PROPOSAL Budidaya Bayam
PROPOSAL Budidaya Bayam
PROPOSAL Budidaya Bayam
Disusun Oleh :
Mapel : PKWU
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala rahmat, sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan proposal ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana.
Dalam proposal ini saya selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami sajikan
dengan topic “ usaha kerajinan tangan ”. Dimana dalam topic tersebut ada beberapa hal yang
bisa kita pelajari khususnya untuk menambah kreatifitas bagi siswa-siswi. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada guru mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan.
Proposal ini saya akui masih banyak kekurangannya karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan proposal ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………. 1
3.3Penanaman………………………………………………………………………… 3
3.4.2 Pemupukan…………………………………………………………………… 3
3.4.3 Penyiraman…………………………………………………………………… 3
3.5 Pemanenan………………………………………………………………………… 3
BAB IV Penutup………………………………………………………………………… 4
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 4
BAB I PENDAHULUAN
Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan
tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu termasuk masa pengolahan tanah
dan masa tidak ditanami selama periode tertentu. Pola tanam ada tiga macam, yaitu
monokultur, rotasi tanaman dan polikultur ( Anwar, 2012 ). Tanaman polikultur terbagi
menjadi beberapa pola tanam, pola tanam tersebut adalah: (1) Tumpang sari ( Intercopping )
tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu atau periode tanam yang
bersamaan pada lahan yang sama ( Thahir,1999 ). (2) Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping )
merupakan pola tanam dengan menyiapkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman
poko ( dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda ), kegunaan dari system
ini yaitu pada tanaman yang kedua dapat melindungi lahan yang mudah longsor dari hujan
sampai selesai panen pada tahun itu. (3) Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) merupakan
penanaman jenis tanaman campuran yang ditanam pada lahan dan waktu yang sama atau
jarak waktu tanam yang singkat, tanpa pengaturan jarak tanam dan penentuan jumlah
populasi, kegunaan system ini dapat melawan atau menekan kegagalan panen total
( Kustantini, 2012 )
Berdasarkan uraian diatas, kami akan melakukan usaha tanaman polikultur tumpang
sari tanaman bayam. Diharapkan pada usaha tanam ini akan diperoleh data untuk dapat
dilakukan pembahasan lebih lanjut.
Bagaimana pengaruh hasil akhir panen dari pola tanam polikultur dan jarak tanam
bayam.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui hasil akhir dari pola tanam polikultur dan jarak tanam bayam
( Amaranthus Sp ).
Tanaman bayam memiliki struktur batang, daun, bunga dan alat reproduksi. Bagian
batang pada bayam banyak mengandung air dan tumbuh tinggi di atas permukaan tanah.
Terkadang batangnya mengeras seperti kayu, dan mempunyai cabang banyak. Cabang-
cabang pada tanaman bayam biasanya akan melebar dan tumbuh tunas baru yang sering
dipangkas. Dan bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing, dan
urat-urat daunnya terlihat jelas. Warna pada daun bayam bervariasi, mulai dari hijau muda,
hijau tua, hijau keputihan, sampai warna merah. Struktur yang terdapat pada daun bayam liar
umumnya kasap dan kadang-kadang berduri.
Tanaman bayam memiliki bunga yang tersusun dan tumbuh tegak biasanya bunga
keluar dari ujung tanaman atau dari ketiak-ketiak daun. Bentuk bunga bayam memanjang
mirip ekor kucing dan pembuangannya dapat berlangsung musiman atau tahuan. Alat
reproduksi yang dimiliki oleh tanaman bayam umumnya dilakukan secara generative ( biji ).
Dari setiap tandan bunga dapat dihasilkan ratusan hingga ribuan biji bayam. Ukuran biji
bayam sangat kecil, bentuknya bulat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam kelam,
namun pada varietas bijinya berwarna putih sampai krem.
Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik didataran rendah maupun tinggi, bayam
akan tumbuh dengan baik bila ditanam pada tanah dengan derajat keasaman ( pH tanah )
sekitar 6-7. Bila pH kurang dari 6, pertumbuhannya akan terlambat. Sementara itu, pada pH
diatas 7, tanaman bayam akan mengalami klorosis, yaitu timbul warna putih kekuning-
kuningan, terutama pada daun yang masih muda ( Saparinto, 2013 ). Suhu udara yang
dikehendaki sekitar 20-32 C. Tanaman ini banyak memerlukan banyak air, sehingga paling
tepat ditanam pada awal musim penghujan. Dapat ditanam pada awal musim kemarau pada
tanah yang gembur dan subur. Dan dapat tumbuh pada tanah liat asalkan tanah tersebut diberi
pupuk kandang yang cukup.
Budidaya bayam secara organic dilakukan di pot atau lahan kosong yang ada di dekat
rumah.
1. Cangku
2. Embrat
3. Kored
4. Pot
5. Alat tulis
1. Benih bayam
2. Air
3. Kompos
1. Penyiangan gulma dan sanitasi lahan. Dilakukan dengan membersihkan lahan dari
gulma dan sisa-sisa pertanaman sebelumnya. Penyiangan dapat dilakukan secara mekanik
dengan menggunakan kored dan cangkul atau mencabut secara langsung dengan
menggunakan tangan.
1. Tanaman Bayam
Pemupukan pada budidaya bayam organic yaitu karena Azolla pinnata memiliki
kemampuan untuk bersimbosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen yakni Anabaena
azollae sehingga secara tidak langsung Azolla pinnata tersebut memiliki kemampuan untuk
mengikat nitrogen bebas yang ada di udara.Sehingga nitrogen yang diikat dapat digunakan
untuk pertumbuhan tanaman bayam yang diusahakan. Kebutuhan pupuk untuk penanaman
bayam organic yaitu 5 ton/ha untuk pupuk kandang kotoran ayam dan 5 ton/ha untuk pupuk
kompos Azolla.
Jarak tanaman bayam dalam satu baris yaitu sekitar 10 cm hal ini dilakukan agar jarak
tanam tidak terlalu rapat yang memungkinkan terjadinya persaingan hara dan air antar tiap
tanaman, sedangkan apabila jaraknya terlalu jauh akan menyebabkan pertumbuhan tanaman
kurang baik dan kualitas hasil akan rendah.
3.3 Penanaman
Penjarangan akan dilakukan pada umur 1 bulan. Tujuan dari penjarangan adalah
untuk menghindari kompetisi dalam penyerapan dalam unsur hara antara tanaman akibat
jarak tanaman terlalu rapat. Penjarangan dilakukan dengan memberi jarak antara tanaman
sekitar 5cm-10cm. Selain itu dilakukan penyiangan untuk membersihkan gulma-gulma di
sekitar tanaman.
3.4.3 Penyiraman
2. Noda daun : harus segera dipetik dan dibakar agar penyakit tidak menyebar.
Untuk pencegahan tanaman bayam lainnya, dapat disemprotkan Dithane dengan dosis 1-2
cc/1 air.
3. Kutu daun : diatasi dengan penyemprotan air secara rutin ( menyiram ) atau
dengan menyemprotkan Diazinon dengan dosis 1-2 cc/1 air.
Ciri-ciri bayam yang siap dipanen adalah ketika tanaman mencapai tinggi 20 cm
dan sudah mencapai umur 20 atau 25 hari setelah tabur. Pemanenan dilakukan dengan cara
mencabut tanaman bersama akarnya. Kemudian tanaman yang telah dipanen dicuci untuk
menghilangkan sisa kotoran yang menempel.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Demikian proposal penanaman ini kami sampaikan. Semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan mampu memberikan gambaran umum mengenai kegiatan
penanaman tanaman bayam organic yang akan kami lakukan. Mohon maaf apabila dalam
penyusunan proposal penanaman ini masih banyak kekurangan, sekian dan terimakasih.