0% found this document useful (0 votes)
81 views6 pages

Journal

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 6

JImeD, Vol. 4, No.

1 ISSN 2356-301X

TEKNIK RADIOTERAPI RADIASI EXTERNAL KANKER SERVIKS DENGAN


SEPARASI LEBIH DARI 20 CENTIMETER PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-
60 DI UNIT RADIOTERAPI INSTALASI RADIOLOGI RSUP DR. KARIADI
SEMARANG

TREATMENT OF RADIOTHERAPY FOR SERVIKS CANCER WITH SEPARATION


MORE THAN 20 CENTIMETERS USING COBALT-60 AT UNIT
RADIOTHERAPY INSTALLATION RADIOLOGY RSUP DR. KARIADI SEMARANG
Galang Harta Widjaya1), Fatimah2), Sudiyono3)
1,2,3)
Poltekkes Kemenkes Semarang
e-mail: c.ztrife@gmail.com

ABSTRACT
Background: Cervical cancer is a type of cancer that emerges from the cervix. In the early stages of the tumor, treatment therapy will be
performed surgically on organs affected by cancer cells, at an advanced stage will be done adjuvant therapy with curative goals through a
combination of chemotherapy, surgery, and radiotherapy. In radiotherapy treatment is done with several techniques such as Brachyterapi,
IMRT, 3DCRT, and 2D with external aircraft radiation modality with Linac (Linear Accelator) and Cobalt-60. For Brachyterapi (internal
radiation) technique, the radiation source is directly placed on the target tumor by using the after loading technique generally, whereas the
external radiation techniques of 3DCRT and IMRT are generally performed on external radiation plane using MLC (Multi leaf Collimator) by
following the target shape tumors resulting from CT Simulator and TPS (Treatment Planning System) calculations. For IMRT alone the
technique used is almost the same as 3DCRT technique. In cobalt-60 is generally used for the treatment of radiation therapy has an average
energy of 1.25 MV. At 1.25 MV cobalt energy with 10x10 cm field area will get maximal energy at depth (d max) 0.5 cm and energy will
decrease to half (d half) at a depth of 11 centimeter on water media. So that in planning of radiation using cobalt-60 plane have limited
separation diameter less than 20centimeter.
Methods: This type of research is qualitative with case study approach. the data was collected in October-December 2017 at radiotherapy
Installation of Dr. Kariadi General Hospital Semarang by observation methodology, interview with Radiation Oncologist Specialist, Medical
Physiciast and Radiographer. the data obtained from the study were analyzed by an interactive model, creating the interview
transcripts subsequently reduced and processed within the type of open coding, given within the type of quotations then are often drawn
conclusions.
Result: The results of this study demonstrate that the management of cervix cancer radiation utilizing 2D procedure
in radiotherapy installation of Dr. Kariadi General Hospital Semarang includes patient examination, planning medical physics, verification
and radiation treatments. 2D techniques are used pupose to paliative radiation, homogenity of dose and the location of the target volume is
close to the Organ at Risk. Field radiation evaluation was performed before first and third irradiation, patient evaluation after five times of
radiation and evaluation after 25rd radiation.
Conclusion: The reason for doing the external radiation exposure of cervical cancer with tumor stage further consideration according to the
Anatomical Pathology with pT3aN0M0 stage. So the purpose of palliative external radiation. with cervical cancer using cobalt-60 teletherapy
air as much as 50 Gy with a fractionation s25 times, and each fractionation with doses of 2Gy. The reason for doing the external radiation
exposure of cervical cancer with tumor stage further consideration according to the Anatomical Pathology with pT3aN0M0 stage. So the
purpose of palliative external radiation. with cervical cancer using cobalt-60 teletherapy air as much as 50 Gy with a fractionation 25 times,
and each fractionation with doses of 2Gy. The reason for doing the external radiation exposure of cervical cancer with tumor stage further
consideration according to the Anatomical Pathology with pT3aN0M0 stage. So the purpose of palliative external radiation

Keyword : Radiotherapy, 2D Conventional, Cervix Cancer

PENDAHULUAN Pap yang abnormal atau tes Pap adalah tes yang lazim
Kanker serviks adalah jenis kanker yang muncul dari dilakukan sebagai bagian dari tes rutin yang dilakukan wanita.
leher rahim. Kanker ini terutama disebabkan oleh Tes ini dapat mendeteksi sel-sel pra-kanker dan kanker di
pertumbuhan abnormal (atau) perubahan sel pada cervix. Pada vagina dan leher rahim. Hal ini tidak digunakan mendeteksi
perubahan abnormal menyebabkan beberapa gejala, yang jenis kanker lainnya. Tes ini diambil sebagain sampel kecil
meliputi perdarahan dari vagina, rasa sakit di perut bagian dari sel dikumpulkan dari permukaan serviks dengan sikat
bawah, nyeri saat berhubungan seks dan keputihan. atau spatula. Sel-sel ini kemudian dioleskan ke slide dan
Kebanyakan kanker serviks disebabkan oleh virus yang diperiksa di bawah mikroskop di laboratorium untuk
disebut human papillomavirus (HPV). Hal ini dapat diobati mengetahui pertumbuhan sel atau perubahan sel abnormal
dengan baik ketika itu ditemukan pada tahap awal kanker. Tes (Gregory Lee, 2014).

Galang : Teknik Radioterapi Eksternal Kanker Serviks ... 16


JImeD, Vol. 4, No. 1 ISSN 2356-301X

Menurut Kementerian Kesehatan Repubilk Indonesia Radioterapi 3D-Conformal adalah proses perencanaan
pada tahun 2014, jumlah wanita penderita baru kanker serviks dan pemberian radioterapi yang mengacu pada data pencitraan
berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun 3 Dimensi dan bentuk lapangan penyinaran disesuaikan
terjadi 40 ribu kasus kanker serviks. Pada stadium tumor dini dengan bentuk tumor (konformal), IMRT merupakan suatu
maka terapi pengobatan akan dilakukan pembedahan pada model lanjutan radioterapi presisi tinggi yang memanfaatkan
organ yang terkena sel kanker, pada stadium lanjut akan akselerator linier (LINAC) yang dikendalikan oleh komputer
dilakukan terapi secara adjuvant dengan tujuan kuratif melalui untuk memberikan dosis radiasi yang tepat untuk tumor ganas
kombinasi kemoterapi, pembedahan, dan radioterapi. Pada atau suatu bagian tertentu di dalam tumor. IMRT
kanker stadium lanjut untuk tujuan paliatif maka akan memungkinkan untuk menghasilkan dosis radiasi yang lebih
diberikan terapi radiasi dengan dosis yang tinggi. tepat dan akurat karena penyesuaian dengan bentuk tiga-
Berkembangnya terapi kanker melalui pembedahan, dimensi (3-D) dari tumor melalui pengontrolan atau modulasi
kemoterapi, brachyterapi, dan radiasi external pada saat ini intensitas berkas radiasi dalam berbagai volume kecil.
memungkinkan kesempatan untuk terapi adjuvant untuk Perkembangan teknologi tersebut bertujuan agar prinsip dasar
penderita stadium lanjut atau pada kejadian kekambuhan. radioterapi semakin baik sehingga dosis radiasi ke target
Pada pengobatan radioterapi dilakukan dengan beberapa tumor lebih optimal dan meminimalkan efek radiasi pada
teknik seperti Brachyterapi, IMRT, 3DCRT, dan 2D dengan jaringan sehat sekitar tumor (Susworo dan Kodrat H, 2017).
modalitas pesawat external radiasi dengan Linac (Linear Modalitas external radiasi yang dimiliki RSUP DR.
Accelator) dan Cobalt-60. Untuk teknik Brachyterapi (internal Kariadi memiliki pesawat Linac dual energi (foton dan
radiasi), maka sumber radiasi langsung ditempatkan pada elektron) dengan teknik radioterapi IMRT, 3DCRT. Pada
target tumor dengan menggunakan teknik after loading pada pesawat Cobalt-60 menggunakan teknik 2D, sedangkan pada
umumnya, sedangkan teknik external radiasi 3DCRT dan Brachyterapi menggunakan remote afterloading. Pasien pada
IMRT pada umumnya dilakukan pada pesawat external radiasi umumnya yang sebagian besar datang ke RSUP DR. Kariadi
yang menggunakan MLC (Multi leaf Collimator) dengan dalam stadium lanjut, hal ini dikarenakan jadwal antri
mengikuti bentuk target tumor yang dihasilkan dari hasil CT pengobatan radioterapi yang lama dan kurangnya pengetahuan
Simulator dan perhitungan TPS (Treatment Planning System). akan skrinning pada kanker serviks. Salah satu pengobatan
Untuk IMRT sendiri teknik yang digunakan hampir sama kanker serviks dengan menggunakan teknik 2D dengan
dengan teknik 3DCRT, tapi dengan Integrated Mudulasi pada menggunakan pesawat teleterapi Cobalt-60. Menurut
MLC pesawat external radiasi. Untuk teknik 2D pada Susworo, pesawat teleterapi Cobalt-60 pada pelaksanaan
umumnya volume didasarkan pada definisi anatomi tulang dan dalam pengobatan kanker serviks pasien yang mempunyai
penilaian klinis. Pada perencaan simulator 2D dibutuhkan separasi panggul pasien Antero Posterior tidak boleh melebihi
pengetahuan tentang posisi tumor sehubungan dengan dari 20 cm, sehingga dosis yang diberikan pada target tumor
landmark terlihat pada radiografi simulator, pengguna dibatasi akan menjadi maksimal dan mengurangi dosis pada OAR
untuk menetapkan batas-batas lapangan sehubungan dengan (Organ at Risk) dan jaringan sehat di sekitar seningga tidak
baik landmark tulang jelas di radiografi atau struktur anatomi menimbulkan efek samping yang parah dikemudian hari.
yang terlihat dengan bantuan agen kontras seperti barium Berdasarkan observasi penulis selama melakukan
(Kemenkes, 2014). praktek kerja lapangan di RSUP Dr. Kariadi Semarang
Pesawat external radiasi yang digunakan mempunyai periode bulan Oktober-November ditemukan pasien dengan
energi yang tinggi, pada pesawat Linac single energi (foton) separasi lebih dari 20 centimeter dilakukan terapi radiasi
mempunyai energi 6 sampai 20MV (Mega Volt). Untuk menggunakan pesawat Cobalt-60. Penatalaksanaan penyinaran
pesawat Liniear accelator dengan energi 10 MV akan kanker serviks di Unit Radioterapi Instalasi Radiologi RSUP
mengapatkan energi maksimal (d max) pada kedalaman 2 Dr. Kariadi Semarang menggunakan berbagai macam teknik
centimeter dan energi akan menurun menjadi setengah (d half) mulai dari teknik konvensional maupun non konvesional
pada kedalaman 18 centimerter dengan luas lapangan 10x10 seperti 3D-CRT dan IMRT. Pemilihan teknik penyinaran
cm pada media air. Pada pesawat Cobalt-60 pada umumnya tersebut tentu berdasarkan klinisi dan mempertimbangkan
digunakan untuk pengobatan terapi radiasi mempuyai energi banyak hal, selain itu penggunaan teknik radioterapi mutakhir
rata-rata 1,25 MV. Pada energi Cobalt 1,25 MV dengan luas seperti teknik 2D tentu memiliki keunggulan dan keterbatasan
lapangan 10x10 cm akan mendapatkan energi maksimal pada tersendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik
kedalaman (d max) 0,5 cm dan energi akan menurun menjadi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Teknik
setengah (d half) pada kedalaman 11 centimeter pada media Radioterapi Eksternal Kanker Serviks Sengan Separasi Lebih
air. Sehingga pada perencanaan radiasi yang menggunakan dari 20 Centimeter Pada Pesawat Cobalt-60 di Unit
pesawat Cobalt-60 mempuyai keterbatasan separasi diameter Radioterapi Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang”.
panggul Antero Posterior hanya 20 centimeter (IMRT) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tatalaksana
(Susworo dan Kodrat H, 2017). penyinaran, alasan penggunaan teknik 2D menggunakan
pesawat Coblat-60 dengan separasi panggul lebih dari 20

Galang : Teknik Radioterapi Eksternal Kanker Serviks ... 17


JImeD, Vol. 4, No. 1 ISSN 2356-301X

centimeter pada kanker serviks di Unit Radioterapi Instalasi


Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang.

METODE
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober-
Desember 2017 di Instalasi Radioterapi RSUP Dr. Kariadi
Semarang dengan metode observasi, wawancara dengan
Dokter Spesialis Onkologi Radiasi, Fisikawan Medis dan
Radiografer. Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis
dengan interaktif model, membuat transkrip wawancara
kemudian direduksi dan diolah dalam bentuk koding terbuka,
disajikan dalam bentuk kuotasi dan kemudian dapat diambil
kesimpulan. Penelitian dilakukan setelah terbit Ethical Gambar 1. Alat Separator (Dokumentasi RSDK, 2017)
Clearance No.44/EC/FK-RSDK/I/2018 dan surat izin
penelitian No. DL.00.02/I.II/6738/2018. Pasien diatur tidur telentang pada meja pemeriksaan,
Kedua tangan diatur lurus disamping tubuh dan
HASIL difiksasi dengan sabuk khusus yang menempel pada
1. Paparan Kasus meja pemeriksaan, kedua kaki diatur lurus [Gambar 2].
Seorang Pasien wanita umur 55 tahun, mengeluh sering Kepala diganjal menggunakan bantal fiksasi, atur titik
mengalami keputihan hampir selama 1 tahun dan nyeri referensi (titik nol) setinggi umbillicus pada Mid
pada saat menstruasi, konsultasi ke Dokter Spesialis Sagital Plane (MSP) dan kanan kiri pada Mid Coronal
Patologi Anatomi, kemudian dilakukan pemeriksaan Pap Plane (MCP) dengan menggunakan bantuan sinar
Smears pada tanggal 23 Agustus 2017, dari pemeriksaan laser, gambar tiga titik pertemuan laser menggunakan
tersebut didapatkan hasil yaitu Well Differentiated spidol pada masker kemudian letakkan marker pada
Adenocarcinoma cervix dengan infiltrasi ke adnexa kanan, tiga titik referensi. Petugas simulator lalu mengatur
tunggul vagina, dengan parametrium dan kelenjar getah pesawat simulator dengan batas atas lapangan pada
bening pelvis kanan, kiri bebas tumor. Hasil pemeriksaan lumbal 4 dan 5, batas bawah lapangan symphysis
PA dengan klasifikasi T3N0M0. Tanggal 13 Oktober 2017 pubis, dan didapatkan dengan luas lapangan penyinaran
pasien dirujuk untuk radioterapi di RSUP Dr. Kariadi pasien X1 : -8,5cm, X2 : 8,5cm dan Y1 :-9,6cm, dan
Semarang. Y2 : 9,4cm. SSD yang digunakan 100 cm, dan jarak
2. Tatalaksana Radioterapi Kanker Serviks Menggunakan SSD sebesar 100 cm.
Teknik 2D Konvensional
a. Konsultasi pasien dilakukan saat pasien datang ke Poli
Radioterapi dengan membawa surat rujukan dari dokter
pengirim beserta dokumen dan hasil pemeriksaan
sebelumnya, jika pemeriksaan belum lengkap maka
dokter menyarankan kepada pasien untuk melakukan
pemeriksaan lanjutan. Dokter menentukan jenis
tindakan radioterapi dan dosis penyinaran sesuai
dengan indikasi pasien, Kemudian melakukan kontrak
waktu untuk perencanaan radioterapi.
b. Tahapan berikutnya adalah Simulator, prosedurnya
yaitu Radioterapis mengukur ketinggian separasi Gambar 2. Posisi Pasien Pada Simulator
pinggul pasien menggunakan alat separator dan (Dokumentasi RSDK, 2017)
didapatkan hasil separasi sebesar 24 centimeter
[Gambar 1]. Masukkan identitas pasien pada monitor sebelum
dilakukan pemeriksaan. Dilakukan pengambilan
gambar floroskopi, atur batas pengambilan gambar
(meliputi seluruh bagian yang akan dilakukan radiasi).
c. Pada saat dilakukan Simulator, Dokter Spesialis
Onkologi Radiasi melakukan pendampingan untuk
mengetahui daerah yang akan dilakukan radiasi. Hasil
dari Simulator akan dilakukan print, baru kemudian

Galang : Teknik Radioterapi Eksternal Kanker Serviks ... 18


JImeD, Vol. 4, No. 1 ISSN 2356-301X

dilakukan Treatment Planning System (TPS) Fisika nama pasien, mencocokkan identitas, kemudian pasien
[Gambar 3]. dipersilahkan masuk ke ruang penyinaran. Radioterapis
melakukan positioning pasien kemudian memasang
alat fiksasi dipasang pada bagian pelvis sampai benar-
benar terfiksasi dan senyaman mungkin. Meja
penyinaran diatur dan disesuaikan dengan garis bantu
pada pasien. Setelah itu, radiografer menyiapkan alat
peyangga film yang diletakan dibawah meja
pemeriksaan pada pesawat Cobalt-60, mengatur SSD
pada jarak 88 centimeter sesuai dengan hasil TPS pada
pasien dan mengatur lapangan radiasi sesuai dengan
luas lapangan yang telah diatur pada bagian TPS.

Gambar 3. Hasil Perencanaan luas lapangan radiasi yang


akan dilakukan (Dokumentasi RSDK, 2017)
Gambar 5. Alat penyangga film yang digunakan untuk
d. Setelah Dokter Onkologi Radiasi selesai melakukan melakukan verifikasi (Dokumentasi RSDK, 2017)
perhitungan, Fisikawan Medis kemudian melakukan
planning fisika. Hasil dari planning fisika diperoleh
Dilakukan pengambilan gambar dengan sinar gamma,
jumlah lapangan, waktu, dan penyinaran [Gambar 4].
menggunakan time 0,03 s pada pesawat Cobalt-60.
dilakukan pengambilan gambar sebanyak 2 kali, untuk
radiograf yang pertama semua MLC dibuka lebar dan
gambar radiograf kedua semua MLC sesuai dengan
perhitungan pada TPS, lalu kaset CR diproses untuk
mendapatkan gambaran radiograf.

Gambar 4. Hasil Planning Fisika


(Dokumentasi RSDK, 2017)
Keterangan gambar :
1) Energi Cobalt 1,25 MeV
2) Tipe Blok (Multi Leaf Collimator)
3) Separsi 24 Centimeter
4) Source Skin Distance 88 Centimter
5) Dosis AP sebanyak 100,27 cGy, PA sebanyak 99,8
cGy Gambar 6. Pesawat Cobalt-60
(Dokumentasi RSDK, 2017)
6) Total Fraksinasi 25 kali
7) Total dosis 50 cGy
e. Tahapan selanjutnya adalah verifikasi dan Treatment
penyinaran, prosedurnya yaitu Radioterapis memanggil

Galang : Teknik Radioterapi Eksternal Kanker Serviks ... 19


JImeD, Vol. 4, No. 1 ISSN 2356-301X

Dokter melakukan verifikasi apakah lapangan menggunakan sinar gamma, waktu (time) diatur dengan
penyinaran sudah sesuai dengan hasil planning. Jika 0.03 detik. Apabila hasil radiograf sudah sama dengan luas
sudah sesuai dapat dilakukan treatment pertama. lapangan pada simulator secara infomasi bone marking.
3. Pemilihan Teknik 2D Pada Penyinaran Kanker Serviks Radiografer akan meminta persetujuan dari dokter, dan
Dengan Separasi Lebih dari 20 Centimeter radiografer memberikan jadwal penyinaran pasien pertama
Radioterapi kanker otak di Unit Radioterapi Instalasi kali. Pasien yang akan melakukan penyinaran dilakukan
Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang dilakukan dengan pemeriksaan cek laboratorium darah, dan harus melakukan
menggunakan teknik 2D, 3D maupun IMRT, dasar pengecekan setiap minggu untuk mengetahui kadar
pemilihan teknik tersebut berdasarkan tujuan dari Leukosit, Trombosit, dan Hemoglobin. Untuk hemoglobin
penyinaran yaitu curratif atau palliatif. Teknik 2D pada apabila kurang dari 10g/dL, maka pasien tidak dianjurkan
pasien kanker serviks yang mempuyai separasi lebih dari untuk melakukan penyinaran dan harus berkonsultasi
20 centimeter dengan menggunakan pesawat teleterapi kepada dokter penanggung jawab terlebih dahulu.
Cobalt-60 di RSUP Dr.Kariadi Semarang, untuk Menurut Menurut Susworo (2017), kadar hemoglobin
pertimbangan pemilihan teknik 2D menggunakan lapangan darah setiap penyinaran yang dilakukan dengan minimum
Whole Pelvis AP-PA dengan pertimbangan stadium tumor 10g/dL, untuk mendapatkan hasil penyinaran yang
lanjut, menurut hasil patologi anatomi pT3aN0M0. masksimal.
Sehingga tujuan radiasi external bersifat paliatif dan 2. Dasar pemilihan teknik IMRT kanker otak di Unit
apabila pasien dengan post operasi pada kanker serviks Radioterapi Instalasi Radiologi RSUP Dr. Kariadi
maka dianjurkan menggunakan 4 lapangan penyinaran. Semarang
Alasan menggunakan pesawat teleterapi Cobalt-60
DISKUSI karena pada penggunaan teknik radiasi eksternal dengan
1. Tatalaksana penyinaran kanker serviks dengan separasi 2D mempunyai keunggulan dengan mempunyai waktu
lebih dari 20 centimeter menggunakan pesawat teleterapi tunggu yang pendek. Pertimbangan pemilihan tehnik 2D
cobalt 60 di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Dr. Kariadi, dengan lapangan Whole Pelvis AP-PA menggunakan
tidak ada persiapan khusus. Apabila pasien baru, pesawat teleterapi Cobalt-60 dengan stadium tumor lanjut
pemeriksaan dimulai pasien dilakukan anamnesa, dan dengan menurut hasil patologi anatomi pT3aN0M0
skrining, dan membawa hasil patologi anatomi, hasil sehingga tujuan radiasi eksternal bersifat paliatif.
laboratorium darah terbaru. Kemudian diberikan Dilihat dari distribusi dosis pada teknik penyinaran
penjelasan tentang inform consent tindakan yang akan kanker serviks menggunakan teknik 2D di Instalasi
dilakukan. Pasien akan mendapatkan jadwal untuk radioterapi Dr. Kariadi Semarang dengan separasi lebih
melakukan proses simulator. Proses simulator pada kanker dari 20 centimeter mengakibatkan tumor tidak
serviks dengan separasi pelvis 20 centimeter dengan mendapatkan dosis maksimal, dikarenakan pesawat Cobalt
menggunakan teknik 2D dilakukan tanpa ada persiapan mempunyai energi setengah (d half) sebesar 10 centimeter,
khusus. Pasien diminta untuk mengganti semua pakaian hal ini mengakibatkan dosis radiasi whole pelvis AP-PA
dengan baju pasien yang sudah disiapkan di ruang tidak bisa mencapai 100% pada target tumor. Karena
pemeriksaan. Petugas membaca status rekam medis pasien menggunakan teknik 2D maka mengakibatkan dosis besar
dan memastikan bahwa semua data benar dan lalu pada jaringan sehat di sekitar tumor, sebaiknya untuk
mengambil foto wajah pasien sebelum dilakukan simulator separasi besar lebih dari 20 menggunakan pesawat
untuk dokumentasi. Petugas melakukan posisioning teleterapi liniear accelator (Linac).
simulator dengan paien tidur terlentang dan kedua kaki Penulis dapat memahami alasan responden
rapat kedua tanagan di atas kepala, lalu mengukur menggunakan teknik 2D pada kanker serviks dengan
ketebalan lebar separasi pelvis pasien dengan separasi pelvis 20 centimeter menggunakan pesawat
menggunakan separator. Petugas simulator lalu mengatur teleterapi Cobalt-60, dengan kondisi pasien stadium
pesawat simulator dengan batas atas lapangan pada lumbal kanker pT3a N0 M0 dengan tujuan radiasi palitatif. Pada
4 dan 5, batas bawah lapangan symphysis pubis, dan teknik 2D lebih cepat dalam mendapatkan penyinaran
didapatkan dengan luas lapangan penyinaran pasien X1 : - dibandingkan dengan teknik IMRT. Sehingga dapat
8,5cm, X2 : 8,5cm dan Y1 :-9,6cm, dan Y2 : 9,4cm. SSD mengurangi rasa sakit pada pasien dengan waktu yang
yang digunakan 100 cm, dan jarak SSD sebesar 100 cm. relatif cepat daripada menggunakan teknik lain.
Menurut IAEA tahun 2013, luas lapangan radiasi
pada pasien sudah sesuai dengan batas atas lumbal 4 dan 5, SIMPULAN
sedangkan batas bawah pada symphysis pubis. Tatalaksana penyinaran kanker serviks dengan separasi
Pasien dilakukan verifikasi sesuai dengan posisioning lebih dari 20 centimeter pada pesawat teleterapi cobalt 60,
yang sama dengan posisi saat dilakukan simulator, untuk apabila pasien baru, pemeriksaan dimulai pasien dilakukan
hasil verifikasi dilakukan pengmabilan radiograf dengan anamnesa, dan skrining, dan membawa hasil patologi

Galang : Teknik Radioterapi Eksternal Kanker Serviks ... 20


JImeD, Vol. 4, No. 1 ISSN 2356-301X

anatomi, hasil laboratorium darah terbaru. Setiap 5 kali David N, Louis., Hiroko Ohgaki., Otmar D. Wiestler., Webster K. Cavenee.
2007. The 2007 WHO Classification of Tumours of the Central
penyinaran pasien harus membawa hasil cek darah dan
Nervous System. Springer : Verlag.
melakukan konsultasi dokter untuk mengetahui efek samping Gunderson L.L, Tepper J.E. 2012. Philadelvia : Clinical Radiation Oncology
selama menjalani radiasi. Pasien tidak ada persiapan khusus 3 Ed. Elsiver.
saat untuk dilakukan simulator. Pasien dilakukan simulator Gzell. 2016. Radiotherapy in Glioblastoma: the Past, the Present and the
Future. Australia : Clinical Oncology 29.
dengan menggunakan pesawat fluoroscopy, dan didapatkan
Hasan. 2014. Standar Pengobatan Glioblastoma Multiforme, Volume 5.
luas lebar lapangan penyinaran X1: -8,5 cm, X2 : 8,5, dan Y1 Jakarta : Radioterapi & Onkologi Indonesia.
:-9,6cm, dan Y2 : 9,4cm. Setelah dilakukan pengambilan Hoskin P., Gaze M., Greener T. 2007. On Target Ensuring Geometric
radiograf maka luas lapangan pada tubuh pasien maka petugas Accuracy in Radiotherapy : Principles of Geometric Verification.
United Kingdom : Royal College of Radiologists.
akan menggambar tubuh pasien dengan marker berwarna
Irianto, Koes. 2014. Anatomi Dan Fisiologi. Bandung : Alfabeta.
putih sebagai luas lapangan penyinaran. Setelah proses Kaya V., Aksu MG., Korcum AF., Ozdemir B., Ceçen Y., Sindir B., Genç M.
penggambaran selesai, maka petugas akan memberi tahu 2014. Clinical prognostic factors of adjuvant radiation therapy for low-
pasien untuk dillakukan verifikasi. Verifikasi yang dilakukan grade gliomas : results of 10 years survival. Int J Clin Exp Med.
Kemenkes RI. 2015. Panduan Penatalaksanaan Kanker Otak. Jakarta :
di RSUP Dr. Kariadi Semarang, pada pasien kanker serviks
KPKN.
sebanyak 2 kali pada saat penyinaran pertama dan ketiga. Khan, Faiz M. 2014. Physic Of Radiation Therapy. Philladelpia : Lippincott
Dosis yang akan diterima pasien pada kanker serviks dengan Williams & Wilkins.
separasi 24 centimeter yang dimiliki pasien, dengan kanker Lawrence B. Marks., Ellen D. Yorke., Andrew Jackson. 2010. Use Of Normal
Tissue Complication Probability Models In The Clinic. Int. J.
serviks menggunakan pesawat teleterapi cobalt 60 sebanyak
Radiation Oncology Biol. Phys., Vol. 76. USA.
50 Gy dengan fraksinasi sebanyan 25 kali, dan setiap Lorentini S., Amelio D., Giri MG., Fellin F., Meliado G., Rizzotti A, dkk.
fraksinasi dengan dosis sebanyak 2Gy. Alasan untuk 2013. IMRT or 3DCRT in glioblastoma? A dosimetric criterion for
melakukan penyinaran radiasi eksternal kanker serviks dengan patient selection. Technol Cancer Res Treat 12.
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Edisi 33.
pertimbangan stadium tumor lanjut menurut hasil Patologi
Jakarta : Gramedia.
Anatomi dengan stadium pT3aN0M0. Sehingga tujuan radiasi Perez C.A., Halperin E.C., Wazer D.E., Brady L.W. 2013. Principles And
external bersifat paliatif. Practice Of Radiation Oncology 6 Ed . Philadelphia : Lippicot William
And Wilkins.
Price, Sylvia. 2007. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol
DAFTAR PUSTAKA 2. Jakarta : EGC.
Ahmed R, Oborski MJ., Hwang M., Lieberman FS., Mountz JM. 2014. Susworo, Kodrat H . 2017. Radioterapi. Jakarta : UI Press.
Malignant gliomas: current perspectives in diagnosis, treatment, and Supriana, Rasjidi. 2011. Pandauan Radioterapi Pada Keganasan
early response assess-ment using advanced quantitative imaging Gynokology. Jakarta : UI Press.
methods. Cancer Manag Res 6. Robbins., Kumar., Cotran. 2007. Buku Ajar Patology. Jakarta : EGC.
Anna, Barrett. 2009. Practical Radiotherapy Planning. London : Hoddder ICRU. 2010. The International Commission on Radiation Units and
education. Measurements No. 83. Journal of the ICRU Vol 10 : Oxford University
Beyzadeoglu, Murat. 2010. Basic Radiation Oncology. New York : Springer. Press.
CBTRUS. 2012. Statistical Report: Primary Brain And Central Nervous Washinton CM, Leaver D. 2010. Principles And Practice Of Radiation
System Tumors Diagnosed In The United States in 2004-2008. Oxford Therapy. Missouri : Mosby Elsevier.
Univ. Wijokongko, Sigit Dkk. 2016. Protokol Radiologi. Magelang : Inti Medika
Christanti. 2009. Teknik Radioterapi Tumor Cerebri Menggunakan Metode Pustaka.
3DCRT di Instalasi Radioterapi RSUP Dr Sardjito Jogjakarta. White H., White N. 2009. Practical Radiotherapy : Immobilisation
Semarang : Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Equipment. Wiley-Blackwell.

Galang : Teknik Radioterapi Eksternal Kanker Serviks ... 21

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy