Makalah Sejarah Indonesia Bab 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“Latar Belakang Sumpah Pemuda dan Sumpah Pemuda : Tonggak Persatuan dan Kesatuan,
Gologan Elit Baru Indonesia”
KLS XI IPS

Nama Kelompok :
1. A. Aditya Maulana Romadhoni (02) = Pembuat PPT
2. Amirotun Nabila (07) = Penyusun Makalah
3. Dwi Rizki Safitri (08) = Penyusun Makalah
4. M. Firdaus Ferdiansyah (20) = Pencari Materi
5. Naja Cahya Furqoni (23) = Pencari Materi
6. Salsabilla Amanda Putri (27) = Pembuat PPT

Guru Pembimbing :
Husni Mubarok, S.Pd

Yayasan Ponpes MA.Assa’idiyah


Tanggulrejo Manyar Gresik Tahun Pelajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul  “Latar Belakang Sumpah Pemuda dan
Sumpah Pemuda : tonggak persatuan dan kesatuan, Gologan Elit Baru Indonesia” dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Latar Belakang Sumpah Pemuda
dan Sumpah Pemuda : Tonggak Persatuan dan Kesatuan, Gologan Elit Baru di Indonesia 
bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Husni Mubarok S. Pd selaku guru
Mata Pelajaran Sejarah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Gresik, 06 Oktober 2021


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
PETA KONSEP.................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Kompetensi Dasar....................................................................................................2
B. Materi Pembahasan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sumpah Pemuda.............................................................................4
B. Sumpah Pemuda : Tonggak Persatuan dan Kesatuan..............................................7
C. Golongan Elit Baru Indonesia.................................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Analisis....................................................................................................................13
B. Kesimpulan..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
Peta konsep

Sumpah Pemuda

Latar Belakang Sumpah Pemuda : Golongan Elit Baru


Sumpah Pemuda Tonggak Persatuan Indonesia
dan Kesatuan

Politik Etis Federasi dan “Front


Sawo Matang”

Pers Membawa
Kemajuan Cita-cita Persatuan

Bangkitnya Satu Nusa, Satu


Nasionalisme Bangsa, dan Satu
Bahasa
Lahirnya
Organisasi
Nilai-Nilai Penting
Kebangkitan
Sumpah Pemuda
Nasional
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Kompetensi Dasar


3.4 Menghargai nilai-nilai sumpah pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di
Indonesia pada masa kini
4.4 Menyajikan langkah-langkah dalam penerapan nilai-nilai sumpah pemuda dan
maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia pada masa kini dalam bentuk tulisan
dan atau media lain
2.1 Materi Pembahasan
Sumpah Pemuda merupakan salah satu kejadian penting dalam pergerakan
kemerdekaan Indonesia. Sumpah atau ikrar dari sejumlah pemuda inilah yang menjadi
penyemangat bangsa demi cita-cita berdirinya negara Indonesia. Para pemuda di masa itu
sadar bahwa pergerakan organisasi yang bersifat kedaerahan tidak pernah memberikan
hasil berarti untukkemerdekaan Indonesia karena pergerakan seperti itu sangat mudah
dipatahkan oleh penjajah Belanda.
Sebab itulah organisasi-organisasi pemuda ini sepakat untuk melebur menjadi satu dan
membuat pergerakan secara serentak untuk melawan penjajah, hal inilah yang membuat
para pemuda sepakat untuk mengadakan kongrespemuda. Kongres ini bertujuan untuk
menyatukan organisasi-organisasi yang pada saat itu terpecah belah. Kongres pemuda
diadakan sebanyak dua kali, yakniKongres Pemuda kesatu yangberlangsung pada tanggal
30 April – 2 Mei1926. Sedangkan Kongres Pemuda Keduadiadakan pada tanggal 27 dan
28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang diadakan
selama dua hari lamanya, tepatnya di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres
ini diadakan oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Anggota PPPI terdiri dari
pelajar-pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Ada sejumlah perwakilan dari berbagai
organisasi kepemudaan di Indonesia yang menghadiri kongres ini, yakni :
1. Jong Java
2. Jong Batak
3. Jong Celebes
4. Jong Sumatranen Bond
5. Jong Islamieten Bond
6. Jong Ambon
Kongres yang diadakan di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta ini bukanlah
pertemuan yang pertama yang diadakan oleh para pemuda. Pertemuan pertama justru
diadakan pada tahun 1926. Hasil dari pertemuan ini keluar pada tanggal 20 Februari 1927.
Di tahun berikutnya, tepatnya di bulan Mei 1928 pertemuan para pemuda ini kembali
diadakan dan dilanjutkan lagi denganpertemuan di tanggal 12 Agustus 1928 yang dihadiri
oleh seluruh barisanorganisasi pemuda Indonesia. Dari pertemuan tanggal 12 Agustus
1928 inilah yang memutuskan untuk mengadakan kongres di bulan Oktober 1928. Perihal
susunan kepanitiaan diambil dari masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan.
Keputusan inilah yang mengobarkan semangat para pejuang tanah air untuk
memperjuangkan terbentuknya tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa
persatuan, Bahasa Indonesia. Pada perkumpulan-perkumpulan yang membahas
kemerdekaan Indonesia berikutnya, Sumpah Pemuda selalu dijadikan asas bersama. Selain
itu, Sumpah Pemuda juga selalu disiarkan di semua surat kabar berbahasa Indonesia dan
selalu dibacakan sebagai pembuka rapat perkumpulan-perkumpulan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Sumpah Pemuda


Adanya pendidikan/sekolahsekolah akan memunculkan kaum terpelajar. Kaum muda
terpelajar inilah kemudian memelopori lahirnya kebangkitan nasional di Indonesia. Hal ini
juga dipacu oleh adanya surat kabar-surat kabar yang sudah terbit saat itu sehingga
mempercepat berkembangnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.
Dengan demikian, berkembanglah masa pergerakan kebangsaan, suatu periode yang sangat
penting dalam sejarah perjuangan bangsa.

2.1.1 Politik Etis: Pintu Pembuka Pendidikan Modern


Politik Etis merupakan politik balas budi yang diterapkan pemerintah Belanda yang
berasal dari gagasan Theodore Van Deventer . Memasuki abad ke-20, kebijakan
pemerintah kolonial Belanda mendorong untuk menguasai seluruh wilayah Nusantara.
Kebijakan itu diikuti dengan penaklukkan terhadap wilayah-wilayah yang belum
dikuasai, jika perlu dengan pendekatan militer.
Serangkaian tindakan penjajahan Belanda tersebut telah menimbulkan banyak
perlawanan dari pihak bangsa Indonesia. Strategi perlawanan yang ditempuh waktu
umumnya dengan perlawanan bersenjata. Sayangnya perlawanan dalam menghadapi
kekuatan kolonialisme dan imperialisme itu masih bersifat lingkup daerah atau wilayah
tertentu. Riau melancarkan perlawanan sendiri, Banten perang sendiri, Mataram angkat
senjata sendiri, Makasar begitu, Tondano juga begitu dan begitu seterusnya perlawanan
Diponegoro berdiri sendiri, Padri sendiri, Aceh sendiri. Bahkan dari masing-masing
daerah atau pihak Indonesia ini bisa diadu domba.
Dampak yang ditimbulkan oleh politik etis tentunya ada yang negatif dan positif.
Namun perlu diketahui jika hampir semua program dan tujuan awal dari politik etis
banyak yang tidak terlaksana dan mendapat hambatan. Adapun bidang yang memberikan
dampak positif bagi Indonesia adalah bidang pendidikan yang mendatangkan golongan
terpelajar dan terdidik yang kemudian hari akan membuat pemerintahan Belanda menjadi
terancam dengan munculnya organisasi-organisasi kebangkitan Nasional.

2.1.2 Pers Membawa Kemajuan


Pada awal abad ke-20, para priyayi baru menuangkan gagasannya melalui pers
(media cetak) mengenai isu-isu perubahan. Isu-isu yang dipopulerkan, yaitu terkait
dengan peningkatan status sosial rakyat bumiputra dan peningkatan kehidupan di bidang
sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Kata kemajuan menjadi populer pada saat itu.
Kemajuan saat itu diartikan dengan pendidikan, pencerahan, peradaban, modernisasi,
dan kesuksesan hidup. Pers merupakan sarana berpartisipasi dalam gerakan emansipasi,
kemajuan dan pergerakan nasional. Pada dekade itu ditandai dengan jumlah penerbitan
surat kabar berbahasa Melayu yang mengalami peningkatan.  Orang-orang pertama yang
aktif dalam dunia pers saat itu adalah orang Indo seperti H.C.O. Clockener Brousson
dari Bintang Hindia, E.F Wigger dari Bintang Baru, dan G. Francis dari Pemberitaan
Betawi.
Bermunculannya media cetak itu segera diikuti dengan munculnya sejumlah jurnalis
bumiputra lainnya. Mereka adalah R. Tirtodanudja dan R. Mohammad Jusuf. Keduanya
adalah redaktur Sinar Djawa, yang diterbitkan Honh Thaij & Co. Djojosudiro,
redaktur Tjahaja Timoer yang diterbitkan di Malang oleh Kwee Khaij Khee.  Di
Bandung Abdul Muis sebagai redaktur Pewarta Hindia yang diterbitkan oleh G. Kolff &
Co. Para jurnalis bumiputra itulah yang memberikan wawasan dan ”embrio kebangsaan”
melalui artikel, komentar-komentar mereka dalam surat pembaca.
Selain itu, mereka juga mengungkapkan solidaritan dengan para pembaca yang
sebagian besar adalah kaum muda terpelajar. Misalnya Pewarta Prijaji yang disunting
oleh R.M.T. Kusumo Utoyo seorang Bupati Ngawi, yang menyerukan persatuan di
kalangan priyayi. Mereka juga mendapatkan dukungan dari simpatisan dan pelanggan
dengan 15 cabang di Jawa, Madura, dan Sumatera (lebih lanjut baca Takashi Shiraishi
dalam Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926).
Sementara itu, tokoh muda dr. Abdul Rivai yang baru datang dari Belanda
menganjurkan pada tokoh muda di Hindia untuk membentuk sebuah organisasi. Dalam
tulisantulisannya pada surat kabar Bintang Hindia, ia selalu memuat tentang “kemajuan”
dan “dunia maju”.

2.1.3 Bangkitnya Nasionalisme


Selama masa penjajahan itu, terjadi perlawanan dari beberapa daerah. Namun,
perlawanan ini dapat diatasi dengan baik oleh Belanda. Hal ini karena perlawanan yang
dilakukan masih bersifat kedaerahan, kurang kompak, mudah diadu domba, serta
kurangnya persatuan dan kesatuan antarbangsa Indonesia itu sendiri. Di samping itu,
perjuangan masih berganung pada pamor seorang pemimpin, bukan suatu sistem
organisasi.
Perjuangan bangsa Indonesia yang bersifat fisik melawan penjajah ternyata belum
berhasil. Berdasarkan dari pengalaman tersebut perjuangan Bangsa Indonsia untuk
mengusir penjajah sejak abad ke-20 mengalami perubahan. Perjuangan yang sebelumnya
bersifat fisik berubah menjadi organisasi. Maka dari itu, mulcullah beberapa organisasi
sosial, politik, dan keagamaan sebagai berikut.
Pembagian organisasi pada masa kebangkitan nasional ini dibagi menjadi 3 masa,
diantaranya. Masa Awal (1908-1920), Masa radikal/nonkooperasi (1920-1930), dan Masa
moderat/kooperasi (1930-1942).

A. Masa Awal (1908-1920)


1) Budi Utomo
 Didirikan oleh Dr.Sutomo, pada 20 Mei 1908
 Tujuan didirikannya Budi Utomo adalah memperoleh kemajuan yang
harmonis bagi nusa dan bangsa di daerah Jawa dan Madura
2) Sarekat Islam (SI)
 Awalnya merupakan organisasi SDI (Sarekat Dagang Islam) yang didirikan
pada 1911 oleh Haji Samanhudi.
 Pada 10 September 1912 SDI menjadi Sarekat Islam.
 Tujuan organisasi
 Mengembangkan jiwa perdagangan masyarakat pribumi.
 Membantu anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha
(Permodalan).
 Memajukan kepentingan jasmani dan rohani penduduk prbumi.
 Meneruskan ajaran agama islam yang keliru serta hidup sesuai dengan
perintah agama.
3) Indische Partij
 Didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912
 Didirikan oleh tiga serangkai yakni E,F,E Douwes Dekker, dr. Cipto
Mnagunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.
 Organisasi ini berkomitmen menyatukan semua golongan yang ada di
Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Arab, dan
sebagainya.
4) Muhammadiyah
 Didirikan pada tanggal 18 November 1912. Oleh K.H Ahmad Dahlan di
Yogyakarta.
 Asas perjuangannya adalah Islam dan kebangsaan Indonesia serta bersifat
nonpolitik.
 Tujuan Organisasi :
 Memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama.
 Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup
menurut agama islam.
 Usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya:
 Mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan pada agama islam.
 Mendirikan poliklinik-poliklinik, rumah sakit, rumah yatim, dan
masjid.
 Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan.
5) Trikoro Darmo
 Didirikan oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, dkk. Di gedung STOVIA Jakarta
pada tahun 1915.
 Trikoro memiliki tiga visi mulia yaitu : sakti yang berarti kekuatan dan
kecerdasan, budi berarti bijaksana, dan bhakti berarti kasih sayang.
6) Gerakan Perempuan (Pemikiran Kartini mengenai kaum perempuan)
Kartini bercita-cita untuk membuat masyarakat yang setara antara perempuan
dan laki-laki dan perempuan dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kemajuan
bangsa bersama dengan laki-laki.
7) Kongres Perempuan
a) Kongres Perempuan I
Dilaksanakan pada 22-25 Desember 1928 di kota Yogyakarta.
b) Kongres Peremuan II
Dilaksanakan pada 20-24 Juli 1935 di Jakarta dengan ketuanya yang
bernama Ny. Mangunsarkoro.
c) Kongres Perempuan III
 Dilaksanakan pada 25-28 Juli 1938 di Bandung dan diketuai oleh Ny.
Emma Puradiredja.
 Penetapan tanggal 22 Desember sebagai peringatan “Hari Ibu” dalam
arti perempuan sebagai ibu bangsa.
d) Kongres Perempuan IV
Dilaksanakan pada Juli 1941 di Semarang dan diketuai oleh Ny, Soenarjo
Mangunpuspito.

B. Masa Radikal (1920-1930)


1) Perhimpunan Indonesia
 Organisasi ini pada awalnya bernama Indische Vereeniging pada tahun 1908
di Belanda.
 Pendirinya adalah para pelajar Indonesia. Tokoh pendiri IV diantaranya,
Sutan Kasyangan dan R. M. Noto Suroto.
 Pada awalnya merupakan organisasi sosial, pada tahun1913, dengan
dibuangnya tokoh indische partij ke Belanda maka dibuatlah pokok pemikiran
pergerakan, yaitu Hindia untuk Hindia yang menjadi napas baru.
 Ketua perkumpulan mahasiswa Indonesia, Iwa Kusumasumantri menyatakan
3 asas pokok Indische Vereeniging, yaitu:
 Indonesia menentukan nasibnya sendiri.
 Kemampuan dan kekuatan sendiri.
 Persatuan dalam mengahadapi Belanda.
 Tahun 1922 indische Vereeniging berubah menjadi Indonesische
Vereniging. Pada tahun 1925, Indische Vereeniging berubah menjadi
Perhimpunan Indonesia dengan tujuan Indonesia merdeka.
2) Partai Komunis Indonesia (PKI)
 Berdiri pada tahun 1924.
 Pada tahun 1926, PKI melakukan pemberontakan di Jawa, yang disusul 1927
di daerah Sumatra Barat.
3) Partai Nasional Indonesia (PNI)
 Partai Nasional Indonesia didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 dengan
Soekarno sebagai ketuanya.
 PNI berlandaskan pada tiga asas : selh-help, nonkperatif, dan Marhaenisme.
4) Partai Indonesia (Partindo)
 Didirikan pada tanggal 30 April 1931 dengan Mr. Sartono sebagai ketuanya.
 Bertujuan mencapai sebuah negara Indonesia merdeka, dan kemerdekaan itu
akan dapat dicapai jika seluruh komponen bangsa bersatu.
5) Nahdlatul Ulama
 Didrikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya. Dengan tokoh-tokoh
pendirinya, K. H. Hasyim Asy’ari (Pesantren Tebuireng), K.H. Abdul Wahab
Hasbullah, KH. Bisri Syansuri (Jombang), KH. Ridwan (Semarang), dan lain-
lain.
 Latar Belakang berdirinya anatar lain untuk memelihara kebiasaan beragama
islam secara tradisi menuut madzab Syafi’i, Maliki, Hanafi, dan Hambali.
 Kegiatan yang dilakukan oleh NU diantarnya :
 Melakukan perhubungan di antara ulama-ulama yang bermdzab Syafi’i,
Hanafi, Maliki, dan Hambali.
 Memeriksa kitab-kitab yang digunakan dalam pembelajaran agama.
 Menyiarkan agama islam berdasarkan pada kitab Ahlu Sunnah Wal
Jamaah.
 Mendirikan masjid-masjid, pondok pesntren, dan lembaga-lembaga
pendidikan.
6) Taman Siswa \
 Merupakan seklah kebangsaan pertama yang didirikan oleh Ki Hajar
Dewanatar pada tanggal 3 Juli 1922.
 Bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang tata tenteram, tertib, dan
damai. Tujuan tersebut didasarkan pada asas Panca Dharma, yang berisi:
 Dasar Kodrat alam
Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki naluri untuk berhubungan
satu sama lainnya dengan tidak merugikan lainnya.
 Dasar kemerdekaan
Tiap-tiap manusia mempunyai kemerdekaan untuk mengatur dirinya
sendiri tanpa ada tekanan dari pihak lainnya.
 Kebudayaan
Pengajaran yang baik adalah dilandasi dengan nilai-nilai budaya sendiri
yang disesuaikan dengan keadaan zamannya.
 Dasar kebangsaan atau kerakyatan
Pengajaran hendaknya bisa dirasakan seluruh rakyat dan tidak hanya
terbatas pada satu golongan masyarakat saja.
 Kemanusiaan
Mendidik kepada anak merupakan perjuangan yang dilandasi hati yang
tulus, ikhlas tanpa pamrih untuk mencari imbalan materi demi kemajuan
bangsanya.

C. Masa moderat (1930-1942)


1) Partai Indonesia Raya (Parindra)
 Pada tanggal 24 sampai 26 Desembet 1935 diselenggarakanlah kongres yang
menyatukan Budi Utomo dengan PBI yang kemudian dinamakan Partai
Indoensia Raya (parindra).

2.2 Sumpah Pemuda : Tonggak Persatuan dan Kesatuan


Munculnya rasa nasionalisme pemuda –pemudi yang mengikrarkan satu tanah air, satu
bangsa dan satu bahasa yang dilakukan melalui gerakan organisasi yang menentang
kolonialisme.

2.2.1 Federasi dan “Front Sawo Matang”


Sejak awal, pergerakan nasional memang telah memiliki benih-benih faksionalisme
dan konflik di dalamnya. Sumbernya adalah perbedaan ideologi dan perbedaan strategi
politik. Adapun salah satu pertentangan yang amat sengit, yaitu bertentangan antara
nasionalisme islam dan nasionalisme sekuler.
Kemunculan PNI di tahun 1927 dan kemunduran SI bahkan mempertajam
pertentangan tersebut. Sukarno berkata perjuangan akan berhasil apabila dapat dibentuk
suatu “fronts sawo matang” melawan “front putihnya” kekuatan kolonial yang
melibatkan SI didalamnya.
SI berhasil membangun kerjasama dengan pihak nasionalis sekuler. Kompromi dua
partai politik besar ini akhirnya menghasilkan sebuah federasi yang disebut PPPKI
(Pemufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia). Selain itu
bergabung pula dalam federasi ini yaitu, Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond,
Kaum Betawi, dan kelompok studi Indonesia. Dengan terbentuknya federasi ini adalah
sukses luar biasa yang dapat membawa persatuan.
Pada suasana politik seperti inilah Kongres Pemuda II dilangsungkan. Kongres
memutuskan peleburan organisasi kepemudaan yang beragam itu ke dalam perkumpulan
“Indonesia Muda”.

2.2.2 Cita-cita Persatuan


Pada zaman pergerakan nasional, banyak berdiri organisasi kepemudaan. Yang pada
mulanya bersifat kedaerahan yang beranggotakan pemuda daerah tertentu dan pelajar
seklolah menengah serta mahasiswa.
Pemuda dari daerah lain yang belajar di kota-kota besar inilah yang mendirikan
organisasi untuk tolong-menolong, sebab jauh dari kampung halaman, Pemuda Sumatra
mendirikan Jong Sumatranen Bond (JBS) tahun 1917, pada tahun 1918 pemuda Ambon
mendirikan Jong Ambon. Berdiri pula Jong Minahasa, Jong Cilebes (Sulawesi), Jong
Bataks Bond. Dan pemuda Sunda mendirikan Sekar Rukun.
Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 menjadi sejarah dan juga sebuah bukti
bahwa pemuda memiliki semangat yang tinggi dalam upaya perbaikan negrinya.
Semangat ini dikobarkan para pemuda di tengah masa penjajahan.

2.2.3 Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa


Peristiwa ini dikenal dengan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan salah
satu kejadian penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sumpah atau ikrar dari
sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat bangsa demi cita-cita berdirinya
negara Indonesia. Para pemuda di masa itu sadar bahwa pergerakan organisasi yang
bersifat kedaerahan tidak pernah memberikan hasil berarti untuk kemerdekaan Indonesia
karena pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkanoleh penjajah Belanda.
Sebab itulah organisasi-organisasi pemuda ini sepakat untuk melebur menjadi satu
dan membuat pergerakan secara serentak untuk melawan penjajah, hal inilah yang
membuat para pemuda sepakat untuk mengadakan kongrespemuda. Kongres ini bertujuan
untuk menyatukan organisasi-organisasi yang pada saat itu terpecah belah. Kongres
pemuda diadakan sebanyak dua kali, yakni
A. Kongres Pemuda I
Kongres Pemuda yang pertama ini diadakan pada tanggal 30April hingga 2 Mei
1928. Kongres ini dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari Jong Java, Jong
Islamieten Bond, Jong Sumatra Bond Jong Ambon, Sekar Rukun Jong Batak dan
para Pemuda Theosofi. Kongres pertama ini mengedepankan tema pentingnya
persatuan dan kesatuan para pemuda yang kemudian berdiri dalam satu payung untuk
mencapai Indonesia merdeka. Sejumlah tokoh yang menjadi pembicara dalam
kongres ini adalah Sumarto, M. Tabrani, Muh. Yamin, Bahder Johan dan Pinontoan.
Meski terbentuk kesepakatan untuk menerima dan mengakui cita-cita persatuan
Indonesia, badan untuk mewadahi semua organisasi pemuda saat itu masih gagal
terbentuk. Hal ini terjadi karena adanya kesalahpahaman serta beda pendapat antara
anggota kongres. Setelah Kongres Pemuda 1 ini, masih diadakan sejumlah
pertemuan lainnya untuk membahas mengenai wadah tunggal organisasi pemuda dari
seluruh Indonesia. Keputusan penting hasil dari Kongres Pemuda 1 ini adalah:
1) Semua Perkumpulan pemuda harus bersatu dalam organisasi
2) Perlu segera diadakannya Kongres Pemuda Kedua.

B. Kongres Pemuda II
Ada tiga rapat yang dihadiri oleh para pemuda di Kongres Pemuda Kedua ini.
Rapat pertama bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB),
Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng), hari Sabtu, 27 Oktober 1928. Rapat
dibuka oleh Ketua PPPI, Soegondo Djojopoespito.
Dalam sambutannya, Soegondo mengatakan bahwa ia sangat mengharapkan
kongres ini bisa memperkuat semangat persatuan yang ada di dalam hati para
pemuda peserta kongres, dan seluruh Indonesia nantinya. Ia menjelaskan lima faktor
yang bisa membuat persatuan Indonesia menjadi lebih kuat, yakni sejarah, Bahasa,
hukum adat, pendidikan dan kemauan yang kuat.
Rapat kedua bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop di tanggal 28 Oktober
1928. Rapat kedua ini banyak membahas seputar pendidikan. Di hari kedua ini yang
jadi pembicara adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Kedua
pembicara ini memiliki pendapat bahwa anak-anak harus mendapat pendidikan
kebangsaan. Selain itu mereka juga menengahkan pentingnya keseimbangan antara
pendidikan sekolah dan di rumah.
Rapat ketiga, sekaligus menutup kongres mengambil tempat di gedung
Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Di sini Sunario yang menjadi
pembicara memberikan penjelasan akan pentingnya nasionalisme dan demokrasi
mengiringi gerakan kepanduan. Ramelan yang ikut menjadi pembicara di rapat
ketiga ini mengatakan bahwa gerakan kepanduan tidak boleh dipisahkan dari
pergerakan nasional. Gerakan kepanduan yang ditanamkan sejak dini pada anak-anak
bisa mendidik mereka untuk menjadi disiplin dan mandiri. Kedua hal tersebut
sangatlah dibutuhkan dalam perjuangan menuju kemerdekaan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta: Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden
Soeharto, Abu Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau G…
Ketiga kalimat yang menjadi rumusan Kongres Sumpah Pemuda tersebut ditulis
oleh Moehammad Yamin di atas secarik kertas yang disodorkan pada Soegdondo
saat Sunario sedang berpidato di sesi terakhir kongres. Melihat isi dari apa yang
dituliskan Moehammad Yamin, Soegondo membubuhkan paraf setuju di secarik
kertas tersebut, lalu diteruskan kepada peserta kongres untuk kemudian ikut
membubuhkan paraf setuju. Pada awalnya,sumpah tersebut dibacakan Soegondo dan
kemudian dijelaskan secara lebih mendetail oleh Moehammad Yamin.
Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 dengan hasil
Sumpah Pemuda :
a. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah
Indonesia
b. Kami Putran dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa
Indonesia
c. Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, bahsa
Indonesia
Di dalam kongres pemuda kedua yang bersejarah ini, berkumandang sebuah lagu
yang diciptakan oleh W. R. Soepratman. Lagu tersebut adalah lagu Indonesia Raya.
Diperdengarkan untuk pertama kalinya di muka publik ditahun 1928,teks lagu
Indonesia Raya juga dipublikasikan pada media cetak surat kabar Sin Po lengkap
dengan kalimat dalam surat kabar tersebut yang menyatakan bahwa lagu ini adalah
lagu kebangsaan. Meski sempat dilarang oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda
pada saat itu, namun para pemuda terus menyanyikan lagu tersebut di setiap ada
kesempatan.

2.2.4 Nilai-nilai penting Sumpah Pemuda

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy