Makalah Pancasila. Pancasila Sebagai Filsafat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“Pancasila sebagai Sistem Filsafat”

Dosen Pengampu :
Pulung Sumantri, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Luksiade Saragih
2. Melati Putri Lamadita
3. Putri Andiana Sari

Kelas : Geografi C 2019

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena kasih dan rahmat yang masih diberikan-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah pendidikan pancasila yang membahas tentang ”
Pancasila sebagai Sistem Filsafat” ini tepat pada waktunya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pulung Sumantri, S.Pd,
M.Si selaku dosen pengampu yang telah menugaskan dan memberikan arahan
didalam penyelesaian makalah ini sebagai wujud pemenuhan tugas didalam Mata
Kuliah Pendidikan pancasila. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karenanya, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun sebagai evaluasi untuk perbaikan kedepannya.

Kami sangat berharap, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua,
baik dalam menambah wawasan kita maupun demi kepentingan positif lainnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 20 Maret 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Defenisi Filsafat dan Sistem Filsafat....................................................................................3
B. Pancasila sebagai sistem filsafat...........................................................................................4
C. Kedudukan  Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai  Sistem Filsafat.....................7
D. Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat..............................................................................9
E. Fungsi Pancasila sebagai Filsafat.......................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar dari falsafah Negara Indonesia, sebagaimana tercantum


dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia wajib
untuk mempelajari, menghayati, mendalami dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam
setiap bidang kehidupan.

Dalam kehidupan bangsa Indonesia, diakui bahwa nilai-nilai pancasila adalah


falsafah hidup atau pandangan yang berkembang dalam sosial-budaya Indonesia. Nilai
pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau sari dari budaya bangsa. Oleh karena itu,
nilai ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa. Dengan mendasarnya nilai ini
dalam menjiwai dan memberikan indentitas, maka pengakuan atas kedudukan pancasila
sebagai falsafah adalah wajar.

Pancasila sebagai ajaran falsafah, pancasila mencerminkan nilai-nilaidan


pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan sumber
kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai
asas fundamental dalam kesemestaan, dijadikan pula asas fundamental kenegaraan. Asas
fundamental dalam kesemestaan itu mencerminkan identitas atau kepribadian bangsa
Indonesia yang religious.

Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila sebagai


kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepas
dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang ada
dan terletak pada pancasila, sehingga pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khas
dan berbeda dalam system-sistem filsafat yang lain. Hal ini secara ilmiah disebut sebagai

1
filsafat secara obyektif. Dan untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam dan
mendasar, kita perlu mengkaji nilai-nilai pancasila dari kajian filsafat secara menyeluruh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Filsafat dan Sistem Filsafat?
2. Bagaimana Pancasila sebagai sistem filsafat?
3. Bagaimana Kedudukan  dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem
filsafat ?
4. Apa Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa Indonesia 
5. Apakah peranan Filsafat Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat dan sistem filsafat
2. Untuk mengetahui  arti Pancasila dalam kedudukannya  sebagai filsafat bangsa
Indonesia.
3. Untuk mengetahui  kedudukan  dan pandangan integralistik Pancasila sebagai  sistem
filsafat.
4. Untuk mengetahui dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa
Indonesia
5. Untuk mengetahui peranan filsafat pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Defenisi Filsafat dan Sistem Filsafat

a. Secara etimologi

Kata falsafah/filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu: philosophia,


philo/philos/philein  yang artinya cinta /pencinta/mencintai dan Sophia, yang berarti
kebijakan/ wisdom /kearifan/ hikamah / hakikat kebenaran. Jadi filsafat artinya cinta akan
kebijaksanaan atau hakikat kebenaran.

Beberapa istilah filsafat dalam berbagai bahasa, misalnya “falsafah” dalam bahasa arab,
“philosophie” bahasa belanda, “philosophy” dalam bahasa inggris dan masih banyak lagi
istilah dalam bahasa lain, yang pada hakekatnya semua istilah itu mempunyai arti yang sama.

b. Arti filsafat menurut para ahli

·         Harold H. Titus

                        Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam
yg biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran
terhadap kepercayaan dan sikap yg dijunjung tinggi;

·         Hasbullah Bakry

3
                        Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai
pengetahuan itu.

·         Prof. Dr.Mumahamd Yamin

            Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya


seraya didalam kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan.

·         Prof. Dr. Ismaun, M.Pd

            Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya
secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral
dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan
kearifan atau kebenaran yang sejati).

·         Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. & Mustakim, S.Pd.,MM

            Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani: ”philosophia”. Seiring perkembangan


zaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti: ”philosophic” dalam
kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris;
“philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.

c. Filsafat dalam arti umum


Dalam arti ini, filsafat digunakan untuk menyebut berbagai petanyaan yang muncul
dalam pikiran manusia tentang bebagai kesulitan yang dihadapinya, serta berusaha untuk
menemukan solusi yang tepat. Misalnya ketika menanyakan: “siapakah kita?”, ”mengapa
kita ada di sini?”, “kemana kita akan berlalu”, “apakah kebaikan dan kejahatan itu”,
“bagaimanakah karakter alam, “apakah ia memiliki tujuan?”, “bagaimanakah kedudukan

4
manusia di alam ini?”, dan seterusnya.Beginilah seorang ahli yang bernama Aristoteles
memahami filsafat, ketika ia menyebutnya sebagai sebuah nama dari ilmu dalam arti
yang paling umum.
d. Sistem Filsafat

Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling


bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh.Suatu system filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan
hakikat realitas, falsafat hidup, dan tata nilai (etika),termasuk teori terjadinya
pengetahuan manusia dan logika.

B.   Pancasila sebagai sistem filsafat

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu


kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan, saling berhubungan bahkan
saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian
bahwa bagian-bagian (sila-silanya) saling berhubungan secara erat sehingga membentuk
suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari
pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama
manusia, dengan masyarakat bangsa dan negara.

Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa


kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari
pengetahuan orang. Sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan
berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lain misalnya: liberalisme, materialisme,
komunisme, dan aliran filsafat yang lain.

5
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan
yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.

a.      Dasar Ontologis

Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hakekat
mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok Pancasila adalah manusia, hal ini dijelaskan
sebagai berikut :

“Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,
yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan social adamah manusia (Notonegoro,
1975:23). Demikian juga jikalau kita pahami dari segi filsafat Negara, adapun pendukung
pokok Negara adalah rakyat, dan unsure rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah
jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakekat dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah
manusia.

Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologism memiliki


hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani, sifat
kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta kedudukan kodrat
manusia sebagai pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena itu kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai
makhluk Tuhan inilah maka secara hirarkis sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
mendasari dan menjiwai keempat sila-sila pancasila lainnya (notonegoro, 1975-53).

b.      Dasar Epistemologis

Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakekatnya juga
merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan

6
pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta,
manusia, masyarakat, bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi
manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila
dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi suatu system cita-cita atau keyakinan-
keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena dijadikan landasan bagi cara hidup
manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal
ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideology (Abdul Gani, 1998). Sebagai suatu
ideology maka panasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dari para
pendukungnya yaitu :

1.      Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya

2.      Pathos, yaitu penghayatannya

3.      Ethos, yaitu kesusilaannya (Wibisono, 1996:3)

Sebagai suatu system filsafat atau ideology maka pancasila harus memiliki unsur
rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu system pengetahuan.

c.       Dasar Aksiologis

Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya juga
merupakan satu kesatuan. Pada hakekatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam
apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.

Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang


mengakui nilai material dan vital. Dengan demikian nilai-nilai pancasila tergolong nilai
kerohanian, yang juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai
material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan, atau estetis, nilai kebaikan atau nilai

7
moral ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik hierarkhis, dimana
sila pertama sebagai basisnya sampai sila kelima sebagai tujuannya (Darmo diharjo).

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang
terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan
yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di
Indonesia. Filsafat negara kita ialah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh bangsa
Indonesia sebagai pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman
dalam kelakuan dan pergaulan sehari-hari.

Sebagaimana telah dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Pancasila pada hakikatnya


telah hidup sejak dahulu dalam moral, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat Indonesia.
“Dengan adanya kemerdekaan Indonesia, Pancasila bukanlah lahir, atau baru dijelmakan,
tetapi sebenarnya Pancasila itu bangkit kembali”.

Sebagaimana pandangan hidup bangsa, maka sewajarnyalah asas-asas pancasila


disampaikan kepada generasi baru melalui pengajaran dan pendidikan. Pansila menunjukkan
terjadinya proses ilmu pengetahuan, validitas dan hakikat ilmu pengetahuan (teori ilmu
pengetahuan).Pancasila menjadi daya dinamis yang meresapi seluruh tindakan kita, dan kita
harus merenungkan dan mencerna arti tiap-tiap sila dengan berpedoman pada uraian tokoh
nasional, agar kita tidak memiliki tafsiran yang bertentangan. Dengan pancasila sebagai
filsafat negara dan bangsa Indonesia, kita dapat mencapai tujuan bangsa dan negara kita.

            Pancasila sebagai sistem filsafat memberi arah agar kesejahteraan dan kemakmuran
bertolak dari keyakinan manusia yang percaya kepada kebesaran Tuhan, kesejahteraan yang
berlandaskan paham kemanusiaan, kesejahteraan yang memihak pada kesatuan dan persatuan
serta kebersamaan sebagai suatu kesatuan bangsa yang utuh dan bulat.

8
C. Kedudukan  Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai  Sistem Filsafat

Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya
saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila
tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan
lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi
manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan
filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang
manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila bersifat universal. Berdasarkan hal
tersebut,  dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami
perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal
ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh bangsa,
diseluruh tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara
Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.

Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia
bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-
silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila
Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia.
Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk  sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai
makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat
manusia itu dalam realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat
dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang
monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang
merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.

Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup
bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsa
Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan  agama  yang

9
berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara
hakiki, bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki
kesamaan,.bangsa Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat
dikatakan memiliki kesatuan  darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang
memiliki perbedaan itu juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara
bersama bangsa Indonesia pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari
penjajahan. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia
mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kesadaran akan perbedaan dan
kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu menuju
kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih dikenal dengan wawasan “ bhineka
tunggal ika “.

Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan kehidupan


bersama berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuan
sebagai perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada saat mendirikan Negara Indonesia, para
pendiri sepakat untuk mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat
dan corak masyarakat Indonesia,yaitu Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara
(staatsidee) negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang
mengatasi seluruh golongan dalam bidang apapun.

Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan, segala
bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan  lainnya dan merupakan
persatuan dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harus
diserasikan dan diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam
prinsip solidaritas, menuntut bahwa kebersamaan dan individu tidak  dapat dipertentangkan
satu dengan lainnya. Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi
tempat bagi semua golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya
negara juga bertanggung jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara.
Tujuan Negara adalah kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan diri
dengan golongan  terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat,

10
melainkan Negara mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan
semua perseorangan. Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat.

D. Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya


dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan
kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berarti
mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat
atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.

Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:

1.     Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai


Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.

2.        Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar negara


(filsafat negara) RI.

3.        Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan
budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain
(Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah
filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.

4.     Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat
Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara
kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat yang
ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.

11
E. Fungsi Pancasila sebagai Filsafat

Fungsi pancasila sebagai sistem filsafat dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia
seperti berikut :

a.       Memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara.

b.      Memberikan dan mencari kebenaran yang substansif tentang hakikat negara, ide negara, dan
tujuan negara.

c.       Sebagai pedoman yang mendasar bagi warga negara Indonesia dalam bertindak dan
bertingkah laku dalam kehidupan sosial masyarakat

Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia

a.      Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.

Pancasila dirumuskan oleh The Founding Fathers dan lahir dari ways of life
bangsa Indonesia, melalui penelitian dan penyelidikan kesepakatan yang ada pada siding
BPUPKI.

Dalam pidatonya Bung Karno 1 juni 1945 mengatakan, bahwa mengenai


pentingnya satu weltanschauung (alat pemersatu bangsa) lebih kurang beliau mengatakan :”
we want to estabilished a state not for a single individual or for onr group even not for
aristocration, but we want to estabilished a state one for all and all for all”. Demikian pula
dengan berbagai masukan dari para The foundings Fathers kita yang lain seperti Mr.
Mohammad Yamin, Ki Hadi Bagoes Koesoemo, Mr. Soepomo, dan lain-lain juga
menghendaki adanya satu Philloosophy Groundslag / filsafat dasar sebuah Negara, hingga

12
diberikanlah nama mengenai philosophy Grounslag / filsafat dasar Bangga dan Negara
Indonesia adalah PANCASILA.

b.      Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.

Prinsip-prinsip dasar kehidupan bangsa Indonesia ditemukan oleh para peletak


dasar Negara tersebut yang diangkat dari dasar filsafathidup bangsa Indonesia, yang
kemudian diabstraksikan menjadi prinsip dasar filsafat Negara, yaitu pancasila. Hal inilah
sebagai suatu alasan ilmiah rasional dalam ilmu filsafat bahwa salah satu lingkup pengertian
filsafat adalah fungsinya sebagai suatu pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa
tertentu (Harold Titus, 1984).

Berdasarkan suatu kenyataan sejarah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa


filsafat pancasila sebagai suatu pandangan hidup bangsa Indonesia, merupakan suatu
kenyataan obyektif yang hidup dan berkembang dalam suatu masyarakat Indonesia.

c.       Filsafat Pancasila Sebagai Sumber dari hukum dasar Indonesia.

Sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV, susunan


tersebut menunjuk bahwa pancasila merupakan dasar, kerangka dan pedoman bagi Negara
dan tertib hokum Indonesia, yang pada hakekatnya tersimpul salam asas kerohanian
Pancasila. Dengan demikian konsekuensinya pancasila asas yang mutlak bagi adanya tertib
hokum Indonesia yang pada akhirnya perlu direalisasikan dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara.

Dalam pengertian inilah maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari


hokum dasar Indonesia, atau dengan kata lain perkataan sebagai sumber tertib hukum
Indonesia yang tercantum dalam ketentuan tertib hukum tertinggi. Yaitu pembukaan UUD
1945.Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya adalah sebagaimana
nilai-nilainya yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari segala sumber hukum

13
dalam negara Indonesia, menjadi wadah yang fleksibel bagi faham-faham positif untuk
berkembang dan menjadi dasar ketentuan yang menolak faham-faham yang bertentangan
seperti Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama, Kolonialisme, Diktatorisme,
Kapitalis, dan lain-lain.

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

  Filsafat ialah alam berpikir atau alam pikiran. Berfilsafat berarti berpikir secara
mendalam dan berpikir sampai ke akar-akarnya dengan sungguh-sungguh tentang hakikat
sesuatu.

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang
terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu
tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di
Indonesia.susunan Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis, yaitu Unsur-unsur
hakikat manusia.Pancasila sebagai suatu system filsafat berperan sebagai pedoman
masyarakat dalam bertingkah laku.

B. Saran

Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di


negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini
atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan
segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa
falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan
yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara Indonesia ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Sumedang: STKIP Sebelas April Press.  

Hamid Darmadi, (2010), Pendidikan Pancasila, Konsep Dasar dan Implementasi, Alfabeta;
Bandung. 144-163

Jalaludin ,dkk. FilsafatPendidikan . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/04/makalah-tentang-pancasila-
sebagai_16.html diakses pada tanggal 20 maret 2021

https://how-bee.blogspot.com/2015/10/makalah-tentang-pancasila-sebagai.html diakses pada


tanggal 20 maret 2021

http://ilhamberkuliah.blogspot.com/2015/01/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html diakses
pada tanggal 20 maret 2021

16
17

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy