240113-Sandi Stratigrafi Indonesia Edisi 2023-FINAL-1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 42

Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

SANDI STRATIGRAFI INDONESIA


EDISI 2023

Balikpapan Fm., Samarinda Foto H. Darman

SANDI STRATIGRAFI INDONESIA EDISI 2023

TERBITAN PERTAMA 1973


REVISI 1, 1996
REVISI 2, 2023

DITERBITKAN OLEH
IAGI
IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Setting/editor untuk edisi buku tahun 2023:


Oleh Tim Sandi Stratigrafi Indonesia IAGI periode 2020-2023

Sanksi Pelanggaran Pasal 72


Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000.00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000.00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum satu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait kepada
umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terikat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah).
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

SAMBUTAN KETUA UMUM IAGI

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, Tuhan YME,
Buku Sandi Stratigrafi Indonesia (SSI) edisi 2023 dapat diselesaikan dan diterbitkan. Buku SSI
edisi 2023 ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari rangkaian panjang penyusunan SSI
mulai dari 1973, SSI 1996 yang merupakan edisi revisi dari SSI 1973, dan kemudian setelah 27
tahun diterbitkan edisi revisi SSI 2023 sebagai bagian pemutakhiran dari SSI 1996.
Penyusunan buku SSI edisi 2023 merupakan pekerjaan yang besar yang dikomandani
Tim Komite IAGI untuk Sandi Stratigrafi Indonesia melibatkan banyak ahli geologi dari
berbagai bidang profesi ahli geologi dari dunia pendidikan, industri, institusi pemerintah dan
swasta. Dalam tiga dekade terakhir telah terjadi bebagai perkembangan ilmu di bidang
stratigrafi dan geologi, baik dari variasi data dan metode pengambilan data, metoda
penyatuan, umur dan interpretasi baik permukaan maupun bawah permukaan, sehingga
diperlukan pemutakhiran Sandi Stratigrafi Indonesia. Berbagai rapat, diskusi dan workshop
telah dilaksanakan dalam periode Februari 2021 sampai dengan Oktober 2023, baik secara
daring maupun luring, untuk menyatukan pemikiran dalam satu buku SSI Edisi 2023.
Sumbangsih dan kerja keras para ahli geologi dalam penyusunan SSI edisi 2023 sangat
pantas diberikan apresiasi setinggi-tingginya. Pada kesempatan ini Pengurus Pusat IAGI
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Komite IAGI
untuk Sandi Stratigrafi Indonesia, Badan Geologi, Perguruan Tinggi yang terlibat, Asproditegi
dan semua ahli yang berkontribusi sehingga SSI edisi 2023 ini bisa diselesaikan.
Buku SSI ini merupakan salah satu karya monumental dari IAGI. Penyusunannya telah melalui
kajian ilmiah yang baik dan telah dipresentasikan disetujui dalam Pleno Pengurus PP IAGI
2020-2023 tanggal 19 Oktober 2023 dan disahkan dalam Munas IAGI 2023 di Pangkal Pinang,
JCP-2023, pada tanggal 25 Oktober 2023 di Hotel Novotel.
Semoga penerbitan buku SSI ini ini dapat memberikan kontribusi konkrit dalam
menjawab permasalahan stratigrafi dan sedimentologi di berbagai bidang geologi yang sering
dijumpai oleh para praktisi geologi baik di dunia industri, lembaga peneliti, perguruan tinggi,
baik swasta maupun negeri. Insya Allah buku SSI selalu akan dimutakhirkan pada masa yang
akan datang oleh para ahli geologi di bawah naungan organisasi kita tercinta Ikatan Ahli
Geologi Indonesia (IAGI).

Jakarta, 25 Oktober 2023

Pengurus Pusat IAGI Periode 2020-2023

Muhammad Burhannudinnur
Ketua Umum IAGI
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

SAMBUTAN SSI 1996

Dengan memanjatkan puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Buku Sandi
Stratigrafi ini dapat diterbitkan. Buku ini merupakan revisi dari terbitan 23 tahun yang lalu,
merupakan suatu hasil kerja besar dan memberikan sumbangan sangat beharga bagi
perkembangan geologi Indonesia.

Sejak awal pengurusan periode 1995-1996, Pengurus Pusat (PP) Ikatan Ahli Geologi
Indonesia (IAGI) telah mencanangkan program kerja utama yang mencakup 3 aspek, yaitu :
(a) pemantapan organisasi, (b) perekayasaan ilmu kebumian, (c) pendidikan dan riset ilmu
kebumian. Ketiga aspek dimaksud terwakilkan melalui peluncuran hasil revisi AD/ART IAGI,
Peta Sumberdaya Energi Indonesia dan Buku Sandi Stratigrafi yang secara organisatoris
terlegitimasi lewat arena Musyawarah Nasional (MUNAS) 1996 dan Pertemuan Ilmiah
Tahunan (PIT) ke-25 IAGI, 11-12 Desember 1996 di Bandung.

Keberhasilan penerbitan Buku Sandi Stratigrafi Indonesia edisi baru ini tidak terlepas dari
jerih payah dan kerja keras Ketua Komisi Stratigrafi IAGI, Dr. Soejono Martodjojo bersama
Dr. Djuhaeni disela-sela kesibukan tugas keseharian di Jurusan Teknik Geologi ITB, keduanya
masih menyempatkan diri menyisakan waktu yang amat berharga untuk merampungkan
naskah siap cetak, setelah memlalui beberapa kali seminar pendahuluan di tiga kantong
utama konsentrasi anggota IAGI, yakni: Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.

Pada tempatnya dalam kesempatan ini Pengurus Pusat IAGI mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua mereka atas upaya yang tiada henti serta
bersungguh-sungguh dalam mengembangkan disiplin kepakaran dan ilmu stratigrafi di
Indonesia. Seyogyanya hal ini dapat dicontoh oleh segenap anggota IAGI khususnya dan
masyarakat yang menggeluti bidang ilmu kebumian pada umumnya.

Semoga penerbitan buku ini dapat memberikan konstribusi konkrit dalam menjawab
masalah-masalah stratigrafi dan sedimentologi yang sering dijumpai oleh para praktisi di
sektor hulu dunia industri dan para peneliti di lembaga-lembaga riset dan dunia pendidikan.

Jakarta, 03 Desember 1996


Pengurus Pusat IAGI Periode 1993-1996

Abdul Wahab

Ketua Umum
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

PERMASALAHAN REFISI SANDI STRATIRAFI INDONESIA 1973


Oleh Soejono Martodjojo
Djuhaeni

PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu sekarang ini hampir sejalan dengan kemajuan waktu. Kemajuan ini berupa
perubahan dan/atau timbulnya konsep baru yang didasari oleh temuan data baru dan
pemakaian konsep yang jumlah serta frekuensinya tidak lagi linier dengan waktu, tetapi sangat
mencolok luar biasa. Berbeda dengan perubahan konsep atau teori lama yang umumnya
didasarkan pada data yang sedikit dan sering disertai tinjauan sepihak, perubahan sekarang
ini didasari data yang luar biasa jumlahya dan bersifat multidisipliner, meliputi berbagai
cabang ilmu serta pemakaian yang universal.

Sandi Stratigrafi Indonesia (SSI) diterbitkan pada tahun 1973 dan sejak itu belum pernah
direvisi. Oleh karena itu sesuai dengan kemajuan ilmu stratigrafi sekarang ini dirasa sudah
waktunya kita meninjau kembali relevansi Sandi Stratigrafi Indonesia (SSI 73) tersebut.
Kesenjangan ini bukan berarti ahli stratigrafi di Indonesia tidak mengikuti perubahan-
perubahan yang terjadi, tetapi saya yakin lebih didasari oleh persepsi apakah perubahan dan
perkembangan konsep negara lain tersebut dirasakan masih tercakup dalam SSI 73 atau
perubahan itu sendiri belum sampai tahap yang jelas untuk dijadikan dasar refisi SSI 73.

Kami diberi tugas oleh pengurus IAGI 1993-1994 dan kembali dikuatkan oleh surat Ketua IAGI
1994-1995 No. 010/IAGI/XII/94, isinya menunjuk Dr. Soejono Martodjojo sebagai Ketua
Komisi Stratigrafi yang diharapkan dapat menyelesaikan revisi SSI 73 dalam kepengurusan
1995-1996.

Tujuan Sandi Stratigrafi Indonesia terutama memberikan konsepsi aturan pembagian batuan
secara bersistem disertai tatanannya sehingga pembahasan stratigrafi di Indonesia menjadi
lebih jelas, mudah dimengerti dan penerapannya sederhana. Untuk itu kami dari panitia kecil
Refisi SSI ’73 ingin mendapat tanggapan yang luas dari semua yang berkepentingan.

PERKEMBANGAN KONSEP DAN PERMASALAHAN REVISI SSI 1973

Sandi Stratigrafi Indonesia 1973 (SSI 73) dilandasi oleh hasil International Subcommission on
Stratigraphic Classification tahun 1961 (ISSC 61) yang dipimpin oleh H. D. Hedberg di
Copenhagen dan mengacu pula pada North America Commission on Stratigraphic
Nomenclatur 1961 (NACSN 61) dan hasil badan yang sejenis dari negara-negara lain.
Sementara itu NACSN telah membuat revisi tahun 1976 dan yang terakhir tahun 1983.
Sedangkan ISSC 61 telah beberapa kali memuat tambahan dan perubahan, seperti 1976
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

(Hedberg, 1976), 1987 (Amos Salvador, 1987) dan terakhir 1994 (Amos Salvador, 1994).
Perubahan Sandi Stratigrafi Internasional maupun negara-negara lain, sebenarnya tidak lepas
dari pengamatan penulis, tetapi menurut kami kebanyakan masih dapat dicakup oleh SSI 73.
Sebagaimana diketahui SSI 73, mengenal 3 satuan strata dan 1 satuan waktu (geokronologi).
Satuan strata tersebut adalah Satuan Litostratigrafi, Satuan Biostratigrafi dan Satuan
Kronostratigrafi. Satuan Magnetostratigrafi dikembangkan oleh NACSN 83, menurut kami
masih tercakup pada Satuan Kronostratigrafi SSI 73. Demikian pula satuan-satuan lainnya
seperti Polarity-Chronostratigraphic Unit (NACSN 83), Formal Unit Distinguished by Age,
semuanya masih dapat dikategorikan dalam Satuan Kronostratigrafi SSI 1973.

Klasifikasi dan tatanama untuk batuan beku dan metamorfosa masih menjadi persoalan.
NACSN 83 secara jelas menetapkan konsep klasifikasi dan tatanama tersendiri dengan
menamakannya sebagai Lithodemic Unit, tetapi ISSC 87 lebih cenderung satuan batuan ini
dikategorikan sebagai Satuan Litostratigrafi dan ISSN 94 tidak mencantumkan unit ini.

Permasalahan klasifikasi dan tatanama batuan asal vulkanik disinggung sepintas dalam NACSN
83 pada artikel litostartigrafi. Menurut kami masalah ini perlu mendapat perhatian khusus
pada Revisi SSI 73 ini, mengingat batuan vulkanik (endapan gunungapi Resen) penyebarannya
di Indonesia sangat luas. Untuk itu Satuan Stratigrafi Gunungapi yang ditulis oleh
Wirakusumah dkk, dalam Publikasi Direktorat Vulkanologi 1996 dimasukkan sebagai BAB III
dalam revisi ini.

Masalah yang menarik adalah yang berkaitan dengan timbulnya Konsep Stratigrafi Sikuen.
Peter R. Vail dengan rekannya dari Exxon Production Research Company, memikirkan dan
mengembangkan suatu teknik stratigrafi dan kemudian menjadikannya suatu prinsip
pendekatan didasarkan pada analisa data seismic ganda (multifold). Satuan stratigrafi seismik
ini dinamakan “Depositional Sequence” (DS) (Mitchum, 1997). Defenisi Depositional Sequence
(DS) adalah satuan yang terdiri atas urutan batuan menerus (conformable), tanpa adanya
waktu selang pengendapan. Batas DS berupa ketidakselarasan (unconformity). Berdasar
penelitiannya yang berskala global, dan kemudian menghasilkan kurva perubahan muka laut
global. Kritik yang keras terhadap DS adalah karena dianggap kurangnya data penunjang
biostratigrafi dan singkapan dalam pembuatan kurva eustatis ini, walaupun usaha besar
banyak dilakukan seperti di cekungan Amerika bagian barat yang berumur Kapur (Projek WIK)
dan Sequence Stratigraphy of European Basin Project yang diketuai oleh T. Jacquin dan P. R.
Vail sendiri.

Konsep stratigrafi baru ini telah memacu penelitian stratigrafi lebih detail berdasarkan data
batuan, log dan mikrofosil. Penelitian ini telah membuktikan bahwa proses pembentukan DS
ternyata lebih sering terjadi akibat perubahan muka air laut relatif yang merupakan fungsi
tektonik dan volume akumulasi sedimen. Akibat dari proses ini jumlahnya lebih banyak
dibandingkan dengan hanya oleh akibat gerak eustatis saja (Mitchum dan van Wagoner,
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

1991).
Penelitian berdasar data detail seperti log dan data singkapan telah merubah konsep seismik
stratigrafi. Seismik stratigrafi menjadi konsep Stratigrafi Sikuen (Sequence Stratigraphy)
dengan satuan dasar sikuen yang sangat dipengaruhi oleh perubahan muka laut global,
tektonik dan sedimentasi (Wilgus et al, 1988). Perubahan konsep ini telah memacu
pemakaiannya dalam eksplorasi, dan pengembangan lapangan minyak bumi, sehingga sejak
tahun 1988, hampir semua majalah ilmiah batuan sedimen di dunia, paling tidak memuat satu
artikel yang berhubungan dengan Stratigrafi Sikuen pada setiap penerbitannya.

NACSN 83 mengajukan satuan Allostratigrafi di mana makna sikuen tercakup, tetapi tidak
secara utuh, sedangkan ISSC 94 mengusulkan nama Synthem bagi satuan yang sepadan
dengan Satuan Allostratigrafi dari NACSN 83. Banyak peneliti menilai bahwa Allostratigrafi
lebih bersifat praktis, tetapi kurang dapat memberikan gambaran hubungan stratigrafi
sesungguhnya (Martinsen dkk, 1993). Hal ini disebabkan karena satuan Allostratigrafi hanya
berupa unit yang dibatasi bidang ketidakselarasan sedangkan Stratigrafi Sikuen mencakup
satuan batuan yang kejadiannya berhubungan, seperti endapan turbidit akibat susut laut.

Harus diakui bahwa pemakaian Stratigrafi Sikuen paling mudah diterapkan pada lingkungan
laut dangkal dan transisi, namun akhir-akhir ini kemajuan pemakaiannya telah mencakup
berbagai lingkungan pengendapan (Posamentier dan Weimer, 1993). Pada dasarnya
semuanya sepakat akan besarnya kegunaan dan keunggulan Stratigrafi Sikuen untuk
memudahkan kita mengerti sejarah pengendapan suatu cekungan terutama kegunannya
dalam eksplorasi minyak bumi, batubara dan lain sebagainya. Oleh karena itu sekarang ini
ada kecenderungan untuk menerapkan Konsep Stratigrafi Sikuen secara konsisten dan
konsekuen.

SARAN

Uraian ini semoga menjadi gambaran bagi seluruh Anggota IAGI akan masalah yang ada
dalam revisi SSI 73. Untuk itu kami sangat berharap dapat mengadakan diskusi langsung
maupun tidak langsung dengan masyarakat geologi dari berbagai instansi, agar Revisi SSI 73
dapat berhasil sesuai dengan tujuannya.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

PERMASALAHAN SANDI STRATIGRAFI INDONESIA 1996

Setelah lebih dari seperempat abad komunitas geologi Indonesia menggunakan Sandi
Stratigrafi Indonesia 1996, dirasakan perlunya suatu pembaharuan. Pengurus IAGI periode
2020-2023 membentuk komisi Sandi Stratigrafi Indonesia, dengan tugas melakukan
pembaharuan. Setelah melakukan beberapa diskusi, komisi Sandi Stratigrafi Indonesia ini
melakukan beberapa pembaharuan.

Pada bab Satuan stratigrafi gunung api diikutkan sebuah gambar untuk memperjelas unit-
unit batuan/endapan gunung api berdasarkan penyebarannya. Penulisan kata gunung api
dipisah dan stratigrafi gunung api dapat diterapkan pada material gunung api purba atau
volcanic terrain melalui pemetaan yang didasarkan pada prinsip geologi the present is the
key to the past sejauh aspek-aspek geologi gunung api masih dapat direkonstruksi.

Pada bab Satuan Biostratigrafi, juga direvisi sesuai dengan perkembangan dari Komisi
Stratigrafi Internasional yang terakhir. Penetapan Zona yang lebih sederhana, dengan batas
bawah dan batas atas yang dapat lebih jelas dikenali dikemukakan pada revisi ini.
Penggunaan Zona yang digunakan pada edisi ini cukup terdiri atas Zona Kisaran yang terdiri
atas Zona Kisaran Takson dan Zona Kisaran Bersamaan, Zona Selang atau Interval, Zona
Silsilah, Zona Kumpulan dan Zona Kelimpahan.

Satuan Kronostratigrafi yang diterbitkan pada SSI 1973 tidak dirubah dalam SSI 1996. Bagan
stratigrafi yang dicantumkan tidak cukup detil, khususnya untuk masa Mesozoikum. Dengan
perkembangan penelitian di Indonesia Timur yang banyak membahas Mesozoikum, bagan
atau tabel yang ada perlu dirubah. Selain itu, dengan terbentuknya Komisi Stratigrafi
Internasional, Sandi Stratigrafi 2023 perlu bersinergi dan mengacu ke komisi stratigrafi
internasional tersebut. Dengan demikian bagan stratigrafi yang baru disertakan dalam edisi
2023 ini.

Komite Sandi Stratigrafi Indonesia:


Herman Darman, Dwandari Ralanarko, Sugeng Sapto Suryono, Hill Gendoet Hartono,
Dwiharso, Dewi Syavitri, Abdurrokhim

Didukung oleh:
Rina Zuraida, Asep Permana, Fitri, Ruly Setyo

Ditinjau oleh:
Didit Hadi B., Ery Arifulah, Teti Syahrulyati
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

DAFTAR ISI

SAMBUTAN KETUA UMUM IAGI 2020-2023

SAMBUTAN SSI 1996


PERMASALAHAN REVISI SANDI STRATIGRAFI INDONESIA 1973
PERMASALAHAN SANDI STRATIGRAFI INDONESIA 1996 DAN PERUBAHANNYA
MUKADIMAH
BAB I AZAS-AZAS UMUM
BAB II SATUAN LITOSTRATIGRAFI
BAB III SATUAN STRATIGRAFI GUNUNG API
BAB IV SATUAN BIOSTRATIGRAFI
BAB V SATUAN SIKUENSTRATIGRAFI
BABVI SATUAN KRONOSTRATIGRAFI
BAB VII PEMBAGIAN GEOKRONOLOGI
DAFTAR PUSTAKA
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

MUKADIMAH

Pada hakekatnya ada hubungan tertentu antara mulajadi dan aturan batu di alam, dalam
kedudukan ruang dan waktu geologi. Stratigrafi membahas aturan, hubungan, mulajadi
lapisan serta tubuh batuan di alam.

Sandi Stratigrafi Indonesia dimaksudkan untuk memberikan pengarahan kepada


geologiawan yang bekerja di Indonesia dalam cara penggolongan stratigrafi. Sandi Stratigrafi
Indonesia ini memberikan kemungkinan untuk tercapainya keseragaman dalam pengertian
dan tatanama satuan-satuan stratigrafi di Indonesia.

Sesuai azasnya, Sandi Stratigrafi Indonesia mengakui adanya satuan litostratigrafi, satuan
litodemik, satuan stratigrafi gunung api, satuan biostratigrafi, satuan sikuenstratigrafi,
satuan kronostratigrafi dan satuan geokronologi. Sandi ini dapat dipakai untuk semua
macam batuan yang kedudukannya dapat dijelaskan dalam ruang dan waktu.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

BAB I
AZAS-AZAS UMUM

Seluruh bumi secara umum adalah berlapis (stratified), sehingga seluruh batuan dan
kelompok batuan baik itu batuan sedimen, batuan beku dan batuan metamorf akan
termasuk dalam klasifikasi atau pengelompokkan stratigrafi.
Batuan dengan berbagai perbedaan propertinya dapat dikelompokkan sesuai dengan
propertinya, apakah berdasarkan litologi, kandungan fosil, magnetic polarity, electrical
property, seismic response, komposisi kimia atau mineralogi dan banyak lagi. Batuan dapat
juga dikelompokkan berdasarkan waktu terbentuknya atau lingkungan pengendapan pada
saat terbentuk.
Posisi stratigrafi dari suatu lapisan yang memiliki properti yang berbeda, tidak harus
selalu memiliki posisi yang bersamaan satu sama lain, sehingga satuan yang memiliki
properti yang berbeda secara umum akan tidak memiliki satuan yang sama dengan yang lain.
Hal ini mengakibatkan batas satuan dari unit yang memiliki properti yang berbeda dapat
saling memotong satu sama lain (Gambar 1)

Gambar 1. Ilustrasi perbedaan posisi batas stratigrafi pada suatu lintasan yang sama,
berdasarkan properti atau atribut dari batuannya (modifikasi dari Salvador, A, 1994)
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Tubuh batuan dapat dikelompokkan kepada banyak kategori yang berbeda, di mana
masing-masing memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan jelas. Berikut adalah satuan
formal terbaik yang dikenal dan paling umum digunakan:
1. Satuan Litostratigrafi adalah satuan berdasarkan properti atau karakter litologi dari
tubuh batuan
2. Satuan Unconformity-bounded adalah tubuh batuan yang dibatasi pada bagian atas
dan bawahnya dengan ketidakmenerusan (”discontuity”) dari suatu urutan stratigrafi
3. Satuan Biostratigrafi adalah satuan berdasarkan kandungan fosil dari tubuh batuan
4. Satuan Polaritas Magnetostratigrafi adalah satuan berdasarkan perubahan orientasi
remanen magnetisasi pada tubuh batuan
5. Satuan Kronostratigrafi adalah satuan berdasarkan waktu dari pembentukkan tubuh
batuan.

Terminologi atau penamaan yang sesuai dibutuhkan untuk setiap pengelompokkan


dari berbagai satuan stratigrafi tersebut. Beberapa dari pengelompokkan tersebut dapat
merupakan kelompok secara hirarki yang sangat baik, sedangkan pengelompokkan yang lain
merupakan pengelompokkan yang setara. Tabel 1 memperlihatkan berbagai
pengelompokkan dari satuan stratigrafi.

Tabel 1 Rangkuman dari nama satuan yang umum digunakan dalam


Klasifikasi Stratigrafi

KATEGORI STRATIGRAFI PENAMAAN SATUAN


STRATIGRAFI YANG UTAMA
Litostratigrafi Grup
Formasi
Anggota
Unconformity-bounded Synthem
Biostratigrafi Biozona
Zona Kisaran
Zona Interval
Zona Silsilah
Zona Kumpulan
Zona Kelimpahan
Polaritas Magnetostratigrafi Zona Polaritas
Ekivalen dengan Satuan
Geokronologi
Kronostratigrafi Eonotem Kurun
Eratem Masa
Sistem Zaman
Serie Kala
Jenjang Umur
Sub Jenjang Sub Umur
(Zona Krono) Krono
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Pasal 1
STRATIGRAFI

Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan kejadian
(genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu sedangkan dalam arti
sempit ialah ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan.

Pasal 2
PENGGOLONGAN STRATIGRAFI

Penggolongan Stratigrafi ialah pengelompokkan bersistem batuan menurut berbagai cara,


untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya.
Kelompok bersistem tersebut di atas dikenal sebagai Satuan Stratigrafi.

Pasal 3
BATAS SATUAN STRATIGRAFI

Batas Satuan Stratigrafi ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan tersebut
sebagaimana didefinisikan. Batas Satuan Stratigrafi jenis tertentu tidak harus berhimpit
dengan batas Satuan Stratigrafi jenis lain, bahkan dapat memotong satu sama lain.

Pasal 4
TATANAMA STRATIGRAFI

Tatanama Stratigrafi ialah aturan penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi maupun
tak resmi, sehingga terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian nama-nama
tersebut seperti misalnya: Formasi, Zona, Sistem dan sebagainya.

Pasal 5
TATANAMA SATUAN STRATIGRAFI RESMI DAN TAK RESMI

Dalam Sandi diakui nama resmi dan tak resmi. Aturan pemakaian satuan resmi dan tak resmi
masing-masing satuan stratigrafi, menganut batasan satuan yang bersangkutan. Penamaan
satuan tak resmi hendaknya jangan mengacaukan yang resmi.

Penjelasan :
Nama satuan resmi menggunakan huruf besar pada setiap tingkat satuannya (misalnya
Formasi Baturaja yang terdiri atas batugamping) sedangkan untuk satuan tak resmi huruf
kecil kecuali ditulis pada awal kalimat seperti misalnya batugamping Baturaja.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Untuk keperluan tertentu yang sifatnya intern, penamaannya tetap menggunakan sistem
binominal/dwinama, hal ini tergantung pada cara yang dipakai (misalnya batupasir
Ngrayong, seam/lapisan Sangata, horizon kuning), bila menggunakan tambahan
“angka/huruf” maka urutan angka/huruf tersebut menunjukkan urutan kronologis (misalnya
horison 16, kedudukan stratigrafinya relatif di atas horizon 15, batugamping unit 1, unit 2
dan lain-lain).

Pasal 6
STRATOTIPE ATAU PELAPISAN JENIS

Stratotipe ialah tipe perwujudan alamiah satuan stratigrafi yang memberikan gambaran ciri
umum dan batas-batas satuan stratigrafi. Tipe ini merupakan sayatan pangkal suatu satuan
stratigrafi. Stratotipe hendaknya memberikan kemungkinan penyelidikan lebih lanjut.

Stratotipe Gabungan ialah satuan stratotipe yang dibentuk oleh kombinasi beberapa
sayatan komponen;

Hipostratotipe ialah lintasan tambahan (stratotipe sekunder) untuk memperluas


keterangan pada stratotipe.

Lokasi tipe ialah letak geografi suatu stratotipe atau tempat mula-mula ditentukannya
satuan stratigrafi.

Pasal 7
KORELASI

Korelasi ialah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan- satuan
stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu.

Pasal 8
HORISON

Horison adalah suatu bidang (dalam praktek, lapisan tipis di muka bumi atau di bawah
permukaan) yang menghubungkan titik-titik kesamaan waktu. Horison dapat berupa :
horison listrik, horison seismik, horison fosil dan sebagainya. Istilah-istilah seperti : datum,
marker, lapisan pandu sebagai padanannya dan sering dipakai dalam keperluan korelasi.

Pasal 9
FASIES

Fasies adalah aspek fisika, kimia atau biologi suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

tubuh batuan yang diendapkan pada waktu yang sama dikatakan berbeda fasies, kalau kedua
batuan tersebut berbeda ciri fisik, kimia atau biologinya.

Pasal 10
PENGUSULAN SATUAN STRATIGRAFI RESMI DAN TAK RESMI

Satuan Stratigrafi dapat dianggap resmi bila: (a) Memenuhi syarat Sandi, (b) Diterbitkan
dalam suatu penerbitan ilmiah berkala, majalah geologi atau buku yang terbuka untuk umum
dan (c) cukup luas penyebarannya dan dapat dipetik tanpa adanya pembatasan.

Pasal 11
SATUAN RESMI BAWAH PERMUKAAN

Satuan Resmi Bawah Permukaan ialah satuan resmi yang didapatkan berdasar keterangan
dari data bawah permukaan. Jika sekiranya suatu satuan stratigrafi tersebut tersingkap di
permukaan maka hendaknya dihindari pemakaian satuan stratigrafi bawah permukaan.
Pengusulan satuan resmi bawah permukaan, mengikuti aturan masing- masing satuan
stratigrafi yang bersangkutan.

Pasal 12
PROSEDUR AMANDEMEN

Usulan penambahan, pengurangan atau perubahan dalam segala bentuk dari pada wujud
Sandi Stratigrafi ini dapat disampaikan secara tertulis kepada Komisi Sandi Stratigrafi
Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). Pembahasan tentang usulan perubahan
diselenggarakan sekali setahun, bertepatan dengan Pertemuan Tahunan IAGI.

BAB II
SATUAN LITOSTRATIGRAFI

Pasal 13
AZAS TUJUAN

Pembagian Litostratigrafi dimaksud untuk menggolongkan batuan di bumi secara bersistem


menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi. Pada Satuan
Litostratigrafi penentuan satuan didasarkan pada ciri-ciri batuan yang dapat diamati di
lapangan. Penentuan batas penyebaran tidak tergantung kepada batas waktu.

Penjelasan:
Ciri-ciri litologi meliputi jenis batuan, kombinasi jenis batuan, keseragaman gejala litologi
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

batuan dan gejala-gejala lain tubuh batuan di lapangan.

Satuan Litostratigrafi dapat terdiri atas batuan sedimen, metasedimen, batuan asal gunung
api (pre-Resen) dan batuan hasil proses tertentu serta kombinasi daripadanya. Dalam hal
pencampuran asal jenis batuan oleh suatu proses tertentu yang sulit untuk dipisahkan maka
pemakaian kata “Komplek” dapat dipakai sebagai padanan dari tingkatan satuannya
(misalnya Komplek Lukulo).

Satuan Litostratigrafi pada umumnya sesuai dengan Hukum Superposisi, dengan demikian
maka batuan beku, metamorfosa yang tidak menunjukkan sifat perlapisan dikelompokkan
ke dalam Satuan Litodemik.

Sebagaimana halnya mineral, maka fosil dalam satuan batuan diperlakukan sebagai
komponen batuan.

Pasal 14
SATUAN RESMI DAN TAK RESMI

Satuan Litostratigrafi Resmi ialah satuan satuan yang memenuhi persyaratan sandi,
sedangkan Satuan Litostratigrafi Tak Resmi ialah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi
persyaratan Sandi.

Penjelasan:
Satuan tak resmi sedapat-dapatnya harus bersendi kepada ciri litologi; bila ciri litologi tak
dipergunakan, maka ciri-ciri yang didapat dengan cara mekanik, geofisika, geokimia atau
penelitian lainnya, dapat pula dipakai sebagai sendi satuan tak resmi.

Pasal 15
BATAS DAN PENYEBARAN SATUAN

Batas satuan litostratigrafi ialah sentuhan antara dua satuan yang berlainan ciri litologi, yang
dijadikan dasar pembeda kedua satuan tersebut.
Batas satuan ditempatkan pada bidang yang nyata, batasnya merupakan bidang yang
diperkirakan kedudukannya (batas arbitrer).
Satuan-satuan yang berangsur berubah atau menjari-jemari, peralihannya dapat dipisahkan
sebagai satuan tersendiri apabila memenuhi persyaratan Sandi.
Penyebaran suatu satuan litostratigrafi semata-mata ditentukan oleh kelanjutan ciri-ciri
litologi yang menjadi ciri penentunya.
Dari segi praktis, penyebaran suatu litostratigrafi dibatasi oleh batas pengendapan cekungan
atau aspek geologi lain.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Batas-batas daerah hukum (geografi) tidak boleh dipergunakan sebagai alasan berakhirnya
penyebaran lateral (pelamparan) suatu satuan.

Penjelasan:
Batas satuan litostratigrafi tidak perlu berimpit dengan batas satuan stratigrafi lainnya
(misalnya batas satuan waktu).

Pasal 16
TINGKAT-TINGKAT SATUAN LITOSTRATIGRAFI

Urutan tingkat satuan litostratigraf resmi, masing-masing dari besar sampai kecil adalah
Kelompok, Formasi dan Anggota.

Formasi adalah satuan dasar dalam pembagian satuan litostatigrafi.


Penjelasan:
Formasi harus memiliki keseragaman atau ciri-ciri litologi yang nyata, baik terdiri atas satu
macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih.

Formasi dapat tersingkap dipermukaan, berkelanjutan ke bawah permukaan atau


seluruhnya di bawah permukaan.

Formasi haruslah mempunyai nilai stratigrafi yang memiliki daerah cukup luas dan lazimnya
dapat dipetakan pada skala 1:25.000.

Tebal suatu Formasi berkisar antara kurang dari satu meter sampai beberapa ribu meter,
oleh karena itu ketebalan bukanlah suatu syarat pembatasan Formasi.

Anggota ialah bagian dari suatu Formasi yang secara litologi berbeda dengan ciri umum
Formasi yang bersangkutan, serta memiliki penyebaran lateral yang berarti (Gambar 2)
Penjelasan:
Anggota selalu merupakan bagian dari suatu Formasi, tetapi Formasi tidak selalu perlu
mempunyai anggota.
Kalau suatu Formasi mempunyai satu Anggota atau lebih, maka bagian yang lain dari Formasi
tersebut tidak perlu dinyatakan sebagai Anggota.
Batas penyebaran lateral (pelamparan) suatu Anggota tidak boleh melampaui batas
pelamparan Formasi.

Kelompok ialah suatu litostratigrafi resmi setingkat lebih tinggi daripada Formasi dan
karenanya terdiri atas dua Formasi atau lebih yang menunjukkan keseragaman ciri-ciri
litologi (Gambar 3).
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Gambar 2. Hubungan antara Formasi dan Anggota berdasarkan kesamaan waktu dalam
Satuan Lithostratigrafi; a, b dan c = garis kesamaan waktu/garis korelasi.

Gambar 3. Hubungan antara Kelompok dan Formasi; A, B, C, D, E dan F adalah nama


Formasi yang dapat dipisahkan menjadi dua Kelompok, di mana Kelompok Y terdiri
atas Formasi A, B dan C, sedangkan Kelompok X terdiri atas Formasi D, E dan F.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Penjelasan:
Kelompok harus terdiri atas dua Formasi atau lebih yang telah ada dan karenanya satu
Kelompok tidak dapat berdiri sendiri. Harus diingat bahwa Formasi itu adalah satuan dasar
resmi dan tidak perlu termasuk dalam suatu Kelompok serta tidak pula selalu terbagi menjadi
Anggota.
Apabila dalam satu Kelompok terdapat Formasi yang membaji, maka jumlah dan jenis
susunan Formasinya tidak selalu tetap. Sebagai misal, suatu Kelompok-Y di daerah I terdiri
atas Formasi D, E dan F, di daerah II terdiri atas Formasi E dan F.
Suatu Formasi dapat ditingkatkan menjadi Kelompok kalau ternyata memenuhi persyaratan.
Nama Kelompok mempergunakan nama Formasi yang telah diakui. Sebagai misal, Formasi A
yang ditingkatkan menjadi Kelompok, nama barunya jadi Kelompok A.

Pasal 17
STRATOTIPE ATAU LAPISAN JENIS

Stratotipe merupakan lapisan batuan tertentu yang secara resmi ditetapkan dan diakui
sebagai referensi utama untuk suatu unit stratigrafi atau batas stratigrafi tertentu. Stratotipe
digunakan sebagai dasar untuk mendefinisikan dan menggambarkan unit stratigrafi tersebut
secara umum.

Letak suatu stratotipe dinyatakan dengan kedudukan koordinat geografi. Apabila pemerian
stratotipe suatu satuan litostratigrafi di lokasi tipenya tidak memungkinakan, maka sebagai
gantinya cukup dinyatakan lokasi tipenya.

Penjelasan:
Mengingat akan pentingnya stratotipe atau lapisan jenis dalam satuan litostratigrafi sebagai
lintasan acuan yang utama, maka penentuannya haruslah pada suatu tempat yang mewakili
pemerian litologi satuan litostratigrafi yang bersangkutan.
Setiap Formasi dan Anggota harus dilengkapi dengan stratotipe. Kelompok tidak memiliki
stratotipe tersendiri.

Pasal 18
TATANAMA SATUAN LITOSTRATIGRAFI

Tatanama satuan litostratigrafi resmi ialah dwinama (binomial). Untuk tingkat Kelompok,
Formasi dan Anggota dipakai istilah tingkatnya dan diakui nama geografinya.

Penjelasan:
Suatu satuan litostratigrafi resmi bertingkat Formasi dengan lokasi tipe di daerah A
dinamakan “Formasi A”, di mana “A” adalah nama geografi.
Nama geografi suatu satuan hendaknya terdiri atas satu kata. Bila nama tersebut terdiri atas
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

dua suku kata maka didalam nama satuan litostratigrafi, nama-nama itu menjadi satu
kesatuan; misalnya Bengawan Solo menjadi Bengawansolo, dan Gunung Masigit menjadi
Gunungmasigit.

Untuk menghindari duplikasi, nama geografi yang telah dipakai untuk nama satuan
litostratigrafi resmi tidak boleh dipergunakan untuk nama satuan litostratigrafi resmi yang
lain, baik yang sama maupun berbeda tingkatnya walaupun posisi nama-nama geografi
tersebut berbeda satu dengan lainnya.

Penulisan kedua kata nama satuan litostratigrafi resmi harus dimulai dengan huruf besar
sedangkan nama satuan tak resmi selalu dengan huruf kecil, kecuali ditulis pada awal kalimat
(lihat pasal 5).

Jika untuk satuan litostratigrafi yang sama terdapat dua buah penamaan, maka nama resmi
yang diusulkan terdahulu yang harus dipakai.

Nama geografi sebaran satuan di waktu lampau, yang telah populer atau telah dikenal dalam
pustaka sebaiknya dipertahankan. Statusnya dipastikan atau diubah menurut aturan satuan
litostratigrafi yang sesuai. Nama geografi mungkin berubah atau bahkan hilang, tetapi
perubahan itu tidak boleh mempengaruhi nama satuan litostratigrafi yang telah ada.

Pasal 19
CARA PENGUSULAN SATUAN LITOSTRATIGRAFI RESMI

Pengusulan suatu satuan litostratigrafi resmi harus dilakukan melalui cara-cara yang
dinyatakan secara terbuka dan tertulis.

Pernyataan tersebut harus meliputi hal-hal berikut: pernyataan tentang maksud pengusulan
suatu satuan resmi; nama dan tingkat satuan yang diusulkan; adanya stratotipe dan/atau
lokasi tipe dan pemerian ciri-ciri litologi satuan pada umumnya; lokasi geografi stratotipe
atau lokasi tipe; hubungan antara satuan yang diusulkan dengan satuan lain dan keterangan
tentang batas satuan; penyebaran satuan ke arah tegak (ketebalan) dan lateral
(pelamparan); umur-umur geologi sampai tingkat satuan Zaman atau lebih kecil; keterangan
mengenai nama-nama yang dipergunakan sebelumnya; prosedur penerbitan harus resmi
(Pasal 10.2).

Penjelasan:
Sedapat-dapatnya selain stratotipe dikemukakan pula hipostratotipe atau lintasan acuan
tambahan (lihat Pasal 6).

Bentuk publikasi dapat berupa penerbitan ilmiah berkala, majalah geologi atau buku, yang
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

terbuka untuk umum, dan dapat dipetik tanpa adanya pembatasan.

Pasal 20
SATUAN RESMI BAWAH PERMUKAAN

Satuan resmi litostratigrafi bawah permukaan ialah satuan yang diperoleh berdasarkan data
bawah permukaan.

Selain persyaratan yang tercantum dalam Pasal 19, masih diperlukan persyaratan tambahan
yang meliputi keterangan lengkap tentang: sumur tipe atau tambang tipe, penampang
geologi bawah permukaan, lintasan geolistrik atau cara mekanik lainnya (misalnya data
sumur pemboran), tempat penyimpanan conto potongan (tahi bor), inti dan conto lainnya.

Penjelasan:
Keterangan lengkap meliputi lokasi geografi, nama perusahaan yang bertanggung jawab atas
pemboran atau penambangan, kedalaman seluruhnya, ketinggian muka-tanah dan nivo
tambang tempat data sumur.

Penampang geologi bawah permukaan ialah rekonstruksi antar penampang lintasan (antar
sumur bor) yang menggambarkan pelamparan dari satuan yang didefenisikan serta
hubungannya dengan satuan disekitarnya.

Tempat penyimpanan conto batuan harus terbuka untuk studi.

Sumur tipe dan tambang tipe mempunyai makna yang sama dengan lokasitipe.

Pasal 21
SATUAN LITODEMIK

Pembagian Satuan Litodemik dimaksudkan untuk menggolongkan batuan beku, metamorf


dan batuan lain yang terubah kuat menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi kepada
ciri-ciri litologi.

Penjelasan:
Batuan penyusunan Satuan Litodemik tidak mengikuti kaidah Hukum Superposisi dan
kontaknya dengan satuan litostratigrafi dapat bersifat extrusif, intrusif, metamorfosa atau
tektonik.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Pasal 22
BATAS DAN PENYEBARAN SATUAN

Batas antar Satuan Litodemik berupa sentuhan antara dua satuan yang berbeda ciri
litologinya, di mana kontak tersebut dapat bersifat extrusi, intrusi, metamorfosa, tektonik
atau kontak berangsur.

Penjelasan:
Batuan kontak antara dua Satuan Litodemik yang berangsur/bergradasi, di mana ciri
litologinya cukup berbeda dan memenuhi persyaratan Sandi dapat dikelompokkan menjadi
satuan tersendiri.

Pasal 23
TINGKAT-TINGKAT SATUAN LITODEMIK

Urutan tingkat Satuan Litodemik resmi, masing-masing dari besar ke kecil adalah Supersuite,
Suite dan Litodem.

Litodem adalah satuan dasar dalam pembagian Satuan Litodemik, satuan di bawah litodem
merupakan satuan tidak resmi.

Penjelasan:
Litodem harus mempunyai keseragaman ciri litologi yang dapat berupa batuan intrusi,
extrusi atau metamorf dan sedapat mungkin mempunyai keseragaman litologi. Satuan ini
dapat tersingkap di permukaan dan dapat berlanjut ke bawah permukaan serta dapat
dipetakan.
Satuan yang didefenisikan berdasarkan analisis kimia/sifat kimiawi maupun geofisika
merupakan satuan tidak resmi.

Suite adalah satuan litodemik resmi yang setingkat lebih tinggi dari pada Litodem, oleh
karenanya terdiri atas dua atau lebih asosiasi litodem yang serumpun.

Penjelasan:
Pengelompokkan ke dalam Suite ditujukan untuk Satuan Litodemik yang memperlihatkan
hubungan secara alamiah dari asosiasi satuan litodemik yang mempunyai kesamaan ciri
litologinya yang sejenis dan kesamaan genesa, misalnya Suite Metamorfosa Bayat terdiri atas
Litodem Filit, Litodem Sekis dan Litodem Genis.
Supersuite adalah satuan Litodemik setingkat lebih tinggi dari pada Suite, oleh karenanya
Supersuite terdiri atas dua Suite atau lebih.
Nama yang populer seperti zona pada zona mineralisasi adalah nama satuan tidak resmi.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Pasal 24
TATANAMA SATUAN LITODEMIK

Tatanama Satuan dasar Litodem yang terdiri atas nama geografi dan ciri utama komposisi
litologinya, misalnya Diorit Cihara.

Penjelasan:
Ciri utama komposisi dimaksud di sini adalah ciri umum yang mudah dikenal (terutama di
lapangan) misalnya Sekis, Genis, Gabro dan lain-lain.
Penamaan pada tingkat Suite, terdiri atas nama tingkat, diikuti genesa kelompok litodem dan
nama geografi yang berkaitan, misalnya Suite Intrusi Cikotok, Suite Metamorfosa
Karangsambung.
Penamaan Supersuite terdiri atas kombinasi nama tingkatan dan geografi. Nama geografi
Supersuite tidak harus sama dengan nama Suite atau Litodem.

Pasal 25
CARA PENGUSULAN SATUAN LITODEMIK

Pengusulan suatu Satuan Litodemik resmi melakukan melalui cara-cara yang dinyatakan
secara terbuka dan tertulis (Pasal 5) dan pernyataan harus meliputi hal-hal seperti pada
Pasal 19.

Gambar 4. Tingkat Satuan Litodemik; A, B, C, D, E dan G adalah satuan Litodem. AB adalah


Suite Satu dan CD adalah Suite Dua. ABCD dapat dinyatakan sebagai Supersuite.
FHI adalah batuan sedimen dengan satuan Lithostratigrafi. Unc-1 dan Unc-2
adalah ketidakselarasan (Modifikasi dari NASC 1993).
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

BAB III
SATUAN STRATIGRAFI GUNUNG API

Pasal 26
AZAZ TUJUAN

Penyusunan sandi stratigrafi batuan/endapan gunung api dimaksudkan untuk menata


batuan/endapan gunung api berdasarkan urutan kejadian agar evolusi pembentukan gunung
api mudah dipelajari dan dimengerti.

Pembagian batuan/endapan gunung api dimaksud untuk menggolongkan batuan/endapan


secara bersistem berdasarkan sumber, deskripsi dan genesa.

Peta geologi gunung api yang memuat informasi sebaran batuan/endapan dan stratigrafi
gunung api dapat digunakan sebagai data dasar dalam pembuatan peta kawasan rawan
bencana gunung api, peta rencana tata ruang, peta tata air, peta potensi bahan galian,
penyelidikan sumber tenaga panas bumi serta keperluan ilmiah lainnya.

Penjelasan:
Batuan gunung api merupakan hasil kegiatan gunung api secara langsung (primer) maupun
tidak langsung (sekunder). Kegiatan secara langsung merupakan proses keluarnya magma ke
permukaan bumi (erupsi) berupa letusan (eksplosif) dan lelehan (efusif) atau proses yang
berhubungan. Kegiatan tidak langsung adalah proses yang mengikuti kejadian primer.

Satuan batuan/endapan gunung api adalah kesatuan batuan/endapan gunung api sebagai
hasil proses kegiatan gunung api baik secara primer maupun sekunder dalam suatu interval
waktu.

Sumber adalah tempat terjadinya erupsi yang dapat berupa kawah atau kaldera. Deskripsi
batuan/endapan gunung api dimaksudkan untuk memberikan nama litologi
batuan/endapan yang bersangkutan.

Genesa dimaksudkan sebagai proses terbentuknya batuan/endapan gunung api. Genesa


diwujudkan dengan istilah yang mencerminkan cara terbentuknya seperti kubah lava, aliran
lava, jatuhan piroklastik dan lain-lain.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Pasal 27
SATUAN RESMI DAN TAK RESMI

Satuan resmi adalah satuan batuan/endapan gunung api yang memenuhi persyaratan sandi
dan sedangkan satuan tak resmi adalah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan
sandi.

Pasal 28
BATAS DAN SEBARAN SATUAN STRATIGRAFI GUNUNG API

Batas satuan batuan/endapan gunung api adalah sentuhuan antara dua satuan atau lebih
yang berlainan, dibedakan berdasarkan sumber erupsi, ciri batuan/endapan genesa, daur
letusan atau waktu kejadian.

Sentuhan antara dua satuan dapat berupa bidang horizontal, miring atau tegak dan
perubahannya dapat tegas maupun berangsur.

Satu atau lebih satuan batuan/endapan gunung api dapat dihasilkan oleh satu letusan
(monogenetik) atau beberapa peristiwa letusan (poligenetik).

Satuan yang berubah berangsur atau jari-jemari, peralihannya dapat dipisahkan sebagai
satuan tersendiri apabila memenuhi persyaratan sandi.

Batas daerah hukum (geografi) tidak dapat dipergunakan sebagai batas berakhirnya
penyebaran satuan batuan/endapan gunung api.

Sebaran lateral satuan stratigrafi gunung api dapat berupa batas jangkauan tubuh gunung
api atau benturan dengan satuan lainnya, baik secara stratigrafis maupun struktur.

Pasal 29
TINGKAT-TINGKAT SATUAN STRATIGRAFI GUNUNG API

Tingkatan satuan stratigrafi gunung api masing-masing dari kecil ke besar adalah: Gumuk,
Khuluk, Bregada, Manggala dan Busur.

Khuluk adalah satuan dasar dalam pengelompokan satuan stratigrafi gunung api.
Penjelasan:
Khuluk merupakan kumpulan batuan/endapan yang dihasilkan oleh satu atau lebih titik
erupsi yang membentuk satu tubuh gunung api. Khuluk tersingkap di permukaan dan dapat
berkelanjutan ke bawah permukaan. Khuluk harus mempunyai nilai stratigrafi /geologi,
meliputi daerah yang luas dan lazimnya dapat dipetakan dengan skala 1 : 50.000 atau lebih
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

besar.

Gumuk adalah bagian dari Khuluk yang terbentuk sebagai hasil suatu erupsi pada tubuh
gunung api tersebut, baik sebagai hasil erupsi pusat maupun erupsi samping.
Penjelasan:
Gumuk merupakan bagian dari Khuluk akan tetapi Khuluk tidak selalu mempunyai Gumuk.
Batas sebaran lateral suatu Gumuk tidak melampaui batas pelamparan Khuluk.
Gumuk dapat terdiri atas satu atau lebih batuan/endapan gunung api yang dihasilkan oleh
satu atau beberapa daur letusan gunung api.
Gumuk harus mempunyai nilai stratigrafi/geologi yang penting dan lazimnya dapat
dipetakan pada skala 1 : 50.000 atau lebih besar.

Bregada adalah satuan stratigrafi gunung api yang mencakup sebaran batuan/endapan
gunung api hasil letusan yang terdiri atas dua atau lebih Khuluk atau yang berhubungan
dengan pembentukan kaldera.
Penjelasan:
Bregada selalu mempunyai Khuluk. Bregada harus mempunyai nilai stratigrafi/geologi yang
penting dan lazimnya dapat dipetakan dengan skala 1 : 100.000 atau lebih besar.

Manggala adalah satuan stratigrafi gunung api yang mencakup sebaran batuan/endapan hasil
letusan-letusan gunung api yang mempunyai lebih dari satu kaldera pada satu atau lebih
tubuh gunung api.
Penjelasan:
Manggala harus mempunyai lebih dari satu Bregada. Manggala harus mempunyai nilai
stratigrafi/geologi yang penting dan lazimnya dapat dipetakan dalam skala 1 : 100.000 atau
lebih besar.

Busur adalah satuan stratigrafi gunung api yang terdiri atas kumpulan Khuluk, Bregada dan
Manggala dan mempunyai kedudukan tektonik yang sama.
Penjelasan:
Busur merupakan rangkaian kesatuan gunung api yang mempunyai kedudukan tektonik yang
sama. Busur Gunung api lazimnya dapat dipetakan dengan skala 1 : 1.000.000 atau lebih besar.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Pasal 30
TATANAMA SATUAN STRATIGRAFI GUNUNG API

Tatanama satuan stratigrafi gunung api didasarkan pada sumber, jenis batuan/endapan
dan urutan kejadian. Tatanama satuan ini digunakan tiga karakter secara berurutan yang
merupakan gabungan huruf dan angka. Huruf merupakan singkatan nama sumber dan jenis
satuan sedangkan angka menunjukkan urutan kejadiannya.

Penjelasan:
Karakter pertama, menunjukkan singkatan nama sumber erupsi, ditulis dengan huruf besar
yang terdiri atas satu atau dua huruf.

Satu huruf besar adalah huruf pertama nama Khuluk atau Gumuk. Dua huruf besar adalah
huruf pertama yang diikuti huruf lainnya dari nama Gumuk. Penggunaan dua huruf
dilakukan jika huruf pertama nama Khuluknya sama dengan huruf pertama nama Gumuk
lainnya.

Karakter kedua, menunjukkan singkatan nama satuan batuan/endapan gunung api, ditulis
dengan huruf kecil yang terdiri atas satu atau dua huruf. Satu huruf kecil adalah huruf
pertama nama satuan hasil erupsi magmatik (proses primer).
Dua huruf kecil adalah huruf pertama yang diikuti huruf lainnya dari nama satuan hasil
eksplosi yang bukan magmatik (proses primer).

Dua huruf kecil adalah huruf pertama yang diikuti oleh huruf lainnya dari nama satuan
endapan bukan sebagai hasil erupsi (proses sekunder).

Karakter ketiga, menunjukkan urutan kejadian satuan pada sebuah sumber erupsi, ditulis
dengan angka (arabik). Urutan pertama/tertua dimulai dengan angka 1 (satu) dan
seterusnya. Angka ditulis pada satu garis yang sama dengan huruf dan dicantumkan tanda
titik sebelumnya.

Untuk sumber erupsi yang tidak diketahui namanya atau tidak ada namanya, dapat dipakai
nama geografi yang terdekat dan mudah dikenal.

Contoh susunan gambar dalam korelasi satuan peta pada Peta Geologi Gunung Api dapat
dilihat pada Tabel 2
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Tabel 2. Korelasi Satuan Peta Geologi Gunung Api

PUSAT BATUAN/ENDAPAN
UMUR PERIODE SATUAN STRATIGRAFI
KEGIATAN PRIMER SEKUNDER
KEGIATAN
RELATIF ABSOLUT Mg Br Khu Gm ERUPSI k l j a s ll f gv lh fr

Keterangan:
Mg: Manggala
Br: Bregada
Khu: Khuluk
Gm: Gumuk
k: kubah lava
l: aliran lava
j: jatuhan piroklastik
a: aliran piroklastik
s: surge
ll: lahar letusan
f: freatomagmatik
gv: guguran volkanik
lh: lahar
fr: freatik
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Gambar 5. Peta distribusi dari unit volkanostratigrafi unit A, B, C dengan sumber,


deskripsi batuan dan kejadian/genesa yang berbeda. Keterangan legenda:
1. Lembah pembatas; 2. Puncak kawah, 3. Garis kontur ketinggian.
Diambil dari Marti et al., (2018)
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

BAB IV
SATUAN BIOSTRATIGRAFI

Pasal 31
Azas

Biostratigrafi adalah cabang dari ilmu stratigrafi yang berkaitan dengan penyebaran fosil
dalam suatu rekaman stratigrafi. Biostratigrafi merupakan pengelompokkan batuan atau
tubuh batuan kedalam unit biostratigrafi berdasarkan kandungan fosilnya.

Pasal 32
Satuan Biostratigrafi

Satuan biostratigrafi adalah suatu tubuh batuan yang didefinisikan atau dicirikan
berdasarkan kandungan fosilnya.

Unit atau satuan dasar Biostratigrafi disebut dengan Biozona atau Zona. Urutan tingkat
satuan biostratigrafi dari besar sampai kecil adalah Super-Zona, Zona, Sub-Zona dan Zonula.

Pasal 33
Jenis Satuan Biostratigrafi

Berdasarkan cara penentuannya, Biozona atau Zona dikenal ada 5 jenis, yaitu: Biozona
Kisaran, Biozona Selang atau Interval, Biozona Silsilah, Biozona Kumpulan dan Biozona
Kelimpahan. Lima macam biozona tersebut tidak mempunyai hubungan hirarki. Istilah
kisaran, selang, silsilah, kumpulan dan kelimpahan hanyalah istilah deskriptif yang
merepresentasikan pendekatan dalam menentukan dan mengenali suatu Biozona.
Penentuan Biozona umumnya dibatasi pada bagian bawah dan atasnya dengan pemunculan
awal atau pemunculan akhir dari Taksa tertentu.

Berikut adalah macam-macam Biozona dan cara penentuannya:

1. ZONA KISARAN

a. Zona Kisaran Takson

Definisi: Zona Kisaran Takson adalah tubuh dari lapisan batuan yang dicirikan oleh kisaran
kehadiran Takson tertentu, dapat berupa Species, Family dan seterusnya.

Batas Zona: Batas dari Zona Kisaran Takson adalah batas terbawah kehadiran fosil Takson
tertentu dan batas teratas kehadiran fosil Takson tertentu (Gambar 6a)
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

LINTASAN STRATIGRAFI A, B, C dan D


DDdan D Garis Waktu (Time Surface)

Batas (boundary) dari Zona Kisaran Taksa

Posisi teratas dari kehadiran Taksa ”a” yang


dapat diamati

Posisi terbawah dari kehadiran Taksa ”a”


yang dapat diamati

Taks
aa dari sebuah Takson)
Gambar 6a. Zona Kisaran Takson (berdasarkan kisaran

b. Zona Kisaran Bersamaan

Definisi: Zona Kisaran Bersamaan adalah tubuh dari lapisan batuan yang dicirikan oleh
kehadiran secara bersamaan dari dari dua spesifik Taksa yang ditetapkan

Batas Zona: Batas dari Zona Kisaran Bersamaan adalah bagian teratas dan bagian terbawah
dari Taksa yang sudah ditetapkan (Gambar 6b)

LINTASAN STRATIGRAFI A dan B

Garis Waktu (Time Surface)

Batas (boundary) dari Zona Kisaran Bersamaan

Posisi teratas dari kehadiran Taksa


yang dapat diamati

Posisi terbawah dari kehadiran Taksa


yang dapat diamati

Taksa “a” dan “b”

Gambar 6b. Zona Kisaran Bersamaan (berdasarkan kebersamaan dari


kisaran kehadiran dua taksa), Taksa a dan b

2. ZONA SELANG ATAU ZONA INTERVAL

Definisi: Zona interval adalah tubuh lapisan batuan yang mengandung fosil di antara dua
horizon biostratigrafi. Zona tersebut tidak harus merupakan Zona Kisaran Takson atau Zona
Kebersamaan Takson, Zona ini didefinisikan berdasarkan batasnya yang merupakan interval
atau selang dari dua buah horizon. Interval dari suatu lapisan yang Barren bukan merupakan
Zona Interval.

Batas Zona: Batas bawah dan batas atas dari Zona interval dapat merupakan (Gambar 7a)
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

• Horizon dari kehadiran terbawah dari Takson tertentu pada suatu lintasan
• Horizon dari kehadiran teratas dari Takson tertentu pada suatu lintasan
• Atau apapun gambaran biostratigrafi yang berbeda.

Pada analisis biostratigrafi dengan conto batuan yang berasal dari bawah permukaan di mana
conto batuan diambil dengan cara melakukan pemboran dari lapisan atas atau paling muda
menuju ke bawah ke lapisan bawah yang paling tua, maka batas Zona yang digunakan adalah
kehadiran pertama dari atas atau kehadiran tertinggi dan tidak disebut sebagai kehadiran
terakhir, namun disebut sebagai kehadiran tertinggi (Gambar 7b).

LINTASAN STRATIGRAFI A, B dan C

Garis Waktu (Time Surface)


Batas (boundary) dari Zona Selang (Interval)

Posisi teratas dari kehadiran Taksa


yang dapat diamati pada lintasan
tertentu

Posisi terbawah dari kehadiran Taksa


yang dapat diamati pada lintasan tertentu

Taksa “a” dan “b”

Gambar 7a. Biozona Interval berdasarkan interval atau selang dari kehadiran paling bawah
dari Takson a dan kehadiran paling atas dari Takson b

LINTASAN STRATIGRAFI A dan B

Garis Waktu (Time


Surface)
Batas (boundary) dari Zona Selang (Interval)

Posisi teratas dari kehadiran Taksa


yang dapat diamati pada lintasan
tertentu
Taksa “a” dan
“b”

Gambar 7b. Biozona Interval berdasarkan interval atau selang dari


kehadiran teratas Takson a dan b.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

3. ZONA SILSILAH

Definisi: Zona Silsilah adalah tubuh lapisan batuan yang mengandung bagian tertentu dari
suatu evolusi garis keturunan (“evolutionary lineage”). Zona ini dapat diwakili oleh seluruh
kisaran dari garis keturunan suatu Takson (Gambar 8A) atau dapat juga hanya bagian dari
kisaran suatu Takson yang terletak di bawah Takson descendent nya (Gambar 8B).

Batas Zona: batas dari zona silsilah ini di bagian atas dan bagian bawah pada batas
perubahan/evolulsi menjadi Takson lain atau membetuk varian Takson baru.

Penamaan: zona ini dinamakan berdasarkan nama Takson yang merupakan bagian dari
silsilah Takson tertentu.
LINTASAN STRATIGRAFI M dan N LINTASAN STRATIGRAFI R dan S

Garis Waktu (Time Surface)

Batas (boundary) dari Zona Silsilah (liniage zone)

Taksa “a”,“b”,”c”,”d”,”x”,”y” dan


“z”

Gambar 8. Biozona silsilah (merupakan bagian dari silsilah Takson tertentu, dengan batas
bawah dan batas atas adalah batas perubahan/evolusi menjadi Takson lain).

4. ZONA KUMPULAN

Definisi: Zona Kumpulan adalah zona yang dicirikan oleh lapisan batuan yang mengandung
kumpulan dari sejumlah Taksa yang hadir secara bersamaan pada waktu tertentu.

Batas Zona: Zona ini dibatasi pada bagian bawah dan atas dengan adanya perubahan dari
kumpulan Taksa.

Penamaan: Zona ini dinamakan dengan nama Taksa yang paling menonjol kehadirannya
pada kumpulan Taksa ini.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

LINTASAN STRATIGRAFI A, dan B

Garis Waktu (Time Surface)

Batas (boundary) dari Zona Kumpulan


(assemblage)
Posisi teratas dari kehadiran Taksa yang
dapat diamati pada lintasan tertentu

Posisi terbawah dari kehadiran Taksa


yang dapat diamati pada lintasan
tertentu
Taksa “a”,“b”,”c”,”d”,”e”,”f”, “g”,”h” dan “i”

Gambar 9. Zona Kumpulan adalah Zona yang merupakan tumpang tindih


dari kisaran Taksa yang hadir bersamaan.

5. ZONA KELIMPAHAN

Definisi: Zona Kelimpahan adalah tubuh lapisan batuan di mana dijumpai sebuah Takson atau
sekumpulan Takson tertentu memiliki jumlah yang berlimpah dibandingkan dengan Takson
di sekelilingnya (Gambar 10)

Batas Zona: Zona ini dibatasi pada bagian bawah dan atasnya dengan menurunnya
kelimpahan Taksa tertentu yang berlimpah tersebut.

Penamaan: Zona ini dinamakan dengan nama Taksa yang berlimpah.

LINTASAN STRATIGRAFI A, B dan C

Garis Waktu (Time Surface)


Batas (boundary) dari Zona Kelimpahan (abundance)

Taksa “a”

Gambar 10. Zona kelimpahan adalah Zona ditandai dengan kelimpahan Taksa tertentu dan
dibatasi oleh mulai dan berakhirnya melimpahnya Taksa tersebut.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

BAB V
SATUAN SIKUENSTRATIGRAFI
Pasal 34
AZAS UMUM

Pembagian sikuenstratigrafi ialah penggolongan lapisan batuan secara bersistem menjadi


satuan bernama berdasarkan satuan genesa yang dibatasi, di bagian bawah dan atasnya oleh
bidang ketidakselarasan atau keselarasan padanannya. Pembagian ini merupakan kerangka
untuk menyusun urutan peristiwa geologi.
Satuan sikuenstratigrafi ialah suatu tubuh lapisan batuan yang terbentuk dalam satuan
waktu pada satu daur perubahan muka-laut relatif.

Pasal 35
BATAS SATUAN

Batas atas dan bawah satuan sikuenstratigrafi adalah bidang ketidakselarasan atau bidang-
bidang keselarasan padanannya.

Penjelasan:
Bidang ketidakselarasan merupakan bidang erosi, pada umumnya terjadi di atas muka laut
(sub-aerial), ditandai oleh rumpang waktu geologi. Bidang keselarasan padanan adalah
bidang kelanjutan dari bidang ketidakselarasan ke arah susunan lapisan batuan yang selaras.
Bidang ketidakselarasan atau bidang erosi batas satuan sikuenstratigrafi disebabkan oleh
proses penurunan relatif muka air laut, yang disebabkan oleh banyak hal diantaranya gerak
muka-laut global, sedimentasi maupun tektonik.

Pasal 36
KELANJUTAN SATUAN

Penyebaran satuan sikuenstratigrafi didasarkan hanya oleh kelanjutan bidang batas satuan
dan tidak dibatasi oleh ketebalan, besaran interval waktu atau kesamaan fisik batuan.

Pasal 37
TINGKAT-TINGKAT SATUAN SIKUENSTRATIGRAFI

Urutan tingkat satuan sikuenstratigrafi, masing-masing dari besar sampai kecil adalah
Megasikuen, Supersikuen dan Sikuen.
Sikuen ialah satuan dasar dalam pembagian satuan sikuenstratigrafi.

Penjelasan:
Sikuen dapat ditentukan berdasarkan data singkapan, data seismik, data pemboran atau
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

gabungan dari padanya.

Lamina, gabungan lamina, lapisan, gabungan lapisan, parasikuen, gabungan parasikuen


merupakan unsur-unsur pembentuk sikuen tetapi bukan merupakan satuan sikuenstratigrafi
tersendiri.
Urutan tingkat satuan mencerminkan tingkat besaran dan lamanya waktu selang suatu daur
perubahan muka-laut relatif setempat.

Pasal 38
SATUAN RESMI DAN TAK RESMI

Satuan sikuenstratigrafi resmi ialah satuan yang memenuhi persyaratan Sandi sedangkan
satuan tak resmi adalah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan Sandi.

Penjelasan:
Penamaan/peristilahan pada satuan tak resmi hendaknya tidak mengacaukan
penamaan/peristilahan satuan resmi.
Penulisan tingkat satuan sikuenstratigrafi tak resmi menggunakan huruf kecil dan bila
namanya diambil dari urutan angka/abjad maka urutan angka/abjad tersebut
mencerminkan urutan umuur dari tua ke muda (misalnya: sikuen 1, sikuen 2 dan sikuen 3
atau sikuen A, sikuen B, sikuen C maka urutan 1, 2, 3 atau A, B, C menunjukkan urutan
kronologi dari tua (1/A) ke muda (3/C).

Pasal 39
TATANAMA SATUAN SIKUENSTRATIGRAFI

Tatanama satuan sikuenstratigrafi resmi ialah dwinama (binomial). Untuk tingkat sikuen atau
yang lebih tinggi, dipakai istilah tingkatnya dan diikuti nama geografi lokasi tipenya (yang
mudah dikenal).

Penjelasan:
Nama geografi sebaiknya diambil dari nama tempat yang mudah dikenal (sudah dikenal) dan
tidak harus nama geografi lokasi tipenya itu sendiri.
Nama satuan sikuenstratigrafi dihindarkan persamaannya dengan nama satuan stratigrafi
lainnya yang sudah dikenal.
Sebagai misal: Sikuen Klandasan, Sikuen Handil dan Supersikuen Mahakam.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Pasal 40
PROSEDUR PENGUSULAN SATUAN SIKUENSTRATIGRAFI RESMI

Pengusulan suatu satuan sikuenstratigrafi resmi harus dinyatakan secara terbuka dan
tertulis.

Untuk pengusulan satuan sikuenstratigrafi resmi diperlukan hal-hal sebgai berikut:


pernyataan tentang maksud pengusulan suatu satuan, nama dan tingkat satuan, stratotipe
dan batas satuan
defenisi batas atas dan batas bawah suatu satuan di lokasi tipe dan ciri pengenal serta
keterangan kedua batas tersebut, umur satuan dan dasar penentuannya, korelasi secara
regional/interregional atau global (bila memungkinkan), penerbitan (lihat Pasal 10).

BABVI
SATUAN KRONOSTRATIGRAFI

Pasal 41
AZAS TUJUAN

Pembagian kronostratigrafi ialah penggolongan lapisan batuan secara bersistem menjadi


satuan bernama berdasarkan interval waktu geologi. Interval waktu geologi ini dapat
ditentukan berdasarkan geokronologi atau metode lain yang menunjukkan kesamaan waktu.
Pembagian ini merupakan kerangka untuk menyusun urutan peristiwa geologi secara lokal,
regional dan global.

Pasal 42
HUBUNGAN KRONOSTRATIGRAFI DAN GEOKRONOLOGI

Bagi setiap Satuan Kronostratigrafi terdapat satuan geokronologi bandingannya : Eonotem


dengan Kurun, Eratem dengan Masa, Sistem dengan Zaman, Seri dengan Kala dan Jenjang
dengan Umur.

Pasal 43
STRATOTIPE DAN BATAS SATUAN

Dalam Kronostratigrafi dikenal Stratotipe Satuan dan Stratotipe Batas.

Stratotipe Satuan adalah lintasan (penampang) selang stratigrafi yang dibatasi oleh
Stratotipe Batas atas dan bawah di tempat asal nama satuan.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Stratotipe Batas ialah tipe batas bawah dan atas satuan.

Batas satuan kronostratigrafi adalah bidang isokron. Batas satuan kronostratigrafi


ditetapkan stratotipe, berdasarkan pertimbangan objektif.

Penjelasan:
Dalam praktek tidak selalu mungkin untuk mendapatkan suatu lintasan menerus yang dapat
dipergunakan sebagai stratotipe satuan. Karena itu suatu stratotipe satuan umumnya
merupakan penampang majemuk yang tersusun dari beberapa lintasan di antara stratotipe
batas.

Stratotipe Batas dapat ditentukan dengan satu atau lebih metode penentuan batas waktu.
Keragaman metode yang dipakai akan lebih memastikan kebenaran Stratotipe Batas.
Stratotipe Batas harus dipilih dari suatu lintasan stratigrafi hasil pengendapan yang menerus
tanpa adanya rumpang.

Tubuh batuan yang terdapat antara batas atas dan batas bawah suatu satuan
kronostratigrafi dapat berbeda ciri litologinya dari satu tempat ke tempat lain.

Pasal 44
TINGKAT-TINGKAT SATUAN KRONOSTRATIGRAFI

Urutan tingkat satuan kronostratigrafi resmi, masing-masing dari besar sampai kecil ialah:
Eonotem, Eratem, Sistem, Seri dan Jenjang. Satuan ini dapat diberi awalan Super bila
tingkatnya dianggap lebih tinggi daripada satuan tertentu, tetapi lebih rendah dari satuan
lebih besar berikutnya. Dalam hal sebaliknya awalan yang dipergunakan adalah Sub.
Bidang lapisan pada dasarnya adalah bidang kesamaan waktu, oleh karena itu satu lapisan
yang menerus, cirinya mudah dikenal serta mempunyai pelamparan luas, dapat merupakan
penunjuk kesamaan waktu dan dinamakan lapisan pandu. Selang antara dua lapisan pandu
disebut Selang Antara.

Lapisan yang ditandai oleh keseragaman polaritas geomagnit yang mempunyai kesamaan
waktu dinamakan Selang Polaritas. Satuan stratigrafi magnet (Superkronozone, Kronozone
dan Subkronozone) sebagai Satuan Kronostratigrafi.

Pasal 45
PENYEBARAN SATUAN KRONOSTRATIGRAFI

Kelanjutan suatu satuan kronostratigrafi dari stratotipe hanya mungkin, bila terdapat bukti-
bukti akan adanya kesamaan waktu.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Pasal 46
URUTAN SATUAN KRONOSTRATIGRAFI

Pembagian Kronostratigrafi dalam Sandi adalah seperti tercantum pada Tabel 3.

Pasal 47
SATUAN KRONOSTRATIGRAFI TAK RESMI

Pemakaian istilah satuan kronostratigrafi tak resmi tidak boleh mengacaukan istilah satuan
resmi.

Pasal 48
PROSEDUR PENGUSULAN SATUAN KRONOSTRATIGRAFI RESMI

Untuk pengusulan satuan kronostratigrafi resmi diperlukan pernyataan tentang maksud


mendirikan suatu satuan, pemilihan nama satuan, defenisi batas atas dan bawah satuan di
lokasitipe, ciri pengenal dan dasar penentuan umur (mutlak) satuan, korelasi dan penerbitan
ilmiah.

Pasal 49
PERUBAHAN TINGKAT ATAU NAMA SATUAN KRONOSTRATIGRAFI

Perubahan tingkat atau nama satuan kronostratigrafi harus memenuhi persyaratan seperti
mendirikan satuan resmi baru.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

Tabel 3. Hubungan antara Kronostratigrafi dan Geokronologi (umur dalam juta tahun) menurut
International Commision of Stratigraphy versi 2022/02
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

BAB VII
PEMBAGIAN GEOKRONOLOGI

Pasal 50
AZAS TUJUAN

Pembagian waktu geologi ialah pembagian waktu menjadi interval-interval tertentu


berdasarkan peristiwa geologi. Interval waktu geologi ini disebut sebagai Satuan
Geokronologi. Cara penentuannya didasarkan atas analisis radiometrik atau isotropik.

Penjelasan:
Hubungannya dengan Satuan Kronostratigrafi dapat dilihat pada Pasal 51.
Besaran waktu geologi dinyatakan dalam jutaan tahun yang lalu (Ma B. P. = Millions of years
Before Present), milyaran tahun (Ga = thousand of millions years) atau ribuan tahun (Ka).

Pasal 51
TINGKAT SATUAN GEOKRONOLOGI

Tingkat-tingkat satuan geokronologi dari besar ke kecil adalah Kurun, Masa, Zaman, Kala
dan Umur
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023

DAFTAR PUSTAKA

Herdberg, H. D., 1976. International Stratigraphic Guide, A Guide to Stratigraphic


Classification, Terminology, and Procedure. International Subcommission on
Stratigraphic Classification of IUGS Commission on Stratigraphy. John Wiley and Sons,
Toronto.

Marti, J. Groppelli, G., da Silveira, A. B., 2018. Volcanic Stratigraphy: A review, Journal of
Volcanology and Geothermal Research, Vol 357, pp 68-91

Martojoyo, Soejono dan Djuhaeni, 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia, Komisi Sandi Stratigrafi
Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia.

Murphy, Michael and Salvador, Amos, 1999. International Subcommission on Stratigraphic


Classification of IUGS International Commission on Stratigraphy: International
Stratigraphic Guide – An abridged version, Episodes, Vol. 22, no. 4

Murphy, Michael and Salvador, Amos, 2000. International Subcommission on Stratigraphic


Classification of IUGS International Commission on Stratigraphy: International
Stratigraphic Guide – An Abridged Version (Reproduced with the permission of the
International Union of Geological Sciences from Episodes, v. 22, no: 4), GeoArabia, Vol.
5, No. 2, 2000, GulfPetroLink, Bahrain.

North America Commission on Stratigraphic Nomenclature, 2021. North American


Stratigraphic Code, Stratigraphy, Vol. 18, no. 3, pages 153-204.

Orndoff, Randal C., Stamm, Nancy., Craigg, Steven., D’Erchia, Terry., Edwards, Lucy., Fullerton,
David, Murchey, Bonnie, Ruppert, Leslie., Soller, David and Tew, Berry, 2006. Division of
Geologic Time – Major Chronostratigraphic and Geochronologic Units, USGS.

Orndoff, Randal C., Stamm, Nancy., Craigg, Steven., D’Erchia, Terry., Edwards, Lucy., Fullerton,
David, Murchey, Bonnie, Ruppert, Leslie., Soller, David and Tew, Berry, 2010. Division of
Geologic Time – Major Chronostratigraphic and Geochronologic Units, USGS.

Salvador, Amos, 1994. International Subcommission on Stratigraphic Classification of IUGS


International Commission on Stratigraphy: International Stratigraphic Guide, A Guide to
Stratigraphic Classification, Terminology and Procedure, Geological Survey of America.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy