Jurnal

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENJALANI FISIOTERAPI PADA KLIEN PASCA STROKE DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUD SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh :

EKA ROSIANA NIM 08130406

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2012
1

IDENTITAS PENULIS

Nama Alamat

: EKA ROSIANA : KAMPUS UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA JL.Laksda Adisucipto Km.6,3Yogyakarta

Alamat Rumah: Demangan Gk I/326 Yogyakarta No Hp Email :08562950730 : ekaroz_bee@yahoo.com

ASSOCIATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND COMPLIANCE WITH PHYSIOTHERAPY IN POST STROKE PATIENTS AT MEDICAL REHABILITATION INSTALLATION OF RSUD SLEMAN YOGYAKARTA
Eka Rosiana1, Abdul Majid2, Mohammad Judha3
ABSTRACT Background: Stroke attacks 500,000 people in Indonesia and as many as 125,000 die due to stroke annually. Impact from the pertaining symptom caused by stroke needs attention since stroke can trigger destructing effect both for the patients and the family taking care of them. Physiotherapy is a rehabilitation program to overcome the problem caused by stroke. Participation and support of the family taking care of post stroke patients also affect compliance with physiotherapy. Objective: To identify association between family support and compliance with physiotherapy of post stroke patients at medical rehabilitation installation of Sleman Hospital Yogyakarta. Method: The study was descriptive correlation with cross sectional design. Subject consisted of 20 post stroke patients undergoing physiotherapy. Research instrument was questionnaire. The study was carried out from 1st March to 1st May 2012. Level of sinificants is 95 %. Correlate bivariate use chi-square test. Results: The majority (65%) of post stroke patients at medical rehabilitation installation of Sleman Hospital complied with physiotherapy. Family support to the patient belonged to medium (55.0%). The result of statistic test showed pearson score is 0.034. Conclusion: There was association between family support and compliance of post stroke patients with physiotherapy at medical rehabilitation installation of Sleman Hospital Yogyakarta. Keywords: family support, compliance, post stroke patients, physiotherapy 1. Student of Respati University, Yogyakarta 2. Lecture of Nursing Study Program, Poltekes, Yogyakarta 3. Lecture of Nursing Study Program, Respati University, Yogyakarta

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang


Stroke adalah Cerebrovascular Accident (CVA), terjadi ketika pasokan darah ke sebagian otak terputus. Sekitar 75% kasus stroke, penyebabnya adalah penyumbatan (bekuan) di salah satu arteri yang membawa darah menuju otak. Penyebab kedua adalah pecahnya dinding pembuluh darah yang menyebabkan darah merembes ke jaringan sekitarnya (perdarahan). Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan di otak, membunuh beberapa sel dan menghentikan pasokan darah, apabila pasokan darah yang tidak adekuat seperti semula dalam waktu empat menit saja maka sel-sel otak akan mati (infark serebral). Efek fisik dan mental setelah serangan stroke tergantung pada bagian otak mana yang terkena.1 Insiden stroke bervariasi antar negara dan tempat. Menurut hasil penelitian yang dikoordinasi oleh WHO (2006), angka kejadian stroke dunia diperkirakan 200 per 100.000 penduduk, dalam setahun. Setiap tahun, kira-kira 100.000 orang di Inggris mengalami stroke. Kebanyakan berhasil sembuh walaupun sekitar 15% meninggal dunia dalam waktu tiga minggu.1 Saat ini di dunia stroke menempati urutan ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, sedangkan di Indonesia stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit. Diperkirakan setiap tahun di Indonesia terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya mengalami cacat ringan atau berat. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia saat ini.2.3 Penyakit stroke sekitar 80% mengalami kesembuhan, tetapi menimbulkan kerusakan fisik dalam berbagai tingkatan atau ketidakmampuan yang serius. Pasien stroke tidak hanya mengalami masalah fisik seperti gangguan anggota gerak yaitu lumpuh (hemiplegi), dan berkurangnya kekuatansebelah anggota tubuh (hemiparesis) tetapi mereka juga mengalami kesulitan menelan, kesulitan berbicara dan berkomunikasi, perubahan-perubahan yang dialami pasien dapat menyebabkan pasien stroke mengalami kemarahan,kecemasan dan frustasi, kemudian hal ini berubah menjadi depresi. Perubahan-perubahan tersebut membuat pasien stroke menggantungkan hidup mereka pada seluruh anggota keluarga, dan orang yang merawatnya. 1 Menurut hasil penelitian Nursanti di unit stroke Rumah Sakit Umum Pusat DR.Sardjito, mayoritas pasien stroke haemoragik sebagian besar perlu bantuan maksimal dengan nilai indeks Barthel berada dalam rentang nilai < 50 sejumlah tiga orang pasien (42,9%), sedangkan untuk pasien stroke non hemoragik mayoritas pasien perlu bantuan minimal dengan nilai indeks Barthel 50 sejumlah 12 pasien (52,9 %). 4

Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Yogyakarta pada tanggal 28 November 2011 dan memperoleh data dari bulan Januari 2011 Agustus 2011 terdapat 127 kasus penderita stroke rawat inap, 391

kunjungan klien yang menjalani fisioterapi . Jumlah rata-rata klien pasca stroke yang mengikuti fisioterapi dalam satu bulan adalah 18 orang. Pengkajian yang dilakukan pada pasien stroke untuk melihat dampak yang ditimbulkan dapat dilakukan pemeriksaan yang meliputi: status mental, fungsi intelektual, kemampuan bahasa, lobus frontal, dan hemisfer. Status mental klien yang ditujukkan pada pesien stroke tahap lanjut adalah merasa cemas, timbul rasa ketakutan akan kecacatan, dan pandangan yang salah terhadap dirinya.5 Tingginya angka kejadian dan dampak dari gejala sisa yang ditimbulkan oleh stroke patut diperhatikan, karena stroke dapat menimbulkan efek menghancurkan, baik bagi penderita maupun keluarga yang merawatnya, oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh stroke bisa dilakukan dengan program rehabilitasi. Salah satu program rehabilitasi pasien pasca stroke adalah fisioterapi1.3. Program rehabilitasi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang terpadu dengan pendekatan medik, psikososial, educational-vocational yang bertujuan mencapai kemampuan fungsional semaksimal mungkin dan mencegah serangan berulang. Salah satu program rehabilitasi pasien pasca stroke adalah fisioterapi. 3 Penanganan fisioterapi pasca stroke adalah kebutuhan yang mutlak bagi pasien untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dan fungsinya. Berbagai metode intervensi fisioterapi telah terbukti memberikan manfaat yang besar dalam mengembalikan gerak dan fungsi organ pada pasien pasca stroke.1 Peran serta dan dukungan keluarga yang merawat dan mendampingi pasien juga sangat menentukan keberhasilan program fisioterapi yang dijalani. Dukungan keluarga merupakan sumber yang sangat penting bagi penderita penyakit kronis, hal ini terjadi karena dukungan keluarga tidak hanya meningkatkan fungsi fisik dan emosi pasien tetapi juga kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatannya .6 Friedman dalam Setyawati menyatakan bahwa keluarga menjadi pusat utama yang penting dan hanya keluargalah yang memperhatikan individu secara total dan memperhatikan setiap segi-segi kehidupanya. Keluarga memainkan suatu peran bersifat mendukung selama masa penyembuhan dan pemulihan klien. Apabila dukungan semacam ini tidak ada, maka keberhasilan penyembuhan atau pemulihan (rehabilitasi) sangat berkurang, oleh sebab itu keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam mendampingi pasien stroke menjalani fisioterapi agar berjalan sesuai rencana pengobatan.7.6

Tingginya angka kejadian dan dampak dari gejala sisa yang ditimbulkan oleh stroke patut diperhatikan, karena stroke dapat menimbulkan efek menghancurkan, baik bagi penderita maupun keluarga yang merawatnya, oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh stroke bisa dilakukan dengan program rehabilitasi yang salah satunya dengan melakukan fisioterapi. Peran serta dan dukungan keluarga yang merawat dan mendampingi pasien juga sangat menentukan keberhasilan dari program fisioterapi yang dijalani.

2. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalani fisioterapi pada klien pasca stroke di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman Yogyakarta. b) Tujuan Khusus. 1) Diketahuinya tingkat dukungan keluarga yang diterima klien pasca stroke yang menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Yogyakarta. 2) Diketahuinya kepatuhan klien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi di

Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Yogyakarta. 3) Diketahuinya adakah hubungan dukungan keluarga yang diterima oleh klien pasca stroke dan berpengaruh terhadap kepatuhan menjalani fisioterapi.

B. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross-sectional untuk mempelajari hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalani fisioterapi pada klien pasca stroke di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman Yogyakarta, pada tanggal 1 Maret 2012 sampai 1 Mei 2012. Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah klien pasca stroke rawat jalan yang terdiri dari kasus lama 17 orang dan kasus baru 3 orang pada bulan April 2012. Sampel adalah bagian dari populasi atau sebagian jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi 8.9. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang berjumlah 20 orang yaitu klien pasca stroke rawat jalan yang mengikuti fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD SlemanYogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi.Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1.

Klien pasca stroke rawat jalan yang menjalani fisioterapi dan terdaftar di Instalasi Rehabilitasi Medik.

2. 3. 4. 5. 6.

Pasien mampu berkomunikasi Tidak mengalami gangguan orientasi orang, ruang dan waktu. Mempunyai keluarga Bersedia menjadi responden Bisa membaca

Teknik Pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah total sampling. Teknik pengambilan sampel ini mengambil keseluruhan populasi yang ada. Adapun cara pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti, yaitu dengan melihat kriteria subjek penelitian yaitu klien pasca stroke yang menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman, dan bertemu dengan peneliti, maka peneliti mengambil orang tersebut sebagai sampel. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk diisi.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1) Hasil Penelitian


a) Karakteristik responden Karakteristik responden merupakan identitas yang melekat pada diri responden. Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Distribusi frekuensi responden tersebut dapat terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Yang Menjalani

Fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman ( n = 20). Karakteristik Umur Kategori 45-55 Tahun 56-60 Tahun 61-65 tahun 65-70 tahun >70 tahun Laki-laki Perempuan SD SMP SMA S1 Wirausaha Petani IRT Tidak bekerja Kawin Tidak kawin Frekuensi 4 3 9 3 1 11 9 3 9 7 1 3 3 8 6 20 0 Persentase (%) 20,0% 15,0% 45,0% 15,0% 5,0% 55,0% 45,0% 15,0% 45,0% 35,0% 5,0% 15,0% 15,0% 40,0% 30,0% 100,0% 0,0%

Jenis Kelamin Pendidikan

Pekerjaan

Status perkawinan

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa karakteristik umur responden sebagian besar dalam rentang usia 61-65 tahun sebanyak 9 orang (45,0%). Sedangkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui laki-laki paling banyak jumlahnya yaitu 11 orang. Respondenberdasarkan karakteristik jenis pekerjaan diketahui, sebagian besar pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 8 orang (40,0%), karakteristik responden berdasarkan status perkawinan diketahui seluruh responden telah menikah yaitu sebanyak 20 orang (100,0%).

b) Analisis Univariat 1). Dukungan keluarga klien pasca stroke yang menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman.
Dukungan keluarga dikategorikan dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Distribusi frekuensi kategorisasi dukungan keluarga gambar 1.1 dibawah ini. dapat dilihat pada

Gambar 1.1 :Dukungan Keluarga Klien Pasca Stroke dalam Menjalani Fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi RSUD Sleman

30%

55%

tinggi sedang

15%

rendah

Berdasarkan gambar 1.1 diketahui bahwa secara umum dukungan keluarga yang diperoleh klien pasca stroke di Instalasi Rehabilitai Medik RSUD Sleman termasuk dalam kategori sedang sebanyak 11 orang (55,0%). Hasil ini dapat menunjukkan bahwa keluarga sudah dapat berfungsi secara efektif sebagai sistem pendukung bagi anggotanya, dalam merawat anggota keluarganya yang sakit.

a) Kepatuhan klien pasca stroke yang menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman
Kepatuhan klien dalam menjalani fisioterapi dikategorikan menjadi dua kategori yaitu: patuh dan tidak patuh. Distribusi frekuensi kategorisasi dukungan keluarga dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.2 Kepatuhan Klien Pasca Stroke Dalam Menjalani Fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi RSUD Sleman

35% 65%

patuh tidak patuh

Berdasarkan gambar 1.2 diketahui bahwa kepatuhan klien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman adalah sebanyak 13 orang (65,0%) termasuk kategori patuh. Secara umum kepatuhan klien pasca stroke yang menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman termasuk kategori patuh. Klien pasca stroke yang secara umum sebanyak 13 orang (65,0%) telah patuh menjalani fisioterapi, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adanya dukungan keluarga yang diterima oleh klien hal tersebut juga didukung oleh data yang menunjukkan 20 responden (100,0%) menikah.

3. Analisis Bivariat
Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi chi-square, guna mencari hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan klien pasca stroke menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman . Tabel Berikut adaah hasil analisisa chi-square.

a. Hubungan Dukungan keluarga terhadap kepatuhan klien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman
Tabel 4.2 Hubungan Dukungan keluarga terhadap kepatuhan klien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman (chi-squre) (n=20) Kepatuhan Fisioterapi Patuh N Dukungan Keluarga Tinggi Sedang Rendah Jumlah 6 8 0 14 30,0 40,0 0 70,0 1 2 3 6 5,0 10,0 15,0 30,0 7 10 3 20 35,0 50,0 15,0 100 6,747 0,489 0,034 % Tidak patuh N % Jumlah N % X2 C PValue

Variabel

Berdasarkan tabel 4.2 dapat terlihat bahwa dukungan keluarga yang paling banyak diberikan kepada responden termasuk kedalam kategori sedang dan patuh melaksanakan fisioterapi yaitu 8 orang (40,0%). Berdasarkan uji statistik chi-square pada tabel 4.4 diperoleh nilai P value sebesar 0,034 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), yang artinya menolak H0, jadi terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan klien pasca stroke menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman. Berdasarkan hasil uji statistik juga nilai chi-squre hitung (X2) sebesar 6,747 lebih besar dari chi-squre tabel yaitu 5,9915 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan. Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai C yaitu 0,489 yang dikategorikan kuat (0,440-0,499) yang artinya keeratan hubungan dengan kepatuhan klien pasca stroke menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman adalah kuat.

10

2) PEMBAHASAN a) Dukungan Keluarga Klien Pasca Stroke


Menurut Aziza pentingnya dukungan keluarga dapat mengingatkan penderita meneruskan pengobatannya secara teratur, khususnya bagi penderita penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan yang lama, sehingga dapat meningkatkan kepatuhan penderita dalam meneruskan pengobatannya, dan mencegah terjadinya kegagalan pengobatan 10. Hasil tabel 4.2 diketahui bahwa dukungan keluarga yang diterima oleh klien pasca stroke di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman secara keseluruhan termasuk kategori sedang yaitu sebanyak 11 orang (55,0%). Hal ini menunjukkan bahwa keluarga klien telah mampu memberikan dukungan kepada klien. Friedman mengatakan bahwa keluarga menjadi pusat utama yang penting dan hanya keluargalah yang memperhatikan individu secara total dan memperhatikan setiap aspek-aspek kehidupannya.7 Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kartama, dukungan keluarga dalam penelitiannya termasuk dalam kategori baik sebanyak 61,8 %. Dukungan keluarga mempunyai peranan yang penting dalam tercapainya kepatuhan lansia dalam melaksanakan senam lansia.11 Karakteristik responden dalam tabel 4.1 bahwa sebanyak 20 responden atau jumlah semua responden berstatus menikah (100,0%). Kuntjoro dalam Prasetyaningsih mengatakan bahwa sumber dukungan paling sering diberikan oleh pasangan hidup atau anggota keluarga, teman dekat, dan seseorang yang memiliki hubungan yang harmonis dengan klien.Perkawinan merupakan proses awal terbentuknya sebuah keluarga, sehingga secara tidak langsung perkawinan merupakan awal munculnya dukungan keluarga. 12 Perkawinan, seperti yang diungkapkan oleh Rodin dan Solovey dalam Pramesti bahwa perkawinan dan keluarga merupakan pemberi dukungan yang paling penting, dari perkawinan tersebut memunculkan adanya ikatan batin sehingga seseorang akan lebih memberikan dukungan yang bermakna dibandingkan dari orang lain.Sehingga keluarga memegang peranan yang penting dalam kepatuhan penderita menjalani berbagai pengobatan dan terapi karena keluarga memperhatikan kebutuhan individu secara utuh dan menyeluruh, karena memiliki ikatan hubungan batin, sehingga keberhasilan terapi dapat tercapai, dan penderita dapat mencapai kondisi yang lebih baik bahkan bisa sembuh dari sakit yang diderita.13

11

Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untk menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat.

b) Kepatuhan Klien Pasca Stroke


Kepatuhan adalah ketaatan, kesetiaan yang merupakan manifestasi dari suatu sikap dan perilaku berkaitan erat dengan motivasi. Kepatuhan klien berarti bahwa klien dan keluarga harus meluangkan waktu dalam menjalankan pengobatan yang dibutuhkan dirumah.14 Hasil analisa data penelitian kepatuhan klien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi medik RSUD Sleman, diketahui dalam kategori patuh sebanyak 13 orang (65,5 %). Hasil ini menunjukkan bahwa pasien telah patuh menjalani fisioterapi sesuai instruksi dari tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini didukung oleh Kartama (2011) yang menunjukkan kepatuhan lansia dalam mengikuti senam lansia sebanyak 69,5 % yang artinya lansia telah berpartisipasi aktif dalam mengikuti senam lansia secara rutin. Menurut Purwanti dan Arina salah satu upaya yang dilakukan agar seseorang yang telah terkena stroke bisa mengoptimalkan hidupnya tanpa terus bergantung dengan orang lain khususnya keluarga maka perlu dilakukan rehabilitasi salah satunya fisioterapi.3 Pernyataan tersebut didukung oleh Pandji , yang menyebutkan fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau masyarakat untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan, pelatihan fungsi dan komunikasi sehingga mencegah otot menjadi atrofi.15 Kepatuhan klien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya pemahaman tentang instruksi, tingkat pendidikan, kesakitan dan pengobatan, dukungan sosial, dukungan keluarga, interaksi profesional kesehatan dengan klien, tingkat ekonomi dan motivasi.16 Kepatuhan dalam menjalankan fisioterapi bagi klien pasca stroke merupakan hal yang penting, karena fisioterapi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk bisa mengoptimalkan dan memaksimalkan fungsi anggota gerak tubuh dan kemampuan yang masih tersisa pada klien pasca stroke sehingga mengurangi ketergantungan dengan orang lain.

12

c) Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalani Fisioterapi Di Instalasi Rehabilitasi Medk RSUD Sleman Yogyakarta
Hasil analisa data diketahui terdapat dukungan keluarga tinggi dan patuh menjalani fisioterapi 6 orang (30,0 %), dukungan keluarga sedang dan patuh 8 orang (40,0%), dan klien dengan dukungan keluarga rendah dan patuh menjalani fisioterapi 3 orang (15,0%). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartama sebanyak (61,8%) responden mendapat dukungan baik dan patuh menjalani senam lansia. Hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa dukungan keluarga memberikan pengaruh terhadap kepatuhan lansia dan melaksanakan senam lansia,dan kepatuhan merupakan manifestasi dari suatu sikap dan perilaku yang berkaitan erat dengan motivasi terutama berupa dukungan yang diperoleh dari keluarga terdekat. 11 Hasil analisa data sebanyak 6 orang responden (30,0%) mendapat dukungan tinggi dan patuh, dan 8 orang responden (40,0%) mendapat dukungan keluarga sedang dan patuh, hal ini didukung oleh teori yang dkemukakan oleh Friedman dalam Mubarok yang menyatakan lima fungsi dasar keluarga yang salah satunya adalah fungsi afektif. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui adanya perasaan saling memiliki antara satu sama lain sehingga tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. 17 Terdapat 3 orang (15,0%) yang mendapat dukungan keluarga rendah dan tidak patuh, hal ini dikarenakan karena penyakit stroke merupakan penyakit kronis yang proses penyembuhannya lama dan menimbulkan keterbatasan fisik. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Setyawati, yang mengemukakan bahwa keterbatasan fisik yang dimiliki oleh penderita dengan kecacatan akan menurunkan kemampuan bekerja dan beraktifitas, stigma terhadap kecacatan akan membuat penderita merasa putus asa dan kehilangan motivasi, sehingga mereka merasa tidak berguna dan berdampak pada ketidakpatuhan dalam menjalani suatu terapi pengobatan.6 Hasil analisa data juga menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan klien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi di instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman, hal ini dapat terlihat dari hasil pengujian yang menunjukkan nilai P atau asymp sig (2-sided) sebesar 0,034 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) yang artinya menolak H0, sehingga hipotesis diterima.

13

Hasil penelitian ini didukung oleh penlitian Ari Ni Wayan. Nilai hitung Chi square hitung (X2) sebesar 5,275 nilai ini menunjukkan bahwa Chi square hitung (X2) lebih besar dari X2 tabel yaitu 5,275>4,605, sehingga H0 ditolak yang berarti ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan penderita Diabetes melitus dalam menjalani terapi diet. Dukungan yang diberikan keluarga akan menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik pada klien pasca stroke sehingga diwujudkan dengan kepatuhan klien dalam menjalani fisioterapi.18

D. KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan


Hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah dengan kepatuhan menjalani fisioterapi pada klien pasca stroke di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman Yogyakarta. P-value sebesar 0,034 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) yang artinya menolak H0, sehingga hipotesis diterima. Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai C yaitu 0,489 yang dikategorikan kategori kuat (0,4400,499).sebagai berikut: a) Dukungan keluarga yang diberikan kepada klien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman termasuk dalam kategori sedang (55,0%). b) Kepatuhan klien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sleman termasuk dalam kategori patuh (65,0%). c) Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalani fisioterapi di Instalasi rehabiltasi medik RSUD Sleman Yogyakarta.

2) Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: a) Bagi Instalasi Rehabilitasi Medik;Dokter di Instalasi Rehabilitasi Medik: Harusnya sudah berada di ruang praktik pukul 09.00 pagi, sehingga pasien tidak terlalu lama menunggu. b) Bagi Perawat Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada perawat di bangsal maupun di Instalasi Rehabilitasi Medik agar memberikan pelayanan konseling tentang manfaat melakukan fisioterapi bagi keluarga klien pasca stroke yang pertama kali datang untuk mengikuti fisioterapi, sehingga interaksi antara perawat, klien dan keluarganya terjalin dengan baik dan dapat meningkatkan kepatuhan klien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi.

14

c)

Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa dan menyempurnakan keterbatasan penelitian seperti menambah jumlah sampel, dapat membedakan kunjungan klien pasca stroke yang menjalani fisioterapi dan memperpanjang waktu penelitian.

DATAR PUSTAKA

1. Buckman, dan Jenny, S.(2010).Apa Yang Harus Anda Ketahui tentang Merawat Pasien Stroke.Editor edisi Bahasa Indonesia,Setio Hingawati (editor) Klaten: PT.Intan Sejati 2 . Bustan,M.N.(2007). Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta:Rineka Cipta 3 Purwanti,O.S dan Arina Maliya (2008).Rehabilitasi Klien Pasca Stroke.Jurnal Berita Ilmu Keperawatan.vol.1.Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta:Surakarta. 4. Nursanti.(2007).Gambaran Tingkat Ketergantungan Activity Daily Living Pada Pasien Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik berdasarkan Indeks Barthel di Unit Stroke RSUP DR.Sardjito Yogyakarta.Sripsi,Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.Tidak diterbitkan 5. Muttaqin, Arif.(2007).Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.Salemba Medika: Jakarta 6. Setyawati (2007).Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Penderita Kusta Di Puskesmas Kunduran Kabupaten Blora .Program Studi S1 Ilmu Keperawatan FK UGM (skripsi).Yogyakarta.Tidak diterbitkan 7. Friedman.M.M.(1998).Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik alih bahasa, Ina Deborah R.L,.Yoakim asy:Editor,Yasmin Asih,Setiawan,Monica Ester.-Ed.3.-.Jakarta:EGC 8. Arikunto, Suharsimi (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta 9. Sugiyono.(2010).Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Cv Alfabeta 10. Aziza dkk.(2006).Internet.Kepatuhan Pasien Faktor Penting Keberhasilan Terapi. vol,7 no 5. Avalaible from: http://info-pom.go.id [Accessed 6 November 2011] 11. Kartama, I Gede Novi .(2011).Hubungan Antara Dukungan Keluarga DEngan Kepatuhan Melaksanakan Senam Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kubu I Kecamatan Kubu Kabupaten KarangAsem Bali .Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.Tidak Diterbitkan 12. Prasetyaningsih, B. (2011).Tingkat Motivasi Keluarga Penderita Stroke Dalam Memanfaatkan Layanan Fisioterapi di Klinik Fisioterapi Di Rumah Sakit Bethesda .Program Studi D-III Keperawatan Bethesda (karya ilmiah).Yogyakarta. Tidak diterbitkan. 13. Pramesti, Anak Agung Inten.(2011).Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke Di Ruang Melati IV RSUP DR.Soeradji Tirtonegoro Klaten.Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.Tidak Diterbitkan

15

14. Asraman, I.A.G (2011). Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus Dalam Menjalani Terapi Diet Di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.Program Studi S1 Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta. Tidak diterbitkan. 15. Pandji, Dewi.(2010).Stroke Bukan Akhir Segalanya.Jakarta: PT.Elex Media Komputindo kelompok Gramedia 16. Niven, Neil.(2002).Psikologi kesehatan:Pengantar untuk perawat & profesional kesehatan lain/ Niven Neil;alih bahasa Agung Waluyo; editor, Monica Ester.-Ed.2.- EGC:Jakarta 17. Mubarok, W. Dkk. 2009. Ilmu keperawatan komunitas konsep dan aplikasi. Salemba Medika: Jakarta 18. Ari N.W.H.(2011).Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus Dalam Menjalani Terapi Diet Di RSUD Panembahan Senopati BantulProgram Studi S1 Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta. Tidak diterbitkan

16

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy