Pneumonia Aspirasi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

PNEUMONIA ASPIRASI

I Gusti Ngurah Agung Trisnu Kamajaya (1302006146)


NI Luh Putu Kristiana Dewi (1302006035)
Pembimbing : dr. Kadek Ayu Lestari, SpA
KKM Dokter Muda Ilmu Kesehatan Anak
FK UNUD/BRSU Tabanan
PENDAHULUAN - PNEUMONIA

 2015, WHO melaporkan dari 6 juta mortalitas balita 16% dari pneumonia
 Peradangan pada parenkim paru yang disbebakan oleh proses infeksi
atau non infeksi.
 inhalasi isi orofaring atau lambung ke saluran pernapasan bawah.
 Pada pasien gangguan kesadaran dan gangguan neurologis e.g. CP
 CP/Palsi Serebral memiliki insiden mengalami PA sebesar 41.5%
 koordinasi menelan dan kelemahan otot napas
TINJAUAN PUSTAKA

 Pneumonia aspirasi merupakan suatu inflamasi pada parenkim paru yang terjadi
akibat inhalasi isi orofaring atau lambung ke dalam larynx dan saluran pernafasan
bawah.
 penyebab kematian utama pada balita menurut penelitian Departemen Kesehatan
 penyebab kematian tersering pada pasien dengan disfagia akibat penyakit neurologis.
 Gangguan mekanisme pertahanan saluran nafas bawah
 Susunan anatomis rongga hidung • Refleks epiglotis
 Jaringan limfoid di nasoorofaring • Drainase sistem limfatik
 Bulu getar dan sekret pada epitel traktus respiratorius • Fagositosis, aksi enzimatik dan respons (IgA).
 Refleks Batuk
TINJAUAN PUSTAKA

 Di parenkim paru, mikroorganisme menyebabkan inflamasi dengan dominasi


infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial.
 Kuman akan berproliferasi di alveolar dan menimbulkan respon imunologis,
diawali terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi
dan penyebaran kuman ke jaringan sekitar.
 Bagian yang terkena akan mengalami konsolidasi yaitu terjadi serbukan
Polimorfonuklear (PMN), fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukan kuman
dalam alveoli.
 Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto
toraks.
DIAGNOSIS
 ANAMNESIS dan Temuan Fisik
 Pneumonia dengan riwayat aspirasi : sesak, batuk atau mengi bahkan sampai sianosis
 Manifestasi nonspesifik
 Demam, sakit kepala, iritabel, malaise, nafsu makan menurun, keluhan saluran cerna, gelisah
dan lain-lain
 Manifestasi umum IRA-bawah :
 Batuk, takipne, ekpektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, merintih, air hunger,
sulit minum, sianosis, kejang, distensi abdomen, hepar mungkin teraba.
 Tanda pneumonia : retraksi dinding dada, fremitus melemah, pekak pada perkusi,
suara napas melemah dan terdengar ronki basah halus (kadang terdengar
mengi). Dapat dijumpai “anggukan kepala”, kaku kuduk (meningismus), nyeri
dada, friction rub dan nyeri abdomen.
 Diagnosa Banding
 Kelainan jantung kongenital • Asma pada anak
 Asidosis metabolik • Tuberkulosi (TB) Primer
PENATALAKSANAAN

 Oksigen (bila ada tanda-tanda hipoksemia)


 Oksigen dengan dosis 2 liter/menit : anak usia kurang dari 2 tahun
 Anak usia diatas 2 tahun dapat diberikan oksigen hingga 4 liter/ menit
 Cairan dan Nutrisi
 Cairan komposisi sederhana Dextrose 5%, jumlah 60-70% kebutuhan total
 Pengobatan Simptomatis
 Keluhan hipereksia dapat diatasi dengan pemberian antipiretika
 Untuk keluhan dahak, mukolitik untuk mengencerkan serta mengeluarkan dahak di
dalam
 Antikonvulsan juga dapat dipertimbangkan bila terdapat kejang disebabkan bukan
karena hipoksemia; diberikan diazepam 0.5-0.7/kg/kali, IM/IV.
 Kortikosteroid kadang-kadang diberikan pada kasus yang berat (konsolidasi masif),
atelektasis, Infiltrasi milier (dengan sesak dan sianosis).
PENATALAKSANAAN

 Antibiotik
 Rekomendasi 1 (takipnu tanpa retraksi atau tanda bahaya umum) : Amoksisilin,
setidaknya 40mg/kg/dosis dua kali sehari (80mg / kg / hari) selama lima hari.
 Rekomendasi 2 (anak-anak usia 2-59 bulan dengan retraksi dinding dada) :
Amoxicillin 40mg/ kg/dosis dua kali sehari selama lima hari.
 Rekomendasi 3 (anak-anak berusia 2-59 bulan dengan retraksi dada atau
pneumonia berat) : Ampisilin parenteral (atau penisilin) dan gentamisin sebagai
pengobatan lini pertama.
 Ampisilin: 50 mg / kg, atau benzil penisilin: 50 000 unit per kg IM/ / IV setiap 6 jam selama
lima hari.
 Gentamisin: 7,5 mg / kg IM / IV sekali sehari selama lima hari.
 Ceftriaxone digunakan sebagai pengobatan lini kedua pada anak dengan pneumonia
berat setelah gagal pada pengobatan lini pertama.
PENATALAKSANAAN

 Rekomendasi 4 adalah menggunakan ampisilin ditambah gentamisin atau


ceftriaxone direkomendasikan - lini pertama antibiotik untuk bayi yang
terinfeksi HIV dan untuk anak di bawah usia 5 tahun dengan pneumonia berat.
 Rekomendasi 5 dianjurkan dengan pengobatan kotrimoksazol secara empiris
untuk Pneumonia jirovecii (sebelumnya Pneumocystis carinii) pneumonia (PCP)
direkomendasikan sebagai pengobatan tambahan untuk bayi yang terinfeksi
HIV dan berusia 2 bulan hingga 1 tahun dengan retraksi dada atau
pneumonia berat.
 Sedangkan antiviral diberikan untuk pneumonia viral yang berat/ cenderung
menjadi berat (disertai kelainan jantung pada penyakit dasar yang lain).
 Pengobatan simptomatis dilakukan untuk mengurang atau mengatasi gejala
penyerta pneumonia.
PNEUMONIA ASPIRASI PADA CP

 Pneumonia merupakan salah satu alasan utama anak remaja dengan PS


dirawat di rumah sakit
 Adanya gangguan oromotor dan RGE menyebabkan anak dengan PS
berisiko mengalami aspirasi berulang.
 Faktor Resiko
 Kelemahan otot nafas
 Gangguan Koordinasi menelan
 Hipoventilasi
 Refluks Gastroesofageal
 Status Gizi Kurang
BAB III
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
 Nama : BDP
 No RM : 399701
 Umur : 5 tahun 6 Bulan
 Jenis Kelamin : Laki - laki
 Suku : Bali
 Bangsa : Indonesia
 Agama : Hindu
 Alamat : Jl. Pejajaran, Gg I, No.4 Tabanan
 Tgl MRS : 18 November 2018
 Tgl Pemeriksaan: 21 November 2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak napas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
o Pasien juga mengeluhkan sesak napas sejak ± 1 jam SMRS, setelah minum
obat kejang. Awalnya seperti tersedak, kemudian kesulitan bernapas.
Sesak disertai suara “ngok-ngok”, tarikan dinding dada dan perut.
Riwayat kebiruan disangkal.
o Keluhan demam sejak 1 hari setelah sesak. Awalnya sumer-sumer,
kemudian tambah tinggi, terukur 38,5o C. Demam turun dengan penurun
panas
o Pasien juga dikeluhan batuk bersamaan dengan demam. Batuk disertai
dahak, tetapi pasien kesulitan mengeluarkan dahak.
o Pasien dikeluhkan mual dan muntah bersamaan dengan batuk dan
demam. Berisi makanan dan susu. Penurunan napsu makan (+)
o BAK sedikit dari biasanya, BAB tidak setiap hari.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
o Riwayat lahir dengan microcephaly, diketahui sejak dalam kandungan. Sejak usia 1 tahun
tidak mengalami perkembangan dan pertumbuhan, kepala sangat kecil, pasien hanya
mampu terlentang  dikatakan Palsi Serebral.
o Riwayat kejang berulang (posisi kaku) diketahui sejak ± 3 bulan yang lalu.

RIWAYAT PENGOBATAN
o Kontrol ke dokter anak dengan microcephaly 
o Obat kejang, sejak 3 bulan yang lalu.

RIWAYAT KELUARGA
o Keluhan serupa (-)
o Riwayat Ibu sering sakit saat mengandung pasien.
ANAMNESIS
RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL:
o Pasien anak pertama dari dua bersaudara. Sehari-hari dibantu orangtua untuk kebutuhan harian.
Pasien hanya bisa tidur terlentang, posisi kaku. Sehari-hari makan bubur dan susu formula.

RIWAYAT PERSALINAN
o Pasien lahir normal, segera menangis, BBL 2900 ram, PB  lupa, lingkar kepala  lupa
(dikatakan sangat kecil). Ibu sering sakit saat hamil.

RIWAYAT IMUNISASI
o Lengkap  BCG 1X, polio 1x, Hepatitis B 4x, DPT 4x, campak 1x
ANAMNESIS
RIWAYAT NUTRISI
o ASI  Sejak lahir – 6 bulan
o Susu Formula  dari usia 4 bulan – saat ini
o Bubur susu, Bubur tim, Makanan dewasa  belum.

