Admin, 3ivan Setiawan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.3 No.

2/Oktober 2010
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica

PERANAN KOMODITAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENINGKATAN


PENDAPATAN WILAYAH KABUPATEN KARO

Ivan Setyastiawan*
Teguh Wahyono**
Yusniar Lubis***
*Mahasiswa Magister Agribisnis Universitas Medan Area
** Pusat Penelitian Kelapa Sawit Sumatera Utara
**Dosen Magister Agribisnis Universitas Medan Area

ABSTRACT
Corn is a commodity whose role is increasingly important both as a food or raw materials of food industry, as
well as animal feed raw materials, and a multipurpose commodity which has a lot of derivative products when
processed estimated 2-3% for domestic consumption and the rest for the industry even overseas corn used as a
biofuel. The are very big demand of global for the corn, with a huge potential increase in supply and demand
world, it is estimated that there are great opportunities to develop agribusiness corn in North Sumatra.The are
very big potential on corn development at North Sumatra, but the real production of corn is still far below its
demand, so that the corn needs are not always met. The corn agribusiness development at Karo Regency is
expected to boost the regional economy, rural employment, increase the farmers' income. The corn cultivation
had influence on regional development in Karo Regency, the increase in income area with an average
contribution of 6.14%. The corn cultivation at Karo Regency is the economic basis based on income indicators.

Keywords : Corn, GDP, production.

1. Pendahuluan multipurpose, yang mempunyai banyak


1.1. Latar Belakang produk turunan apabila di olah.
Jagung merupakan salah satu Diperkirakan 2-3% produksi jagung
tanaman pangan dunia yang terpenting, untuk konsumsi rumah tangga selebihnya
selain gandum dan padi. Penduduk untuk industri (Haloho dan Sembiring,
beberapa daerah di Indonesia (misalnya 2004) seperti pakan ternak, tepung
di Madura dan Nusa Tenggara) juga jagung, maizena, minyak jagung, gula
menggunakan jagung sebagai pangan jagung dan ethanol (bahan biofuel).
pokok. Selain sebagai sumber Karena banyaknya penggunaannya baik
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai sebagai pakan ternak, pangan manusia
pakan ternak (hijauan maupun dan BBM, maka permintaan dunia akan
tongkolnya), diambil minyaknya (dari jagung adalah sangat besar. Dengan
biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal adanya potensi besar dari segi
dengan istilah tepung jagung atau peningkatan suplai dan potensi besar
maizena), dan bahan baku industri (dari permintaan dunia, maka diperkirakan
tepung biji dan tepung tongkolnya). terdapat peluang besar untuk
Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang mengembangkan agribisnis jagung di
dipakai sebagai bahan baku pembuatan Sumatera Utara.
furfural. Jagung yang telah direkayasa Kebijakan pembangunan pertanian
genetika juga sekarang ditanam sebagai yang ditujukan untuk meningkatkan
penghasil bahan farmasi. ketahanan pangan, mengembangkan
Komoditi jagung adalah komoditi agribisnis dan meningkatkan
17
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.3 No.2/Oktober 2010
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica

kesejahteraan petani mengisyaratkan konsumsi maupun industri temak, jagung


bahwa produk pertanian yang dihasilkan memiliki potensi strategis karena
harus memenuhi syarat kuantitas, mendukung ketahanan pangan (bahan
kualitas dan kotinuitas sehingga memiliki baku pangan), mendukung program
daya saing dan mudah diperoleh dengan industri peternalcan, impor jagung cukup
harga terjangkau. Dengan demikian, tinggi dan pengembangan industri jagung
komoditi jagung memiliki peranan cukup diharapkan dapat: Meningkatkan
penting dan strategis dalam perekonomian daerah; Menyerap tenaga
pembangunan pertanian secara nasional kerja pedesaan (mencegah urbanisasi);
maupun regional. Meningkatkan pendapatan petani;
Komoditas jagung di Sumatera Menghidupkan perbengkelan pedesaan;
Utara tergolong spesifik wilayah karena di Menghidupkan sarana produksi;
usahakan petani di tegalan sebagai Menghidupkan pasar.
tanaman pokok dengan pusat penanaman Struktur Perekonomian Kabupaten
dataran tinggi (500 s/d 1.400 m dpl) yang Karo pada Tahun 2005 masih didominasi
terletak dikaki pegunungan Bukit Barisan sektor pertanian yaitu 60,55 %,
di Kabupaten Karo, Simalungun dan Dairi. sedangkan Sumatera Utara didominasi
Jagung dataran tinggi ini memberikan oleh sektor industri sebesar 25,97 % dan
kontribusi produksi sebesar 60-70% sektor pertanian 23,44 %.
jagung Sumut dan dikelola dengan Produk Domestik Regional Bruto
swadaya petani dengan Indeks (PDRB) per kapita di Sumatera Utara pads
Pertanaman (IP) 200-300 dengan tahun 2005 sebesar Rp. 11.106.256
menggunakan mekanisasi pengolahan meningkat dari Rp. 9.741.566 pada tahun
tanah dengan traktor merek Zetor (Zetor 2004. Sedangkan PDRB per kapita di
identik dengan mekanisasi), demikian Kabupaten Karo tahun 2005 sebesar Rp.
halnya dengan pemipilan hasil telah 11.647.498, sehingga pendapatan
tersedia jasa pengelola mesinnya. masyarakat Kabupaten Karo sudah
Petani jagung dataran tinggi ini melebihi pendapatan per kapita Propinsi
tergolong cepat mengadopsi teknologi Sumatera Utara.
dan penyesuaian pasar ( market oriented Potensi pengembangan jagung di
), menanam jagung dengan masukan Sumatera Utara sebenarnya masih sangat
tinggi. Kekurangan tidak mengindahkan besar tetapi dengan banyaknya
kaidah-kaidah konservasi lahan seperti permintaan jagung, produksi nil masih
menaltam jagung pads topografi yang jauh di bawah kapasitas produksi,
terjal, tanpa terasering. Hal ini sehingga kebutuhan jagung di Sumatera
menyebabkan lahan yang ditanami rawan Utara selalu tidak terpenuhi
terhadap erosi. Harga jagung lebih 1.3. Tujuan Penelitian.
menarik dibanding padi. Hal ini Adapun tujuan penelitian ini
menyebabkan petani didaerah ini adalah :
menanami jagung secara monokultur 1. Untuk mengetahui besar penerimaan
sepanjang tahun (tanpa rotasi). wilayah Kabupaten Karo dari
Sistem pengusahaan jagung yang dominan komoditas jagung.
di Sumatera Utara khususnya dataran 2. Untuk mengkaji peranan komoditi
tinggi, jagung ditanam secara monokultur jagung dalam peningkatan
dua sampai tiga kali setahun. penerimaan wilayah Kabupaten Karo.
Kebutuhan akan jagung baik untuk 3. Untuk mengkaji apakah komoditas
18
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.3 No.2/Oktober 2010
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica

jagung dapat dijadikan sebagai komoditi jagung yang diperoleh juga


komoditi basis di kabupaten Karo tidak meningkat. Pada tingkat propinsi
berdasarkan indikator pendapatan. harga jagung lebih tinggi dibandingkan
1.5. Manfaat Penelitian. harga pada tingkat wilayah kabupaten.
Rata-rata penerimaan dari produksi
1.4. Metode Penelitian jagung di wilayah kabupaten Karo selama
Daerah Penelitian ditentukan kurun waktu 2001 sampai tahun 2005
secara purposive sampling, yaitu di adalah sebesar Rp. 183,159,656,000,-.
Kabupaten Karo yang merupakan sentra
produsen jagung di Propinsi Sumatera Tabel 1. Jumlah Penerimaan Wilayah
Utara 3.2. Waktu Penelitian. Penelitian dari Komoditi Jagung di Kabupaten Karo
dilaksanakan mulai bulan Februari Tahun 2001-2005.
sampai dengan bulan April 2007 yang
meliputi studi literature, pelaksanan
penelitian, pengolahan data dan penulisan
laporan. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder.
Adapun data yang diperlukan untuk
menjelaskan aspek yang diteliti meliputi :

2. Hasil Dan Pembahasan


2.1. Indikator Pendapatan
Analisis pendapatan rata-rata Kontribusi Penerimaan Wilayah
dilakukan untuk melihat besarnya rata- dari Komoditas Jagung di Kabupaten
rata penerimaan wilayah yang mampu Karo dan Propinsi Sumatera Utara Tahun
diberikan komoditas jagung kepada 2001-2005 disajikan pada Tabel 10.
masyarakat di Kabupaten Karo dan Kontribusi jumlah penerimaan dari
propinsi Sumatera Utara selama lima komoditas jagung terhadap PDRB
tahun terakhir pada kurun waktu 2001 kabupaten Karo cukup tinggi dengan nilai
sampai tahun 2005. Besarnya penerimaan rata-rata sebesar 6.14% selama periode
wilayah yang dapat diserap dari usaha tahun 2001 sampai tahun 2005. Nilai ini
budidaya jagung di Kabupaten Karo dan cukup besar bila dibandingkan kontribusi
propinsi Sumatera Utara dari tahun 2001- penerimaan komoditas jagung untuk
2005. tingkat propinsi Sumatera Utara.
Selama kurun waktu lima tahun,
yaitu tahun 2001 sampai tahun 2005
terdapat penerimaan wilayah dari
komoditi jagung dalam jumlah yang
cukup besar di Kabupaten Karo.
Kontribusinya terhadap PDRB kabupaten
cukup tinggi dibandingkan kontribusi
penerimaan komoditas jagung untuk
tingkat propinsi. Selama periode tahun
2001 sampai tahun 2005 tidak terjadi
peningkatan harga jagung, sehingga pada
periode tersebut penerimaan dari
19
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.3 No.2/Oktober 2010
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica

Tabel 2. Kontribusi Penerimaan Wilayah dilakukan untuk mengetahuinya.


dari Komoditas Jagung di Kabupaten Penentuan komoditas jagung di
Karo dan Propinsi Sumatera Utara Tahun Kabupaten Karo apakah dapat dijadikan
2001-2005. komoditi basis atau tidak, dapat
menggunakan Location Quotient dengan
indikator pendekatan pendapatan.
Pendekatan melalui pendapatan ini dapat
dilihat dari perbandingan antara
penerimaan komoditi jagung dan
pendapatan wilayah (PDRB) Kabupaten
Karo dengan penerimaan komoditi jagung
dan pendapatan wilayah (PDRB) suatu
daerah/wilayah yang ada di atasnya yaitu
Data juga menunjukkan bahwa propinsi Sumatera Utara.
selama periode 2001 sampai tahun 2005, Berdasarkan perhitungan nilai LQ
produksi jagung di tingkat wilayah (Tabel 12) menunjukkan nilai LQ lebih
propinsi Sumatera Utara terus dari 1, hal ini mengindikasikan bahwa
mengalami kenaikan, sedangkan pada kegiatan pengusahaan komoditas jagung
tingkat wilayah kabupaten Karo di Kabupaten Karo merupakan kegiatan
mengalami fluktuasi. Data terakhir, yaitu basis. Adanya kegiatan pengusahaan
pada periode tahun 2004 dan tahun 2005 komoditas jagung yang berpotensi
terjadi penurunan produksi jagung di dikembangkan menjadi sebuah komoditi
wilayah kabupaten Karo. basis akan menguntungkan wilayah itu
Jumlah penerimaan dari sendiri, karena secara agregat wilayah
pengusahaan komoditas jagung dapat tersebut akan menghasilkan jagung yang
ditingkatkan dengan cara meningkatkan berlebih sehingga dapat dijual ke luar
luas tanam, intensifikasi budidaya, daerah/wilayah atau ekspor dan pada
peningkatan kualitas panen sehingga akhirnya akan mendatangkan pendapatan
harga yang diterima juga meningkat. bagi wilayah Kabupaten Karo. Sektor
Apabila jumlah produksi meningkat dan basis adalah sektor yang menguntungkan,
harga jagung yang diterima juga baik, karena dapat mendatangkan pendapatan
maka jumlah penerimaan dari dari luar wilayah ke dalam wilayah
pengusahaan komoditas jagung juga akan (Kadariah, 1985).
mengalami kenaikan. Berdasarkan data yang diperoleh
(Tabel 11), secara keseluruhan
2.2. LQ Pendapatan . berdasarkan indikator pendapatan,
Aktivitas dalam perekonomian komoditi jagung merupakan sektor basis
regional digolongkan dalam dua sektor dalam perekonomian wilayah di
kegiatan, yaitu aktivitas basis dan non Kabupaten Karo. Nilai rata-rata LQ selama
basis (Adisasmita, 2005), oleh karena itu 5 tahun terahir, yaitu kurun waktu tahun
tujuan analisis ini adalah untuk 2001 sampai tahun 2005 adalah sebesar
mengetahui apakah suatu kegiatan 9.25. Nilai LQ tertinggi adalah 11.10 pada
pengusahaan komoditas jagung di tahun 2002, sementara nilai LQ terendah
Kabupaten Karo tergolong sektor basis adalah 8.61 pada tahun 2003. Untuk
atau non basis. Pendekatan melalui menunjukkan perubahan nilai LQ dengan
perhitungan nilai LQ pendapatan dapat indikator pendapatan komoditi jagung
20
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.3 No.2/Oktober 2010
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica

selama 5 tahun terakhir di Kabupaten disajikan pada Tabel.


Karo dapat dilihat pada Gambar 2. Tabel 4. Hasil Perhitungan Angka
Tabel 3. Nilai LQ Dengan Indikator Pengganda Basis Pendapatan Komoditas
Pendapatan Komoditi Jagung di Jagung Kabupaten Karo Periode Tahun
Kabupaten Karo Selama Kurun Waktu 2001-2005.
2001-2005.

Hasil perhitungan terhadap angka


pengganda pendapatan dari komoditi
jagung di Kabupaten Karo adalah rata-
rata sebesar 16.605 selama kurun waktu
tahun 2001-2005. Nilai angka pengganda
pendapatan terendah diperoleh pada
tahun 2002 sebesar 13.362. Hal ini terjadi
karena adanya peningkatan kontribusi
dari sektor lain terhadap nilai total PDRB
Grafik LQ. Indikator Pendapatan Kabupaten Karo dan nilai total PDRB
Komoditas Jagung di Kabupaten propinsi Sumatera Utara, walaupun pads
Karo Selama Kurun Waktu 2001 - tahun 2002 produksi komoditas jagung di
2005 Kabupaten Karo bukan merupakan yang
terendah selama kurun waktu tahun 2001
2.3. Analisis Angka Pengganda sainpai tahun 2005. Hasil perhitungan
Pendapatan juga menunjukkan bahwa angka
Analisis Angka Pengganda Pendapatan. pengganda pendapatan dari komoditi
Analisis angka pengganda jagung di Kabupaten Karo tertinggi
pendapatan dilakukan untuk dapat diperoleh pada tahun 2005, yaitu sebesar
menunjukkan peranan komoditas jagung 20.401.
dalam menumbuhkan perekonomian Angka pengganda pendapatan
wilayah Kabupaten Karo. Hal ini merupakan salah satu indikator adanya
bertujuan untuk mengetahui sejauh peran komoditi tertentu dalam
mana peranan pengusahaan komoditas meningkatkan penerimaan wilayah
jagung di Kabupaten Karo dalam (Simatupang, 2001). Angka pengganda
meningkatkan pendapatan wilayah. pendapatan dari komoditi jagung di
Untuk mengetahui peranan komoditas Kabupaten Karo 2001). Angka pengganda
jagung dalam menumbuhkan pendapatan dari komoditi jagung di
perekonomian wilayah, khususnya dalam Kabupaten Karo selama kurun waktu
penerimaan wilayah di Kabupaten Karo tahun 2001-2005 menunjukkan bahwa
dapat menggunakan rumus angka setiap penambahan Rp. 1,00,- dari
pengganda basisnya (Tarigan, 2003). penerimaan komoditi jagung akan
Hasil perhitungan angka pengganda basis menambah total pendapatan wilayah
sebanyak angka pendapatan tersebut.
21
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.3 No.2/Oktober 2010
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica

Dengan demikian setiap penambahan Rp. Tabel 5. Hasil Perhitungan Perubahan


1.00,- dari penerimaan komoditi jagung Total Pendapatan di Kabupaten
pada tahun 2001 akan menambah total Karo Selama Kurun Waktu Tabun
pendapatan wilayah Kabupaten Karo 2001 Sampai Tabun 2005.
sebesar Rp. 15.696,-. Selama kurun
waktu tahun 2001 sampai tahun 2005
angka pengganda pendapatan dari
komoditi jagung di Kabupaten Karo
adalah sebesar 16.605, berarti setiap
penambahan Rp. 1.00,- dari komoditi
jagung akan menambah total pendapatan
wilayah Kabupaten Karo sebesar Rp.
16.605,-. Fluktuasi besaran angkan Perubahan total pendapatan
pengganda pendapatan selama kurun dipengaruhi oleh besaran angka
waktu tahun 2001 sampai tahun 2005 pengganda pendapatan dengan
dari komoditi jagung di Kabupaten Karo perubahan penerimaan dari komoditas
disajikan pada Gambar 3. jagung. Untuk menunjukkan perubahan
total pendapatan di Kabupaten Karo,
setidaknya harus membandingkan nilai-
nilai yang diperoleh selama 2 tahun.
Perubahan total pendapatan pada tahun
2002, diperoleh dengan membandingkan
penerimaan komoditi jagung dengan
tahun sebelumnya yaitu tahun 2001 dan
hasilnya kemudian dikalikan dengan
angka penggandanya, demikian
seterusnya sampai tahun 2005.
Dari Tabel di atas dapat dilihat
Selanjutnya hasil perhitungan bahwa pengusahaan komoditi jagung
angka pengganda ini digunakan untuk cukup memberikan pengaruh terhadap
memproyeksikan perubahan total perekonomian wilayah di Kabupaten
pendapatan wilayah sebagai akibat Karo. Hal tersebut dapat dilihat dari
perubahan penerimaan dari pengusahaan cukup besarnya perubahan total
komoditi jagung. Tarigan (2003) pendapatan akibat penerimaan dari
mengemukakan bahwa dalam bentuk komoditi jagung. Perubahan positif
pendapatan, perhitungan perubahan total terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar Rp.
pendapatan wilayah tersebut dapat 609,833.53 (juta), tahun 2003 sebesar
diperoleh dari perkalian antara Rp. 581,125.77 (jutaan) terjadi
perubahan penerimaan komoditi jagung perubahan yang negatif/penurunan dan
dengan angka pengganda pendapatan. tahun 2004 sebesar Rp. 565,858.54
Hasil perhitungan perubahan total (jutaan) terjadi perubahan yang
pendapatan di kabupaten Karo selama positif/peningkatan kembali. Pada tahun
kurun waktu tahun 2001 sampai tahun 2005 besarnya perubahan adalah negatif
2005 disajikan pada Tabel. atau penurunan kembali, yaitu sebesar
Rp. 509,862.06 (jutaan) Pada tahun 2003
dan tahun 2005 terjadi perubahan
22
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.3 No.2/Oktober 2010
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica

pendapatan negatif atau terjadi pengembangan wilayah di Kabupaten


penurunan, hal ini terjadi karena adanya Karo, yaitu terhadap peningkatan
penurunan penerimaan pendapatan dari pendapatan wilayah dengan rata-rata
komoditas jagung pada tahun 2004 dan kontribusi sebesar 6.14% .
tahun 2005. Peningkatan dan penurunan 2. Angka pengganda pendapatan yang
pendapatan wilayah ini tentunya seiring diperoleh dari pengusahaan
dengan perubahan penerimaan dari komoditas jagung di wilayah
komoditas jagung. Kabupaten Karo menunjukkan
Perubahan penerimaan komoditas pengaruh terhadap perubahan total
jagung tersebut sangat erat kaitannya penerimaan di wilayah Kabupaten
dengan adanya penurunan produksi dan Karo.
harga jagung. Penurunan produksi di 3. Pengusahaan komoditas jagung di
daerah penelitian, disebabkan karena wilayah Kabupaten Karo merupakan
terjadinya pengurangan pada luas tanam sektor basis bagi perekonomian
dan luas panen komoditas jagung. Hal ini wilayah Kabupaten Karo berdasarkan
disebabkan karena harga komoditas indikator pendapatan.
jagung yang masih rendah sehingga 3.2. Saran.
belum mampu menarik masyarakat untuk 1. Analisis peranan komoditas jagung
meningkatkan investasi pada komoditas terhadap pengembangan wilayah
jagung. Teknologi budidaya, pasca panen di Kabupaten Karo masih perlu
yang masih rendah dan mahalnya input dilanjutkan pada tingkat
produksi juga membuat pengusahaan kecamatan terutama pada sentra-
komoditas jagung belum memberikan sentra komoditi jagung, sehingga
keuntungan yang layak bagi petani. analisis dapat menghasilkan
Penurunan produksi di daerah kesimpulan yang lebih mikro.
penelitian terjadi karena kurangnya 2. Jumlah penerimaan dari
manajemen pengusahaan tanaman pengusahaan komoditas jagung di
jagung. Pengusahaan tanaman jagung wilayah Kabupaten Karo dapat
masih dilakukan secara sederhana dan ditingkatkan dengan peningkatan
tradisional sehingga hasil jagung yang teknologi budidaya dan pasca
diperoleh belum maksimal. panen sehingga meningkatkan
Untuk melihat perubahan mutu jagung yang dihasilkan yang
pengganda penerimaan komoditas akan berpengaruh terhadap harga
jagung di Kabupaten Karo selama dan efisiensi produksi.
periode analisis waktu 5 tahun, yaitu
tahun 2001 - 2005 dapat dilihat pada DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4. Anonim, 2002. Kajian Adopsi Varietas
Jagung Hibrida di Sumatera Utara.
3. Kesimpulan dan
Saran ,2002, Karakteristik Sosial –
3.1. Kesimpulan Ekonomi Biofisik dan Sistem
Dari hasil analisis penelitian dan Produksi
pembahasan yang telah dilakukan, maka Mendukung Pengembangan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Agribisnis Jagung di Kabupaten Toba
1. Pengusahaan komoditas jagung Samosir, Sumatera Utara.
memberikan pengaruh terhadap ,2003. Sensus Pertanian 2003/ Sub
23
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.3 No.2/Oktober 2010
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica

Sektor Palawija. Badan Pusat Ekonomi dan Pengembangan


Statistik Wilayah Kecamatan Pangururan
Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Tapanuli Utara. Tesis
Program Pascasarjana USU. Medan.
,2005. Statistik Harga Produsen
Sektor Pertanian di Sumatera Utara. Pratiknya, A.W. 2000. Dasar – dasar
Badan Pusat Statistik Propinsi Metodologi Penelitian Kedokteran
Sumatera Utara. dan Kesehatan, PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
,2005. Produk Domestik Regional Richardson, W.H. 2001. Dasar-dasar Ilmu
Bruto. Tabun 2000 – 2005. Badan Ekonomi Regional. Terjemahan Paul
Pusat Statisti Kabupaten Karo. Sihotang. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi. Universitas Indonesia.
,2005. Sumatera Utara Dalam Angka, Jakarta.
Tahun 2001 – 2005. Badan Pusat
Statistik Sumatera Utara, Medan.
Soekirno, S. 1978. Ekonomi
Adisasmita, R.H. 2005. Dasar-Dasar Pembangunan. Lembaga Penerbit
Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu. Fakultas Ekonomi. Universitas
Yogyakarta. Indonesia. Jakarta.

Arsyad, L. 1999. Pengantar Perencanaan


dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Tarigan, R. 2003. Ekonomi Regional Teori
BPFE. Yogyakarta. dan Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Todarro, M.P. 1987. Pembangunan
Bagoes Mantra Ida, 2004. Filsafat Ekonomi Dunia ke III. Longman.
Penelitian. Metode Penelitian Sosial. London.
Penerbit Pustaka Pelajar.
Yogyakarta. P. 175.

Ginting, paham, 2006 Pemasaran produk


Pertanian : Study Empiris tentang
Margin Pemasaran Sayuran Kota
madya Bandung, USU Press, Medan.

Harniati, Marsusi, 2000.Teknologi


Budidaya jagung Dilahan Kering.
Loka Pengkajian Teknologi Pertanian
Pontianak, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Deptan.

Kabupaten Karo Dalam Angka, Tabun


2001 – 2005. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Karo.

Napitupulu, R.B. 1999. Analisis Basis


24

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy