Biostatistik Ke-3
Biostatistik Ke-3
Biostatistik Ke-3
SAMPLING
Sri Astutik Andayani, S.Kep.,Ns.,M.Kes
STANDAR KOMPETENSI
Sub Pokok Bahasan
Sampel
Populasi
ALUR PEMIKIRAN POPULASI DAN
SAMPEL
POPULASI
SAMPEL
TEMUAN
MENGAPA SAMPLING?
Disproportionate Stratified
Probability Random Sampling
Sampling
Proportionate Stratified Random
Sampling
Cluster Sampling
Sampling Purposif
Sampling Kuota
Non Probability
Sampling Aksidental
Sampling
Sampling Jenuh
Snowball Sampling
PROBABILITY DAN NONPROBABILITY
SAMPLING
Probability Non Probability
UNIT EKSPERIMEN
SAMPEL
Seorang mahasiswa
20 Mahasiswa dari yang
registrasi
Strata Anggota Persentase Sampel
Populasi (%)
1 2 3 4 = (3 x 50)
SD 150 37,5 19
SMU 75 18,75 9
Sarjana 50 12,5 6
Dimana :
n = sample
N = populasi
e = sampling error
Contoh :
Akan dilakukan survei pendapat konsumen terhadap suatu produk. Dari
total jumlah anggota populasi 868 yang berdomisili di 5 wilayah DKI, akan
diambil sejumlah sampel
Berikut tabel perhitungan sample fraction dan jumlah sampel :
Total elemen populasi (N) = 868
Jumlah sampel yang ingin diambil (n) = 274
A B
A B
C D C D
E F E F
Contoh :
Penelitian untuk mengetahui penggunaan internet di wilayah
Belimbing kota malang.
Kesulitan membuat kerangka populasi karena jumlah satuan
analisis yang banyak (warga belimbing kota malang)
Misal wilayah belimbing memiliki 10 RW.
Dari 10 RW tersebut diambil 25% melalui teknik random,
diperoleh 3 RW
Masing-masing RW memiliki 11,12 dan 14 RT
Masing-masing RT terdiri dari 25, 26 dan 29 KK
Dari 80 KK tersebut hanya 50 KK yang menggunakan
internet.
PERBEDAAN STRATIFIED SAMPLING
DENGAN CLUSTER SAMPLING
Cara stratifikasi akan mengakibatkan adanya sub-populasi yang unsurnya
homogen
Cara Cluster akan mengakibatkan adanya sub-populasi yang unsurnya
heterogen.
6.SISTEMATIC
SAMPLING
ØSetiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap ke n elemen) dan
dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak
interval tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan angka pembagi 5,6 atau 10.
Atau dapat menggunakan dasar urutan abjad
ØSyarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar semua anggota
populasi
ØSampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya, tapi bisa
menimbulkan bias
SAMPLING SISTEMATIS
Accidental (Kebetulan)
Purposive sampling (Bertujuan)
Quota sampling (Jatah)
Total sampling (sampel jenuh)
Getok Tular/Snowball Sampling
1. SAMPLING KUOTA
• Teknik sampling dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang dinginkan tercapai berdasarkan pertimbangan tertentu.
• Pengambilan sampel dari 1000 guru PNS. Jika kuota sampel yang
dibutuhkan adalah 100 guru, maka pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan memilih sampel secara bebas dengan karakteristik yang telah
ditentukan peneliti
1. Cara kuota (Quota sampling)
Mengambil sampel sebanyak jumlah tertentu yang dianggap
dapat merefleksikan ciri populasi.
Pada cara ini tidak ada jaminan bahwa ciri-ciri populasi akan
terwakili dalam sampel yang terpilih dan kita tidak dapat
mengestimasi error yang terjadi.
Hasil penelitian terhadap sampel ini tidaklah dapat
digeneralisasikan secara valid pada populasinya.
Cara ini dapat dipergunakan apabila :
peneliti menghadapi keterbatasan dana
tujuan penelitian bukan untuk memperoleh gambaran mengenai populasi
melainkan untuk pengujian hipotesis-hipotesis dalam penelitian awal.
Contoh :
Tujuan peneliti ingin mengetahui penggunaan internet di kampus ASIA bagi
mahasiswa masing-masing jurusan semester 5
Peneliti menetapkan 20 mahasiswa untuk masing-masing jurusan semester 5
sebagai responden
Angka 20 merupakan perkiraan peneliti yang diyakini dapat mewakili mahasiswa
di lokasi penelitian.
2. SAMPLING AKSIDENTAL
B C
D E F G H I
J K L M N N
TUGAS:
Cari 1 jurnal/hasil penelitian eksperimen di perpustakaan. Berkelompok 3-4
orang.
Lakukan review jurnal, meliputi :
1. Tulislah judul penelitian.
2. Tuliskan variabel bebas dan variabel tergantung.
3. Ringkaslah latar belakang permasalahan.
4. Tulislah hipotesis penelitian.
5. Tuliskan definisi operasional masing-masing variabel.
6. Tuliskan populasi, sampel dan teknik sampling yang digunakan.
ALASAN DIPERLUKANNYA SAMPEL DALAM PENELITIAN :
Kriteria cermat dimaksudkan agar sampel yang diambil tidak akan bias sehingga sampel
dapat memberikan reaksi yang tidak berlebih atau kurang tetapi memberikan reaksi wajar.
Kriteria tepat mengandung arti sampel yang diambil dapat mewakili dengan wajar
keseluruhan populasi tersebut. Oleh karena itu aspek ketepatan ini mengandung pengukuran
standard yang dapat ditoleransi terhadap kemungkinan kesalahan pengambil sampel.
Menggunakan teknik pengambilan sampel (teknik sampling) yang sesuai dengan strategi
penelitian yang dilakukan.
SAMPLING
Sampling adalah proses memilih suatu jumlah unsur populasi yang mencukupi dari
populasi, sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami karakteristiknya
memungkinkan untuk untuk menggeneralisasikan karakteristik tersebut pada seluruh anggota
populasi.
Kategori Sampling
Probability Sampling dan
Nonprobability sampling
UKURAN SAMPEL
Syarat sampel yang baik adalah:
tingkat ketepatan (precision)
seberapa dekat estimasi peneliti berdasarkan sampel yang terpilih terhadap
karakteristik yang sebenarmya dari populasi
tingkat kepercayaan (confidence)
derajat kepercayaan atau ketelitian pengambilan sebuah sampel
Confidence level 95%-99%.
Semakin tinggi Condidence level semakin dapat dipercaya data tersebut.
UKURAN SAMPEL
Ukuran sampel dapat pula ditentukan dengan menggunakan rumus slovin (1960):
N
n=
1 + N e2
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat
ditolerir atau diinginkan, misalnya 2%
UKURAN SAMPEL
Dalam menentukan ukuran/jumlah sampel juga perlu memperhatikan
pedoman kasar yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000), yaitu: