Tugas 1 Ilmu Negara Wahyu Setyo Adi 052189262
Tugas 1 Ilmu Negara Wahyu Setyo Adi 052189262
Tugas 1 Ilmu Negara Wahyu Setyo Adi 052189262
(HKUM4209.46)
TUTOR : Bpk. NURDIYANA
Disusun Oleh :
WAHYU SETYO ADI ( 052189262 )
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Sebagai negara yang
menganut kedaulatan rakyat, presiden dipilih oleh masyarakat melalui pemilihan umum.
Semua warga negara yang memenuhi syarat mempunyai kesempatan untuk dicalonkan
sebagai presiden. Partai politik merupakan kendaraan bagi masyarakat yang akan
mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.
Pertanyaan:
1. Dari uraian di atas, analisis keterkaitan ilmu negara dengan ilmu politik
Jawaban:
Uraian di atas mengandung keterkaitan antara ilmu negara dan ilmu politik. Ilmu
negara atau yang sering juga disebut sebagai ilmu pemerintahan, berkaitan dengan
bagaimana suatu negara diatur dan dijalankan. Dalam uraian di atas, terdapat informasi
mengenai bentuk negara Indonesia yang merupakan negara kesatuan yang berbentuk
republik, yang dapat dikaji oleh ilmu negara.
Sementara itu, ilmu politik berkaitan dengan proses pembuatan kebijakan dan
pengambilan keputusan dalam sistem politik suatu negara. Uraian di atas juga
membahas mengenai proses pemilihan umum yang diadakan untuk memilih presiden,
yang merupakan bagian dari proses politik. Selain itu, partai politik juga disebutkan
sebagai kendaraan bagi masyarakat yang akan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat,
yang menunjukkan keterkaitan dengan ilmu politik.
Dalam konteks ini, dapat dikatakan bahwa ilmu negara dan ilmu politik saling
terkait dan saling melengkapi dalam mempelajari sistem politik suatu negara, termasuk
dalam memahami konsep kedaulatan rakyat dan proses politik pemilihan umum di
Indonesia.
Soal 2:
PELANGGARAN kedaulatan RI di Laut China Selatan oleh kapal nelayan China yang
dilindung kapal penjaga keamanan China, merupakan persoalan yang perlu dianggap
serius oleh seluruh komponen bangsa di negeri ini. Upaya intervensi yang dilakukan
kapal laut keamanan China terhadap kapal patroli Indonesia yang menangkap kapal
nelayan China, merupakan hal yang tidak dapat dibenarkan secara hukum laut
internasional (Unclos). Adapun kemudian aksi protes dan peringatan yang dilayangkan
pemerintah Indonesia kepada Kedutaan Besar China dapat dinilai sebagai sebuah
langkah politik yang tegas dalam upaya penegakan kedaulatan negara. Persoalan Laut
China Selatan Intervensi kapal patroli keamanan China yang berusaha melindungi
kapal nelayannya dari tangkapan kapal patroli Indonesia, sebenarnya tidak terlepas dari
upaya Negeri Tirai Bambu tersebut untuk kembali menegaskan klaimnya atas Laut
China Selatan. Klaim China memang kembali memanaskan situasi hubungan
antarnegara yang juga memiliki batas di wilayah laut itu. Klaim itu juga kembali
membuka peluang atas munculnya konflik antarnegara. Memanasnya kembali kisruh
Laut China Selatan telah dimulai kembali sejak 2015. Saat itu China menentukan
kembali peta perbatasan lautnya yang meluas sampai pada beberapa titik wilayah baru.
Dalam titik baru itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang dirugikan sebab di
dalamnya terdapat titik yang meliputi wilayah di Kepulauan Natuna. Tindakan
pemerintah China yang membuat peta dengan titik baru di banyak wilayah Laut China
Selatan, juga sebelumnya telah memunculkan reaksi keras dari negara-negara lain,
seperti Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Penyebarluasan wilayah
baru ini terjadi karena China berpatokan pada klaim mereka atas Kepulauan Spratly,
yang sebenarnya masih dalam status sengketa dengan Filipina serta Vietnam. Klaim
sepihak China atas Pulau Spratly memang merugikan banyak negara yang memliki
batas di Laut China Selatan. Ini juga yang kemudian memunculkan reaksi keras
Amerika Serikat (AS) dengan mengerahkan kapal perang ke kawasan sengketa pada
Oktober 2015. AS sendiri mempunyai kepentingan atas teritori Laut China Selatan
karena memiliki pangkalan militer di Filipina. Sehingga, klaim sepihak China akan dapat
merugikan AS dalam memobilisasi armada perangnya. Secara geopolitik, posisi Pulau
Spratly bagi China memang sangat strategis karena dapat memberikan banyak
keuntungan, baik dari aspek politik dan pertahanan maupun dari segi ekonomi. Jika
pulau itu berhasil dikuasi secara mutlak oleh China, secara legal batas wilayah mereka
akan bertambah, yang berarti juga kerugian bagi negara-negara lain. Bagi kebanyakan
negara-negara di Asia Tenggara, klaim atas dominasi China di Laut China Selatan
sudah dirasakan dengan mulai banyaknya kapal-kapal laut China yang melanggar
batas wilayah negara. Pelanggaran itu tidak hanya dari kapal nelayan mereka, tapi juga
kapal patroli yang notabene digerakan pemerintah China untuk memantau perairan.
Dampak bagi Indonesia Perairan Natuna bagi Indonesia memiliki arti yang sangat
penting dan strategis. Sebab, perairan dan kepulauannya merupakan batas terluar dari
NKRI yang menjadi penentu dari keberdaulatan negara. Apabila kemudian wilayah ini
menjadi objek sengketa atau dilanggar batas wilayahnya, kedaulatan NKRI kembali
dipertaruhkan, dan tentunya kita tidak ingin kembali mengulangi kesalahan yang sama
beberapa tahun lalu ketika harus kehilangan Sipadan dan Ligitan.
Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/281660/memperkuat-kedaulatan-wilayah-
dinatuna
Pertanyaan:
2. Berikan analisis anda menggunakan konsep unsur negara klasik, yuridis, dan
sosiologis dalam melihat kasus saling berlomba-lomba klaim batas terluar suatu negara
pada kasus di atas!
Jawaban:
Dalam kasus yang dijelaskan, terdapat konflik antara Indonesia dan China terkait
klaim kedaulatan atas wilayah Laut China Selatan, khususnya di wilayah Kepulauan
Natuna. Untuk menganalisis kasus ini menggunakan konsep unsur negara klasik,
yuridis, dan sosiologis, dapat dilakukan sebagai berikut:
Unsur negara klasik terdiri dari wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang
berdaulat. Dalam kasus ini, Indonesia mengklaim Natuna sebagai wilayahnya dan
merasa terganggu dengan klaim China yang melebihi batas wilayahnya. Hal ini
menunjukkan bahwa unsur wilayah sebagai bagian dari kedaulatan negara dianggap
penting oleh Indonesia. Selain itu, pemerintahan Indonesia juga telah melakukan
tindakan untuk menegakkan kedaulatan negaranya dengan melakukan protes dan
peringatan kepada Kedutaan Besar China. Hal ini menunjukkan pentingnya unsur
pemerintahan dalam mempertahankan kedaulatan negara.
2. Konsep Yuridis:
3. Konsep Sosiologis:
Soal 3:
Pertanyaan:
3. Analisis tindakan China berdasarkan teori Kekuatan. Apakah tindakan China dapat
dianggap sebagai manifestasi dari teori ini? Bagaimana dampaknya terhadap
hubungan internasional di kawasan Laut China Selatan?
Jawaban: