Modul 1 - Cpob
Modul 1 - Cpob
Modul 1 - Cpob
DEFINISI CPOB
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu
Sertifikasi I
Op. Manual
WH0-GMP voluntary
1971 1989
1990 1990
1990
2001
2001
2006
2007
2009
1971
1988
1989 1994
1990 2001
2005
2006 2008
2009
: Suplement CPOB
Ditetapkan melalui surat keputusan menteri kesehatan 43/Menkes/SK/II/1988-Tgl.2 Peb 1988 Dengan adanya ketentuan tersebut semua industri farmasi di Indonesia harus mengacu pada ketentuan CPOB dalam seluruh rangkaian pembuatan obat jadi
5
Ketentuan CPOB
cG M P
GMP is also sometimes referred to as "cGMP". The "c" stands for "current," reminding manufacturers that they must
employ technologies and systems which are up-todate in order to comply with the regulation.
Systems and equipment used to prevent contamination, mix-ups, and errors, which may have been "top-of-the-line" 20 years ago, may be less than adequate by today's standards.
Other GMPs
The formalization of good manufacturing practices commenced in the 1960s and they are now in effect in over 100 countries ranging from Afghanistan to Zimbabwe. Many countries have not developed local requirements and rely on the World Health Organization Good Manufacturing Practices for Pharmaceutical Prodducts. Regional requirements have also appeared with application to several countries. Examples of these inciude : a) Pharmaceutical Inspection Convention (PIC) Guide to Good Manu-facturing Practice for Pharmaceutical Products Austria, Denmark, Finland, Hungary, Ireland, Liechtenstein, Norway, Portugal, Romania, Sweden, Switzerland, and United Kingdom.
b) Association of South East Asia Nations (ASEAN) Good Manufac-turing Practice : General Guidelines Brunei, Indonesia, Malaysia, Vitnam, Fhilippines, Singapore, and Thailand. c) European Economic Community (EEC) Guide to Good Manufac-turing Practice for Medicinal Products-Belgium, Denmark, France, Germany, Greece, Ireland, Italy, Luxembrueg, the Netherlands, Portugal, Spain, the United Kingdom, and more recently Austria, Finland, and Sweden.
Badan POM
Cara kita bekerja dalam memproduksi obat mempengaruhi orang yang memakai obat kita. Pemakai obat kita percaya bahwa produk kita adalah Aman, Murni dan Efektif
cGMP
PRODUKSI
PROMOSI
Mengurangi risiko produk tidak memenuhi syarat mutu Mengurangi risiko ketidak sesuaian dengan peraturan Mengurangi stres dan frustrasi
Pelanggaran terhadap ketentuan CPOB dapat bekonsekuensi dari yang ringan hingga berat, tergantung dari besar kecilnya pelanggaran.
Teguran
Penarikan kembali obat yang beredar (recall) Penutupan pabrik
Sanksi tersebut dikenakan karena pemerintah bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan masyarakat pemakai obat kita.
Hal tersebut sebenarnya merupakan tanggung jawab kita juga. Pelanggaran akan merusak reputasi perusahaan, dan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
pencatatan pada saat bekerja, bukan setelah (sebelum) bekerja Validasi pekerjaan anda
19
yang baik akan membuat alat selalu berfungsi baik dan siap digunakan
Kebiasaan bersih dan cara kerja yang cermat dapat menghindarkan terjadinya kontaminasi dan kesalahan
Dalam pembahasan pedoman CPOB terdapat beberapa istilah yang harus diketahui, karena sering digunakan.
Pemahaman terhadap istilahistilah tersebut penting, untuk memudahkan memahami tentang pedoman CPOB
Produk Jadi
Produk Jadi: Produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan obat. Telah selesai diolah dan dikemas, siap dipasarkan.
Produk ruahan
Produk ruahan: Bahan yang telah selesai diolah, tinggal dikemas. Contoh: tablet yang telah dicetak, kapsul yang sudah diisi.
25
Produk antara
Produk antara: Bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan tahapan pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan. Contoh: granul tablet yang belum dicetak, granul kapsul yang belum diisikan.
26
Bahan awal
Bahan awal: Semua bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam produksi obat.
27
Semua bahan aktif dan bahan tidak aktif yang digunakan dalam pengolahan obat. Bahan baku aktif : Bahan yang memiliki efek langsung terhadap tubuh. Bahan yang memiliki khasiat.
Bahan baku tidak aktif: Bahan yang tidak memiliki efek langsung terhadap tubuh pasien. Tidak memiliki khasiat, digunakan untuk membantu formulasi. Contohnya : Air dan gula untuk pemanis sirup.
Bahan pengemas : Semua bahan yang digunakan untuk mengemas produk. Untuk memudahkan distribusi produk dan untuk melindungi produk dari pengaruh lingkungan.
Terdiri dari:
Bahan pengemas primer Bahan pengemas sekunder
Bahan pengemas primer : Bahan pengemas yang berkontak langsung dengan produk
Karena berkontak langsung dengan produk, proses pengemasan primer harus dilakukan di area pengolahan, tidak boleh dilakukan di area pengepakan.
Bahan pengemas sekunder : Bahan pengemas yang tidak berkontak langsung dengan produk.
Proses pengemasan sekunder harus dilakukan di area pengepakan, tidak boleh di area pengolahan
Batch (1)
Sejumlah tertentu obat yang memiliki sifat dan mutu yang seragam. Dibuat atas satu perintah produksi : Batch record/ batch processing order
Diolah dalam satu siklus pengolahan: satu kali mixing, satu kali coating, kecuali apabila hasilnya dicampurkan
Batch (2)
Lot (1)
Lot : Bagian dari batch yang memiliki sifat dan mutu yang seragam.
Dalam proses pengolahan suatu produk dapat ditemui tahapan yang mengharuskan untuk membagi batch kedalam beberapa bagian Misalnya: karena kapasitas mesin yang kecil: mixer, coating dan autoclave
Lot (2)
Sebelum bagian-bagian batch dapat dicampurkan, harus dipastikan bahwa semua bagian memiliki sifat mutu yang seragam Misal : hasil pengeringan FBD Apabila bagian batch tidak dijamin memiliki mutu seragam, harus dibagi kedalam lot-lot, dan masing-masing lot diperiksa. Misal : hasil autoclave, coating, mixing
BANGUNAN
1. PEMILIHAN LOKASI
Tidak dilingkungan perumahan
Sebaiknya dikawasan Industri Bebas pencemaran : udara, tanah, air, lingkungan
Kelas hitam
Kelas hitam digunakan untuk:
Penanganan produk ruahan yang sudah tertutup kemasan primer: pengepakan Wadah tertutup rapat : gudang
Pakaian kerja
Kelas abu-abu
Digunakan untuk
Pengolahan Pengambilan contoh bahan baku Pengemasan primer
Pakaian kerja
Baju, celana sepatu Tutup kepala, masker
Kelas putih
Digunakan untuk pengolahan produk steril Merupakan kelas yang tertinggi tingkat kebersihannya, baik dari segi partikel ataupun jumlah mikrobanya. Pakaian kerja (khusus) Baju, celana, sepatu Tutup kepala, masker Sarung tangan, goggle (kaca mata)
Temperature
Humidity
Air
Cleanliness Pressure
Room
Air
movement
Lighting 43
AS EA N
PICs FDA
At rest
0,5 mm 5mm 0
In operation
0,5mm 3 500 5mm 0
I I II
III IV
A B C
D NC
3 500
0 2 000
20 000 Not defined
2000 20 000
Not defined Not defined
(LAF/UDAF) = laminar air flow or uni-directional air flow (Turb.) = turbulent or non-uni-directional air flow
Keterangan
Operasional
0,5m
Tidak ditetapkan
5m
Tidak ditetapkan
Jumlah mikroba ditetapkan oleh masing-masing industri farmasi, misal: ruang pengolahan dan pengemasan primer. Ruang pengemasan sekunder tidak berhubungan langsung dengan area luar; untuk memasuki ruang ini disarankan melewati suatu ruang penyangga udara (airlock) atau ruang antara (ante- room).
E
ruang proses
3.500. 000
F
ruang pengemasan sekunder Tidak ditetapkan Tidak ditetapkan Tidak ditetapkan Tidak ditetapkan
G
gudang, tehnik, lab, kantin
Tidak ditetapkan
Tidak ditetapkan
Tidak ditetapkan
Tidak ditetapkan
Ruang produksi betalaktam (dry sirup, kapsul, tablet) Tekanan udara dalam ruang pengolahan < tekanan udara di koridor ( P = 10-15 Psi) Tekanan udara dalam ruang produksi < tekanan udara luar
( P = 10-15 Psi)
One way air lock = Ruang antara yang pintunya hanya bisa dibuka salah satu saja
1. Tekanan ruang pengolahan sediaan solid < tek. di ruang koridor (bertujuan agar debu yang dihasilkan di ruang pengolahan solid tidak menyebar ke ruang lain via koridor)
2. Tekanan ruang pengolahan sediaan Liquid > tek. di ruang koridor/solid (bertujuan agar debu yang berasal dari solid tidak pindah ke ruang pengolahan liquid yang relatif tidak berdebu)
3. Tekanan diruang produksi non-betalaktam > tekanan udara luar (bertujuan agar debu yang berasal luar gedung tidak dapat masuk ke dalam gedung melalui aliran udara luar)
Kesimpulan :
P. ruang liquid > P. ruang koridor > P. ruang solid > P. ruang luar
Betalactam area
1.
2.
3.
Tekanan udara di koridor > tekanan udara di ruang pengolahan dry sirup & solid (tablet & kapsul), agar partikel debu dari mikrospora betalactam tidak menyebar ke koridor yang dapat menyebabkan cross contamination antara ruang pengolahan yang lain Tekanan udara di ruang produksi betalactam < tekanan udara luar, agar partikel debu dari mikrospora betalactam tidak menyebar ke luar saat pintu air lock dibuka. Debu yang dibawa udara luar tidak dapat mengalir masuk ke ruang pengolahan (walaupun tekanannya lebih besar) karena daun pintu air lock hanya dapat terbuka salah satu saja. Selain itu air lock dilengkapi dengan air shower untuk mencuci dengan udara bersih orang yang melewatinya. Kesimpulan : P. ruang pengolahan dry syrup/solid < P.koridor < P. udara luar
R. MIXING
LAB. QC
R. PENGERINGAN GRANUL
R. CETAK TABLET
R. COATING
R CUCI ALAT
+
++
JANITOR
RA O
R.SAM RA PLING B
RA
++
KORIDOR GREY
+
R. TIMBANG
+
R. STAGING
+
R. PRODUK ANTARA
+
R PROSES COD
R FILLING COD
+
R. PRODUK RUAHAN
+
RA
R.STRIP PING
OVEN
CUCI BOTOL
KORIDOR BLACK
R. PENGEMASAN SEKUNDER
R. CODING
52
C/D D
AUTOCLAVES
FILLING MACHINE
H E P A
STER. OVEN
D
20Pa FORMULATION ROOM CHANGE
C
A/L
30Pa
60Pa 40Pa
20Pa
D/E
D/E D/E
Material Airlock untuk Komponen 20Pa
D
20Pa Material Airlock Produk Ruahan
E
FINISHED PRODUCT STAGING
D/E
MAT A/L
E
PERSONEL 10Pa
E
10Pa
10Pa
D/E
Personil Airlock
5'-6"
20Pa
A/L
Salah satu sasaran utama pedoman CPOB adalah untuk menghilangkan resiko kontaminasi atau pencemaran terhadap produk.
Kontaminasi terhadap produk yang terjadi selama proses produksi, tidak selalu dapat diketahui melalui pemeriksaan produk jadi.
Kontaminasi adalah masuknya pengotor atau impurities yang dapat berupa bahan kimia, mikroba dan partikel asing kedalam bahan awal atau produk antara Kontaminasi dapat terjadi selama proses produksi, pengambilan contoh, pengepakan, penyimpanan atau transport.
Penyebab kontaminasi
2.
3. 4.
No 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
Bentuk Sediaan Tablet biasa non antibiotika Tablet biasa antibiotika Penisilin dan turunannya Kapsul keras non antibiotika Kapsul keras antibiotika
Kapsul keras antibiotika Penisilin dan turunannya Cairan obat luar non antibiotika Cairan oral non antibiotika Cairan oral antibiotika
No
No Sertifikat CPOB
Bentuk Sediaan
9.
10. 11. 12.
2084/CPOB/A/VI/99
2085/CPOB/A/VI/99 2110/CPOB/A/IX/99 2111/CPOB/A/IX/99
13.
2650/CPOB/A/XII/05
Tablet biasa antibiotika Sefalosporin dan turunanya Kapsul keras antibiotika Sefalosporin dan turunannya
Sirup kering antibiotika Sefalosporin
14.
2651/CPOB/A/XII/05
15.
2652/CPOB/A/XII/05
TERIMA KASIH