Latihan Soal Semantik Halaman 327
Latihan Soal Semantik Halaman 327
Latihan Soal Semantik Halaman 327
NIM :
Kelas : 1PB2
Mata Kuliah : Linguistik Umum
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
(7.0)
1. Mengapa para linguis strukturalis mengabaikan masalah semantik? Jelaskan!
Jawab :
Para linguistik strukturalis mengabaikan masalah semantik karena dianggap tidak
termasuk atau menjadi tataran yang sederajat dengan tataran yang bangun-membangun.
Bidang studi linguistik yang objek penelitiannya makna bahasa merupakan satu
tataran linguistik. Kalau istilah ini tidak dipakai tentu harus diingat bahwa status tataran
semantik dengan tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis tidak sama. Penamaan tataran
untuk semantik sebenarnya agak kurang tepat, sebab semantik bukan satu tataran (unsur
pembangun bahasa), melainkan unsur yang berada pada semua tataran itu, meskipun
mempunyai makna yang berbeda pada tiap-tiap tataran.
Mungkin karena itu para linguis strukturalis tidak begitu peduli dengan makna ini
karena dianggap tidak termasuk menjadi salah satu tataran yang membangun itu.
A C
Jawab :
Titik A adalah bentuk, titik B adalah konsep, dan titik C adalah referen. Hubungan antara
titik A dan titik C bersifat tidak langsung, sebab A adalah masalah-masalah dalam bahasa
dan C adalah masalah luar bahasa yang hubungannya biasanya bersifat arbitrer.
Sedangkan hubungan titik A dan titik B serta hubungan tiitk B dan titik C bersifat
langsung. Titik A dan B sama-saa berada di dalam bahasa; hubungan B dan C berupa C
adalah acuan dari B tersebut.
3. Sering dikatakan bahwa kita baru bisa memahami makna sebuah kata itu berada
dalam konteksnya. Jelaskan!
Jawab :
Di dalam penggunaanya dalam pertuturan yang nyata makna kata atau leksem itu
seringkali, dan mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian atau konsep dasarnya dan
juga dari acuannya. Misalnya, kata buaya dalam kalimat Dasar buaya ibunya sendiri
ditipunya; sudah terlepas dari konsep asal dan acuannya. Oleh karena itu, banyak pakar
mengatakan bahwa kita baru dapat menentukan makna kata apabila kata itu sudah berada
dalam konteks kalimatnya.
4. Hubungan antara sebuah kata dengan maknanya bersifat arbitrer. Coba jelaskan, dan
beri contoh!
Jawab :
Karena bahasa itu bersifat arbitrer, maka hubungan antara kata dan maknanya juga
bersifat arbitrer. Kita tidak dapat menjelaskan, mengapa benda cair yang selalu kita
gunakan untuk keperluan mandi, minum, masaka, dan sebagainya disebut air, bukan ria
atau rai, atau juga sebutan lainnya. Begitu juga dengan kata-kata lainnya; kita tidak bisa
menjelaskan hubungan kata-kata itu dengan makna yang dimilikinya.
(7.2)
1. Jelaskan bedanya makna leksikal dengan makna gramatikal! Beri contoh!
Jawab:
Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks
apapun. Misalnya,leksem kuda memiliki makna leksikal ‘sejenis binatang berkaki empat
yang biasa dikendarai.’ Sedangkan makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses
gramatikal,seperti afiksasi,reduplikasi,komposisi,atau kalimatisasi. Contohnya,dalam
proses afiksasi prefiks ber- dengan dasar baju melahirkan makna ‘mengenakan atau
memakai baju.’ Jadi perbedaannya terlihat dari prosesnya. Kalau leksikal tidak adanya
proses seperti gramatikal.
2. Ada yang mengatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang ada dalam kamus.
Bagaimana komentar anda dengan pendapat itu? Jelaskan!
Jawab:
Pendapat ini,kalau begitu tidak salah. Memang benar makna leksikal adalah makna yang
ada dalam kamus. Tetapi,perlu diketahui bahwa kamus yang bukan dasar,juga ada
memuat makna-makna lain yang bukan leksikal,seperti makna kias dan makna-makna
yang berbentuk secara metaforis.
4. Apakah yang disebut makna referensial? Apakah semua kata atau leksem bermakna
referensial? Jelaskan!
Jawab:
Makna referensial adalah sebuah kata yang memiliki referensya atau acuannya. Tidak,
karena sebuah kata atau leksem bermakna referensial kalau ada referensya atau acuannya.
Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata yang bermakna
referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata. Sebaliknya kata-kata seperti dan,
atau, dan karena termasuk karena kata-kata tidak bermakna ferensial, karena kata-kata itu
tidak mempunyai referensi.
10. Jelaskan mengenai makna peribahasa! Apa bedanya dengan makna idiomatik?
Jelaskan!
Jawab:
Makna peribahasa adalah makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna
unsur-unsurnya karena adanya asosiasi antara makna asli dengan makna sebagai
peribahasa. Contohnya besar pasak dari pada tiang artinya ‘besar pengeluaran dari pada
pendapatan’. Makna pribahasa ini bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan,
maka bisanya juga disebut dengan nama perumpamaan. Kata yang sering digunakan
dalam peribahasa yaitu kata seperti, bagai, bak, laksana, umpama, tetapi ada juga
peribahasa yang tidak menggunakan kata-kata tersebut namun kesan peribahasanya tetap
tampak.
Makna Idiomatik dan peribahasa adalah makna yang dapat dibedakan berdasarkan
bisa atau tidaknya diramalkan atau ditelusuri. Idiom adalah satuan ujuran yang maknanya
tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun
gramatikal.
(7.3)
1. a. Apakah makna dua buah kata yang bersinonim persis sama? Jelaskan!
b. Apakah sinonim itu hanya ada pada satuan bahasa kata saja? Jelaskan!
Jawab :
a. Dua buah kata yang bersinonim maknanya tidak akan peris sama. Hanya saja makna
mereka saling berdekatan, tetapi tetap saja berbeda. Ketidaksamaan itu terjadi karena
beberapa faktor. Tidak mutlak sebab ada prinsip semantik yang mengatakan apabila
bentuk berbeda maka makna pun akan berbeda, walaupun perbedannya hanya sedikit.
b. Sinonim tidak hanya ada pada satuan bahasa kata saja, tetapi bisa dalam satuan bahasa
lainnya seperti: morfem bebas dengan morfem terikat, kata dengan kata, kata dengan
frase, frase dengan frase dan kalimat dengan kalimat.
5. Teliti kembali konsep tentang polisemi, lalu bandingkan dengan konsep homonimi!
Carilah perbedaan yang hakiki di antara kedua konsep itu!
Jawab :
Polisemi adalah satuan ujaran kalau kata itu mempunyai makna lebih dari satu contoh
“Tangan”
1) Tangan adalah bagian tubuh manusia
2) Tangan kanan berarti ungkapan untuk orang kepercayaan
3) Tangan Panjang berarti ungkapan untuk suka mencuri
4) Tangan besi berarti sebuah istilah untuk Tindakan yang keras
5) Tangan dingin berarti sebuah istilah untuk orang yang sukses
Homonimi adalah dua buah kata atau satuan makna yang bentuknya kebetulan contoh
“Genting” bisa berarti
1) Atap rumah
2) Kedaan darurat
6. Di dalam bahasa Inggris banyak sekali kita jumpai kasus homofoni dan homografi.
Coba jelaskan apa penyebabnya
Jawab :
Karena pada sistem ejaan Bahasa inggris bentuk ujaran yang hamper sama ortografinya
dan ejaan terkadang ucapan juga hamper sama hanya saja artinya yang berbeda. Contoh :
Watch = menyaksikan
Watch = jam tangan
8. Samakah status hubungan makna antara kasus merpati dan burung dengan kasus
jendela dan rumah? Coba jelaskan!
Jawab:
Kalau merpati dan tekukur adalah hiponim dari burung, maka hubungannya antara
jendela dan lintu terhadap rumah adalah sebagai berikut. Dalam kasus ini perlu dilihat
adakah persamaan hubungan antara pintu terhadap rumah dengan merpati terhadap
burung? Hubungan itu tidak sama. Kalau merpati dan tekukur adalah burung atau sejenis
burung, maka pintu dan jendela bukanlah rumah ataupun sejenis rumah. Jendela dan pintu
hanyalah bagian atau komponen dari rumah. Namanya yang tepat adalah partonimi atau
meronimi.
Jadi bisa disimpulkan jika status hubungan makna antara kasus merpati dan burung
dengan kasus jendela dan rumah tidaklah sama. Karena merpati merupakan sejenis
burung sedangkan jendela merupakan komponen dari rumah, bukan sejenis rumah. Atau
bisa disebut partonimi atau meromini.
10. Pelajari lagi konsep tentang homonimi, lalu bandingkan dengan konsep ambiguiti.
Cobalah anda simpulkan bagaimana perbedaan hakiki antara kedua konsep itu!
Jawab :
Konstruksi seperti ‘buku sejarah baru’ seperti yang dibicarakan di atas sebagai
contoh berikut yang ambiguiti, sebuah bentuk dengan dua tafsiran makna. Namun, dapat
juga dikatakan ada dua bentuk ‘buku sejarah baru’, yaitu, yang pertama yang bermakna
‘buku sejarah itu baru terbit’, dan yang kedua yang bermakna ‘buku itu mengenai sejarah
zaman baru’.
Jika demikian, bentuk keduanya adalah termasuk masalah homonimi dalam kasus ini
yang perlu di ingatkan adalah konsep bahwa homonimi adalah dua buah bentuk atau lebih
yang kebetulan bentuknya sama, sedangkan ambiguiti adalah sebuah bentuk dengan dua
tafsiran makna atau lebih.
Biasanya hanya pada tataran kata:dan makna makna yang dimilikinya yang lebih dari
satu itu, berasal dari ciri ciri atau komponen komponen makna leksikal yang dimilikinya.
Makna-maknanya itu masih mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain.
