PTK Amriah
PTK Amriah
PTK Amriah
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah agar
siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa.. Pengajaran bahasa dikenal
ada empat komponen berbahasa yang perlu dicapai siswa, yaitu keterampilan
boleh dipisah-pisahkan dan harus dikuasai jika kita ingin benar-benar menguasai
bahasa itu sendiri, karena setiap keterampilan erat sekali hubungannya dengan
gagasan atau idenya secara runtut dengan isi yang tepat, struktur yang benar
Menulis merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan kita. Melalui
Bentuk pengungkapan tersebut dapat kita wujudkan dalam bentuk puisi, artikel,
secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis ini tidak datang secara otomatis,
melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak, teratur dan rutin.
dalam rangka menyampaikan pesan kepada orang lain. Pesan yang dimaksud
Sebagai aspek kemampuan berbahasa, menulis dapat dikuasai siapa saja yang
menyimak dan berbicara, menulis tidak diperoleh secara alamiah, tetapi harus
siswa akan dapat menuangkan gagasan dan perasaannnya serta menyukai kegiatan
penting. Oleh karena itu, menulis harus dilatih secara sungguh-sungguh agar
tujuan pembelajaran menulis dapat tercapai secara optimal. Hal ini penting untuk
berlatih menulis semakin meningkat pula keterampilan kita dalam menulis. Oleh
hal yang diperbaiki meliputi ejaan, tanda baca, penulisan kata, dan kalimat.
seluruhnya.
Seorang penyunting yang baik adalah tokoh yang langka, yang memiliki
kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Sebab, ia adalah seorang
pembaca yang cerdas, seoarang kritikus yang peka dan taktis dan sangat
tentang keruntutan tulisan orang lain. Oleh karena itu, untuk menyunting sebuah
karangan atau karangan erat kaitannya dengan pegetahuan yang dimiliki oleh
Selama ini proses belajar mengajar yang banyak dilakukan oleh seorang
Model pembelajaran ini yang aktif 90% adalah pengajar atau guru, sedangkan
Dalam hal ini, tugas seorang guru hanya menyampaikan pokok bahasan,
sehingga mutu pengajaran menjadi tidak jelas karena yang diukur hanya daya
serap sesaat yang diungkap lewat proses penilaian hasil belajar yang artifisial.
Pengajaran tidak diarahkan ke partisipatori total peserta didik yang pada akhirnya
yang diterapkan oleh guru di kelas masih kurang memuaskan. Hal ini disebabkan
karena metode maupun media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
tepat dan kurang bervariasi. Guru dalam mengajarkan materi kepada siswanya
siswa, sehingga siswa akan merasa senang dan tertarik untuk mempelajarinya.
kemudian memberi tugas, setelah itu tidak ada evaluasi di akhir pembelajaran,
belajar.
faktor, antara lain siswa tidak mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, siswa
merasa jenuh dan bosan belajar di dalam kelas, siswa tidak senang dengan materi
penyuntingan yang monoton, siswa merasa kaku dan tegang dalam mengikuti
siswa dalam hal penggunaan ejaan dan tanda baca, dan penggunaan kosa kata
yang belum maksimal. Kondisi ini yang menyebabkan kemampuan siswa untuk
MTS Negeri Lapoa Kabupaten Konawe Selatan, ditemukan masih banyak kendala
yang dialami baik oleh guru maupun siswa dalam hal menyunting karangan. Dari
hasil observasi awal yang dilakukan pada 24 orang siswa belum sepenuhnya
mencapai ketuntasan klasikal yakni 85%, dan ketuntasan individu yakni 65%.
(2000: 20) membagi pendekatan struktural ke dalam dua tipe yaitu tipe Think-
kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan lebih
banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
memiliki pengetahuan lebih, menjadi tutor bagi rekannya yang di bawah. Oleh
karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini digunakan untuk
1.2 Masalah
Negeri Lapoa?
Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini ada dua, yaitu manfaat praktis dan
manfaat teoritis.
Manfaat praktis pada penelitian ini meliputi dua manfaat, yaitu manfaat bagi
dalam penelitian ini, perlu dikemukakan istilah – istilah dalam penelitian ini.
Istilah – istilah yang digunakan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai
berikut:
oleh siswa kelas IX MTS Negeri Lapoa, dalam menulis karangan dengan
2. karangan adalah suatu bentuk tulisan yang dibuat oleh guru kemudian
individual.
BAB II
Berikut ini akan dipaparkan tentang definisi menulis menurut para ahli tersebut.
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain
dalam media tulisan Muliati (2009: 7.1). Kegiatan tersebut dilakukan untuk
dengan kegiatan menulis kita dapat menuangkan segala macam ide atau gagasan
melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis maupun orang lain yang
Tujuan menulis adalah agar tulisan yang dibuat dapat dibaca atau dipahami
oleh orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang
berkomunnikasi secara tertulis, maupun secara lisan. Artinya, tidak semua orang
informatif)
d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api
(wacana ekspresif)
menggunakan kosakata dan tata bahasa tertentu atau kaida bahasa yang
Akhadiah, dkk, (dalam Suriamiharja, dkk., 1996 : 4) bahwa ada delapan manfaat
menulis, yaitu :
dan pengalamanya.
sebagai gagasan.
dengan topik yang ditulis. Kegiatan ini dapat memperluas wawasan penulis
5. penulis akan dapat meninjau dan menilai gagasan sendiri secara lebih objektif.
6. dengan menulis sesuatu diatas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan
lebih kongkret.
7. dengan menulis, penulis akan terdorong untuk terus belajar secara aktif.
Seorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika ia dapat
apa yang diungkapkanya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
melaporkan, mempengaruhi orang lain dan mengutarakan maksud, serta tujuan itu
hanya bisa tercapai dengan baik oleh para penulis yang dapat menyusun pikiran
Tarigan (1986: 22) mengatakan bahwa penulis yang ulung adalah penulis yang
Untuk menjadi penulis yang baik, terlebih dahulu penulis harus menentukan
maksud dan tujuan penulisanya, agar pembaca memahami kemana arahnya tujuan
penulisan itu sendiri. Kondisi pembaca yang bagaimana (dalam usia, pengetahuan
dan minat), sehingga tulisan yang dibuat menjadi tulisan yang berguna. Faktor
yang harus diperhatikan adalah waktu dan kesempatan; artinya tulisan yang dibuat
2.2 Penyuntingan
naskah siap cetak atau siap untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi
sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi atau pilihan kata,
dan struktur kalimat) Lestari (2005: 93). Menyunting teks karangan merupakan
proses pembenahan sebuah teks karangan sebelum menjadi teks karangan yang
karangan sebelum menjadi teks karangan yang siap disajikan, dinilaikan, ataupun
cara mengoreksi isi tulisan secara cermat dan teliti. Alief (http:// alieft. blogspot.
merupakan kegiatan mengedit tulisan sebelum tulisan itu dibaca atau dikonsumsi
yakni membaca dengan kritis, memotong dan menambah, susun dan periksa
tersebut.
olah sebagai karangan orang lain sehingga harapan penulis untuk menemukan
kesalahan yang patut diperbaiki akan cepat ditemukan. Pada kegiatan ini dapat
dilakukan cara yakni terlebih dahulu harus diketahui maksud tulisan dibuat dan
memperhatikan secara cermat kesalahan yang dibuat seperti ejaan. Perlu diingat
dalam membaca kritis teks harus dibaca dengan menggunakan tempo yang
lambat.
dianggap tidak perlu. Kata atau kalimat yang dianggap tidak perlu sebaiknya
dibuang saja. Hal ini diciptakan dapat menciptakan karangan yang efektif. Jika
sesuatau ada yang dihilangkan, tentunya kemungkinan harus pula ada yang
karangan tersebut.
juga merupakan mediator antara penulis naskah dan khalayak pembaca. Dia
gagasan yang ingin disampaikan tidak jelas, munkin karena idenya kabur atau
sehingga naskah tersebut siap untuk dimuat atau diterbitkan oleh sebuah
(1) membuat naskah bersih dari kesalahan kebahasaan dan isi materi dengan
(2) membuat naskah yang akan dimuat, diterbitkan atau disiarkan dan
(3) menjadi jembatan yang dapat menghubungkan ide dan gagasan penulis
(4) mengolah naskah hingga layak terbit (siar untuk media noncetak) sesuai
dengan memperhatikan kaidah penulis yang baik dan benar dan Seorang
Penyunting yang baik adalah seorang yang memiliki ketelitian dan kepekaan yang
ejaan, diksi, dan kalimat efektif. Adapun uraian komponen tersebut sebagai
nerikut.
pemakaian dan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsure serapan, dan
Oleh karena itu, Ejaan dan tanda baca merupakan faktor penting dalam
menyunting dengan baik modal utama yang harus dimilki adalah mampu
karena pada dasarnya tulisan yang baik dan benar yaitu tulisan yang sesuai dengan
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata
tertentu untuk digunakan dalam suatu tuturan bahasa. Pemilihan kata bukanlah
sekedar memilih kata mana yang tepat, melainkan juga kata mana yang cocok.
diksi ialah pilihan kata atau kejelasan lafal utuk memperoleh kejelasan tertentu
bahwa diksi merupakan esensi penulisan karangan. Bahkan, ada pula yang
penentu seberapa jauh seorang pengarang mempunyai daya cipta yang asli.
Pernyataan tersebut tidak berlebihan karena kesan dan pengertian siding pembaca
diperoleh melalui diksi Sayuti (2002: 144). Oleh karena itu, diksi merupakan
pilihan kata yang tepat sesuai dengan konteks kalimat yang mengikutinya.
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara cepat pula Sugono (2003: 91).
Hal ini sejalan dengan pendapat Kosasi (2007: 106) kalimat efektif adalah kalimat
2.3 Karangan
sebuah pikiran atau gagasan utama. Karangan merupakan inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan Akhadiah (1996: 144). Karangan juga dapat
dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya karangan, kita
gagasan atau pikiran utama yang dikembangkan oleh penulis untuk mencapai
1. Karangan berfungsi sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau
Penulisan karangan yang terencana dengan baik selalu bersifat logis dan
memahaminya.
pikiran.
1. Deskriptif
Deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu objek
tersebut.
Tujuan Deskripsi
Menggambarkan sesuatu sesuai apa yang dilihat sendiri oleh penulis. Objek
yang dideskripsikan adalah sesuatu hal yang kita serap dengan panca indra,
misalnya lalulintas pada jam-jam sibuk, lampu warna warni pada hari peringatan
Ciri-ciri deskriptif
2. Narasi
kejadian. Dalam karangan atau karangan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting,
dan konflik. Karangan naratif tidak memiliki kalimat utama. Jadi, karangan narasi
Tujuan Narasi
yang telah terjadi dan bagaimana suatu peristiwa terjadi. Kejadiannya boleh
berupa suatu yang dikhayalkan oleh penulis dalam alam fantasi yang sama sekali
c. Bersifat menceritakan
3. Eksposisi
sebagainya.
Tujuan Eksposisi
Ciri-ciri Eksposisi
4. Argumentasi
argumentasi adalah karangan yang mengandung argument, yaitu bukti dan alasan
yang dapat meyakinkan orang lain bahwa pendapat kita memang benar.
5. Persuasi
untuk berbuat sesuatu. Jadi, paragraph persuasi adalah suatu karangan yang
untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru
membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin (1995)
pembelajaran.html) .
kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) jika dalam kelas terdapat siswa-
siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang
berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras,
suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih
(http://ipotes.wordpress.com)
tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi
siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja
(http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/)
memotivsi siswa
bacaan
belajar ahli
kelompok asal
kerjanya.
pembelajaran ooperaif antara lain adalah : a) rasa harga diri lebih tinggi; b)
besar; d) pemahaman materi pelajaran lebih baik; e) dan motivasi belajar yang
Jigsaw. Jigsaw dikembangkan dan diujicoba oleh Eliot Aonson dan teman-
temannya di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-
bertanggung jawab untuk mempelajari bagiaan tertentu bahan yang diberikan itu.
Anggota sari kelompok lain yang mendapatkan tugas topik yang sama berkumpul
dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli.
Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali kekelompok asal dan mengajarkan apa
kelompok asal, siswa-siswa itu dikenai tes secara individual tentang materi
belajar.
