Ipi 130558
Ipi 130558
Ipi 130558
(1)
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta
(1)
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Jl.Sumpah Pemuda No.18,Joglo,Kadipiro, Surakarta 57136
ABSTRACT
Lately, we occured food product like tofu, meat ball, noodle and other junk
food for children with chemicals dangeruos, so people must be carefull to
consume that food. The food ubtainable sorrounding in schoolchild by grocer.
That food was not durable, so we must add food preservative. A kind of food
preservative is formaldehyde. Formaldehyde is a chemichal, but is’t in use for
food.
This research to obtain qualitative utilization formaldehyde, on junk food
for schoolchild on Elementary school in Tasikmadu district, Karanganyar.
Sample comprised chicken nougat, meat ball, noodle, meat sausage and fish ball.
Chemical for analysis are Kalium Permanganat (PK).
Result shown that 45% junk food detected positive with formadehyde (for
qualitative analysis), totaly sample are 60. 55% not detect negative with
formaldehyde. Qualitative analysis with PK. Chicken nougat, meat ball, sausage
and noodle are most junk food which sold in front of school by grocer. Main of
ingredient are mixed of fluor and meat/chicken/fish for flavored. That food is
durable so that need food additive to preservative that food.
PENDAHULUAN
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di
sektor industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formalin
memiliki banyak manfaat, seperti anti bakteri atau pembunuh kuman sehingga
2
dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat
dan berbagai serangga lain.
Akhir-akhir ini dengan banyak ditemukan produk-produk pangan seperti
tahu, bakso,mie serta jajanan anak sekolah yang mengandung bahan-bahan kimia
berbahaya sehingga menyebabkan masyarakat perlu hati-hati dalam
mengkonsumsi jenis-jenis makanan tersebut. Makanan tersebut sering dijual di
lingkungan sekolah oleh penjaja makanan, serta terjual bebas di masyarakat.
Mayoritas pangan jajanan anak sekolah (PJAS) di sepanjang tahun 2010
masih mengandung bahan kimia berbahaya. Alhasil hampir setiap tahun masih
ditemukan sejumlah anak sekolah, khususnya di level SD, mengalami keracunan
makanan. Banyaknya PJAS mengadung bahan berbahaya tercermin dari hasil
pengawasan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sampai Oktober
2010. Mayoritas pangan jajanan anak sekolah (PJAS) di sepanjang tahun 2010
masih mengandung bahan kimia berbahaya. Banyaknya PJAS mengadung bahan
berbahaya tercermin dari hasil pengawasan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) sampai Oktober 2010.
Bahan kimia yang sering digunakan antara lain formalin, boraks,
rhodamin. Bahan tersebut bermanfaat untuk mengawetkan produk pangan serta
memberi warna agar produk pangan tampak bagus. Namun bahan tersebut tidak
dianjurkan untuk digunakan pada produk pangan karena bila terakumulasi di
dalam tubuh dapat menyebabkan kanker.
Dari 1.845 sampel yang diuji, 563 makanan yang dijajakan di lingkungan
sekolah di sejumlah kota besar di Indonesia terbukti tidak memenuhi syarat
keamanan pangan. Rinciannya, 48 sampel (13,15%) diketemukan masih
mengandung zat formalin, 130 sampel (35,62%) mengandung boraks, 49
(13,42%) bercampur dengan rhodamin B, 5 sampel mengandung methanil yellow,
11 sampel terdapat unsur benzoat berlebih, 15 sampel mengandung sakarin
berlebih, 107 sampel mengandung siklamat. Selain itu, 191 sampel juga tidak
memenuhi paramaeter uji cemaran mikroba, seperti terdapat bakteri Ecoli
(Anonim(3), 2011)
3
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Sampel jajanan anak sekolah pada beberapa Sekolah Dasar di Kecamatan
Tasikmadi, Karanganyar. Sampel teridiri dari 9 jenis, antara lain nugget, bakso,
mie, bakso isi tahu, bakso isi telur, pangsit goreng, sosis daging, bakso ikan dan
4
bakso bakar. Alat yang digunakan gelas, telenan, pisau, piring. Bahan Kimia yang
digunakan Kalium Permanganat (PK), aquadest
Tahapan Penelitian
a. Pengambilan sampel
b. Preparasi sampel.
c. Analisis kualitatif formalin pada sampel
5. bakso : tepung terigu dengan substitusi daging sapi, ditambah dengan saos
tomat
6. mie : dililitkan dalam batang bambu
7. bakso tahu : tahu dihaluskan kemudian dibentuk bulat seperti bakso
8. bakso isi telur : bakso (tepung terigu dengan substitusi daging sapi) dan
dibagian tengah diberi telur puyuh
9. Bakso ikan : tepung terigu dengan substitusi ikan dan perisa ikan
Penjual jajanan di depan sekolah sekitar jam istirahat atau jam pulang
sekolah. Harga jajanan hampir seragam, berkisar antara Rp.1.000,- - Rp.2.000,-.
Harga tersebut cukup terjangkau bagi anak sekolah terutama anak Sekolah Dasar.
Harga yang murah, belum menjamin kebersihan dan keamanan jajanan anak
sekolah. Salah satu kemungkinan yang dilakukan produsen jajanan akan adalah
dengan melakukan substitusi dalam pembuatan jajanan, misalnya dengan
menambah prosesntase penggunaan terigu dan daging/ayam/ikan yang digunakan
sedikit untuk menekan biaya produksi.
Alternatif lain yang kadang dilakukan produsen adalah dengan menambah
bahan kimia agar makanan yang dirpoduksi dapat tahan lam disimpan. Bahan
kimia yang sering ditemukan dalam makanan adalah penggunaan formalin pada
mie, bakso dan makanan lainnya. Padahal formalin bukan bahan tambahan yang
digunakan untuk makanan. Formalin digunakan dalam pembuatan porselen dan
sebagai pengawet mayat.
Masih maraknya penggunaan formalin, mendorong peneliti untuk
mengetahui dan menganalisis secara kualitatif adanya formalin pada jajanan anak
sekolah di Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar. Jumlah Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Tasikmadu adalah 27 SD dan sampel jajanan anak dari 20 SD dengan
total jumlah sampel 60 buah. Jenis jajanan yang banyak dijual adalah bakso
daging sapi, sosis daging sapi dan nugget daging ayam.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sampel makanan yang diambil
sebagian besar bahan utamanya adalah tepung (campuran antara tepung terigu dan
tapioka) serta diberi substitusi daging (sapi atau ayam atau ikan) dalam jumlah
sedikit (sebagai perasa) dan kaldu instan. Kenampakan jajanan cukup menarik,
6
Rata-rata tiap SD terdapat 2-4 jenis jajanan yang dijual oleh penjual keliling.
Penjual tersebut menjajakan dagangan dengan sepeda atau sepeda motor. Penjual
tersebut tidak semuanya memproduksi sendiri makanan yang dijualnya, tetapi
mereka mengambil atau membeli makanan dari produsen. Jenis makanan yang
ditemui di SD-SD hampir sama.
Nugget, bakso, sosis dan mie merupakan jajanan yang banyak dijual oleh
pedagang makanan di sekolah-sekolah. Bahan utamanya adalah campuran tepung
terigu dan sedikit daging sebagai perasa. Makanan tersebut mudah rusak sehingga
perlu adanya bahan tambahan agar makanan tersebut bisa awet tahan lama.
Sampel nugget yang dianalisis 50% positif terindikasi kandungan formalin
secara kualitatif, sisanya tidak terindikasi (-). Adanya indikasi positif,
dimungkinkan karena penggunaan daging. Daging mudah rusak apabila tidak
disimpan dalam almari pendingin, sehingga supaya daging bisa awet, daging
diperlakukan dengan formalin. Formalin bisa juga ditambahkan saat proses
pembuatan nugget.
Sampel negatif pada jajanan yang dijual, dimungkinkan karena
menggunakan daging yang segar sehingga tidak perlu adanya aplikasi formalin
8
DAFTAR PUSTAKA
Yudha. 2011. Waduh, Jajanan Anak masih Mengandung Formalin dan Boraks.
Monday. http://koweasu.blogspot.com/2011/01/waduh-jajanan-anak-masih-
mengandung.html. January 3, 2011.