersebut, setiap Mandor lapangan
membawa para karyawan ke lokasi kerja yang akan dilaksanakan, sebelum kegiatan
tersebut dilaksanakan oleh para karyawan mandor lapangan memberikan pengarahan
kembali kepada karyawan mengenai tata cara pelaksanaan kerja yang baek dan sesuai
dengan ketentuan yang telah di tetapkan perusahaan.
Setelah jam kerja selesai tepatnya pukul 14.00 WIB Asisten dan para Mandor
berkumpul untuk mengevaluasi kegiatan yang dilakukan. Untuk meningkatkan
kemampuan dalam memimpin setiap Afdeling, meningkatkan kinerja dan mengatasi
masalah-masalah yang timbul, asisten setiap Afdeling berkumpul mengadakan rapat
bersama Manajer, kegiatan tersebut dilakukan satu kali dalam seminggu.
4. Pengevaluasian
Evaluasi merupakan proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan
untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam
operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi
semakin besar.
17
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penatapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran
di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Agar bibit dapat tumbuh dengan baik
dan menghasilkan bibit yang berkualitas maka dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan
pengawasan perlu dilakukan. Setelah semua penerapan fungsi manajemen telah
dilaksanakan maka kegiatan terakhir adalah mengevaluasi hasil dari seluruh kegiatan
telah dilakukan, jika ada terdapat kekurangan agar bisa memperbaikinya untuk
kedepannya.
18
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pada pembibitan kelapa sawit dibedakan atas dua macam yaitu pada pembibitan
awal (pre-nursery) dan pembibitan utama (Main Nursery). Pada kedua pembibitan ini,
pembibitan awal (Pre-Nursery) merupakan tempat kecambah tanaman kelapa sawit
(Germinated Seeds) ditanam ditanam dan dipelihara hingga berumur 3 bulan yang
nantinya akan dipindah ke pembibitan utama (Main Nursery). Pada kelapa sawit terdapat
beberapa cara pemeliharaannya yaitu penyiraman, seleksi bibit, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma dan konslidasi, pemindahan pre-
nursery dan main nursery.
Dalam pelaksanaan pembibitan kelapa sawit diperlukan suatu manajemen, dimana
dengan adanya manajemen membuat kegiatan yang akan dilakukan dapat terencana,
terarah, teratur dan sesuai dengan tujuan perusahaan serta bisa berjalan dengan baik dan
lancar. Manajemen sangat penting dalam perusahaan, beberapa fungsi manajemen yang
terdiri dari Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan dan Pengawasan
19
DAFTAR PUSTAKA
Dalimunthe, Masra. 2009. Meraup Untung dari Bisnis Waralaba Bibit Kelapa Sawit. Jakarta.
Agromedia Pustaka
Fazi, 2007. Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar Swadaya
Hartono, 2002. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisa Usaha dan
Pemasaran. http://ditjenbun. Deptan.Go.id, diakseskan tanggal 14 maret 2017 pukul
02.14 wib
Hartono, 2008. Kondisi Non Migas Unggulan. Jakarta. Agromedia Pustaka
Lubis, Adlin U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guinnensis jacq) di Indonesia.Bandar Kuala .
Pusat Penelitian Marihat. Diakses 02 april 2017 pukul 15.21 wib.
Pahan, Iyung. 2008. Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta. Penebar
Swadaya
Sastrosayono, 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka
Setyamidjaja, 2007. Kelapa Sawit. Yogyakarta. Kanisius
Subiantoro, 2009. http://andreysubiantoro.viviti.com/entries/sda/petunjuk-praktis-kelapa
sawit-2. Diakses 31 maret 2017. Pukul 01.45 wib
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta.
Agromedia Pustaka
Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem
Kemitraan. Jakarta. Agromedia
20