Tugas 1 Ilmu Negara Wahyu Setyo Adi 052189262

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 Ilmu Negara 46

(HKUM4209.46)
TUTOR : Bpk. NURDIYANA

Disusun Oleh :
WAHYU SETYO ADI ( 052189262 )

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2024/2025 GANJIL
Soal 1:

Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Sebagai negara yang
menganut kedaulatan rakyat, presiden dipilih oleh masyarakat melalui pemilihan umum.
Semua warga negara yang memenuhi syarat mempunyai kesempatan untuk dicalonkan
sebagai presiden. Partai politik merupakan kendaraan bagi masyarakat yang akan
mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.

Pertanyaan:

1. Dari uraian di atas, analisis keterkaitan ilmu negara dengan ilmu politik

Jawaban:

Uraian di atas mengandung keterkaitan antara ilmu negara dan ilmu politik. Ilmu
negara atau yang sering juga disebut sebagai ilmu pemerintahan, berkaitan dengan
bagaimana suatu negara diatur dan dijalankan. Dalam uraian di atas, terdapat informasi
mengenai bentuk negara Indonesia yang merupakan negara kesatuan yang berbentuk
republik, yang dapat dikaji oleh ilmu negara.

Sementara itu, ilmu politik berkaitan dengan proses pembuatan kebijakan dan
pengambilan keputusan dalam sistem politik suatu negara. Uraian di atas juga
membahas mengenai proses pemilihan umum yang diadakan untuk memilih presiden,
yang merupakan bagian dari proses politik. Selain itu, partai politik juga disebutkan
sebagai kendaraan bagi masyarakat yang akan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat,
yang menunjukkan keterkaitan dengan ilmu politik.

Dalam konteks ini, dapat dikatakan bahwa ilmu negara dan ilmu politik saling
terkait dan saling melengkapi dalam mempelajari sistem politik suatu negara, termasuk
dalam memahami konsep kedaulatan rakyat dan proses politik pemilihan umum di
Indonesia.

Soal 2:

Memperkuat Kedaulatan Wilayah di Natuna

PELANGGARAN kedaulatan RI di Laut China Selatan oleh kapal nelayan China yang
dilindung kapal penjaga keamanan China, merupakan persoalan yang perlu dianggap
serius oleh seluruh komponen bangsa di negeri ini. Upaya intervensi yang dilakukan
kapal laut keamanan China terhadap kapal patroli Indonesia yang menangkap kapal
nelayan China, merupakan hal yang tidak dapat dibenarkan secara hukum laut
internasional (Unclos). Adapun kemudian aksi protes dan peringatan yang dilayangkan
pemerintah Indonesia kepada Kedutaan Besar China dapat dinilai sebagai sebuah
langkah politik yang tegas dalam upaya penegakan kedaulatan negara. Persoalan Laut
China Selatan Intervensi kapal patroli keamanan China yang berusaha melindungi
kapal nelayannya dari tangkapan kapal patroli Indonesia, sebenarnya tidak terlepas dari
upaya Negeri Tirai Bambu tersebut untuk kembali menegaskan klaimnya atas Laut
China Selatan. Klaim China memang kembali memanaskan situasi hubungan
antarnegara yang juga memiliki batas di wilayah laut itu. Klaim itu juga kembali
membuka peluang atas munculnya konflik antarnegara. Memanasnya kembali kisruh
Laut China Selatan telah dimulai kembali sejak 2015. Saat itu China menentukan
kembali peta perbatasan lautnya yang meluas sampai pada beberapa titik wilayah baru.
Dalam titik baru itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang dirugikan sebab di
dalamnya terdapat titik yang meliputi wilayah di Kepulauan Natuna. Tindakan
pemerintah China yang membuat peta dengan titik baru di banyak wilayah Laut China
Selatan, juga sebelumnya telah memunculkan reaksi keras dari negara-negara lain,
seperti Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Penyebarluasan wilayah
baru ini terjadi karena China berpatokan pada klaim mereka atas Kepulauan Spratly,
yang sebenarnya masih dalam status sengketa dengan Filipina serta Vietnam. Klaim
sepihak China atas Pulau Spratly memang merugikan banyak negara yang memliki
batas di Laut China Selatan. Ini juga yang kemudian memunculkan reaksi keras
Amerika Serikat (AS) dengan mengerahkan kapal perang ke kawasan sengketa pada
Oktober 2015. AS sendiri mempunyai kepentingan atas teritori Laut China Selatan
karena memiliki pangkalan militer di Filipina. Sehingga, klaim sepihak China akan dapat
merugikan AS dalam memobilisasi armada perangnya. Secara geopolitik, posisi Pulau
Spratly bagi China memang sangat strategis karena dapat memberikan banyak
keuntungan, baik dari aspek politik dan pertahanan maupun dari segi ekonomi. Jika
pulau itu berhasil dikuasi secara mutlak oleh China, secara legal batas wilayah mereka
akan bertambah, yang berarti juga kerugian bagi negara-negara lain. Bagi kebanyakan
negara-negara di Asia Tenggara, klaim atas dominasi China di Laut China Selatan
sudah dirasakan dengan mulai banyaknya kapal-kapal laut China yang melanggar
batas wilayah negara. Pelanggaran itu tidak hanya dari kapal nelayan mereka, tapi juga
kapal patroli yang notabene digerakan pemerintah China untuk memantau perairan.
Dampak bagi Indonesia Perairan Natuna bagi Indonesia memiliki arti yang sangat
penting dan strategis. Sebab, perairan dan kepulauannya merupakan batas terluar dari
NKRI yang menjadi penentu dari keberdaulatan negara. Apabila kemudian wilayah ini
menjadi objek sengketa atau dilanggar batas wilayahnya, kedaulatan NKRI kembali
dipertaruhkan, dan tentunya kita tidak ingin kembali mengulangi kesalahan yang sama
beberapa tahun lalu ketika harus kehilangan Sipadan dan Ligitan.

Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/281660/memperkuat-kedaulatan-wilayah-
dinatuna

Pertanyaan:
2. Berikan analisis anda menggunakan konsep unsur negara klasik, yuridis, dan
sosiologis dalam melihat kasus saling berlomba-lomba klaim batas terluar suatu negara
pada kasus di atas!

Jawaban:

Dalam kasus yang dijelaskan, terdapat konflik antara Indonesia dan China terkait
klaim kedaulatan atas wilayah Laut China Selatan, khususnya di wilayah Kepulauan
Natuna. Untuk menganalisis kasus ini menggunakan konsep unsur negara klasik,
yuridis, dan sosiologis, dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Konsep Unsur Negara Klasik:

Unsur negara klasik terdiri dari wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang
berdaulat. Dalam kasus ini, Indonesia mengklaim Natuna sebagai wilayahnya dan
merasa terganggu dengan klaim China yang melebihi batas wilayahnya. Hal ini
menunjukkan bahwa unsur wilayah sebagai bagian dari kedaulatan negara dianggap
penting oleh Indonesia. Selain itu, pemerintahan Indonesia juga telah melakukan
tindakan untuk menegakkan kedaulatan negaranya dengan melakukan protes dan
peringatan kepada Kedutaan Besar China. Hal ini menunjukkan pentingnya unsur
pemerintahan dalam mempertahankan kedaulatan negara.

2. Konsep Yuridis:

Dalam konteks hukum internasional, klaim Indonesia atas wilayah Natuna


didasarkan pada Undang-Undang No. 4 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
PokokPokok Agraria (PDP), yang menyatakan bahwa wilayah Indonesia mencakup laut
teritorial, zona ekonomi eksklusif (ZEE), dan landas kontinen. Sementara itu, klaim
China didasarkan pada klaim sepihak atas wilayah Laut China Selatan dan klaim
historis. Dalam hal ini, konsep yuridis menunjukkan bahwa penentuan batas wilayah
harus didasarkan pada hukum internasional yang berlaku, dan Indonesia telah memiliki
dasar hukum yang jelas dalam mengklaim Natuna sebagai wilayahnya.

3. Konsep Sosiologis:

Konsep sosiologis menekankan pentingnya faktor sosial dan politik dalam


mempengaruhi tindakan dan keputusan suatu negara. Dalam kasus ini, klaim China
atas wilayah Laut China Selatan dan Natuna dapat dipahami sebagai upaya untuk
memperkuat posisi politik dan ekonomi China di kawasan tersebut. Selain itu, klaim
China juga memicu reaksi keras dari negara-negara lain di kawasan, termasuk
Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya dinamika politik dan sosial di
kawasan tersebut dan pentingnya upaya diplomasi untuk menyelesaikan sengketa
wilayah secara damai.
Dalam kesimpulannya, kasus saling berlomba-lomba klaim batas terluar suatu
negara pada kasus di atas dapat dianalisis menggunakan konsep unsur negara klasik,
yuridis, dan sosiologis. Hal ini menunjukkan pentingnya mempertahankan kedaulatan
wilayah dan mematuhi hukum internasional dalam menentukan batas wilayah suatu
negara, serta pentingnya memperhatikan faktor sosial dan politik dalam mempengaruhi
keputusan negara dalam menyelesaikan sengketa wilayah.

Soal 3:

Kasus : Memperkuat Kedaulatan Wilayah di Natuna (Baca di soal Nomor 2)

Pertanyaan:

3. Analisis tindakan China berdasarkan teori Kekuatan. Apakah tindakan China dapat
dianggap sebagai manifestasi dari teori ini? Bagaimana dampaknya terhadap
hubungan internasional di kawasan Laut China Selatan?

Jawaban:

Menurut teori "keseimbangan kekuatan", jika langkah-langkah penyeimbangan internal


dan eksternal gagal, tahap ketiga dan terakhir adalah perang. Kami berharap bahwa
masyarakat internasional tidak akan ditarik ke dalam pertikaian seperti itu dan akal
sehat akan cukup menang untuk mencegah perang dunia baru.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy