Jurnal Kepemimpinan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 2, Juni 2017, Hal 90 – 103 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik)

PEMIMPIN YANG MELAYANI


DALAM MEMBANGUN BANGSA YANG MANDIRI

(A Serving Leader In Developing Independent Nation)


1)
ASEP SOLIKIN , H.M FATCHURAHMAN1), SUPARDI2)
1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2)
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Jl. RTA Milono Km.1,5 Palangka Raya, Kalimantan Tengah 73111

Email: asep.solikin@yahoo.com, mfatchurahman789@gmail.com, supardi242@gmail.com

ABSTRACT

Leadership is a person’s ability to convince and motivate others to do something that are related to
the common goals. The leadership involved the process of convincing in determining the goal of
organization, motivating the attitude of the participator to reach the goal, convincing to improve their group
and culture.
Leadership is a formal position, that ask to get facilities and services from the constituents that
should be served. Although among the leaders that when they are inaugurated said that the position is a
trust, but in fact, there is very little or it can be said almost no leader that truly implementing the leadership
from their heart, that is a serving leader. Even that needs to be a note here is how a leader must have a
vision in building an independent soul, views, thoughts, attitudes and behaviours of all of the people at one
the leader in order to be oriented to the progress and modern, so Indonesia become a big nation and be
able to have competition with the other nations in the world.
A truly leader always worked hard to improve himself before the leader busy to improve the others.
The leader is not only a title or position that given from the outside but something that it grows and evolves
from the inside of the person.

Kata Kunci : Leadership, nawacita, service

ABSTRAK

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya.
Kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari
konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan
bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan
hampir tidak ada pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu
kepemimpinan yang melayani. Bahkan yang perlu menjadi catatan saat ini adalah bagaimana seorang
pemimpin harus memiliki visi dalam membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran,
sikap, dan perilaku seluruh rakyat sekaligus pemimpinnya agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal
yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-
bangsa lain di dunia.
Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki
orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Nawacita, Melayani

90
Asep Solikin, H. M. Fatchurahman & Supardi Pemimpin yang Melayani Dalam Membangun Bangsa …

PENDAHULUAN kebebasan serta hak-haknya dibandingkan


Bangsa Indonesia akhir-akhir ini begitu sebelumnya, termasuk di antaranya kemampuan
banyak mengalami guncangan tiada henti. mereka untuk melakukan pergantian pimpinannya
Guncangan ekonomi karena ketidakstabilan secara periodik melalui pemilu yang demokratis.
perekonomian global, teror dalam skala Bahkan kemungkinan tidak ada negara di muka
internasional yang berdampak pada bumi ini yang melebihi ramainya hiruk pikuk
perekonomian global dan melemahnya demokrasi Indonesia.
kepercayaan investor, serta permasalahan politik Pertanyaan besar kemudian juga muncul
dalam negeri karena kepentingan sesaat politisi bagi pengamat yang senang melakukan
yang mencari keuntungan bagi diri dan pengamatan secara arif. Apakah para pemimpin
kelompoknya. Sudah 16 tahun Bangsa Indnesia bangsa ini melihat dan merasakan kegalauan
melewati masa reformasi, dengan harapan yang masyarakat melalui protes di jalan-jalan di kota
luar biasa dalam menanti sebuah kepemimpinan besar dan kecil, dan juga di ruang publik lainnya,
yang membawa bangsa ini lebih baik dan termasuk media massa dan media sosial. Ada
sejahtera. semacam paradoks yang sangat mencolok ketika
Sejak bergulirnya masa reformasi, Indonesia dijadikan model keberhasilan reformasi
dimana demokrasi terbuka begitu lebar dan yang menghantarkan kebebasan politik serta
kebebasan berekspresi menjadi ciri utama era ini. demokrasi bersama pembangunan ekonomi bagi
Setidaknya empat orang presiden antara 1998 masyarakatnya. Fenomena apa ini
dan 2014 telah memimpin bangsa ini. Presiden sesungguhnya? Sesungguhnya Bangsa ini tidak
B.J. Habibie, K.H. Abdurrahman Wahid, Megawati terlalu goyah arah dan tujuan utamanya kalau
Soekarnoputri sampai Susilo Bambang pemimpin yang sedang menahkodai bansa ini
Yudhonoyo (SBY), Indonesia telah mencatat mengerti apa yang diinginkan rakyat bangsa yang
sejumlah kemajuan di bidang ekonomi dan politik. sangat besar ini.
Mereka memimpin di bawah bendera reformasi Manusia adalah makhluk sosial yang
yang didukung oleh pemerintahan yang dipilih tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia
oleh rakyat melalui proses yang demokratis selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan
panjang dan begitu melelahkan. lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik
Begitu gegap gempita kepemimpinan dalam kelompok besar maupun dalam kelompok
yang mereka berikan dengan berbagai macam kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak
karakter serta keberhasilan yang telah mereka mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan
berikan. Setidaknya terlihat bahwa ekonomi yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
semakin berkembang dan masyarakat banyak menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup
yang bertambah makmur. Bahkan belum lama ini, perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah
Indonesia dikabarkan pada sisi ekonomi sudah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga
masuk pada 10-besar dunia. Selain itu bidang kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
politik, masyarakat sudah banyak menikmati Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi

91
Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 2, Juni 2017, Hal 90 – 103 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik)

dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di misalnya mendefinisikan kepemimpinan sebagai


anugerahi kemampuan untuk berpikir, “ ... the ability to influence a group toward the
kemampuan untuk memilah dan memilih mana achievement of goals.”.. Kepemimpinan adalah
yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan kemampuan untuk mempengaruhi suatu
itulah manusia seharusnya mampu mengelola kelompok guna mencapai serangkaian tujuan
lingkungan dengan baik. (Stephen P. Robbins, 2003:130).
Tidak hanya lingkungan yang perlu Kepemimpinan juga dimaknai sebagai
dikelola dengan baik, kehidupan social manusia proses mempengaruhi tidak hanya dari pemimpin
pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah kepada pengikut atau satu arah melainkan timbal
dibutuhkan sumber daya manusia yang balik atau dua arah. Pengikut yang baik juga
berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, dapat saja memunculkan kepemimpinan dengan
paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. mengikuti kepemimpinan yang ada dan pada
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat derajat tertentu memberikan umpan balik kepada
mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan pemimpin. Pengaruh adalah proses pemimpin
baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah mengkomunikasikan gagasan, memperoleh
yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan penerimaan atas gagasan, dan memotivasi
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan pengikut untuk mendukung serta melaksanakan
agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. gagasan tersebut lewat “perubahan. (Robert N.
Dari pemaparan yang penulis uraikan di atas, Lussier and Christopher F. Achua, 2010:6.)
banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Bahkan kepemimpinan bisa diartikan
Permasalahan tersebut antara lain: Bagaimana sebagai sebuah proses untuk mempengaruhi
hakikat menjadi seorang pemimpin?, Teori – teori orang lain agar mampu memahami serta
untuk menjadi pemimpin yang baik?, dan menyetujui apa yang harus dilakukan sekaligus
bagaimana menjadi pemimpin yang efektif dalam bagaimana melakukannya, termasuk pula proses
melayani?, memfasilitasi upaya individu atau kelompok dalam
Hakikat Pemimpin memenuhi tujuan bersama. (Gary Yukl, 2009:26)
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di Dalam menggunakan wewenang formal
lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan pemimpin dimaknai pada upaya
sampai dengan pemerintahan sering kita dengar mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol
sebutan pemimpin, kepemimpinan serta para bawahan yang bertanggung jawab, supaya
kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi
memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan mencapai tujuan. Bahkan kalau menelisik dari
lainnya. Para ahli memaknai konsep pemimpin karakternya pemimpin pertama-tama haruslah
sebagai seseorang dengan wewenang seorang yang mampu menumbuhkan dan
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya mengembangkan segala yang terbaik dalam diri
untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya para bawahannya.
dalam mencapai tujuan. Stephen Robbins,

92
Asep Solikin, H. M. Fatchurahman & Supardi Pemimpin yang Melayani Dalam Membangun Bangsa …

Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat
untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai dilaksanakan secara efektif serta menunjang
apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan kepada produktifitas organisasi secara
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri keseluruhan. Dalam tulisan ini akan dibahas
para bawahannya. Dari begitu banyak definisi tentang teori dan gaya kepemimpinan. Seorang
mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan pemimpin harus mengerti tentang teori
bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat kepemimpinan agar nantinya mempunyai
amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain
Kajian ini pun pada akhirnya harus :
mendudukan secara benar antara pemimpin a. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
dengan dengan penguasa dan kepemimpinan Presiden pertama Republik Indonsia Dr.
dengan kekuasaan. Hal ini menjadi penting Ir. Soekarno dalam pandangan penulis adalah
karena konteks kepemimpinan adalah sosok yang masuk dalam kategori ini. Teori ini
kemampuan seseorang mempengaruhi dan menyebutkan bahwa pemimpin itu dilahirkan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu (given) bukan dilatih, dibentuk, disiapkan atau
sesuai tujuan bersama yang meliputi proses diasah dengan training-training yang keras.
mempengaruhi dalam menentukan tujuan Teori kepemimpinan sifat berkembang dan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk populer pertama kali di Negeri Yunani Kuno
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk dan Romawi yang beranggapan bahwa
memperbaiki kelompok dan budayanya. pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk kemudian teori ini dikenal dengan ”The
mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan Greatma Theory”.
apa yang diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan Peter G. Northouse menyimpulkan sifat-
adalah seni untuk mempengaruhi dan sifat yang melekat pada diri seorang pemimpin
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa yang melakukan kepemimpinan
untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, (menurut pendekatan sifat) adalah sifat-sifat
respek, dan kerjasama secara royal untuk berikut:
menyelesaikan tugas sementara kekuasaan 1. Intelijensi – Pemimpin cenderung punya
adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang intelijensi dalam hal kemampuan bicara,
lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan menafsir, dan bernalar yang lebih kuat
pihak lainnya. ketimbang yang bukan pemimpin.
2. Kepercayaan Diri – Kepercayaan diri
adalah keyakinan akan kompetensi dan
Teori Kepemimpinan keahlian yang dimiliki, dan juga meliputi
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat harga diri serta keyakinan diri.
besar artinya untuk mengkaji sejauh mana

93
Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 2, Juni 2017, Hal 90 – 103 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik)

3. Determinasi – Determinasi adalah hasrat harus diterapkan secara tepat dengan


menyelesaikan pekerjaan yang meliputi memperhatikan situasi yang berkembang.
ciri seperti berinisiatif, kegigihan, Guna menentukan apa yang dibutuhkan oleh
mempengaruhi, dan cenderungmenyetir. situasi khusus, pemimpin harus mengevaluasi
4. Integritas – Integritas adalah kualitas pekerja mereka dan menilai seberapa
kujujuran dan dapat dipercaya. Integritas kompeten dan besar komitmen pekerja atas
membuat seorang pemimpin dapat pekerjaan yang diberikan
dipercaya dan layak untuk diberi Perilaku seorang pemimpin yang
kepercayaan oleh para pengikutnya. mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan
5. Sosiabilitas – Sosiabilitas adalah kearah dua hal yaitu; Pertama yang disebut
kecenderungan pemimpin untuk menjalin dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan
hubungan yang menyenangkan. seorang pemimpin yang menggambarkan
Pemimpin yang menunjukkan sosiabilitas hubungan akrab dengan bawahan. Contoh
cenderung bersahabat, ramah, sopan, gejala yang ada dalam hal ini seperti :
bijaksana, dan diplomatis. Mereka sensitif membela bawahan, memberi masukan kepada
terhadap kebutuhan orang lain dan bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
menunjukkan perhatian atas kehidupan bawahan, dan kedua; Kedua disebut Struktur
mereka. (http:// setabasri01. Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
blogspot.co.id/2011/01/ kepemim-pinan- yang memberikan batasan kepada bawahan.
dalam-organisasi. html) Contoh yang dapat dilihat , bawahan
b. Teori Kepemimpinan Situasi mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas,
Pendekatan ini dikembangkan oleh kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan
Paul Hersey and Kenneth H. Blanchard tahun hasil yang akan dicapai.
1969 berdasarkan Teori Gaya Manajemen Jadi, berdasarkan teori ini, seorang
Tiga Dimensi karya William J. Reddin tahun pemimpin yang baik adalah bagaimana
1967. Pendekatan kepemimpinan Situasional seorang pemimpin yang memiliki perhatian
fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam yang tinggi kepada bawahan dan terhadap
suatu situasi yang unik. Premis dari hasil yang tinggi pula.
pendekatan ini adalah perbedaan situasi e. Teori Kelompok.
membutuhkan gaya kepemimpinan yang Gaya ini lebih menekankan pada upaya
berbeda. Dari cara pandang ini, seorang memberi tekanan seimbang, baik pada
pemimpin agar efektif harus mampu pekerjaan ataupun hubungan antarpersonal.
menyesuaikan gaya mereka terhadap tuntutan Gaya ini mendorong derajat partisipasi dan
situasi yang berubah-ubah. Pendekatan kerja tim yang tinggi di dalam organisasi
kepemimpinan situasional menekankan bahwa sehingga mampu memuaskan kebutuhan
kepemimpinan terdiri atasdimensi dasar pekerja agar mereka tetap merasa
arahan dan dimensi dukungan. Setiap dimensi terlibat dan punya komitmen kuat dalam

94
Asep Solikin, H. M. Fatchurahman & Supardi Pemimpin yang Melayani Dalam Membangun Bangsa …

pekerjaannya. Kata yang dapat di dalam tim. (George R. Goethals, ed, 2004:
menggambarkan pemimpin yang 1529)
menerapkangaya manajemen tim adalah : Banyak studi yang sudah dilakukan
menstimulir, partisipatif, penentu tindakan, untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang.
pembuka isu, penjelas prioritas, pembuat Salah satunya yang terkenal adalah yang
terobosan, bersikap terbuka, dan penikmat dikemukakan oleh Blanchard, yang
pekerjaan. Agar tujuan kelompok (organisasi) mengemukakan 4 gaya dari sebuah
dapat tercapai, harus ada pertukaran yang kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini
positif antara pemimpin dengan pengikutnya. dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang
Tim adalah kelompok di dalam pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain
organisasi yang anggota-anggotanya saling adalah cara mereka membantu bawahannya.
bergantung satu sama lain, saling berbagi Keempat gaya tersebut adalah;
tujuan bersama, dan dicirikan oleh adanya 1. Directing; Gaya tepat apabila kita
satu orang yang mengkoordinasikan kegiatan dihadapkan dengan tugas yang rumit dan
bersama mereka. Koordinasi tersebut staf kita belum memiliki pengalaman dan
dilakukan demi mencapai tujuan bersama. motivasi untuk mengerjakan tugas
Contoh dari sebuah tim adalah tim manajemen tersebut. Atau apabila anda berada di
proyek, gugus tugas, unit-unit kerja, atau tim bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita
pengembang organisasi. Di dalam tim, fungsi menjelaskan apa yang perlu dan apa
utama kepemimpinan adalah berupaya yang harus dikerjakan. Dalam situasi
mencapai tujuan organisasi (tim) secara demikian, biasanya terjadi over-
kolektif, bukan individual. Tim umumnya communicating (penjelasan berlebihan
memiliki seorang pemimpin yang telah yang dapat menimbulkan kebingungan
ditentukan. Pemimpin tersebut dapat berasal dan pembuangan waktu). Dalam proses
dari dalam tim itu sendiri maupun dari luar. pengambilan keputusan, pemimpin
Peran kepemimpinan di dalam tim memberikan aturan –aturan dan proses
dapat saja dirotasi sehingga mungkin saja diisi yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan
oleh para anggota lain antarwaktu. Peran di lapangan harus menyesuaikan dengan
kepemimpinan di dalam tim juga bisa disebar detil yang sudah dikerjakan.
di antara sejumlah anggota tim tanpa harus 2. Coaching; Gaya ini dikenal dengan gaya
ditentukan seorang pemimpin secara formal. Pemberitahu. Gaya pemimpin yang selalu
Kepemimpinan yang tersebar tersebut umum memberikan instruksi yang jelas, arahan
ditemukan dalam kepemimpinan tim. Posisi yang rinci, serta mengawasi pekerjaan
kepemimpinan dalam tim tidak lagi bercorak dari jarak dekat. Gaya
satu pemimpin formal selaku pemegang Pemberitahu membantu untuk
tanggung jawab utama melainkan jatuh ke memastikan pekerja yang baru untuk
tangan beberapa orang yang berpengalaman menghasilkan kinerja yang maksimal, dan

95
Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 2, Juni 2017, Hal 90 – 103 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik)

akan menyediakan fundasi solid bagi pembuatan keputusan dan


kepuasan dan kesuksesan mereka di pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala
masa datangPemimpin tidak hanya pekerja ada pada
memberikan detil proses dan aturan tingkat kesiapan tertinggi sehubungan
kepada bawahan tapi juga menjelaskan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif
mengapa sebuah keputusan itu diambil, karena pengikut dianggap telah kompeten
mendukung proses perkembangannya, dan termotivasi penuh untuk mengambil
dan juga menerima barbagai masukan tanggung jawab atas pekerjaannya.
dari bawahan. Gaya yang tepat apabila Keempat gaya ini tentu saja
staf kita telah lebih termotivasi dan mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta
berpengalaman dalam menghadapi suatu sangat tergantung dari lingkungan di mana
tugas. Disini kita perlu memberikan seorang pemimpin berada, dan juga
kesempatan kepada mereka untuk kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian
mengerti tentang tugasnya, dengan timbul apa yang disebut sebagai ”situational
meluangkan waktu membangun leadership”. Situational leadership
hubungan dan komunikasi yang baik mengindikasikan bagaimana seorang
dengan mereka. pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari
3. Supporting; Sebuah gaya dimana orang – orang yang dipimpinnya.
pemimpin memfasiliasi dan membantu Ditengah – tengah dinamika
upaya bawahannya dalam melakukan organisasi (yang antara lain diindikasikan
tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak oleh adanya perilaku staf / individu yang
memberikan arahan secara detail, tetapi berbeda – beda), maka untuk mencapai
tanggung jawab dan proses pengambilan efektivitas organisasi, penerapan keempat
keputusan dibagi bersama dengan gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan
bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila dengan tuntutan keadaan. Inilah yang
karyawan telah mengenal teknik – teknik dimaksud dengan situasional
yang dituntut dan telah mengembangkan lesdership,sebagaimana telah disinggung di
hubungan yang lebih dekat dengan anda. atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk dapat mengembangkan gaya
untuk berbincang – bincang, untuk lebih kepemimpinan situasional ini, seseorang
melibatkan mereka dalam penganbilan perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni
keputusan kerja, serta mendengarkan :
saran – saran mereka mengenai a. Kemampuan analitis (analytical skills)
peningkatan kinerja. yakni kemampuan untuk menilai tingkat
4. Delegating; Gaya Pendelegasi adalah pengalaman dan motivasi bawahan
gaya pemimpin yang cenderung dalam melaksanakan tugas.
mengalihkan tanggung jawab atas proses

96
Asep Solikin, H. M. Fatchurahman & Supardi Pemimpin yang Melayani Dalam Membangun Bangsa …

b. Kemampuan untuk fleksibel (flexibility yang esensial dalam penelitian kualitatif. (Imron
atau adaptability skills) yaitu Arifin, 1996: 49-50)
kemampuan untuk menerapkan gaya Menurut Whitney penelitian deskriptif
kepemimpinan yang paling tepat adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
berdasarkan analisa terhadap situasi. tepat, penelitian deskriptif mempelajari masalah-
c. Kemampuan berkomunikasi masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang
(communication skills) yakni berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
kemampuan untuk menjelaskan kepada tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-
bawahan tentang perubahan gaya kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan,
kepemimpinan yang kita terapkan. serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena
METODOLOGI (Moh. Nazir, 2003:55)
Selain itu metode deskriptif adalah upaya
Kajian ini menggunakan pendekatan mendeskripsikan kondisi-kondisi yang sekarang
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Budge ini terjadi (Mardalis, 1993:26). Penelitian deskriptif
dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus (case
sebagai prosedur penelitian yang menggunakan study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap
dari orang-orang atau perilaku yang diamati (Lexi suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.
J. Moleong, 2002) Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian studi
Selanjutnya penelitian deskriptif kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang
digunakan untuk memecahkan atau menjawab sempit, akan tetapi ditinjau dari sifat penelitian,
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi penelitian studi kasus lebih mendalam.
sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah- HASIL DAN PEMBAHASAN
langkah pengumpulan, klasifikaasi dan analisis Merenungkan kembali arti makna
data, membuat kesimpulan dan laporan, dengan kepemimpinan yang begitu panjang dalam kajian
tujuan utama untuk membuat gambaran tentang kepemimpinan pada teori di atas, setidaknya
suatu keadaan secara obyektif dalam satu dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
deskripsi situasi (M. Ali, 1987) Tidak berbeda jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat
dengan pernyataan Imran Arifin yang fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang
menyebutkan ciri-ciri pendekatan kualitatif ada seharusnya dilayani. Inilah yang kemudian
lima: 1. Mempunyai latar alami sebagai sumber menjadi menarik dalam konteks ke-Indonesiaan
data dan peneliti dipandang sebagai instrumen saat ini. Pemimpin dan penguasa menjadi satu
kunci; 2. Penelitiannya bersifat deskriptif; 3. Lebih dalam satu lembaga sehingga sulit dibedakan
memperhatikan proses daripada hasil atau mana pemimpin sesungguhnya yang melayani
produk; 4. Dalam menganalisis data cenderung rakyat dan mana penguasa yang dengan segala
secara induktif; dan 5. Makna merupakan hal otoritasnya menggunakan kewenangan untuk

97
Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 2, Juni 2017, Hal 90 – 103 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik)

membela dan mementingkan satu golongan masyarakat Indonesia. Bahkan keseriusan


daripada kepentingan umum dan rakyat. Hal ini menjadi pemimpin yang melayani menjadi
terlihat ketika banyak di antara pemimpin atau gerakan nasional yang tertuang dalam Instruksi
penguasa yang memimin ketika dilantik Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan
mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah Nasional Revolusi Mental. Inpres ini dikhususkan
amanah, namun dalam kenyataannya sedikit untuk memperbaiki serta membangun karakter
sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada bangsa Indonesia dalam melaksanakan revolusi
pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan mental. Tampak dalam Instruksi Presiden itu
kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang antara lain mengacu pada nilai-nilai integritas,
melayani. etos kerja dan gotong royong untuk membangun
Perlu menjadi catatan untuk masyarakat budaya yang bermartabat, modern, maju, makmur
Indonesia pada saat sekarang ini adalah dan sejahtera berdasarkan Pancasila. Tidak
bagaimana seorang pemimpin harus memiliki visi tanggung-tanggung Inpres ini juga ditunjukan
dalam membangun jiwa yang merdeka, kepada para Menteri Kabinet Kerja; Sekretaris
mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan Kabinet; Jaksa Agung Republik Indonesia;
perilaku seluruh rakyat sekaligus pemimpinnya Panglima Tentara Nasional Indonesia; Kepala
agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri);
modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa para kepala Lembaga Pemerintah Non
yang besar dan mampu berkompetisi dengan Kementerian; Para Kepala Sekretariat Lembaga
bangsa-bangsa lain di dunia. Inilah yang Negara; para gubernur; dan para bupati/walikota.
kemudian dalam pandangan penulis ada korelasi Dalam instruksi tersebut sangatlah jelas
dengan semangat revolusi mental untuk menuju bahwa seluruh pejabat diminta untuk melakukan
Indonesia baru yang dengan pemimpin baru lima gerakan yaitu gerakan Indonesia Melayani,
memiliki semangat baru membentuk karaktek Bersih, Tertib, Mandiri dan Bersatu. Jelas dan
orang Indonesia yang sesungguhnya menjadi sangat lugas bahwa hal pertama yang dilakukan
bangsa yang besar dan berdaulat. adalah gerakan Indonesia melayani sebagai tolok
Kepemimpianan yang melayani dimulai ukur keberhasilan dari seluruh gerakan lainnya
dari dalam diri seorang pemimpin. Kepemimpinan dan menjadi jiwa pada seluruh nilai-nilai utama
menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan instruksi tersebut. Tampak bahwa karakter
perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani akan dapat terlihat dengan baik ketika
melayani dimulai dari dalam dan kemudian menjadi ruh dan nafas dalam kehidupan seorang
bergerak keluar untuk melayani mereka yang pemimpin yang bisa diterima rakyat. Disinilah
dipimpinnya. Inilah mengapa kemudian Presiden pentingnya karakter dan integritas seorang
Indonesia Ir. Joko Widodo serius menjadikan pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima
seorang pemimpin, baik dirinya maupun seluruh oleh rakyat yang dipimpinnya.
menteri dan pejabat menjadi pemimpin yang Faktanya, apakah instruksi presiden
melayani dengan sepenuh hati kepada dengan nilai-nalai utama tersebut benar-benar

98
Asep Solikin, H. M. Fatchurahman & Supardi Pemimpin yang Melayani Dalam Membangun Bangsa …

menjadi gaya hidup para pemimpin bangsa Mewujudkan melalui peningkatan kualitas
Indonesia. Ternyata tidak sedikit dari pemimpin pendidikan dan pelatihan dengan program
yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat Indonesia Pintar, Indonesia Kerja dan Indonesia
publik, justru tidak memiliki integritas dan nilai- Sejahtera.kemandirian ekonomi dengan
nilai yang diinstruksikan tersebut. Hal ini karena menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika domestik. Ketujuh; Meningkatkan produktivitas
kampanyekan para pemimpin yang sudah jadi rakyat dan daya saing di pasar internasional.
saat ini, tidak sama dengan yang dilakukan ketika Kedelapan; Melakukan revolusi karakter bangsa
sudah duduk nyaman di kursinya. melalui kebijakan penataan kembali kurikulum
Setidaknya ada sejumlah ciri –ciri dan pendidikan nasional dengan mengedepankan
nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang aspek pendidikan kewarganegaraan, yang
memiliki hati yang melayani, yaitu tujuan utama menempatkan secara proporsional aspek
seorang pemimpin adalah melayani kepentingan pendidikan, seperti pengajaran sejarah
mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan
bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi
golongan tapi justru kepentingan publik yang pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
dipimpinnya. Inilah yang dalam pandangan Kesembilan; Memperteguh ke-bhinekaan dan
penulis tertuang dalam spirit Nawacita untuk memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
Indonesia sebagai bentuk nyata model pemimpin kebijakan memperkuat pendidikan ke-bhinekaan.
yang melayani. Secara sederhana semangat ini Pemimpin yang hebat bukan sekedar
yang harus diperhatikan banyak pihak, bukan pemimpin yang memiliki banyak pengikut dan
karena presiden yang berkuasa pada saat ini dilingkari dengan orang-orang yang mematuhi
tetapi memang cita-cita luhur tersebutlah yang setiap saat. Bahkan sesungguhnya pemimpin
menjadi upaya bersama untuk mewujudkannya sejati yang senang melayani memiliki kerinduan
yaitu; Pertama; Menghadirkan kembali Negara untuk membangun dan mengembangkan mereka
untuk melindungi segenap dan memberikan rasa yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak
aman pada suluruh warga Negara. Kedua; pemimpin dalam kelompoknya. Keberhasilan
Membuat Pemerintah tidak absen dengan seorang pemimpin sangat tergantung dari
membangun tata kelola Pemerintah yang bersih, kemampuannya untuk membangun orang – orang
efektif, demokratis dan terpercaya. Ketiga; di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan organisasi sangat tergantung pada potensi
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam sumber daya manusia dalam organisasi tersebut.
kerangka Negara kesatuan. Keempat; Menolak Jika sebuah organisasi atau masyarakat
Negara lemah dengan melakukan reformasi mempunyai banyak anggota dengan kualitas
system dan penegakan hukum yang bebas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan
korupsi, bermartabat dan terpercaya. Kelima; berkembang dan menjadi kuat. Hal ini
Meningkatka kualitas hidup manusia. Keenam; dikarenakan karakter dirinya yang kuat berupa

99
Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 2, Juni 2017, Hal 90 – 103 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik)

kualitas kepribadian yang handal. Kualitas itu Seorang pemimpin tidak cukup hanya
antara lain pertama; Integritas sebagai sebuah memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus
kualitas kujujuran, Kedua; Sosiabilitas yaitu memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar
kecenderungan pemimpin untuk menjalin dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak
hubungan yang menyenangkan, Ketiga; sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang
Intelijensi – dimana seorang pemimpin memiliki pertama yaitu karakter dan integritas seorang
potensi dalam kemampuan bicara, menafsir, dan pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal,
bernalar yang lebih kuat ketimbang yang bukan justru tidak efektif sama sekali karena tidak
pemimpin. Keempat; Kepercayaan Diri akan memiliki metode kepemimpinan yang baik.
kompetensi dan keahlian yang dimiliki, dan juga Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan
meliputi harga diri serta keyakinan diri dan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya..
Kelima; Determinasi –hasrat menyelesaikan Tidak banyak pemimpin yang memiliki
pekerjaan yang meliputi ciri seperti berinisiatif, metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak
kegigihan, dan mempengaruhi. pernah diajarkan di sekolah – sekolah formal.
Kehadiran seorang pemimpin yang Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill
melayani dengan seluruh jiwa dan raganya akan atau Personalskill. Namun setidaknya seorang
sangat dirindukan oleh seluruh lapisan dan pemimpin harus memiliki karakter kepemimpinan
menjadi kekuatan bagi rakyat dalam menjalankan berikut:
seluruh kebijakan yang dikeluarkannya karena Pertama; Kepemimpinan yang efektif
pemimpin yang demikian memiliki kasih dan dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan
perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan
Rakyat akan senantiasa mematuhi karena kasih perubahan, yang mendorong terjadinya proses
itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi
kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan dari maupun sinergi berbagai keahlian dari orang –
mereka yang dipimpinnya. orang yang ada dalam organisasi tersebut. Inilah
Pemimpin yang melayani adalah ide dasar dari digaungkannya kembali gerakan
pemimpin yang mau mendengar setiap revolusi mental oleh Presiden Joko Widodo. Jiwa
kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka bangsa yang terpenting adalah jiwa merdeka, jiwa
yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah kebebasan untuk meraih kemajuan. Jiwa merdeka
pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan disebut Presiden Jokowi sebagai positivisme.
kepentingan pribadinya melebihi kepentingan Kedua; Seorang pemimpin yang efektif
bersama atau mereka yang dipimpinnya. adalah seorang yang responsive. Artinya dia
Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan selalu tanggap terhadap setiap persoalan,
diri ketika tekanan maupun tantangan yang kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka
dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif
keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan dalam mencari solusi dari setiap permasalahan
tidak mudah emosi. ataupun tantangan yang dihadapi. Dalam

100
Asep Solikin, H. M. Fatchurahman & Supardi Pemimpin yang Melayani Dalam Membangun Bangsa …

kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental terhadap manusia tetapi juga cerdas secara
adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau spiritual dn vertikal kepada Tuhan. Artinya
bekerja keras, dan punya semangat gotong dia hidup dalam perilaku yang sejalan
royong. Para pemimpin dan aparat negara akan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi
jadi pelopor untuk menggerakkan revolusi mental, untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam
dimulai dari masing-masing setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan
Kementerian/Lembaga (K/L). Sebagai pelopor diperbuatnya.
gerakan revolusi mental, pemerintah lewat K/L 2. Pemimpin fokus pada hal – hal spiritual
harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi, dibandingkan dengan sekedar kesuksesan
membangun manajemen isu, dan terakhir duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran
penguatan kapasitas aparat negara. adalah untuk dapat memberi dan beramal
Ketiga; Seorang pemimpin yang efektif lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan
adalah seorang pelatih atau pendamping bagi untuk mendapat penghargaan, tapi melayani
orang – orang yang dipimpinnya. Artinya dia sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan
memiliki kemempuan untuk menginspirasi, hubungan atau relasi yang penuh kasih dan
mendorong dan memampukan anak buahnya penghargaan, dibandingkan dengan status
dalam menyusun perencanaan (termasuk dan kekuasaan semata. Inilah yang juga
rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana setidaknya sudah dicapai oleh pemerintah
kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan Indonesia dengan keberhasilan pada
kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan pemberantasan ilegal fishing, pengelolaan
pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari BBM lebih bersih dan transparan,
anak buahnya. pembangunan pembangkit listrik terbesar di
Gerakan revolusi mental terbukti Asia Tenggara, pembangunan tol trans
berdampak positif terhadap kinerja pemerintahan Jawa, trans Sumatera, dan Kalimantan,
Jokowi. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ada adalah sedikit hasil dari kerja keras
banyak prestasi yang diraih berkat semangat pemerintah Presiden Jokowi. Ke depan,
integritas, kerja keras, dan gotong royong dari gerakan revolusi mental akan semakin
aparat negara dan juga masyarakat. digalakkan agar sembilan agenda prioritas
Setidaknya inilah beberapa hal hal pemerintah yang tertuang dalam Nawa Cita
perilaku seorang pemimpin yang akan menbawa bisa terwujud. (Tim PKP-Kemenkominfo)
bangsa ini mandiri: 3. Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan
1. Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik
mereka yang dipimpin, tapi sungguh – pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi,
sungguh memiliki kerinduan senantiasa dsb. Setiap harinya senantiasa
untuk memuaskan Tuhan. Seorang menyelaraskan (recalibrating ) dirinya
pemimpin tidak hanya cerdas secara terhadap komitmen untuk melayani Tuhan
personal dalam hubungan horizontal dan sesama.

101
Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 2, Juni 2017, Hal 90 – 103 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik)

Demikian kepemimpinan yang melayani sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa
dengan karakter integritas, terbuka, mampu diterima oleh para pemimpin konvensional yang
menerima kritik, rendah hati, mampu memahami justru mengharapkan penghormatan dan pujian.
spiritualitas yang tinggi, dan selalu
mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka KESIMPULAN DAN SARAN
sendiri maupun bagi orang lain. Kesimpulan
Pada akhirnya kepemimpinan adalah Kata pemimpin, kepemimpinan serta
sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
proses perubahan karakter atau tranformasi dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin
internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukan hanya berdasarkan suka satu sama
bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
kelahiran dari proses panjang perubahan dalam berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria
diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi yang tergantung pada sudut pandang atau
dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian pendekatan yang digunakan, apakah itu
dalam diri (inner peace) dan membentuk kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat –
bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
ucapan dan tindakannya mulai memberikan mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori
pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika maupun gaya kepemimpinan yang akan
keberadaannya mendorong perubahan dalam diterapkan.
organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir Rahasia utama kepemimpinan adalah
menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari
luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati
berkembang dari dalam diri seseorang. selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum
Kepemimpinan lahir dari proses internal sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan
(leadership from the inside out ). sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari
Kepemimpinan sesungguhnya tidak luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang. berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari Kepemimpinan lahir dari proses internal
dalam dan merupakan buah dari keputusan (leadership from the inside out).
seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik Saran
bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi Sangat diperlukan sekali jiwa
lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
sosial dan bahkan bagi negerinya. kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan
Pemimpin sejati adalah seorang pemberi dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
semangat (encourager), motivator, inspirator, dam sendiri.
maximizer.Konsep pemikiran seperti ini adalah

102
Asep Solikin, H. M. Fatchurahman & Supardi Pemimpin yang Melayani Dalam Membangun Bangsa …

Jika seluruh lembaga dan institusi negeri Stephen P. Robbins, Essentials of Organization
Behavior, 7th Edition (New Jersey :
ini memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu
Pearson Education, Inc., 2003)
akan menjadi luar biasa pada pengelolaan
lembaga tersebut. Selain itu dengan pemimpin
yang baik maka akan terwujud pula situasi yang
baik, kerjasama, dan pola interaksi yang baik
antar masing-masing individu.

DAFTAR PUSTAKA
Gary Yukl, Leadership in Organizations, Sixth
Edition (Delhi : Dorling Kindersley, 2009)

George R. Goethals, eds., et.al., Encyclopedia of


Leadership, (Thousand Oaks: SAGE
Publications, 2004)

http://presidenri.go.id/ulasan/revolusi-mental.html

http://setabasri01.blogspot.co.id/2011/01/kepemi
mpinan-dalam- organisasi. html

https://www.kominfo.go.id/content/detail/5932/rev
olusi-mental- memba ngun-jiwa-
merdeka-menuju-bangsa-
besar/0/artikel_gpr

Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-Ilmu


Sosial dan Keagamaan, Malang:
Kalimasahada Press, 1996

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan


Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia


Indonesia, 2003

Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,


Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.

M. Ali, Penelitian Kependidikan dan Strategi,


Bandung: Angkasa, 1987

Robert N. Lussier and Christopher F.


Achua, Leadership : Theory, Application,
and Skill Development, 4th Edition
(Mason, Ohio : South-Western Cengage
Learning, 2010)

103

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy