Direct Production Cost (DPC) : A. Manufacturing Cost (MC)
Direct Production Cost (DPC) : A. Manufacturing Cost (MC)
Direct Production Cost (DPC) : A. Manufacturing Cost (MC)
ROI =
51,391,144,288.75
ROI = 136,493,449,874
ROI = 37.65%
Berdasarkan Tabel 8-1 [Peter, 2003] diketahui bahwa untuk pabrik dengan proses
teknologi yang baru. Nilai minimal acceptable Rate of return (MARR) yang dapat diterima adalah
sama dengan atau lebih besar dari 32-48%, dari hasil perhitungan, diperoleh dari ROI sebesar
37.65%. Nilai ini menunjukkan pabrik ini layak untuk didirikan karena ROI lebih besar nilai yang
diperbolehkan.
136,493,449,874
=
36,796,199,325.80
Dari hasil perhitungan, diperoleh dari PBP sebesar 3 tahun 8 bulan. Nilai ini menunjukkan pabrik
Triacetin ini layak untuk didirikan karena Pengembalian modal hendaknya kurang dari 5 tahun
masa operasi.
c. Break Event Point (BEP)
Titik impas pendapatan dan biaya produksi yang diperoleh dari kapasitas produksi. Nilai
ini menunjukkan keuntungan pabrik akan dicapai setelah kapasitas produksi diatas persentase ini.
( + 0,3 )
=
0,7
BEP didapat dengan menghubungkan tiga variabel biaya yaitu biaya tetap, biaya total
produksi dan harga jual produk. Variabel biaya ditampilkan ditampilkan dibawah dan hasil
keuntungan break event point di tunjukkan pada gambar 4.1
( + 0,3 )
=
0,7
(Rp 17,402,914,859.80 + 0,3(Rp 113,242,109,271.38)
=
Rp 443,544,705,660.27 Rp 233,799,409,659.63 0,7(Rp 113,242,109,271.38 )
= 0,3938
= 39,38 %
Kapasitas produksi pada titik BEP = 39.38 % x 25.000 ton
= 9843.99 ton
d. Shut Down Point (SDP)
Shut down point adalah suatu titik dimana pada kondisi itu jika proses dijalankan maka
perusahaan tidak akan mendapatkan laba tetapi juga tidak mengalami kerugian, tetapi jika pabrik
beroperasi pada kapasitas dibawah titik shut down point maka pabrik akan mengalami kerugian.
(0,3 )
=
0,7
(0,3 x Rp 113,242,109,271.38 )
=
Rp 443,544,705,660.27 Rp 233,799,409,659.63 0,7(Rp 113,242,109,271.38 )
= 0,2604
= 26,04%