240113-Sandi Stratigrafi Indonesia Edisi 2023-FINAL-1
240113-Sandi Stratigrafi Indonesia Edisi 2023-FINAL-1
240113-Sandi Stratigrafi Indonesia Edisi 2023-FINAL-1
DITERBITKAN OLEH
IAGI
IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, Tuhan YME,
Buku Sandi Stratigrafi Indonesia (SSI) edisi 2023 dapat diselesaikan dan diterbitkan. Buku SSI
edisi 2023 ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari rangkaian panjang penyusunan SSI
mulai dari 1973, SSI 1996 yang merupakan edisi revisi dari SSI 1973, dan kemudian setelah 27
tahun diterbitkan edisi revisi SSI 2023 sebagai bagian pemutakhiran dari SSI 1996.
Penyusunan buku SSI edisi 2023 merupakan pekerjaan yang besar yang dikomandani
Tim Komite IAGI untuk Sandi Stratigrafi Indonesia melibatkan banyak ahli geologi dari
berbagai bidang profesi ahli geologi dari dunia pendidikan, industri, institusi pemerintah dan
swasta. Dalam tiga dekade terakhir telah terjadi bebagai perkembangan ilmu di bidang
stratigrafi dan geologi, baik dari variasi data dan metode pengambilan data, metoda
penyatuan, umur dan interpretasi baik permukaan maupun bawah permukaan, sehingga
diperlukan pemutakhiran Sandi Stratigrafi Indonesia. Berbagai rapat, diskusi dan workshop
telah dilaksanakan dalam periode Februari 2021 sampai dengan Oktober 2023, baik secara
daring maupun luring, untuk menyatukan pemikiran dalam satu buku SSI Edisi 2023.
Sumbangsih dan kerja keras para ahli geologi dalam penyusunan SSI edisi 2023 sangat
pantas diberikan apresiasi setinggi-tingginya. Pada kesempatan ini Pengurus Pusat IAGI
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Komite IAGI
untuk Sandi Stratigrafi Indonesia, Badan Geologi, Perguruan Tinggi yang terlibat, Asproditegi
dan semua ahli yang berkontribusi sehingga SSI edisi 2023 ini bisa diselesaikan.
Buku SSI ini merupakan salah satu karya monumental dari IAGI. Penyusunannya telah melalui
kajian ilmiah yang baik dan telah dipresentasikan disetujui dalam Pleno Pengurus PP IAGI
2020-2023 tanggal 19 Oktober 2023 dan disahkan dalam Munas IAGI 2023 di Pangkal Pinang,
JCP-2023, pada tanggal 25 Oktober 2023 di Hotel Novotel.
Semoga penerbitan buku SSI ini ini dapat memberikan kontribusi konkrit dalam
menjawab permasalahan stratigrafi dan sedimentologi di berbagai bidang geologi yang sering
dijumpai oleh para praktisi geologi baik di dunia industri, lembaga peneliti, perguruan tinggi,
baik swasta maupun negeri. Insya Allah buku SSI selalu akan dimutakhirkan pada masa yang
akan datang oleh para ahli geologi di bawah naungan organisasi kita tercinta Ikatan Ahli
Geologi Indonesia (IAGI).
Muhammad Burhannudinnur
Ketua Umum IAGI
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Dengan memanjatkan puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Buku Sandi
Stratigrafi ini dapat diterbitkan. Buku ini merupakan revisi dari terbitan 23 tahun yang lalu,
merupakan suatu hasil kerja besar dan memberikan sumbangan sangat beharga bagi
perkembangan geologi Indonesia.
Sejak awal pengurusan periode 1995-1996, Pengurus Pusat (PP) Ikatan Ahli Geologi
Indonesia (IAGI) telah mencanangkan program kerja utama yang mencakup 3 aspek, yaitu :
(a) pemantapan organisasi, (b) perekayasaan ilmu kebumian, (c) pendidikan dan riset ilmu
kebumian. Ketiga aspek dimaksud terwakilkan melalui peluncuran hasil revisi AD/ART IAGI,
Peta Sumberdaya Energi Indonesia dan Buku Sandi Stratigrafi yang secara organisatoris
terlegitimasi lewat arena Musyawarah Nasional (MUNAS) 1996 dan Pertemuan Ilmiah
Tahunan (PIT) ke-25 IAGI, 11-12 Desember 1996 di Bandung.
Keberhasilan penerbitan Buku Sandi Stratigrafi Indonesia edisi baru ini tidak terlepas dari
jerih payah dan kerja keras Ketua Komisi Stratigrafi IAGI, Dr. Soejono Martodjojo bersama
Dr. Djuhaeni disela-sela kesibukan tugas keseharian di Jurusan Teknik Geologi ITB, keduanya
masih menyempatkan diri menyisakan waktu yang amat berharga untuk merampungkan
naskah siap cetak, setelah memlalui beberapa kali seminar pendahuluan di tiga kantong
utama konsentrasi anggota IAGI, yakni: Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.
Pada tempatnya dalam kesempatan ini Pengurus Pusat IAGI mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua mereka atas upaya yang tiada henti serta
bersungguh-sungguh dalam mengembangkan disiplin kepakaran dan ilmu stratigrafi di
Indonesia. Seyogyanya hal ini dapat dicontoh oleh segenap anggota IAGI khususnya dan
masyarakat yang menggeluti bidang ilmu kebumian pada umumnya.
Semoga penerbitan buku ini dapat memberikan konstribusi konkrit dalam menjawab
masalah-masalah stratigrafi dan sedimentologi yang sering dijumpai oleh para praktisi di
sektor hulu dunia industri dan para peneliti di lembaga-lembaga riset dan dunia pendidikan.
Abdul Wahab
Ketua Umum
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu sekarang ini hampir sejalan dengan kemajuan waktu. Kemajuan ini berupa
perubahan dan/atau timbulnya konsep baru yang didasari oleh temuan data baru dan
pemakaian konsep yang jumlah serta frekuensinya tidak lagi linier dengan waktu, tetapi sangat
mencolok luar biasa. Berbeda dengan perubahan konsep atau teori lama yang umumnya
didasarkan pada data yang sedikit dan sering disertai tinjauan sepihak, perubahan sekarang
ini didasari data yang luar biasa jumlahya dan bersifat multidisipliner, meliputi berbagai
cabang ilmu serta pemakaian yang universal.
Sandi Stratigrafi Indonesia (SSI) diterbitkan pada tahun 1973 dan sejak itu belum pernah
direvisi. Oleh karena itu sesuai dengan kemajuan ilmu stratigrafi sekarang ini dirasa sudah
waktunya kita meninjau kembali relevansi Sandi Stratigrafi Indonesia (SSI 73) tersebut.
Kesenjangan ini bukan berarti ahli stratigrafi di Indonesia tidak mengikuti perubahan-
perubahan yang terjadi, tetapi saya yakin lebih didasari oleh persepsi apakah perubahan dan
perkembangan konsep negara lain tersebut dirasakan masih tercakup dalam SSI 73 atau
perubahan itu sendiri belum sampai tahap yang jelas untuk dijadikan dasar refisi SSI 73.
Kami diberi tugas oleh pengurus IAGI 1993-1994 dan kembali dikuatkan oleh surat Ketua IAGI
1994-1995 No. 010/IAGI/XII/94, isinya menunjuk Dr. Soejono Martodjojo sebagai Ketua
Komisi Stratigrafi yang diharapkan dapat menyelesaikan revisi SSI 73 dalam kepengurusan
1995-1996.
Tujuan Sandi Stratigrafi Indonesia terutama memberikan konsepsi aturan pembagian batuan
secara bersistem disertai tatanannya sehingga pembahasan stratigrafi di Indonesia menjadi
lebih jelas, mudah dimengerti dan penerapannya sederhana. Untuk itu kami dari panitia kecil
Refisi SSI ’73 ingin mendapat tanggapan yang luas dari semua yang berkepentingan.
Sandi Stratigrafi Indonesia 1973 (SSI 73) dilandasi oleh hasil International Subcommission on
Stratigraphic Classification tahun 1961 (ISSC 61) yang dipimpin oleh H. D. Hedberg di
Copenhagen dan mengacu pula pada North America Commission on Stratigraphic
Nomenclatur 1961 (NACSN 61) dan hasil badan yang sejenis dari negara-negara lain.
Sementara itu NACSN telah membuat revisi tahun 1976 dan yang terakhir tahun 1983.
Sedangkan ISSC 61 telah beberapa kali memuat tambahan dan perubahan, seperti 1976
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
(Hedberg, 1976), 1987 (Amos Salvador, 1987) dan terakhir 1994 (Amos Salvador, 1994).
Perubahan Sandi Stratigrafi Internasional maupun negara-negara lain, sebenarnya tidak lepas
dari pengamatan penulis, tetapi menurut kami kebanyakan masih dapat dicakup oleh SSI 73.
Sebagaimana diketahui SSI 73, mengenal 3 satuan strata dan 1 satuan waktu (geokronologi).
Satuan strata tersebut adalah Satuan Litostratigrafi, Satuan Biostratigrafi dan Satuan
Kronostratigrafi. Satuan Magnetostratigrafi dikembangkan oleh NACSN 83, menurut kami
masih tercakup pada Satuan Kronostratigrafi SSI 73. Demikian pula satuan-satuan lainnya
seperti Polarity-Chronostratigraphic Unit (NACSN 83), Formal Unit Distinguished by Age,
semuanya masih dapat dikategorikan dalam Satuan Kronostratigrafi SSI 1973.
Klasifikasi dan tatanama untuk batuan beku dan metamorfosa masih menjadi persoalan.
NACSN 83 secara jelas menetapkan konsep klasifikasi dan tatanama tersendiri dengan
menamakannya sebagai Lithodemic Unit, tetapi ISSC 87 lebih cenderung satuan batuan ini
dikategorikan sebagai Satuan Litostratigrafi dan ISSN 94 tidak mencantumkan unit ini.
Permasalahan klasifikasi dan tatanama batuan asal vulkanik disinggung sepintas dalam NACSN
83 pada artikel litostartigrafi. Menurut kami masalah ini perlu mendapat perhatian khusus
pada Revisi SSI 73 ini, mengingat batuan vulkanik (endapan gunungapi Resen) penyebarannya
di Indonesia sangat luas. Untuk itu Satuan Stratigrafi Gunungapi yang ditulis oleh
Wirakusumah dkk, dalam Publikasi Direktorat Vulkanologi 1996 dimasukkan sebagai BAB III
dalam revisi ini.
Masalah yang menarik adalah yang berkaitan dengan timbulnya Konsep Stratigrafi Sikuen.
Peter R. Vail dengan rekannya dari Exxon Production Research Company, memikirkan dan
mengembangkan suatu teknik stratigrafi dan kemudian menjadikannya suatu prinsip
pendekatan didasarkan pada analisa data seismic ganda (multifold). Satuan stratigrafi seismik
ini dinamakan “Depositional Sequence” (DS) (Mitchum, 1997). Defenisi Depositional Sequence
(DS) adalah satuan yang terdiri atas urutan batuan menerus (conformable), tanpa adanya
waktu selang pengendapan. Batas DS berupa ketidakselarasan (unconformity). Berdasar
penelitiannya yang berskala global, dan kemudian menghasilkan kurva perubahan muka laut
global. Kritik yang keras terhadap DS adalah karena dianggap kurangnya data penunjang
biostratigrafi dan singkapan dalam pembuatan kurva eustatis ini, walaupun usaha besar
banyak dilakukan seperti di cekungan Amerika bagian barat yang berumur Kapur (Projek WIK)
dan Sequence Stratigraphy of European Basin Project yang diketuai oleh T. Jacquin dan P. R.
Vail sendiri.
Konsep stratigrafi baru ini telah memacu penelitian stratigrafi lebih detail berdasarkan data
batuan, log dan mikrofosil. Penelitian ini telah membuktikan bahwa proses pembentukan DS
ternyata lebih sering terjadi akibat perubahan muka air laut relatif yang merupakan fungsi
tektonik dan volume akumulasi sedimen. Akibat dari proses ini jumlahnya lebih banyak
dibandingkan dengan hanya oleh akibat gerak eustatis saja (Mitchum dan van Wagoner,
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
1991).
Penelitian berdasar data detail seperti log dan data singkapan telah merubah konsep seismik
stratigrafi. Seismik stratigrafi menjadi konsep Stratigrafi Sikuen (Sequence Stratigraphy)
dengan satuan dasar sikuen yang sangat dipengaruhi oleh perubahan muka laut global,
tektonik dan sedimentasi (Wilgus et al, 1988). Perubahan konsep ini telah memacu
pemakaiannya dalam eksplorasi, dan pengembangan lapangan minyak bumi, sehingga sejak
tahun 1988, hampir semua majalah ilmiah batuan sedimen di dunia, paling tidak memuat satu
artikel yang berhubungan dengan Stratigrafi Sikuen pada setiap penerbitannya.
NACSN 83 mengajukan satuan Allostratigrafi di mana makna sikuen tercakup, tetapi tidak
secara utuh, sedangkan ISSC 94 mengusulkan nama Synthem bagi satuan yang sepadan
dengan Satuan Allostratigrafi dari NACSN 83. Banyak peneliti menilai bahwa Allostratigrafi
lebih bersifat praktis, tetapi kurang dapat memberikan gambaran hubungan stratigrafi
sesungguhnya (Martinsen dkk, 1993). Hal ini disebabkan karena satuan Allostratigrafi hanya
berupa unit yang dibatasi bidang ketidakselarasan sedangkan Stratigrafi Sikuen mencakup
satuan batuan yang kejadiannya berhubungan, seperti endapan turbidit akibat susut laut.
Harus diakui bahwa pemakaian Stratigrafi Sikuen paling mudah diterapkan pada lingkungan
laut dangkal dan transisi, namun akhir-akhir ini kemajuan pemakaiannya telah mencakup
berbagai lingkungan pengendapan (Posamentier dan Weimer, 1993). Pada dasarnya
semuanya sepakat akan besarnya kegunaan dan keunggulan Stratigrafi Sikuen untuk
memudahkan kita mengerti sejarah pengendapan suatu cekungan terutama kegunannya
dalam eksplorasi minyak bumi, batubara dan lain sebagainya. Oleh karena itu sekarang ini
ada kecenderungan untuk menerapkan Konsep Stratigrafi Sikuen secara konsisten dan
konsekuen.
SARAN
Uraian ini semoga menjadi gambaran bagi seluruh Anggota IAGI akan masalah yang ada
dalam revisi SSI 73. Untuk itu kami sangat berharap dapat mengadakan diskusi langsung
maupun tidak langsung dengan masyarakat geologi dari berbagai instansi, agar Revisi SSI 73
dapat berhasil sesuai dengan tujuannya.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Setelah lebih dari seperempat abad komunitas geologi Indonesia menggunakan Sandi
Stratigrafi Indonesia 1996, dirasakan perlunya suatu pembaharuan. Pengurus IAGI periode
2020-2023 membentuk komisi Sandi Stratigrafi Indonesia, dengan tugas melakukan
pembaharuan. Setelah melakukan beberapa diskusi, komisi Sandi Stratigrafi Indonesia ini
melakukan beberapa pembaharuan.
Pada bab Satuan stratigrafi gunung api diikutkan sebuah gambar untuk memperjelas unit-
unit batuan/endapan gunung api berdasarkan penyebarannya. Penulisan kata gunung api
dipisah dan stratigrafi gunung api dapat diterapkan pada material gunung api purba atau
volcanic terrain melalui pemetaan yang didasarkan pada prinsip geologi the present is the
key to the past sejauh aspek-aspek geologi gunung api masih dapat direkonstruksi.
Pada bab Satuan Biostratigrafi, juga direvisi sesuai dengan perkembangan dari Komisi
Stratigrafi Internasional yang terakhir. Penetapan Zona yang lebih sederhana, dengan batas
bawah dan batas atas yang dapat lebih jelas dikenali dikemukakan pada revisi ini.
Penggunaan Zona yang digunakan pada edisi ini cukup terdiri atas Zona Kisaran yang terdiri
atas Zona Kisaran Takson dan Zona Kisaran Bersamaan, Zona Selang atau Interval, Zona
Silsilah, Zona Kumpulan dan Zona Kelimpahan.
Satuan Kronostratigrafi yang diterbitkan pada SSI 1973 tidak dirubah dalam SSI 1996. Bagan
stratigrafi yang dicantumkan tidak cukup detil, khususnya untuk masa Mesozoikum. Dengan
perkembangan penelitian di Indonesia Timur yang banyak membahas Mesozoikum, bagan
atau tabel yang ada perlu dirubah. Selain itu, dengan terbentuknya Komisi Stratigrafi
Internasional, Sandi Stratigrafi 2023 perlu bersinergi dan mengacu ke komisi stratigrafi
internasional tersebut. Dengan demikian bagan stratigrafi yang baru disertakan dalam edisi
2023 ini.
Didukung oleh:
Rina Zuraida, Asep Permana, Fitri, Ruly Setyo
Ditinjau oleh:
Didit Hadi B., Ery Arifulah, Teti Syahrulyati
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
DAFTAR ISI
MUKADIMAH
Pada hakekatnya ada hubungan tertentu antara mulajadi dan aturan batu di alam, dalam
kedudukan ruang dan waktu geologi. Stratigrafi membahas aturan, hubungan, mulajadi
lapisan serta tubuh batuan di alam.
Sesuai azasnya, Sandi Stratigrafi Indonesia mengakui adanya satuan litostratigrafi, satuan
litodemik, satuan stratigrafi gunung api, satuan biostratigrafi, satuan sikuenstratigrafi,
satuan kronostratigrafi dan satuan geokronologi. Sandi ini dapat dipakai untuk semua
macam batuan yang kedudukannya dapat dijelaskan dalam ruang dan waktu.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
BAB I
AZAS-AZAS UMUM
Seluruh bumi secara umum adalah berlapis (stratified), sehingga seluruh batuan dan
kelompok batuan baik itu batuan sedimen, batuan beku dan batuan metamorf akan
termasuk dalam klasifikasi atau pengelompokkan stratigrafi.
Batuan dengan berbagai perbedaan propertinya dapat dikelompokkan sesuai dengan
propertinya, apakah berdasarkan litologi, kandungan fosil, magnetic polarity, electrical
property, seismic response, komposisi kimia atau mineralogi dan banyak lagi. Batuan dapat
juga dikelompokkan berdasarkan waktu terbentuknya atau lingkungan pengendapan pada
saat terbentuk.
Posisi stratigrafi dari suatu lapisan yang memiliki properti yang berbeda, tidak harus
selalu memiliki posisi yang bersamaan satu sama lain, sehingga satuan yang memiliki
properti yang berbeda secara umum akan tidak memiliki satuan yang sama dengan yang lain.
Hal ini mengakibatkan batas satuan dari unit yang memiliki properti yang berbeda dapat
saling memotong satu sama lain (Gambar 1)
Gambar 1. Ilustrasi perbedaan posisi batas stratigrafi pada suatu lintasan yang sama,
berdasarkan properti atau atribut dari batuannya (modifikasi dari Salvador, A, 1994)
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Tubuh batuan dapat dikelompokkan kepada banyak kategori yang berbeda, di mana
masing-masing memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan jelas. Berikut adalah satuan
formal terbaik yang dikenal dan paling umum digunakan:
1. Satuan Litostratigrafi adalah satuan berdasarkan properti atau karakter litologi dari
tubuh batuan
2. Satuan Unconformity-bounded adalah tubuh batuan yang dibatasi pada bagian atas
dan bawahnya dengan ketidakmenerusan (”discontuity”) dari suatu urutan stratigrafi
3. Satuan Biostratigrafi adalah satuan berdasarkan kandungan fosil dari tubuh batuan
4. Satuan Polaritas Magnetostratigrafi adalah satuan berdasarkan perubahan orientasi
remanen magnetisasi pada tubuh batuan
5. Satuan Kronostratigrafi adalah satuan berdasarkan waktu dari pembentukkan tubuh
batuan.
Pasal 1
STRATIGRAFI
Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan kejadian
(genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu sedangkan dalam arti
sempit ialah ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan.
Pasal 2
PENGGOLONGAN STRATIGRAFI
Pasal 3
BATAS SATUAN STRATIGRAFI
Batas Satuan Stratigrafi ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan tersebut
sebagaimana didefinisikan. Batas Satuan Stratigrafi jenis tertentu tidak harus berhimpit
dengan batas Satuan Stratigrafi jenis lain, bahkan dapat memotong satu sama lain.
Pasal 4
TATANAMA STRATIGRAFI
Tatanama Stratigrafi ialah aturan penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi maupun
tak resmi, sehingga terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian nama-nama
tersebut seperti misalnya: Formasi, Zona, Sistem dan sebagainya.
Pasal 5
TATANAMA SATUAN STRATIGRAFI RESMI DAN TAK RESMI
Dalam Sandi diakui nama resmi dan tak resmi. Aturan pemakaian satuan resmi dan tak resmi
masing-masing satuan stratigrafi, menganut batasan satuan yang bersangkutan. Penamaan
satuan tak resmi hendaknya jangan mengacaukan yang resmi.
Penjelasan :
Nama satuan resmi menggunakan huruf besar pada setiap tingkat satuannya (misalnya
Formasi Baturaja yang terdiri atas batugamping) sedangkan untuk satuan tak resmi huruf
kecil kecuali ditulis pada awal kalimat seperti misalnya batugamping Baturaja.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Untuk keperluan tertentu yang sifatnya intern, penamaannya tetap menggunakan sistem
binominal/dwinama, hal ini tergantung pada cara yang dipakai (misalnya batupasir
Ngrayong, seam/lapisan Sangata, horizon kuning), bila menggunakan tambahan
“angka/huruf” maka urutan angka/huruf tersebut menunjukkan urutan kronologis (misalnya
horison 16, kedudukan stratigrafinya relatif di atas horizon 15, batugamping unit 1, unit 2
dan lain-lain).
Pasal 6
STRATOTIPE ATAU PELAPISAN JENIS
Stratotipe ialah tipe perwujudan alamiah satuan stratigrafi yang memberikan gambaran ciri
umum dan batas-batas satuan stratigrafi. Tipe ini merupakan sayatan pangkal suatu satuan
stratigrafi. Stratotipe hendaknya memberikan kemungkinan penyelidikan lebih lanjut.
Stratotipe Gabungan ialah satuan stratotipe yang dibentuk oleh kombinasi beberapa
sayatan komponen;
Lokasi tipe ialah letak geografi suatu stratotipe atau tempat mula-mula ditentukannya
satuan stratigrafi.
Pasal 7
KORELASI
Korelasi ialah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan- satuan
stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu.
Pasal 8
HORISON
Horison adalah suatu bidang (dalam praktek, lapisan tipis di muka bumi atau di bawah
permukaan) yang menghubungkan titik-titik kesamaan waktu. Horison dapat berupa :
horison listrik, horison seismik, horison fosil dan sebagainya. Istilah-istilah seperti : datum,
marker, lapisan pandu sebagai padanannya dan sering dipakai dalam keperluan korelasi.
Pasal 9
FASIES
Fasies adalah aspek fisika, kimia atau biologi suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
tubuh batuan yang diendapkan pada waktu yang sama dikatakan berbeda fasies, kalau kedua
batuan tersebut berbeda ciri fisik, kimia atau biologinya.
Pasal 10
PENGUSULAN SATUAN STRATIGRAFI RESMI DAN TAK RESMI
Satuan Stratigrafi dapat dianggap resmi bila: (a) Memenuhi syarat Sandi, (b) Diterbitkan
dalam suatu penerbitan ilmiah berkala, majalah geologi atau buku yang terbuka untuk umum
dan (c) cukup luas penyebarannya dan dapat dipetik tanpa adanya pembatasan.
Pasal 11
SATUAN RESMI BAWAH PERMUKAAN
Satuan Resmi Bawah Permukaan ialah satuan resmi yang didapatkan berdasar keterangan
dari data bawah permukaan. Jika sekiranya suatu satuan stratigrafi tersebut tersingkap di
permukaan maka hendaknya dihindari pemakaian satuan stratigrafi bawah permukaan.
Pengusulan satuan resmi bawah permukaan, mengikuti aturan masing- masing satuan
stratigrafi yang bersangkutan.
Pasal 12
PROSEDUR AMANDEMEN
Usulan penambahan, pengurangan atau perubahan dalam segala bentuk dari pada wujud
Sandi Stratigrafi ini dapat disampaikan secara tertulis kepada Komisi Sandi Stratigrafi
Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). Pembahasan tentang usulan perubahan
diselenggarakan sekali setahun, bertepatan dengan Pertemuan Tahunan IAGI.
BAB II
SATUAN LITOSTRATIGRAFI
Pasal 13
AZAS TUJUAN
Penjelasan:
Ciri-ciri litologi meliputi jenis batuan, kombinasi jenis batuan, keseragaman gejala litologi
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Satuan Litostratigrafi dapat terdiri atas batuan sedimen, metasedimen, batuan asal gunung
api (pre-Resen) dan batuan hasil proses tertentu serta kombinasi daripadanya. Dalam hal
pencampuran asal jenis batuan oleh suatu proses tertentu yang sulit untuk dipisahkan maka
pemakaian kata “Komplek” dapat dipakai sebagai padanan dari tingkatan satuannya
(misalnya Komplek Lukulo).
Satuan Litostratigrafi pada umumnya sesuai dengan Hukum Superposisi, dengan demikian
maka batuan beku, metamorfosa yang tidak menunjukkan sifat perlapisan dikelompokkan
ke dalam Satuan Litodemik.
Sebagaimana halnya mineral, maka fosil dalam satuan batuan diperlakukan sebagai
komponen batuan.
Pasal 14
SATUAN RESMI DAN TAK RESMI
Satuan Litostratigrafi Resmi ialah satuan satuan yang memenuhi persyaratan sandi,
sedangkan Satuan Litostratigrafi Tak Resmi ialah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi
persyaratan Sandi.
Penjelasan:
Satuan tak resmi sedapat-dapatnya harus bersendi kepada ciri litologi; bila ciri litologi tak
dipergunakan, maka ciri-ciri yang didapat dengan cara mekanik, geofisika, geokimia atau
penelitian lainnya, dapat pula dipakai sebagai sendi satuan tak resmi.
Pasal 15
BATAS DAN PENYEBARAN SATUAN
Batas satuan litostratigrafi ialah sentuhan antara dua satuan yang berlainan ciri litologi, yang
dijadikan dasar pembeda kedua satuan tersebut.
Batas satuan ditempatkan pada bidang yang nyata, batasnya merupakan bidang yang
diperkirakan kedudukannya (batas arbitrer).
Satuan-satuan yang berangsur berubah atau menjari-jemari, peralihannya dapat dipisahkan
sebagai satuan tersendiri apabila memenuhi persyaratan Sandi.
Penyebaran suatu satuan litostratigrafi semata-mata ditentukan oleh kelanjutan ciri-ciri
litologi yang menjadi ciri penentunya.
Dari segi praktis, penyebaran suatu litostratigrafi dibatasi oleh batas pengendapan cekungan
atau aspek geologi lain.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Batas-batas daerah hukum (geografi) tidak boleh dipergunakan sebagai alasan berakhirnya
penyebaran lateral (pelamparan) suatu satuan.
Penjelasan:
Batas satuan litostratigrafi tidak perlu berimpit dengan batas satuan stratigrafi lainnya
(misalnya batas satuan waktu).
Pasal 16
TINGKAT-TINGKAT SATUAN LITOSTRATIGRAFI
Urutan tingkat satuan litostratigraf resmi, masing-masing dari besar sampai kecil adalah
Kelompok, Formasi dan Anggota.
Formasi haruslah mempunyai nilai stratigrafi yang memiliki daerah cukup luas dan lazimnya
dapat dipetakan pada skala 1:25.000.
Tebal suatu Formasi berkisar antara kurang dari satu meter sampai beberapa ribu meter,
oleh karena itu ketebalan bukanlah suatu syarat pembatasan Formasi.
Anggota ialah bagian dari suatu Formasi yang secara litologi berbeda dengan ciri umum
Formasi yang bersangkutan, serta memiliki penyebaran lateral yang berarti (Gambar 2)
Penjelasan:
Anggota selalu merupakan bagian dari suatu Formasi, tetapi Formasi tidak selalu perlu
mempunyai anggota.
Kalau suatu Formasi mempunyai satu Anggota atau lebih, maka bagian yang lain dari Formasi
tersebut tidak perlu dinyatakan sebagai Anggota.
Batas penyebaran lateral (pelamparan) suatu Anggota tidak boleh melampaui batas
pelamparan Formasi.
Kelompok ialah suatu litostratigrafi resmi setingkat lebih tinggi daripada Formasi dan
karenanya terdiri atas dua Formasi atau lebih yang menunjukkan keseragaman ciri-ciri
litologi (Gambar 3).
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Gambar 2. Hubungan antara Formasi dan Anggota berdasarkan kesamaan waktu dalam
Satuan Lithostratigrafi; a, b dan c = garis kesamaan waktu/garis korelasi.
Penjelasan:
Kelompok harus terdiri atas dua Formasi atau lebih yang telah ada dan karenanya satu
Kelompok tidak dapat berdiri sendiri. Harus diingat bahwa Formasi itu adalah satuan dasar
resmi dan tidak perlu termasuk dalam suatu Kelompok serta tidak pula selalu terbagi menjadi
Anggota.
Apabila dalam satu Kelompok terdapat Formasi yang membaji, maka jumlah dan jenis
susunan Formasinya tidak selalu tetap. Sebagai misal, suatu Kelompok-Y di daerah I terdiri
atas Formasi D, E dan F, di daerah II terdiri atas Formasi E dan F.
Suatu Formasi dapat ditingkatkan menjadi Kelompok kalau ternyata memenuhi persyaratan.
Nama Kelompok mempergunakan nama Formasi yang telah diakui. Sebagai misal, Formasi A
yang ditingkatkan menjadi Kelompok, nama barunya jadi Kelompok A.
Pasal 17
STRATOTIPE ATAU LAPISAN JENIS
Stratotipe merupakan lapisan batuan tertentu yang secara resmi ditetapkan dan diakui
sebagai referensi utama untuk suatu unit stratigrafi atau batas stratigrafi tertentu. Stratotipe
digunakan sebagai dasar untuk mendefinisikan dan menggambarkan unit stratigrafi tersebut
secara umum.
Letak suatu stratotipe dinyatakan dengan kedudukan koordinat geografi. Apabila pemerian
stratotipe suatu satuan litostratigrafi di lokasi tipenya tidak memungkinakan, maka sebagai
gantinya cukup dinyatakan lokasi tipenya.
Penjelasan:
Mengingat akan pentingnya stratotipe atau lapisan jenis dalam satuan litostratigrafi sebagai
lintasan acuan yang utama, maka penentuannya haruslah pada suatu tempat yang mewakili
pemerian litologi satuan litostratigrafi yang bersangkutan.
Setiap Formasi dan Anggota harus dilengkapi dengan stratotipe. Kelompok tidak memiliki
stratotipe tersendiri.
Pasal 18
TATANAMA SATUAN LITOSTRATIGRAFI
Tatanama satuan litostratigrafi resmi ialah dwinama (binomial). Untuk tingkat Kelompok,
Formasi dan Anggota dipakai istilah tingkatnya dan diakui nama geografinya.
Penjelasan:
Suatu satuan litostratigrafi resmi bertingkat Formasi dengan lokasi tipe di daerah A
dinamakan “Formasi A”, di mana “A” adalah nama geografi.
Nama geografi suatu satuan hendaknya terdiri atas satu kata. Bila nama tersebut terdiri atas
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
dua suku kata maka didalam nama satuan litostratigrafi, nama-nama itu menjadi satu
kesatuan; misalnya Bengawan Solo menjadi Bengawansolo, dan Gunung Masigit menjadi
Gunungmasigit.
Untuk menghindari duplikasi, nama geografi yang telah dipakai untuk nama satuan
litostratigrafi resmi tidak boleh dipergunakan untuk nama satuan litostratigrafi resmi yang
lain, baik yang sama maupun berbeda tingkatnya walaupun posisi nama-nama geografi
tersebut berbeda satu dengan lainnya.
Penulisan kedua kata nama satuan litostratigrafi resmi harus dimulai dengan huruf besar
sedangkan nama satuan tak resmi selalu dengan huruf kecil, kecuali ditulis pada awal kalimat
(lihat pasal 5).
Jika untuk satuan litostratigrafi yang sama terdapat dua buah penamaan, maka nama resmi
yang diusulkan terdahulu yang harus dipakai.
Nama geografi sebaran satuan di waktu lampau, yang telah populer atau telah dikenal dalam
pustaka sebaiknya dipertahankan. Statusnya dipastikan atau diubah menurut aturan satuan
litostratigrafi yang sesuai. Nama geografi mungkin berubah atau bahkan hilang, tetapi
perubahan itu tidak boleh mempengaruhi nama satuan litostratigrafi yang telah ada.
Pasal 19
CARA PENGUSULAN SATUAN LITOSTRATIGRAFI RESMI
Pengusulan suatu satuan litostratigrafi resmi harus dilakukan melalui cara-cara yang
dinyatakan secara terbuka dan tertulis.
Pernyataan tersebut harus meliputi hal-hal berikut: pernyataan tentang maksud pengusulan
suatu satuan resmi; nama dan tingkat satuan yang diusulkan; adanya stratotipe dan/atau
lokasi tipe dan pemerian ciri-ciri litologi satuan pada umumnya; lokasi geografi stratotipe
atau lokasi tipe; hubungan antara satuan yang diusulkan dengan satuan lain dan keterangan
tentang batas satuan; penyebaran satuan ke arah tegak (ketebalan) dan lateral
(pelamparan); umur-umur geologi sampai tingkat satuan Zaman atau lebih kecil; keterangan
mengenai nama-nama yang dipergunakan sebelumnya; prosedur penerbitan harus resmi
(Pasal 10.2).
Penjelasan:
Sedapat-dapatnya selain stratotipe dikemukakan pula hipostratotipe atau lintasan acuan
tambahan (lihat Pasal 6).
Bentuk publikasi dapat berupa penerbitan ilmiah berkala, majalah geologi atau buku, yang
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Pasal 20
SATUAN RESMI BAWAH PERMUKAAN
Satuan resmi litostratigrafi bawah permukaan ialah satuan yang diperoleh berdasarkan data
bawah permukaan.
Selain persyaratan yang tercantum dalam Pasal 19, masih diperlukan persyaratan tambahan
yang meliputi keterangan lengkap tentang: sumur tipe atau tambang tipe, penampang
geologi bawah permukaan, lintasan geolistrik atau cara mekanik lainnya (misalnya data
sumur pemboran), tempat penyimpanan conto potongan (tahi bor), inti dan conto lainnya.
Penjelasan:
Keterangan lengkap meliputi lokasi geografi, nama perusahaan yang bertanggung jawab atas
pemboran atau penambangan, kedalaman seluruhnya, ketinggian muka-tanah dan nivo
tambang tempat data sumur.
Penampang geologi bawah permukaan ialah rekonstruksi antar penampang lintasan (antar
sumur bor) yang menggambarkan pelamparan dari satuan yang didefenisikan serta
hubungannya dengan satuan disekitarnya.
Sumur tipe dan tambang tipe mempunyai makna yang sama dengan lokasitipe.
Pasal 21
SATUAN LITODEMIK
Penjelasan:
Batuan penyusunan Satuan Litodemik tidak mengikuti kaidah Hukum Superposisi dan
kontaknya dengan satuan litostratigrafi dapat bersifat extrusif, intrusif, metamorfosa atau
tektonik.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Pasal 22
BATAS DAN PENYEBARAN SATUAN
Batas antar Satuan Litodemik berupa sentuhan antara dua satuan yang berbeda ciri
litologinya, di mana kontak tersebut dapat bersifat extrusi, intrusi, metamorfosa, tektonik
atau kontak berangsur.
Penjelasan:
Batuan kontak antara dua Satuan Litodemik yang berangsur/bergradasi, di mana ciri
litologinya cukup berbeda dan memenuhi persyaratan Sandi dapat dikelompokkan menjadi
satuan tersendiri.
Pasal 23
TINGKAT-TINGKAT SATUAN LITODEMIK
Urutan tingkat Satuan Litodemik resmi, masing-masing dari besar ke kecil adalah Supersuite,
Suite dan Litodem.
Litodem adalah satuan dasar dalam pembagian Satuan Litodemik, satuan di bawah litodem
merupakan satuan tidak resmi.
Penjelasan:
Litodem harus mempunyai keseragaman ciri litologi yang dapat berupa batuan intrusi,
extrusi atau metamorf dan sedapat mungkin mempunyai keseragaman litologi. Satuan ini
dapat tersingkap di permukaan dan dapat berlanjut ke bawah permukaan serta dapat
dipetakan.
Satuan yang didefenisikan berdasarkan analisis kimia/sifat kimiawi maupun geofisika
merupakan satuan tidak resmi.
Suite adalah satuan litodemik resmi yang setingkat lebih tinggi dari pada Litodem, oleh
karenanya terdiri atas dua atau lebih asosiasi litodem yang serumpun.
Penjelasan:
Pengelompokkan ke dalam Suite ditujukan untuk Satuan Litodemik yang memperlihatkan
hubungan secara alamiah dari asosiasi satuan litodemik yang mempunyai kesamaan ciri
litologinya yang sejenis dan kesamaan genesa, misalnya Suite Metamorfosa Bayat terdiri atas
Litodem Filit, Litodem Sekis dan Litodem Genis.
Supersuite adalah satuan Litodemik setingkat lebih tinggi dari pada Suite, oleh karenanya
Supersuite terdiri atas dua Suite atau lebih.
Nama yang populer seperti zona pada zona mineralisasi adalah nama satuan tidak resmi.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Pasal 24
TATANAMA SATUAN LITODEMIK
Tatanama Satuan dasar Litodem yang terdiri atas nama geografi dan ciri utama komposisi
litologinya, misalnya Diorit Cihara.
Penjelasan:
Ciri utama komposisi dimaksud di sini adalah ciri umum yang mudah dikenal (terutama di
lapangan) misalnya Sekis, Genis, Gabro dan lain-lain.
Penamaan pada tingkat Suite, terdiri atas nama tingkat, diikuti genesa kelompok litodem dan
nama geografi yang berkaitan, misalnya Suite Intrusi Cikotok, Suite Metamorfosa
Karangsambung.
Penamaan Supersuite terdiri atas kombinasi nama tingkatan dan geografi. Nama geografi
Supersuite tidak harus sama dengan nama Suite atau Litodem.
Pasal 25
CARA PENGUSULAN SATUAN LITODEMIK
Pengusulan suatu Satuan Litodemik resmi melakukan melalui cara-cara yang dinyatakan
secara terbuka dan tertulis (Pasal 5) dan pernyataan harus meliputi hal-hal seperti pada
Pasal 19.
BAB III
SATUAN STRATIGRAFI GUNUNG API
Pasal 26
AZAZ TUJUAN
Peta geologi gunung api yang memuat informasi sebaran batuan/endapan dan stratigrafi
gunung api dapat digunakan sebagai data dasar dalam pembuatan peta kawasan rawan
bencana gunung api, peta rencana tata ruang, peta tata air, peta potensi bahan galian,
penyelidikan sumber tenaga panas bumi serta keperluan ilmiah lainnya.
Penjelasan:
Batuan gunung api merupakan hasil kegiatan gunung api secara langsung (primer) maupun
tidak langsung (sekunder). Kegiatan secara langsung merupakan proses keluarnya magma ke
permukaan bumi (erupsi) berupa letusan (eksplosif) dan lelehan (efusif) atau proses yang
berhubungan. Kegiatan tidak langsung adalah proses yang mengikuti kejadian primer.
Satuan batuan/endapan gunung api adalah kesatuan batuan/endapan gunung api sebagai
hasil proses kegiatan gunung api baik secara primer maupun sekunder dalam suatu interval
waktu.
Sumber adalah tempat terjadinya erupsi yang dapat berupa kawah atau kaldera. Deskripsi
batuan/endapan gunung api dimaksudkan untuk memberikan nama litologi
batuan/endapan yang bersangkutan.
Pasal 27
SATUAN RESMI DAN TAK RESMI
Satuan resmi adalah satuan batuan/endapan gunung api yang memenuhi persyaratan sandi
dan sedangkan satuan tak resmi adalah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan
sandi.
Pasal 28
BATAS DAN SEBARAN SATUAN STRATIGRAFI GUNUNG API
Batas satuan batuan/endapan gunung api adalah sentuhuan antara dua satuan atau lebih
yang berlainan, dibedakan berdasarkan sumber erupsi, ciri batuan/endapan genesa, daur
letusan atau waktu kejadian.
Sentuhan antara dua satuan dapat berupa bidang horizontal, miring atau tegak dan
perubahannya dapat tegas maupun berangsur.
Satu atau lebih satuan batuan/endapan gunung api dapat dihasilkan oleh satu letusan
(monogenetik) atau beberapa peristiwa letusan (poligenetik).
Satuan yang berubah berangsur atau jari-jemari, peralihannya dapat dipisahkan sebagai
satuan tersendiri apabila memenuhi persyaratan sandi.
Batas daerah hukum (geografi) tidak dapat dipergunakan sebagai batas berakhirnya
penyebaran satuan batuan/endapan gunung api.
Sebaran lateral satuan stratigrafi gunung api dapat berupa batas jangkauan tubuh gunung
api atau benturan dengan satuan lainnya, baik secara stratigrafis maupun struktur.
Pasal 29
TINGKAT-TINGKAT SATUAN STRATIGRAFI GUNUNG API
Tingkatan satuan stratigrafi gunung api masing-masing dari kecil ke besar adalah: Gumuk,
Khuluk, Bregada, Manggala dan Busur.
Khuluk adalah satuan dasar dalam pengelompokan satuan stratigrafi gunung api.
Penjelasan:
Khuluk merupakan kumpulan batuan/endapan yang dihasilkan oleh satu atau lebih titik
erupsi yang membentuk satu tubuh gunung api. Khuluk tersingkap di permukaan dan dapat
berkelanjutan ke bawah permukaan. Khuluk harus mempunyai nilai stratigrafi /geologi,
meliputi daerah yang luas dan lazimnya dapat dipetakan dengan skala 1 : 50.000 atau lebih
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
besar.
Gumuk adalah bagian dari Khuluk yang terbentuk sebagai hasil suatu erupsi pada tubuh
gunung api tersebut, baik sebagai hasil erupsi pusat maupun erupsi samping.
Penjelasan:
Gumuk merupakan bagian dari Khuluk akan tetapi Khuluk tidak selalu mempunyai Gumuk.
Batas sebaran lateral suatu Gumuk tidak melampaui batas pelamparan Khuluk.
Gumuk dapat terdiri atas satu atau lebih batuan/endapan gunung api yang dihasilkan oleh
satu atau beberapa daur letusan gunung api.
Gumuk harus mempunyai nilai stratigrafi/geologi yang penting dan lazimnya dapat
dipetakan pada skala 1 : 50.000 atau lebih besar.
Bregada adalah satuan stratigrafi gunung api yang mencakup sebaran batuan/endapan
gunung api hasil letusan yang terdiri atas dua atau lebih Khuluk atau yang berhubungan
dengan pembentukan kaldera.
Penjelasan:
Bregada selalu mempunyai Khuluk. Bregada harus mempunyai nilai stratigrafi/geologi yang
penting dan lazimnya dapat dipetakan dengan skala 1 : 100.000 atau lebih besar.
Manggala adalah satuan stratigrafi gunung api yang mencakup sebaran batuan/endapan hasil
letusan-letusan gunung api yang mempunyai lebih dari satu kaldera pada satu atau lebih
tubuh gunung api.
Penjelasan:
Manggala harus mempunyai lebih dari satu Bregada. Manggala harus mempunyai nilai
stratigrafi/geologi yang penting dan lazimnya dapat dipetakan dalam skala 1 : 100.000 atau
lebih besar.
Busur adalah satuan stratigrafi gunung api yang terdiri atas kumpulan Khuluk, Bregada dan
Manggala dan mempunyai kedudukan tektonik yang sama.
Penjelasan:
Busur merupakan rangkaian kesatuan gunung api yang mempunyai kedudukan tektonik yang
sama. Busur Gunung api lazimnya dapat dipetakan dengan skala 1 : 1.000.000 atau lebih besar.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Pasal 30
TATANAMA SATUAN STRATIGRAFI GUNUNG API
Tatanama satuan stratigrafi gunung api didasarkan pada sumber, jenis batuan/endapan
dan urutan kejadian. Tatanama satuan ini digunakan tiga karakter secara berurutan yang
merupakan gabungan huruf dan angka. Huruf merupakan singkatan nama sumber dan jenis
satuan sedangkan angka menunjukkan urutan kejadiannya.
Penjelasan:
Karakter pertama, menunjukkan singkatan nama sumber erupsi, ditulis dengan huruf besar
yang terdiri atas satu atau dua huruf.
Satu huruf besar adalah huruf pertama nama Khuluk atau Gumuk. Dua huruf besar adalah
huruf pertama yang diikuti huruf lainnya dari nama Gumuk. Penggunaan dua huruf
dilakukan jika huruf pertama nama Khuluknya sama dengan huruf pertama nama Gumuk
lainnya.
Karakter kedua, menunjukkan singkatan nama satuan batuan/endapan gunung api, ditulis
dengan huruf kecil yang terdiri atas satu atau dua huruf. Satu huruf kecil adalah huruf
pertama nama satuan hasil erupsi magmatik (proses primer).
Dua huruf kecil adalah huruf pertama yang diikuti huruf lainnya dari nama satuan hasil
eksplosi yang bukan magmatik (proses primer).
Dua huruf kecil adalah huruf pertama yang diikuti oleh huruf lainnya dari nama satuan
endapan bukan sebagai hasil erupsi (proses sekunder).
Karakter ketiga, menunjukkan urutan kejadian satuan pada sebuah sumber erupsi, ditulis
dengan angka (arabik). Urutan pertama/tertua dimulai dengan angka 1 (satu) dan
seterusnya. Angka ditulis pada satu garis yang sama dengan huruf dan dicantumkan tanda
titik sebelumnya.
Untuk sumber erupsi yang tidak diketahui namanya atau tidak ada namanya, dapat dipakai
nama geografi yang terdekat dan mudah dikenal.
Contoh susunan gambar dalam korelasi satuan peta pada Peta Geologi Gunung Api dapat
dilihat pada Tabel 2
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
PUSAT BATUAN/ENDAPAN
UMUR PERIODE SATUAN STRATIGRAFI
KEGIATAN PRIMER SEKUNDER
KEGIATAN
RELATIF ABSOLUT Mg Br Khu Gm ERUPSI k l j a s ll f gv lh fr
Keterangan:
Mg: Manggala
Br: Bregada
Khu: Khuluk
Gm: Gumuk
k: kubah lava
l: aliran lava
j: jatuhan piroklastik
a: aliran piroklastik
s: surge
ll: lahar letusan
f: freatomagmatik
gv: guguran volkanik
lh: lahar
fr: freatik
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
BAB IV
SATUAN BIOSTRATIGRAFI
Pasal 31
Azas
Biostratigrafi adalah cabang dari ilmu stratigrafi yang berkaitan dengan penyebaran fosil
dalam suatu rekaman stratigrafi. Biostratigrafi merupakan pengelompokkan batuan atau
tubuh batuan kedalam unit biostratigrafi berdasarkan kandungan fosilnya.
Pasal 32
Satuan Biostratigrafi
Satuan biostratigrafi adalah suatu tubuh batuan yang didefinisikan atau dicirikan
berdasarkan kandungan fosilnya.
Unit atau satuan dasar Biostratigrafi disebut dengan Biozona atau Zona. Urutan tingkat
satuan biostratigrafi dari besar sampai kecil adalah Super-Zona, Zona, Sub-Zona dan Zonula.
Pasal 33
Jenis Satuan Biostratigrafi
Berdasarkan cara penentuannya, Biozona atau Zona dikenal ada 5 jenis, yaitu: Biozona
Kisaran, Biozona Selang atau Interval, Biozona Silsilah, Biozona Kumpulan dan Biozona
Kelimpahan. Lima macam biozona tersebut tidak mempunyai hubungan hirarki. Istilah
kisaran, selang, silsilah, kumpulan dan kelimpahan hanyalah istilah deskriptif yang
merepresentasikan pendekatan dalam menentukan dan mengenali suatu Biozona.
Penentuan Biozona umumnya dibatasi pada bagian bawah dan atasnya dengan pemunculan
awal atau pemunculan akhir dari Taksa tertentu.
1. ZONA KISARAN
Definisi: Zona Kisaran Takson adalah tubuh dari lapisan batuan yang dicirikan oleh kisaran
kehadiran Takson tertentu, dapat berupa Species, Family dan seterusnya.
Batas Zona: Batas dari Zona Kisaran Takson adalah batas terbawah kehadiran fosil Takson
tertentu dan batas teratas kehadiran fosil Takson tertentu (Gambar 6a)
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Taks
aa dari sebuah Takson)
Gambar 6a. Zona Kisaran Takson (berdasarkan kisaran
Definisi: Zona Kisaran Bersamaan adalah tubuh dari lapisan batuan yang dicirikan oleh
kehadiran secara bersamaan dari dari dua spesifik Taksa yang ditetapkan
Batas Zona: Batas dari Zona Kisaran Bersamaan adalah bagian teratas dan bagian terbawah
dari Taksa yang sudah ditetapkan (Gambar 6b)
Definisi: Zona interval adalah tubuh lapisan batuan yang mengandung fosil di antara dua
horizon biostratigrafi. Zona tersebut tidak harus merupakan Zona Kisaran Takson atau Zona
Kebersamaan Takson, Zona ini didefinisikan berdasarkan batasnya yang merupakan interval
atau selang dari dua buah horizon. Interval dari suatu lapisan yang Barren bukan merupakan
Zona Interval.
Batas Zona: Batas bawah dan batas atas dari Zona interval dapat merupakan (Gambar 7a)
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
• Horizon dari kehadiran terbawah dari Takson tertentu pada suatu lintasan
• Horizon dari kehadiran teratas dari Takson tertentu pada suatu lintasan
• Atau apapun gambaran biostratigrafi yang berbeda.
Pada analisis biostratigrafi dengan conto batuan yang berasal dari bawah permukaan di mana
conto batuan diambil dengan cara melakukan pemboran dari lapisan atas atau paling muda
menuju ke bawah ke lapisan bawah yang paling tua, maka batas Zona yang digunakan adalah
kehadiran pertama dari atas atau kehadiran tertinggi dan tidak disebut sebagai kehadiran
terakhir, namun disebut sebagai kehadiran tertinggi (Gambar 7b).
Gambar 7a. Biozona Interval berdasarkan interval atau selang dari kehadiran paling bawah
dari Takson a dan kehadiran paling atas dari Takson b
3. ZONA SILSILAH
Definisi: Zona Silsilah adalah tubuh lapisan batuan yang mengandung bagian tertentu dari
suatu evolusi garis keturunan (“evolutionary lineage”). Zona ini dapat diwakili oleh seluruh
kisaran dari garis keturunan suatu Takson (Gambar 8A) atau dapat juga hanya bagian dari
kisaran suatu Takson yang terletak di bawah Takson descendent nya (Gambar 8B).
Batas Zona: batas dari zona silsilah ini di bagian atas dan bagian bawah pada batas
perubahan/evolulsi menjadi Takson lain atau membetuk varian Takson baru.
Penamaan: zona ini dinamakan berdasarkan nama Takson yang merupakan bagian dari
silsilah Takson tertentu.
LINTASAN STRATIGRAFI M dan N LINTASAN STRATIGRAFI R dan S
Gambar 8. Biozona silsilah (merupakan bagian dari silsilah Takson tertentu, dengan batas
bawah dan batas atas adalah batas perubahan/evolusi menjadi Takson lain).
4. ZONA KUMPULAN
Definisi: Zona Kumpulan adalah zona yang dicirikan oleh lapisan batuan yang mengandung
kumpulan dari sejumlah Taksa yang hadir secara bersamaan pada waktu tertentu.
Batas Zona: Zona ini dibatasi pada bagian bawah dan atas dengan adanya perubahan dari
kumpulan Taksa.
Penamaan: Zona ini dinamakan dengan nama Taksa yang paling menonjol kehadirannya
pada kumpulan Taksa ini.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
5. ZONA KELIMPAHAN
Definisi: Zona Kelimpahan adalah tubuh lapisan batuan di mana dijumpai sebuah Takson atau
sekumpulan Takson tertentu memiliki jumlah yang berlimpah dibandingkan dengan Takson
di sekelilingnya (Gambar 10)
Batas Zona: Zona ini dibatasi pada bagian bawah dan atasnya dengan menurunnya
kelimpahan Taksa tertentu yang berlimpah tersebut.
Taksa “a”
Gambar 10. Zona kelimpahan adalah Zona ditandai dengan kelimpahan Taksa tertentu dan
dibatasi oleh mulai dan berakhirnya melimpahnya Taksa tersebut.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
BAB V
SATUAN SIKUENSTRATIGRAFI
Pasal 34
AZAS UMUM
Pasal 35
BATAS SATUAN
Batas atas dan bawah satuan sikuenstratigrafi adalah bidang ketidakselarasan atau bidang-
bidang keselarasan padanannya.
Penjelasan:
Bidang ketidakselarasan merupakan bidang erosi, pada umumnya terjadi di atas muka laut
(sub-aerial), ditandai oleh rumpang waktu geologi. Bidang keselarasan padanan adalah
bidang kelanjutan dari bidang ketidakselarasan ke arah susunan lapisan batuan yang selaras.
Bidang ketidakselarasan atau bidang erosi batas satuan sikuenstratigrafi disebabkan oleh
proses penurunan relatif muka air laut, yang disebabkan oleh banyak hal diantaranya gerak
muka-laut global, sedimentasi maupun tektonik.
Pasal 36
KELANJUTAN SATUAN
Penyebaran satuan sikuenstratigrafi didasarkan hanya oleh kelanjutan bidang batas satuan
dan tidak dibatasi oleh ketebalan, besaran interval waktu atau kesamaan fisik batuan.
Pasal 37
TINGKAT-TINGKAT SATUAN SIKUENSTRATIGRAFI
Urutan tingkat satuan sikuenstratigrafi, masing-masing dari besar sampai kecil adalah
Megasikuen, Supersikuen dan Sikuen.
Sikuen ialah satuan dasar dalam pembagian satuan sikuenstratigrafi.
Penjelasan:
Sikuen dapat ditentukan berdasarkan data singkapan, data seismik, data pemboran atau
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Pasal 38
SATUAN RESMI DAN TAK RESMI
Satuan sikuenstratigrafi resmi ialah satuan yang memenuhi persyaratan Sandi sedangkan
satuan tak resmi adalah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan Sandi.
Penjelasan:
Penamaan/peristilahan pada satuan tak resmi hendaknya tidak mengacaukan
penamaan/peristilahan satuan resmi.
Penulisan tingkat satuan sikuenstratigrafi tak resmi menggunakan huruf kecil dan bila
namanya diambil dari urutan angka/abjad maka urutan angka/abjad tersebut
mencerminkan urutan umuur dari tua ke muda (misalnya: sikuen 1, sikuen 2 dan sikuen 3
atau sikuen A, sikuen B, sikuen C maka urutan 1, 2, 3 atau A, B, C menunjukkan urutan
kronologi dari tua (1/A) ke muda (3/C).
Pasal 39
TATANAMA SATUAN SIKUENSTRATIGRAFI
Tatanama satuan sikuenstratigrafi resmi ialah dwinama (binomial). Untuk tingkat sikuen atau
yang lebih tinggi, dipakai istilah tingkatnya dan diikuti nama geografi lokasi tipenya (yang
mudah dikenal).
Penjelasan:
Nama geografi sebaiknya diambil dari nama tempat yang mudah dikenal (sudah dikenal) dan
tidak harus nama geografi lokasi tipenya itu sendiri.
Nama satuan sikuenstratigrafi dihindarkan persamaannya dengan nama satuan stratigrafi
lainnya yang sudah dikenal.
Sebagai misal: Sikuen Klandasan, Sikuen Handil dan Supersikuen Mahakam.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Pasal 40
PROSEDUR PENGUSULAN SATUAN SIKUENSTRATIGRAFI RESMI
Pengusulan suatu satuan sikuenstratigrafi resmi harus dinyatakan secara terbuka dan
tertulis.
BABVI
SATUAN KRONOSTRATIGRAFI
Pasal 41
AZAS TUJUAN
Pasal 42
HUBUNGAN KRONOSTRATIGRAFI DAN GEOKRONOLOGI
Pasal 43
STRATOTIPE DAN BATAS SATUAN
Stratotipe Satuan adalah lintasan (penampang) selang stratigrafi yang dibatasi oleh
Stratotipe Batas atas dan bawah di tempat asal nama satuan.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Penjelasan:
Dalam praktek tidak selalu mungkin untuk mendapatkan suatu lintasan menerus yang dapat
dipergunakan sebagai stratotipe satuan. Karena itu suatu stratotipe satuan umumnya
merupakan penampang majemuk yang tersusun dari beberapa lintasan di antara stratotipe
batas.
Stratotipe Batas dapat ditentukan dengan satu atau lebih metode penentuan batas waktu.
Keragaman metode yang dipakai akan lebih memastikan kebenaran Stratotipe Batas.
Stratotipe Batas harus dipilih dari suatu lintasan stratigrafi hasil pengendapan yang menerus
tanpa adanya rumpang.
Tubuh batuan yang terdapat antara batas atas dan batas bawah suatu satuan
kronostratigrafi dapat berbeda ciri litologinya dari satu tempat ke tempat lain.
Pasal 44
TINGKAT-TINGKAT SATUAN KRONOSTRATIGRAFI
Urutan tingkat satuan kronostratigrafi resmi, masing-masing dari besar sampai kecil ialah:
Eonotem, Eratem, Sistem, Seri dan Jenjang. Satuan ini dapat diberi awalan Super bila
tingkatnya dianggap lebih tinggi daripada satuan tertentu, tetapi lebih rendah dari satuan
lebih besar berikutnya. Dalam hal sebaliknya awalan yang dipergunakan adalah Sub.
Bidang lapisan pada dasarnya adalah bidang kesamaan waktu, oleh karena itu satu lapisan
yang menerus, cirinya mudah dikenal serta mempunyai pelamparan luas, dapat merupakan
penunjuk kesamaan waktu dan dinamakan lapisan pandu. Selang antara dua lapisan pandu
disebut Selang Antara.
Lapisan yang ditandai oleh keseragaman polaritas geomagnit yang mempunyai kesamaan
waktu dinamakan Selang Polaritas. Satuan stratigrafi magnet (Superkronozone, Kronozone
dan Subkronozone) sebagai Satuan Kronostratigrafi.
Pasal 45
PENYEBARAN SATUAN KRONOSTRATIGRAFI
Kelanjutan suatu satuan kronostratigrafi dari stratotipe hanya mungkin, bila terdapat bukti-
bukti akan adanya kesamaan waktu.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Pasal 46
URUTAN SATUAN KRONOSTRATIGRAFI
Pasal 47
SATUAN KRONOSTRATIGRAFI TAK RESMI
Pemakaian istilah satuan kronostratigrafi tak resmi tidak boleh mengacaukan istilah satuan
resmi.
Pasal 48
PROSEDUR PENGUSULAN SATUAN KRONOSTRATIGRAFI RESMI
Pasal 49
PERUBAHAN TINGKAT ATAU NAMA SATUAN KRONOSTRATIGRAFI
Perubahan tingkat atau nama satuan kronostratigrafi harus memenuhi persyaratan seperti
mendirikan satuan resmi baru.
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
Tabel 3. Hubungan antara Kronostratigrafi dan Geokronologi (umur dalam juta tahun) menurut
International Commision of Stratigraphy versi 2022/02
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
BAB VII
PEMBAGIAN GEOKRONOLOGI
Pasal 50
AZAS TUJUAN
Penjelasan:
Hubungannya dengan Satuan Kronostratigrafi dapat dilihat pada Pasal 51.
Besaran waktu geologi dinyatakan dalam jutaan tahun yang lalu (Ma B. P. = Millions of years
Before Present), milyaran tahun (Ga = thousand of millions years) atau ribuan tahun (Ka).
Pasal 51
TINGKAT SATUAN GEOKRONOLOGI
Tingkat-tingkat satuan geokronologi dari besar ke kecil adalah Kurun, Masa, Zaman, Kala
dan Umur
Sandi Stratigrafi Indonesia 2023
DAFTAR PUSTAKA
Marti, J. Groppelli, G., da Silveira, A. B., 2018. Volcanic Stratigraphy: A review, Journal of
Volcanology and Geothermal Research, Vol 357, pp 68-91
Martojoyo, Soejono dan Djuhaeni, 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia, Komisi Sandi Stratigrafi
Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia.
Orndoff, Randal C., Stamm, Nancy., Craigg, Steven., D’Erchia, Terry., Edwards, Lucy., Fullerton,
David, Murchey, Bonnie, Ruppert, Leslie., Soller, David and Tew, Berry, 2006. Division of
Geologic Time – Major Chronostratigraphic and Geochronologic Units, USGS.
Orndoff, Randal C., Stamm, Nancy., Craigg, Steven., D’Erchia, Terry., Edwards, Lucy., Fullerton,
David, Murchey, Bonnie, Ruppert, Leslie., Soller, David and Tew, Berry, 2010. Division of
Geologic Time – Major Chronostratigraphic and Geochronologic Units, USGS.