Mengatasi Stres Pekerjaan Dalam Organnisasi di SMK Negeri 1 Bulango
Selatan
YASIN KUMAI, NOVIANTY DJAFRI
Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Gorontalo
Email : yasinnkumai@gmail.com
Abstrak
Stres pekerjaan di kalangan pendidik merupakan isu yang signifikan yang dapat
mempengaruhi kinerja dan kesejahteraan guru. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi penyebab stres dan strategi yang dapat digunakan untuk
mengatasinya di SMK Negeri 1 Bulango Selatan. Metode observasi dan wawancara
digunakan untuk mengumpulkan data dari guru yang terlibat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti beban kerja yang tinggi, lingkungan kerja
yang tidak mendukung, dan interaksi sosial yang buruk berkontribusi terhadap stres.
Selain itu, peran kepala sekolah dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif
sangat penting dalam mengurangi stres di kalangan guru.
Kata Kunci : Stres Pekerjaan, Pendidik, Beban Kerja, Lingkungan Kerja, Manajemen
Stres, Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Kesejahteraan Mental, Budaya Organisasi.
Pendahuluan
Di dunia pendidikan, stres kerja pendidik semakin mendapat perhatian. Sebagai
penggerak utama proses pembelajaran, guru sering menghadapi berbagai masalah
yang dapat menyebabkan stres. Profesi ini adalah salah satu yang paling rentan
terhadap stres karena tanggung jawab mendidik generasi penerus bangsa dan
tuntutan akademis dan interaksi sosial yang kompleks. Studi menunjukkan bahwa
stres tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik dan mental guru tetapi juga kualitas
pendidikan yang mereka berikan kepada siswa. Oleh karena itu, penting untuk
memahami faktor-faktor yang menyebabkan guru stres dan menemukan cara untuk
menguranginya.
Salah satu faktor utama dalam menentukan tingkat stres yang dialami guru
adalah budaya sekolah. Budaya ini terdiri dari nilai-nilai, standar, dan praktik yang
dipegang oleh semua orang di sekolah, termasuk kepala sekolah dan guru. Jika
budaya ini mendorong kerja sama, komunikasi terbuka, dan pengembangan
profesional, guru cenderung merasa lebih dihargai dan kurang tertekan. Sebaliknya,
jika budaya ini tidak sehat, stres yang dialami guru dapat meningkat.
Alief (2020) menyatakan bahwa strategi sangat penting untuk mencapai tujuan.
Dalam organisasi, terutama di sekolah, budaya organisasi membantu orang bersatu.
Oleh karena itu, kualitas pendidikan yang dihasilkan dapat mencakup prinsip-prinsip
yang diajarkan selama proses pendidikan. Pada akhirnya, ketika siswa mulai berbaur
dan berkontribusi di masyarakat, itu akan memengaruhi masyarakat (Brooks &
Mutohar, 2018).
Untuk mencegah stres berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental
seseorang, seseorang dapat menggunakan berbagai teknik yang dikenal sebagai
manajemen stres. Setiap guru unik, dan banyak faktor eksternal memengaruhi
hasilnya. Faktor utama yang menyebabkan variasi dalam kinerja guru adalah
kombinasi antara karakteristik individu dan kondisi lingkungan kerja. Karakteristik guru
mencakup berbagai elemen, seperti kompetensi dan motivasi, sementara lingkungan
kerja terdiri dari elemen eksternal yang memengaruhi kemampuan guru untuk bekerja
dengan baik.
Pendidik adalah salah satu pekerjaan yang sangat mulia dan penting dalam
masyarakat karena mereka bertanggung jawab untuk mencetak generasi penerus
yang baik. Menurut Naono-Nagatomo et al. (2019), profesi ini dihormati dalam
berbagai budaya di lingkungan sekolah karena kontribusinya terhadap perkembangan
individu dan masyarakat secara keseluruhan. Namun, beban kerja yang berat, waktu
terbatas, dan tekanan dari banyak orang, termasuk siswa dan orang tua siswa,
membuat profesi ini sangat stres.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara untuk mengumpulkan
data dari guru-guru di SMK Negeri 1 Bulango Selatan. Observasi dilakukan untuk
mendapatkan gambaran langsung tentang kondisi kerja dan interaksi sosial di
lingkungan sekolah. Wawancara dilakukan dengan beberapa guru untuk menggali
pengalaman mereka terkait dengan stres pekerjaan dan strategi yang mereka
gunakan untuk mengatasinya. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 Desember 2024
di SMK Negeri 1 Bulango Selatan. Lokasi ini dipilih karena reputasinya yang baik
dalam hal kualitas pendidikan serta budaya organisasi yang dinamis.
Pembahasan
Definisi Stres Dalam Pekerjaan Sebagai Pendidik
Stres pekerjaan adalah reaksi psikologis yang muncul ketika seseorang
menghadapi tuntutan atau tekanan yang melebihi kemampuan atau sumber daya
mereka. Colquitt (2009) menyatakan bahwa stres ini dapat berupa fisik, emosional,
atau psikologis. Mereka seringkali disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan,
masalah pribadi, atau ketidakpastian di tempat kerja. Dalam dunia pendidikan, peran
guru tidak hanya terbatas pada mengajar siswa di kelas; mereka juga harus
mengambil bagian dalam kegiatan ekstrakurikuler dan berhubungan dengan orang
tua siswa.
Sebagai seorang pendidik, mereka memiliki tanggung jawab besar untuk
membentuk karakter dan pengetahuan siswa mereka. Tekanan untuk memenuhi
standar akademik yang tinggi dan harapan dari berbagai pihak sering kali menyertai
tugas ini. Guru dapat mengalami kecemasan dan tertekan jika mereka merasa tidak
memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani tantangan yang ada. Ini lebih
buruk ketika sistem pendidikan menggunakan model sekolah penuh hari, di mana
siswa mengikuti pelajaran akademik dan kegiatan non-akademik sepanjang hari.
Dalam situasi seperti ini, guru harus mengelola beban kerja yang sangat tinggi, yang
dapat menyebabkan stres yang berlarut-larut.
Stres pekerjaan tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental guru tetapi juga
dapat mengubah tubuh mereka. Studi menunjukkan bahwa stres berlebihan dapat
menyebabkan penyakit jantung dan gangguan kesehatan mental lainnya (Harmsen
et al., 2018). Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk memahami
penyebab stres dan menerapkan strategi manajemen stres yang berguna.
Faktor-Faktor Penyebab Stres Pekerjaan Di Kalangan Pendidik
a) Lingkungan Kerja
Lingkungan fisik dan psikologis di tempat kerja sangat mempengaruhi tingkat
stres guru. Fasilitas yang tidak memadai, kebersihan yang buruk, dan suasana
kerja yang tidak mendukung dapat meningkatkan tingkat stres. Misalnya, ruang
kelas yang tidak nyaman atau kurangnya sumber daya pendidikan dapat
membuat guru merasa tertekan.
b) Tuntutan Pekerjaan
Beban kerja yang tinggi adalah salah satu faktor utama penyebab stres di
kalangan pendidik. Tuntutan pekerjaan mencakup tanggung jawab untuk
mengajar, merencanakan pelajaran, menilai hasil belajar siswa, serta
memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah dan
masyarakat. Ketika tuntutan ini terlalu berat dan tidak seimbang dengan
sumber daya yang tersedia, guru cenderung mengalami stres.
c) Interaksi Sosial
Hubungan sosial di lingkungan sekolah juga memainkan peran penting dalam
tingkat stres guru. Interaksi dengan siswa, orang tua siswa, dan rekan kerja
dapat menjadi sumber dukungan atau tekanan. Hubungan yang buruk dengan
siswa atau konflik dengan orang tua dapat meningkatkan tingkat stres guru.
d) Kondisi Pribadi
Faktor-faktor pribadi seperti kondisi kesehatan mental dan fisik guru juga
berkontribusi terhadap tingkat stres mereka. Guru dengan masalah kesehatan
mental atau dukungan sosial yang rendah mungkin lebih rentan terhadap stres
pekerjaan.
e) Perubahan Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan yang sering berubah dapat menyebabkan ketidakpastian
dan kebingungan di kalangan pendidik. Ketika guru harus beradaptasi dengan
perubahan kurikulum atau kebijakan baru tanpa dukungan yang memadai,
mereka dapat merasa tertekan.
Peran Kepala Sekolah Dan Staf Guru Dalam Mengatasi Stres Kerja Di Sekolah
a) Membangun Budaya Organisasi Positif
Kepala sekolah perlu menciptakan budaya organisasi yang mendukung
kolaborasi dan komunikasi terbuka antara semua anggota staf. Dengan
membangun hubungan yang baik antara guru dan manajemen, kepala sekolah
dapat membantu mengurangi perasaan terasing dan meningkatkan dukungan
sosial.
b) Memberikan Dukungan Emosional
Kepala sekolah harus peka terhadap kebutuhan emosional guru dan
menyediakan dukungan ketika diperlukan. Ini bisa berupa program konseling
atau sesi berbagi pengalaman di antara staf untuk membahas tantangan yang
mereka hadapi.
c) Pengelolaan Beban Kerja
Penting bagi kepala sekolah untuk memastikan bahwa beban kerja guru
seimbang
dan
realistis.
Pengaturan
jadwal
pelajaran
dan
kegiatan
ekstrakurikuler harus mempertimbangkan kapasitas setiap guru agar tidak
mengalami kelebihan beban kerja.
d) Pelatihan Manajemen Stres
Menyediakan pelatihan tentang manajemen stres bagi guru bisa menjadi
langkah penting dalam membantu mereka mengatasi tekanan pekerjaan.
Pelatihan ini bisa mencakup teknik relaksasi, manajemen waktu, serta
keterampilan komunikasi efektif.
e) Mendorong Kegiatan Sosial
Mengadakan kegiatan sosial di luar jam kerja bisa membantu membangun
hubungan antar rekan kerja dan menciptakan suasana kerja yang lebih positif.
Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi guru untuk bersantai dan
melepas stres.
Hasil Temuan
Beberapa guru di SMK Negeri 1 Bulango Selatan menunjukkan bahwa tingkat
stres bervariasi antar individu tergantung pada berbagai faktor seperti kondisi pribadi,
dukungan sosial dari rekan kerja, serta lingkungan kerja secara keseluruhan.
Beberapa guru melaporkan bahwa mereka merasa lebih nyaman bekerja ketika ada
dukungan dari kepala sekolah dan rekan-rekan mereka.
Guru-guru juga menyatakan bahwa mereka sering merasa terbebani oleh
tuntutan administratif tambahan di luar pengajaran langsung kepada siswa. Hal ini
menunjukkan perlunya perhatian lebih lanjut terhadap keseimbangan antara tugas
pengajaran dan tugas administratif agar tidak menambah beban psikologis pada
pendidik.
Strategi Untuk manajemen stres juga telah diterapkan oleh para guru secara
mandiri, seperti teknik relaksasi sederhana dan pengaturan waktu yang lebih baik
untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka tanpa merasa terburu-buru.
Simpulan
Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh pendidik adalah stres pekerjaan,
yang berasal dari tuntutan yang berlebihan, seperti beban kerja yang berat, interaksi
sosial yang kompleks, dan perubahan kebijakan pendidikan. Lingkungan kerja yang
tidak mendukung, tuntutan pekerjaan yang berat, dan kondisi pribadi guru adalah
beberapa sumber stres lainnya.
Peran kepala sekolah sangat penting dalam menciptakan lingkungan kerja
yang mendukung bagi guru. Mereka harus membangun budaya kerja yang positif,
memberikan dukungan emosional, dan memastikan bahwa beban kerja dibagi secara
seimbang. Untuk membantu guru menangani tekanan pekerjaan secara efektif,
mereka juga harus dilatih dalam manajemen stres. Kualitas pendidikan dapat
meningkat dan kesejahteraan guru dapat terjaga dengan penerapan strategi-strategi
ini. Studi ini menekankan betapa pentingnya bekerja sama dengan semua pihak
terkait untuk membuat lingkungan pendidikan yang sehat dan produktif.
Daftar Pustaka
Alief, A. (2020). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru.
Brooks, J., & Mutohar, A. (2018). Manajemen Stres Dalam Pendidikan.
Colquitt, J.A. (2009). Organizational Behavior: Improving Performance and
Commitment in the Workplace.
Fitchett, P., McCarthy, J., Lambert, L., & Boyle, M. (2018). The Impact of Teacher
Stress on Student Learning.
Harmsen, R., Helms-Lorenz, M., Maulana, R., & van Veen, K. (2018). Teacher Stress
and Job Satisfaction: A Review of the Literature.
Kyriacou, C., & Sutcliffe, J. (1978b). Teacher Stress: A Review of the Literature.
Liu, Y., & Onwuegbuzie, A.J. (2012). Teacher Stress: A Review of the Literature and
Implications for Future Research.
Nitta, K., et al. (2018). The Relationship Between Teacher Stress and Student
Achievement.
Stiglbauer, B., & Zuber, C. (2018). The Role of Social Support in Teacher
StressManagement.