Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada era modern ini membuat mereka
tidak sempat untuk memikirkan dan membuat masakan untuk mereka konsumsi, akhirnya
makanan instanlah yang dipilih. Hal itu yang melatarbelakangi munculnya berbagai makanan
ringan. Melihat peluang pasar yang terbuka lebar, membuat produsen makanan semakin kreatif
dalam membuat ide-ide baru dalam hal makanan ringan.
Akhirnya tidak sedikit dari para produsen makanan yang menambahkan zat-zat kimia
untuk membuat produk mereka menjadi lebih enak dan nikmat, sehingga konsumen akan terus
mengkomsusmsi produk tersebut. Padahal produsen makanan ringan jelas-jelas mengetahui
bahaya dari penggunaan zat-zat kimia apabila di konsumsi dalam waktu yang lama. Macam-
macam zat kimia yang disebut-sebut sebagai salah satu pelengkap pada produk makanan pun
beragam diantaranya, MSG (monosodium glutamat), pewarna buatan yang bukan digunakan
untuk makanan (rodamin B), melmin (C3H6N6) dan masih banyak zat kimia yang lain.
Kasus penggunaan zat-zat kimia yang terdapat dalam makanan ringan bukan baru
pertama kali terjadi. Sebelumnya pernah terjadi kasus yang sama pada produk makanan Anak
Mas, yaitu makanan ringan yang menggunakan MSG berlebih didalamnya sehingga sangat
berpengaruh pada kesehatan bila dikonsumsi dalam jangka panjang.
Diantara banyak kasus yang beredar tentang penggunaan zat-zat kimia pada produk
makanan, salah satu produk yang di sebuat adalah oreo. Oreo adalah makanan ringan yang di
produksi oleh PT. KRAFT. Zat kimia yang terkandung dalam produk oreo adalah
melamin.Melamin (C3H6N6) adalah sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan
untuk membuat produk plastik, pupuk,bahan perekat,bahan untuk produk tahan api,polimer dan
pembersih. Pada konsentrasi tinggi, zat kimia ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal,
khususnya pada bayi.Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan amonia di dalam tubuh yang
menyebabkan kegagalan ginjal.
Ketika rumor ini beredar di masyarakat, hal ini menyebabkan berbagai macam krisis
yang terjadi pada PT.KRAFT, diantaranya krisis kepercayaan dan menyebabkan berbagai macam
kerugian, kerugian secara material maupun immaterial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Public Relations
PR adalah kegiatan komunikasi yang terencana dan persuasif untuk mendesain
publik-publik yang nyata. PR bukanlah ilmu tradisional yang digunakan untuk menghadapi
tujuan-tujuan sesaat. PR perlu direncanakan dalam suatu pendekatan manajemen kepada
target-target public tertentu.
Definisi PR menekankan pada fungsi komunikasi dari PR. Pada dasarnya , semua
manajer di dalam organisasi bertanggung jawab dan terlibat dalam komunikasi, tetapi PR
manajer memiliki tanggung jawab yang lebih besar, dan memiliki tanggung jawab yang
lebih spesifik di dalam komunikasi. Komunikasi berperan di dalam skill (keahlian) seorang
PR, juga harus nampak dalam tugas-tugasnya (tasks performed).
Selain harus nampak pada skill, seorang PR juga harus dapat mengaplikasikan
komunikasi dalam sistem. Sistem komunikasi yang dimaksud adalah metode untuk
mengumpulkan informasi , memelihara hubungan baik dengan publik baik secara internal
maupun eksternal adalah contoh dari pelaksanaan sistem komunikasi. Yang terakhir yaitu
public relations bertanggung jawab terhadap terciptanya komunikasi 2 arah yang sistematis.
Publik Eksternal adalah publik yang berada di luar organisasi/ instansi/ perusahaan
yang harus diberikan penerangan/informasi untuk dapat membina hubungan baik. Publik
eksternal menyesuaikan diri dengan bentuk atau sifat, jenis dan karakter dari organisasi
yang bersangkutan. Dengan demikian maka yang menjadi publik eksternal suatu organisasi
akan berbeda dengan organisasi lainnya.
Publik Eksternal Dan Bentuk Hubungan Eksternal Perusahaan
a. Publik Eksternal suatu Perusahaan
1. Publik Pers (Press Public)
2. Publik Pemerintahan (Government Public)
3. Publik Masyarakat Sekitar (Community Public)
4. Publik Rekanan/Pemasok (Supplier Public)
5. Publik Pelanggan (Costumer Public)
6. Publik Konsumen (Consumer Public)
7. Publik Bidang Pendidikan (Educational Public)
8. Publik Umum (General Public)
b. Hubungan Eksternal suatu Perusahaan
Dengan adanya public eksternal dalam lingkup kegiatan PR tersebut memberikan
konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing public eksternal. Sifat
hubungannya disebut hubungan eksternal (Eksternal Relations). Beberapa bentuk
hubungan internal dalam perusahaan :
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan membina hubungan baik
dengan pihak pers.Arti harpiah daripad press adalah percetakan, namun pada
perkembangan selanjutnya istilah pers dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang
berkecimpung dalam hal pemberitaan, jadi tidak saja surat kabar, tapi juga meliputi
berbagai media seperti TV, Radio, dsb. Prinsipnya Press Relations adalah membina
hubungan baik dengan orang-orang pers. Disamping membina, seorang PRO juga harus
mengatur dan mengembangkan hubungan baik dengan pers dsb.
PR harus mempunyai hubungan yang baik dengan pers, sebab mereka mempunyai
peranan penting dalam kemajuan dan perkembangan perusahaan/instansi yang
menyangkut pemberitaan baik negative maupun positif. Jadi pers merupakan kunci
kesuksesan dari kegiatan public relations suatu perusahaan.
Bentuk hubungan pers:
Press Release
Press Conference
Press Room
Press Tour
Press Reception
II.3 Citra
Pengertian citra adalah: (1) kata benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran
yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3)
kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat,
dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi; (4) data atau
informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi.
Katz dalam Soemirat dan Ardianto (2004) mengatakan bahwa citra adalah cara
bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang , suatu komite, atau
suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra
sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari
pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor,
pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang
mempunyai pandangan terhadap perusahaan.
Jefkins (2003) menyebutkan beberapa jenis citra (image). Berikut ini lima jenis citra yang
dikemukakan, yakni:
1. Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota
organisasi––biasanya adalah pemimpinnya––mengenai anggapan pihak luar tentang
organisasinya.
2. Citra yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh
pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.
3. Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen.
4. Citra perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.
5. Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau
perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang
belum tentu sama dengan organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan.
Terciptanya suatu citra yang baik dimata masyarakat atau khalayak sasaran akan
menguntungkan perusahaan atau suatu organisasi, sebab citra yang baik merupakan
tujuan pokok perusahaan atau organisasi. Citra yang baik juga akan menjadi suatu
kebanggaan tersendiri bagi perusahaan atau organisasi.
BAB III
ANALISIS
Sejak kasus produk susu buatan china yang menewaskan 4 orang anak dan 54.000
penyakit lainnya terungkap, pemerintah mulai mengadakan peninjauan langsung kepada pasar-
pasar dan supermarket untuk memeriksa produk-produk apa saja yang mengandung melamin.
Kekhawatiran pun semakin meluas ketika diketahui susu import china ini digunakan untuk
membuat yoghurt, permen, coklat dan makanan ringan lainnya (www.google.com/bakohumas)
Oreo adalah salah satu produk makanan ringan yang dikabarkan mengandung
melamin. Melamin (C3H6N6) adalah sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan
untuk membuat produk plastik, pupuk,bahan perekat,bahan untuk produk tahan api,polimer dan
pembersih. Pada masalahnya zat kimia ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal,
khususnya pada bayi. Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan amonia di dalam tubuh yang
menyebabkan kegagalan ginjal. Melamin dalam produk oreo digunakan sebagai pengkilat biskuit
coklat dan pemutih pada cream rasa yang terdapat di lapisan tengah biscuit
Setelah BPOM melakukan tinjauan langsung pada pasar dan supermarket maka tidak
lama seluruh produk oreo langsung dicabut dari peredaran, karena dianggap tidak sesuai dengan
kandungan makanan yang semstinya dan terdapat zat kimia yang dapat berdampak buruk pada
tubuh apabla di konsumsi pada waktu yang lama. Hal tersebut yang membuat oreo ditarik dari
pasar. Akhirnya oreo mengalami kerugian yang sangat besar. Krisis kepercayaan dan kerugian
secara materiil dan immateriil.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Konsumen oreo adalah mayoritas anak kecil, maka hendaknya diperhatikan bahan
pembuatannya sehingga tidak merusak sistem jaringan tubuh apabila dikonsumsi dalam waktu
yang lama. Public Relations perusahaan hendaknya selalu menjaga komunikasi antara publik
internal dan publik eksternal sehingga bisa mengidentifikasi gejala-gejala krisis yang akan
timbul, sehingga apabila terjadi kasus tersebut tidak akan terdengar oleh media dan tidak
merusak citra atau image perusahaan. Karena apabila image perusahaan sudah jelek di mata
publik, maka butuh waktu yang lama untuk mengembalikan kepercayaan tersebut
SARAN
Dengan adanya masalah yang timbul, diharapkan masyarakat lebih selektif lagi dalam
mengambil keputusan.
1. Jangan mudah percaya oleh iklan yang bersifat persuasif.
2. Hendaknya membaca komposisi pada produk yang akan dibeli, khususnya produk makanan,
apakah sudah sesuai dengan nilai takaran gizi yang berlaku atau belum.
3. Apabila ada yang kurang jelas pada kemasan produk, maka jangan ragu untuk menanyakan pada
layanan konsumen bebas pulsa yang disediakan oleh produsen produk tersebut.
4. Selalu bersifat pintar dan tanggap pada masalah yang terjadi sehingga bisa mengambil keputusan
dngan bijak dan tepat.