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


o Menegakkan kepala  Lupa
o Membalikkan badan  Belum bisa
o Duduk  Belum bisa
o Merangkak  Belum bisa
o Berdiri  Belum bisa
o Berjalan  Belum bisa
o Bicara  Belum bisa

RIWAYAT ALERGI
o Ceftrixone
PEMERIKSAAN FISIS
Tanda-Tanda Vital (18/11/2018)
 Kondisi Umum : Sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 GCS : E4 V5 M6
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 102 kali/menit
 Respirasi : 32 kali/menit
 Suhu aksila : 38,5o C
 Saturasi : 95 %
 FLACC Pain Scale : 0
PEMERIKSAAN FISIS

Pemeriksaan Umum (18/11/2018)

Kepala : Microcephaly ( LK= 28 cm), ubun – ubun


menutup
Mata : anemia -/-, ikterus -/-, refleks pupil ( sulit dievaluasi)
THT  Telinga : Sekret -/-, deformitas -
Hidung : sekret -/-, deformitas -
Tenggorok : Sulit dievaluasiI
Bibir : Mukosa bibir basah, sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk ( -)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum (18/09/2018)
Thoraks : Simetris, Retraksi (+) Suprasternal
Cor :Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Teraba iktus cordis di ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : S1S2 normal, regular, murmur (-)
Pulmo : Inspeksi : Simetris, retraksi (+) Suprasternal
Palpasi : Tidak dapat dievaluasi
Perkusi Redup Redup

Redup Redup

Redup Redup

Auskultasi : Bronkial, + +, Rhonki +, - -


+ Wheezing
- -
+ + + +

+ + + + - -
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen : Inspeksi : distensi (-)


Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : nyeri tekan (-) hepar dan lien tidak
teraba, massa (-)
Perkusi : Timpani (+) N, Asites (-)
Ekstremitas : Hangat + + , Edema - -

+ + - -

Kulit : Petekie (-), Purpura (-), sianosis (-), ikterus (-), turgor
normal
Genitalia : Laki-laki
PEMERIKSAAN FISIS
Tanda-Tanda Vital (21/11/2018)
 Kondisi Umum : Sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 GCS : E4 V5 M6
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 96 kali/menit
 Respirasi : 28 kali/menit
 Suhu aksila : 37o C
 Saturasi : 95 %
 FLACC Pain Scale : 0
PEMERIKSAAN FISIS

Pemeriksaan Umum (18/11/2018)

Kepala : Microcephaly ( LK= 28 cm), ubun – ubun


menutup
Mata : anemia -/-, ikterus -/-, refleks pupil ( sulit dievaluasi)
THT  Telinga : Sekret -/-, deformitas -
Hidung : sekret -/-, deformitas -
Tenggorok : Sulit dievaluasiI
Bibir : Mukosa bibir basah, sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk ( -)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum (18/09/2018)
Thoraks : Simetris, Retraksi (+) intercostal
Cor :Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Teraba iktus cordis di ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : S1S2 normal, regular, murmur (-)
Pulmo : Inspeksi : Simetris, retraksi (+) intercostal
Palpasi : Tidak dapat dievaluasi
Perkusi
Redup Redup

Redup Redup

Redup Redup

Auskultasi : Bronkial, + +, Rhonki + , + Wheezing - -

+ + - -
+ +

+ + + + - -
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen : Inspeksi : distensi (-)


Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : nyeri tekan (-) hepar dan lien tidak teraba, massa (-)
Perkusi : Timpani (+) N, Asites (-)
Ekstremitas : Hangat + ,+ Edema - -

+ + - -

Kulit : Petekie (-), Purpura (-), sianosis (-), ikterus (-), turgor normal
Genitalia : Laki-laki
STATUS ANTROPOMETRI
 Berat badan : 6,5 kg
 Tinggi Badan : 75 cm
 BB/U : < Persentil 10th CP
 TB/U : < Persentil 10th CP
 BB/TB : < Persentil 10th CP
 Berat Badan Ideal : 8,5 kg
 Status Gizi : Menurut Waterlow 76% (Gizi kurang)
PENUNJANG
Darah Lengkap (18/11/2018)

PARAMETER HASIL SATUAN RUJUKAN


WBC 11.9 103/μL 3.6 – 11.0
NE% 56.1 % 40.0 – 74.0
LYM% 37.8 % 19.0 – 48.0
MONO% 4.86 % 3.40 – 9.00
EO% 0,397 % 0.6 – 7.0
BA% 0.838 % 0.0 – 1.5
RBC 4.62 103/μL 3.6 – 6.8
HGB 13.0 g/dl 10.7 – 16.8
HCT 37.7 % 35,00-45,00
MCV 81.6 Fl 82,00-92,00
MCH 28.2 Pg 27,00-31,00
MCHC 34.5 g/dl 32 – 36
RDW 13.9 % 14.9 – 18.7
PLT 298.0 103/μL 154 – 553
DIAGNOSIS KERJA

 Observasi dypneau ec pneumonia aspirasi


 Epilepsi Sekunder
 Microcephaly
 Gizi kurang
PENATALAKSANAAN

 D5 ¼ NS  15 tetes per menit


 Kebutuhan Cairan 100 cc/kgBB/hari  650 cc/hari
 Kebutuhan kalori  765 kkal per hari, protein 8,5 gram per hari
 Nebulizer ventolin ½ ampul tiap 6 jam
 Anbacim  200 mg tiap 8 jam IV
 Dexametason 1/3 ampul tiap 8 jm IV
BAB IV
PEMBAHASAN
TEORI KASUS

• Pneumonia aspirasi 
peradangan parenkim
paru akibat inhalasi isi
orofaring atau lambung
• Pada kasus, pasien
ke dalam larynx dan
adalah seorang laki-laki,
saluran pernafasan
usia 5 tahun yang juga
bawah.
terdiagnosis Palsi Serebral
• Faktor risiko  pasien
(PS),
penurunan kesadaran,
• Pasien tersedak dan sesak
gangguan neurologis,
napas setelah minum
seperti epilepsi, palsi
obat
serebral (PS)
• Epidemiologi hanya
sedikit  sekitar 20-45%
pada pasien PS
TEORI KASUS

• Tanda dan gejala 


Ssesak mendapat
• Pasien tersedak dan sesak
setelah beberapa saat
napas setelah minum
mengamai aspirasi,
obatkesulita bernapas,
sianosis, kemudia hari
sesak disertai suara “ grok
batuk, demam,
–grok”
dipotensi bahkan
kematian
TEORI KASUS

• Diagnosis Berdasarkan • Pada pasien dari


Anamnesis yaitu sama anamnesis dikeluhkan
dengan pneumonia sesak napas, setelah
disertai adanya bukti minum obat kejang
riwayat aspirasi, seperti tersedak 
(Manifestasi non spesifik : kesulitan napas disertai
demam, sakit kepala, tarikan dada dan perut.
napsu makan menurun, Pasien juga demam sejak
gelisah dan spesisifik : 1 hari setelah sesak,suhu
takipneau, batuk, sesak 38,5o C, dikeluhkan batuk
napas, sianosis, sulit bersamaan demam dan
minum) penurunan napsu makan.
• Pemeriksaan fisik  • Pemeriksaan fisik 
Retraksi dinding dada, Retraksi dinding dada,
fremitus melemah, suprasternal, dan
terdengar rhonki basah ditemukan rales halus
halus pada auskultasi.
TEORI KASUS

• Pemeriksaan
Antrpometri  Gizi • Pemeriksaan status
kurang/ buruk sebagai antropometri  dengan
faktor risiko gizi kurang
• Pemeriksaan • Pada pasien ditemukan
Penunjang  Darah : hasil laboatorium 
Leukositosis (dominan), leukositosis
mikrobiologi, • Menurut anamnesis,
Pemeriksaan Radiologi pemeriksaan fisik dan
 infiltrat penunjang  Diagnosis
• Diagnosis Banding  Pneumonia Aspirasi,
Pneumonia Aspirasi, microcephaly, epilepsi
Asma, Bronkiolitis, Tb sekunder, gizi kurang
paru, Penyakit Jantung
Bawaan
TEORI KASUS

• Pada pasien, di MRS kan


diberikan Oksigen 2
liter/menit, D5 ¼ NS  15
tetes per menit, terapi
• Penatalaksanaan  Cairan 650 cc/hari, ,
Terapi Oksigen, nutrisi, Kebutuhan kalori  765
cairan, antibiotik, kkal per hari, protein 8,5
kortikosteroid (jika gram per hari , Nebulizer
diperlukan), serta terapi ventolin ½ ampul tiap 6
simtomatis (antipiretik, jam, Antibiotik Anbacim 
obat batuk) 200 mg tiap 8 jam IV,
Dexametason 1/3 ampul
tiap 8 jm IV
KESIMPULAN

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan


masyarakat dan endemis di Indonesia

Pasien didiagnosis dengan Demam Dengue tanpa warning sign dan telah
diberiksan tatalaksana komprehensif sesuai teori

Pada kunjungan yang dilakukan telah diidenfikasi masalah pada pasien


yaitu masalah kebersihan lingkungan rumah pasien

Telah dilakukan edukasi pasien dan keluarga secara lebih lengkap mengenai
penyakit yang dialami pasien yaitu demam dengue, serta penatalaksanaan
yang dilakukan terkait penyakit yang dialami pasien, motivasi serta edukasi
untuk menjaga kebersihan lingkungan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy