Nine Stars of Pharmacist menjelaskan 9 sifat penting yang harus dimiliki oleh farmasis/apoteker, yaitu sebagai care-giver, decision maker, communicator, manager, leader, life-long learner, teacher, researcher, dan entrepreneur dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya memberikan pelayanan kefarmasian yang optimal.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
207 tayangan13 halaman
Nine Stars of Pharmacist menjelaskan 9 sifat penting yang harus dimiliki oleh farmasis/apoteker, yaitu sebagai care-giver, decision maker, communicator, manager, leader, life-long learner, teacher, researcher, dan entrepreneur dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya memberikan pelayanan kefarmasian yang optimal.
Nine Stars of Pharmacist menjelaskan 9 sifat penting yang harus dimiliki oleh farmasis/apoteker, yaitu sebagai care-giver, decision maker, communicator, manager, leader, life-long learner, teacher, researcher, dan entrepreneur dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya memberikan pelayanan kefarmasian yang optimal.
Nine Stars of Pharmacist menjelaskan 9 sifat penting yang harus dimiliki oleh farmasis/apoteker, yaitu sebagai care-giver, decision maker, communicator, manager, leader, life-long learner, teacher, researcher, dan entrepreneur dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya memberikan pelayanan kefarmasian yang optimal.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13
Nine Stars of Pharmacist
Sofia Rahmi, S. Farm., M.Si., Apt.
Apa itu Nine Stars of Pharmacist? Sifat dan sikap dasar yang harus dimiliki oleh para farmasis/apoteker dalam menjalankan tugasnya. Sehingga, harus ditanamkan sejak masih menyandang status mahasiswa farmasi supaya menjadi kebiasaan hingga kedepannya. 1. Care-Giver Seorang Farmasi/apoteker merupakan profesional kesehatan yg peduli, dalam wujud nyata memberi pelayanan kefarmasian kepada pasien dan masyarakat luas, berinteraksi secara langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik, tehnik, sesuai dengan peraturan yang berlaku (PP No 51 tahun 2009), misalnya peracikan obat, memberi PIO (Pelayanan Informasi Obat), konseling, konsultasi, screening resep, monitoring, visite, dan banyak tugas kefarmasian lainnya. 2. Decision Maker Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang yang mampu menetapkan/ menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian, misalnya memutuskan dispensing, penggantian jenis sediaan, penyesuaian dosis, pengantian obat jika ditemukan bahaya yg signifikan, serta keputusan-keputusan lainnya yg bertujuan agar pengobatan lebih aman, efektif dan rasional. 3. Cummonicator Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi komunikator yang baik, sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi kepada pasien, masyarakat, dan tenaga kesehatan berjalan dengan baik, misalnya menjadi komunikator yang baik dalam PIO (Pelayanan Informasi Obat), Penyuluhan, konseling dan konsultasi obat kepada pasien, melakukan visite ke bangsal/ruang perawatan pasien, Pengajar, Narasumber, dan sebagainya. 4. Manager Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang manajer dalam aspek kefarmasian non klinis, kemampuan ini harus ditunjang kemampuan manajemen yang baik, contoh sebagai Farmasis manajer (APA) di apotek , Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit, harus mampu mengelola perbekalan farmasi dan mengelola karyawan agar dapat melayani dg optimal dan produktif dalam hal kinerja & profit. contoh lainnya sebagai Pedagang Besar Farmasi/PBF), manager Quality Control (QC), Quality Assurance (QA), Manajer Produksi, dan lain lain. 5. Leader Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi seorang pemimpin, mempunyai visi dan misi yang jelas, dan dapat mengambil kebijakan yg tepat untuk memajukan institusi/perusahaan/lembaga yang dipimpin, misalnya sebagai Rektor, Dekan, Direktur Rumah Sakit, Direktur Utama di industri farmasi, Direktur marketing, Direktur bagian produksi dan sebagainya. 6. Life-Long Learner Seorang farmasi/apoteker harus memiliki semnangat belajar sepanjang waktu, karna informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan terapi) terus berkembang pesat dari waktu ke waktu, sehingga kita perlu meng-update pengetahuan dan kemampuan agar tidak ketinggalan. 7. Teacher Seorang farmasi/apoteker dituntut dapat menjadi pendidik/akademisi/edukator bagi pasien, masyarakat, maupun tenaga kesehatan lainnya terkait ilmu farmasi dan kesehatan, baik menjadi guru, dosen, ataupun sebagai seorang farmasis/apoteker yg menyampaikan informasi kepada pasien masyarakat dan tenaga kesehatan lain yang membutuhkan informasi. 8. Research Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang peneliti terutama dalam penemuan dan pengembangan obat-obatan yang lebih baik. disamping itu farmasi juga dapat meneliti aspek lainnya misal data konsumsi obat, kerasionalan obat, pengembangan formula, penemuan sediaan baru (obat, alat kesehatan, dan kosmetik). 9. Entrepreneur Seorang farmasi/apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta membantu mensejahterakan masyarakat. Misalnya dengan mendirikan perusahaan obat, kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan, baik skala kecil maupun skala besar, mendirikan apotek, serta bisnis tanaman obat dan lain-lainnya.