Paper Pelatihan Tarjih - Syahrul

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PAPER

Hukum Harb Al Musthalahat

(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Pelatihan Kader Tarjih


Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan)

Disusun Oleh:
Syahrul Husain, S.Pd.,M.Pd
NBM : 1360034

Tahun 2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin penulis ucapkan sebagai wujud puji dan


syukur kepada Allah Swt dan juga salawat kepada Rasulullah Muhammad Saw
sebagai teladan utama bagi umat Islam. Penulis mempersembahkan paper yang
berjudul “Harb Al Musthalahat atau Perang Istilah dalam Ranah Aqidah”.
Sebagai syarat untuk memenuhi tugas Pelatihan Kader Tarjih Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan yang akan dilaksanakan pada
tanggal 8-9 Nopember 2024 di Pusat Dakwah Muhammadiyah Wilayah
Makassar.

Penulis ucapkan terimakasih kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah


Takalar yang mengamanahkan dan mempercayakan kepesertaaan untuk
mewakili PD Muhammadiyah Takalar mengikuti kegiatan ini. Sungguh suatu
kehormatan bisa menimbah ilmu melalui kegiatan ketarjihan Muhammadiyah.
Mudah-mudahan saya bisa mengikuti dengan baik kegiatan pelatihan ketarjihan
Muhammadiyah ini, sehingga dapat memberikan kemajuan bagi persyarikatan
khususnya di majelis Tarjih Muhammadiyah Takalar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan
petunjuk bagi kita semua.

Takalar, 05 Nopember 2024


Penulis

Syahrul Husain
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1


1.2 Tujuan Masalah............................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................3

2.1 Pengertian Harb Al Musthalahat ................................................... 3

2.2 Istilah Harb Musthalahat Yang disematkan Kepada Islam ........... 6

2.3 Hukum Harb Al Musthalahat dan sikap Umat Islam ................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................... 19

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 19

Daftar Pustaka

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan peradaban manusia tidak bisa lepas dari aspek histori
umat Islam sejak lahirnya, dimana sejarah sebagai rekontruksi masa lalu yang
terkoneksi dengan masa sekarang bahkan kemasa depan. Masa-masa dakwah
Islam ketika baru berkecambah dimana Nabi mulai membangun peradaban
dari keluarganya sendiri yaitu bani Hasyim saat itu. Jika berkaca awal
Rasulullah Saw berdakwah secara terang-terangan perang istilah sudah
dilancarkan oleh Abu Lahab dan kawan-kawan yang notabene adalah kerabat
dekat Rasulullah. Pernah suatu waktu Rasulullah mengundang puluhan
keluarganya termasuk Abu Lahab atau dikenal Abdul Uzza bin Abdul
muthalib. Saat perjamuan itu, Nabi menyampaikan dakwah secara terang-
terangan dihadapan paman-pamannya. Dan Abu Lahablah yang memotong
pembicaraan Nabi dengan melontarkan perang kata-kata dengan berusaha
memarginalkan posisi nabi yang hanya sebagai keponakannya yang tak
pantas untuk mengajarinya, bahkan Abu Lahab tidak segan membuat istilah
penyakit aneh dan agama angan-angan.

Ketika seruan dakwah Islam Rasulullah menggema di atas bukit Safa,


gemparlah penduduk Mekkah dari pembesar-pembesar Quraisy. Maka sejak
saat itu pembesar Quraisy termasuk Abu Lahab didalamnya berusaha
membuat perang Istilah yang beruasaha menjatuhkan pribadi Muhammad
Saw. Perang Istilah yang disematkan adalah bahwa Nabi adalah penyihir
yang bersekutu dengan Jin, dan yang kedua adalah Nabi disamakan dengan
Penyair yang bisa mengipnotis manusia. Istilah yang ketiga yaitu : Nabi
dikatakan orang gila yang cari perhatian untuk berkuasa ( Muhammad Sameh
Said : 2002, Hal : 75). Jadi fase-fase awal Islam tumbuh di Mekkah , perang
istilah sudah tercipta dengan keyakinan-keyakinan yang telah mengakar bagi
orang-orang quraisy sebelumnya. Islam yang dibawa oleh Muhammad Saw

4
dianggap akan mengancam eksistensi dan resistensi terhadap masyakat Arab
saat itu.

Perang Istilah atau harbul musthalahat merupakan perang dengan suatu


agenda besar, yaitu menimpakan bahaya dan kehancuran pemikiran dan
politik kepada lawan. Caranya dengan menggunakan istilah sebagai alat untuk
melemahkan, menyesatkan, atau mencitra burukkan lawan. Harbul
musthalahat telah digunakan oleh musuh-musuh Islam sejak awal perjuangan
Nabi Muhammad di Makkah. Kaum Quraisy di Makkah telah menyerang
Nabi Muhammad dengan amunisi dari senjata perang istilah ini. Mereka
mempropgandakan bahwa Muhammad adalah tukang sihir, dukun, bahkan
gila. Begitu halnya orang-orang Yahudi di Madinah berusaha mengambil
celah bahwa kehadiran Muhammad Saw disana sebagai upaya untuk
menyingkirkan agama Yahudi yang mereka istilahkan pendatang baru yang
provokatif.

Selama beberapa dekade terakhir, citra Islam di mata dunia, khususnya


negara-negara barat adalah agama kekerasan, agama teror, agama perang,
terbelakang, miskin, antimodernitas, dan penilaian buruk lainnya. Citra
tersebut tidak serta merta muncul begitu saja. Citra tersebut disematkan pada
agama yang dibawa Nabi Muhammad ini setelah terjadi beberapa tindakan
radikalisme dan terorisme yang menyasar negara-negara Barat. Para pelaku
aksi-aksi teror tersebut adalah seorang Muslim. Puncaknya, tragedi 9/11 yang
mengguncang dunia. Sekitar 3 ribu orang tewas dalam serangan brutal yang
dilakukan oleh Al-Qaeda ini. Barat mengasosiakan Islam sebagai agama
perang. Sebagaimana yang diucapkan oleh seorang pemuka Evangelis Kristen
Amerika, Franklin Graham, yang menjuluki Islam sebagai agama perang.
Gerakan-gerakan anti-Islam di Barat pun semakin menjamur dan menemukan
momentumnya.

Serangkaian aksi teror yang dilakukan oleh segelintir umat Islam


tersebut, tuduhan Islam sebagai agama perang juga berakar dari pandangan
para orientalis yang menyatakan bahwa Islam disebarluaskan menggunakan

5
pedang. Salah satu orientalis yang berpandangan demikian adalah Seorang
sejarawan De Lacy O’leary. Di dalam bukunya, Islam at The Cross Road: A
Brief Survey of the Present Position and Problems of the World of Islam, ia
mengatakan bahwa orang Islam telah menjelajahi seluruh dunia dan
memaksakan agama Islam dengan menggunakan pedang. Berbagai perang
istilah yang ditujukan kepada Islam masih memenuhi media sosial era digital .
Hal tersebut tentu mendapat reaksi dari umat Islam hari ini, yang istilah itu
tidak beralasan sama sekali. Apalagi hari ini kita menyaksikan keganasan
Negara Israel membombardir Palestina dan lebanon yang tak
berperikamanusiaan terhadap orang-orang Islam disana. Hal tersebut sebagai
bukti potensi citra kekerasan dengan perang bisa dilakukan oleh agama
apapun, bukan hanya Islam.

Hari ini Islam telah tersebar diseantero penjuru Bumi, Menurut proyeksi
Pew Research Center, pada 2050 mendatang populasi Muslim di Eropa dapat
mencapai 11,2 persen dari total populasi Eropa. Bahkan, "jika imigrasi
dilarang sepenuhnya" umat Islam akan masih mewakili 7,4 persen populasi
Eropa pada 2050. Prediksi jumlah pemeluk Islam di Amerika Serikat hingga
tahun 2050 adalah 8,09 juta jiwa. Pergerakan jumlah Muslim hingga 2050 ini
diprediksi melampaui yang terjadi pada agama Yahudi. Semakin
berkembangpesatnya Islam didunia, akan beriringan dengan perang istilah-
istilah yang akan menyudutkan Islam itu sendiri. Maka Dari sudut pemaparan
tersebut diatas penulis merasa perlu untuk membahas sudut pandang hukum
Islam tentang Harb Al Musthalahat (Perang Istilah dalam Ranah Aqidah).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah penyusunan paper ini adalah :
- Apa yang dimaksud Harb Al Musthalahat?
- Apa saja hal-hal negatif Harb Al Musthalahat yang disematkan kepada
Islam?
- Bagaimanakah Hukum Harb Al Musthalahat dan sikap umat Islam
menghadapinya?

6
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk menjelaskan :
1. Pengertian Harb Al Musthalahat.
2. Hal-hal negatif mengenai Harb Al Musthalahat yang disematkan
kepada Islam.
3. Hukum Harb Al Musthalahat dan sikap umat Islam menghadapinya.

1.4 Manfaat Penulisan


- Manfaat bagi umat Islam
Tulisan ini diharapkan sebagai bagian dari memperkuat aqidah umat
Islam menghadapi isu-isu kekinian mengenai posisi agama islam di era
digital.

- Manfaat bagi persyarikatan Muhammadiyah

Tulisan ini memungkinkan sebagai referensi dakwah amar nahi


mungkar bagi pendakwah Muhammadiyah dan sekaligus memberikan
sedikit sumbangan pemikiran ketarjihan Muhammadiyah.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Harb Al Musthalahat

Didalam Al Quran kata “perang” disebut sebanyak 6 kali. Secara


etimologi kata ‫ حرب‬memiliki arti perang atau pertempuran. Adapun secara
terminologi adalah sebuah aksi fisik dan non-fisik antara dua atau lebih
kelompok manusia untuk melakukan dominasi di wilayah yang
dipertentangkan. Secara etimologi ‫ اصطلح‬merupakan bentuk humasi dari
fiil ‫ صلح‬yang memiliki arti berbuat baik, kesepakatan, perdamaian. Adapun
secara terminologi yaitu kesepakatan sesuatu kaum terhadap suatu
ungkapan. Jika keduanya digabungkan maka artinya merupakan peperangan
dengan suatu agenda besar yaitu ingin menimpakan bahaya dan kehancuran
pemikiran atau ideologi umat Islam melalui istilah-istilah yang telah
ditetapkan oleh Syari’.
Yusuf Al Qaradawi (2009) dalam buku Fiqih Jihad mengemukakan
bahwa Al Harb adalah pengerahan segala kekuatan, senjata, alat atau sarana
apapun yang dilakukan sekelompok orang melawan kelompok lain; bisa
antar suku, antar Negara atau antar kelompok Negara. Lebih lanjut beliau
menjelaskan bahwa jihad dan perang adalah dua hal yang berbeda, Jihad
adalah sebuah pengertian agama yang mempunyai tujuan, motif, cara, aturan
dan etika, sedangkan perang hanya ada dalam kamus duniawi. Menurut
beliau pengertian perang telah mengalami perubahan, bahwa peranhg
dizaman sekarang tidak semata-mata berupa fisik, tetapi bisa dengan jenis
kebudayaan, perang media, perang ekonomi dan perang mental.
Dalam Wikipedia dijelaskan Perang atau jurit adalah sebuah aksi fisik
bersenjata dan non fisik yang intens antara negara, pemerintah atau dalam
arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan
antara dua atau lebih kelompok manusia untuk melakukan dominasi di
wilayah yang dipertentangkan, pemberontak dan milisi. Perang secara purba
di maknai sebagai pertikaian bersenjata. Di era modern, perang lebih

8
mengarah pada superioritas teknologi dan industri. Hal ini tercermin
dari doktrin angkatan perangnya seperti "Barang siapa menguasai ketinggian
maka menguasai dunia". Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan atas
ketinggian harus dicapai oleh teknologi. Namun kata perang tidak lagi
berperan sebagai kata kerja, tetapi sudah bergeser pada kata sifat. Yang
memopulerkan hal ini adalah para jurnalis, sehingga lambat laun pergeseran
ini mendapatkan posisinya, tetapi secara umum perang berarti
"pertentangan".
Jadi secara umum Harb al-Musthalahat disebut juga Perang Istilah
merupakan perang dengan suatu agenda besar, yaitu menimpakan bahaya
dan kehancuran pemikiran dan politik kepada lawan. Caranya dengan
menggunakan istilah sebagai alat untuk melemahkan, menyesatkan atau
mencitraburukkan lawan. Penyebab terjadinya perang disebabkan karena
Perbedaan ideology, keinginan untuk memperluas wilayah kekuasaan,
Perbedaan kepentingan dan perampasan sumber daya alam.

