499 625 1 SM PDF
499 625 1 SM PDF
499 625 1 SM PDF
Abstract
To teach science is basically to teach about everything in the universe. Since
their early age children could actually be introduced to the nature, and their
engagement in or observation of any kind of natural process may help them to enrich
their experience and sense of science. In this sense, therefore, the use of natural
resources is important as it will also allow them to do some experiments, to further
explore and investigate their natural surrounding. These ability and skills are
undoubtedly of a great usefulness for and in their future. Within the current
Kindergarten Curriculum, science teaching is a part of the cognitive development
enhancement. Unfortunately, in teaching science to their young learners, often,
teachers adopt teaching strategies which do not suit their stage of development, for
example through the introduction of abstract scientific concept. In fact, children of
early age think in a concrete way, and therefore, to teach them more effectively, is to
some extent to bring the subject matter to a more concrete way. This community
service program aims to introduce the use of used objects as materials of educational
toys, commonly used as science teaching media by the kindergarten teachers.
78
Wulan Adiarti, Alat Permainan Edukatif Berbahan Limbah 79
menjelaskan dan mengggambarkan kerja hasil yang belum matang. Guru perlu
dari alam (Bean, 1995 : 43) menyediakan lingkungan pembelajaran
Para kontruktivist beranggapan dengan bahan-bahan yang sesuai sehingga
bahwa pengetahuan akan dibangun secara anak terdorong untuk menyalurkan rasa
aktif oleh seseorang melalui persepsi dan ingin tahunya dalam bentuk eksperimen-
pengalaman langsung dengan eksperimen. Guru merupakan katalisator
lingkungannya. Anak yang banyak yang dapat menolong anak agar memiliki
bersentuhan dengan alam akan lebih keterampilan berpikir dan memecahkan
mampu memaknai dunia mereka. Karena masalah. Guru juga merupakan sumber bagi
itu anak perlu mendapatkan kesempatan anak dan diharapkan menjadi model yang
berinteraksi dengan lingkungan mereka memiliki rasa ingin tahu yang sama dan
yang akan membuat mereka secara aktif kesenangan dalam mengeksplorasi
terus menerus mendapatkan pengetahuan. lingkungan.
Pendidikan sains untuk anak usia dini, Seorang ilmuwan akan melakukan
anak akan bermain berdasarkan kebebasan pengamatan terhadap segala hal dari
dan rasa ingin tahunya yang perlu dianggap dilingkungannya. Menciptakan sesuatu,
sebagai kesempatan bagi anak untuk memiliki ide-ide baru, menyelidiki,
membangun pengetahuannya tentang dunia menganalisis, dan mengevaluasi obyek
mereka. Sains untuk anak usia dini yang diteliti.
berdasarkan keingintahuan dari dalam Guru perlu mengajak anak untuk
dirinya. Karena itu sains bukan hanya melakukan proses mengamati dan
mengajak anak anak untuk melakukan menduga. Kedua-duanya sangat berkaitan,
pengamatan saja, tetapi juga dapat namun memiliki perbedaan yang prinsip.
mengajak anak untuk mempelajari Mengamati (observing) merupakan proses
keaksaraan, hitungan, seni, musik, dan penggunaan semua indera anak untuk
gerakan. mengumpulkan data tentang sesuatu obyek
Dari pandangan kontruktivist (Jo Ann atau fenomena. Mengamati merupakan
Brewer 2007 : 386), sains untuk anak usia suatu proses yang aktif, bukan sekedar pasif
dini harus mengajak anak bermain dan melihat sesuatu yang sedang terjadi.
mengeksplorasi lingkungannya. Di dalam Mengamati merupakan ketrampilan dasar
bermain, ketika anak mengeksplorasi dan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur
bereksperimen maka anak mendapatkan menduga (inferring), mengukur
pemahaman baik dari keterampilan proses (measuring), dan mengkomunikasikan
dan juga konsep sains, bukan hanya sekedar (communicating). Menduga merupakan
berfokus pada hasil akhir dari suatu pengumpulan pendapat atau perkiraan
jawaban yang benar. Kesempatan untuk berdasarkan bukti-bukti. Dugaan akan
melakukan eksplorasi dan eksperimen mengembangkan hipotesis,
berulang-ulang, banyaknya bahan-bahan mengintepretasikan data dan
yang dapat dimanipulasikan anak dan mengidentifikasi pola-pola, hal-hal umum
tersedianya waktu untuk bertanya dan yang mungkin terjadi, dan kecenderungan
melakukan refleksi sangat penting untuk tertentu. Dari pola, generalisasi dan
mendukung kesuksesan dan menciptakan kecenderungan tersebut akan memaknai
kemampuan memecahkan masalah bagi dunia.
anak. Di dalam melakukan proses berpikir
Guru harus dapat mendukung dan ilmiah, anak perlu belajar memahami
memfasilitasi anak berlaku seperti scientist fenomena, menjawab pertanyaan,
cilik tanpa mengintervensi atau membawa mengembangkan teori, menemukan
eksplorasi dan eksperimen mereka pada informasi yang lebih banyak tentang
80 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009
apa saja yang ada disekeliling kita misalnya dasarnya anak usia Taman kanak-kanak
sapu, piring, gelas, sendok plastik, tutup berada pada tahap bermain.
panci, bangku kecil, dan lain-lain. Tetapi Oleh karena itu bahan atau media
prinsip dasar dalam pemanfaatan APE yang dapat digunakan adalah mainan untuk
adalah alat-alat tersebut dibuat sendiri dari anak, diantaranya :
bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi 1) Kotak dengan berbagai ukuran
atau bahan-bahan yang mudah didapat 2) Pakaian yang terlalu kecil atau tidak
disekitar kita. terpakai lagi
3) Potongan-potongan benang
Definisi Bahan-bahan Limbah 4) Segala benda yang beroda (misalnya
Limbah dapat diartikan sebagai kereta bayi tua, kereta belanja, atau
benda-benda yang tidak dapat digunakan, kereta dorong)
tidak ingin digunakan atau tidak diperlukan 5) Peralatan dapur yang tidak terpakai lagi
lagi. Sesuatu benda bisa saja menjadi 6) Gelas, mangkuk dan wadah bekas
limbah bagi kita tetapi berguna bagi orang makanan
lain. Bungkus-bungkus/kemasan bisa 7) Potongan perca dari berbagai ukuran
menjadi limbah ketika kita membuangnya 8) Segala macam kertas, surat kabar,
ke tong sampah setelah menggunakan. kertas gambar, karton, kertas warna
Benda-benda limbah bisa berupa 9) Majalah berisi foto dan gambar yang
benda-benda yang sudah tidak terpakai berwarna cerah
seperti kertas, kayu, plastik, logam, karet, 10) Bahan pengeras terutama yang
kaca, dan kain. Benda-benda tersebut bentuknya aneh dan pembalut alat
biasanya terdiri dari beberapa ukuran dan elektronik atau peralatan lain (Bean
beberapa warna. Ada yang berukuran kecil 1995 : 49)
ada yang besar, ada yang berwarna dan ada Limbah yang digunakan sebagai
yang tidak berwarna. media pembelajaran anak pada dasarnya
Mainan untuk anak tidak harus tidak perlu mahal dan biasanya merupakan
berupa benda-benda yang mahal. Mainan- bahan-bahan sekitar yang sudah tidak
mainan itu sebetulnya sudah ada di terpakai lagi. Catherine mengungkapkan
lingkungan kita sehari-hari. Perhatikanlah beberapa media kreatif yang berasal dari
benda-benda yang tidak terpakai di barang yang tidak terpakai tetapi masih bisa
lingkungan kita. Sering benda-benda itu digunakan di antaranya adalah : Barang
dianggap sebagai limbah yang hanya rongsokan yang dimasukkan ke dalam
disimpan di gudang atau bahkan wadah termasuk karton, kotak korek api,
dimasukkan ke dalam kotak sampah, pipa dari gulungan kertas tisu, kelos
padahal sesungguhnya limbah tersebut benang, kotak telor, potongan bahan
dapat digunakan untuk alat permainan pakaian, pita, tape, tutup botol, gabus,
edukatif yang dapat menunjang proses kaleng plastik, botol, kaleng, karton.
pembelajaran. Dari limbah juga dapat Kancing, wol, selang, karet, bulu unggas,
dilakukan proses daur ulang yang hasilnya kerikil, manik-manik, penjepit kertas, klip
dapat bermanfaat untuk menunjang dan benang (1989 : 82).
kegiatan sains. Menurut Bean (1995 : 4) Berikut ini adalah beberapa
limbah merupakan media atau bahan kreatif pemanfaatan limbah yang dapat digunakan
sekaligus dapat menunjang kreativitas anak. untuk kegiatan penunjang pembelajaran
Limbah yang diolah menjadi alat permainan anak usia dini khususnya pembelajaran
untuk anak-anak, khususnya usia Taman sains.
Kanak-kanak biasanya berhubungan dengan 1) Bola kertas
kegiatan bermain anak. Karena pada Kertas bekas atau kertas koran dapat
82 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 38, NO. 1, JUNI 2009
dasar bagi anak untuk berpikir ilmiah. 2) Perlu diadakan program pengenalan
Pendidik sebagai fasilitator dan stimulator kesadaran lingkungan yang dapat
dapat memberikan pendampingan bagi anak diintegrasikan ke dalam kurikulum
sehingga terjadi pembelajaran sains yang khususnya untuk taman kanak-kanak,
optimal. yang dilaksanakan secara komprehensif,
Di dalam kurikulum taman kanak- agar anak mempunyai kesadaran
kanak, pembelajaran sains termasuk salah menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
satu kegiatan pengembangan
pengembangan kognitif anak. Pada DAFTAR PUSTAKA
pendidikan sains untuk anak usia dini, anak Sudono, Anggani. 2004. Sumber Belajar
akan bermain berdasarkan kebebasan dan dan Alat Permainan untuk
rasa ingin tahunya yang perlu dianggap Pendidikan Usia Dini. Jakarta :
sebagai kesempatan bagi anak untuk Grasindo
membangun pengetahuannya tentang dunia Bean, Reynold. 1995. Cara
mereka. Sains untuk anak usia dini Mengembangkan Kreativitas Anak
berdasarkan keingintahuan dari dalam (terjemahan Med. Meitasari
dirinya. Tjandrasa). Jakarta : Binarupa Aksara
Melalui pemanfaatan bahan limbah CRI. 2000. Menciptakan Kelas yang
prinsip pembelajaran sains untuk anak Berpusat pada Anak. Jakarta
dapat dilaksanakan dengan optimal karena Dhieni, Nurbiana, dkk. (2005). Metode
sains merupakan ilmu pengetahuan yang Pengembangan Bahasa. Jakarta :
mengajak anak mengeksplorasi alam Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
dengan bahan-bahan alami yang berasal Hidayat, Heri. 2003. Aktivitas Mengajar
dari alam. Bahan limbah dalam Anak TK. Bandung : Katarsis
pembelajaran sains dapat dibuat menjadi Hurlock, B Elizabeth. 1999. Perkembangan
alat permainan edukatif yang menarik buat Anak Jilid 1 dan 2 (terjemahan Med.
anak. Menggunakan alat permainan Meitasari Tjandrasa). Jakarta :
edukatif berbahan limbah dapat Erlangga
menumbuhkan kepekaan anak untuk Lee, Catherine. 1989. Pertumbuhan dan
senantiasa menjaga kelestarian lingkungan Perkembangan Anak Edisi 3. Arcan
sekitarnya. Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan
Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka
Saran Cipta
1) Pemanfaatan bahan limbah sebagai Yunanto, Joko Sri. 2004. Sumber Belajar
sumber belajar dan media konkrit yang Anak Cerdas. Jakarta : Grasindo
alamiah perlu diimplementasikan secara Sujiono, Sujiono. 2005. Menu
kontinyu dan konsisten dalam aktivitas Pembelajaran Anak Usia Dini.
pembelajaran di taman kanak-kanak Jakarta : Yayasan Citra Pendidikan
agar mendapatkan hasil yang maksimal.