Jurnal 1 PDF
Jurnal 1 PDF
Jurnal 1 PDF
JAGUNG TRANSGENIK YANG MENGANDUNG GEN Bt ternyata mengekspresikan ketahanan yang rendah ter-
hadap serangga (Perlak et al. 1991). Hal tersebut di-
Gen Bt
hipotesakan bahwa penggunaan codon dari gen cry Bt
Gen Bt adalah gen yang diisolasi dari bakteri ta- (yang diisolasi dari bakteri) dikelabui oleh keharusan
nah Bacillus thuringiensis (Bt). B. thuringiensis telah di- untuk mengekspresi dalam sel bakteri, sehingga dieks-
gunakan oleh petani di negara maju sebagai pestisida presikan tidak optimum dalam sel tanaman. Kendala
hayati yang aman sejak puluhan tahun yang lalu. Isti- ini dipecahkan dengan mensintesis urutan (sequence)
lah populer cry adalah singkatan dari crystal merupa- gen secara kimiawi untuk menghilangkan banyaknya
kan representasi gen dari strain Bt yang memproduksi motif urutan adenine thymine (AT)-rich. Banyaknya
kristal protein yang bekerja seperti insektisida (insecti- urutan (AT) menyebabkan tidak stabilnya mRNA dari
cidal crystal protein) dan dapat mematikan serangga tanaman transgenik. Hasil percobaan tanaman trans-
hama. Sampai saat ini, sejumlah gen Bt telah diisolasi genik dengan gen Bt sintetis menunjukkan peningkat-
dan dimasukkan ke dalam delapan kelompok atau ke- an ekspresi keefektifan ketahanan terhadap serangga
las gen cry berdasarkan virulensinya yang spesifik ter- antara 10-100 kali (Perlak et al. 1991).
hadap kelompok serangga sasaran (Crickmore et al.
1998). Sebagai contoh, gen cryI, cryIX, dan cryX dapat Jagung Bt yang Disetujui untuk Dilepas dan
mematikan serangga dari golongan Lepidoptera, se- Dikomersialkan
dangkan cryV dapat mematikan serangga dari golong- Menurut James (2003) tiga gen cry telah ditrans-
an Lepidoptera dan Coleoptera. formasikan ke tanaman jagung, yaitu cry IA(b), cry
Semua gen yang menyandi 130-140 kDa protoxin 3B(b1), dan cry 1F(a2). Gen cry IA(b) diisolasi dari B.
dan aktif terhadap larva Lepidoptera digolongkan ke thuringiensis var. Kurstaki, gen cry 3B(b1) diisolasi dari
dalam kelas cryI yang selanjutnya dibagi menjadi sub- B. thuringiensis var. kumamotoensis, dan gen cry
kelas A sampai G. Berdasarkan identitas asam amino- 1F(a2) diisolasi dari B. thuringiensis var. aizawi. Ketiga
nya (>80%), subkelas gen cryIA dibagi menjadi IA(a), gen tersebut disetujui untuk digunakan di jagung Bt
IA(b), dan IA(c). Kelas cryII memproduksi 66 kDa pro- untuk tujuan komersial (James 2003).
toxin aktif dibagi menjadi subkelas A dan B. Gen cryIIA Jagung Bt pertama yang disetujui untuk dilepas
aktif terhadap larva Lepidoptera dan Diptera, sedang- dan dikomersialkan pada tahun 1995 adalah jagung Bt
kan cryIIB aktif hanya pada Lepidoptera. Gen cryIII event 176 dengan nama dagang ND (knock-out) yang
menghasilkan 73 kDa protein yang aktif terhadap larva mengandung gen cryIA(b) (James 2003). Tiga event ja-
Coleoptera. Gen cryIV telah diisolasi hanya dari Bt gung Bt yang mengandung gen cryIA(b), yaitu MON810
subsp. israelensis dan menghasilkan 135, 128, 74, dan dengan ND Yield Gard (R) corn borer 176, dan Bt 11
72 kDa protein aktif terhadap larva Diptera. Gen cry dengan ND Yield Gard (R) yang dikomersialkan secara
baru telah diisolasi dari B. thuringiensis subsp. thomp- global. Pada tahun 2002 dari ketiga event tersebut,
soni dan diberi nama cryV. Gen tersebut menghasilkan event MON810 mendominasi pertanaman jagung Bt,
toksin 80 kDa dan aktif terhadap Lepidoptera dan sampai 80% (James 2003). Jagung Bt lain yang disetu-
Coleoptera. Gen cry yang aktif terhadap nematoda di- jui untuk dikomersialkan adalah event MON863 de-
masukkan ke dalam kelas cryVI (Crickmore et al. ngan ND Yield Gard (R) rootworm yang mengandung
1998). gen cry 3B(b1) dan event TC1507 dengan ND Herculex
Pada umumnya gen yang ditransformasikan ke (R) 1 yang mengandung gen cry 1F(a2).
dalam tanaman transgenik tahan serangga hama dari Event jagung Bt yang dikenal dengan nama
kelompok Coleoptera atau Lepidoptera adalah gen Starlink telah menimbulkan kehebohan di Amerika
cryBt (Herman et al. 2004). Kristal δ-endotoksin Bt ada- Serikat (AS). Event jagung Bt ini adalah CBH 351 yang
lah protein yang dapat berfungsi sebagai insektisida. mengandung gen cry 9C untuk mengendalikan ECB.
Protein (protoksin) tersebut akan diaktifkan oleh pro- Jagung Bt tersebut hanya disetujui ditanam di AS un-
tease dalam usus tengah (midgut) larva serangga. Tok- tuk pakan. Pada September 2000, organisasi konsu-
sin yang sudah aktif berinteraksi dan menempel pada men AS melaporkan bahwa jagung Starlink dideteksi
receptor di sel-sel epithelial usus tengah serangga yang pada produk makanan, yaitu Kraft Taco Bell Tortila.
menyebabkan terganggunya integritas membran dan Jagung Starlink tidak disetujui untuk digunakan seba-
membuat lubang, sehingga terjadi kebocoran (Gill et gai bahan pangan, karena dikhawatirkan akan menim-
al. 1992). bulkan alergi pada manusia yang memakannya. Dam-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen cryBt pak dari kasus tercampurnya jagung Starlink dengan
tipe liar (wild type) yang ditransformasi ke tanaman produk makanan, adalah ditariknya jagung tersebut
2007 HERMAN: Sebelas Tahun Perkembangan Jagung Bt 75
oleh produsennya dari peredaran (James 2003). Sehu- PENANAMAN JAGUNG Bt SECARA GLOBAL
bungan dengan kekhawatiran bahwa jagung Starlink
Pada tahun 1996, jagung Bt mulai ditanam secara
yang mengandung gen cry 9C dapat menimbulkan
global dengan luas areal tiga juta ha. Luasan tersebut
alergi apabila dikonsumsi manusia, maka pada bulan
meningkat terus sampai tahun 1999 menjadi 7,5 juta
Juli 2001 Scientific Advisory Panel dari Badan Proteksi
ha (James 2003). Pada tahun 2000 dan 2001, luas areal
Lingkungan AS telah melakukan pertemuan untuk
pertanaman mengalami penurunan, masing-masing
mengevaluasi informasi dan data yang tersedia me-
6,8 juta ha dan 5,9 ha. Penurunan luas areal ini terjadi
ngenai jagung Starlink (James 2003). Panel menyim-
di AS, disebabkan oleh terjadinya penurunan ekspor
pulkan dan merekomendasikan bahwa kemungkinan-
jagung ke Eropa akibat persepsi publik terhadap isu
nya kecil jagung Starlink menimbulkan alergi pada
keamanan hayati dan keamanan pangan dari GMO
manusia apabila dikonsumsi.
(genetically modified organisms) di Eropa (James
Jagung Bt Generasi Lanjut 2003). Mulai tahun 2002, luas areal jagung Bt mening-
kat kembali (Tabel 1). Penggabungan dua sifat (gen)
Jagung Bt generasi lanjut dikembangkan dengan ke dalam satu tanaman transgenik (stack gene) mulai
menggabungkan dua gen Bt (stacked genes) atau de- dilakukan oleh berbagai perusahaan bioteknologi. Pa-
ngan memodifikasi gen Bt. Pada tahun 2004-2006, lima da tahun 2000, jagung Bt yang diberi gen toleran herbi-
jagung Bt generasi lanjut telah siap dilepas. Salah satu sida (TH) mulai dipasarkan secara global dengan luas
di antaranya adalah dengan nama dagang Yield Gard 1,4 juta ha (James 2003). Ternyata penerimaan petani
(R) Plus. Jagung Bt yang dikembangkan oleh Monsan- jagung dunia terhadap jagung transgenik dengan stack
to ini mengandung gen cryIA(b) dan cry3B(b1) dan di- gene cukup bagus. Hal ini dibuktikan dengan terjadi-
harapkan dapat mengendalikan serangga hama peng- nya peningkatan luas areal pertanaman jagung Bt/TH
gerek batang jagung (corn borer) dan penggerek akar dari tahun 2000 sampai tahun 2006 yang mencapai 9,0
jagung (corn root borer). Jagung Bt lain adalah jagung juta ha (Tabel 1). Penerimaan jagung Bt oleh para pe-
event DAS-59122-7 yang mengandung gen cry34A(b1) tani jagung secara global telah didukung oleh kebijak-
dan cry35A(b1), Jagung Bt ini ditujukan untuk mengen- an peraturan keamanan hayati dan keamanan pangan
dalikan penggerek akar jagung (corn root borer) dan di masing-masing negara (Herman 1999). Dalam pena-
toleran herbisida glufosinate. Jagung Bt ini dikembang- naman jagung Bt, para petani telah memperhitungkan
kan oleh Dow AgroSciences dan bersama-sama de- antara risiko dampak terhadap lingkungan dan kese-
ngan Pioneer Hi-Bred International/Dupont melepas- hatan serta manfaat dari jagung Bt yang akan mereka
nya pada tahun 2005 dengan ND Herculex RW. Jagung peroleh (Herman et al. 2004). Manfaat jagung Bt bagi
tersebut digunakan sebagai alternatif pengendalian petani tidak hanya tanaman tahan terhadap serangga
penggerek akar jagung, selain jagung Bt MON863 yang hama target (Gambar 1) dan menurunkan pemakaian
sudah beredar. insektisida, tetapi juga dapat menurunkan tingkat kon-
Dua jagung Bt generasi lanjut yang lain dikem- taminasi mikotoksin akibat serangan cendawan Fusa-
bangkan oleh Syngenta (James 2003) dan dilepas pa- rium (Munkvold dan Desjardins 1997). Hasil dari Sobek
da tahun 2005-2006 (James 2006, 2007). Jagung Bt dan Munkvold (1999) menunjukkan bahwa kandung-
yang pertama mengandung gen cry1A(b) full length an mikotoksin dalam hal ini fumonisin lebih rendah
ditujukan untuk mengendalikan ECB yang dikenal de- pada jagung Bt dibandingkan pada jagung non trans-
ngan event Bt10. Jagung Bt kedua mengandung gen genik. Hal tersebut disebabkan tingkat serangan Fusa-
baru, yaitu cry3A(a) full length yang telah dimodifikasi. rium moniliformae pada jagung Bt jauh lebih rendah
Jagung Bt dengan event MIR604 ini ditujukan untuk dibandingkan pada jagung non Bt (Sobek dan
mengendalikan penggerek akar jagung. Munkvold 1999). Dari total luas lahan tanaman jagung
dunia sebesar 148 juta ha, 17% atau 25,2 juta ha dita-
nami jagung transgenik (jagung Bt, jagung Bt/TH, dan
Tabel 1. Luas areal pertanaman jagung Bt (Bt dan Bt/TH) secara global dari 1996-2006.
A B C D
E F G H
Gambar 1. Bioasai Helicoverpa armigera (A dan B) dan Ostrinia furnacalis (C, D, dan E) pada daun jagung 5 hari setelah infestasi di Fasilitas Uji
Terbatas BB-Biogen.
Sumber: Herman et al. (2004), Adiwilaga (1998).
jagung TH) (James 2006). Secara global, distribusi pe- tahun terjadi peningkatan luas tanam jagung Bt hingga
nanaman jagung Bt tersebar di beberapa negara dari mencapai 1000 ha pada tahun 2006 (James 2006). Per-
Afrika, Amerika, Asia, Australia, dan Eropa. Peredaran tama kali jagung Bt MON810 disetujui oleh pemerintah
jagung Bt di berbagai negara pada tahap yang berbe- Uruguay untuk ditanam di pada tahun 2003. Sejak dita-
da, yaitu tahap komersialisasi, seperti AS, Kanada, nam tahun 2003. luas pertanaman jagung Bt mening-
Argentina, Honduras, Uruguay, Filipina, Jerman, Peran- kat terus mencapai 30.000 ha pada tahun 2005 (James
cis, Spanyol, Portugal, dan Afrika Selatan, dan tahap 2005) dan 35.000 ha pada tahun ha (James 2006). Ja-
pengujian di lapangan terbatas untuk prakomersiali- gung Bt yang beredar berasal dari event MON810, Bt11,
sasi, seperti di Indonesia dan Australia. dan TC1507 (James 2006).
penanaman jagung Bt/TH mencapai 200.000 ha. Pada tahun 1999, petani di Perancis hanya me-
Jagung Bt yang beredar adalah event 176, Bt11, DAS- nanam jagung Bt seluas 150 ha, kemudian menurun
59122-7, MON810, MON863, dan TC1507 (James 2006). menjadi 100 ha pada tahun 2000 (James 2005). Dari ta-
hun 2001-2004 mereka tidak menanam jagung Bt. Ter-
Asia dan Australia jadinya penurunan luas areal pertanaman sampai ti-
Di Filipina, petani pertama kali menanam jagung dak adanya penanaman jagung Bt, kemungkinan dise-
Bt MON810 secara komersial pada tahun 2003 dengan babkan adanya isu keamanan hayati dan keamanan
luas 10.769 ha (Acosta 2007, James 2003). Pada musim pangan yang sangat kuat di Eropa. Pada tahun 2005,
penghujan dan musim kemarau tahun 2004, petani jagung Bt kembali ditanam di Perancis seluas 500 ha.
Filipina menanam jagung Bt seluas 59.850 ha (Acosta Penanaman jagung Bt tersebut ditujukan untuk moni-
2007). Pada tahun 2005, penanaman jagung Bt me- toring lingkungan seluas 200 ha, penelitian 100 ha, dan
ningkat hingga 70.000 ha, dan pada tahun 2006 diha- komersialisasi 200 ha (James 2005). Pada tahun 2006,
rapkan akan ditingkatkan menjadi 200.000 ha (James luas areal tanam jagung Bt meningkat menjadi 5000
2006). Jagung Bt dapat menghasilkan 6 t/ha, produkti- ha. Hasil panen jagung Bt akan diekspor ke Spanyol
vitas meningkat sampai 90% daripada jagung non Bt. untuk pakan ternak. Jagung Bt yang beredar adalah
Pendapatan petani dapat mencapai 300-600 dolar MON810 (James 2007).
AS/ha (Acosta 2007). Keuntungan petani Filipina dari Portugal menanam jagung Bt MON810 pertama
hasil penanaman jagung transgenik, khususnya jagung kali pada tahun 1999, seluas 1000 ha (James 2005).
Bt, dari tahun 2003-2005 adalah 8 juta dolar AS (James Setelah absen hampir enam tahun, petani Portugal
2006). Jagung Bt yang telah disetujui untuk dikomer- menanam kembali jagung Bt pada tahun 2005 dengan
sialkan di Filipina, adalah MON810, Bt11, dan luas pertanaman 750 ha (James 2005). Pada tahun
MON810xNK 603 (James 2006). 2006 terjadi peningkatan luas areal jagung Bt menjadi
Pada tahun 1998, Indonesia mulai melakukan 1.246 ha (James 2006).
pengkajian keamanan hayati terhadap jagung Bt Petani di Republik Czechnia menanam jagung Bt
MON810. Jagung Bt tersebut dinyatakan aman hayati MON810 mulai tahun 2005 dengan areal 150 ha (James
oleh Komisi Keamanan Hayati atau KKH (Herman 2006). Pada tahun 2006, penanaman jagung Bt me-
1999). Jagung Bt belum dilepas untuk dikomersialkan, ningkat menjadi 1.290 ha (James 2007). Pada tahun
meskipun telah memperoleh ketetapan aman hayati 2006, Slovakia baru pertama kali menanam jagung Bt
oleh KKH. Hal tersebut disebabkan belum memper- MON810 secara komersial seluas 30 ha (James 2007).
oleh ketetapan aman pangan. Karena setiap tanaman Di Spanyol, petani menanam jagung Bt MON810
pangan transgenik yang akan dilepas secara komersial sejak tahun 1998. Pada tahun 2006 luas pertanaman ja-
harus memperoleh ketetapan aman hayati dan aman gung Bt mencapai 22.000 ha (Gianessi et al. 2003). Pa-
pangan. da tahun 2002, petani jagung memperoleh keuntungan
Di Australia, sampai dengan tahun 2006 jagung Bt 11-15 juta Euro dari penanaman jagung Bt, dan me-
belum ditanam secara komersial. Meskipun demikian, ngurangi tingkat penyemprotan insektisida (Brookes
pengujian lapang terbatas jagung Bt dengan event 176, 2002). Secara konsisten, luas areal jagung Bt mening-
MON810, MON863, MON88017, MIR604, Bt11, dan kat dan mencapai puncaknya pada tahun 2004, yaitu
DBT418 untuk prakomersialsasi telah dilakukan seluas 58.000 ha (James 2005). Pada tahun 2005 terjadi
(James 2006). kekeringan sangat hebat, sehingga dari 70.000-80.000
ha pertanaman jagung Bt, hanya 48.000 ha yang dapat
Eropa dipanen (James 2006). Pada tahun 2006, dari luas
Negara yang menanam jagung Bt di Eropa adalah 370.000 ha pertanaman jagung diperkirakan 60.000 ha
Jerman, Perancis, Portugal, Republik Czechnia, adalah jagung Bt (James 2007).
Slovakia dan Spanyol. Perancis adalah negara Eropa
yang menanam pertama kali jagung Bt MON810 pada PROSPEK, PELUANG, DAN TANTANGAN JAGUNG Bt
tahun 1998 seluas 1.500 ha (Gianessi et al. 2003). Pada DI INDONESIA
tahun 2000, petani Jerman mulai menanam jagung Bt
Di Indonesia, serangan hama jagung khususnya
MON810 seluas 300 ha. Luas pertanaman jagung Bt se-
penggerek tongkol (H. armigera) atau CEW dan peng-
cara komersial pada tahun 2006 adalah 950 ha, terjadi
gerek batang (O. furnacalis) atau ACB masih merupa-
peningkatan dibandingkan dengan tahun 2005 yang
kan salah satu kendala dalam produksi tanaman ja-
hanya 345 ha (James 2006).
gung (Suprapto dan Marzuki 2002). Menurut hasil eva-
luasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan pada
78 JURNAL AGROBIOGEN VOL. 3 NO. 2
tahun 2002-2006 di 29 provinsi, kerusakan tanaman telah mendapat izin pelepasan, perusahaan pemilik
jagung akibat serangan organisme pengganggu tum- kapas Bt memutuskan hanya menanam seluas 70 ha
buhan hanya terjadi di tiga provinsi yang tidak terse- (Bermawie et al. 2003) bahkan selanjutnya menghenti-
rang CEW dan ACB. Antara tahun 2002-2006, serangan kan penanaman kapas Bt di Indonesia.
CEW tertinggi di Indonesia terjadi pada tahun 2003, Bercermin pada pengalaman petani kapas Bt di
yaitu seluas 5224 ha. Dari 29 provinsi, serangan CEW Sulawesi Selatan dan pengalaman petani jagung Bt di
tertinggi terjadi di Provinsi Lampung, yaitu 3462 ha. luar negeri, seandainya suatu ketika Indonesia akan
Pada tahun 2005, serangan CEW hanya 3149 ha, de- menanam jagung transgenik, maka harus dilakukan
ngan serangan tertinggi masih di Provinsi Lampung, studi pengkajian risiko keamanan hayati dan sosial
yaitu 704 ha. Pada tahun 2006, serangan CEW menu- ekonomi lebih dahulu, sebelum dikomersialkan. Pe-
run menjadi 2141 ha, dengan serangan tertinggi tetap manfaatan tanaman transgenik mengundang kekha-
di Provinsi Lampung, yaitu 450 ha. Serangan ACB ter- watiran bahwa tanaman ini mungkin dapat menimbul-
tinggi juga dijumpai pada tahun 2003, yaitu 3714 ha, kan risiko terhadap lingkungan dan kesehatan manu-
dengan luas serangan tertinggi pada pertanaman ja- sia, di mana hal ini belum terbukti setelah jagung Bt di-
gung di Provinsi Gorontalo, yaitu 1085 ha dan puso 10 tanam selama sebelas tahun di berbagai negara di
ha. Pada tahun 2005, luas serangan ACB adalah 2953 dunia.
ha dengan puso 10 ha. Serangan ACB tertinggi dijum-
Hal ini merupakan tantangan bagi Indonesia da-
pai di Provinsi Gorontalo, yaitu seluas 551 ha. Pada
lam pemanfaatan tanaman transgenik khususnya ja-
tahun 2006, luas serangan ACB menurun menjadi 2506
gung Bt. Kemungkinan timbulnya risiko tersebut perlu
ha, dengan serangan tertinggi di Provinsi Sulawesi
diminimalkan melalui pendekatan kehati-hatian (pre-
Utara seluas 568 ha (Direktorat Perlindungan Tanaman
cautionary approach). Sehubungan dengan itu diperlu-
Pangan 2007).
kan suatu sistem yang terstruktur untuk melakukan
Tanaman transgenik, khususnya jagung Bt mem- pengkajian risiko keamanan hayati di Indonesia.
punyai prospek dan peluang untuk dimanfaatkan di
Saat ini, jagung Bt belum ditanam di Indonesia.
Indonesia. Hal ini mengingat pengalaman di berbagai
Pengalaman pertama penanaman komoditas pertani-
negara lain yang telah menanam jagung Bt dapat men-
an yang mengandung gen Bt transgenik di Indonesia
datangkan manfaat dan keuntungan bagi petani. Man-
adalah penanaman kapas Bt oleh petani di Sulawesi
faat jagung Bt bagi petani tidak hanya berupa ketahan-
Selatan pada musim tanam 2001-2002.
an terhadap serangga hama target dan menurunkan
pemakaian insektisida, tetapi juga dapat menurunkan Dalam mengimplementasikan kebutuhan peng-
tingkat kontaminasi mikotoksin akibat serangan cen- kajian risiko tanaman transgenik tersebut, telah dike-
dawan Fusarium (Munkvold dan Desjardins 1997). luarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian,
Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehat-
Indonesia pernah memanfaatkan produk tekno-
an, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura No.
logi rekayasa genetik, yaitu kapas Bt. Pada tahun 2001-
998.1/Kpts/OT.210/9/99; 790.a/Kpts-IX/1999; 1145A/
2002, Indonesia menanam kapas Bt secara komersial
MENKES/SKB/IX/199; 015A/Nmeneg PHOR/09/1999 ten-
dalam skala terbatas di Sulawesi Selatan. Izin komer-
tang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk
sial terbatas tersebut diperoleh setelah dilakukan
Pertanian Hasil Rekayasa Genetik. Surat Keputusan
pengkajian risiko keamanan hayati oleh Tim Teknis
Bersama tersebut telah diangkat menjadi Peraturan
Keamanan Hayati, dan ditetapkan aman oleh Komisi
Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2005 tentang Ke-
Keamanan Hayati (Herman 2003). Hasil penelitian
amanan Hayati Produk Rekayasa Genetik. Dalam pe-
Lokollo et al. (2001) menyimpulkan bahwa keuntung-
laksanaannya, PP tersebut dilandasi dengan pendekat-
an bersih petani kapas Bt berkisar antara Rp 3,1-5,6
an kehati-hatian dalam mewujudkan keamanan hayati
juta/ha dibandingkan hanya Rp 600.000/ha pada kapas
dengan mempertimbangkan kaidah agama, etika, so-
non Bt. Selain itu, petani kapas yang tergabung dalam
sial budaya, dan estetika serta pelestarian. Pendekatan
Asosiasi Petani Kapas Indonesia minta agar penanam-
kehati-hatian ini sesuai dengan Protokol Cartagena
an kapas Bt tetap dilanjutkan pada musim tanam 2002.
mengenai Keamanan Hayati yang telah diratifikasi
Hasil studi sosial ekonomi tahun 2002 (Siregar dan
Indonesia dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun
Kolopaking 2002) menunjukkan bahwa 95,79% petani
2004 tentang Pengesahan Cartagena Protocol on
di lokasi kajian kapas Bt berkeinginan menanam kem-
Biosafety.
bali kapas Bt pada musim tanam berikutnya (2003) ka-
rena rata-rata keuntungan petani kapas Bt
Rp 1.386.706/ha dibandingkan hanya Rp 756.299/ha
pada kapas non Bt. Tetapi pada tahun 2003, walaupun
2007 HERMAN: Sebelas Tahun Perkembangan Jagung Bt 79