2.2 Harb Al Musthalahat Yang Disematkan Kepada Islam.

Menurut Dr. Ahmad Ibrahim Khidr dalam tulisannya,“al-Islam wa


Harb al-Musthalahat,” perang istilah atau harbul musthalahat dilakukan
dengan dua hal : Pertama, Mencitraburukkan perkara yang baik dalam
Islam (Taqbih al-Hasan), Taqbih al-Hasan adalah istilah yang berkaitan
dengan legislasi hukum Islam yang membahas tentang sesuatu yang
dianggap buruk dan dapat dicapai akal atau tidak. ketika kaum kafir ingin
memerangi jihad misalnya, mereka menyamakan jihad dengan terorisme,
pembantaian dan kesan-kesan buruk lainnya. Akhirnya, kaum Muslim
terpengaruh. Banyak dari kaum Muslim yang merasa khawatir ketika
menyebut kata jihad. Ayat-ayat tentang jihad dihindari dari pengkajian dan
pembahasan. Jihad identik dengan kekerasan dan kriminal. Pelakunya
disebut teroris, ekstremis, atau sebutan lainnya yang menyeramkan. Jihad
sering diidentikkan dengan Perang, Islam sering dicitrakan dengan agama

9
perang dan pedang.

Kadang orang-orang yang anti agama mengistilahkan agama sebagai


kejumudan dan ketertinggalan. Hal-hal yang baik dalam ajaran Islam
kadang diaanggap adalah keribetan dan hanya membuang-buang waktu dan
tenaga. Ritual-ritual keagamaan diserang sedemikian rupa oleh orang-orang
yang membenci agama, terutama kaum materialis hedonis. Kedua, menilai
baik hal-hal yang sebetulnya buruk dalam Islam (Tahsin al-Qabih).
Sebaliknya hal-hal yang dilarang dalam agama Islam bagi orang yang
berfikiran duniawi mereka anggap baik atau tidak perlu dilarang-larang.
Mencitrakan Islam sebagai agama yang terlalu banyak aturan, tidak
memberikan kebebasan, mengekang keinginan-keinginan besar manusia.
Melabeli islam sebagai agama yang tidak manusiawi, menyerang aturan-
aturan dalam syariat Islam bahwa kenapa harus melarang yang baik-baik
dan sebagainya.

Beberapa istilah berikut ini yang paling lazim disematkan kepada


Aqidah atau agama Islam :

- Islam agama Fundamentalisme dan Konservatif : Ungkapan ini adalah


salah satu ungkapan yang pernah di labelkan Barat kepada kaum
muslimin. Mereka sering menjulukinya dengan islam fundamentalisme.
Ungkapan ini memiliki arti seorang muslim yang tekun didalam
menjalankan syariat ibadahnya dan teguh didalam memperjuangkanya.
Sebenarnya yang melatarbelakangi terciptanya ungkapan ini adalah
ketakutan mereka kepada kaum muslimin apabila ada diantara kaumnya
yang kuat memegang teguh kepada agamanya itu akan membuat
berbagai kerusakan, sebagai buktinya adalah kaum Nashrani sendiri
yang memiliki catatan kelam dalam hal ini. Apabila kita merujuk arti
fundamentalisme kepada kitab injil maka hal ini adalah sesuatu yang
buruk dan tercela. Namun apabila hal ini dikembalikan kepada Al-
quranulkarimmaka hal ini adalah sesuatu yang terpuji.

10
- Islam Agama Terorisme : Kata ini menjadi viral sejak peristiwa
pengeboman dua gedung kembar World Trade Center di Amerika Serikat
pada 11 November 2001. Jika dilihat dari segi penyematanya
kata (‫ ) اإلرهاب‬di dalam terminologi Islam memiliki makna yang baik.
(‫ )اإلرهاب‬berasal dari kata ‫ رهب‬yang berarti takut kepada Allah ‫ ﷻ‬sebagai
Sang Pencipta. Kata ini memiliki makna yang baik apabila
dikembalikan mushtalahat syar’i. Adapun jika menurut terminologi para
pembenci, diartikan sebagai yang memberikan rasa takut, memberikan
was-was kepada orang lain dengan cara menganiaya, mengebom, dan
semisalnya. Sejumlah kasus-kasus bom bunuh diri dianggap bagi
sebagaian orang pembenci Islam, bahwa itu memang berasal dari ajaran
islam yang menekankan perlunya perilaku tersebut, padahal ini adalah
ulah oknum-oknum yang salah memahami ajaran agama Islam.

- Islam dianggap agama radikal : Paham radikalisme dikalangan umat


beragama islam seringkali disamakan dengan paham keagamaan padahal
berbeda konteks dan tujuan dari apa yang diajarkan islam, pencetus
radikalisme lahir dari berbagai kontigensi, mulai dari permasalahan
ekonomi, kondisi politik, ketidakadlian sosial dan hukum dan isu
marjinal pada kehidupan masyarakat. Pola organisasi paham radikal
bervariatif mulai dari gerakan moral ideologi hingga militan bergaya
militer. Organisasi ini memiliki tujuannya, tetapi yang menjadi
penyamaan tujuan adalah mengganti kekuasaan negara dengan cara
menggulingkan pemerintahan dan politik yang sah. Radikalisme adalah
suatu paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan tatanan sosial dan politik secara drastis
dengan menggunakan cara kekerasan (Ariwidodo, 2017). Radikalisme
menurut Kartodirdjo (1985) dimaknai berbeda diantara kelompok
kepentingan. Dalam lingkup keagamaan, radikalisme merupakan gerakan
keagamaan yang berusaha merombak secara total tatanan sosial dan
politik yang ada dengan jalan menggunakan kekerasan

11
Munculnya stereotipe tentang Islamophobia dipengaruhi oleh
perkembangan media massa yang mampu menyampaikan pesan bahwa
Islam adalah agama yang keras dan identik dengan terorismesecara serentak
ke penjuru dunia. Adanya pemberitaan dengan pelabelan simbol-simbol
yang disematkan pada umat Islam melekat sebagai image tentang teroris.
Islamophobia tidak dapat dipisahkan dari problem prasangka terhadap orang
muslim dan orang yang dipersepsi sebagai muslim. Menurut Derya Iner
(dalam Stelmachowska, et.al, 2018) yang melakukan kajian bahwa
Islamophobia dapat ditemukan di dalam isu dan pandangan radikalisme
sehingga menyebabkan penafsiran berlebihan terhadap terorisme Islam yang
kemudian menempatkan muslim secara umum kategori yang dicurigai. Jadi,
dapat penulis simpulkan bahwa Islamophobia bukan hanya terjadi pada
penduduk minoritas muslim seperti di negara-negara Barat saja tetapi juga
dapat terjadi pada kaum muslim yang mayoritas penduduknya beragama
Islam seperti di Indonesia. Menyebarnya Islamophobia ini tentu sangat
mengkhawatirkan karena akan memperkuat pandangan dan sikap yang
menyudutkan warga muslim. Islamophobia dapat diartikan sebagai phobia
atau ketakutan berlebih terhadap Islam atau muslim. Islamophobia adalah
nama bagi sebuah fenomena anti-Islam yang biasanya ditandai dengan
prasangka buruk seperti menganggap bahwa Islam adalah agama yang
mengancam dan membahayakan nilai-nilai dalam masyarakat (Putri, 2020).

Di Indonesia, kecemasan yang menyebar di masyarakat muslim


Indonesia pertama kali muncul setelah terjadinya ledakan bom Bali, 12
Oktober 2002. Kecemasan ini muncul disebabkan karena persepsi
masyarakat bahwa ormas Islam bukan sebagai teman melainkan sebagai
lawan (Moordiningsih, 2004). Kecemasan pun terjadi hingga pada lembaga
tertinggi negara, tepatnya ketika Hidayat Nur Wahid diangkat menjadi ketua
MPR. Sehingga masyarakat beranggapan akan terjadi perubahan pasal 29
UUD 1945 karena notabene Hidayat yang lekat dengan atribut Islam.
Fenomena seperti ini, sudah menggambarkan bahwa Islamophobia sudah

12
menjangkit dikalangan masyarakat Indonesia.

Stigma terhadap Islam biasanya muncul karena peristiwa atau aksi-aksi


teror yang sering dilakukan kelompok yang mengatasnamakan Islam yang
identik dengan atribut Islam dan teroris. Jika kita hubungkan dengan ilmu
komunikasi, biasa kita kenal dengan istilah komunikasi non verbal yaitu
komunikasi yang menggunakan simbol-simbol, salah satunya bisa melalui
pakaian yang kita kenakan. Karena secara tidak langsung, atribut yang
melekat ditubuh kita atau pakaian yang kita pakai dapat berkomunikasi
melalui simbol-simbol itu dan orang bisa menilai serta memaknai
kepribadian seseorang melalui simbol-simbol tersebut. Hal ini didukung
oleh perkembangan media massa yang semakin canggih sehingga banyak
sekali persepsi bermunculan yang selalu saja dikaitkan dengan atributIslam
dan teroris.

2.3 Hukum Harb Al Musthalahat dan sikap umat Islam

Al-Musthalah asy-syar’iyyah (istilah syariah) istilah syariah ini


merupakan istilah yang mengikat dan harus digunakan serta dimaknai sesuai
dengan kehendak Syari’ (Allah ‫ ﷻ‬dan Rasul-Nya). Istilah syariah tidak
boleh diganti dengan sebutan lain yang tidak dinyatakan di dalam nash.
Pertama kali yang harus dilakukan adalah memiliki kesadaran bahwa
musuh-musuh Islam akan selalu berupaya agar kaum Muslim jauh dari
Islam dan mengikuti agama serta perilaku mereka, meraka akan selalu
berupaya dengan berbagai cara agar umat Islam kembali pada kekufuran.

Peperangan ini tidak akan pernah berhenti; akan terus-menerus


berlangsung sepanjang masa sebagaimana firman Allah ‫ﷻ‬

َ‫َّللا ه َُو ْال ُهدَ ٰى ۗ َولَئ ِِن اتَّ َبعْت‬


ِ َّ ‫ار ٰى َحت َّ ٰى تَت َّ ِب َع مِ لَّت َ ُه ْم ۗ قُ ْل ِإ َّن هُدَى‬
َ ‫ص‬َ َّ‫ع ْنكَ ْال َي ُهودُ َو ََل الن‬ َ ‫َولَ ْن ت َْر‬
َ ‫ض ٰى‬
‫ير‬
ٍّ ‫َص‬ ِ َّ َ‫أ َ ْه َوا َءهُ ْم َب ْعدَ ا َّلذِي َجا َءكَ مِ نَ ْالع ِْل ِم ۙ َما لَكَ مِ ن‬
ِ ‫َّللا مِ ْن َولِي ٍّ َو ََل ن‬

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu

13
hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)’. Sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka
Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-
Baqarah: 120)

Kemudian, memahami masalah penggunaan istilah dan makna-


maknanya. Beristilah (menggunakan istilah tertentu dan memaknainya)
adalah bagian dari agama. Istilah yang ditetapkan oleh Islam melalui nash
harus menjadi istilah yang dipopulerkan oleh umat Islam, tidak boleh
diganti dengan istilah lain. Selanjutnya adalah berjuang secara serius untuk
mewujudkan institusi penjaga agama, sebagaimana didefinisikan oleh Imam
al-Mawardi, adalah institusi pengganti kenabian dalam menjaga agama dan
mengatur urusan dunia dan tidak membiarkan istilah-istilah asing tersebar
untuk menggantikan istilah-istilah syar’i, karena bisa berdampak pada
keberlangsungan dakwah dan penegakkan syariah.

Monsterisasi ajaran Islam melalui perang istilah (harb al Musthalahat)


sebagai radikal, garis keras (hard line) dan membenturkan dengan Islam
moderat adalah proyek barat untuk memecah belah umat Islam sekaligus
melumpuhkan kebangkitan umat. Biasanya Barat akan menjadikan kaum
munafik sebagai patner untuk membantu proyeknya.

Padahal Islam adalah memang agama dakwah amar ma’ruf nahi munkar
kepada seluruh dunia untuk menebar kebaikan dengan cara damai dan
rasional. Gerakan dakwah Islam adalah salah satu ciri kaum terbaik yang
diberikan Allah. Islam adalah gerakan peradaban, bukan sekedar ritual
belaka. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. (QS Ali Imran : 110). Sejarah Islam, sebagaimana
yang pernah ada, merupakan sejarah dakwah dan seruan, sistem dan
pemerintahan. Tidak asumsi lain yang dapat diklaim sebagai Islam, atau

14
diklaim sebagai agama ini, kecuali jika ketaatan kepada Rasul direalisasikan
dalam satu keadaan dan sistem (Tafsir fi Dhilal al Qur’an, Juz II hlm. 696).

Islam merupakan agama yang realistik, yang membuktikan bahwa


larangan dan nasehat saja tidak cukup. Juga membuktikan, bahwa agama ini
tidak akan tegak tanpa negara dan kekuasaan. Agama Islam adalah manhaj
atau sistem yang menjadi dasar kehidupan praktis manusia, bukan hanya
perasaan emosional (wijdani) yang tersemat dalam hati, tanpa kekuasaan,
perundang-undangan, manhaj yang spesifik dan konstitusi yang jelas.
(Tafsir fi Dhilal al Qur’an, Juz I hlm. 601). Islam memang agama dakwah
dan anti terhadap kezoliman dan penjajahan, meski untuk itu justru dituduh
sebagai radikal. Di zaman penjajahan belanda, para ulama pejuang
kemerdekaan juga disebut sebagai kaum radikal. Istilah radikal dan moderat
memang istilah yang dibuat oleh kaum penjajah untuk melumpuhkan
kebangkitan Islam.

Allah telah mengingatkan dalam firmanNya : Dan janganlah kamu


menuruti orang-orang kafir dan orang - orang munafik itu, janganlah kamu
hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah
Allah sebagai Pelindung. (QS Al Ahzab : 48). Istilah-istilah asing seperti
Islam garis keras, radikal, moderat, liberal, fundamental, teroris adalah
bagian dari proyek imperialisme epistemologis penjajah Barat di dunia
Islam, melanjutkan nenek moyang mereka. Tujuannya adalah agar kaum
muslimin terpecah belah dengan dan saling melontarkan tuduhan satu sama
lain.

Target perang istilah adalah agar negeri-negeri muslim mudah


dihegemoni dan dijajah. Perang istilah yang merupakan bagian
dari ghozwul fikr ini sayangnya telah menjerat kaum intelektual muslim,
entah karena tidak tahu atau karena menjadi bagian dari agen Barat. Maka,
jika di zaman kolonial, ada pribumi yang berkhianat, maka di zaman
neokolonialisme juga ada pengkhianat juga. Allah justru menegaskan agar

15
umat tidak terpecah belah dan tidak menuruti proyek orang kafir dan
munafik. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, (QS Ali Imron : 103)

Yusuf Al Qaradawi (2011) dalam fiqih Jihad, membolehkan melakukan


perang urat syaraf( Psy War ) untuk menggetarkan musuh-musuh Islam.
Menurut dia, Islam tidak mengabaikan sisi tersebut, Islam memberikan
perhatian besar sisi psikologis yang menjadi motif pertama dalam perilaku
orang, mencakup sisi preventif dari perang pemikiran dan serangan jiwa
yang dilancarkan musuh Islam. Cara preventif lain adalah meneguhkan
keimanan yang tulus dibenak kaum muslimin dan menyebarkan perang
pemikiran dan berita untuk mengcounter berita-berita jahat mereka.

Tentu berbahaya memahami peperangan antara Islam dan kufur hanya


terbatas di medan laga (perang fisik). Padahal musuh-musuh Islam tidak
pernah melewatkan satu pun kesempatan yang dapat mereka gunakan untuk
menyerang Islam dan Kaum Muslim. Tak satu pun celah kecuali mereka
masuki. Semuanya demi mewujudkan tujuan besar mereka: melenyapkan
Islam hingga dari akar-akarnya. umat Islam harus selalu waspada dan jeli
ketika menjumpai istilah-istilah baru. Hendaklah mereka ber-
iltizam (berpegang teguh) pada istilah-istilah syar’i.

Umat Islam harus selalu waspada terhadap racun-racun istilah yang


ditebar oleh media massa yang tampak manis bagai madu. Khusus para
ulama dan intelektual Muslim yang mukhlis, hendaklah mereka berjuang
keras membongkar agenda Barat dan antek-anteknya melalui Perang Istilah
ini. Pada saat yang sama, umat Islam wajib terus membekali diri
dengan tsaqafah Islam yang kaffah, disertai dengan al-wa’y as-siyasi al-
islamy (kesadaran politik Islam) yang memadai.

16
‫ٱَّلل بِأ ۡف َٰو ِه ِه ۡم وي ۡأبى ه‬
٣٢ ‫ٱَّللُ إِ هَّلٓ أن يُتِ هم نُور ۥهُ ول ۡو ك ِره ۡٱل َٰك ِف ُرون‬ ِ ‫ي ُِريدُون أن ي ُۡط ِفئُواْ نُور ه‬

Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka,


sementara Allah enggan selain menyempurnakan cahaya-Nya meski orang-
orang kafir tidak suka (QS at-Taubah [9]: 32).

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
- Harb al-Musthalahat disebut juga Perang Istilah merupakan perang dengan suatu
agenda besar, yaitu menimpakan bahaya dan kehancuran pemikiran dan politik
kepada lawan. Caranya dengan menggunakan istilah sebagai alat untuk
melemahkan, menyesatkan atau mencitraburukkan lawan.
- Penyebab terjadinya perang disebabkan karena Perbedaan ideologi, keinginan untuk
memperluas wilayah kekuasaan, Perbedaan kepentingan dan perampasan sumber
daya alam.
- Perang istilah atau harbul musthalahat dilakukan dengan dua hal : Pertama,
Mencitraburukkan perkara yang baik dalam Islam (Taqbih al-Hasan) dan Kedua,
menilai baik hal-hal yang sebetulnya buruk dalam Islam (Tahsin al-Qabih).
- Kebolehan melakukan perang urat syaraf( Psy War ) untuk menggetarkan musuh-
musuh Islam melalui counter berita-berita, informasi dimedia sosial untuk meredam
keburukan-keburukan pembenci Islam.

18
Daftar Pustaka

Afif, M. (2017). Ayat jihad dalam al Qur’an: telaah penafsiran ayat-ayat jihad menurut
penafsiran ulama radikal dan moderat (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel
Surabaya).

Fattah, A. (2016). Memaknai Jihad dalam Al-Qur'an dan Tinjauan Historis Penggunaan Istilah
Jihad dalam Islam. J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(1).

Jannata, Ikhsan (2023, 27 Nopember) Ma’had Aly An Nur diakses pada tanggal 07 Nopember
2024, dari https://mahadannur.id/2023/11/27/harbul-musthalahat-sebuah-perang-
tanpa-darah/

Nizar, C. (2015). KONTEKSTUALISASI JIHAD PERSPEKTIF KE-INDONESIAAN. ULUL


ALBAB Jurnal Studi Islam, 16(1), 21-44.

Nur, H. M. M. E. (2010). Hukum Jihad dan Terorisme: Perspektif AlQur’an. MASLAHAH


(Jurnal Hukum Islam dan Perbankan Syariah), 1(1), 21- 39.

Qaradawi, Yusuf (2011). Ringkasan Fiqih Jihad. Pustaka Al Kautsar, Jakarta Timur

19

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy