1 SM
1 SM
1 SM
ABSTRAK
Kutuh village is the youngest village in South Kuta District which is formally formed in 2002 as an
effect of expansion of Ungasan village and become one of receiver of minimum allocation village
grant (ADD) in Badung Regency. From the problem above therefore the aim of this study is to know
the implementation of ADD in managing the village potency in Kutuh village in 2008-2013. The
method of this study is descriptive qualitative. The data collected by observation and interview.
Some conclusions were got in this study: First, implementation of ADD in Kutuh village runs well.
From 2008 to 2010 ADD was the biggest grant that received by Kutuh village that is use to maintain
some community empowerment programs, stationery, additional salary for headman and some of
village functionary, and also the development of the village potency in tourism field that is
development of Pandawa Beach. However in 2011 to 2013 ADD that received by Kutuh village was
decrease that makes an effect in village finance. Second, the problem in financial can be solved by
Kutuh village with the realization in development of village potency in tourism field because of I
Nyoman Mesir as an innovative, communicative, and has high motivation to increase the
community prosperity headman in period 2002-2013. He also helped by the village functionary that
has good human resources and performance and also supported by adequate facilities and
infrastructure. Third, the succeed of village government in Kutuh on implementing ADD proved by
no manipulation or misappropriation in ADD.
Key words: Implementation Policy, Allocation Village Grant, Management Potency of Kutuh Village
PENDAHULUAN
sistem
Pemerintahan
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia.
Pendanaan untuk desa juga telah
ditetapkan pada pasal 67 ayat (1), (2), dan (3)
dalam PP nomor 72 tahun 2005 karena dana
yang akan diberikan baik berasal dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
sangat
diperlukan
untuk
melaksanakan
pemerintahan desa dan pembangunan desa.
Setiap desa akan mendapatkan dana dari
sumber-sumber pendapatan desa yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa pada pasal 4 ayat
(3) adalah PAD (Pendapatan Asli Desa), Bagi
Hasil Pajak Kabupaten/Kota, Bagian dari
Retribusi Kabupaten/Kota, ADD (Alokasi Dana
Desa), Bantuan Keuangan dari Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
Desa lainnya, Hibah, dan Sumbangan Pihak
Ketiga.
Adanya ADD ini memperlihatkan bahwa
pemerintah pusat juga turut berpartisipasi
dalam membangun desa. Walaupun otonomi
daerah mewajibkan setiap daerahnya untuk
mengatur rumah tangganya sendiri dengan
meningkatkan potensi-potensi yang dimiliki
daerah tersebut, tetapi bukan berarti lepas dari
bagian Pemerintah Republik Indonesia. Oleh
karena itu, ADD yang diberikan rutin pada
setiap desa mulai tahun 2008 ini menjadi
sumber pendapatan tambahan yang membantu
keuangan desa secara berkelanjutan.
Ketersediaan dana pada desa tentunya
sangat berpengaruh terhadap pembangunan
desa terutama pada pengembangan dan
pengelolaan potensi desa. Karena dana yang
rutin diberikan oleh pemerintah kabupaten/kota
dan
pemerintah
pusat
akan
menjadi
pendongkrak
pertumbuhan
pembangunan
potensi desa yang akan menghasilkan
pendapatan dan membuat desa mandiri serta
berujung pada kesejahteraan masyarakat desa.
Salah satu desa yang sukses dan dapat
dijadikan sebagai desa teladan adalah Desa
berasal
dari
pemerintah
pusat
tetapi
pengawasannya dilakukan oleh pemerintah
daerah.
Oleh karena itu implementasi ADD
menjadi menarik untuk diteliti agar dapat
mengetahui
pengaruh
ADD
terhadap
perkembangan desa terutama pengelolaan
potensi desa dimana ADD berasal dari
pemerintah pusat tetapi pertanggungjawaban
dan pengawasan ada pada pemerintah daerah.
Karena pengawasan yang dilakukan
bukan dari pemerintah pusat melainkan dari
pemerintah daerah akan mempunyai lebih
banyak peluang implementasi penggunaan
ADD menjadi melenceng dari tujuan yang
seharusnya. Ada beberapa permasalahan
dalam penggunaan ADD yang timbul ke
permukaan, contohnya salah satu kasus Kepala
Desa yang telah divonis bersalah melakukan
korupsi ADD pembangunan jalan senilai Rp 150
juta. Jika implementasinya tidak diawasi dengan
sungguh-sungguh ini merupakan bukti bahwa
ADD menjadi rentan dikorupsi dan pada
akhirnya menghambat pembangunan desa
terutama pengembangan potensi-potensi desa
tersebut.
Dengan
berbagai
permasalahan
tersebut diatas, maka penelitian ini ditujukan
untuk dapat mengetahui Implementasi Alokasi
Dana Desa (ADD) yang terjadi di desa,
terutama hubungannya dengan pengelolaan
potensi desa. Karena Desa Kutuh termasuk
desa yang sukses dalam pengelolaan potensi
desa, maka dapat dijadikan tolak ukur apakah
desa mampu menggunakan dana yang
diberikan pemerintah dengan baik atau tidak.
KAJIAN PUSTAKA
B. Konsep Implementasi
A. Kebijakan Publik
Implementasi
kebijakan
adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individuindividu, para pejabat atau pemerintah, yang
terkadang dalam interaksinya terdapat muatan
politik yang mengarah pada tercapainya tujuantujuan pada kebijakan yang telah diputuskan
sebelumnya.
adanya
sarana
dan
prasarana
maka
implementasi kebijakan tersebut tidak berhasil.
Disposisi atau sikap dari pelaksana
sangat berpengaruh terhadap implementasi.
Jika pelaksanaan kebijakan ingin efektif, maka
para pelaksana kebijakan tidak hanya harus
mengetahui yang bisa dilakukan tetapi juga
harus
memiliki
kemampuan
untuk
melaksanakannya, sehingga dalam prakteknya
tidak terjadi bias. Beberapa hal penting yang
perlu dicermati pada variabel disposisi adalah:
Pengangkatan birokrasi yaitu, pelaksana
kebijakan haruslah orang-orang yang memiliki
dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan
dan berguna bagi warga.
Insentif adalah teknik yang disarankan
untuk mengatasi masalah kecenderungan para
pelaksana kepada kepentingan pribadinya
dengan
memanipulasi
insentif
seperti
menambah keuntungan atau biaya tertentu
mungkin dapat menjadi faktor pendorong yang
membuat
para
pelaksana
kebijakan
melaksanakan perintah dengan baik.
Variabel terakhir adalah struktur
birokrasi. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah
kebijakan harus dapat mendukung kebijakan
yang telah diputuskan secara politik dengan
melakukan koordinasi yang baik. Dua
karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja
struktur birokrasi/organisasi adalah dengan
melakukan Standar Oprasional Prosedur (SOP)
adalah suatu kegiatan rutin yang dilakukan para
pegawai/pelaksana setiap hari sesuai dengan
standar yang ditetapkan atau standar minimum
dan pelaksanaan fragmentasi adalah upaya
penyebaran tanggungjawab kegiatan-kegiatan
atau
aktivitas-aktivitas
pegawai
diantara
beberapa unit kerja.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif dengan studi yang
mengkaji implementasi Alokasi Dana Desa
(ADD) dalam pengelolaan potensi desa di Desa
4
KESIMPULAN
Berdasarkan temuan yang didapatkan
dilapang serta teori yang digunakan untuk
menganalisis implementasi Alokasi Dana Desa
(ADD), secara umum disimpulkan bahwa
implementasi Alokasi Dana Desa di Desa Kutuh
berhasil dan berjalan sesuai tujuan dan tepat
sasaran. Mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi
implemetasi Alokasi Dana Desa berjalan
dengan baik. Namun, pada tahap penyaluran
ADD sering terlambat. ADD biasanya disalurkan
pada pertengahan tahun yang mengakibatkan
mundurnya kegiatan atau program yang telah
direncanakan dan tentunya mengganggu
10
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. (2012). Dasar-dasar Kebijakan
Publik. Bandung: Alfabeta.
Amins, Achmad. (2012). Manajemen Kinerja
Pemerintah Daerah. Yogyakarta: LaksBang
PRESSindo.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif:
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Faried Ali, Haji. (2011). Teori dan Konsep
Administrasi: Dari Pemikiran Paradigmatik
Menuju
Redefinisi.
Jakarta:
PT
RajaGrafindo Persada.
Kaho, Josef Riwu. (2007). Prospek Otonomi
Daerah di Negara Republik Indonesia:
Identifikasi
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Penyelenggaraan
Otonomi
Daerah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
11
PERATURAN PERUNDANGAN
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
WEBSITE
Anonymous. (2012). Beberapa Teori tentang
Pembangunan dan Pembangunan Pedesaan.
[online] diakses pada tanggal 28 Maret 2013 di
http://2frameit.blogspot.com/2012/04/beberapateori-tentang-pembangunan-dan.html
Yusuf Arif, Muhammad. (2011). Implementasi
Kebijakan Alokasi Dana Desa Dalam Upaya
Mewujudkan Good Governance (studi Tentang
Implementasi Perda No. 12 Tahun 2011
12