Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang bertujuan menyajikan laporan
- laporan untuk tujuan dan kepentingan pihak internal perusahaan dalam melaksanakan Suatu
proses manajemen yang terdiri atas sebuah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta
pengendalian.
Beberapa sumber mendefinisikan akuntansi manajemen dengan bermacam macam
penjelasan, namun semuanya memiliki benang merah yang sama.
Akuntansi Manajemen memfokuskan diri untuk memberikan informasi keuangan guna
keperluan internal manajemen perusahaan. Akuntansi Manajemen berhubungan dengan
informasi tentang perusahaan untuk memberikan manfaat bagi pemakai laporan keuangan
khususnya yang berada di dalam perusahaan yang digunakan sebagai dasar pertimbangan
dalam pengambilan sebuah keputusan. Informasi tersebut juga digunakan untuk
melihat/menilai hasil yang telah didapat dari aktivitas perusahaan, entah itu untuk
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengendalian atau pengambilan keputusan
tentang semua hal yang berhubungan dengan kebijakan yang menyangkut masa depan
perusahaan.
Akuntansi Manajemen merupakan Suatu proses identifikasi, pengukuran serta melaporkan
informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian serta sebuah keputusan yang tegas
dan jelas bagi manajemen
Ruang lingkup informasi dalam Akuntansi Manajemen lebih cenderung sempit. Tidak
terfokus pada perusahaan sebagai satu entitas tetapi lebih detail lagi karena informasi yang
dihasilkan ditujukan untuk melaporkan bagian bagian dari perusahaan, seperti bagian
produksi, pemasaran serta yang lainnya. Tetapi kompleksitas ruang lingkup informasi yang
dihasilkan kedepannya akan sejalan dengan tingkatan manajemen yang terlibat dalam
pembuat sebuah keputusan.
Jadi, Akuntansi Manajemen bukan hanya sekedar mengandalkan satu disiplin ilmu akuntansi
saja tetapi juga dibutuhkan disiplin ilmu dari manajemen guna mengatasi serta mengatur
sumber daya perusahaan, selain itu diperlukan disiplin ilmu psikologi sosial yang berguna
saat melakukan estimasi perhitungan, perkiraan
penjualan produk juga pengendalian sumber daya manusia. Akuntansi Manajemen juga
sering mengumpulkan informasi yang bersifat taksiran karena proses pengambilan Suatu
keputusan selalu berhubungan dengan masa mendatang.
Notes:
Kriteria-kriteria bagi Informasi Akuntansi Manajemen tak dibatasi oleh prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum, selama informasi itu bermanfaat bagi pihak manajemen
perusahaan, entah itu dalam pengukuran, maupun perhitungan. Di dalam Akuntansi
Manajemen juga tidak ada organisasi ataupun aturan undang – undang yang mengikat serta
mengatur aktivitas prakteknya selama aktivitasnya memberi manfaat bagi manajemen maka
entitas akan terus menggunakannya. Manajemen tidak harus pusing dengan standar dan
aturan akuntansi yang berlaku, dalam pencatatannya, manajemen bebas menggunakan
pendekatan apa saja, dicatat dengan model apa saja, berbentuk seperti apa saja seperti
keinginan manajemen, tidak peduli pihak external perusahaan mengerti apa tidak, karena
pihak external tidak akan pernah menjumpai laporan akuntansi manajemen, tidak ada standar
PSAK di sini, semuanya terserah keinginan manajemen sesuai kebutuhannya hingga dirasa
akuntansi manajemen ini bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan, baik yang
strategis ataupun non strategis guna mendapatkan goal yang diinginkan.
Akuntansi dalam bisnis dan dinamika perusahaan, mempunyai peran yang sangat penting
terutama untuk memberikan informasi keuangan sebagai pendukung pengambilan keputusan.
Berbagai macam kepentingan, keputusan, dan penggunaan informasi keuangan dalam
perusahaan menyebabkan berkembangnya ilmu Akuntansi, informasi keuangan yang
dihasilkan bukan hanya terbatas pada penyediaan laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban manajemen saja, namun sebagai alat pendukung pengambilan keputusan
di masa datang, peramalan laba, hingga akuisisi dan merger. Meskipun perkembangan
Akuntansi sebagai disiplin ilmu begitu luas namun secara garis besar Akuntansi dapat dibagi
menjadi dua tipe yaitu Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen. Kedua tipe tersebut
muncul karena dinamika perusahaan yang bertemu dengan disiplin ilmu Akuntansi dan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi keuangan yang berbeda.
Pengambil keputusan yang berbeda, memerlukan informasi keuangan yang berbeda antara
satu dengan yang lain. Perbedaan pokok antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi
Manajemen terletak pada:
1. Pemakai Laporan Akuntansi dan tujuan mereka
2. Lingkup Informasi
3. Fokus Informasi
4. Rentang Waktu
5. Kriteria bagi informasi Akuntansi
6. Sifat informasi
Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan mempunyai tujuan untuk menyajikan informasi keuangan bagi pemakai
di luar perusahaan, contohnya seperti pemegang saham, kreditor, analis keuangan, karyawan,
instansi pemerintah dan lainnya. Sementara itu, tujuan masing-masing pemakai laporan
keuangan dari pihak luar perusahaan adalah bentuk hubungan atau kerja sama yang akan
mereka ambil di masa depan dengan perusahaan penerbit laporan keuangan, singkatnya para
pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan tidak bertujuan untuk mengambil
keputusan mengenai perusahaan, namun lebih pada untuk mengambil keputusan jenis dan
sifat hubungan seperti apa yang akan di lakukan dengan perusahaan penerbit laporan
keuangan di masa yang akan datang.
Untuk lingkup informasi, pada laporan Akuntansi Keuangan umumnya menyajikan informasi
keuangan tentang perusahaan secara keseluruhan. Neraca (laporan posisi keuangan) yang
menyajikan aset, kewajiban (liabilitas), dan modal perusahaan secara keseluruhan, ataupun
laporan Rugi Laba (laporan laba rugi komprehensif) yang menyajikan hasil kegiatan dari
perusahaan secara keseluruhan. Karena tujuan laporan keuangan untuk pemakai dari luar
perusahaan, maka informasi yang ada dalam laporan keuangan lebih berbentuk ringkasan
(summary) dan menggambarkan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini sangat
penting untuk pengguna laporan keuangan yang berasal dari luar perusahaan sebagai
perluasan dari informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan.
Ditinjau dari fokus informasi, Akuntansi Keuangan berfokus pada informasi masa lalu
(historical) . Akuntansi Keuangan menggambarkan Suatu bentuk pertanggungjawaban dana
yang sebelumnya dipercayakan oleh para penyedia dana dari pihak luar perusahaan kepada
manajemen perusahaan.
Dari segi rentang waktu, Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan yang kurang fleksibel
dan hanya mencakup jangka waktu tertentu, seperti misalnya periode satu tahun (annual) ,
periode setengah tahun (interim) , periode satu kuartal, atau periode satu bulan.
Untuk kriteria bagi informasi Akuntansi Keuangan, merupakan prinsip-prinsip akuntansi
yang lazim atau berterima secara umum. Prinsip-prinsip tersebut merupakan hasil dari
perumusan organisasi yang berwenang seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) sebagai hasil dari tuntutan pemakai laporan keuangan
yang berasal dari pihak luar perusahaan. Pemakai laporan keuangan dari pihak luar
perusahaan tidak mempunyai pengetahuan langsung tentang praktik dalam perusahaan,
laporan keuangan merupakan satu-satunya media komunikasi antara pihak luar dengan
manajemen, karena itu laporan keuangan dari Akuntansi keuangan memerlukan Suatu
standarisasi bentuk laporan keuangan agar pengguna laporan keuangan dari pihak luar dapat
membandingkan berbagai laporan keuangan dari beberapa perusahaan yang berbeda sebagai
bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan yang akan diambil
dengan perusahaan di masa datang.
Sifat informasi dari Akuntansi Keuangan memerlukan tingkat ketepatan yang tinggi, objektif,
dapat diuji kebenarannya, dan juga akurat, karena para pemakainya adalah pihak-pihak dari
luar perusahaan yang menggunakan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan tingkat ketepatan tersebut perusahaan terkadang
menggunakan jasa dari pihak ketiga yang bebas dari kepentingan apapun untuk memberikan
pendapat tentang laporan keuangan perusahaan, yaitu auditor.
Akuntansi Manajemen
SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi – Di dalam pengertian akuntansi yang sering kali di artikan sebagai Suatu
seni dalam melakukan pencatatan, pengelompokan, serta pelaporan atas transaksi keuangan.
Rangkaian rangkaian tahap demi tahap itulah yang dinamakan dengan SIKLUS
AKUNTANSI atau biasa juga diistilahkan “pembukuan” atau bookeping.
Langkah 1
Siklus akuntansi awalnya dimulai dari proses pengumpulan data-data transaksi keuangan
yang berbentuk bukti transaksi, umumnya kebanyakan orang awam menyebut dengan istilah
‘nota’ walaupun sebenarnya bukti transaksi tak selalu berbentuk nota, bisa juga dalam bentuk
yang semisal kuitansi, surat perjanjian, akta, surat pengakuan piutang atau yang lainnya.
Berdasarkan bukti transaksi inilah data transaksi keuangan bisa diidentifikasi. Setelah
terkumpulnya bukti transaksi, kemudian di analisis apakah transaksi yang terjadi tersebut sah
atau sesuai untuk di akui atau tidak di akui dan berapa jumlah yang harus di akui.
Contohnya : pada hari ini PT. Krasak membeli peralatan kantor, dari pembelian peralatan
tersebut PT Krasak memperoleh bukti transaksi yaitu berupa nota. Selain itu hari ini juga
membayar upah tenaga kerja (buruh) dan atas transaksi pembayaran upah itu, para buruh
menandatangani kuitansi, dan seterusnya.
Seluruh bukti transaksi itu tadi oleh pegawai akuntan dikumpulkan kemudian dinilai apakah
bukti transaksi yang terjadi tersebut sah atau tidak serta menentukan besaran nilai transaksi
yang harusnya di akui.
Langkah 2
Mencatat transaksi (menjurnal)
Setelah tahap pengumpulan bukti transaksi selesai dan dinilai, langkah berikutnya adalah
mencatat atau menjurnal nilai transaksi yang ada pada bukti transaksi dimasukkan ke buku
catatan transaksi. Proses ini sering kali disebut dengan kegiatan menjurnal oleh para akuntan.
Proses menjurnal ini bisa jadi dilakukan tiap kali ada transaksi atau direkap saat sore atau
malam hari. Catatan atas transaksi dalam langkah ini dinamakan Jurnal Umum (General
Journal). Buku yang menampung catatan atas transaksi ini acap kali disebut buku jurnal
umum.
Langkah 3
Pada langkah yang sebelumnya. dalam jurnal umum, catatan atas transaksi masih dalam
kondisi yang tercampur, berbagai jenis transaksi ditampung ke dalam satu catatan. Pada
langkah ke-3 ini, catatan atas transaksi tersebut kemudian dipindah ke dalam kelompok akun
menyesuaikan dengan jenis transaksi.
Contohnya: Jenis transaksi penjualan dipindah ke akun penjualan, transaksi pembelian raw
material (bahan baku) dimasukkan pada akun persediaan dan utang, transaksi pembelian aset
dikelompokkan ke dalam akun aset tetap, dan seterusnya.
Kelompok kelompok akun (account) ini disebut dengan Buku Besar atau General Ledger.
Pada akun buku besar, satu jenis transaksi dikumpulkan menjadi satu kelompok, semisal akun
buku besar penjualan terdiri atas semua transaksi penjualan saja, akun kas terdiri atas
transaksi yang hanya berupa kas saja, akun aset tetap terdiri transaksi yang melibatkan aktiva
tetap saja. dan pada akhir proses ini, kumpulan dari nilai transaksi nantinya akan membentuk
nilai akhir yang biasa disebut dengan “saldo akhir”. Saldo akhir ini bisa berupa saldo debet
atau saldo kredit, menyesuaikan dengan jenis akunnya
Akun kelompok aktiva bersaldo debit.
Akun kelompok kewajiban bersaldo kredit
Akun kelompok ekuitas bersaldo kredit
Akun pendapatan bersaldo kredit
Akun beban bersaldo debit
Notes:
Di dalam akuntansi secara manual proses pemindahan ke buku besar (mungkin) dilakukan
tiap ketika menjelang penutupan buku, sehingga saldo akhir buku besar juga baru dapat
dilihat. Sedangkan di dalam pencatatan akuntansi yang sudah terkomputerisasi proses
pemindahannya terjadi tiap kali transaksi di masukan ke dalam software akuntansi dan saldo
akhir bisa secara langsung dilihat sesaat setelah posting dilaksanakan.
Langkah 4
Menyusun neraca percobaan umumnya dilakukan tiap menjelang penutupan buku. Apa yang
dimaksud neraca percobaan? Dan bagaimana cara membuat neraca percobaan? Di jaman
sekarang, seluruh perusahaan telah menggunakan sistem double entry yang syaratnya kondisi
yang balance (seimbang). setiap ada penambahan pada Suatu akun akan selalu disertai
pengurangan oleh akun yang lainnya, pun sebaliknya. sebagai implementasi, tiap transaksi
dicatat pada dua atau lebih jenis akun sekaligus.
Contohnya PT krasak membeli peralatan kantor seharga Rp 1.000.000. dari transaksi tersebut
dicatat menggunakan sistem double entry, dan jurnalnya jadi seperti ini:
Debit | Aset - Peralatan Kantor Rp1.000.000
Kredit | Kas Rp1.000.000
Notes:
Atas transaksi pembelian tersebut, membuat nilai aset peralatan kantor bertambah senilai Rp
1.000.000, dan di sisi yang lain akun kas berkurang dengan nominal yang sama, sehingga
terjadi kondisi yang seimbang (balance). Jadi, setelah seluruh transaksi terkumpul serta
terakumulasi dalam buku besar, penggunaan sistem double entry membuat nilai atau nominal
jenis akun yang bersaldo di debit akan selalu sama dengan jenis akun yang bersaldo kredit
Proses dalam pembuatan neraca percobaan dalam langkah ini dimaksudkan guna
melaksanakan percobaan, memastikan nilai jenis akun yang bersaldo debit sama dengan akun
yang bersaldo di kredit (seimbang). konkretnya, saldo saldo pada akhir akun bersaldo di debit
dijumlahkan dan saldo akun yang negatif juga dijumlahkan kemudian diperbandingkan,
apabila jumlahnya sama berarti seimbang atau balance (sudah benar)
Lalu bagaimana bila jumlahnya tidak sama ? yang harus dilakukan adalah "Diselidiki", cari
tahu mengapa jumlahnya tidak sama. Yang jelas, jika tidak sama pastilah ada ketidaksesuaian
dalam pencatatan (penjurnalan).
Langkah 5
Ada beberapa kemungkinan penyebab atas terjadinya Suatu ketidaksesuaian yang membuat
jumlah nilai akun yang bersaldo debit dengan akun yang bersaldo kredit menjadi tidak
seimbang (tidak sama)
Adanya sejumlah transaksi yang masih belum atau tidak dicatat
Adanya kesalahan perhitungan, transaksi dicatat dengan nilai yang terlalu besar atau
tercatat terlalu kecil
Ada transaksi yang tidak dapat diakui sekaligus sebagai akibat dari penerapan sistem
akrual. semisal: Atas pembelian aset tetap tidak dapat dibebankan sebagai biaya
sekaligus, namun dialokasikan pembebanannya secara bertahap melalui penyusutan
aset tetap. Atas pendapatan yang diterima di muka tidak dapat diakui sekaligus saat
diterima, namun harus dialokasikan secara bertahap pada periode berikutnya. Atas
beban sewa, beban bunga, pendapatan bunga, pendapatan sewa, dan yang lainnya.
Langkah 6
Langkah ke-4 diulangi sekali lagi. Apabila masih saja belum seimbang, maka langkah ke-5
juga harus dulangi. Ke-2 langkah ini akan terus diulang hingga kondisi menjadi balance
(seimbang) tercapai.
Langkah 7
Setelah keseimbangan tadi tercapai, maka Laporan Keuangan (Financial Statement) sudah
bisa disusun. Laporan keuangan merupakan salah satu produk yang paling utama dari proses
akuntansi, laporan keuangan terdiri atas 4 jenis laporan antara lain:
Income Statemen / Profit or Loss Statement (Laporan Laba Rugi)
Balance Sheet (Neraca)
Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas)
Equity Statement (Laporan Perubahan Ekuitas)
Langkah 8
Pendapatan dan beban terakumulasi serta dilaporkan untuk periode tertentu (biasanya
bulanan, kuarta atau tahunan. kalau bank sepertinya mungkin melaksanakannya setiap hari).
supaya ke-2 jenis akun ini tidak tercampur dengan periode selanjutnya, maka diperlukan
penutupan akun sehingga saldo menjadi nol pada tiap akhir periode.
Selisih antara beban dengan pendapatan akan menghasilkan jumlah nilai tertentu. Nah, Nilai
itulah yang kita sebut sebagai Laba atau Rugi. Laba terjadi apabila pendapatan yang
diperoleh lebih besar dibandingkan beban yang dikeluarkan, sedangkan rugi sebaliknya.
Penutupan dilakukan dengan cara memasukan jurnal pembalik. pendapatan yang umumnya
dijurnal pada sisi kredit, pada proses ikali ni ditempatkan pada sisi debit, dan beban yang
biasanya ada pada sisi debit, pada proses kali ini ditempatkan pada sisi kredit, sehingga akun
pendapatan dan beban akan menjadi 0 (nol)
Nilai selisih (laba atau rugi) dipindah ke neraca, yaitu akun Laba Peride Sekarang (Current
Earning) yang nantinya akan menambah akun Retained Earning (Laba Ditahan).
Notes: Khusus jurnal pembalik yang untuk menutup pendapatan dan beban juga disebut
sebagai jurnal penutup (closing jurnal). Setelah langkah langkah ini dilakukan, maka akun
pendapatan dan beban akan bernilai 0 (nol). Akun yang masih mempunyai nilai saldo hanya
akun yang masuk di dalam golongan neraca saja (aktiva dan pasiva). Nilai saldo akun
kelompok neraca terus dijumlah/diakumulasi dan dilanjutkan pada period berikutnya.
Langkah 9
Langkah ke 9 atau yang terakhir dalam siklus akuntansi ini dilaksanakan untuk dua tujuan,
yaitu :
Guna memastikan seluruh kelompok akun pendapatan dan beban telah ditutup
Memastikan seluruh saldo dalam akun kelompok neraca telah dalam kondisi yang
seimbang (balance) dan siap menjadi saldo awal pada pembukaan buku di periode
selanjutnya.
Itulah 9 langkah yang harus dilewati dalam Suatu proses akuntansi, yang sering kali disebut
dengan pembukuan (bookkeeping). Rangkaian langkah langkah tersebut merupakan satu
siklus akuntansi (accounting cycle) dan terus akan berulang pada periode-periode selanjutnya
sepanjang perusahaan masih tetap beroperasi. Kelihatannya tidak terlalu sulit? Pada
kenyataannya sebenarnya tidak segampang itu. bisa makin rumit permasalahannya ketika
menangani transaksi dalam bidang usaha yang berbeda-beda, pertambangan dan
manufakture, retail ataupun perusahaan jasa masing-masing mempunyai permasalahan
tersendiri dan standar perlakuan yang juga berbeda.
TUGAS
PENGANTAR MANAJEMEN
“ MANAJEMEN DALAM SIKLUS AKUNTANSI “