CBR Raja Eli Martin Silalahi
CBR Raja Eli Martin Silalahi
CBR Raja Eli Martin Silalahi
TECHNOPRENEURSHIP
Oleh:
NIM: 7173343024
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report mata kuliah
Technopreneurship dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Saya sangat berharap Critical Book Report ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai perkembangan Bisnis. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Critical Book Report ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,saran dan usulan demi
perbaikan Critical Book Report ini yang telah saya buat dimasa yang akan datang. Oleh karna
itu, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Critical Book Report sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohom maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenaan.
Bab I
Pendahuluan
2.2. Karakter Pembentuk Technopreneur
Spirit dan karakter Technopreneur dibentuk oleh 3 (tiga) komponen utamapembentuk,
yaitu Intrapersonal, Interpersonal, dan Extrapersonal. Interpersonal danInterpersonal adalah
merupakan komponen dari faktor Soft Skill, sedangkanExtrapersonal adalah berhubungan dengan
kemampuan untuk mampumemberdayakan kedua komponen soft skill tersebut agar mampu
diimplementasikansecara lebih meluas dampaknya.
2.3. Manfaat Pengembangan Technopreneur
Singapura adalah salah satu contoh negara yang berhasil dalam membuat kebijakanmenumbuhkan
basis technopreneurnya. Empat puluh lima tahun yang lalu (era 1960an), Singapura adalah negara kecil
di Asia yang miskin.Dua puluh tahun kemudian, pemerintah mulai berkampanye untuk
menarikperusahaan MNC berteknologi tinggi, dengan insentif pajak, tenaga kerja terdidik,dan program
infrastruktur yang mengagumkan. Dimotori oleh kebijakan investasibesar – besaran oleh pemerintah yang
diambil dari tabungan pensiun wajib, proyekinfrastruktur bernama ” Singapore One
” bernilai ratusan juta dollar, telahmenghubungkan setiap rumah, sekolah, dan kantor ke Internet pada
akhir 1999. Dannegara kecil Singapura ini telah melakukan investasi di bidang tekologi informasi disekolah
– sekolah dengan nilai yang lebih besar daripada negara manapun.
Contoh lainnya tentang pentingnya peran pemerintah dalam mendorong Technopreneurship adalah
sejarah negara kecil di Eropa, yaitu Finlandia dalammembangun ekonominya yang berbasis pengetahuan dan
teknologi.
2.4. Kurikulum Berbasis Kompetensi Berorientasi Technopreneur
Mengingat bahwa Technopreneur adalah merupakan solusi untuk meningkatkandaya saing bangsa
sebagaimana diamanatkan dalam HELTS (Higher EducationLong Term Strategy), maka sudah
seharusnya muatan Technopreneur ini dimasukkan dalam kurikulum Pendidikan Tinggi. Masuknya
muatan Technopreneur dalam kurikulum Pendidikan Tinggi ini dapat berupa mata kuliah dengan
SKStersendiri maupun dengan penguatan berikutnya dalam bentuk “hidden curriculum”dan project akhir.
2.5.Peranan Pemerintah dan Perguruan Tinggi Dalam Mengembangkan
SpiritTechnopreneur.
Pemerintah sebagai regulator diharapkan mempunyai peran untuk menumbuhkandan mendukung
kultur Technopreneur dalam aktivitas pemerintahan, sebagaimanayang dilakukan oleh negara Finlandia,
Taiwan, dan Singapura pada contoh Bab1sebelumnya. Pemerintah dalam hal ini adalah penentu Grand
Strategy tentang ”Hendak Kemana Knowledge Based Economic (KBE) Indonesia ini akan diarahkanuntuk
mencapai daya saing ”. Sedangkan Perguruan Tinggi harus mampumenterjemahkan Grand Strategy tersebut
kedalam Renstra dan Renop yang tepat,termasuk penciptaan kultur akademis yang mendukung
berkembangnya spirittechnopreneur. Sebagai contoh, kultur yang ditanamkan oleh Perguruan Tinggi
diSingapore adalah :
1. Membangun pendidikan technopreneur sebagai topik yang tidak diujikan dandikayakan sebagai
aktivitas ekstra kurikuler.
2. Memasukkan proyek bisnis kedalam kurikulum, misalkan mahasiswadilibatkan dalam proyek kajian
kebijakan ekonomis pemerintah.
Bab III
Technopreneurship dan Daya Saing Bangsa
3.1. Indonesia dan Negara Lain
Apabila ada orang yang mengatakan bahwa Singapura adalah negara yang palingmaju dalam
penguasaan teknologi dan peningkatan kualitas hidup penduduknya diAsia Tenggara mungkin tidak banyak
orang yang meragukan pernyataan tersebut.Negara dengan luas wilayah tidak lebih dari seperdua-ratus Pulau
Jawa ini begitulincah, gesit dan sangat cepat memposisikandirinya sebagai negara yang mampu bangkit,maju
dan berkembang menjadi “raksasa” duniatidak terkendala oleh kecilnya luas wilayah dan“miskin”-
nya sumberdaya alam.
Bisa kitabayangkan, ketika Singapura memperolehkemerdekaan pada tahun 1965 dari Inggris,masa
depan ekonomi Singapura dapatdikatakan suram, tidak banyak yang dapat
diharapkan. Infrastruktur relatif sangattertinggal, angka pengangguran tinggi dan perdagangan
Internasional sangatterbatas. Tetapi ternyata tidak demikian, karena dalam waktu beberapa
dekade sajakebijakan perdagangan bebas Singapura yang dipadukan dengan pengendalianfiskal yang ketat
menjadikan Singapura sebagai salah satu negara yang paling cepatpertumbuhan
ekonominya di dunia. Ekonomi Singapura yang berorientasi padapasar ekspor telah memacu sektor
manufakturdan keuangan mengambil alih perananmengatasi keterbatasan luas wilayah
dankekayaan alam. Pelabuhan-pelabuhanSingapura menjadi salah satu pelabuhan yangpaling sibuk di dunia.
pertumbuhan ekonomi Singapura umumnya telah mengungguli pertumbuhanekonomi
dunia. Angka infrasi selalu berada di bawah rata-rata angka inflasi duniadengan surplus budget
yang sangat besar. Karena pertumbuhan ekonomi yangfenomenal inilah kemudian Singapura dikenal sebagai
salah satu macan Asia ( the Asia’s Four Tigers) bersama-sama dengan Hong Kong, Korea Selatan, dan
Taiwan.Kebijakan fiskal yang canggih dan jalinan kerjasama perdagangan dengan partner yang sangat
beragam menjadikan Singapura sebagai negara yang tidak banyakterpengaruh oleh krisis ekonomi yang
melanda kawasan Asia Tenggara pada tahun1997. Pada tahun 2002, gross domestic product (GDP)
Singapura adalah sekitarUSD 87 milyar atau setara dengan pendapatan per kapita senilai USD 20,890
yangmendudukan Singapura berada diantara negara-negara dengan GDP tertinggi didunia.
Demikian pun dengan cita-cita paraorang tua mahasiswa itu, kecenderungannya tidak jauh berbeda
dengan cita-citamahasiswa itu sendiri. Kondisi demikian wajar saja terjadi karena para orangtuatentu sangat
menghendaki putra putrinya kelak menjadi orang yang sukses yangsalah satu kunci sukses itu adalah apabila
putra putri mereka dapat menempuhpendidikan di sekolah-sekolah unggulan atau di bidang-bidang studi
yang”menjanjikan”. Hal ini ditempuh dengan maksud agar setelah lulus mereka dapatmudah mendapat
pekerjaan dengan tingkat penghasilan yang layak .
Lantas, apa yang salah dengan pilihan menjadi pegawai setelah menyelesaikan studidi
Perguruan Tinggi? Tidak ada yang salah memang bahkan pilihan itu dapatdikategorikan
sebagai pilihan paling praktis, paling mudah, paling murah, dan palingaman dari segi resiko
baik bagi lulusan maupun bagi Perguruan Tinggi. Bukankahbagi seorang lulusan yang ingin
mencari pekerjaan, upaya yang harus ditempuhnyahanyalah menulis lamaran sebanyak yang
dia mau dan mampu, menunggu jawaban.
Bab IV
Mengembangkan Pendidikan Berorientasi TechnopreneurshipDi Perguruan Tinggi
Memilih produk yang profitable, merupakan langkah pertama dan utama bagiTechnopreneur
untuk menuju kesuksesan dalam mendirikan usaha baru(menghasilkan produk baru maupun produk yang
inovatif). Sudah banyak contohnyata yang telah membuktikan hal tersebut. Bahkan, Murphy1 ,
setelah melakukanstudi tentang keberhasilan dan kegagalan bisnis, menyimpulkan bahwa "kunci emasuntuk
sukses" adalah "melakukan bisnis yang tepat pada saat yang tepat". Hal inimenunjukan bahwa penentuan
jenis produk (barang maupun jasa) yang akandiproduksi haruslah "tepat" (menguntungkan/profitable) dan
dihasilkan pada "saatyang tepat" (saat konsumen membutuhkan). Dengan demikian, langkah pentinguntuk
mencapai kesuksesan telah kita pahami.Namun demikian, ada pendapat sederhana yang menyatakan bahwa
"mencapaisukses tidaklah mudah". Hal ini terlihat dari sedikitnya ide-ide yang mampumenghasilkan
kesuksesan bagi pendirian usaha baru. Bahkan, ketika suatu produkbaru (misalnya produk inovasi) yang
diperkenalkan oleh perusahaan yang sudahmapan pun, masih sering mengalami kegagalan. Majalah
Business Week 2, dalamsuatu diskusi yang dilakukan oleh A.T. Kearney, Inc..
Sebelum membahas metode untuk mendapatkan ide-ide usaha, mungkin kita perlumenguji beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu produk menjadisukses dalam usaha baru yang akan kita dirikan.
Persyaratan yang pertama danterpenting adalah bahwa usaha baru tersebut haruslah mampu bersaing di
pasaryang ada sehingga dapat bertahan. Kedua, berusaha mencari ide yang memenuhikriteria-kriteria
berikut ini :
1. Produk memenuhi kebutuhan yang belum terlayani.
Kriteria ini muncul karena :
a) Kebanyakan orang, tidak mengerti tentang cara pembuatan produk untukmemenuhi kebutuhan yang ada.
b) Adanya kebutuhan yang belum disadari.
c) Adanya kebutuhan yang belum muncul.
Banyak produk dan jasa yang termasuk dalam salah satu dari ketiga sebabmunculnya kriteria
tersebut. Sebagai contoh, kebutuhan terhadap laptop telahlama ada, meskipun mulanya sangat kecil. Namun
seiring dengan kemajuanteknologi yang mempercanggihnya, kebutuhan tersebut semakin lama
semakinmeningkat bahkan nilai penjualan laptop tersebut melebihi estimasi produsennya.Ini terjadi karena
produsen mengetahui proses pembuatannya sehinggamenghasilkan laptop yang lebih canggih dan semakin
ringan untuk memenuhikebutuhan bisnis dan ilmiah.
Hal yang sama terjadi pula pada kebutuhan yangberkaitan dengan kesehatan dan kedokteran. Operasi
plastik, semakindibutuhkan ketika kita sadar akan pentingnya penampilan diri. Sebaliknya, kursipijat otomatis,
merupakan produk yang dihasilkan akibat adanya kebutuhan yangsebelumnya belum muncul di masyarakat.
Kesadaran tersebut sengajadimunculkan agar supaya muncul kebutuhan. Singkatnya, baik
pengembanganproduk maupun pengembangan pasar/konsumen, harus dilakukan bersama-sama. Hal ini
akan memunculkan profit yang besar.
2. Produk memenuhi kebutuhan pasar dimana permintaan melebihi suplai.
Hal ini berarti bahwa produk yang akan dihasilkan, harus berkompetisi denganproduk sejenis di pasar
yang sama dimana produsen yang sudah adasebelumnya tidak mampu mencukupi kebutuhan yang ada. Jadi,
kita merupakanpemain baru yang akan mengisi kelangkaan barang dipasar tersebut. Meskipundemikian,
sebelum mengambil keputusan untuk mendirikan usaha baru, kitaharus selalu memahami dengan benar
alasan terjadinya kelanggkaan barangtersebut. Jangan sampai kita mendirikan usaha baru
yang disebabkan adanyakelangkaan yang bersifat jangka pendek dan temporal sehingga tidak
menguntungkandalam jangka menengah atau panjang.
Bab VI
Perencanaan Pemasaran Efektif dan Teknik Penjualan
A.Konsep produksi
Konsep produksi bertitik tolak dari anggapan bahwa konsumen ingin produk yang
berharga murah dan mudah didapatkan. Produsen yang menganut konsep ini akan membuat
produksi secara masal, menekankanbiaya dengan efisiensi tinggi, sehingga harga pokok
pabrik bisa ditekankan dan harga jual lebih rendah dari pesaing.
B. Konsep produk
Pada saat barang masih langka di pasar, produsen memusatkan perhatian pada teknis
pembuatan produk saja. Produsen belum memperhatikan selera konsumen. Produsen hanya
membuat barang to please on self, hanya bagaimana menuruti bagaimana selera produsen
sendiri.
C. Konsep penjualan
Disini produsen membuat barang, kemudian menjual barang itu dengan berbagai
teknik promosi. Hal penting disini adalah adanya kegiatan promosi secara maksimal.
D. Konsep pemasaran
Disini produsen tidak sekadar membuat barang dan tidak pula melancarkan promosi.
Akan tetapi, produsen memusatkan perhatian pada selera konsumen. Produsen
memperhatikan needs dan wants dari konsumen.
Para pengusaha yang kreatif akan selalu menciptakan kombinasi yang terbaik dari
elemen 7P yang menjadi komponen marketing mix. Mereka harus menciptakan dari
masing-masing elemen P yang mana yang paling baik, dan paling banyak digunakan dalam
strategi pemasarannya.
Elemen 7P ini terdiri atas 4P tradisional dan 3P lagi sebagai tambahan untuk
pemasaran jasa. Empat P tradisional berlaku untuk pemasaran barang. Rinciannya sebagai
berikut :
PI = Product
Product adalah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing semua kegiatan
marketing lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran produk. Satu hal yang perlu
diingat ialah bagaimanapun hebatnya usaha promosi distribusi dan harga yang baik jika
tidak diikuti oleh produk yang bermutu dan disenangi oleh konsumen.
P2 = Price
Masalah kebijaksanan harga turut menentukan keberhasilan pemasaran produk.
Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada level lembaga, yaitu kebijaksanaan harga oleh
produsen, grosir, dan retailer. Harga disini bukan berarti harga yang murah saja ataupun
harga tinggi tetapi yang dimaksudkan adalah harga yang tepat.
P4=Promotion
Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan. Ini dua sejoli yang saling
berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Disini harus ada keseimbangan antara produk baik,
sesuai dengan selera konsumen yang dibarengi dengan teknik promosi.
P5=People
Adalah unsur orang/ manusia yang melayani terutama dalam perusahaan yang
menjual jasa. Termasuk kedalam P5 ini unsur pimpinan yang mengambil keputusan, dan
unsur karyawan yang melayani konsumen. Kayawan perlu diberi pengarahan dan pelatihan
agar dapat melayani konsumen sebaik-baiknya.
P6 = Pyhsical Evidence
Artinya, bukti fisik yang dimiliki oleh perusahaan jasa. Misalnya, untuk penjualan
jasa transportasi, konsumen akan memperhatikan kondisi mobil yang digunakan, untuk jasa
hotel konsumen akan melihat tampilan hotel, kamar, dan berbagai fasilitas yang terdapat
didalamnya.
P7=Proces
Bagaimana proses dilakukan sampai jasa yang diminta oleh bagaimana diterima
secara memuaskan. Apakah cukup puas menerima jasa, cepat layanannya, bersih, rapi,
akurat,tepat waktu dan sebagainya.
Ketujuh P ini perlu dikombinasikan sesuai dengan keadaan komoditas yang
diusahakan. Kombinasi mana yang akan digunakan saat bergantung pada keahlihan tim
marketing dengan mempertimbangkan koditi, pimpinan serta pengalaman masa lalu.
• Yakin
Yakin merupakan landasaran melangkah dan berbuat. Tanpa keyakinan, seseorang
sulit tampil dengan optimal. Ia akan tergangu oleh keraguannya, apapun yang ia ragukan.
Mungkin ia ragu pada kemampuannya.
• Responsif Kreatif
Pakar penjualan dalam mengedukasi peminat dan praktik maupun studi pemasaran amat
antusias menjelaskan ilmunya. Mereka tanpa sadar selalu mengembangkan diri sebagai
bidang ilmu yan paling responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis yang sangat dinamis.
• Aktif
Seorang penjual, bukanlah penjaga pintu lintasan kereta api dengan kewaspadan
terbatas hanya pada lalu lintas kereta yang menjadi tugasnya. Penjual adalah, pengamat
bermata elang yang mengawasi semua situasi seluas kemampuannya memandang, pemikir
yang visioner sejauh kemampuannya berimajinasi dengan kearifan yangsanggup menyelami
perasaan calon pembeli.
6.2.1.2 Syarat intelektual
Intelektualitas atau kecerdasan adalah potensi yang melekat dalam diri seseorang.
Intelektualitas sebagai ”kemampuan dasar” manusia tidak ada kaitannya dengan tingkat
pendidikan. Karenanya, dalam dunia bisnis, anda bisa mendapati fakta bahwa seorang
pemilik sebuah perusahaan yang tidak berpendidikan tinggi tetapi punya anak buah sarjana.
• Kecerdasan indrawi
Ini merupakan pengembangan kemampuan panca indera, terutama indra penglihatan. Indra
utama ini sangat penting untuk menguatkan aktivitas penjualan.
• Kecerdasan intuitif
Kerap memaknai membiarkannya terjadi atas apa saja. Ia merupakan kemampuan
menggunakan kebijakan dalam diri yang kerap dikaburkan oleh ego atau sikap reatif
berlebihan dari pikiran yang kritis.
Bab VII
Kewrirausahaan dan Kepemimpinan
7.1.Pengantar
Bibit-bibit wirausaha kini barang kali memilikik semangat serta kemampuan teknis
yang memadai. Namun kedua hal ini tidak mencukupi. Bekal lain yang mesti dimiliki
diantarannya adalah kedisiplinan dan kepemimpinan.
BAB I
PENGANTAR TECHNOPRENEURSHIP
2. ENTREPRENEURSHIP
Entrepreneurship adalah proses dalam mengorganisasikan dan mengelola resiko untuk
sebuah bisnis dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi pasar, menemukan solusi-solusi
untuk mengisi peluang pasar, mengelola sumber daya yang diperlukan, dan mengelola risiko
yang berhubungan dengan bisnisnya.Untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship
dibutuhkan beberapa tahapan :- Internallization, adalah tahapan penanaman jiwa
entrepreneurship melalui konstruksi pengetahuan tentang jiwa entrepreneurial serta medan
dalam usaha. Dalam tahap ini lebih menekankan tentang kewirausahaan dan pengenalan
tentang urgensinya.- Paradigm Alteration, yang berarti perubahan paradigma umum. Pola
pikir pragmatis dan instan harus diubah dengan memberikan pemahaman bahwa unit usaha
riil sangat diperlukan untuk menstimulus perkembangan perekonomian negara dan jiwa
entrepreneurship berperan penting dalam membangun usaha tersebut.
Landasan Technopreneurship
1) Berangkat Dari Kebutuhan MasyarakatKebutuhan masyarakat adalah peluang
bisnis. Terlebih jika ada kebutuhan masyarakat yang belum bisa dipenuhi oleh pihak
manapun di dunia ini. Hampir seluruh produk berbasis teknologi yang sangat terkenal dan
banyak dibeli saat ini adalah yang berangkat dari kebutuhan masyarakat. Mobil, motor,
telepon seluler, televisi, internet, provider seluler, social media, beragam produk elektronik,
hingga beragam gadget berawal dari kebutuhan masyarakat.
2) Perkaya Diri Dengan Ide dan InspirasiIde dan inspirasi merupakan awal timbulnya
suatu ide bisnis. Di era yang sangat kompetitif ini, diperlukan suatu ide yang brilian untuk
memulai bisnis dan mempertahankannya. Produk yang kita hasilkan tidak perlu baru, tetapi
harus inovatif dengan memodifikasi sesuatu yang sudah ada dan menjadikan fungsinya jauh
lebih baik atau beragam. Ide dan inspirasi memang terkadang dapat datang dengan
sendirinya, namun cara terbaik adalah dengan mendatangkan ide dan inspirasi itu sendiri.
3) Rencanakan Dengan Matang dan Lakukan Dengan CepatSeorang technopreneur
harus mampu menganalisis pasar, mendesain suatu produk, membuat strategi pemasaran,
menentukan harga dan target pasar, menyusun struktur organisasi, serta memegang tanggung
jawab terhadap seluruh proses bisnis.
4) Tambahkan Value Pada ProdukProduk yang kita hasilkan bisa saja sama persis
dengan wirausahawan lain. Tetapi ada satu hal yang membuat suatu produk tertentu lebih
disukai dan lebih laris dibandingkan produk lainnya yang serupa, yaitu nilai (value). Value
yang kita dapat tambahkan kepada produk kita tentunya beragam dan sesuai dengan inovasi
dan kreativitas masing-masing technopreneur. Perlu diingat, value yang dijelaskan di sini
bukanlah mengenai harga (price) melainkan suatu nilai tambah
BAB II
MENENTUKAN PELUANG USAHA
A.Pendahuluan
Kewirausahaan dalam perspektif ekonomi dapat dijelaskan dari aspek peluang.
Sebagaimana beberapa ahli mendefinisikan kewirausahaan sebagai tanggapan yang dilakukan
seseorang terhadap peluang-peluang usaha yang diwujudkan dalam berbagai tindakan dengan
berdirinya sebuah unit usaha sebagai suatu hasil dari tindakannya. Dalam perspektif sosiologi
kemampuan menemukan peluang sangat tergantung pada interaksi antar-manusia untuk
memperoleh dan mengakses informasi yang dibutuhkan terkait dengan luang yang ada .
Studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain : Untuk merintas
usaha baru, untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, dan untuk memilih jenis usaha
atau investasi/proyek yang paling menguntungkan. Adapun pihak yang merelukan
kepentingan dengan studi kelayakan usaha diantaranya : Pihak Wirausaha (pemilik
perusahaan), investor/ penyandang dana, masyarakat dan pemerintah.
Dalam studi analisis kelayakan bisnis ada beberapa kreteria yang dijadikan
aspek penilaian/evaluasi diantaranya :
1. Gambar dan Design menarik. Gambar dan design cover depan proposal harus dapat
mewakilkan jenis dan karakter dari usaha yang tercerminkan dari design dan warna
yang sesuai.
2. Logo/Lambang Usaha. Digunakan untuk mempermudah dan membedakan usaha
kita di mata konsumen dalam mengingatkan usaha kita dibandingkan dengan
pesaing dan nama usaha yang sama.
3. Informatif ( nama, alamat, contact no ). Berisi informasi nama usaha, domisili /
alamat tempat usaha serta nomor telepon yang dapat dihubungi apabila calon
investor ataupun konsumen ingin menghubungi.
4.3 Aspek Pemasaran
Permintaan
1. Organisasi
a. Nama Perusahaan/Usaha.
b. Nama Pemilik/Pimpinan.
c. Alamat kantor dan tempat usaha.
d. Bentuk badan hukum, kalo berbentuk badan hukum.
e. Struktur organisasi
f. Jabatan, jumlah staf, uraian tugas, dan Penggajian.
Produk. Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha
manufaktur dan industri pengolahan adalah:
a. Dimensi produk. Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang
meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya.
b. Nilai/manfaat produk. Manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk dapat dibagi
dalam 5 tingkatan, yaitu:
a. Manfaat inti (core benefit): adalah manfaat yang diberikan untuk pemenuhan
terhadap kebutuhan utama konsumen, misalnya kebutuhan berbicara jarak
jauh.
b. Manfaat dasar (basic benefit): adalah manfaat dasar yang diberikan untuk
memecahkan masalah kebutuhan utama, misalnya telepon.
c. Manfaat yang diharapkan (expected benefit): adalah manfaat yang diharapkan
lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya telepon yang dapat
dibawa-bawa (HP).
d. Manfaat di atas harapan (augmented benefit): adalah manfaat yang dapat
diberikan lebih dari yangdiharapankan oleh konsumen, misalnya HP yang
dapat digunakan untuk SMS.
e. Manfaat potensial (potential benefit): adalah semua manfaat yang mungkin
dapat diberikan lebih dari sekedar augmented benefit, misalnya HP yang dapat
digunakan sebagai lampu senter, kamera, video recorder, video calling, fax,
internet, dsb.
investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian dari
investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa yang akan datang. Hal ini sangat
penting dilakukan sebelum implementasi investasi yang sering mempertaruhkan dana yang
sangat besar. Dengan melakukan berbagai macam simulasi tersebut, akan diketahui besarnya
faktor-faktor resiko yang akan dihadapi, dan yang mempengaruhi layak atau tidaknya suatu
rencana investasi.
Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan berfungsi
sebagai tahapan paling awal bagi penilaian suatu investasi. Model ini umum digunakan untuk
pemilihan alter- natif-alternatif usaha yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang
telah ditanamkan harus segera dapat diterima kembali secepat mungkin.
Pada saat menyajikan rencana usaha kepada para investor maupun para kreditor, hal-hal yang
perlu diperhatikan oleh perusahaan/pengusaha adalah sebagai berikut :
1. Usahakan rencana bisnis yang disusun tidak terlalu tebal tetapi lengkap, artinya
mencakup berbagai informasi yang dibutuhkan oleh evaluator baik dari piahk
investor maupun kreditor untuk melakukan pengambilan keputusan
2. Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan kreditor akan
memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang sedang mencari pendanaan
dari penampilan rencana bisnis yang diajukan kepada mereka.
3. Sampul depan rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat, nomor telpon
perusahaan, dan bulan serta tahun rencana bisnis dikeluarkan. Rencana bisnis yang
baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif (executive summary)
4. Penyusunan rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik.
BAB V
Peluang Usaha
3.1. Pengantar
Kesabaran dan ketekunan kita menggeluti usaha yang kita mulai adalah kunci sukses
dalam meraihnya. Artinya, butuh proses jika kita menginginkan usaha yang kita bangun
menjadi sukses dan profitable, bias asaja ada yang membutuhkan waktu yang relatif singkat
mewujudkannya, dan ada pula yang relatif lama terealisasinya.
Unruk memulai atau merintis usaha, modal utama yang harus dimili adalah sebuah ide
atau gagasan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, yaitu:
Sebuah ide bisa menjadi peluang dan ada beberapa cara untuk melakukannya, yaitu:
a. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode yang
lebih baik untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan.
b. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
c. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau
dimodifikasi cara melakukannya pada suatu pekerjaan.
Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa rill. Adapun langkah-langkah
penjaringan ide dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Sumber ide biasanya berkaitan dengan hal-hal atau kegiatan yang menyangkut individu ,
organisasi atau lembaga yang ada hubungannya dengan usaha dan bisnis.
1) Inspirasi
2) Bidang usaha yang sudah ada
3) Konsumen
4) Pemerintah pusat dan daerah
5) Saluran distribusi
6) Penelitian dan pengembangan
7) Pengalaman pekerjaan dan keterampilan
8) Membeli sistem yang sudah jadi (waralaba/ franchise system)
9) Minat dan hobbi
a) Pengalaman Hidup
b) Ikatan sosial
c) Perubahan teknologi
d) Perubahan politik dan kebijakan
e) Perubahan demografi
f) Institusi pendidikan
g) Akses informasi
h) Kepribadian
i) Motivasi
1) Modal
Sesuaikan kondisi keuangan dengan sasaran usaha yang akan kita buka. Jangan
terjebak dengan penggunaan uang pribadi yang di campurkan dengan uang
perusahaan.
2) Skill
Membuka usaha dengan keahlian yang kita miliki merupakan kunci awal suksesnya
usaha tersebut.
3) Lokasi
Pilih lokasi usaha yang strategis, mudah dijangkau, dan ramai pengunjung. Lokasi
usaha mempengaruhi animo konsumen untuk mampir/belanja.
4) Promosi
Anda perlu memperkenalkan usaha yang baru dibuka melalui promosi atau
pemasaran, minimal dengan didesain yang menarik.
5) Brand
Brand usaha meliputi logo dan nama usaha merupakan salah satu daya tarik calon
konsumen untuk mampir atau bergabung dengan perusahaan kita.
6) Membangun sistem
Bangun sistem usaha yang baik sejak awal, meliputi manajemen usaha, organisasi
dan pengolahan financial.
7) Karyawan
Dlaam merekrut karyawan, akan lebih baik jika telah memiliki keahlian sesuai
dengan bidang usaha yang kita buka.
8) Keberanian
Dengan keberanian semua langkah dimulai. Seorang wirausaha harus punya
keberanian menghadapi tantangan dan resiko.
BAB VI
Strategi pemasaran memberikan perluasan sehingga usaha menjadi lebih mudah dan
terukur, target-target yang diharapkan selama satu tahun bahkan sampai 5 tahun dapat
berhasil dengan baik.
Tujuan setiap pemasaran ialah menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen
puas terhadap barang atau terhadap pelayanan toko tersebut, maka konsumen akan
melakukan pembelian uang. Jika konsumen tidak puas maka dia tidak akan melakukan
pembelian ulang.
Strategi Pemasaran
Defenisi strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisis pasar sasaran yang
merupakan suatu kelompok orang yang ingin di capai oleh perusahaan dan menciptakan suatu
bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar tersebut.
Baik adalah ukuran kuantitatif berhubungan langsung dengan profit. Penjual yang
baik adalah penjual yang paling berhasil membukukan profit terbesar dalam sebuah bisnis.
4.3.Syarat Mental
Yakin
Yakin merupakan landasan melangkah dan berbuat. Tanpa keyakinan seseorang sulit
tampil dengan optimal.
Responsif – Kreatif
Dikatakan responsif karena teknologi yang berkembang pesat, persaingan yang
semakin ketat, konsumen yang semakin kritis, telah mempengaruhi stretegi menjual.
Aktif
Intelektualitas atau kecerdasan adalah potensi yang melekat dalam diri seseorang.
Intelektualitas sebagai “ kemampuan dasar” manusia tidak ada kaitannya dengan tingkat
pendidikan.
Kecerdasan Indrawi
Pengembangan kemampuan panca indera, terutama indra penglihatan. Indra utama ini
amat penting untuk menguatkan aktivitas penjualan.
Kecerdasan Intuitif
Kemampuan menggunakan kebijakan dalam diri yng kerap dikaburkan oleh ego atau
sikap reaktif berlebihan dari pikiran yang kritis.
Kecerdasan Logis
Ini terkait dengan anggapan berbagai hal selalu ada formulanya. Hal itu berlangsung
hampir selalu tetap.
Kecerdasan Verbal
Merupakan kemampuan berkomunikasi dengan kata-kata. Dalam konteks penjualan,
diyakini bahwa ada hubungan kuat antara kosa kata dengan penghasilan.
Kecerdasan Spasial
Merupakan kemampuan menilai jarak dan waktu. Dalam konteks penjualan,
kecerdasan spasial terkait dengan kemampuan seseorang penjual menilai jarak dan
waktu sehingga pelanggan menerimanya.
Kecerdasan Personal
Kemamampuan mengelola diri sendiri. Setiap manusia menurut sebuah riset, mampu
menerima 40 ribu pikiran setiap hari, baik pikiran positif maupun negatif.
Kecerdasan Musikal
Hidup anda terasa nikmat bersama music, apapun wujudnya, bahkan sekedar
bersenandung atau bersiul, atau ,menikmati pertunjukan music.
Kecerdasan Pikiran-Tubuh
Bahasa tubuh anda akan mencerminkan itu dalam aktivitas penjualan yang sedang
anda jalankan.
BAB VII
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Suatu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia untuk dipekerjakan sebagai
karyawan yang merupakan salah satu elemen utama yang harus ditata kelola dengan baik
demi mendukung upaya pencapaian target-target perusahaan yang telah direncanakan.
Kesepakatan antara tenaga kerja dan perusahaan lebih baik dinyatakan dinyatakan
tertulis dalam kontrak kerja. Dalam kontrak kerja, karyawan dapat mengetahui syarat-syarat
kerja, hak dan kewajiban bagi pekerja dan pemberi kerja/pengusaha yang sesuai dengan
Undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia, juga dapat mengetahui status
kerja, apakah berstatus karyawan tetap atau karyawan kontrak. Perusahaan dalam merekrut
tenaga kerja perlu memastikan status tenaga kerja. Biasanya pekerja baru diberi masa
percobaan yang durasinya bisa 1, 3, atau 6 bulan. Kinerja karyawan baru akan dievaluasi
untuk status kepegawaiannya. DalamUU Nomor 13/2003 tentangKetenagakerjaan, ada dua
jenis perjanjiankerja, yaitu Perjanjian kerja untuk waktu tertentu (PKWT) dan Perjanjian
kerja untuk waktu tidak tertentu (PKWTT).
• Gaji pokok
• Tunjangan jabatan/kesehatan/hari raya
• Uang makan/transport/cuti
• Lembur/insentif/bonus
• PPh21/tunjangan lain
• BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan
• Iuran pensiuan/THT/pesangon
Yang termasuk dalam komponen upah berdasarkan Surat Edaran MenteriTenaga Kerja
Republik Indonesia No. SE-07/MEN/1990 Tahun 1990 tentangPengelompokan Komponen
Upah Dan Pendapatan Non Upah, yaitu Upah Pokok, Tunjangan Tetap, Tunjangan Tidak
Tetap, Fasilitas, Bonus, Tunjangan Hari Raya (THR), dan Gratifikasi.
Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik =
Biaya Produksi
PEMBAHASAN