The Gravitational Force in Angry Birds Space: Muhammad Fathi Rauf Xiipa2

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Muhammad Fathi Rauf

XI IPA 2

The Gravitational Force in Angry Birds


Space
Now that Angry Birds Space is actually available on various platforms, I realize
I made some mistakes. Just to be clear, my previous analysis was based ONLY
on a preview video. Now that I actually have the game, I can do a much better
job.
The first thing I have noticed is this stuff that I thought was the atmosphere or
something.

As anyone that has played the game can tell you, this air looking stuff
surrounding an asteroid defines a region in which the angry birds will interact
with the rock. If the bird is outside of this region, there will be no force on
bird. No force means no change in velocity and the bird will move along at a
constant speed in the same direction. Ok, I admit it — I missed this one.
Why? Why would the game do this? I have no idea, but it is probably either
because it makes the game more fun to play or because it makes it easier to
calculate things in the game.

But what about the time the bird is INSIDE this gravitational area? What kind
of force is exerted on the bird? Is it like real gravity or something different?

SOME PHYSICS
When I say “real” gravity, I mean the Newtonian gravity that you and I always

love. This model for gravity says that the gravitational force is an attractive

force that has a magnitude of:

Here, G is the gravitational constant the m‘s are the masses of the two objects
and r is the distance between their centers. But how could I test if this is
indeed the way gravity works in Angry Birds Space? Honestly, I think the best
thing is to look at orbital motion. What if I shot a bird (not shot THE BIRD) in
such a way that it sort of went around the asteroid, like this:
Komentar:

Dari artikel tersebut, saya menyimpulkan bahwa Game Angry Birds: Space
menggunakan gaya gravitasi dalam permainannya. Ini terlihat ketika burung
masuk ke dalam sebuah “planet”, planet dan burung akan saling tarik karena
memiliki gaya gravitasi,namun dikarenakan gaya tarik “planet” lebih besar
daripada gaya tarik burung, maka burung akan tertarik ke planet tersebut.
Satelit Jerman Berjatuhan di Sumatera?

TEMPO Interaktif, Berlin - Pusat Antariksa Jerman memperkirakan


rongsokan satelit ROSAT jatuh di kawasan Asia Tenggara antara pukul 08.45
WIB dan 09.15 WIB, Minggu, 23 Oktober 2011. Dua kota berpenduduk lebih
dari satu juta jiwa, Chongqing dan Chengdu, berada dalam kawasan proyeksi
kejatuhan satelit seukuran minivan tersebut.

Perhitungan lebih jauh menunjukkan sebagian besar bagian satelit terbakar di


atmosfer. Namun terdapat 30 komponen, di antaranya cermin penahan panas
dan material keramik, dengan berat total 1,9 ton yang bertahan sampai ke
permukaan bumi. Komponen ini menyebar ke kawasan yang membentuk pita
selebar 80 kilometer.

"Hingga saat ini belum ada konfirmasi benda jatuh," ujar pejabat Pusat
Antariksa Jerman.

Perkiraan lain berasal dari militer Amerika Serikat. Mereka memperkirakan


serpihan satelit jatuh di kawasan Laut Andaman yang terletak di utara Pulau
Sumatera. Dengan demikian daratan berpotensi kejatuhan satelit merentang
dari Cina hingga Myanmar.

Di orbit, satelit Rosat bergerak sangat cepat dengan memutari Bumi setiap 90
menit. Saat memasuki ketinggian kritis sekitar 120 kilometer, satelit
mendadak berubah arah. Faktor-faktor tersebut menyebabkan peneliti
kesulitan memastikan lokasi jatuh ROSAT.

ROSAT adalah kependekan dari Roentgent Satellite. Benda antariksa bikinan


Jerman ini diluncurkan pada 1990 untuk meneliti benda pemancar sinar-X di
langit. Pada 1999 ROSAT memasuki masa pensiun. Selama 10 tahun
berikutnya satelit melayang bebas di angkasa hingga pada bulan ini masuk ke
atmosfer Bumi lalu jatuh tak terkendali.

Jika rongsokan satelit jatuh ke Bumi, efek yang ditimbulkan mirip dengan
peristiwa jatuhnya mesin pesawat dari udara. Kehancuran terjadi pada benda
yang ditimpa satelit dan tak akan menyebar luas.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebutkan


hingga seperempat abad ke depan tak akan ada lagi satelit ukuran besar
yang jatuh tak terkendali.

Beberapa pekan sebelumnya, satelit UARS milik Amerika Serikat juga


mengalami kejatuhan tak terkendali. Diperkirakan rongsokan satelit ini jatuh di
kawasan Amerika bagian utara.

Komentar :

Pendapat saya, sebuah satelit dapat jatuh dikarenakan gaya


sentrifugal berkurang, gaya sentrifugal berkurang karena kecepatan
putaran satelit mengelilingi bumi berkurang. Kemudian satelit tidak
mendapatkan besar gaya sentrifugal yang sama dengan besar gaya
gravitasi universal, dan membuat jatuh si satelit tersebut.
Fenomena Gravitasi yang Menakjubkan!
Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap, dan
sesungguhnya jika keduanya akan lenyap maka tidak ada seorang pun yang dapat
menahan keduanya selain Allah". (QS.Faathir, 35:41)

Mengapa kita tetap berpijak di atas permukaan bumi? Mengapa setiap benda yang
jatuh selalu menuju pusat bumi? Mengapa bulan tetap mengelilingi bumi dan bumi
bersama-sama bulan mengelilingi matahari? Mengapa demikian?

Disadari atau tidak, seringkali kita tidak memahami pengalaman kita hidup di dunia ini.
Tentang 'sesuatu' yang menyebabkan kita tetap lekat di permukaan bumi. Apakah
sesuatu itu? Mengapa sesuatu itu ada? Bagaimana cara ia bekerja?

Suatu pertanyaan sederhana seringkali memerlukan pemikiran yang mendalam untuk


memperoleh jawabannya. Dan mungkin, sedikit sekali yang berupaya sungguh-
sungguh, karena hal itu tampaknya sesuatu yang "biasa" dalam kehidupan sehari-hari.
Kecuali anak-anak yang polos dan lugu serta ingin tahu yang seringkali mengusik kita
dengan pertanyaan-pertanyaan mereka yang spontan tentang segala sesuatu yang
mereka lihat dan rasakan. Yang terkadang terkesan lucu namun menyenangkan.
Diantaranya mengapa benda jatuh selalu ke "bawah"?

Penjelasan yang kita terima seperti mereka juga belumlah tuntas, bahkan mungkin
hingga saat ini. Sebenarnya, setiap orang tentu mengalami pengaruh gravitasi.
Demikian juga dengan semua benda yang ada di sekitar kita. Walau tanpa kita sadari,
semua benda yang terdiri dari partikel materi saling berinteraksi tarik-menarik satu
sama lain. Gravitasilah yang memungkinkan kita tetap nyaman tinggal di permukaan
bumi dan kita dapat menikmati indahnya cahaya bulan purnama di malam hari, juga
kemilaunya sinar matahari di waktu senja dan pagi hari. Tanpa gravitasi, kita semua
akan beterbangan "hilang" dalam ruang makrokosmos yang teramat luas akibat rotasi
bumi. Tanpa gravitasi, bumi yang kita huni, bulan dan matahari serta planet-planet yang
mengisi ruangan jagat raya ini akan berhamburan dalam gerak acak yang tak
beraturan. Bersyukurlah kita, bahwasannya Allah telah menciptakan gravitasi sehingga
kita pun mengalami proses kehidupan yang harmonis dengan lingkungan alam kita.

Namun, apakah "gravitasi" itu? Sejauh ini telah banyak usaha yang dilakukan untuk
memahami fenomena gravitasi. Sejarah mengatakan, mula pertama gagasan gravitasi
dipahami dan dijelaskan oleh tuan Isaac Newton dalam Philosophiae Naturalis Principia
Mathematica yang sering juga disebut Principia yang muncul pertama kali tahun 1687
(walaupun sebenarnya gagasan gravitasi tersebut telah diperolehnya 22 tahun
sebelumnya) yang antara lain menjelaskan hukum gravitasi universal di samping
mengemukakan teori bagaimana benda bergerak dalam ruang dan waktu. Hukum
gravitasi universal menjelaskan bagaimana benda berinteraksi tarik-menarik. Gagasan
hukum gravitasi universal dapat kita pahami sebagai berikut,"tiap benda dalam jagat
raya ditarik ke arah semua benda lain oleh suatu gaya yang makin kuat dengan makin
besarnya massa benda-benda itu, dan dengan dekatnya benda itu satu sama lain".
Artinya, setiap partikel materi yang berada di dalam jagat raya ini saling tarik-menarik
satu sama lain yang besarnya gaya tarik-menarik tersebut bertambah besar bila
jaraknya semakin dekat dan kandungan massa dari tiap-tiap partikel materi tersebut
bertambah banyak.

Meskipun pengalaman kita hidup sehari-hari tidak merasakan hal demikian, hal ini
dikarenakan oleh adanya kenyataan bahwa gaya gravitasi itu teramat lemah, sehingga
pengaruh yang ditimbulkannya amat kecil untuk dapat kita rasakan.

Seiring dengan usaha pemahaman atas gaya interaktif lain yang ada di jagat raya ini,
konsep medan telah diperkenalkan oleh ilmuwan fisika masyhur, Michael Faraday pada
akhir abad 19 yang berusaha memahami gaya interaktif partikel bermuatan elektrik
yang kita kenal sekarang sebagai gaya elektromagnetik (gagasan "partikel" untuk dunia
mikroskopis adalah suatu model saja). Konsep medan ini kemudian dibuat umum
hingga kemudian diterapkan juga pada gagasan gravitasi tuan Newton, yang dikenal
dengan konsep medan gravitasi.

Konsep medan gravitasi ini memandang setiap partikel materi sebagai pengubah ruang
medan gravitasi. Medan ini beraksi pada setiap partikel materi lain yang berada di
dalam medan tersebut, yang seolah-olah "mengerahkan" gaya tarikan gravitasi pada
partikel materi tersebut. Medan ini memainkan peranan perantara dalam pemikiran kita
mengenai gaya-gaya interaksi di antara partikel-partikel materi.

Mungkin kita jadi berpikir, bahwa bila setiap partikel materi yang berada dalam medan
gravitasi telah berusaha untuk mengerahkan daya tarikan gravitasi pada setiap partikel
materi lain, maka terdapat "sesuatu" yang menjadi penghubung sehingga terjadi
interaksi antar partikel-partikel materi.
Pengenalan konsep kuantum dan penelitian mutakhir dari partikel elementer
memungkinkan pemahaman yang jauh lebih baik daripada sebelumnya mengenai
mekanisme gravitasi. Hasilnya adalah, diduga ada "partikel interaktif" yang dikenal
dengan nama graviton sebagai pembawa gaya gravitasi yang memungkinkan partikel-
partikel materi berinteraksi. Partikel interaktif tersebut tidak memiliki massa, bersifat
maya-karena belum ada kenyataan eksperimental yang menemukan partikel interaktif
tersebut. Karena graviton tidak bermassa, maka sebagai akibatnya ia dapat
dipertukarkan pada jarak yang jauh sekali yang meliputi seluruh volume ruang jagat
raya. Sebagai ilustrasi, berapa "keliling" jagat raya ini bila dikatakan bahwa di dalamnya
terdapat sekitar 100 milyar galaksi yang tiap-tiap galaksi berisi sekitar 100 milyar
bintang! Jumlah ini adalah suatu pendekatan saja, boleh jadi jumlah yang sebenarnya
melebihi aproksimasi di atas. Sementara itu, dari pengamatan yang dilakukan terdeteksi
bahwa antar galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain mirip dengan balon karet
yang kita tiup, dengan kecepatan yang semakin bertambah besar dengan bertambah
jauhnya jarak antar galaksi. Menurut prediksi, bahkan hal ini akan tetap berlangsung
sekitar 5 atau 10 milyar tahun lagi.

Meskipun gaya gravitasi mempunyai kekuatan yang lemah bila dibandingkan dengan
gaya-gaya lain yang terdapat di jagat raya ini, ia dapat mempunyai kekuatan yang
sangat besar, bila kita meninjau suatu misal, sebuah objek langit yang mengalami
pemampatan materi dan telah kehilangan energi termonuklirnya yang ia pergunakan
untuk melangsungkan hidup, akan mengalami pengerutan yang sangat hebat. Bintang
yang ambruk tersebut akan mengerut mencapai ukuran yang sangat kecil karena efek
tarikan gravitasinya yang sangat kuat. Objek semacam inilah yang sering kita kenal
sebagai lubang hitam, suatu objek yang menjadi perhatian utama saat ini dikarenakan
ia memiliki sifat-sifat yang diramalkan dari teori kuantum dan teori relativitas umum,
yang aneh, menawan dan menakjubkan. Mungkin sulit bagi kita untuk membayangkan
terdapatnya objek yang demikian sangat rapat, bila suatu misal, dalam sebuah kelereng
yang berdiameter dua cm mengandung sejumlah massa 80 milyar ton! Bintang yang
mempunyai massa sekian itu akan terus-menerus mengerut dalam ukuran yang
semakin kecil dan semakin rapat. Tarikan gravitasinya bahkan mampu menarik cahaya
yang lewat mendekatinya.

Struktur atom dan struktur inti lubang hitam tidak lagi seperti yang telah kita kenal
dalam teori atom dan teori nuklir, karena tarikan gravitasi telah menarik awan elektron
di sekeliling inti dan menembusnya! Sifat-sifat apakah yang terjadi dan hukum
bagaimanakah yang mampu menjelaskan adanya fenomena seperti itu, hingga saat ini
masih dalam perumusan para fisikawan dunia. Dan akan selalu menjadi bahan kajian
yang menarik karena ia merupakan aspek penting dalam pemahaman kita terhadap
alam semesta, kelahiran serta proses evolusinya secara keseluruhan dalam suatu
pemahaman utuh yang menunjukkan kebesaran Allah Yang Maha Rahman dalam
menciptakan jagat raya ini.

Komentar
Pendapat saya, saya sangat setuju bahwa gravitasi amatlah
menakjubkan. Bayangkan tidak ada gaya gravitasi bumi, kita tidak
akan tetap pada posisi yang kita inginkan, yang terjadi adalah kita
melayang tanpa ada yang menahan ke permukaan bumi.
Selain itu, “Konsep medan gravitasi ini memandang setiap partikel
materi sebagai pengubah ruang medan gravitasi”, menjadi bukti
bahwa jika bintang yang mati, bila massanya besar, tarikan gravitasi
akan menjadi sangat kuat pada bagian inti bintang tersebut. Kejadian
ini dinamakan “black hole”.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy