Analisis Kinerja Koperasi
Analisis Kinerja Koperasi
Analisis Kinerja Koperasi
*Penulis Korespondensi
Diajukan : 1 September 2021
Disetujui : 3 Oktober 2021
Dipublikasi : 3 Oktober 2021
ABSTRACT
The rating is one of the performance assessments of cooperatives. To find out the ranking of
the Multipurpose Joint Venture Cooperative in 2020 is the purpose of this study. The assessment is
based on PERMENKOP and SMEs of the Republic of Indonesia Number 21/Per/M.KUKM/IX/2015
concerning Rating of Cooperatives. This research is evaluation research. The types of data used in
this study are qualitative and quantitative data, the data sources in this study are primary and
secondary. The subjects of this research are the administrators, supervisors, members of KSU
Statuegilan. The object of this research is the ranking result of KSU Statuegilan. Collecting data
using interview techniques, documentation and questionnaires. The assessment of KSU Sculpture
uses ranking as an Evaluation Model. This study shows the results that: (I) In terms of the
institutional aspect of the cooperative obtained a score of 720, (II) In terms of the business aspect,
the cooperative obtained a score of 112.5 (III) In terms of the financial aspect of the cooperative
obtained a score of 197.5, (IV) In terms of Aspects of the benefits of cooperatives to the community
get a score of 11. From the accumulated results, a performance assessment score is obtained in
terms of the five aspects that have been carried out, KSU Statuegilan obtained a score of 1,076.
The score is in the range of scores of 1,000 to 1,200 so that KSU Statuegilan is included as a
cooperative with "Berkualitas" qualifications with AAB predicate.
PENDAHULUAN
Sokoguru perekonomian di Indonesia adalah koperasi. Sebagai sokoguru dalam menghadapi
persaingan serta tantangan perekonomian saat ini terlebih di masa pandemic covid 19 harus
dihadapi. Dalam menghadapi hal tersebut peran semua unsur dari koperasi itu sendiri mulai dari
pengurus, pengawas, pengelola sampai dengan anggota diharapkan untuk selalu proaktif, memiliki
inovasi dan jiwa kewirakoperasian dalam menghadapi perekonomian saat ini dan menghadapi
kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang. Untuk itu harus didasari semangat dan
motivasi yang tinggi dan selalu berpegang teguh terhadap asas dan prinsip-prinsip koperasi.
Tujuan koperasi dibentuk adalah agar kesejahteraan anggota meningkatkan. Tatanan
perekonomian nasional yaitu koperasi merupakan bagian yang menjadi satu kesatuan tidak
terpisahkan dari yang demokratis dan berkeadilan. Untuk memperbaiki kualitas kinerja koperasi
diperlukan suatu pengukuran terhadap kinerja koperasi itu sendiri. Variabel kinerja koperasi secara
umum dapat diukur agar dapat melihat pertumbuhan (growth) dan perkembangan koperasi di
Indonesia yang terdiri dari aspek kelembagaan (jumlah koperasi per provinsi, jumlah koperasi per
jenis/kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan nonaktif), keanggotaan, volume usaha, aset dan
sisa hasil usaha (Arifin & Halomoan, 2001).
Pemeringkatan koperasi merupakan suatu sistem penilaian hasil pemberdayaan koperasi yang
saat ini diterapkan oleh pemerintah adalah dengan melakukan pemeringkatan koperasi.
Pemeringkatan koperasi merupakan kegiatan penilaian kinerja koperasi dengan berpedoman atas
pelaksanaan yang bersendikan pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi (Rahman, 2018).
Tujuan umum dilakukannya penilaian kinerja koperasi melalui metode pemeringkatan koperasi
yaitu untuk mengidentifikasi masing-masing fungsi pada koperasi sehingga apa yang diharapkan
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pengukuran kinerja koperasi di bawah Dinas Koperasi selama ini masih sebatas menggunakan
pengukuran kinerja keuangan yang pengukurannya sebatas dari laporan keuangan dengan
menggunakan analisa rasio keuangan yaitu rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas. Terdapat
beberapa kelemahan dalam pengukuran kinerja tersebut sehingga diperlukan pengukuran yang
menyeluruh, yaitu pengukuran kinerja yang tidak hanya mengukur kinerja keuangan tetapi mampu
menggambarkan kondisi koperasi secara lengkap, jelas dan akurat terutama menyangkut sumber
daya manusia yang diintegrasikan dalam perencanaan baik organisasi maupun usaha. Konsep
pengukuran kinerja yang menyeluruh memberikan manfaat sebagai acuan dalam penelitian kinerja
keuangan yang lebih akurat efektif dan efisien.
Koperasi dapat dikatakan berkualitas apabila koperasi memiliki kinerja baik dalam bidang
kelembagaan, usaha, keuangan sekaligus manfaat bagi seluruh anggota koperasi yang memiliki
badan hukum aktif dan badan usaha yang memiliki ciri prinsip-prinsip kohesivitas dan partisipasi
anggota yang kuat dengan memiliki kinerja usaha yang semakin sehat serta memiliki orientasi
kepada usaha anggota dan memiliki kepedulian sosial (Permenkop No. 21, 2015). Prioritas
pembangunan saat ini adalah dengan pendekatan sumber daya manusia. Bukan berarti pemerintah
tidak ikut campur tangan, namun dalam rangka menciptakan iklim kondusif kemandirian koperasi
sangat diperlukan untuk memberikan dorongan serta untuk menggalang partisipasi positif berbagai
pihak yang berhubungan dengan pembangunan koperasi. Guna pemberdayaan koperasi tersebut,
melalui Kementerian Koperasi dan UKM pemerintah telah berupaya untuk memperoleh dukungan
agar data tersedia yang akurat dan aktual yang memiliki gambaran gambar kondisi koperasi yang
sebenarnya terjadi dilapangan. Dengan bertambahnya jumlah koperasi terus sehingga mampu
menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan sehingga akan mengurangi pengangguran dan
koperasi berperan dalam pengentasan kemiskinan masyarakat. Berdasarkan data statistik koperasi
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (2021), di Indonesia jumlah koperasi pada tahun 2018
sebanyak 126.343 unit pada tahun 2019 sebanyak 123.048 unit dan pada tahun 2020 meningkat
menjadi 127.124 unit. Sedangkan data yang diperoleh dari Kementerian Koperasi dan UKM jumlah
koperasi di Indonesia tergolong tinggi tercatat sebanyak 127.124 pada akhir tahun 31 Desember
2020 yang aktif / pernah tercatat sebagai koperasi aktif dan memiliki sertifikat NIK sebanyak
38.865, tetapi tidak sedikit juga koperasi yang kegiatannya pasif. Jika secara kelembagaan dan
usaha telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) minimal sekali dalam tiga tahun terakhir
koperasi dianggap aktif. Hingga akhir 2020, total anggota 25.098.807 orang (Kemenkop, 2021).
Di sejumlah daerah, perkembangan koperasi cukup signifikan, dilihat dari peningkatan jumlah
anggota, permodalan, kinerja keuangan, penyerapan tenaga kerja, volume usaha, maupun perolehan
sisa hasil usaha (SHU). Dengan perkembangan tersebut dapat dikatakan bahwa koperasi semakin
merakyat menjadi suatu unit usaha yang memiliki peran cukup besar bagi sejumlah besar penduduk.
Permodalan yang meningkat dalam koperasi merupakan wujud bergeraknya bisnis koperasi menuju
penguatan usaha untuk bersaing secara terbuka dalam ekonomi nasional menuju efisiensi (Rahman,
2018). Indikasi peningkatan kinerja dan produktivitas bisnis merupakan peningkatan pada
output/volume usaha dan SHU menjadi salah satu kontribusi pada peningkatan income masyarakat.
Koperasi dikatakan berkulaitas jika koperasi mampu menjalankan serta melaksanakan fungsi dan
peran yang diharapkan secara berkelanjutan, salah satunya yaitu dapat memberikan suatu pelayanan
yang bermanfaat bagi anggota koperasi serta mempertanggungjawabkan semua kegiatan koperasi
dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) tiap tahunnya.
Untuk mengetahui kinerja koperasi dalam satu periode tertentu dan menetapkan peringkat
kualifikasi koperasi, pemeringkatan koperasi penting untuk dilakukan supaya mendorong koperasi
agar tetap menerapkan prinsip-prinsip koperasi dan kaidah bisnis yang sehat. Pemeringkatan
koperasi merefleksikan tingkat kesehatan seluruh unsur yang ada, serta digunakan untuk
meningkatkan daya dukung dan daya saing bisnis. Oleh sebab itu, peneliti melakukan kegiatan
pemeringkatan koperasi pada KSU Patunggilan Mojokerto untuk mengetahui peringkat koperasi
tersebut apakah berkualitas atau tidak dengan menggunakan pemeringkatan koperasi. Dengan
kegiatan pemeringkatan tersebut diharapkan agar koperasi sebagai suatu badan usaha yang
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota koperasi pada khususnya
dan bagi luar anggota koperasi atau masyarakat pada umumnya sebagai gambaran dari peringkat
kualifikasi koperasi tersebut.
STUDI LITERATUR
Koperasi merupakan suatu bentuk organisasi yang memiliki badan hukum yang dapat
didirikan oleh orang perseorangan atau yang memiliki badan hukum yaitu Koperasi, dimana
terdapat pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal dalam menjalankan suatu usaha, yang
memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan
nilai dan prinsip Koperasi (Kemenkop, 2012). Sejarah mencatat bahwa awal mula didirikan
koperasi memiliki landasan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Maksudnya, dalam
menjalankan usahanya koperasi harus tunduk sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Pancasila
dan UUD ’45. Azas koperasi adalah kekeluargaan. Maksud dari pernyataan tersebut adalah
koperasi memiliki tujuan tidak hanya menguntungkan satu orang saja, tetapi untuk memperoleh
keuntungan bersama. Hal tersebut yang membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya.
Kinerja merupakan suatu kondisi dimana para individu dan para organisasi untuk mencapai
suatu tujuan pada organisasi secara efektif dan efisien, (Boove dkk, 1990:10) dalam (Asdhiwitanto
et al., 2015). Manfaat penelitian kinerja, menghadapi persaingan yang semakin kompetitif,
perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan dan ini ditunjang oleh kinerja perusahaan.
Penilaian kinerja berguna untuk mengetahui efisiensi dan profitabilitas operasi serta menimbang
seberapa efektif penggunaan sumber daya perusahaan (Helfert, 1996:70).
Suyadi Prawirosentono (1999: 195) dalam (Widagdo, 2013) menjelaskan dalam mengukur
kinerja organisasi dan kinerja perorangan memerlukan standar kinerja terlebih dahulu. Kriteria
standar kinerja harus jelas dan objektif. Standar kinerja yang telah ditentukan, digunakan untuk
membandingkan kinerja tahun sebelumnya dengan kinerja sebenarnya. Dari hasil perbandingan
kinerja yang sesuai dengan standar kinerja, akan menggambarkan bagaimana kinerja organisasi
tersebut. Apabila ditemukan kinerja yang telah dilakukan lebih buruk dari standar kinerja, berarti
diperlukan adanya umpan balik bagi organisasi untuk memperbaiki kinerjanya.
Pemeringkatan koperasi merupakan salah satu sistem penilaian hasil pemberdayaan koperasi
yang saat ini diterapkan oleh pemerintah untuk mengukur kinerja koperasi. Pemeringkatan koperasi
merupakan kegiatan penilaian kinerja koperasi dengan berpedoman atas pelaksanaan yang
bersendikan pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi (Rahman, 2018). Pemeringkatan Koperasi
adalah suatu alat penilaian terhadap kondisi dan atau kinerja koperasi melalui sistem pengukuran
secara obyektif dan transparan terhadap koperasi (Menkop, 2015). Adapun tujuan umum dari
kegiatan pemeringkatan koperasi adalah mengidentifikasi kinerja koperasi pada masing-masing
fungsi sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang digariskan(Rahman, 2018).
Pada penelitian (Bagus et al., 2019) hasil penelitian KSU Nirmala bahwa kinerja tahun 2017
berdasarkan PerMenKop dan UMKM No. 06/Per/M.KUKM/III/2008 tentang Pedoman
Pemeringkatan Koperasi menunjukkan ada 5 aspek untuk pemeringkatan koperasi yaitu aspek
badan usaha aktif, kinerja usaha, kohesivitas dan partisipasi anggota, orientasi kepada pelayanan
anggota, pelayanan kepada masyarakat dan kontribusi terhadap pembangunan daerah. Sedangkan
pada penelitian ini mengacu pada PERMENKOP dan UKM Republik Indonesia Nomor
21/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Pemeringkatan Koperasi dengan menggunakan 5 aspek yaitu
aspek kelembagaan koperasi, usaha koperasi, keuangan koperasi, dan aspek manfaat koperasi
terhadap masyarakat. Hal ini yang melatarbelakangi penelitian ini.
Adapun tujuan dari pemeringkatan koperasi melalui Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 21/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang
Pemeringkatan Koperasi, yaitu
1. Mengetahui tingkat kinerja koperasi dalam suatu periode tertentu;
2. Menunjukkan keberhasilan dan eksistensi koperasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan;
3. Tumbuhnya kesadaran koperasi akan pentingnya hasil pemeringkatan koperasi;
Kerangka Penelitian
Kerangka berpikir digambarkan dalam bagan penelitian sebagai berikut:
KSU PATUNGGILAN
MOJOKERTO
ASPEK-ASPEK
PEMERINGKATAN KOPERASI
HASIL
PEMERINGKATAN KOPERASI
Pemeringkatan Koperasi Serba Usaha (KSU) Patunggilan dalam penelitian ini dilakukan
untuk memperoleh gambaran kinerja dan peringkat kualifikasi KSU Patunggilan Tahun 2020 agar
hasilnya dapat dijadikan referensi perbaikan serta pengembangan KSU Patunggilan selanjutnya.
Kegiatan penilaian kinerja dengan pemeringkatan koperasi berpedoman pada aspek-aspek yang
didasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UMKM NOMOR 21/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang
Pedoman Pemeringkatan Koperasi. Aspek-aspek tersebut yaitu aspek kelembagaan koperasi, aspek
usaha koperasi, aspek keuangan koperasi, aspek manfaat koperasi terhadap anggota, dan aspek
manfaat koperasi terhadap masyarakat. Hasil dari penilaian apek-aspek tersebut akan menunjukkan
KSU Patunggilan ke dalam kualifikasi sangat berkualitas, berkualitas, cukup berkualitas, dan tidak
berkualitas.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dapat
digolongkan sebagai penelitian eksploratif dan evaluatif. Sifat penelitian ini ditujukan untuk
menelaah perkembangan keragaan dan kinerja antara koperasi dan anggotanya. Focus penelitian
untuk mengukur kinerja koperasi dengan metode pemeringkatan koperasi guna mendapatkan hasil
koperasi sangat berkualitas, berkualitas, kurang berkualitas dan tidak berkualitas pada KSU
Patunggilan Mojokerto sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah
Republik Indonesia Nomor 21/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Pemeringkatan Koperasi dan
Peraturan Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah
Nomor : 04/Per/Dep.1/III/2018 Tentang Kriteria Dan Indikator Penilaian Pemeringkatan Koperasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada KSU Patunggilan Mojokerto yang beralamat di Jl.Panggreman
Lapangan 29 Mojokerto. Badan Hukum No. 518/65/BH/417-311/IX/2003 dan NIK No. :
3576020030203
Variabel yang dugunakan untuk menilai pemeringkatan koperasi sesuai dengan Peraturan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
21/Per/M.KUKM/IX/2015) Tentang Pemeringkatan Koperasi, meliputi aspek kelembagaan
koperasi; aspek usaha koperasi; aspek keuangan koperasi; aspek manfaat koperasi terhadap
anggota; dan aspek manfaat koperasi terhadap masyarakat.
HASIL
Kinerja KSU Patunggilan Ditinjau dari Aspek Kelembagaan Koperasi
Berdasarkan pedoman pemeringkatan koperasi apabila dinilai dari aspek kelembagaan koperasi
KSU Patunggilan dapat dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 1
Nilai dan Skor ditinjau dari Aspek Kelembagaan Koperasi
Berdasarkan tabel 1 diatas, maka hasil nilai aspek kelembagaan koperasi adalah sebesar 2.400
X 30% = 720. Setelah melakukan analisis diperoleh hasil bahwa untuk kinerja aspek kelembagaan
koperasi mendapatkan nilai 2.400 dari skor maksimal 10.000. Indikator legalitas badan hukum
memperoleh skor 500 dikarenakan parameter akte pendirian notaris, SK Pengesahan, telah
diumumkan di dalam berita negara Republik Indonesia, telah diumumkan di dalam tambahan berita
Negara RI serta memiliki NIlai Induk Koperasi (NIK) sudah terpenuhi semua; pada indikator
partisipasi anggota persentase anggota yang aktif dalam membayar simpanan wajib dan aktif dalam
bertransaksi mencapai nilai 200; pada indikator alat kelengkapan organisasi koperasi adanya
kelengkapan struktur organisasi dan job description mencapai nilai 200; indikator rencana strategi
sudah terpenuhi baik visi,misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan tahunan dilaksanakan serta
adanya Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Koperasi (RAPBK) sehingga diperoleh nilai 200;
pada indikator Standar Operasional Prosedur SOP Kelembagaan dan organisasi, SOP usaha
maupun SOP Keuangan sudah lengkap sehingga skor yang diperoleh 300; pada indikator Standar
Operasional Manajemen sudah tersedianya aturan terkait dengan pengambilan keputusan dibidang
Tabel 2
Nilai dan Skor ditinjau dari Usaha Koperasi
Berdasarkan tabel 2 diatas, maka hasil nilai aspek Usaha Koperasi adalah sebesar 450 X 25%
= 112,5. Setelah melakukuan analisis diperoleh hasil bahwa untuk kinerja aspek Usaha koperasi
mendapatkan nilai 450 dari skor maksimal 600. Indikator legalitas usaha,keterikatan aktivitas usaha
anggota dengan usaha anggota lain, keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi, memperoleh
skor maksimal yaitu masing-masing 100. Untuk indikator peningkatan volume usaha, peningkatan
kapasitas produksi/jasa dan peningkatan SHU nilai masing-masing hanya 50 karena peningkatan
omzet koperasi antara 5-10% begitu pula persentase peningkatan kapasitas produksi/jasa dan
persentase keuntungan yang dihasilkan dibanding tahun sebelumnya berkisar antara 5-10%
Tabel 3
Nilai dan Skor ditinjau dari Keuangan Koperasi
Berdasarkan tabel 3 diatas, maka hasil nilai aspek keuangan koperasi adalah sebesar 790 X
25% = 197,5. Setelah melakukuan analisis diperoleh hasil bahwa untuk kinerja aspek keuangan
koperasi mendapatkan nilai 790 dari skor maksimal 1.360. Indikator struktur permodalan dengan
parameter rasio antara modal sendiri dengan modal pinjaman antara 20-50% sehingga diperoleh
skor 80 dari 100. Untuk indikator kemampuan penyedia dana untuk memenuhi kewajiban yang
sudah jatuh tempo (tingkat likuiditas) dengan parameter cash ratio <5% diperoleh nilai 50 dari 100,
acid test ratio <10% mendapatkan nilai 50 dari 100 dan current ratio nilai 0 karena <110%. Pada
indikator persentase pelunasan simpanan wajib dengan parameter persentase peningkatan simpanan
wajib secara riil dibandingkan dengan simpanan wajib yang seharusnya ada pada kriteria 10-20%
sehingga diperoleh nilai 50 dari 100. Pada indikator total kewajiban jangka pendek terhadap aset
mendapatkan total nilai 200 terdiri dari parameter persentase kewajiban jangka pendek terhadap
aset sebesar <30% dan persentase hutang dagang <=10%. Pada indikator kemampuan koperasi
untuk memenuhi kewajibannya memiliki nilai 0 dikarenakan persentase aset dengan kewajiban
<110%. Indikator rasio laba bersih terhadap aset investasi memiliki nilai 0 dikarenakan persentase
keuntungan terhadap investasi/aset sebesar <10%. Pada indikator penambahan aset memiliki nilai
0 karena tidak ada penambahan aset. Pada indikator audit kantor akuntan publik memiliki nilai 100
dari nilai maksimal 200, nilai 100 untuk parameter kelengkapan laporan keuangan karena pada
laporan RAT unsur laporan keuangan lengkap sedangkan untuk parameter opini hasil audit KAP
nilainya 0 karena laporan keuangan tidak di audit oleh KAP. Pada indikator keberlanjutan usaha
mempunyai nilai 110 dari nilai 160 dengan parameter ketentuan rasio antar pendapatan operasional
dengan biaya operasional antara 100-110% dengan nilai 50 skor yang baik adalah jika melebihi
110%, KSU Patunggilan menjalin kemitraan.dengan badan hukum lain sehingga diperoleh nilai 60.
Tabel 4
Nilai dan Skor ditinjau dari Aspek Manfaat Koperasi Bagi Anggota
Berdasarkan tabel 4 diatas, hasil nilai aspek manfaat koperasi bagi anggota adalah sebesar 350
X 10% = 35. Setelah melakukan analisis diperoleh hasil bahwa untuk kinerja aspek manfaat
koperasi bagi anggota mendapatkan nilai 350 dari skor maksimal 700. Indikator peningkatan
penghasilan anggota nilai 0 dikarenakan parameter rata-rata SHU yang diterima per anggota per
tahun <12X UMR setempat dan tidak ada jumlah anggota yang usahanya naik kelas baik dari
mikro kecil atau kecil menengah. Pada indikator menawarkan harga barang dan jasa kepada
anggota yang lebih murah KSU Patunggilan memperoleh nilai 100 karena sudah dilakukan. Jumlah
wirausaha baru yang ditumbuhkan oleh koperasi berkisar 5-20 orang. Koperasi juga telah
melakukan publikasi laporan keuangan lebih dari 4 kali karena dari sejak berdiri tahun 2003
sedangkan jumlah publikasi informasi perubahan harga barang dan jasa yang disediakan koperasi
tidak ada karena koperasi tidak menyediakan barang dan menerima jasa sehingga nilainya 0
Tabel 5
Nilai dan Skor ditinjau dari Aspek Manfaat Koperasi Terhadap Masyarakat
No Indikator Skor Bobot
Maksimal (B)
1 Penyerapan Tenaga Kerja 100 0
2 Jumlah Layanan Koperasi Yang Dapat 100 0
Dinikmati Masyarakat
3 Penurunan Angka Kemiskinan 200 110
Total 400 110
Sumber : Data Diolah, 2021
Berdasarkan tabel 4 diatas, hasil nilai aspek manfaat koperasi terhadap masyarakat sebesar
110 X 10% = 11. Setelah melakukan analisis diperoleh hasil bahwa untuk kinerja aspek manfaat
koperasi bagi anggota mendapatkan nilai 110 dari skor maksimal 400. Indikator penyerapan tenaga
kerja nilai 0 dikarenakan parameter jumlah tenaga kerja koperasi kurang dari 5 orang begitu pula
jumlah layanan koperasi yang dapat dinikmati masyarakat dengan parameter dampak keberadaan
koperasi bagi masyarakat dibidang infrastruktur, transportasi, penerangan, air bersih dan
kerohanian bernilai 0. Pada indikator penurunan angka kemiskinan dengan parameter persentase
dana pembangunan daerah kerja (CSR) terhadap lingkungan hanya 1-2,5% sehingga bernilai 60
dari skor maksimal 100 begitu pula pada parameter kontribusi gerakan koperasi di daerah yang
bersangkutan terhadap PDRB kurang dari 0,001% sehingga nilainya hanya 50 dari 100.
PEMBAHASAN
Penilaian pemeringkatan Koperasi KSU Patunggilan ditinjau dari Aspek Kelembagaan
Koperasi
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kinerja aspek kelembagaan koperasi
mendapatkan skor 720 dari skor maksimal 1.000. Jika dilihat dari indikator ketercapaiannya sebesar
72% dapat dilihat dari aspek legalitas badan hukum dinilai “baik”, akan tetapi pencapain ini masih
belum maksimal dikarenakan koperasi dalam 3 tahun terakhir tidak mendapatkan penghargaan.
Pendidikan dan penelitian serta rasio peningkatan jumlah anggota satu tahun terakhir
pertambahannya kurang maksimal sehingga mendapatkan skor yang rendah. Rencana
strategis,koperasi setahun sampai 3 tahun kedepan sebaiknya ada agar memudahkan menilai kinerja
koperasi.
Penilaian pemeringkatan Koperasi KSU Patunggilan ditinjau dari aspek manfaat bagi
koperasi
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tabel 4 diatas, aspek manfaat bagi koperasi
mendapatkan skor 35 dari skor maksimal sebesar 70. Rasio ketercapaiannya sebesar 50%, masih
ada kekurangan dalam peningkatan penghasilan anggota,kurang dari 12X UMR dan belum ada
anggota yang memiliki usaha naik kelas dari mikro ke kecil atau dari kecil ke menengah. Dengan
kehadiran koperasi diharapkan dapat menumbuhkan motif berwirausaha anggota, pada KSU
Patunggilan sebaiknya memberikan lebih banyak memberikan stimulus modal kepada para anggota
yang memiliki usaha agar naik kelas sehingga bisa tumbuh wirausaha baru.Meskipun koperasi
serba usaha tetapi KSU Patunggilan tidak memiliki unit pertokoan sehingga untuk parameter
jumlah publikasi informasi perubahan harga barang dan jasa yang disediakan koperasi tidak ada.
Penilaian pemeringkatan Koperasi KSU Patunggilan ditinjau dari aspek manfaat koperasi
terhadap masyarakat.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tabel 5 diatas, aspek manfaat bagi koperasi
mendapatkan skor 11 dari skor maksimal sebesar 40. Rasio ketercapaiannya sebesar 27,5%,
terhitung kurang begitu baik karena dalam hal ini KSU Patunggilan tidak memiliki tenaga kerja
atau karyawan koperasi sehingga nilainya 0 termasuk koperasi belum adanya dampak keberadaan
koperasi bagi masyarakat. Sebaiknya koperasi memiliki peran kepada masyarakat dengan
memberikan CSR kepada lingkungan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil akumulasi skor penilaian kinerja lima aspek yang telah dilakukan, KSU
Patunggilan mendapatkan skor 1.076 dari total skor maksimal 1.600. Menurut Peraturan Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 21/Per/M.KUKM/IX/2015
Tentang Pemeringkatan Koperasi skor tersebut berada pada rentang skor 1.000 sampai dengan
1.200 sehingga KSU Patunggilan masuk dalam koperasi dengan kualifikasi “Berkualitas” dengan
predikat AAB. Keterbatasan penelitian ini hanya dilakukan pada tahun 2020 setidaknya 5 tahun
pemeringkatan sehingga dapat dijadikan evaluasi dan mengetahui perkembangan kinerja koperasi
dalam 5 tahun apakah menunjukkan perubahan yang semakin baik atau menurun kinerjanya. Bagi
peneliti selanjutnya sebaiknya penelitian tidak hanya pada satu koperasi saja melainkan seluruh
koperasi dibawah naungan Dinas Koperasi dan UMTK se-Kabupaten Mojokerto
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, & Halomoan. (2001). Koperasi Teori dan Praktek. Penerbit Erlangga.
Bagus, I., Bimantara, W., Suwendra, I. W., & Meitriana, M. A. (2019). Analisis Kinerja Koperasi
Dengan Metode Pemeringkatan ( Studi Kasus Pada Ksu Nirmala Tirta ). 11(2).