Sedangkan ambiguiti adalah satu bentuk ujaran yang mempunyai makna lebih dari satu
sebagai akibat perbedaan tafsiran gramatikal.
3. Apakah yang dimaksud dengan perubahan makna yang menyempit, meluas, dan
berubah total itu? Jelaskan dan beri contoh!
Jawab :
1) Meluas, yaitu pada awalnya hanya memiliki 'makna' karena beberapa faktor sehingga
menjadikannya memiliki makna-makna lain.
Contoh : kata saudara, kata bapak, kata baju dulu hanya bermakna pakaiana sebelah
atas saja tetapi sekarang bukan saja bermakna pakaian dari pinggang ke atas tetapi
juga topi, dasi, celana, sepatu. (makna-makna yang ada masih ada hubunganya
dengan makna aslinya/poli-seminya)
2) Menyempit, yaitu gejala pada suatu kata yang awalnya memiliki makna yang luas,
kemudian hanya terbatas pada sebuah makna saja.
Contoh : kata sarjana dulu digunakan untuk menyebut orang yang cerdik, pandai
tetapi sekarang hanya digunakan untuk menyebut orang yang sudah lulus dari
perguruan tinggi. Kata pendeta dulu bermakna orang yang berilmu tetapi sekarang
hanya bermakna "guru dalam agama kristen", dll.
3) Perubahan total, yaitu berubahnya makna dari makna aslinya, walaupun masih ada
kemungkinan persamaanya tetapi jauh sekali.
Contoh : kata seni dulu hanya bermakna air seni/ urine tetapi sekarang bermakna
sesuatu yang indah atau berkaitan kreatifitas, kata pena dulu hanya bermakna "bulu
angsa" tetapi sekarang bermakna alat tulis bertinta. Kata canggih dulu bermakna
sesuatu yang njelimet atau ruet tetapi sekarang bermakna sesuatu yang njelimet
masalah teknologi. dll.
4) Penghalusan (eufemia), yaitu ditampilkanya kata-kata atau bentuk bentuk yang
dianggap memiliki makna yang lebih halus, atau lebih sopan dari pada yang akan
digantikan.
Contohnya: korupsi => menyalahgunakan jabatan, penjara => lembaga
permasyarakatan.
5) Pengasaran (disfemia), yaitu usaha untuk mengganti kata yang maknanya halus atau
biasa dengan kata yang maknanya kasar (situasi tidak ramah atau kejengkelan atau
penegasan). Contoh: mengambil => mencaplok, memasukkan ke penjara =>
menjebloskan ke penjara. (kata yang bernilai kasar tetapi sengaja digunakan untuk
memberikan tekanan tanpa terasa kasarnya.
Contoh: menggondol = anjing menggondol tulang => timnas berhasil menggondol
piala asia.
(7.5)
1. a. Jelaskan yang dimaksud dengan teori medan makna dan teori komponen makna!
b. Beri contoh sejumlah kata yang termasuk dalam satu medan makna!
c. Coba anda analisis komponen makna yang terdapat pada kata :
(a) mayat bangkai
(b) suami - istri
(c) rumah kandang
Jawab :
a. - medan makna atau medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya
saling berhubungan karena mngambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas
dalam alam semesta tertentu.
- Komponen makna yaitu makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri dari sejumlah
komponen yang membentuk keseluruhan makna itu. Komponen makna ini dapat
dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu per satu, berdasarkan “pengertian-pengertian”
yang dimilikinya.
b. contoh kata medan warna : hijau, merah, hitam, bitu, kuning.
c. analisis komponen makna :
Komponen makna Mayat Bangkai
Tidak bernyawa + +
Manusia + -
Hewan - +
3. Coba pikirkan dan jelaskan apa manfaatnya teori medan makna analisis komponen
makna bagi kehidupan praktis!
Jawab :
Manfaat teori medan makna analisis komponen makna bagi kehidupan praktis yaitu : dapat
memahami makna-makna kalimat, kita dapat memahami konsep-konsep budaya yang ada dalam
suatu masyarakat bahasa.
4. Apakah yang dimaksud dengan kesesuaian semantik dan sintaksis? Jelaskan dan beri
contoh!
Jawab :
Kesesuaian semantik adalah persesuaian konstituen-konstituen yang membangun kalimat
itu.
Contoh ketidaksesuaian semantik :
o segelas kambing, karena dua kata tersebut tidak ada satupun yang cocok
antara komponen makna yang satu dengan yang satunya.
o Yang sesuai segelas air.
Kesesuaian sintaktik adalah penempatan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata
atau kalimat.
Contoh ketidaksesuaian sintaktik :
o kambing membaca, karena kata kambing + membaca tidak merupakan satu
kelompok kata. Yang sesuai saya (manusia) membaca.
Apabila kata-kata yang tidak sesuai semantik + sintaktiknya dibuat sebuah kalimat maka
kalimat tersebut akan tidak berterima.
Contoh:
o Si Udin makan rumput, karena Si Udin dan rumput tidak mempunyai
komponen makna yang sama, maka apabila kedua kata itu digabungkan akan
menjadi tidak berterima.
o Kalimat yang benar adalah : Sapi (hewan) makan rumput.