Tindakan Komunikatif
Tindakan Komunikatif
Tindakan Komunikatif
Abstract
This study aims to identify and analyze the process of community empowerment at “Badran thugs village”
in Yogyakarta through PT. Sarihusada CSR program and to analyze communicative action of “Badran thugs
village” in the empowerment process. This study is qualitative in nature using case study design. Data were
collected by in-depth interviews, observation, and documentation. Data were analyzed using interactive model.
This research concludes that (1) the people in Badran have lived with the stigma of “thugs village” characterized
by poor condition of social and economic. Socially, people in Badran are less educated. Economically, people
were unable to pay credit to moneylenders. The process of empowerment in Badran was initited by community
leaders by taking various efforts, such as forming group activities in order to release people from the bondage
of moneylenders, establishing Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Community Learning Center) and early
childhood program, and also to improve family health and environment. PT. Sarihusada CSR program
becomes accelerator of the community empowerment process. (2) Communicative action in the community
empowerment process is characterized by interaction based on the awareness and willingness to communicate
empathically and ethically.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi dan menganalisis secara mendalam proses
pemberdayaan masyarakat “kampung preman” Badran Yogyakarta melalui program CSR PT.
Sarihusada; (2) menganalisis secara mendalam tindakan komunikatif masyarakat “kampung
preman” dalam proses pemberdayaan tersebut. Penelitian menggunakan metode kualitatif
dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam,
observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan model analisis interaktif. Penelitian ini
menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: (1) masyarakat Badran telah lama hidup dengan stigma
“kampung preman” yang ditandai dengan karakteristik sosial dan ekonomi yang memprihatinkan.
Secara sosial, masyarakat Badran hidup dalam ketidakberdayaan dalam hal pendidikan. Secara
ekonomi masyarakat sangat terpuruk akibat terjerat utang kepada rentenir. Proses pemberdayaan
di Badran awalnya dipelopori oleh para tokoh masyarakat dengan melakukan berbagai upaya,
yaitu membentuk berbagai kelompok kegiatan yang bertujuan melepaskan masyarakat dari
jeratan rentenir, mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan PAUD, serta upaya
peningkatan kesehatan keluarga dan lingkungan; Program CSR PT. Sarihusada menjadi akselerator
proses pemberdayaan masyarakat (2) tindakan komunikatif masyarakat dalam proses pemberdayaan
tersebut, ditandai dengan interaksi yang didasari oleh kesadaran dan kesediaan berkomunikasi
…cara empatik dan beretika.
16
Yuli Setyowati. Tindakan Komunikatif Masyarakat... 17
masyarakat menuju pada suatu peru bahan menciptakan lapangan pekerjaan bagi
kehidupan yang lebih baik dan bermakna. kaum perempuan.
Dengan demikian, fokus permasalahan dalam Ketiga, Adhi Iman Sulaiman (2013)
penelitian ini ada
lah “bagaimana tindakan dalam penelitiannya yang berjudul
komunikatif masyarakat “kampung preman” “Model komunikasi Formal dan Informal
dalam proses pemberdayaan?”. Penelitian dalam Proses Kegiatan Pemberdayaan
ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi Masyarakat” di Kecamatan Binangun
dan menganalisis secara mendalam proses Cilacap mendapatkan hasil bahwa
pemberdayaan masyarakat “kampung pre komunikasi formal tidak bisa dipisahkan
man” Badran Yogyakarta melalui program dari komunikasi informal dalam proses
CSR PT. Sarihusada; (2) menganalisis secara pemberdayaan. Kegagalan proses komu
mendalam tindakan komunikatif masya nikasi informal mengakibatkan resistensi,
rakat “kampung preman” dalam proses kurang mendapatkan dukungan, timbul
pemberdayaan tersebut. kecurigaan, bahkan bisa terjadi penolakan
dari masyarakat.
Penelitian tentang pemberdayaan Keempat, penelitian Andi Mapisangka
masyarakat dan CSR terdahulu yang (2009) tentang “Implementasi CSR
berkaitan, dengan penelitian ini yaitu terhadap Kesejahteraan Hidup masya
pertama. penelitian Dewangga Nikmatullah rakat”. Penelitian ini mengkaji dampak
(2012) tentang Pemberdayaan masyarakat implementasi program CSR PT. BIC Batam
Miskin Melalui Program Corporate terhadap kesejahteraan hidup masyarakat
Social Responsibility oleh PTPN-7. Hasil meluli penerapan program-program CSR
penelitian ini memperlihatkan bahwa PT. BIC tersebar pada berbagai aktivitas
program CSR telah berhasil meningkatkan utama, seperti: pendidikan, kesehatan,
produktivitas kegiatan ekonomi kerakyatan kemiskinan, sosial, agama, infrastruktur
berbasis lingkungan dan tumbuhnya sikap dan lingkungan hidup. CSR Goal, Corporate
perilaku masyarakat yang peduli terhadap Social Issue dan Corporate Relation
kelestarian lingkungan. Program secara signifikan memiliki pengaruh
Kedua, penelitian oleh Dimple positif terhadap peningkatan kesejahteraan
Tresa Abraham (2013) yaitu kajian tentang hidup masyarakat.
“CSR and Empowerment of Women: The Kelima, Etty Soesilowati, Dyah Rini
way Forward”. Penelitian dilakukan di Indriyanti, dan Widiyanto. (2011) dengan
India, menyatakan bahwa aktivitas CSR judul “Model Corporate Social Responsibility
membawa dampak positif secara sosial dan dalam Program Pemberdayaan Petani
ekonomi bagi pemberdayaan perempuan Hortikultura”. Melalui penelitian ini
di India. Dampaknya dapat dilihat diperoleh hasil bahwa sangat perlu
dengan adanya perusahaan rumahan. Ini dilakukan pengintegrasian CSR yang
semua terbingkai dalam kreativitas untuk melibatkan berbagai komponen, yaitu
Yuli Setyowati. Tindakan Komunikatif Masyarakat... 19
pemerintah desa, daerah dan provinsi, serta dengan tujuan yakni memengaruhi perilaku
BUMN, swasta dan masyarakat. tertentu. Sedangkan Zareksky (Liliweri,
Komunikasi. Pada dasarnya seluruh 2011) memaparkan definisi komunikasi
hidup manusia tidak terlepas dari sebagai interaksi untuk menopang koneksi
komunikasi. Bahkan dapat dikatakan antarmanusia sehingga dapat menolong
bahwa komunikasi adalah cara manusia mereka memahami satu sama lain bagi
meng(ada) dalam dunianya. Dengan pengakuan terhadap kepentingan bersama.
demikian, komunikasi merupakan proses Dalam upaya menjelaskan konsep
yang berlangsung terus-menerus dan tualisasi komunikasi dalam perspektif
akan mengalami perkembangan yang konfergensi, Miller (2002) mengemukakan
berarti sejalan dengan perkembangan bahwa komunikasi dapat dilihat dalam tiga
masyarakat. Ruben dan Stewart (2013) hal, yaitu: (1) communication is a process,
semakin menegaskan bahwa dalam (2) communication is transactional, dan
setiap situasi kehidupan manusia, proses (3) communiction is symbolic. Pertama,
komunikasi adalah hal yang benar-benar dalam communication is a process, David
mendasar. Tidak ada kegiatan yang lebih Berlo menyatakan: ”If we accept the
mendasar untuk kehidupan manusia concept of process, we view events and
secara pribadi, sosial, atau profesional relationships as dynamic, on-going, ever-
kecuali komunikasi. cara kita bertindak changing, continuous. When we label
dan berhubungan dengan orang lain, pada something as a process we also mean that
gilirannya dapat membuat perbedaan it does not have a beginning, an end, a
besar tentang cara orang lain merespon fixed sequence of events. It is not static, at
dirinya. Cepat atau lambat konsekuensi rest. It is moving. The ingredients within a
dari aksi dan reaksi yang dilakukan oleh process interact; each affects all aothers”
seseorang akan memiliki implikasi yang Komunikasi adalah suatu proses dimana
signifikan terhadap jenis-jenis hubungan setiap peristiwa dan relasi-relasi yang
yang terbentuk, dengan siapa seseorang terjadi bersifat dinamis, on-going, selalu
sebagai anggota masyarakat, dan caranya berubah dan berkesinambungan. Dalam
memberikan kontribusi sebagai anggota proses seperti ini, komunikasi tidak dapat
keluarga, kelompok, organisasi, dan dilihat dari kapan dimulai, kapan berakhir,
masyarakat dimana dirinya hidup. dan bagian-bagian yang jelas dari setiap
Demikian mendasarnya komunikasi prosesnya, karena komunikasi itu tidak
bagi kehidupan manusia, Miller statis, tidak pernah berhenti, dan selalu
(2002) menyatakan bahwa komunikasi bergerak. Dalam proses itu, masing-masing
merupakan center of interest yang ada pihak saling mempengaruhi satu sama
dalam suatu situasi perilaku manusia lain. Formula Lasswell merupakan konsep
yang memungkinkan suatu sumber secara awal yang menjelaskan bahwa komunikasi
sadar mengalihkan pesan kepada penerima merupakan suatu proses.
20 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 16-32
John Elkington tentang rumusan triple awal, maka jenis strategi penelitian kasus
bottom line (people, planet, profit) pada ini dapat disebut studi kasus terpancang
akhir tahun 1990-an yang kemudian (embedded case study research) (Soetopo,
disepakati oleh banyak pihak sebagai 2006). Creswell (1998) juga menyatakan
landasan pengelolaan korporasi yang bahwa fokus studi kasus adalah spesifikasi
berkelanjutan (corporate sustainability). kasus dalam suatu kejadian, baik yang
Bergmans (Jonker dan de Witte, 2006) mencakup individu, kelompok budaya
menyarankan agar perusahaan meng ataupun suatu potret kehidupan.
integrasikan profit, people dan planet Data penelitian ini dikumpulkan
dengan tujuan membangun kekuatan dalam dengan tiga cara, yaitu wawancara men
kreasi penambahan nilai bagi profit, people, dalam, observasi, dokumentasi. Pemilihan
dan planet dalam perusahaan. Hal ini sangat informan dilakukan dengan menggunakan
berguna bagi perusahaan untuk menentukan teknik purposive sampling.
prioritas yang dianggap penting bagi Observasi dilakukan untuk mendapat
perusahaan. Dengan demikian, konsep 3P kan data tentang situasi, lokasi dan
semestinya diterapkan secara integratif dan peristiwa-peristiwa yang dapat diamati.
seimbang. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk
Metode Penelitian
mendokumentasikan aktivitas-aktivitas
pemberdayaan yang dilakukan di kampung
Berdasarkan permasalahan yang di
Badran.
teliti, jenis penelitian ini adalah kualitatif
Data yang diperoleh dianalisis dengan
deskripstif. Penelitian kulatitatif deskriptif
menggunakan model analisis interaktif.
akan mampu menangkap berbagai informasi
Menurut Miles dan Haberman (1984) model
kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh
analisis ini terdiri dari tiga komponen analisis
nuansa (Soetopo, 2006). Sedangkan menurut
yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan
Moleong (2004), penelitian kualitatif adalah
simpulan. Aktivitas atas tiga komponen
penelitian untuk memahami fenomena yang
tersebut dilakukan dalam bentuk interaktif
dialami subjek penelitian seperti perilaku,
dengan proses pengumpulan data sebagai
persepsi, motivasi, tindakan secara holistik,
suatu proses siklus. Data divalidasi dengan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
mengunakan triangulasi sumber dan metode.
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai Hasil Penelitian dan Pembahasan
metode ilmiah. Pemberdayaan masyarakat merupakan
Strategi penelitian yang digunakan kegiatan yang memerlukan proses
adalah studi kasus tunggal, sebab penelitian yang berkelanjutan, maka dibutuhkan
ini terarah pada sasaran dengan satu komunikasi yang baik antara inisiator
karakteristik yang berada di satu lokasi program dengan masyarakat maupun antar
(Yin, 1987). Karena permasalahan dan warga masyarakat. Proses pemberdayaan
fokus penelitian sudah ditentukan sejak tersebut tidak akan mencapai tujuannya,
Yuli Setyowati. Tindakan Komunikatif Masyarakat... 25
jika tidak didukung oleh proses komunikasi Malioboro dan stasiun Yogyakarta. Secara
yang partisipatif. Dalam hal ini dibutuhkan historis, di kampung ini dulu hidup seorang
partisipasi aktif dari seluruh warga preman yang sangat terkenal dan disegani
masyarakat untuk mewujudkan cita-cita di wilayah Yogyakarta. Masyarakat
perubahan yang diinginkan. Partisipasi mengalami masalah-masalah sosial,
masyarakat sangat berpengaruh terhadap antara lain kemiskinan, pengangguran,
terbentuknya tindakan komunikatif yang rendahnya pendidikan, dan kekerasan
sesuai dengan karakteristik masyarakatnya. dalam rumah tangga. Para perempuan
Resistensi masyarakat dalam proses banyak terjerat hutang kepada rentenir.
pemberdayaan masih sering muncul karena Kaum laki-laki banyak terjerat pada
perasaan saling curiga diantara komponen kebiasaan judi, mabuk, berkelahi, dan tidak
masyarakat tentang kepentingan-kepen jarang melakukan tindak kriminal. Dari
tingan di balik upaya pemberdayaan, kehidupan keluarga yang demikian, anak-
terutama dari kelompok masyarakat yang anak kampung Badran banyak yang putus
tidak menjadi sasaran utama program sekolah, akhirnya mereka turun ke jalan
CSR. Walaupun resistensi terhadap upaya- menjadi anak jalanan. Kehidupan sosial
upaya pemberdayaan untuk membawa mereka menjadi tidak teratur dan semakin
pada perubahan masyarakat cukup tinggi, memprihatinkan. Namun kondisi tersebut
komunikasi memainkan peran yang sangat sekarang telah mengalami perubahan.
penting dalam terbentuknya tindakan Berbagai upaya pemberdayaan
komunikatif masyarakat. Dengan tindakan untuk keluar dari stigma negatif sebagai
komunikatifnya, masyarakat mengalami “kampung preman” telah dilakukan, baik
perubahan demi perubahan yang lebih baik. oleh masyarakat, pemerintah, maupun pihak
Proses pemberdayaan di “kampung swasta. Dari pihak masyarakat, inisiasi
preman” Badran Yogyakarta melalui pemberdayaan beberapa tokoh masyarakat
program CSR PT. Sarihusada. Kampung kampung Badran. Salah satunya adalah
Badran terdiri dari 3 Rukun Warga (RW) seorang ibu yang bernama Endang Rohjiani.
dengan tipe masyarakat yang heterogen, Endang Rohjiani berinisiatif melakukan
baik dari segi usia, agama, pendidikan, dan upaya pemberdayaan dilatarbelakangi oleh
pekerjaan. Kampung Badran saat ini terdiri pengalamannya sebagai warga kampung
dari 1042 KK, dengan total penduduk Badran dan keprihatinannya tentang
sejumlah 3151 jiwa. keberadaan warga kampung Badran.
Kampung Badran merupakan wilayah Banyak anak-anak yang terjun sebagai
yang termasuk kategori slum area, terletak anak jalanan, mereka putus sekolah karena
di sisi barat kota Yogyakarta dan berbatasan faktor ekonomi, merebaknya pernikahan
langsung dengan salah satu sungai besar dini yang berakibat pula pada perceraian
yang melintas di Yogyakarta, yaitu sungai dini, serta kekerasan dalam rumah tangga.
Winongo. Lokasinya tidak jauh dari Pengalaman ini yang mendorong Endang
26 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 16-32
Rohjiani untuk melakukan sesuatu agar sebuah wadah yang diberi nama “Rumah
kampungnya keluar dari stigma negatif Bambu” yang dapat digunakan oleh
sebagai “kampung preman”. Upaya masyarakat untuk belajar berbagai hal,
Endang Rohjiani dilakukan melalui yaitu kegiatan membaca di perpustakaan,
berbagai kegiatan pemberdayaan dengan kegiatan ibu-ibu menjahit, dan kegiatan
“membangun budaya malu” di kalangan untuk bersantai.
masyarakat kampung Badran. Selain PKBM, Endang Rohjiani
Beberapa hal yang dilakukan ibu juga memelopori terbentuknya wadah
Endang adalah mencari cara supaya anak- pengembangan ekonomi produktif
anak jalanan dari kampung Badran ini masyarakat yang diberi nama “Lintas
diberdayakan secara positif, agar ibu- Winongo”. Wadah ini berawal dari
ibu dapat lepas dari kebiasaan hutang perkumpulan dasa wisma yang berfokus
kepada rentenir, dan agar kehidupan warga pada bank sampah, kemudian berkembang
kampung Badran menjadi lebih baik menjadi kegiatan simpan pinjam dan
terutama dalam hal pendidikan anak-anak persewaan perkakas.
serta agar kaum ayah tidak lagi berperilaku Upaya yang dilakukan Endang
kasar kepada anak-anaknya. Kemudian Rohjiani bukanlah upaya yang mulus.
Endang Rohjiani berinisiatif mendirikan Tidak semua masyarakat mendukungnya.
wadah belajar bersama. Kegiatan ini Bahkan sering muncul celotehan warga
dikembangkan menjadi Pusat Kegiatan yang menyebut gerakan-gerakan Endang
Belajar Masyarakat (PKBM) yang telah Rohjiani ini dengan istilah ”endangisasi”.
dirintis pada tahun 2006. PKBM didirikan “Bahkan warga sempat melakukan boikot
untuk memberdayakan anak-anak jalanan, kegiatan jika ada Endang. Respon mereka,
agar anak-anak jalanan ini tidak kembali ke katanya saya jual kampung dan jual
jalan dan justru mendapatkan ketrampilan kemiskinan kepada pihak lain. Biasanya
dan pendidikan yang memadai, sehingga respon tersebut muncul dari orang-rang
masa depan mereka menjadi lebih yang jika perubahan itu ada, eksistensinya
baik. Pada akhirnya, kegiatan PKBM ini tergoyak. Tapi motto saya yang penting
semakin berkembang hingga mempunyai adalah bagaimana perubahan itu terjadi”
taman bacaan, memiliki bimbingan belajar demikian dituturkan oleh Endang Rohjiani
untuk anak-anak SD berbiaya murah, saat wawancara. Dalam melakukan pem
dan memberikan pengajaran kepada berdayaan Endang Rohjiani memiliki
masyarakat sekitar yang masih buta huruf. motto “tetap semangat dalam berkarya”.
Kegiatan ini kemudian disebut dengan Dan atas kegigihannya tersebut, Endang
kegiatan keaksaraan fungsional (KF). Rohjiani pernah meraih Juara I Tingkat
Pesertanya mayoritas ibu-ibu yang belum Nasional Lomba Karya Nyata Pengelola
memiliki kemampuan baca tulis. Untuk PKBM 2011.
menghidupkan PKBM tersebut, didirikan Upaya pemberdayaan juga dilakukan
Yuli Setyowati. Tindakan Komunikatif Masyarakat... 27
oleh para tokoh masyarakat yang lainnya, forum anak Patriot, dan kelompok Muda-
terutama adalah para pemangku wilayah mudi Badran (Mudiba). Sedangkan untuk
Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga para lansia, pemberdayaan dilakukan
(RW). Nilai-nilai utama yang mendasari dengan mengadakan Posyandu Lansia.
upaya pemberdayaan “kampung preman” Pemberdayaan lingkungan juga
Badran adalah nilai agama dan pendidikan. telah dilakukan dengan membentuk Pam
Badran merupakan wilayah dengan Swakarsa untuk pengelolaan air bersih bagi
masyarakat yang heterogen, baik dari seluruh warga daerah bawah yang diberi
sisi agama maupun karakteristik sosial nama Banyu Bening Winongo (B2W), serta
lainnya. Heterogenitas ini justru menjadi membentuk Kelompok Tani Makmur, yaitu
kekuatan kampung Badran menuju pada kelompok pertanian perkotaan dengan
perubahan sosial yang lebih baik. Para memanfaatkan lahan sempit.
tokoh dari berbagai agama ada di kampung Pada tahun 2009 PT. Sarihusada mulai
Badran. Para tokoh agama melakukan masuk ke kampung Badran melakukan
upaya pemberdayaan masyarakat berbasis pemberdayaan masyarakat melalui aktivitas
pada agamanya masing-masing. Dengan Corporate Social Responsibility (CSR)
cara tersebut, dampak yang timbul sangat dalam bentuk pendampingan dalam bidang
signifikan, yaitu semakin banyak warga kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
yang insyaf dari perbuatannya. Program CSR ini diberi nama Program
Pemberdayaan masyarakat untuk me Rumah Srikandi. Misi ini merupakan
lepaskan diri dari jeratan rentenir dilakukan wujud komitmen dan kepedulian dari
dengan membentuk dan menggiatkan perusahaan untuk meningkatkan kesehatan
berbagai kelompok kegiatan, yaitu kelompok ibu dan balita, pendidikan anak usia dini,
PKK RT dan RW, Griya Rumpun (kumpulan dan ekonomi mikro.
18 dasa wisma), Apsari (di dalamnya terdapat Dasar pertimbangan pemilihan lokasi
Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Badran sebagai sasaran program CSR
dan Bina Keluarga Lansia), kelompok jahit PT. Sarihusada adalah adanya potensi
dan jumputan Sartika, koperasi Panca Arta, masyarakat untuk diberdayakan serta
dan Desa Prima. Semua kelompok kegiatan terpenuhinya kriteria keberadaan pemimpin
ini memiliki aktivitas rutin yaitu arisan dan lokal (local leader) yang dianggap mampu
simpan pinjam. Hal ini dilakukan dengan menggerakkan masyarakat kampung
maksud agar masyarakat tidak lagi tergantung Badran menuju perubahan yang diinginkan.
pada rentenir. Dengan adanya aktivitas Dibutuhkan waktu satu tahun untuk
simpan pinjam, masyarakat banyak terbantu melakukan proses penjajagan dan adaptasi
perekonomian keluarganya. oleh PT. Sarihusada sebelum program
Untuk segmen anak-anak, remaja dan CSR diimplementasikan. Selama satu
pemuda, pemberdayaan dilakukan dengan tahun itulah, pihak PT. Sarihusada banyak
menggiatkan Posyandu Balita, PAUD, melakukan komunikasi dengan masyarakat
28 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 16-32
dengan cara mendatangi dan mengadakan hingga 2014, dihitung dari mulai proses
forum-forum untuk menggali informasi analisis sosial hingga exit program.
tentang permasalahan dan kebutuhan Dalam pemberdayaan masyarakat,
masyarakat, yang nantinya dapat digunakan masyarakatlah yang menjadi aktor dan
untuk menyusun program pendampingan penentu pembangunan. Dalam kaitan ini,
melalui program CSR. Hal ini sangat usulan-usulan masyarakat merupakan
bergantung pada visi dan misi perusahaan dasar bagi pembangunan lokal, regional,
yang disesuaikan dengan needs, desire, bahkan menjadi titik pijak bagi program
wants, dan interest komunitas (Rahman, nasional. Masyarakat difasilitasi untuk
2009). mengkaji kebutuhan, masalah dan
Pemberdayaan bidang kesehatan peluang pembangunan dan perikehidupan
dilakukan melalui Program Pondok mereka sendiri. Selain itu mereka juga
Gizi dengan aktivitas mengembangkan menemukenali solusi yang tepat dan
posyandu dan peningkatan nilai gizi anak. mengakses sumber daya yang diperlukan,
Sebagai perusahaan produsen susu, PT baik sumber daya eksternal maupun
Sari Husada sangat menaruh perhatian sumber daya milik masyarakat itu sendiri
terhadap masalah kesehatan, terutama (Mardikanto, 2013).
anak-anak. Oleh sebab itu, pengembangan Pemberdayaan dilakukan dengan
posyandu digalakkan sebagai wadah melalui tahapan-tahapan yang jelas dan
untuk mendukung tumbuh kembang anak, sistematis, mulai dari membangun diskusi-
terutama dalam aspek kesehatan. diskusi tentang masalah dan kebutuhan yang
Pemberdayaan bidang pendidikan dirasakan masyarakat kampung Badran
dilakukan dengan mendirikan PAUD dan (common felt need). Dalam konteks ini,
Forum Anak. Sedangkan pemberdayaan forum-forum masyarakat menjadi ajang
bidang ekonomi dilakukan dalam wujud dimana warga memiliki akses untuk saling
Koperasi Amal Srikandi dengan kegiatan bertukar informasi, termasuk cara mereka
simpan pinjam dan pengolahan sampah. “membangun budaya malu” terhadap perilaku
Program yang menjadi unggulan dari anggota masyarakat yang “memalukan”.
beberapa program di atas adalah pengolahan Seperti dikatakan oleh Robbins,
sampah. Selain bernilai ekonomi produktif, Chatterjee & Canda (dalam Mardikanto,
pengolahan sampah juga digalakkan untuk 2010), bahwa pemberdayaan masyarakat
kepentingan mengelola lingkungan. Proses adalah: ”process by which individuals
pendampingan masyarakat dilakukan oleh and groups gain power, acces to resources
PKPU (Pos Keadilan Peduli Ummat), and control over their own lives. In doing
sebuah lembaga kemanusiaan nasional so, they gain the ability to achieve their
yang bergerak di bidang sosial. Program highest personal and collective aspirations
CSR PT SARIHUSADA ini berlangsung and goals”. Pemberdayaan masyarakat
selama 5 (lima) tahun, mulai tahun 2009 merupakan proses dimana individu-
Yuli Setyowati. Tindakan Komunikatif Masyarakat... 29
Kartini, Dwi. (2013). Corporate Social Pengantar dan Panduan untuk Pember
Responsibility. Transformasi Konsep dayaan Masyarakat. Jakarta: Elex media
Sustainability Management dan Komputindo
Implementasi di Indonesia. Bandung: Nikmatullah, Dewangga. (2012). Pem
Refika Aditama. ber
dayaan masyarakat Miskin
Karsidi, Ravik. (2001). Paradigma Baru Melalui Program Corporate Social
Penyuluhan Pembangunan dalam Responsibility. (Disertasi). Program
Pemberdayaan Masyarakat. MEDIATOR, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret,
116 2 (1). Surakarta, Indonesia.
Mardikanto, Totok. (2013). Konsep-Konsep Rahman, Reza. (2009). Corporate Social
Pemberdayaan Masyarakat. Acuan Bagi Responsibility. Antara teori dan
Aparat Birokrasi, Akademisi, Praktisi, Kenyataan. Yogyakarta: Media
dan Peminat/Pemerhati Pemberdayaan Pressindo.
Masyaraka. Surakarta: UNS Press. Ruben, Brent D & Steward, Lea P. (2013).
………………… (2010). Komunikasi Komunikasi dan Perilaku Manusia.
Pembangunan. Acuan bagi Akademisi, Edisi Kelima. Terjemahan Ibnu Hamad
Praktisi, dan Peminat Komunikasi dari buku Communication and Human
Pembangunan. Surakarta: Sebelas Maret Behavior (Fifth Edition). Jakarta:
University Press RajaGrafindo Persada.
Mapisangka, Andi. (2009). Implementasi Sumodiningrat, G. (1999). Pemberdayaan
CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia
Masyarakat. JESP 1(1). Pustaka Utama.
Miles, M.B. & Huberman, A.M. (1984). Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007
Qualitative Data Analysis: A Sourcebook Tentang Perseroan Terbatas.
of New Methods. New York: Holt, Usman, Sunyoto. (2012). Pembangunan dan
Rinehart, and Winston. Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
Moleong, Lexy. J. (2004). Metodologi Penelitian Pustaka Pelajar.
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yin, R.K. (1987). Case Study Research:
Nugroho, Riant dan Randy W. (2007). Design and Methods. Beverly Hills, CA:
Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Sage Publication.