Penelitian Aktivitas Reverse Logistic Di Pt. Lestari Dini Tunggul
Penelitian Aktivitas Reverse Logistic Di Pt. Lestari Dini Tunggul
Penelitian Aktivitas Reverse Logistic Di Pt. Lestari Dini Tunggul
LESTARI DINI
TUNGGUL
RESEARCH OF REVERSE LOGISTIC ACTIVITIES IN PT. LESTARI DINI TUNGGUL
Kelompok 3
Management Logistics Industry Electronica, MLIE 4B, Jalan Timbul No. 34, RT 6/RW 5, Ciganjur,
Jagakarsa,Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12630
ABSTRAK
Dalam reverse logistics aktivitas yang dilakukan sama seperti logistic, hanya saja berlawanan arah karena
menangani barang-barang retur. PT Lestari Dini Tunggul merupakan perusahaan yang memproduksi baju dan seragam
khususnya baju khusus di rumah sakit. Kegiatan reverse logistics di PT. Lestari Dini tidak dijelaskan sedetil mungkin dan
hanya mengetahui apa itu arti dari retur barang. Sehingga penelitian yang dilakukan yaitu meneliti bagaimana aktivitas
reverse logistics bisa diterapkan pada PT. Lestari Dini Tunggul sesuai dengan yang telah diajarkan di akademik. Dalam
penelitian menunjukkan bahwa penerapan aktivitas reverse logistics pada PT. Lestari Dini Tunggul bisa meningkatkan
kinerja, ketepatan waktu dan operasional yang rendah.
Pengembalian barang retur di PT. Lestari Dini Tunggul sebelumnya pihak yang berhubungan seperti rumah sakit
harus menghubungi terlebih dahulu. PT Lestari Dini Tunggul lalu mengkategorikan baju dan seragam tersebut masuk
kedalam sobek, rusak, tidak sesuai spesifikasi, dan lain-lain. Gatekeeping dalam PT. Lestari Dini Tunggul yaitu membatasi
barang yang akan diretur oleh konsumen dengan cara menentukan syarat pengembalian barang. PT Lestari Dini Tunggul
seperti diatas mempunyai syarat terlebih dahulu jika pelanggan (rumah sakit) ingin meretur baju pasien yaitu dengan
menghubungi terlebih dahulu lalu agar dapat dikategorikan dahulu.
ABSTRACT
In reverse logistics activities are just same like logistics, its just the opposite direction of it because handling
goods returns. PT Lestari Dini Tunggul is a company who produces clothes and uniforms especially special clothes in
hospitals. Reverse logistics activities at PT. Lestari Dini is not described as much detail as possible and only knows what is
the meaning of the return of goods. So the research is does to examine how reverse logistics activities can be applied to PT.
Lestari Dini Tunggul in accordance with what has been taught in academic. On the research shows that the implementation
of reverse logistics activities at PT. Lestari Dini Tunggul can improve performance, timeliness and low operational.
Return of goods returns at PT. Lestari Dini Tunggul previously related parties such as hospitals should contact
first. PT Lestari Dini Tunggul then categorizes the clothes and uniforms into the torn, damaged, not according to
specifications, and others.
1
Kata kunci: Reverse Logistics, Reverse Logistics Activites, Goods Return
2
3. Berapa besar keuntungan yang didapatkan berdampak positif bagi lingkungan. Manfaat
PT. Lestari Dini Tunggul jika menerapkan ekonomi dapat berupa alternatif material untuk
aktivitas reverse logistics ? bahan baku produksi, sehingga dapat
menurunkan penggunaan virgin material, yang
1.3 Tujuan kemungkinan semakin langka. Dampak positif
bagi lingkungan adalah terhindarnya
1. Mendapatkan faktor yang paling pembuangan bagian atau seluruh produk bekas
mempengaruhi reverse logistics pada PT. yang berbahaya, tanpa pengolahan yang
Lestari Dini Tunggul. memadai. Sejalan dengan hal tersebut Jingbo
2. Mengetahui kelayakan reverse logistics (2005) menyatakan bahwa RL tidak saja
berdasarkan faktor yang paling menciptakan keuntungan ekonomi tetapi juga
mempengaruhi untuk dapat meningkatkan mempromosikan konstruksi green supply chain.
kinerja PT. Lestari Dini Tunggul. Aktivitas RL terdiri dari beberapa tahap antara
3. Mengetahui besar keuntungan yang lain: pengumpulan produk pada collection point,
didapatkan PT. Lestari Dini Tunggul jika pemilahan, pemrosesan kembali, dan pembuangan
menerapkan aktivitas reverse logistics. bagian-bagian yang tidak dapat digunakan kembali.
Pengelolaan aktivitas RL pada setiap tahap perlu
1.4 Landasan Teori ditangani dengan baik, sehingga peluang ekonomi
dan kemanfaatan lingkungan dari aktivitas RL dapat
Reverse logistics (RL) adalah aktivitas dicapai.
pengelolaan barang yang tidak lagi digunakan Terdapat dua jenis aliran barang pada aktivitas
oleh konsumen atau barang yang berupa return RL yaitu, aliran yang berbentuk tertutup (closed
dari partner dalam supply chain untuk loop) dan aliran yang berbentuk terbuka (open loop)
dikembalikan ke titik asal. Aktivitas RL atau lebih dikenal dengan istilah closed loop supply
melakukan recovery terhadap barang tersebut chain dan open loop supply chain. Secara sederhana,
sehingga bagian atau seluruh barang dapat aliran dikatakan berbentuk closed loop apabila aliran
dimanfaatkan kembali. Barang yang dikelola reverse logistics bertemu kembali dengan aliran
dapat berupa produk atau kemasan, seperti end forward logistics semula. Aliran dinamakan open
of life (EOL) product, end of use product, loop ketika aliran reverse logistics tidak langsung
product recall, return untuk penyeimbangan bertemu dengan aliran forward logistics semula.
stock, return bagi produk yang tidak terjual, Aliran closed loop terjadi karena pihak OEM
kemasan yang dapat digunakan kembali, (Original Equipment Manufacturer) melakukan
kemasan multi trip, dan lain-lain. Hal ini aktivitas RL untuk pengambilan kembali EOL
disebutkan dalam Rogers & Tibben-Lembke product atau end of use product dari konsumen, serta
(1998) bahwa RL adalah proses pergerakan melakukan proses recovery terhadap produk
barang dari end user untuk kembali ke titik asal tersebut, sehingga aliran material kembali ke aliran
guna penyelamatan nilai barang tersebut. forward logistics. Aktivitas RL yang dilakukan oleh
Demikian pula Jingbo (2005) menyatakan OEM ini seringkali dikenal juga sebagai jalur
bahwa esensi RL adalah mendapatkan nilai dari formal. Sementara aliran open loop terjadi ketika
produk yang tidak dipakai lagi. Ketika suatu aktivitas RL dilakukan oleh pihak di luar OEM, yang
produk telah kehilangan nilainya, aktivitas RL ikut andil dalam pengambilan dan penanganan EOL
dapat melakukan recovery terhadap produk product atau dikenal sebagai jalur informal, dan
tersebut untuk menjadi produk baru kembali aliran ini tidak kembali ke aliran forward logistics
dengan jalan mendaur ulang beberapa bagian semula.
atau komponen produk tersebut. Pada jalur formal, aktivitas RL yang dilakukan
Aktivitas RL yang ideal selain memberi memberikan peluang ekonomi bagi pelaku dan
manfaat ekonomi bagi para pelaku, juga bermanfaat bagi lingkungan. Hal ini terjadi karena
3
hasil pengolahan dapat dimanfaatkan kembali untuk ditawarkan OEM kurang mendapat respon dari
pembuatan produk baru atau produk lain, sementara masyarakat, sehingga proses recovery yang aman
proses recovery dilakukan dengan teknologi yang bagi lingkungan pada jalur formal tidak dapat
memadai sehingga aman bagi lingkungan. Beberapa berjalan. Pada jalur informal permasalahan terjadi
penulis menyatakan keuntungan-keuntungan tersebut ketika terdapat proses recovery EOL product yang
seperti Dixit & Vaish (2013), Li et al. (2014), dan dilakukan dengan tidak memperhatikan kelestarian
Srivastava (2007). Sementara contoh kasus bisa lingkungan.
dilihat pada Chatterjee & Kumar (2009), Kumar & Sejauh ini, dari hasil studi literatur belum
Yamaoka (2007), dan Soo et al. (2013). ditemukan model pengelolaan RL yang
Pada jalur informal, aktivitas RL memberikan menggabungkan aliran closed loop dan open loop
keuntungan ekonomi bagi pelaku, tetapi seringkali atau model yang menggabungkan jalur formal dan
aspek lingkungan terabaikan. Hal ini terjadi terutama informal. Studi literatur dilakukan terhadap model-
jika pengelolaan RL dilakukan oleh pelaku-pelaku model pengelolaan RL baik pada sistem yang
informal yang tidak memiliki teknologi yang mewajibkan penerapan program take back maupun
memadai untuk mengolah bahan berbahaya yang tidak, juga pada model yang bersifat general yaitu
terkandung dalam produk bekas. Contoh aktivitas model yang dibuat dengan tidak secara eksplisit
oleh pihak informal dan bentuk kontaminasi menyebutkan lingkungan sistem yang mendasari
terhadap lingkungan dapat dilihat pada Chatterjee & pembuatan model.
Kumar (2009), Chi et al. (2011), Joseph (2007), Li et Sementara itu, studi yang membahas tentang
al. (2011), dan Robinson (2009). jalur formal dan informal masih berupa studi analisis
Pada suatu sistem atau wilayah atau negara, situasi tentang keberadaan kedua jalur tersebut di
dimana pemerintah tidak memberlakukan regulasi beberapa negara dan usulan kerjasama kedua jalur
yang mewajibkan pihak OEM menerapkan program yang masih bersifat kualitatif dan belum mengarah
pengambilan kembali (take back program), maka pada usulan model pengelolaan RL. Atas dasar
memungkinkan terbentuknya dua aliran, baik closed alasan-alasan tersebut, maka bagaimana mengelola
loop (jalur formal) maupun open loop (jalur RL pada jalur formal dan informal masih menjadi
informal) untuk menangani EOL product yang sama. peluang untuk diteliti.
Aliran closed loop terbentuk ketika pihak OEM Perlu diingat pula bahwa konsumen memiliki
berinisiatif menerapkan program take back bagi peran yang penting dalam aktivitas RL, karena
pengembalian EOL product, melalui jalur formal. merekalah yang memasok material yang akan diolah
Sementara aliran open loop terbentuk ketika terdapat dalam aktivitas RL. Kemauan konsumen untuk
pihak-pihak diluar OEM mengelola EOL product berperan sebagai pemasok akan mempengaruhi
tersebut, untuk pemanfaatan secara ekonomi melalui keberhasilan aktivitas RL. Hal ini ditekankan dalam
jalur informal. Pada sistem tersebut dengan tidak Dixit & Vaish (2013) bahwa untuk membangun RL
adanya regulasi tentang kewajiban penerapan yang efektif perlu diketahui penyebab dari perilaku
program take back, maka EOL product tidak harus konsumen, sedangkan Hazen et al. (2012)
kembali ke OEM, sehingga pada sistem seperti ini menyebutkan bahwa perilaku konsumen merupakan
jalur informal biasanya menjadi lebih berkembang. komponen kunci dalam RL disposition decision
Kenyataan perkembangan jalur informal ini sehingga perlu diperhatikan.
dijelaskan dalam Chatterjee & Kumar (2009), Chi et Program take back merupakan salah satu cara
al. (2011), dan Li et al. (2011). untuk pengumpulan produk dari konsumen pada
Ketika terdapat jalur formal dan informal untuk jalur formal. Perilaku dan keinginan konsumen
pengelolaan produk yang sama seperti gambaran untuk berpartisipasi dalam program take back akan
kondisi di atas, permasalahan muncul baik pada jalur berdampak pada kelangsungan aktivitas RL. Dalam
formal maupun informal. Pada jalur formal, hal ini Hazen et al (2012) juga mengungkapkan
permasalahan timbul ketika program pengumpulan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang
kembali bagi end of use atau EOL product yang dipilih oleh konsumen yang mempengaruhi aktivitas
4
RL, termasuk keinginan konsumen untuk konsumen terkait program take back juga masih
mengembalikan produk yang sudah tidak mereka diperlukan.
gunakan ke supply chain. Demikian juga Poles & Dari uraian latar belakang masalah tersebut,
Cheong (2009) mengemukakan bahwa faktor maka untuk menyelesaikan permasalahan rendahnya
perilaku konsumen dalam pengembalian produk respon konsumen akan program take back pada jalur
perlu diperhatikan, karena konsumen menentukan formal dan dampak lingkungan dari aktivitas pada
lama penggunaan produk dan frekuensi jalur informal, diperlukan pengembangan model
pengembalian produk ke RL. Sementara Flygansvaer pengelolaan RL yang meliputi kedua jalur tersebut.
et al. (2008) menyatakan bahwa karakter end-user Untuk mendukung pengembangan model
mempengaruhi perbedaan tipe sistem RL, dimana pengelolaan RL tersebut, perlu juga dipelajari
karakter end-user yang dimaksud adalah perilaku perilaku konsumen terhadap EOL product dan
end-user yang bersifat aktif atau pasif dalam faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk
menganggapi proses pengumpulan EOL product. menyerahkan EOL product melalui program take
Hanafi et al. (2008) juga mengemukakan bahwa back pada jalur formal. Untuk itulah pengembangan
karakter populasi pada suatu wilayah berbeda model pengelolaan RL pada jalur formal dan
dengan karakter populasi pada wilayah yang lain, informal ini juga perlu mengakomodasi perilaku
sehingga dibutuhkan strategi pengumpulan EOL konsumen.
product yang bersifat customized untuk mewujudkan Diharapkan, solusi yang ditawarkan sesuai
sistem RL yang tepat. kondisi sistem yang melatarbelakangi munculnya
Melihat pentingnya peran konsumen dalam permasalahan. Seperti diungkapkan dalam Roslim &
keberhasilan proses pengumpulan EOL product Ishak (2011) bahwa solusi terbaik bagi pengelolaan
sebagai awal aktivitas RL, maka untuk pengelolaan sistem RL, tergantung pada konteks ekonomi dan
RL, perlu dipelajari juga hal-hal yang terkait budaya dimana sistem tersebut beroperasi. Artinya
perilaku konsumen. Studi yang perlu dilakukan latar belakang kondisi ekonomi dan budaya di satu
setidaknya meliputi: (i) mempelajari bagaimana wilayah/ negara/ sistem bisa berbeda satu dengan
perilaku riil konsumen pasca konsumsi produk, yang lain, sehingga diperlukan solusi yang
untuk mengetahui kecenderungan aliran EOL mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut. Untuk
product pada jalur formal dan informal, dan (ii) itu, penelitian ini ditujukan bagi sistem yang tidak
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi niat dan mewajibkan OEM menerapkan program take back.
perilaku konsumen untuk berpartisipasi dalam proses Reverse logistics (RL) adalah proses
pengumpulan EOL product, khususnya pada jalur perencanaan, implementasi, dan pengendalian secara
formal. Selanjutnya pengetahuan akan kedua hal efisien dan efektif aliran barang (bahan baku,
tersebut, dapat diakomodasi dalam model usulan sediaan dalam proses, atau barang jadi) dan
pengelolaan RL. informasi yang terkait, dari titik konsumsi balik ke
Sementara itu, hasil studi literatur tentang model titik asal. Tujuan RL adalah menangkap atau
perilaku konsumen menunjukkan bahwa lebih menciptakan kembali nilai atau untuk pembuangan
banyak model yang membahas perilaku konsumen barang-barang yang mengalir balik (Rogers dan
dalam membeli produk dibanding model perilaku Tibben-Lembke, 1999).
konsumen yang berhubungan dengan produk yang Menurut Dekker (2004) produk dikembalikan
sudah tidak digunakan atau EOL product. Demikian atau dibuang dikarenakan produk yang dihasilkan
juga masih jarang ditemukan model perilaku tidak berfungsi secara baik atau dikarenakan oleh
konsumen terkait proses pengumpulan produk fungsi barang tersebut sudah tidak dibutuhkan.
khususnya program take back. Dengan demikian, Terdapat beberapa alasan retur produk yang ada
model-model perilaku konsumen yang telah tersedia didalam hierarki rantai pasok, dimulai dengan
belum dapat digunakan secara langsung dalam manufaktur, lalu ke distribusi hingga produk jadi
penelitian ini, sehingga penelitian tentang perilaku sampai ke konsumen akhir. Oleh sebab itu dekker
membagi alasan pengembalian produk menjadi tiga
5
bagian yaitu Manufacturing Returns, Distribution - Stock Adjustment
Returns, dan Customer Returns.
3. Customer Returns
- Product recalls
6
1. Ekonomi Menurut Deiner (2004, p.12) ada beberapa yang
ada antara Forward Logistics dengan Reverse
Logistics yaitu :
Retur produk dapat dijadikan sumber untuk
pemulihan nilai dengen cara
Forward Logistics
digunakan sebagai cadangan atau sisa daur o Pendistribusiannya dari satu titik ke banyak
ulang untuk memulihkan nilai titik
Reverse Logistics
7
o Peramalan lebih sulit memutuskan untuk memindahkan lokasi usahanya.
Sejak tanggal 17 April 2007 fasilitas produksi dan
kantor PT. Lestari Dini Tunggul berada di Jl.
o Pendistribusiannya dari banyak titik menuju Anggrek No. 46, Jagakarsa-Depok, Jakarta Selatan,
sampai sekarang.
Berawal dari garasi sebuah rumah serta
satu titik didukung oleh kemampuan wirausaha dan semangat
juang tinggi didirikanlah PT. Lestari Dini Tunggul.
Perusahaan milik keluarga berbentuk perseroan ini
o Kualitas produk tidak merata memproduksi pakaian rumah sakit. Kesuksesan
perusahaan merupakan pendalaman dari visi
perusahaan, yakni inovasi dan kreatifitas. Dengan
idealisme tersebut mendorong Lestari untuk
o Pengemasan sering rusak
melakukan inovasi penciptaan produk yang bercitra
baik serta bermutu tinggi. Oleh karena itu
dikarenakan produk Lestari dibuat dengan
o Proses kurang jelas menggunaan tekstil yang berkualitas serta teknologi
produk yang memadai.
Perusahaan memiliki karyawan, yakni sejumlah
o Penempatan tidak jelas 100 operator tetap dan 50 orang karyawan tetap.
Karyawan tet ap dibagi atas karyawan pemasaran,
produksi, keuangan dan personalia.
o Kecepatan tidak dapat diperkirakan
Organisasi pada PT. Lestari Dini Tunggul terdiri atas
4 (empat) divisi yaitu:
o Biaya sulit dilihat secara langsung
8
2. Divisi Keuangan menggunakan tenaga ahli atau konsultan guna
memperlancar kegiatan perusahaan. Manajemen
perusahaan dikepalai oleh Direktur yang
Tugas divisi keuangan yaitu : membawahi langsung Manager (Manager
Pemasaran, Manager Produksi, Manager Keuangan
dan Manager Personalia). Setiap Manager
Mencatat arus kas masuk / sumber-sumber memimpin langsung divisi dan para karyawannya
pendapatan, yang bisa terdiri dari yang meliputi Supervisor, Staf dan Operator.
pendapatan operasional, serta pendapatan
non operasional.
9
5. Setrika
Tahap setrika dilakukan setelah melewati
Quality Control yang pertama, setelah menjadi
pakaian jadi kemudian dilakukan setrika agar
pakaian tersebut rapih dan mempermudah dalam
melakukan pengemasan.
6. Quality Control kedua
Quality Control kedua dilakukan setelah proses
setrika, hal ini dilakukan untuk memastikan kembali
dan memeriksa apakah ada pakaian yang rusak.
Apabila ditemukan pakaian yang rusak dan tidak
bisa diperbaiki maka pakaian tersebut akan dijadikan
sebagai barang no good yang membuat barang
tersebut disimpan dalam gudang.
7. Pengemasan
Pada pembuatan produk White Linen, produksi Tahap terakhir dari proses produksi adalah
membutuhkan bahan baku berupa kain sekitar 3 pengemasan. Tujuan dari pengemasan itu sendiri
meter dan benang sekitar 8,8 meter. Proses Produksi adalah untuk melindungi produk dan
Terdapat 7 tahapan yang harus dilakukan untuk memperpanjang umur simpan produk yang dikemas.
memproduksi jas operasi yaitu tahap pola (membuat Pada tahap ini setiap satu jas operasi dan topi
pola pada kain), pemotongan atau menggunting dikemas ke dalam satu plastik. Proses pengemasan
(cutting), jahit (sewing), quality control, setrika dan ini dilakukan secara manual dan umumnya dalam
pengemasan (packing). satu kemasan karton berisi 30 potong/pcs. Pada
1. Pola PT.Lestari Dini Tunggul, pengembalian bahan baku
Tahap pola adalah tahap membuat pola pada dilakukan oleh perusahaan apabila perusahaan
bahan baku kain dengan menggunakan pola dasar menerima kelebihan bahan baku dari pesanan.
yang dimiliki oleh perusahaan. Pola dasar yang Produk White Linen dapat dikembalikan jika
dimiliki oleh perusahaan dijadikan sebagai pola ada kerusakan dan ketidak sesuaian dengan apa yang
acuan. dipesan oleh konsumen. Konsumen atau pelanggan
2. Pemotongan atau menggunting pada PT.Lestari Dini Tunggul merupakan rumah
Pemotongan atau pengguntingan adalah tahap sakit. Demi memuaskan pelayanan pelanggan atau
yang dilakukan setelah kain dibuat pola kemudian service level, PT.Lestari Dini Tunggul
kain tersebut digunting dan disesuaikan dengan pola memperbolehkan konsumen mengembalikan produk.
yang ada. Pengguntingan harus dilakukan dengan Pada penerimaan pengembalian produk White
hati-hati karena kalau tidak sesuai dengan pola hal Linen ini merupakan Legislation yaitu customer
ini dapat mempersulit pada tahap selanjutnya dan right dikarenakan PT.Lestari Dini Tunggul
hasilnya nanti jadi kurang baik. memperhatikan pelanggan dengan cara
3. Jahit meningkatkan pelayanan kinerja sebaik mungkin
Setelah selesai digunting kain yang sudah kepada pelanggan.
menjadi pola tersebut dijahit. Kelebihan produk Pengembalian produk White Linen dilakukan
milik PT. Lestari Dini Tunggul dibandingkan dengan dengan cara memperbaiki produk yang
produk perusahaan lainnya adalah pada proses dikembalikan, dikarenakan produk yang
jahitnya, yakni tidak ada benang yang terputus dikembalikan berupa produk jadi atau produk utuh.
selama proses jahit itu berlangsung dan ini Dalam pengembalian barang tersebut perusahaan
menjadikan produk memiliki kualitas yang baik. menetapkan persyaratan pengembalian barang
4. Quality Control pertama seperti baju, seragam, dan pakaian rumah sakit
Quality Control pertama dilakukan dalam tersebut harus dikategorikan apakah dikembalikan
bentuk pengecekan setelah melewati ketiga tahap karena sobek, rusak, tidak sesuai spesifikasi dan
sebelumnya yakni pola, gunting dan jahit. Hal ini lain-lain. Pengembalian produk tersebut dapat
dilakukan untuk mengetahui apakah ada produk dilakukan selama 7 hari setelah produk White Linen
yang cacat atau tidak sesuai standar. Apabila dikirim ke konsumen, sehingga konsumen
ditemukan kesalahan atau cacat maka kembali ke mempunyai waktu selama 7 hari untuk inspection
proses jahit untuk dilakukan perbaikan. atau memeriksa produk White Linen. Dan PT.
10
Lestari Dini Tunggul akan mengembalikan barang tindakan yang bisa diambil oleh perusahaan. Dan (2)
tersebut kepada konsumen dengan jangka waktu uncontrollable returns, yang dapat dikendalikan
paling lama 30 hari. Barang dengan kategori yang sedikit atau tidak sama sekali dalam jangka pendek
tidak sesuai akan dikembalikan oleh perusahaan
oleh perusahaan.
dengan barang yang baru sesuai dengan jumlah
pengembalian barang yang dibutuhkan dan sesuai
Di PT. Lestari Dini Tunggul proses
juga dengan spesifikasi yang diinginkan oleh pihak
konsumen. Setelah produk White Linen yang akan pengembalian barang dilakukan secara langsung
dikembalikan, PT.Lestari Dini Tunggul dengan cara pengiriman barang retur oleh pihak
mengelompokkan berdasarkan kesalahan atau rumah sakit yang sudah terdaftar. Rumah sakit
kerusakan yang ada pada produk tersebut. Produk tersebut dikatakan telah terdaftar apabila rumah sakit
White Linen dikembalikan berdasarkan Forward tersebut sebelumnya telah menghubungi terlebih
Return yaitu produk langsung dikirim dahulu pihak perusahaan, ataupun pihak rumah sakit
kemanufaktur. Pada PT Lestari Dini Tunggul tidak
tersebut sudah beberapa kali melakukan pembelian
ada pengepul untuk barang barang yang reject ,
dikarenakan barang barang tersebut diolah kembali barang kepada PT. Lestari Dini Tunggul dan juga
oleh PT Lestari Dini Tunggul. Namun untuk bagian perusahaan yang melakukan kerjasama dengan PT
scrap atau bagian yang tidak terpakai dan tidak Lestari Dini Tunggul sebelumnya. Dalam
memiliki fungsi lagi diberikan kepada pengepul pengembalian barang tersebut perusahaan
khusus secara cuma cuma. sehingga PT Lestari Dini menetapkan persyaratan pengembalian barang
Tunggul tidak memiliki limbah yang dapat merusak seperti baju, seragam, dan pakaian rumah sakit
lingkungan sekitar. Sedangkan untuk limbah cair
tersebut harus dikategorikan apakah dikembalikan
yang dihasilkan oleh PT Lestari Dini Tunggul diolah
kembali dengan cara air limbah tersebut disuling karena sobek, rusak, tidak sesuai spesifikasi dan
agar dapat digunakan kembali . lain-lain. Batas waktu pengembalian barang untuk
rumah sakit jika ingin mengembalikan barang yaitu
paling lama 7 hari setelah barang tersebut diterima
oleh konsumen. Dan PT. Lestari Dini Tunggul akan
mengembalikan barang tersebut kepada konsumen
4. MANAGING RETURN dengan jangka waktu paling lama 30 hari. Barang
dengan kategori yang tidak sesuai akan
dikembalikan oleh perusahaan dengan barang yang
baru sesuai dengan jumlah pengembalian barang
yang dibutuhkan dan sesuai juga dengan spesifikasi
yang diinginkan oleh pihak konsumen. Sedangkan
Barang retur sering dipandang oleh pelanggan untuk barang barang rusak yang dikembalikan oleh
sebagai proses yang menyakitkan dan biasanya tidak konsumen tersebut akan diolah dan diperbaiki
dapat dihindari. Bagi retailer, produsen dan kembali oleh perusahaan sesuai dengan kategori
distributor, barang retur sering dipandang sebagai kerusakannya.
gangguan, pusat biaya dan area ketidakpuasan
Manajemen pengembalian merupakan proses di
pelanggan potensial. Selama produk dijual, akan
dalam SCM dengan kegiatan-kegiatan seperti
selalu ada pengembalian. Namun banyak perusahaan
pengembalian (return), reverse logistic, gatekeeping,
menyadari bahwa proses pengembalian
dan avoidance. Dalam implementasi SCM, harus
menghasilkan biaya yang signifikan. Dan strategi
dilakukan mekanisme koordinasi yang baik di antara
pengembalian produk yang efektif yang merupakan
fungsi-fungsi yang bervariasi tersebut agar proses-
aspek utama dari logistik dapat memberikan
proses di dalam SCM bisa dijalankan secara efektif
sejumlah manfaat. Barang retur dapat dikategorikan
dan efisien. Informasi sangat penting dalam proses
menjadi dua kelompok, (1) controllable returns,
pengambilan keputusan pada rantai pasok. Dengan
yang dapat dihindari atau dihilangkan dengan
ruang lingkup rantai pasok yang luas dan mencakup
11
suatu rangkaian perusahaan, kebutuhan informasi untuk dipresentasikan kepada publik. Mereka
menjadi semakin penting. Salah satu kendala yang kemudian mengkodekannya sedemikian rupa
dihadapi dalam penerapan menerapkan teknologi sehingga persyaratan media dan selera penonton
informasi untuk SCM adalah penyiapan terpenuhi.
infrastruktur. infrastruktur teknologi informasi
mencakup empat komponen, yaitu: interface devices, 5. Oleh karena itu, personil di organisasi berita
komunikasi, database, dan arsitektur sistem. menjadi penjaga gerbang, membiarkan beberapa
Infrastruktur ini harus disiapkan, baik untuk internal cerita melewati sistem namun membuat orang
perusahaan maupun eksternal antar perusahaan lain keluar. Ini kemudian membatasi,
dalam rantai pasok. mengendalikan, dan membentuk pengetahuan
publik tentang totalitas kejadian aktual yang
Gatekeeping adalah proses dimana informasi terjadi dalam kenyataan.
disaring ke publik oleh media. Menurut Pamela
Shoemaker dan Tim Vos , penjaga gerbang adalah Gatekeeping dalam PT. Lestari Dini Tunggul
"proses pemusnahan dan pembuatan banyak yaitu membatasi barang yang akan diretur oleh
informasi ke dalam jumlah pesan yang terbatas yang konsumen dengan cara menentukan syarat
menjangkau orang setiap hari, dan ini adalah pusat pengembalian barang. PT Lestari Dini Tunggul
peran media dalam kehidupan publik modern. .] seperti diatas mempunyai syarat terlebih dahulu jika
Proses ini tidak hanya menentukan informasi mana pelanggan (rumah sakit) ingin mengembalikan baju
yang dipilih, tapi juga isi dan sifat pesan, seperti pasien yaitu dengan menghubungi terlebih dahulu
berita, jadilah. " lalu agar dapat dikategorikan dahulu.
1. Dalam menjalankan fungsi "surveilans", setiap Dalam penanganan aktivitas gudang dan
media berita memiliki sejumlah besar cerita produksi di PT. Lestari Dini Tunggul mempunyai
menarik perhatian setiap hari oleh wartawan, sistem aplikasi software. Dalam sistem tersebut
layanan kawat, dan berbagai sumber lainnya. hanya mengatur produksi baju dan seragam dan
stock opname gudang. Hanya saja belum terdapat
2. Karena sejumlah pertimbangan praktis, hanya custom untuk penanganan pengembalian barang.
sejumlah waktu atau ruang terbatas yang
Dalam financial management untuk reverse
tersedia dalam media presentasi hariannya
logistics menetapkan nilai finansial jauh lebih dapat
kepada khalayaknya. Ruang yang tersisa harus
dicapai bila evaluasi dan pemeriksaan yang tepat
dikhususkan untuk iklan dan konten lainnya.
dilakukan sebelumnya. Dengan sistem manajemen
surplus kerja, memungkinkan perusahaan untuk
3. Dalam sebuah organisasi berita ada sebuah
fokus pada produk baru dan terkini. Ini menciptakan
perspektif berita, sebuah subkultur yang
peluang besar untuk memindahkan barang surplus,
mencakup seperangkat kriteria yang kompleks
karena data besar akan membantu memaksimalkan
untuk menilai sebuah berita tertentu - kriteria
nilai karena banyaknya informasi untuk spesifikasi
berdasarkan kebutuhan ekonomi dari medium,
dan produksi. Jika dapat berhasil menciptakan
kebijakan organisasi, definisi isu baru, konsepsi
kemitraan kerja dengan vendor yang mengkhususkan
tentang karakteristik audiens yang relevan, Dan
diri dalam menjual barang surplus, perusahaan dapat
kepercayaan tentang kewajiban real estat
mengambil data dan memasukkan informasi ini ke
keempat jurnalis.
dalam surplus bisnis. Dengan cara ini perusahaan
bisa mendapatkan wawasan bermanfaat tentang
4. Perspektif berita ini dan kriteria kompleksnya tujuan untuk mendapatkan produk baru atau
digunakan oleh editor, direktur berita, dan bagaimana memasarkannya begitu produk menjadi
personil lainnya yang memilih sejumlah berita generasi kedua. Dengan gagasan tentang proyek apa
12
yang layak dilakukan sebelumnya, memungkinkan dari satu taksi yang tidak beroperasi dan
bisnis menyiapkan pendapatan penjualan sepanjang menempatkannya di sisi lain, perusahaan tersebut
masa pemasaran produk, yang menghasilkan telah mengurangi jumlah taksi yang tidak beroperasi
pemulihan bisnis yang lebih baik. sebesar 50%.
Asset recovery dalam PT. Lestari Dini Tunggul Compacting Disposition Cycle Time pada PT
yaitu memaksimalkan semua barang yang tidak Lestari Dini Tunggul pemadatan waktu dimulai pada
berguna dalam gudang seperti baju dan seragam saat identifikasi barang yang dikembalikan oleh
yang failed untuk diolah kembali agar meningkatkan konsumen sampai dengan tahap perbaikan yang
fungsi penggunaan kembali dan menghindari dilakukan oleh perusahaan, seperti menentukan
ketidakekonomisan. kategori barang apa saja yang dikembalikan dan
bagaimana cara penananganannya.
Karena asset recovery tidak produktif
menghabiskan biaya, penting untuk Untuk bagian sistem informasi yang digunakan
mengklasifikasikannya seperti itu oleh para oleh PT Lestari Dini Tunggul bernama IPMS
karyawan pemulihan investasi. Nantinya, sebuah aplikasi ini digunakan untuk tracking atau melacak
keputusan bisa dibuat apakah akan melakukan barang barang yang tersedia di gudang PT Lestari
redeploy atau divestasi. Asset surplus tersebut bisa Dini Tunggul serta menghitung jumlah barang
dalam bentuk apapun, termasuk peralatan tetap, barang yang ada di gudang tersebut , tentunya
peralatan bergerak, bangunan, atau tanah. Aset aplikasi ini sangat membantu perusahaan dalam
menganggur atau surplus bisa berupa aset modal proses stockopname.
atau surplus non-modal.
Pada PT Lestari Dini Tunggul tidak ada zero
Dapat mengalihkan asset menganggur ke bagian return dikarenakan barang yang dikembalikan oleh
lain dari sebuah organisasi seringkali merupakan konsumen di terima oleh perusahaan , tentunya
penggunaan paling produktif untuk aset tersebut. dengan persyaratan pengembalian barang yang telah
Pemindahan aset juga menghemat uang organisasi ditetapkan dan barang yang telah dikembalikan oleh
dengan menghilangkan kebutuhan untuk membeli konsumen tersebut diolah dan diperbaiki kembali.
aset baru pada tingkat pasar saat ini. Perusahaan Sehingga perusahaan tidak mengeluarkan biaya
dalam bisnis pemulihan aset dapat disebut sebagai untuk penanggungan barang agar tidak dikembalikan
likuidator atau spesialis pemulihan aset . Perusahaan kepada pihak perusahaan .
pemulihan aset akan membeli peralatan dengan
harga diskon dan menjualnya kembali untuk Pengembalian barang yang dilakukan oleh
keuntungan atau menjualnya atas nama pemiliknya konsumen kepada perusahaan dilakukan secara
atas komisi atau biaya. langsung tidak melalui retailer maupun distributor.
Sehingga PT Lestari Dini Tunggul memiliki
Untuk penggunaan kembali yang efektif, bagian lain penghematan ruangan yang cukup baik (space
dari perusahaan perlu meminta aset semacam itu. Ini saving) dengan arti bahwa pengembalian barang
juga harus praktis untuk aset yang akan ditransfer hanya dikumpulkan pada satu tempat saja. Dan
dan ditempatkan di lokasi baru. melakukan pengelompokan barang barang yang
dikembalikan untuk di tangani sesuai dengan
Salah satu bentuk pemindahan internal adalah kebutuhannya. Keputusan ditentukan oleh
dari buku saku cadang yang dapat digunakan dari perusahaan , pada centralized return center
satu aset ke aset lainnya. Sebagai contoh, sebuah perusahaan memutuskan barang pengembalian akan
perusahaan taksi memiliki dua taksi yang tidak dilakukan re-use atau refurbish.
beroperasi dengan bagian non-kerja yang berbeda di
masing-masing. Dengan mengambil bagian kerja
13
Remanufacturing and Refurbishing yang dapatkan, seseorang pasti akan mengembalikan
dilakukan oleh PT Lestari Dini Tunggul yaitu berupa produk. Mungkin perusahaan menerimanya sebagai
perbaikan barang yang dikembalikan oleh konsumen hadiah, tapi perusahaan tidak menginginkannya. Ada
sesuai dengan kategori permasalahannya. juga kasus dimana produk akan rusak karena kondisi
Sebelumnya perusahaan telah menentukan pengiriman atau masalah pabrik. Mungkin itu tidak
persyaratan apa saja yang ditentukan untuk persis seperti yang perusahaan harapkan. Terlepas
pengembalian barang dari konsumen dengan pihak dari jumlah tenaga yang dimasukkan untuk
perusahaan. Dengan begitu perusahaan dapat dengan membuat barang berkualitas dan administrasi klien
mudah mengidentifikasi dan melakukan perbaikan kelas satu, akan selalu ada kasus di mana harus
yang sesuai. Perbaikan produk yang dikembalikan mengelola dengan imbalan.
ini bertujuan untuk meminimalisir jumlah produksi
sesuai dengan kecacatan tertentu maka telah Pada perusahaan lestari dini tunggul yang
ditetapkan oleh perusahaan bahwa pengembalian membangunan kembali produk dengan spesifikasi
barang dari pihak perusahaan ke pihak konsumen produk manufaktur asli dengan menggunakan
sekitar paling lama 30 hari . kombinasi komponen bekas, perbaikan dan baru. [1]
Hal ini membutuhkan perbaikan atau penggantian
Pada perusahaan lestari dini tunggul ini bagian komponen dan modul usang atau usang . Bagian
penjualan tidak bertanggung jawab atas yang mengalami degradasi yang mempengaruhi
pengembalian yang mungkin dihasilkan dari usaha kinerja atau keseluruhan kehidupan yang diharapkan
penjualan mereka yang telah dijualkan. Tapi bagian akan diganti. Remanufakturing adalah suatu bentuk
operasi dan produksi yakin merasakan beban dan proses pemulihan produk yang berbeda dengan
biaya menerima tingkat pengembalian yang tinggi proses pemulihan lainnya dalam kelengkapannya:
setiap musim. Solusinya muncul ketika manajer mesin yang diproduksi ulang harus sesuai dengan
logistik, keuangan, pemasaran dan penjualan harapan pelanggan yang sama seperti mesin baru.
mengembangkan pendekatan "jual yang benar, tidak
lebih". Pendekatan ini juga melibatkan pelanggan Log in-house Reverse bisa mahal karena dikenal
ritel dalam negosiasi penjualan awal untuk karena memakan aset, uang, dan waktu pengecer.
menentukan volume produk awal yang akan Untungnya, jika adalah perusahaan lokal kecil,
dikirimkan kepada mereka setiap musim. Meskipun perusahaan tidak perlu membangun tim Logistik
margin kotor berkurang di depan, dampak bawah terbalik sendiri. Perusahaan logistik orang luar yang
untuk menghindari semua keuntungan eceran akhir sah dan sah secara teratur akan memberikan
musim yang mahal benar-benar memperbaiki administrasi logistik mundur. Alih-alih mengurus
perusahaan. Perusahaan juga menggunakan pengembalian, perusahaan memiliki alternatif untuk
pendekatan ini untuk memperkuat hubungan dengan mempekerjakan seseorang yang bekerja di Reverse
pelanggan utama. Menentukan jumlah produk yang Logistics Outsourcing. Ini bisa menghemat waktu,
tepat untuk dijual, mengembangkan kemampuan uang, dan aset agar bisa berkonsentrasi pada tujuan
logistik responsif untuk melengkapi volume produk sebenarnya dari bisnis. Bila perusahaan memutuskan
bila diperlukan, dan menghindari penurunan dan untuk melakukan reverse logistics outsourcing,
imbalan akhir musim telah membantu perusahaan ini perusahaan akan melihat keuntungan yang tercermin
menciptakan nilai bagi pelanggan utamanya. dalam perhatian utama.
14
dikembalikan tentunya tidak menyiratkan bahwa
klien yang mengembalikannya tidak akan pernah
lagi membeli di toko. Namun, jika kebijakan
perusahaan memberi mereka banyak kerumitan dan
membatasi mereka dalam berbagai batasan, loyalitas
mereka terhadap perusahaan mungkin akan hilang
selamanya. Terlepas dari kehilangan keuntungan dan
beban lainnya terkait reverse logistics, ini adalah
keuntungan terbesar perusahaan untuk menjaga
kebijakan tetap toleran seperti yang bisa diharapkan.
15
sosial, misalnya efek polusi pada lingkungan. DHL. (2008), “The Logistics Role in Reverse
Logistics”, http://dhl-discoverlogistics.com (accessed
Kegiatan Green logistik meliputi, mengukur
dampak lingkungan dari strategi distribusi yang
August 8, 2011).
berbeda, yang mengurangi penggunaan energi
dalam kegiatan logistik, mengurangi limbah dan
mengelola perawatannya.
DAFTAR PUSTAKA
16
Reverse Logistics Association (2011), “Reverse
Logistics”, http://reverselogisticstrends.com
(accessed September 29, 2011).
17
LAMPIRAN
Marketing
Marketing
Sales Counter
Marketing
Marketing