Aspek Afektif Hasil Pembelajaran Matematika: Suryanto
Aspek Afektif Hasil Pembelajaran Matematika: Suryanto
Aspek Afektif Hasil Pembelajaran Matematika: Suryanto
Suryanto*
Program Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract: Teachers and parents often complain about the negative affect of students on
mathematics learning at schools, but there has been no official report on this matter. This
study was intended to investigate the status of the affective aspect of the result of the
schools mathematics education. The affects measured were attitude, interest, motivation,
anxiety, self-concept, extrinsic appreciation, intrinsic appreciation, operational appre-
ciation, belief about mathematics, belief about self, belief about mathematics teaching,
and belief about social context. The subjects were the first year students of the Faculty of
Mathematics and Sciences of the State University of Yogyakarta (UNY) comprising
students of eight departments i.e. Department of: Biology, Biology Education, Chemistry,
Chemistry Education, Mathematics, Mathematics Education, Physics, and Physics
Education. The instrument was adapted from the affective test items developed by Wilson
used in the National Longitudinal Study on Mathematics Achievement by the School
Mathematics Study Group in the USA, and supplemented by test items on beliefs
developed based on the McLeod’s classification. The data indicated that the affects were
of either low level or neutral level (neither favorable nor unfavorable for mathematics
lesson) except for the belief about mathematics, about mathematics teaching, and about
social context of mathematics.
Kata kunci: aspek afektif, aspek kognitif, pembelajaran matematika, hasil pembelajaran
Skor “sikap” mempunyai rata-rata pat skor dalam kategori “bersikap positif”.
12,88 dan simpangan baku 2,80. Hal ini Hanya 8% responden yang menunjukkan
berarti bahwa secara keseluruhan, respon- indikasi bersikap sangat positif terhadap
den mempunyai sikap “netral”, yaitu tidak pelajaran matematika.
positif dan juga tidak negatif terhadap pel- Secara keseluruhan, responden me-
ajaran matematika, tetapi dengan variasi nunjukkan minat tinggi terhadap pelajaran
yang agak besar. Dari tabel frekuensi dapat matematika (rata-rata skor = 15,01 dan sim-
dilihat bahwa 30,2% responden mendapat pangan baku skor = 2,39). Terdapat 44,1%
skor dalam rentang 11-13 dan 70,2% res- responden yang skornya menunjukkan mi-
ponden memperoleh skor dalam rentang 8- nat yang tinggi terhadap pelajaran mate-
16 dan hanya 40% responden yang menda- matika, dan hanya 4,1% responen yang me-
70 PAEDAGOGIA, Jilid 11, Nomor 1, Februari 2008, halaman 62 - 73
nunjukkan indikasi berminat rendah atau termasuk tinggi (rata-rata skor lebih dari
sangat rendah terhadap pelajaran matema- 14). Kepercayaan tentang diri-sendiri yang
tika. tidak tinggi, tetapi terletak di antara sedang
Secara keseluruhan, responden tidak dan tinggi (rata-rata skor = 13,67). Hal ini
mempunyai motivasi yang tinggi untuk sesuai dengan indikasi pada hasil tes ten-
belajar matematika (rata-rata skor = 11,81 tang konsep diri, karena memang kedua
dengan simpangan baku = 2,44). Terdapat afek itu mirip atau bertumpang tindih.
hanya 26,1% responden yang mendapat
skor dalam kategori “bermotivasi tinggi”,
dan 1,6% yang mendapat skor dalam kate- KESIMPULAN DAN SARAN
gori “bermotivasi sangat tinggi”. Aspek afektif dari hasil pembelajaran
Kecemasan responden pada pelajaran matematika, secara kumulatif, dari sekolah
matematika pada umumnya terdapat dalam dasar sampai sekolah lanjutan tingkat atas,
taraf sedang (rata-rata skor = 12,07 dengan ditambah sedikit pengalaman belajar mate-
simpangan baku = 2,62). Terdapat 30,2 % matika di perguruan tinggi, pada umumnya
responden yang menunjukkan indikasi ber- berada pada taraf sedang, tidak positif tetapi
kecemasan rendah (skor tinggi atau sangat juga tidak negatif. Yang positif atau sangat
tinggi) sehingga cukup favourable untuk positif hanya pada unsur kepercayaan ten-
belajar matematika, dan ada 25,3 % respon- tang matematika, pembelajaran matemati-
den yang kecemasannya cukup tinggi (skor ka, dan tautan sosial matematika. Bahkan
rendah atau sangat rendah) sehingga kurang ada indikasi bahwa apresiasi intrinsik para
favourable untuk belajar matematika. responden rendah; yang mengisyaratkan
Konsep diri responden dalam kaitan- juga bahwa aspek kognitif responden juga
nya dengan belajar matematika berada pada rendah.
taraf sedang, yaitu mendapat rata-rata skor Karena responden adalah tamatan se-
12,78 dan simpangan baku 2,43. Bahkan kolah lanjutan tingkat atas yang lulus Ujian
40,4 % responden menunjukkan kosep diri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN)
yang positif atau sangat positif. dan diterima di fakultas eksakta, dapat di-
Apresiasi responden cenderung ren- duga bahwa mereka yang berminat atau ma-
dah, lebih-lebih apresiasi intrinsik dan apre- suk di jurusan noneksakta tidak lebih tinggi
siasi operasional. Hal ini dapat dipahami, taraf afektifnya yang berkaitan dengan pel-
karena kedua jenis apresiasi ini mengan- ajaran matematika. Hal ini menunjukkan
dung cukup besar unsur kognitif, sehingga bahwa aspek afektif dari hasil pembelajaran
mereka yang penguasaannya atas matemati- matematika kumulatif itu secara umum ma-
ka sekolah menengah lemah tentu akan me- sih rendah. Meskipun hasil penelitian ten-
nunjukkan rendahnya apresiasi intrinsik tang kaitan antara aspek afektif dan aspek
dan apresiasi operasional. kognitif hasil pembelajaran matematika
Secara keseluruhan, kepercayaan res- belum konklusif, tetapi karena ada peneliti-
ponden tentang kegunaan matematika dan an yang menunjukkan adanya korelasi anta-
kompleksitas matematika, cukup tinggi (ra- ra kedua aspek itu, maka pembelajaran ma-
ta-rata skor = 17,00 dengan simpangan baku tematika masih perlu ditingkatkan melalui
1,75). Rendahnya simpangan baku menun- kedua aspek itu. Pendekatan pembelajaran
jukkan stabil atau meratanya kepercayaan yang menggunakan konteks atau tautan ma-
itu antara responden-responden. Tabel fre- tematika dengan dunia nyata sebagai sarana
kuensi menunjukkan ada 59,6% responden untuk memperkenalkan konsep atau prinsip
yang berkepercayaan sangat tinggi, ada matematis, bukan hanya sebagai contoh pe-
38,0% responden yang berkepercayaan nerapan matematika, mungkin dapat me-
tinggi, dan hanya ada 0,4% responden yang ningkatkan aspek afektif hasil pembelajar-
berkepercayaan rendah. Kepercayaan resp- an matematika, yang pada gilirannya akan
onden tentang pembelajaran matematika membantu meningkatkan hasil belajar pada
dan tentang tautan sosial matematika juga aspek kognitif.
Suryanto, Aspek Afektif Hasil Pembelajaran Matematika 71
DAFTAR PUSTAKA
Bessant, K.C. (1995). “Factors Associated With Types of Mathematics Anxiety in College
Students”, dalam Journal for Research in Mathematics Education, 26, pp. 327-345.
Gaslin, W.L. (1975). “A Comparison of Achievement and Attitudes of Students Using
Conventional or Calculator-Based Algorithms for Operations on Positive Rational
Numbers in Ninth-grade General Mathematics”, dalam Journal for Research in
Mathematics Education, 6, pp. 95-108.
Good, T.L., Grows, D.A., & Mason, D.W.A. (1990). “Teacher’s Beliefs About Small
Group Instruction in Elementary School Mathematics”, dalam Journal for Research
in Mathematics Education, 21, pp. 2-15.
Hembree, R. (1990). “The Nature, Effects, and Relief of Mathematics Anxiety”, dalam
Journal for Research in Mathematics Education, 21, pp. 33-46.
Hogan, T.P. (1977). “Students’ Interest in Particular Mathematics Topics”, dalam Journal
for Research in Mathematics Education, 8, pp. l 15-122.
Krathwohl, D.R., Bloom, B.S., & Masia, B.B. (1981). Taxonomy of educational
objectives: Book 2, Affective domain, New York: Longman.
Kulm, G. (1980). “Research on Mathematics Attitude”. dalam R.J. Shumway (Ed.),
Research in Mathematics Education, Reston, VA: National Council of Teachers of
Mathematics.
Lo, J-J, Wheatley, G.H., &L Smith, A.C. (1994). “The Participation, Beliefs, and
Development of Arithmetic Meaning of a Third-grade Student in Mathe-matics Class
Discussion”, dalam Journal for Research in Mathematics Education, 25, 30-49.
McLeod, D.B. (1992). “Research on Affect in Mathematics Education: A
Reconceptualization”. Dalam D.A. Grows (Ed.), dalam Handbook of Research on
Mathematics Teaching and Learning, New York: Macmillan.
_________. (1994). “Research on Affect and Mathematics Learning in the JRME: 1970 to
the Present”, Journal for Research in Mathematics Education, 25, 637-647.
Middleton, J.A. (1995). “A Study of Intrinsic Motivation in the Mathematics Classroom: A
Personal Constructs Approach”, dalam Journal for Research in Mathematics
Education, 26, 254-279.
Minato, S. & Kamada, T. (1996). “Results of Research Studies on Causal Predominance
Between Achievement and Attitude in Junior High School Mathematics of Japan”,
dalam Journal for Research in Mathematics Education, 27, 96-99.
Oppenheim, A.N. (1984). Questionnaire Design and Attitude Measurement, London:
Heinemann.
Payne, D.A. (1974). The Assessment of Learning: Cognitive and Affective, Lexington,
MA: D.C. Heath and Company.
Reynolds, A.J. & Walberg, H.J. (1992). “A Process Model of Mathematics Achievement
and Attitude”, dalam Journal for Research in Mathematics Educa-tion, 23, 306-328.
Reys, R.E., Reys,B.J., Nohda,N. & Emori, H. (1995). “Mental Computation Performance
and Strategy Use of Japanese Students in Grades 2, 4, 6, and 8", dalam Journal for
Research in Mathematics Education, 26, 304-326.