X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X
X X
(Ibrahim, 2000:21-22)
b. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari.
anggota setiap kelompok harus heterogen baik dari segi kemampuan, jenis
berdiskusi kembali dan mengajarkan apa yang telah dipelajari di kelompok ahli
f. Secara individual, setiap minggu atau dua minggu siswa diberi tes kemudian
hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “ dengan menerapkan Metode
siswa kelas IX MTS Negeri Lapoa tahun ajaran 201I/2012, yang mempunyai
1. Faktor siswa yaitu ingin diteliti hasil kemampuan menyunting karangan siswa,
dengan menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw. Selain itu, akan diteliti
menyunting karangan.
seperti apa yang telah direncanakan dalam faktor yang diselidiki, sehingga dapat
dilakukan observasi awal untuk mengetahui metode pembelajaran apa yang telah
digunakan oleh guru dalam membelajarkan siswa, dan untuk mengetahui sikap
Penelitian ini bersifat kolaborasi, yakni melibatkan dua elemen yakni guru
Tipe Jigsaw.
berikut ini.
1. Perencanaan
melalui metode Kooperatif tipe Jigsaw yang diterapkan dalam proses belajar
mengajar. dalam hal ini peneliti dan guru secara aktif berdiskusi tentang
mencapai hasil yang baik yakni mencapai indikator kinerja atau justru
sebaliknya.
2. Pelaksanaan Tindakan
akan melibatkan guru dengan siswa,dan siswa dengan siswa. kegiatan yang
dilakukan dapat diuraikan sebagai beikut:
telah dibuat.
3. Guru dan peneliti mengambil data pengamatan sikap siswa dan hasil
wawancara siswa yang berkaitan dengan metode yang digunakan yakni model
tindakan dilakukan.
4. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan serta
dianalisis. Pada tahap ini kelemahan atau kekurangnan yang terjadi pada siklus
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa dalam proses
Data di atas digolongka dalan 2 jenis yakni data kuantitatif dan data
menyelesaikan tes kemampuan menyunting karangan siswa, baik tes awal yang
diperoleh sebelum tindakan, maupun tes akhir siklus tindakan. Hasil tes tersebut
dibuat dalam table dan diinterprestasikan. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari
proses pelaksanaan tindakan, yaitu berupa keaktifan siswa dan guru menerapkan
lembar observasi, angket pengamatan sikap, dan tes evaluasi yang dibuat oleh
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif
pelaksanaan awal dan hasil pelaksanaan pada setiap siklus dengan menggunakan
indifidu dan ketuntasan klasikal, ketuntasan belajar tersebut sesuai dengan stardar
2006/2007, yakni 65% untuk ketuntasan belajar individual dan 85% untuk
yaitu :
dan sikap senang atau tidak jenuh selama pelaksanaan pembelajaran menyunting
Pengambilan data diperoleh dari lembar observasi aktifitas guru dan siswa dan
kuantitatif dan data kualitatif). Data kuantitatif adalah data yang diperoleh siswa
secara nyata berupa nilai yang diperoleh dari hasil unjuk kerja siswa. untuk
belajar sesuai dengan standar keberhasilan belajar yakni 56% untuk ketuntasan
belajar individual dan 85% untuk ketuntasan belajar klasikal yang sesuai dengan
(Depdiknas 2006/2007:14).
tertarik, senang, dan tidak jenuh terhadap metode pembelajaran yang diberikan,
yakni model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Hal ini dapat diketahui dari
tabel observasi guru dan siswa, serta penggunaan angket pengamatan sikap bagi
keberhasilannya dapat dilihat dari proses tes yang dilakukan oleh guru dengan
Kosasi, E. 2007. 1700 Bank Soal Bimbingan Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Bandung:
Yrama Widya
Lestari, Dwi Endang, dkk. 2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII SMPdan
MTs. Klaten: PT. Intan Pariwara
Semi, M. Ater. 1995. Teknik Menulis Berita dan Feature. Bandung: Magantara
Sugono, Dendi. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas
Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia
Untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Pembukuan Depdiknas
http://www.joomlart.com/”\t “blank”\o “Visit Joomlart.com
http://skripsi-ilmiah.blogspot.com/2009/11/peranan-metode-pembelajaran.html