9240 24704 2 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Analisis Unsur Ca, Cu, K dan Mg pada Daun Kelapa Sawit… (Trisna, dkk)

ANALISIS UNSUR Ca, Cu, K DAN Mg PADA DAUN KELAPA SAWIT


DENGAN METODE ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS)

Meyci Trisna *1, Melantina Oktriyanti2, Arta Ulina Br. Purba3


Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
*Email: meyci.trisna@polsri.ac.id

Abstrak
Aktivitas utama pabrik kelapa sawit dimulai dari penanaman dan pemanenan pohon kelapa
sawit, pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK),
hingga memprosesnya menjadi produk industri. Tanah dan tanaman merupakan dua hal yang
sangat penting dalam bidang pertanian. Untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang
berkualitas tinggi, tanaman harus mempunyai unsur mineral yang cukup seperti unsur hara
makro dan mikro. Sampel yang digunakan untuk analisis kandungan unsur kalsium (Ca),
tembaga (Cu), kalium (K), dan magnesium (Mg) adalah daun kelapa sawit yang bersumber
dari salah satu perkebunan kelapa sawit di daerah Riau. Hasil analisis kandungan unsur pada
daun kelapa sawit yaitu unsur kalium (K) sebesar 1,64–2,16 ppm, unsur magnesium (Mg)
sebesar 0,46–0,79 ppm, unsur kalsium (Ca) sebesar 1,51–2,11 ppm, dan unsur tembaga (Cu)
sebesar 0,07–0,14 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan unsur yang
terdapat pada daun kelapa sawit tersebut belum mencukupi untuk proses pertumbuhan kelapa
sawit, karena kandungan unsur tersebut masih tergolong rendah. Sehingga untuk mengatasi
defisiensi unsur hara tersebut, dilakukan pemulihan dengan penambahan pupuk pada
tanaman. Hasil analisis unsur di atas dapat digunakan sebagai dasar pemilihan pupuk yang
sesuai serta berapa kadar yang dibutuhkan yang harus diberikan pada tanaman kelapa sawit.

Kata kunci: AAS, kalium (K), kalsium (Ca), kelapa sawit, magnesium (Mg

1. PENDAHULUAN berasal dari petani kecil yang hidup dari sektor


Kelapa sawit adalah komoditi perkebunan tersebut. (Jurnal Reformasi, 2013).
yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Indonesia Untuk memperoleh buah kelapa sawit yang
pun saat ini menjadi salah satu negara yang unggul harus dimulai dari kecambah yang
menjadi penguasa pasar CPO global. Tanaman unggul pula. Tanah dan tanaman merupakan
kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) dua hal yang sangat berkaitan dengan bidang
merupakan tumbuhan tropis golongan plasma pertanian. Kemajuan bidang pertanian dapat
yang termasuk tanaman tahunan. Tanaman dicapai dengan adanya suatu peningkatan
kelapa sawit berasal dari negeri Afrika Barat. kualitas dari tanah sebagai lahan pertanian dan
Tanaman ini dapat tumbuh subur di Indonesia, tanaman sebagai hasil dari pertanian yang
Malaysia, Thailand dan Papua Nugini. Kelapa memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kualitas
sawit merupakan suatu tanaman yang penting tanah dan tanaman dapat ditentukan dengan uji
bagi pembangunan nasional, tanaman ini mulai parameter baik secara fisik maupun kimia.
diusahakan dan dibudidayakan secara komersial Analisis kimia dalam tanaman dapat dilakukan
pada tahun 1991. Orang yang merintis usaha pada seluruh bagian tanaman baik pada akar,
perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah batang, maupun daun. Jenis analisisnya pun
Andrian Hallet seorang berkebangsaan Belgia dapat berupa analisis bahan anorganik (mineral)
yang telah banyak belajar tentang perkebunan dan organik (metabolit primer dan sekunder).
kelapa sawit di Afrika. (Wening, 2023). Analisis mineral pada tumbuhan dapat
Indonesia adalah eksportir terbesar kelapa dibedakan menjadi dua yaitu mineral makro dan
sawit. Tanaman ini memiliki potensi ekonomi mikro. Unsur hara tanaman yang termasuk ke
yang sangat besar. Jefri Saragih dari sawit dalam mineral makro yaitu P, K, Ca, Mg, dan
watch (2012) mencatat sumbangan kelapa sawit Na. Unsur hara tanaman yang termasuk ke
terhadap APBN bisa mencapai 9,11 miliar dalam mineral mikro yaitu Fe, Zn, B, Mn, Cu,
dollar. Ekspor kelapa sawit dari Indonesia pun dan Al. (Elfianis, 2020).
mencapai 23 juta ton pada 2010. Sekitar 35% Analisis kimia sangat dibutuhkan untuk
dari pemasukan keuntungan kelapa sawit memperoleh bibit kecambah yang unggul untuk
mendapatkan buah kelapa sawit yang
berkualitas. Tanpa adanya data hasil dari suatu

298
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 8, No.4, Oktober 2023, Hal 298-305 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

analisis, maka tidak dapat diketahui secara Sampel


kuantitatif kadar unsur hara yang sedang Sampel yang digunakan untuk analisis Ca,
dibutuhkan oleh suatu tanaman. Informasi Cu, K, dan Mg adalah daun kelapa sawit dari
pertumbuhan tanaman tidak dapat dinilai pohon kelapa sawit siap panen dengan umur ˃3
berdasarkan teori saja ataupun hanya tahun.
membandingkannya dengan keadaan fisik
tanaman tersebut. Data hasil analisis di Preparasi Sampel
laboratorium akan memberikan hasil yang lebih Mengeringkan sampel yang telah berbentuk
akurat dalam hal ini. Masyarakat umum serbuk menggunakan oven dengan suhu 70oC
biasanya melakukan pemupukan sesuai dengan selama 12 jam, lalu sampel yang telah
prediksi atau berdasarkan keadan fisik dari dikeringkan, didinginkan hingga suhu ruang
tanaman tanpa adanya riset mendalam terhadap kemudian ditimbang 1 gram di dalam cawan
tanaman. Hal ini berbeda dengan perkebunan porselin dengan menggunakan neraca analitik.
yang telah melakukan analisis kimia terhadap Selanjutnya diabukan di dalam muffle selama 5
tanaman terlebih dahulu, sehingga perusahan jam pada suhu 625oC dan sampel didinginkan
akan mendapatkan hasil riset yang dapat hingga suhu ruang. Diteteskan sedikit aquades
dijadikan sebagai acuan dalam upaya serta ditambahkan HCl 4N sebanyak 5 mL
pemupukan hara untuk menghasilkan produksi dengan transferpett lalu dipanaskan dengan
kelapa sawit yang optimal. hotplate hingga mendekati mendidih.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian Selanjutnya kembali didinginkan hingga suhu
jumlah kadar unsur hara kalium (K), ruang setelah sampel dingin. Kemudian
magnesium (Mg), kalsium (Ca) dan tembaga dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur 50
(Cu) yang terdapat pada daun kelapa sawit mL serta dihomogenkan dan disaring sampel ke
perlu dilakukan, dalam hal ini dengan dalam test tube 50 mL, filtrat yang tersaring
menggunakan metode Atomic Absorption disebut larutan X.
Spectrophotometry (AAS). Atomic Absorption
Spectrophotometry yaitu metode analisis untuk Pembuatan Larutan Pereaksi
menghitung kuantitas dari unsur-unsur logam 1. Pembuatan Larutan Strontium 15000 ppm
dan metalloid berdasarkan pada penyerapan Ditimbang SrNO3 sebanyak 72 g ke dalam
absorbansi radiasi oleh atom bebas pada fase gelas piala dan ke dalam labu ukur 2L.
gas (Triyana, 2018). Ditambahkan aquades hingga tanda garis
dan dihomogenkan.
2. METODOLOGI PENELITIAN 2. Larutan kerja Strontium 760 ppm
Alat dan Bahan Dipipet dengan pipet t akar 10 mL larutan
Alat yang digunakan yaitu neraca analitik, stok Sr 15000 ppm, diencerkan ke dalam
tabung reaksi 25 mL & 50 mL, transferpette Fix labu ukur 2L, ditambahkan aquades hingga
250 µl & 1 µl 1000 (micropipette), dispensette tanda garis dan dihomogenkan.
brand 10 mL 25 mL & 50 mL, mixer, pipet 3. Larutan kerja HCl 4N
takar 50 mL, gelas piala 100 mL & 250 mL, Secara perlahan ditambahkan 1000 mL HCl
labu ukur 50 mL, 100 mL, 250 mL, 500 mL & pekat ke dalam gelas piala yang sudah berisi
1000 mL, pipet gondok 5 mL, 10 mL, 15 mL, aquades 2000 mL. Diaduk dengan batang
25 mL & 50 mL, gelas ukur 500 mL, cawan pengaduk sampai homogen.
porselin, nampan plastik, spatula, muffle, 4. Larutan kerja Buffer CsAl 10000 ppm
nampan aluminium, hot plate, tabung reaksi 50 Ditimbang 20 g CsAl ke dalam gelas piala
mL, corong dan labu semprot. 100 mL dan 500 g Al(NO3)3.9H2O ke dalam
Bahan yang digunakan adalah strontium gelas piala 250 mL. Dilarutkan ke dalam
nitrat, sesium klorida, asam klorida, aluminium labu ukur 2L dengan aquades sampai tanda
nitrat nonahidrat, larutan standar magnesium garis dan dihomogenkan.
100 ppm, larutan standar kalsium 1000 ppm, 5. Larutan kerja Buffer CsAl 977,8 ppm
larutan standar kalium 1000 ppm, larutan Dipipet 196 mL larutan stok CsAl 10000
standar natrium 1000 ppm, aquades, tisu, kertas ppm dan diencerkan ke dalam labu ukur 2L.
saring, dan CsAl 10,000 ppm & 977,8 ppm. ditambahkan aquades sampai tanda garis dan
dihomogenkan.

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 299


Analisis Unsur Ca, Cu, K dan Mg pada Daun Kelapa Sawit… (Trisna, dkk)

Pembuatan Larutan Standar Kerja interim ke dalam labu ukur 100 mL,
1. Larutan standar kerja K ditambahkan 10 mL HCl 4N, ditambahkan
Dibuat larutan interim K 100 ppm, dengan aquades hingga tanda garis dan
mengencerkan 10 mL larutan standar stok K dihomogenkan.
1000 ppm ke dalam labu ukur 100 mL.
Ditambahkan aquades hingga tanda garis Prosedur Penelitian
dan dihomogenkan. Selanjutnya dibuat 1. Analisis unsur Mg dan Ca
larutan standar kerja 0,8 ppm, 1,00 ppm, Analisis unsur Mg dan Ca dimulai dengan
2,00 ppm dan 4,00 ppm dengan memipet 0,8 memipipet larutan X 0,25 mL ke dalam
mL, 1 mL, 2 mL dan 4 mL larutan standar tabung reaksi 50 mL kemudian ditambahkan
interim K ke dalam labu ukur 100 mL, 19,75 mL Sr 760 ppm dengan dispensette,
ditambahkan aquades hingga tanda garis, dan dihomogenkan dengan mixer. Larutan
homogenkan. Terkhusus untuk larutan sampel diukur dengan panjang gelombang
standar 0 ppm dipipet 25 mL larutan Sr 285,2 nm dan 422,7 nm. Untuk analisis Mg
15000 ppm, ditambahkan aquades hingga digunakan larutan standar 0,00 ppm, 0,3
tanda garis dan dihomogenkan. ppm, 0,5 ppm, dan 1,5 ppm dan untuk
2. Larutan standar kerja Mg larutan optimaze 0,15 ppm. Analisis Ca
Dibuat larutan interim Mg 50 ppm, dengan dengan menggunakan larutan standar kerja
mengencerkan 5 mL larutan standar stok Mg Ca 0,00 ppm, 1,00 ppm, 3 ppm, dan 6 ppm
1000 ppm ke dalam labu ukur 100 mL. dan untuk larutan optimaze 6 ppm.
Ditambahkan aquadest hingga tanda garis 2. Analisis unsur K
dan dihomogenkan. Selanjutnya dibuat Analisis unsur K dengan memipipet 0,25 mL
larutan standar 0,3 ppm, dan 0,5 ppm dan larutan X ke dalam tabung reaksi 50 mL dan
0,8 ppm Mg dengan memipet 0,6 mL, 1 mL ditambahkan 24,75 mL H2O dengan
dan 0,8 mL larutan standar interim ke dalam dispensette lalu dihomogenkan dengan
labu ukur 100 mL, ditambahkan 5 mL Sr mixer kemudian diukur dengan panjang
15000 ppm, ditambahkan aquades hingga gelombang 766,5 nm, dengan memakai
tanda garis dan homogenkan. Terkhusus larutan standar kerja 0,00 ppm, 0,8 ppm,
untuk larutan standar 0 ppm dipipet 25 mL 1,00 ppm dan 2,00 ppm dan 4,00 ppm dan
larutan Sr 15000 ppm, ditambahkan aquades larutan optimaze 0,8 ppm.
hingga tanda garis dan dihomogenkan. Persen konsentrasi unsur makro yang telah
3. Larutan standar kerja Ca dianalisis dapat dihitung dengan
Dibuat larutan interim Ca 100 ppm, dengan menggunakan persamaan 1. Dengan
mengencerkan 10 mL larutan standar stok menggunakan konsentrasi hasil pengukuran
Ca 1000 ppm ke dalam labu ukur 100 mL. dengan menggunakan instrumen, faktor
Ditambahkan Aquades hingga tanda garis pengenceran dan berat sampel, maka persen
dan dihomogenkan. Selanjutnya dibuat konsentrasinya dapat ditentukan.
larutan standar kerja 1 ppm, 3 ppm, dan 6 % konsentrasi (K, Mg, Ca) = (ppm–BLK) x
ppm, dengan memipet 1 mL, 3 mL, dan 6
x ...(1)
mL larutan interim Ca ke dalam labu ukur
100 mL. Ditambahkan dengan 5 mL Sr 3. Analisis untuk unsur Cu
15000 ppm dan ditambahkan aquades Analisis unsur mikro Cu dengan mengukur
hingga tanda garis dihomogenkan. Untuk langsung larutan X dengan panjang
larutan standar 0 ppm dipipet 25 mL larutan gelombang 324,8 nm menggunakan larutan
Sr 15000 ppm, ditambahkan aquades hingga standar kerja 0,05 ppm, 0,1 ppm, 0,2 ppm
tanda garis dan dihomogenkan. dan 0,3 ppm. Persen konsentrasi unsur
4. Larutan standar kerja Cu mikro yang telah dianalisis dapat dihitung
Dibuat larutan interim Cu 50 ppm, dengan dengan menggunakan persamaan 2. Dengan
mengencerkan 5 mL larutan standar stok Cu data konsentrasi hasil pengukuran
1000 ppm ke dalam labu ukur 100 mL. menggunakan instrumen, faktor
Ditambahkan aquades hingga tanda garis pengenceran dan berat sampel, maka persen
dan dihomogenkan. Selanjutnya dibuat konsentrasinya dapat ditentukan.
larutan standar 0,05 ppm, dan 0,1 ppm 0,2 % Unsur Cu = (ppm-BLK) x
ppm, dan 0,3 ppm dengan memipet 0,1 mL,
x ...(2)
0,2 mL 0,4 mL, 0,6 mL larutan standar

300
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 8, No.4, Oktober 2023, Hal 298-305 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

4. Kadar Air Dari hasil penelitian yang dilakukan pada


Analisis kadar air dilakukan dengan cara sepuluh sampel dari pohon yang berbeda pata
menimbang sampel daun 1 gram di dalam kebun yang sama dengan perlakuan yang sama,
cawan porselin dan dikeringkan dalam oven data yang diperoleh untuk analisis unsur makro
selama 3 jam dengan suhu 105oC. Setelah kalium (K) pada ke-10 sampel diperoleh
dikeringkan didinginkan hingga suhu ruang konsentrasi 1,09; 0,95; 0,99; 0,90; 1,01; 1,03;
dan kembali ditimbang dengan cawan 1,03; 0,83; 1,03 dan 0,95%. Berdasarkan tabel
porselin. Perhitungan kadar air yang 1, IR Rankine, dkk. mengatakan bahwa
diperoleh dengan membandingkan berat kandungan optimum unsur K pada daun kelapa
berat sampel dengan berat setelah pemansan. sawit adalah 0,90% - 1,20%, dan defisiensi
Kadar air = <0,75%. Maka semua sampel hasil analisis
untuk unsur K masuk kategori optimum seperti
x10
yang terlihat pada gambar 1.
0% . Kategori optimum yang didapatkan tidak
terlepas dari kondisi-kondisi yang sangat
3. HASIL DAN PEMBAHASAN diperhatikan mulai dari lingkungan tanam,
Hasil Pengujian Kadar Air kesuburan tanah hingga kualitas kecambah
Penetapan K, Mg, Ca, dan Cu pada daun yang digunakan. Pohon sawit mendapatkan
kelapa sawit didahului dengan penentuan kadar penyinaran dari sinar matahari langsung selama
air yang terdapat pada sampel tanah. Kadar air 5 – 7 jam per hari dengan suhu lingkungan 24 –
diperoleh dari hasil perhitungan seperti pada 28 derajat Celcius. Tanah yang mengandung
tabel 2. lempung, tidak berbatu dengan pH 4 – 6. Tanah
untuk menanam sawit memiliki aerasi yang
Tabel 1. Hasil pengukuran Kadar Air pada baik dan subur yaitu dengan pemberian pupuk
Sampel Daun yang tepat.
No. Kadar Air (%)
1 1,46
2 1,34
3 1,55
4 1,49
5 1,42
Rata-rata 1,45

Hasil Pengukuran Unsur K, Mg, Ca,Cu pada


Daun Kelapa Sawit
Penetapan unsur K, Mg, Ca, dan Cu pada
Gambar 1. Konsentrasi unsur kalium di
daun kelapa sawit adalah proses akhir dari
dalam daun kelapa sawit
analisis yang dilakukan. Sehingga diperoleh
nilai K, Mg, Ca dan Cu pada sampel daun
Kondisi optimum adalah kondisi normal
kelapa sawit dengan metode AAS. Hasil
unsur hara pada tanaman yang harus
perhitungan yang diperoleh dapat dilihat pada
dipertahankan agar tetap seimbang, sedangkan
tabel 3.
defisiensi adalah kondisi dimana tanaman
kekurangan unsur hara, yang mana unsur-unsur
Tabel 2. Hasil pengukuran K, Mg, Ca dan tersebut memiliki peran penting dalam
Cu pada daun kelapa sawit pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit
No. K Mg Ca Cu
ppm % ppm % ppm % ppm % (Akbar, 2014). Kondisi defisiensi pada
BLK 0,01 0 -0,02 0 0,01 0 0,01 0
1 2,16 1,09 0,61 0,26 1,76 0,71 0,14 7 tumbuhan akan menimbulkan beberapa gejala
2 1,89 0,95 0,66 0,28 1,89 0,76 0,12 6 yang ditandai dengan timbulnya bercak bentuk
3 1,97 0,99 0,73 0,30 1,73 0,70 0,12 6
4 1,78 0,90 0,46 0,38 1,82 0,73 0,13 6 segi empat panjang berwarna orange (Orange
5
6
2,01
2,04
1,01
1,03
0,79
0,69
0,33
0,29
1,53
1,51
0,62
0,61
0,14 7
0,13 3
spotting), seperti yang terlihat pada gambar 2.
7 1,64 1,03 0,61 0,26 2,11 0,85 0,11 5
8 2,05 0,83 0,57 0,24 1,68 0,68 0,13 6
9 1,88 1,03 0,78 0,32 1,79 0,72 0,12 6
10 1,96 0,95 0,74 0,31 1,63 0,66 0,12 6
Rata-rata 1,94 0,98 0,67 0,30 1,74 0,70 0,13 5,8

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 301


Analisis Unsur Ca, Cu, K dan Mg pada Daun Kelapa Sawit… (Trisna, dkk)

mengaktifkan kerja enzim-enzim, agar tercipta


hijau daun yang sempurna dan terbentuk
karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak.
Magnesium (Mg) memegang peranan penting
dalam transportasi fosfat dalam tanaman,
dengan demikian kandungan fosfat dalam
tanaman dapat dinaikkan dengan jalan
menambah unsur magnesium. (Damanik, 2018).

Sumber: Materi Pemupukan FOEST SMARTRI,


2020
Gambar 2. Gejala defisiensi kalium pada
tanaman kelapa sawit

Terdapat penelitian Tanjung (2010) yang


dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(PPKS) Sumatera Utara, yaitu penentuan kadar
Kalium (K) pada daun kelapa sawit secara
Spektrofotometri Serapan Atom pada λ 766,5
nm. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar Sumber: (materi pemupukan FOES SMARTRI,
Kalium yang diperoleh dari daun kelapa sawit 2020)
adalah 1,04; 1,02; dan 0,97%. Dari hasil ini Gambar 4. Tanaman yang kekurangan
menunjukkan bahwa kadar Kalium dalam unsur Mg
kelapa sawit masih cukup dan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan Gejala kekurangan unsur Mg terlihat pada
Unsur yang analisis selanjutnya adalah anak-anak daun diujung pelepah tua yaitu
kandungan unsur makro magnesium (Mg). Pada warna daun menjadi hijau pudar, kemudian
ke-10 sampel daun kelapa sawit yang dianalisis, berubah menjadi kuning tua terutama pada
diperoleh konsentrasi, 0,26; 0,28; 0,30; 0,38; bagian-bagian yang terkena sinar matahari
0,33; 0,29; 0,29; 0,26; 0,24 dan 0,32%. langsung. Pada kasus berat, pelepah menjadi
Rankine, dkk. menyatakan bahwa kandungan kuning tua sampai kuning cerah, seperti yang
optimum unsur Mg pada daun kelapa sawit terlihat pada gambar 4 dan kemudian daun akan
adalah 0,25 – 0,40%. Hasil analisis yang menjadi kering dan mati.
didapatkan bahwa unsur Mg ada dalam keadaan
optimum (tidak kekurangan), seperti yang
terlihat pada gambar 3.

Gambar 5. Konsentrasi unsur hara kalsium


di dalam kelapa sawit

Gambar 3. Konsentrasi unsur magnesium di Dari hasil analisis sepuluh sampel,


dalam daun kelapa sawit diperoleh konsentrasi kandungan unsur Ca
adalah 0,71; 0,76; 0,70; 0,73; 0,62; 0,70; 0,61;
Magnesium merupakan bagian dari molekul 0,85; 0,68; 0,72%. Kandungan unsur Ca pada
klorofil yang terdapat di dalam berbagai enzim daun kelapa sawit yang telah memenuhi kaidah
dan berasosiasi dengan P dalam proses populasi sampel adalah dalam kondisi baik
pembentukan senyawa-senyawa fosfolipid yang (tidak kekurangan), sesuai dengan karakteristik
merupakan bagian dari minyak yang kadar Ca menurut para ahli yaitu 0,50 – 0,75%.
diproduksi, magnesium juga untuk respirasi dan

302
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 8, No.4, Oktober 2023, Hal 298-305 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

Secara fisiologis, kalsium (Ca) bertugas sebanyak 6g. Pada minggu ke-27, ke-29 dan ke-
untuk merangsang pembentukan bulu-bulu 31 sebanyak 8gr. POC NASA; Diberikan mulai
akar, mengeraskan batang tanaman, dan minggu ke-1 sampai ke-40 dengan dosis 1-2 cc
merangsang pembentukan biji. Kalsium yang per 1 liter air per bibit. Disemprotkan setiap 1-2
terdapat pada batang dan daun ini berkhasiat minggu sekali.
untuk menetralisasikan senyawa atau suasana Khusus untuk unsur mikro tidak
yang tidak menguntungkan pada tanah. Jika berdasarkan % karena mikro memiliki jumlah
terjadi defisiensi unsur Ca maka tanaman yang sangat sedikit. Meskipun demikian, unsur
kelapa sawit akan mengalami perubahan bentuk hara mikro (micronutrients) sangat diperlukan
daun seperti mengeriting, serta memperlambat dalam seluruh proses dan memegang kunci
tumbuhnya akar karena kalsium berperan pada untuk berbagai proses pembentukan energi dan
titik tumbuh tanaman (anonim, 2016). pemecahan energi hasil fotosintesis.
Defisiensi Cu pada tanaman dapat terlihat
dari ujung daun tampak seperti terbakar yang
tersebar tidak merata, daun hijau pucat hingga
kekuningan muncul ditengah anak daun muda,
bercak kuning berkembang diantara jaringan
klorosis, daun pendek kuning pucat seperti pada
gambar 7. Pelepah tanaman kelapa sawit
berubah warna menjadi kuning kecoklatan, dan
akhirnya akan mati.

Sumber: (https://akvopedia.org)
Gambar 6. Defisiensi unsur Ca pada daun
kelapa sawit

Hasil rata-rata yang diperoleh dari analisis


unsur mikro tembaga (Cu) pada daun kelapa
sawit yaitu 0,13 ppm. Semua sampel yang
dianalisis mengalami defisiensi, batas optimum
kadar Cu pada daun kelapa sawit adalah 5–8
ppm. Defisiensi unsur hara Cu pada tanaman
kelapa sawit sering ditemukan pada tanah
gambut atau pasir dan dapat disebabkan oleh
tingginya aplikasi Mg, N, dan P tanpa K yang Sumber: (materi pemupukan FOES SMARTRI,
cukup. Dengan dosis yang optimum, Cu dapat 2020)
meningkatkan produktifitas tanaman (telah Gambar 7. Defisiensi unsur Cu pada daun
terbukti pada tanaman kelapa sawit). Salah kelapa sawit
satunya dengan menjaga pemupukan yang tepat
sejak dari masa pembibitan. Manfaat Copper (Cu) adalah bahan
Cara pemupukan pada fase pembibitan pembentuk klorofil, katalisator untuk proses-
adalah sebagai dengan pupuk makro yaitu NPK proses fisiologis tanaman, mengaktifkan enzim
15-15-6-4; pada minggu ke-2 dan ke-3 sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam
sebanyak 2 gram. Pada minggu ke-4 dan ke-5 butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam
sebanyak 4 gram. Pada minggu ke-6 dan ke-8 metabolisme protein dan karbohidrat dan
sebanyak 6 gram. Minggu ke-10 dan ke-12 perkembangan tanaman generatif, serta
sebanyak 8 gram. NPK 12-12-17-2; pada berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis
minggu ke-14, ke-15, ke-16 dan ke-20 serta bahan penyusun lignin.
sebanyak 8 gr. Pada minggu ke-22, ke-24, ke- Untuk jumlah daun kelapa sawit sendiri,
26 dan ke-28 sebanyak 12gr. Pada minggu ke- juga bertalian dengan jumlah bunga atau tandan
30, ke-32, ke-34 dan ke-36 sebanyak 17gr. yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan bunga
Minggu ke-38 dan ke-40 sebanyak 20gr. NPK kelapa sawit muncul di atas pelepah daun.
12-12-17-2; Pada Minggu ke-19 dan ke-21 Kesuburan tanah dilaporkan tidak berpengaruh
sebanyak 4gr. Pada minggu ke-23 dan ke-25 terhadap jumlah daun yang dihasilkan namun

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 303


Analisis Unsur Ca, Cu, K dan Mg pada Daun Kelapa Sawit… (Trisna, dkk)

berpengaruh terhadap luas masing-masing anak gejala defisiensi yang dialami tanaman. Pada
daun. tabel 1 disajikan konsentrasi unsur hara pada
Panjang daun kelapa sawit berkisar 5-9 m pelepah sawit yang berumur lebih dari enam
dengan jumlah anak daun berkisar 125-200 tahun.
helai dengan panjang 1,2 m jumlah daun yang
tumbuh setiap tahun antara 20-30 daun Tabel 3. Konsentrasi Unsur Hara pada
(Wahyono, 1996). Biasanya tanaman kelapa Pelepah Sawit yang Berumur Lebih dari
sawit mempunyai 40 hingga 65 daun, jika tidak Enam Tahun Terhitung dari Waktu
dipangkas bisa lebih dari 60 helai. Tanaman penanaman.
kelapa sawit tua membentuk 2-3 daun setiap Unsur hara Tingkat hara
Defisien Baik Berlebihan
bulan, sedang yang lebih muda menghasilkan 3- Hara makro (N, P, K, Mg); konsentrasi hara dalam % pada
4 daun perbulan. Produksi daun dipengaruhi massa daun kering
oleh faktor-faktor: umur, lingkungan, musim, Nitrogen (N) < 2.30 2.40—2.80 > 3.00
Fosforus (P) < 0.14 0.15—0.19 > 0.25
iklim dan genetik. Kalium (K) < 0.75 0.90—1.20 > 1.60
Pola susunan daun (filotaksis) pada batang Magnesium (Mg) < 0.20 0.25—0.40 > 0.70
sangat menarik, terutama karena polanya sangat
Hara mikro (B, Cu, Zn); konsentrasi hara dalam satuan
jelas dan dapat diamati dari bekas (rumpang) miligram per kilo daun kering
daun yang dapat bertahan lama di batang. Pada Boron (B) < 8.0 15—25 > 40
kelapa sawit, primodial daun dihasilkan dalam Tembaga (Cu) < 3.0 5.0—8.0 > 15
Seng (Zn) < 10 12—18 > 20
pola spiral mulai dari titik tumbuh (aspex)
susunan spiral mengikuti deret Fibonacci, setiap Kandungan hara lainnya (Ca, S, Cl); konsentrasi hara
angka pada susunan ini merupakan dalam % pada massa daun kering
Kalsium (Ca) < 0.25 0.50—0.75 > 1.0
penjumlahan dari dua angka sebelumnya. Pada Belerang (S) < 0.20 0.25—0.35 > 0.60
batang kelapa sawit dewasa susunan daun 8 Klorin (Cl) < 0.25 0.50—0.70 > 1.0
umumnya bisa ditemui. (Pahan, 2011).
Dalam pertumbuhannya tanaman kelapa sumber: I.R. Rankine dan T.H. Fairhurst, 1999.
sawit membutuhkan adanya ketersediaan unsur
hara. Kandungan unsur hara di dalam jaringan 4. KESIMPULAN
tanaman akan memberikan informasi tentang Berdasarkan hasil penelitian yang telah
kondisi tanaman yang dapat dipercaya pada saat dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan
pengambilan sampel. Dengan melihat kondisi mengetahui kandungan unsur-unsur hara yang
unsur hara dapat diperoleh gambaran tanaman ada pada daun kelapa sawit dapat memberikan
mengalami defisiensi atau tidak. informasi kuantitas kandungan unsur hara
Jika tanaman kekurangan unsur hara maka dalam tanaman, mengetahui apakah tanaman
proses metabolisme tanaman akan terganggu mengalami defisiensi atau tidak, dan
yang menyebabkan pertumbuhan dan mengetahui kadar pemupukan yang tepat bagi
perkembangan tanaman menjadi tidak tanaman kelapa sawit.
maksimal, tanaman yang mengalami defisiensi Fungsi adanya unsur hara makro dan mikro
akan diketahui dari perubahan bagian tanaman pada tanaman kelapa sawit adalah sebagai
seperti pada daun, batang, dan akar yang akan syarat keberlangsungan hidup tanaman.
berakibat pada hasil produksi dan kandungan Analisis mineral pada tumbuhan kelapa sawit
mineral yang terkandung pada kelapa sawit, dapat dibedakan menjadi dua yaitu mineral
serta tanaman akan mudah terserang penyakit mikro (jumlah kecil) dan mineral makro
seperti gangguan fisiologi yang disebabkan oleh (jumlah besar) yaitu P, K, Ca, Mg, dan Na.
virus dan jamur. Unsur hara tanaman yang termasuk ke dalam
Fungsi unsur hara tidak dapat digantikan mineral mikro (jumlah kecil) yaitu Fe, Zn, B,
dengan unsur lain. Jika jumlahnya kurang Mn, Cu, dan Al. Unsur hara ini dibutuhkan
mencukupi, terlalu lambat tersedia, atau tidak dalam pertumbuhan tanaman karena merupakan
diimbangi oleh unsur-unsur lain akan bagian dari sel-sel dalam tubuh tanaman
menyebabkan pertumbuhan tanaman kelapa ataupun berfungsi melancarkan berlangsungnya
sawit terganggu dan mengalami defisiensi. peroses metabolisme.
tetapi jika segala unsur hara yang dibutuhkan
tanaman di dalam tanah tidak mencukupi untuk DAFTAR PUSTAKA
tanaman. Maka dibutuhkan penambahan pupuk Anonim. 2016. Gejala visual kekurangan unsur
yang mengandung unsur yang sesuai dengan hara pada daun tanaman. Diakses pada Juli

304
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 8, No.4, Oktober 2023, Hal 298-305 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891

2023. http://mitalom.com/gejala-visual- Sumardi. 2004. Spektrofotometri Serapan


kekurangan-unsur-hara-pada-tanaman/&ei. Atom. Pusat Penelitian Bandung.
Besset, J. et.al.,1994. Buku Ajar Vogel Kimia Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam
Kuntitatif Anorganik Terjemahan Hadayana Tanaman Perkebunan Tahunan. Gadjah
Pujaatmaka. Edisi Ke-4. EGC Kedokteran. Mada University Press. Yogyakarta.
Jakarta Tanjung, Ardiansyah. 2010. Analisa Ion
Chairani Hanum, TEKNIK BUDIDAYA Kalium (K) Pada Daun Kelapa Sawit Secara
TANAMAN JILID 1, Departemen Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) Di
Pendidikan Nasional, 2008 Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Damanik, Masta Novrita Sari. 2023. Medan. https://adoc.pub/.
Pengukuran Kadar Klorofil A, B dengan Turner, P.D, Gilbanks, R.A. 2003. Oil Plam
Spektrofotometer. Manado: Unima. Cultivation and Manajemen. The
Indriani. 2017. Analisa unsur K, Mg, Ca, Na Incorporataud Society of Planters, Kuala
pada daun Kelapa sawit dengan metode Lumpur. Malaysia.
AAS (Atomic Absorption Spectrometry). Wening, Umbul Siti. 2023. Kelapa Sawit
I.R. Rankine, T.H. Fairhurst, Field Handbook: (Elaeis sp.): Pengertian, Manfaat dan Energi
Oil Palm Series, Volume 3 – Mature, second Terbarukan. Diakses pada Agustus 2023.
ed., Potash & Phosphate Institute (PPI), https://foresteract.com/kelapa-sawit/.
Singapore, Woittiez, S.L., Haryono.s, Sri Turhina, Dani.H,
1999.http://www.tropicalforages.info/key/Fo Tri Purba, Dukan, dan Hans Smits.2016,
rages/Media/Html/Calopogonium_caeruleu Penjelasan tentang Sampling pelepah. dari
m.htm, Accessed Juli 2023 Smallholder Oil Palm Handbook
Ismono. 1981. Cara-cara Optik Dalam Anlisis Wahyono, Sri., Firman L Sahwadan dan
Kimia. Departemen Kimia ITB. Bandung. Fenddy Suryanto. 2008. Tinjauan Terhadap
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Pekembangan Penelitian Pengolahan
Analitik. Universitas Indonesia Press. Limbah Padat Kelapa Sawit. Jurnal Teknik
Jakarta. Lingkungan. 67 - 74.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia
Analitik. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Mulja, M. Suharman. 1995. Analisis
Instrumenal. Airlangga University Press.
Surabaya.
Oscar. Komponen AAS. 2009. Diakses pada
Juli 2023.
https://Oscartigasembilan03.blogspot.com/kom
ponen-komponen-atomic-absorption.html.
Pahan I. 2007. Kelapa Sawit: Manajemen
Agribisnis dari Hulu ke Hilir. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Pahan I, dan A. Ramayana. 2011. Dasar-dasar
Pengolahan Kelapa Sawit MKP 01, Pusat
Perkebunan Salim, 49 p. Kayangan. Riau
Skoog D.A., Donald M. West., F. James
Holler., Stanlry R. Crouch. 2000.
Fundamentals of Analitycal Chemistri Ed. 9.
Belmont: Books Cole.
Soliawati. 2016. Analisis kandungan unsur K,
Mg, dan Ca Pada daun kelapa sawit dengan
metode AAS (Atomic Absorption
Spectrometry).
Sonnywidiarto. 2009. Gravimetri. Diakses pada
Juli 2020.
https://Staff.Unila.ac.id/SonnyWidiarto/files/Gr
afimetri.pdf.

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 305

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy