Makalah Pancasila. Pancasila Sebagai Filsafat
Makalah Pancasila. Pancasila Sebagai Filsafat
Makalah Pancasila. Pancasila Sebagai Filsafat
Dosen Pengampu :
Pulung Sumantri, S.Pd, M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Luksiade Saragih
2. Melati Putri Lamadita
3. Putri Andiana Sari
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena kasih dan rahmat yang masih diberikan-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah pendidikan pancasila yang membahas tentang ”
Pancasila sebagai Sistem Filsafat” ini tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pulung Sumantri, S.Pd,
M.Si selaku dosen pengampu yang telah menugaskan dan memberikan arahan
didalam penyelesaian makalah ini sebagai wujud pemenuhan tugas didalam Mata
Kuliah Pendidikan pancasila. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karenanya, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun sebagai evaluasi untuk perbaikan kedepannya.
Kami sangat berharap, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua,
baik dalam menambah wawasan kita maupun demi kepentingan positif lainnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Defenisi Filsafat dan Sistem Filsafat....................................................................................3
B. Pancasila sebagai sistem filsafat...........................................................................................4
C. Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.....................7
D. Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat..............................................................................9
E. Fungsi Pancasila sebagai Filsafat.......................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
filsafat secara obyektif. Dan untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam dan
mendasar, kita perlu mengkaji nilai-nilai pancasila dari kajian filsafat secara menyeluruh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Filsafat dan Sistem Filsafat?
2. Bagaimana Pancasila sebagai sistem filsafat?
3. Bagaimana Kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem
filsafat ?
4. Apa Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa Indonesia
5. Apakah peranan Filsafat Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat dan sistem filsafat
2. Untuk mengetahui arti Pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa
Indonesia.
3. Untuk mengetahui kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem
filsafat.
4. Untuk mengetahui dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa
Indonesia
5. Untuk mengetahui peranan filsafat pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Filsafat dan Sistem Filsafat
a. Secara etimologi
Beberapa istilah filsafat dalam berbagai bahasa, misalnya “falsafah” dalam bahasa arab,
“philosophie” bahasa belanda, “philosophy” dalam bahasa inggris dan masih banyak lagi
istilah dalam bahasa lain, yang pada hakekatnya semua istilah itu mempunyai arti yang sama.
· Harold H. Titus
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam
yg biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran
terhadap kepercayaan dan sikap yg dijunjung tinggi;
· Hasbullah Bakry
3
Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya
secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral
dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan
kearifan atau kebenaran yang sejati).
4
manusia di alam ini?”, dan seterusnya.Beginilah seorang ahli yang bernama Aristoteles
memahami filsafat, ketika ia menyebutnya sebagai sebuah nama dari ilmu dalam arti
yang paling umum.
d. Sistem Filsafat
5
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan
yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.
a. Dasar Ontologis
Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hakekat
mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok Pancasila adalah manusia, hal ini dijelaskan
sebagai berikut :
“Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,
yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan social adamah manusia (Notonegoro,
1975:23). Demikian juga jikalau kita pahami dari segi filsafat Negara, adapun pendukung
pokok Negara adalah rakyat, dan unsure rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah
jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakekat dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah
manusia.
b. Dasar Epistemologis
Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakekatnya juga
merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan
6
pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta,
manusia, masyarakat, bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi
manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila
dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi suatu system cita-cita atau keyakinan-
keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena dijadikan landasan bagi cara hidup
manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal
ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideology (Abdul Gani, 1998). Sebagai suatu
ideology maka panasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dari para
pendukungnya yaitu :
Sebagai suatu system filsafat atau ideology maka pancasila harus memiliki unsur
rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu system pengetahuan.
c. Dasar Aksiologis
Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya juga
merupakan satu kesatuan. Pada hakekatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam
apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.
7
moral ataupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik hierarkhis, dimana
sila pertama sebagai basisnya sampai sila kelima sebagai tujuannya (Darmo diharjo).
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang
terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan
yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di
Indonesia. Filsafat negara kita ialah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh bangsa
Indonesia sebagai pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman
dalam kelakuan dan pergaulan sehari-hari.
Pancasila sebagai sistem filsafat memberi arah agar kesejahteraan dan kemakmuran
bertolak dari keyakinan manusia yang percaya kepada kebesaran Tuhan, kesejahteraan yang
berlandaskan paham kemanusiaan, kesejahteraan yang memihak pada kesatuan dan persatuan
serta kebersamaan sebagai suatu kesatuan bangsa yang utuh dan bulat.
8
C. Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya
saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila
tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan
lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi
manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan
filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang
manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila bersifat universal. Berdasarkan hal
tersebut, dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami
perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal
ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh bangsa,
diseluruh tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara
Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia
bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-
silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila
Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia.
Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai
makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat
manusia itu dalam realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat
dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang
monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang
merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup
bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsa
Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
9
berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara
hakiki, bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki
kesamaan,.bangsa Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat
dikatakan memiliki kesatuan darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang
memiliki perbedaan itu juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara
bersama bangsa Indonesia pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari
penjajahan. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia
mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kesadaran akan perbedaan dan
kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu menuju
kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih dikenal dengan wawasan “ bhineka
tunggal ika “.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan, segala
bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan
persatuan dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harus
diserasikan dan diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam
prinsip solidaritas, menuntut bahwa kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan
satu dengan lainnya. Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi
tempat bagi semua golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya
negara juga bertanggung jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara.
Tujuan Negara adalah kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan diri
dengan golongan terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat,
10
melainkan Negara mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan
semua perseorangan. Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat.
3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan
budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain
(Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah
filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat
Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara
kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat yang
ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.
11
E. Fungsi Pancasila sebagai Filsafat
Fungsi pancasila sebagai sistem filsafat dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia
seperti berikut :
b. Memberikan dan mencari kebenaran yang substansif tentang hakikat negara, ide negara, dan
tujuan negara.
c. Sebagai pedoman yang mendasar bagi warga negara Indonesia dalam bertindak dan
bertingkah laku dalam kehidupan sosial masyarakat
Pancasila dirumuskan oleh The Founding Fathers dan lahir dari ways of life
bangsa Indonesia, melalui penelitian dan penyelidikan kesepakatan yang ada pada siding
BPUPKI.
12
diberikanlah nama mengenai philosophy Grounslag / filsafat dasar Bangga dan Negara
Indonesia adalah PANCASILA.
13
dalam negara Indonesia, menjadi wadah yang fleksibel bagi faham-faham positif untuk
berkembang dan menjadi dasar ketentuan yang menolak faham-faham yang bertentangan
seperti Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama, Kolonialisme, Diktatorisme,
Kapitalis, dan lain-lain.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat ialah alam berpikir atau alam pikiran. Berfilsafat berarti berpikir secara
mendalam dan berpikir sampai ke akar-akarnya dengan sungguh-sungguh tentang hakikat
sesuatu.
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang
terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu
tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di
Indonesia.susunan Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis, yaitu Unsur-unsur
hakikat manusia.Pancasila sebagai suatu system filsafat berperan sebagai pedoman
masyarakat dalam bertingkah laku.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Hamid Darmadi, (2010), Pendidikan Pancasila, Konsep Dasar dan Implementasi, Alfabeta;
Bandung. 144-163
http://ilhamberkuliah.blogspot.com/2015/01/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html diakses
pada tanggal 20 maret 2021
16
17