Kel 1 Manajemen Rantai Pasokan
Kel 1 Manajemen Rantai Pasokan
Kel 1 Manajemen Rantai Pasokan
MANAJEMEN OPERASIONAL
Nama Anggota :
Eguh Setiawan (21030281)
Irmawatiningsih (21030297)
Muhammad Yasin (21030037)
Riski Okta Prasetya (21030045)
Roby Cahyono (21030043)
Shefrila Nowarita Salma (21030367)
Unzyatul Aisya (21030123)
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas segala nikmat-Nya,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
MANAJEMEN OPERASIONAL . dengan judul : Manajemen Rantai Pasokan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu , kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangundari berbagai
pihak. Akhirnya kani berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 Pengertian..........................................................................................................................................5
2.3 Tujuan, ciri - ciri dan tantangan dalam Manajemen Rantai Pasokan..................................................8
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Supply chain Management (SCM) atau dalam bahasa Indonesia adalah Pengelolaan Rantai
Pasok dilakukan oleh berbagai macam perusahaan manufaktur untuk menciptakan daya saing mereka
dalam memproduksi produk/ barang dipasar.
Tidak ada suatu perusahaan satupun yang memproduksi produk/ barang guna memenuhi
kebutuhan konsumen dan melempar ke pasarakan lepas dari praktek-praktek SCM atau Pengelolaan
Rantai Pasok.
Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang sangat besar yang dengan biaya logistiknya
masih mahal dengan infrastruktur yang tidak terlalu bagus.
Maka melaksanakan SCM dan logistik yang baik sangat diperlukan apabila kita ingin beraing
dalam memproduksi barang.
Apa Supply Chain Management(SCM) itu? Dalam bahasa Indonesia adalah Manajemen
Rantai Pasok atau Pengelolaan Rantai Pasok. Rantai pasokan apa? Adalah rantai pasokan barang,
dimana barang itu mengalir dari hulu ke hilir sebagai sebuah rantai mengikuti sejumlah pelaku atau
sejumlah pihak.
Menurut Heizer & Render (2015:4), manajemen rantai pasokan adalah pengintegrasian
aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk jadi,
serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas tersebut memerlukan koordinasi antara rantai
pasokan satu dengan lainnya, karena pada dasarnya, semua perusahaan tersebut memiliki tujuan yang
sama, yaitu memberikan produk terbaik kepada konsumen. Manajemen rantai pasokan tidak hanya
melihat sisi internal, namun juga sisi eksternal yang menyangkut hubungan perusahaan-perusahaan
partner. Aktivitas yang ada dalam manajemen rantai pasokan yaitu menemukan transportasi ke
vendor, pemindahan uang secara kredit dan tunai, para pemasok, bank dan distributor, utang dan
piutang usaha, pergudangan dan tingkat persediaan, pemenuhan pesanan, dan berbagi informasi
pelanggan, prediksi, dan produksi.
Watanabe (2011) mengatakan bahwa supply chain management adalah konsep atau
mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai pasokan melalui
optimalisasi waktu, lokasi, dan aliran kuantitas bahan. Pendapat ketiga diutarakan oleh Simchi &
Levi (2002) yang menjelaskan bahwa manajemen rantai pasokan adalah suatu kumpulan pendekatan
yang digunakan untuk mengintegrasikan pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan dan toko,
sehingga barang diproduksi dan didistribusikan pada kuantitas, lokasi dan waktu yang benar untuk
meminimumkan biaya.
Konsep dari Supply Chain Management meliputi cakupan yang amat luas. Oleh sebab itu
sedikit kompleks untuk dipahami dalam waktu singkat. Agar mempermudah Anda dalam
6
memahaminya, maka hal yang penting untuk diketahui adalah komponen-komponen di dalamnya.
Dimana komponen tersebut berperan sebagai proses atau tahapan dari SCM itu sendiri. Mulai dari
persiapan produksi, hingga produk sampai pada konsumen.
1. Proses Perencanaan
Komponen pertama yaitu proses perencanaan. Proses ini melibatkan aktivitas analisis
permintaan pelanggan, rencana anggaran, tenaga kerja dan juga transportasi. Analisis permintaan
konsumen atau pelanggan perlu dilakukan, agar tidak ada kekurangan atau kelebihan produksi.
Pihak penjual tahu jenis produk dan jumlah yang dibutuhkan agar permintaan konsumen dapat
dipenuhi. Dalam hal ini, laporan penjualan serta inventaris, bisa dijadikan landasan atau acuan
bagi analisa permintaan.
2. Pengadaan
Proses atau komponen kedua yaitu terkait pengadaan. Dimana dalam proses ini, Anda
harus memastikan kualitas barang, harganya juga terbaik, jumlahnya sesuai kebutuhan. Untuk
bisa mewujudkan semua itu, biasanya Anda harus melalui beberapa tahapan dalam proses
pengadaan barang ini, diantaranya seperti:
Mengajukan wacana pembelian
Penilaian pengajuan pembelian
Persetujuan atas pengajuan pembelian
Pemesanaan barang pada pihak pemasok
Dengan proses yang sedikit panjang, Anda dapat memastikan bahwa barang yang Anda
sediakan memang terbaik dari segi harga maupun kualitas.
3. Proses Produksi
Selanjutnya yaitu tahap produksi, yaitu mengubah bahan baku menjadi barang yang sudah jadi.
Baik oleh tenaga kerja manusia maupun tenaga mesin.Proses produksi tidak boleh terhenti di
tengah jalan. Sebab akan mengakibatkan kurangnya persediaan dan juga terlambatnya
pengiriman.Jika sudah begitu, sudah pasti Anda akan mengecewakan pelanggan. Hal ini sudah
bisa jadi satu poin kekurangan dari usaha Anda di mata pelanggan nantinya.
4. Manajemen Gudang
Usai proses produksi, barang jadi tau produk yang siap dipasarkan harus disimpan di ruang
penyimpanan atau gudang.Pastikan untuk selalu mencatat keluar masuknya barang di gudang
dengan cermat, teliti, rapi dan teratur sehingga diperlukan aplikasi gudang untuk proses ini.
Hal ini untuk memastikan bahwa tidak ada perbedaan atau selisih antara stok fisik dengan data di
pembukuan gudang.Manajemen gudang sendiri terdiri dari beberapa aktivitas mulai memasukkan
barang, mengeluarkan, mengambil dan mengepak, cross docking serta stok opname.
5. Pengiriman atau Distribusi
Setelah barang diambil dari gudang dan dipacking, maka barang tersebut sudah siap kirim.
Pastikan saat barang di packing, kurir atau bagian pengiriman berikut armadanya sudah siap
sedia. Dengan begitu pengiriman bisa disegerakan dan tidak mengecewakan pelanggan.
6. Retur Barang
Komponen terakhir dalam Supply Chain Management adalah pengembalian barang atau
retur. Anda harus siap dengan kemungkinan risiko komplain dari pelanggan, hingga
pengembalian barang atau retur, maupun permintaan uang kembali atau refund. Pastikan selalu
7
responsif dengan keluhan pelanggan. Layanan seperti ini akan sangat membantu pelanggan dan
tidak memberikan kesan buruk meski ada sesuatu yang mengecewakan.
Umumnya retur maupun refund terjadi akibat adanya kerusakan pada barang, barang tidak
sesuai atau berbagai keluhan lain terhadap produk Anda. Maka, memberikan respon dan layanan
yang positif juga cepat, akan membantu berbagai keluhan atas produk Anda sedikit termaafkan.
Supply chain management ini akan lebih tampak pengaplikasiannya pada usaha yang
menghasilkan barang jadi. Bisa makanan, minuman atau kerajinan. Pastikan Anda menerapkan
hal ini pada usaha Anda. Tentu saja untuk memperlancar manajemen operasional usaha.Namun
sebelumnya, pastikan Anda sudah benar-benar paham tentang tujuan juga komponen dari SCM
ini.
Dengan begitu akan memudahkan Anda dalam mengambil keputusan serta operasional
usaha bisa terus berjalan secara efektif juga efisien.
Seperti yang diketahui manajemen rantai pasok merupakan suatu proses yang melibatkan banyak
proses dan berbagai pihak. Sebuah produk atau layanan jasa bisa sampai ke tangan konsumen setelah
melalui berbagai tahapan dalam manajemen rantai pasokan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:
1. Customer
Tahap pertama yang memulai manajemen rantai pasok berasal dari konsumen atau customer.
Pada tahap ini, customer mengajukan pesanan atau order suatu produk yang ditawarkan oleh
pihak produsen.
Saat melakukan pemesanan, customer akan memberikan informasi terkait pemesanan produk.
Informasi tersebut diantaranya yakni jumlah produk yang dipesan dan tanggal pengantaran
8
produk yang dipesan.
2. Planning
Setelah pesanan diterima oleh produsen, tim atau departemen perencanaan akan membuat
perencanaan mengenai produksi produk yang diminta. Selain perencanaan produksi, tim
perencanaan juga bertanggung jawab terhadap persiapan kebutuhan bahan baku yang diperlukan.
3. Purchasing
Tahap ketiga dalam manajemen rantai pasok adalah pembelian bahan baku. Ini dilakukan oleh
departemen pembelian setelah menerima rencana produksi yang dilakukan departemen
perencanaan.
Pada tahap ini, departemen pembelian akan menghubungi pemasok untuk melakukan pembelian
bahan baku dan bahan pendukung. Selain melakukan pembelian, departemen ini juga menentukan
tanggal penerimaan bahan dan jumlah bahan baku yang dibeli.
4. Inventory
Jika pesanan bahan baku telah datang, selanjutnya bahan baku tersebut akan dikirim ke pabrik
untuk dilakukan pemeriksaan kualitas. Apabila kualitas bahan baku dan jumlahnya telah
memenuhi standar, bahan baku tersebut akan disimpan di gudang. Tahapan ini disebut inventory.
5. Produksi
Ketika bahan baku telah diperiksa dan disimpan, nantinya bahan baku tersebut akan diproses
bersama bahan pendukung menjadi bahan jadi yang dipesan oleh customer.
Setelah selesai diproduksi, bahan baku yang telah menjadi bahan jadi akan kembali disimpan di
gudang. Nantinya produk tersebut akan dikirim kepada customer.
6. Pengiriman
Tahap ini merupakan bagian terakhir dari manajemen rantai pasok. Pada tahap ini, produk yang
disimpan di gudang akan dikirimkan kepada customer sesuai tanggal pengiriman yang diminta.
Kurir akan memastikan bahwa produk telah sampai ke tangan customer dengan sempurna.
2.3 Tujuan, ciri - ciri dan tantangan dalam Manajemen Rantai Pasokan
9
Ciri perusahaan yang mempunyai manajemen rantai pasok yang baik, menurut
Supply chain Council yang mempunyai metodologi yang disebut SCOR, singkatan dari
Supply chain Operation Reference. Ada 5 aspek agar manajemen rantai pasok suatu
perusahan berjalan dengan baik, yaitu:
1) Reliability
2) Responsiveness
3) Agility
4) Efficiency
5) Asset productivity
1. Reliability
Yang berarti handal, barang yang diproduksi sampai ke tangan konsumen harus
berkualitas sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan konsumen. Reliability atau kehandalan
juga berarti kemampuan unyuk mengirimkan barang ke konsumen secara tepat waktu. Janji2
minggu harus ditepati 2 minggu.
2. Responsiveness
Yang berarti kecepatan memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih cepat. Kalau
tahun yang lalu siklus waktu pemesanan 2 hari, maka sekarang harusnya bisa kurang dari2
hari.
3. Agility
Yang artinya ukuran kemampuan untuk fleksibel dan adatif. Deman atau permintaan
bisa naik dan bisa turun dan itupun bisa mendadak. Pertanyaannya apakah perusahaan bisa
mampu untuk menyesuaikan diri namun tetap bisa berkelanjutan secara bisnis.Ini sangat
penting sebab ada perusahaan yang menaikturunkan kapasitas produksi sangat sulit, tapi juga
ada yang yang sangat mudah atau relative lebih mudah. Ini menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam agilitas dan fleksibilitas dalam merespon perubahan yang terjadi di
lapangan.
4. Efficiency
Yang artinya efisien, manajemen rantai pasok yang bagus juga dicirikan oleh proses
effisiensi. Proses pembelian material, proses produksi, proses pengiriman sedapat mungkin
dibuat rendah. Untuk menunjang daya saing harga dipasar, maka harus efisien disepanjang
rantai pasok.
5. Asset Productivity
Manajemen rantai pasok adalah mengelola asset. Ada pabrik, ada mesin produksi yang
ada, ada bangunan, ada forklift yang mungkin ada di gudang, kapal, truk dan alat transportasi
yang lain. Ini yang dinamakan asset. Persoalannya bagaimana bisa mendapatkan revenu atau
penghasilan yang lebih besar dengan aset yang lebih kecil. Ini juga merupakan hal penting
supaya aset perusahaan produktif menghasilkan revenue.
Dari 5 ciri manajemen rantai pasok di suatu perusahaan seperti diatas dapat
dikelompokkan menjadi 2 yang memenuhi kepentingan pelanggan dan yang memenuhi
kepentingan perusahaan.
Yang memenuhi kepentingan pelanggan adalah:
Reliability
Responsiveness
Agility
10
Yang memenuhi kepentingan perusahaan adalah:
Efficiency
Asset productivity
Pelanggan bisa mendapatkan barang sesuai dengan janji, dari sisi waktu dan kualitas.
Pelanggan ingin merespon perubahan. Itulah sifat pelanggan. Namun disisi lain perusahaan
tidak mau merespon semua itu dengan biaya yang terlalu tinggi, pemanfaatan aset perusahaan
akhirnya sangat rendah dan lain sebagainya.
Sehingga dari sisi produsen yang mengelola manajemen rantai pasok ini, mereka ingin
mengirimkan apa yang diinginkan pelanggan,tetapi dengan proses yang efisien artinya
dengan biaya yang rendah dan aset yang dimiliki menjadi produktif.
Jadi dua hal diatas cukup penting. Sangat penting bagi perusahaan untuk memuaskan
pelanggan dengan nilai pengiriman kepada pelanggan dengan baik tetapi disisi lain harus
tetap efisien, tetap bisa menjaga, tetap memenuhi dari sisi produktivitas aset dan efisiensi
Transportasi yang melibatkan, tentu saja, berbagai macam modal transportasi, seperti
kapal, pesawat, truk dan lain sebagainya yang sehari-harinya merupakan proses yang penuh
dengan tantangan. Jadi, manajemen rantai pasok ini sebetulnya di atas terlihat sangat menarik,
sangat berpengaruh terhadap strategi kinerja perusahaan, tetapi di bawah adalah proses-proses
yang sangat rumit, banyak melibatkan pekerjaan-pekerjaan yang kasar, berbagai macam
tantangan ada di dalamnya.
Seiring dengan semakin kompleksnya rantai pasok, juga dengan tekanan kompetisi yang
semakin ketat di pasar, semakin ketat di lapangan, banyak perusahaan yang mencari cara yang
inovatif, cara yang lebih baik dalam mengelola aliran dari produk ini supaya bisa dinikmati
dengan lebih baik oleh pelanggan.
Salah satu yang dilakukan oleh berbagai macam perusahaan adalah model yang disebut
sebagai outsourcing. Outsourcing ini sebetulnya adalah bagaimana kita mengalihkan sebagian
proses yang tadinya dikerjakan di dalam, kemudian dilemparkan kepada pihak ketiga atau
diserahkan kepada pihak ketiga yang dianggap sebagai pihak yang lebih mampu untuk
mengerjakannya.
Seseorang punya pabrik, punya pemasok material, punya distributor, punya armada
transportasi. Dari hulu sampai hilir, dia yang mengerjakan semuanya. Ini yang kita sebut
11
sebagai integrasi vertikal.
Plus dan minusnya tentu saja ada jika bicara soal integrasi vertikal. Tentu saja, jika bicara
soal hal positifnya, bisa dilihat dari sisi kontrol akanlebih baik. Karena kita mengerjakan semua,
manajer kita yang mengerjakan atau mengelola semua atau anak buah kita yang mengerjakan
semuanya, maka, kendali kita terhadap proses-proses tadi akan lebih baik.
Pada model outsourcing, di mana melibatkan pihak ketiga, misalnya, dalam menyimpan
barang, dalam mendistribusikan, bahkan, dalam memproduksi, maka, kontrol ini akan mulai
sedikit demi sedikit melemah karena melepaskan kegiatan itu kepada pihak ketiga, tetapi
kemudian muncul tantangan baru.
Bagaimana dengan melibatkan pihak ketiga yang lebih banyak namun tetap bisa
mensinkronkan kegiatan-kegiatan di dalam rantai pasok ini? Jadi, perubahan dari integrasi
vertikal menuju ke model outsourcing di satu sisi akan membawa kebaikan, karena mungkin akan
bisa memilih pemain-pemain yang terbaik yang ada di luar sana, misalnya dari pemilik
gudang yang mampu mengelola kegiatan pergudangan yang lebih baik dari yang dikerjakan
secara internal, armada transportasi yang ada mungkin tidak akan bisa mengerjakan sebaik
perusahaan logistik yang ada di luar sana.
Sebagai contoh produk yang sederhana sebetulnya, yaitu sepatu. Ada sepatu yang
diproduksi di Indonesia hanya sebagian dari sepatu itu sendiri. Bukan seluruh sepatunya
dikerjakan atau diproduksi di Indonesia. Hanya bagian bawah dari sepatunya. Kemudian barang
dipindah ke negara lain untuk digabung dengan bagian yang lain menjadi sepatu yang utuh,
dari situ kemudian dipasarkan ke berbagai negara yang akan membutuhkan atau yang akan
membeli sepatu tadi.
Jadi, ini akan melibatkan global proses atau pergerakan dari material yang melibatkan
berbagai macam negara dan ini adalah satu tantangan sendiri karena bisa jadi dengan adanya
perpindahan produk lintas negara, akan terlibat dengan aturan perdagangan yang berbeda.
Kita akan terlibat dengan time zone yang berbeda. Misal kita bekerja di sebuah perusahaan
di mana kita membeli material dari Eropa, kemudian kita gunakan material itu di Indonesia. Kita
tahu bahwa beda waktu antara Indonesia dan Eropa antara sekitar tujuh sampai delapan jam,
sehingga kita misalnya pagi di sini bekerja, mereka masih tidur di sana.
Kemudian, jika kita ada masalah, kita menunggu sampai besok karena mereka belum
bangun saat kita menemukan masalah itu di sini. Ini adalah salah satu tantangan karena kita
bekerja lintas negara, kita membuat rantai pasok itu mengalir dengan jarak yang sangat jauh
melewati batas-batas negara yang berbeda zona waktunya dan perbedaan zona waktu itu mungkin
cukup jauh antara satu dengan yang lainnya.
12
atau enam jenis produk, sekarang karena tuntutan pelanggan, keinginan pelanggan yang semakin
bervariasi, mereka kemudian menciptakan produk menjadi 20, 30 jenis dan lain sebagainya.
Begitu produk semakin bervariasi, semakin banyak, kita sebagai pelanggan mungkin suka. Ada
banyak pilihan pada saat kita berbelanja.
Kita pergi ke supermarket dan ada banyak pilihan sikat gigi yang tersedia, banyak pasta
gigi yang tersedia, sabun ada bermacam jenis, makanan ada bermacam-macam. Variasi itu
menyenangkan pelanggan. Namun, jangan lupa, variasi itu sebetulnya menciptakan kompleksitas
yang luar biasa dalam rantai pasok.
Contoh misalnya kita bicara soal produksi. Antara pabrik yang memproduksi satu jenis
barang dengan pabrik yang memproduksi tiga jenis barang, kompleksitasnya jauh berbeda.
Karena ketika kita memproduksi tiga jenis barang, maka, yang terjadi adalah mungkin ketika kita
akan memproduksi produk yang kedua, lintasan untuk yang pertama dimatikan lebih dulu. Ada
proses persiapan untuk mengganti dari satu produk ke produk yang lain. Begitu proses persiapan
terjadi kita akan kehilangan waktu karena waktu persiapan itu adalah waktu yang tidak produktif.
Kemudian, skala ekonomi kita akan turun.
Jika kita memproduksi satu barang sebanyak 1000 unit, dengan masing-masing barang
300, 300 dan 400 unit, jumlahnya sama- sama 1000 unit, tetapi biaya per unit akan lebih
rendah jika memproduksi1000barangdalam satu jenis karena skala ekonominya lebih bagus.
Jadi, variasi dari produk menciptakan kompleksitas juga berpotensi menciptakan biaya
yang lebih tinggi.
Kualitasnya juga mungkin tidak pasti. Tidak 100% bisa kita gunakan. Kemudian jika kita
bicara soal membeli material dari pemasok, harganya ada yang naik dan turun juga. Ada
ketidakpastian harga. Jadi, jika kita bicara soal hulu saja, sudah ada ketidakpastian waktu
kedatangan, ada ketidakpastian kualitas dari barang yang kita terima dari pemasok, ada juga
ketidakpastian dari sisi, misalnya, kualitas tadi, kemudian dari sisi harga.
Harga bisa naik turun jika kita bicara soal harga dari pemasok. Itu di hulu. Di hilir ada
lebih banyak ketidakpastian. Jika kita bicara soal ketidakpastian pasar juga ada banyak
ketidakpastian yang terjadi. Permintaan barang naik dan turun. Demand bisa naik, bisa turun. Itu
adalah salah satu bentuk ketidakpastian yang sangat besar pengaruhnya terhadap rantai pasok.
Ketika permintaan kita turun, pertanyaannya, masih bisakah kita memproduksi secara efisien jika
volume produksi kita turun 20%? Di beberapa industri, ini sangat sulit.
13
Sebenarnya jika kita mengelola rantai pasok, kita harus sangat mengerti berbagai macam
ketidakpastian yang bisa terjadi di sepanjang rantai pasok ini. Ada yang terjadi di hilir, ada yang
terjadi di tengah, ada yang di hulu, sehingga mengelola rantai pasok membutuhkan cara-cara
untuk mengatasi ketidakpastian dan salah satu yang biasanya dilakukan oleh perusahaan adalah
melalui apa yang disebut sebagai manajemen risiko. Jadi, mereka memiliki manajemen
pengelolaan risiko.
14
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan Supply chain Management (SCM) atau dalam bahasa Indonesia adalah
Pengelolaan Rantai Pasok dilakukan oleh berbagai macam perusahaan manufaktur untuk
menciptakan daya saing mereka dalam memproduksi produk/ barang dipasar.
Dalam bahasa Indonesia adalah Manajemen Rantai Pasok atau Pengelolaan Rantai Pasok.
Rantai pasokan adalah rantai pasokan barang, dimana barang itu mengalir dari hulu ke hilir
sebagai sebuah rantai mengikuti sejumlah pelaku atau sejumlah pihak.
Aliran barang adalah aliran fisik dari hulu ke hilir. Sebenarnya aliran yang terjadi di
manajemen rantai pasok ada 3, yaitu aliran barang, informasi dan uang. Dari ketiganya yang
sangat penting dalam suatu perusahaan adalah aliran informasi.
Ciri perusahaan yang mempunyai manajemen rantai pasok yang baik, menurut Supply
chain Council yang mempunyai metodologi yang disebut SCOR, singkatan dari Supply chain
Operation Reference.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.simplidots.com/supply-chain-management/
https://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_pasok
https://pintar.co/profesi/supply-chain
https://runsystem.id/id/blog/supply-chain-management/#:~:text=Tujuan%20dari
%20supply%20chain%20management,ada%20masalah%2Dmasalah%20yang
%20muncul.
https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-lengkap-supply-chain-
management/
16