Tahapan Perkembangan Pembentukan Bunga D 131be8d5
Tahapan Perkembangan Pembentukan Bunga D 131be8d5
Tahapan Perkembangan Pembentukan Bunga D 131be8d5
Oleh/by :
Aam Aminah dan Dida Syamsuwida
Abstract
The aim of the study wasto determine the developmental stages of flowering and
fruiting of suren (Toona sureni Merr), in order to find out the proper time of floral
induction and harvest time. The methods used were observing directly over the
trees that were flowering and sampling some vegetative and generative buds for
dissecting treatments. The observation were carried out at the surrounding BPTP
Bogor, mixed garden of Cianjur, Sumedang, Solok (Sumbar), Toraja (Sulsel) and
Bedugul (Bali). The observation revealed that the early stage of flowering
development begun from the growth of vegetative buds that was swollen to form
the growth of primordial buds and then flower shoots arose followed by flower
bursts (anthesis) and finally faded. At this stage, some flowers were aborted and
some remained on the stalk to form the forthcoming fruits. In the stage of fruiting
development, the ovule was swollen and formed young fruit (capsule), matured
capsule and then seeds were dispersed. The successful reproductive stage from
flower to young capsules was low i.e 9,86%, meanwhile the ratio of young
capsules to matured one was 65,88%. The size of capsule in average were (8-11)
x (15-23) mm, the number of seeds per capsule were 19-24, the seed moisture
content in the range of 10% to 48% and the germination percentage was above
50%. The developmental stages of flowering and fruiting proceeds for 6 months
and occurred twice a year on February and August in different trees within the
same area of suren stands.
Key words: suren (Toona sureni Merr), flower, fruit, seed, stage development
Abstrak
Tujuan penelitian adalah mengetahui perkembangan pembentukan bunga dan
buah jenis suren (Toona sureni Merr), sehingga dapat memberikan informasi dan
menentukan waktu yang tepat saat pemberian perlakuan untuk meningkatkan
produksi buah/benih serta pemanenannya. Metode penelitian dilakukan dengan
observasi langsung terhadap pohon suren yang pernah berbunga dan berbuah serta
pengambilan materi untuk seksio pada tegakan di lokasi sekitar Balai Penelitian
Teknologi Perbenihan (BPTP) Bogor, kebun masyarakat di Cianjur, Sumedang,
Solok (Sumbar), Toraja (Sulsel) dan Bedugul (Bali). Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa perkembangan awal pembungaan dimulai dengan
pertumbuhan tunas vegetatif, kemudian membengkak menunjukkan adanya
pertumbuhan generatif (primordia bunga). Selanjutnya muncul tunas bunga,
bunga mekar (anthesis) dan akhirnya kelopak bunga jatuh. Pada tahap ini ada
bunga yang gugur (aborsi) dan ada bunga yang bertahan membentuk bakal buah.
Pada tahap pembuahan terlihat tanda pembesaran pada ovula (tempat dimana
fertilisasi terjadi) membentuk bakal buah, kemudian terjadi perkembangan buah
1
muda, buah masak dan keluarnya biji dari cangkang buah. Keberhasilan bunga
menjadi buah cukup rendah yaitu 9,86%, sedangkan buah muda menjadi tua
65,88%. Ukuran buah (8-11) x (15-23) mm, jumlah benih per buah 19-24 biji,
kadar air benih 10%-48% dan daya berkecambah > 50%. Tahap perkembangan
pembungaan-pembuahan berlangsung selama 6 bulan dan terjadi dua kali dalam
setahun yaitu bulan Februari dan Agustus pada pohon yang berlainan dalam satu
areal tegakan suren.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelestarian hutan alam tropika merupakan salah satu hal pokok dalam
penentuan kebijakan pengelolaan hutan baik dalam lingkup nasional maupun
internasional. Pada kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa ancaman
terhadap kelestarian produksi dari hutan alam tropika sangat memprihatinkan.
Salah satu penyebabnya adalah karena adanya kegagalan pohon dalam
pembungaan dan pembuahan.
Pembungaan merupakan tahapan mulai dari pembukaan tunas bunga
sampai bunga layu, sebagian ada yang jatuh, umumnya mengering dan hilangnya
struktur bunga seperti stamen, petal dan sepal. Tahapan ini disebut anthesis.
Pembuahan adalah suatu tahapan mulai dari akhir pembungaan sampai jatuhnya
buah masak. Biasanya pembuahan maknanya sama dengan tahapan pemasakan
buah (panen) yaitu suatu periode selama benih-benih mengalami proses
pemasakan dan benih tersebut tersebar atau dikumpulkan.
Pola pembungaan pada jenis tanaman tropis sangatlah kompleks. Sedikit
variasi pada iklim dapat menjadikan tumbuhan lebih sensitif terhadap variasi kecil
yang dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Adanya iklim musiman,
seperti musim hujan dan kering atau dingin dan panas. Ketergantungan perilaku
reproduksi terhadap musim dalam perilaku reproduktif cenderung meningkat
(Schmidt, 2000).
Setiap bunga memiliki potensi untuk berkembang menjadi buah dan benih,
tetapi hasil pengamatan menunjukkan bahwa meskipun pembungaan merupakan
2
prasyarat untuk pembuahan, namun pembungaan yang banyak terkadang
menghasilkan produksi benih yang rendah. Pada kenyataannya hanya sebagian
dari bunga yang berkembang menjadi buah dan benih yang baik walaupun pada
musim benih yang baik. Hal ini terutama tampak jelas pada jenis-jenis
Angiosperma dengan bunga yang kecil dan buah yang besar (Schmidt, 2000).
Salah satu jenis tumbuhuhan angiospermae yang banyak ditanam di Jawa
Barat adalah suren (Toona sureni MERR). Sampai saat ini belum banyak
informasi mengenai tahapan perkembangan bunga dan buah jenis suren. Untuk
mengetahui lebih lanjut proses pembungaan dan pembuahan serta waktu
pemanenan yang tepat maka dilakukan penelitian pembungaan dan pembuahan
jenis suren.
B. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tahapan perkembangan
pembungaan dan pembuahan sehingga akan diketahui waktu pemanenan buah
yang tepat jenis suren.
3
C. Tahapan Kegiatan
Kegiatan penelitian terdiri dari beberapa tahap kerja mulai dari
pengamatan bakal tunas bunga di lapangan sampai perkecambahan di rumah kaca,
seperti diuraikan berikut ini :
4
biji jatuh (keluar). Selain waktu juga dicatat perubahan ukuran, warna dan bentuk
buah/polong serta jumlah buah/biji suren.
4. Pengunduhan Buah
Buah dikumpulkan dari 2 buah pohon di masing-masing lokasi penelitian.
Buah yang sudah masak fisiologis dikumpulkan dengan cara bulk (dicampurkan
dari 2 buah pohon dari tempat yang sama). Pengunduhan dilakukan dengan galah
berkait dan di bawah pohon dihamparkan plastik/terpal untuk menampung buah-
buah yang jatuh. Penentuan masak fisiologis ditandai dengan warna buah dan
bentuk buah. Buah suren masak ditandai dengan warna coklat dan bentuk kapsul
menjorong, diamater 8,77 – 11,94 mm. Untuk pengecambahan buah suren
dijemur selama 1-2 hari kemudian dengan sendirinya biji/benih akan keluar dari
lubang-lubang buahnya. Untuk hasil yang maksimum dilakukan seleksi dan
sortasi terhadap benih. Selanjutnya benih tersebut diuji di laboratorium selama 1
bulan sampai benih berkecambah.
5. Pengujian Laboratorium
a. Pengamatan dengan mikroskp
Pengamatan ini dilakukan terhadap tunas-tunas generatif dan vegetatif.
Pada awalnya tunas yang terbentuk hampir sama bentuknya tetapi tunas yang akan
menjadi bunga setelah dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 40 X akan
terlihat seperti dalam Gambar 1 berikut ini.
5
b. Pengujian mutu benih yang dihasilkan
Pengujian mutu fisik, fisiologi benih meliputi ekstraksi dan sortasi,
pengujian kadar air, kemurnian serta daya kecambah. Benih yang dipilih adalah
benih yang bernas, dipisahkan dari kotorannya berupa serasah ataupun cangkang
buah. Buah diekstraksi dengan cara dijemur dan setelah kering buah akan terbuka
dan benih-benih akan keluar dari cangkangnya. Benih dikecambahkan dalam bak
kecambah berisi media pasir dan tanah (1 : 1), kemudian diletakkan di rumah kaca
dan dilakukan pengamatan dan penyiraman setiap hari. Biarkan kecambah
tumbuh hingga berumur kurang lebih 4 minggu.
A. Hasil
Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui rata-rata
bunga menjadi buah suren dan jumlah benih berdasarkan buah suren adalah
seperti tersaji dalam Tabel 1 dan 2 berikut :
Tabel (Table) 1. Rata-rata bunga menjadi buah suren tahun 2006 (The average of
developed flowersto matured fruitsof suren in 2006)
6
Tabel (Table) 2. Jumlah benih berdasarkan ukuran buah suren tahun 2006 (The
number of seeds in relation to fruit size of suren in 2006)
Buah besar (Big fruits) Buah sedang (Moderate fruits) Buah kecil (Small fruits)
Jumlah Jumlah Jumlah
Lebar Panjang Lebar Panjang Lebar Panjang
benih benih benih
No (Width) (Length) (Width) (Length) (Width) (Length)
(Number (Number (Number
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
of seeds) of seeds) of seeds)
1 12,18 23,80 26 10,22 17,33 24 8,90 16 20
2 12,23 23,80 25 10,30 16,96 23 8,75 15,64 20
3 11,67 22,97 24 10,15 16,97 23 8,70 15,57 19
4 11,67 22,32 22 9,96 17,19 22 8,74 15,79 19
Rata-rata
11,94 23,22 24,25 10,16 17,11 23 8,77 15,75 19,5
(Average)
Hasil Pengujian Laboratorium kadar air dan daya kecambah dari masing-
masing lokasi penelitian tersaji dalam tabel 3.
Tabel (Table) 3. Kadar air dan daya kecambah benih suren (Moisture content and
seed germination capacity of suren)
Daya kecambah
No. Lokasi (Location) Kadar air (Moisture content)
(Germination capacity)
1. Kabupaten Cianjur 34,19 88,30
2. Kabupaten Sumedang 10,43 65,25
3. Kabupaten Solok 8,5 0
4. Kabupaten Toraja 48,15 68
a b (1 bulan)/(1 month)
(2 minggu)/(2 weeks)
7
c d
(2 minggu)/(2 weeks)
h e
B. Pembahasan
Dari data dalam Tabel 1. terlihat bahwa persen jadi bunga menjadi buah
muda sangat kecil yaitu 9,86 %, hal ini banyak dialami karena kendala-kendala di
lapangan, antara lain terjadinya kegagalan pada saat penyerbukan oleh serangga
sehingga tidak semua bunga menjadi buah. Begitupun dengan kondisi alam yang
hampir tidak bisa di pastikan, misalnya angin dan hujan yang merontokkan bunga-
bunga suren. Persen jadi buah muda menjadi buah tua sebesar 65,88 %. Nilai ini
lebih besar bila dibandingkan dengan persen jadi bunga menjadi buah muda. Hal
ini terjadi karena pada saat buah muda menjadi buah tua kendala yang dihadapi
8
lebih sedikit, juga adanya pembesaran buah dari ukuran kecil menjadi besar.
Kendala yang dialami antara lain kurangnya sari makanan yang sampai ke buah
sehingga ada beberapa tangkai buah yang tidak berkembang lalu kering dan jatuh
ke tanah (Danarto,1983).
Ukuran buah suren bervariasi mulai dari yang kecil, sedang dan besar.
Variasi ukuran ini juga berpengaruh terhadap jumlah benih suren yang ada di
dalam setiap buah, makin besar buah suren makin banyak jumlah benih yang ada
di dalamnya. Sebaliknya makin kecil buah suren maka benih yang ada di
dalamnya makin sedikit (Tabel 2).
Dalam tabel 3. terlihat bahwa kadar air dan daya kecambah masing-
masing lokasi berbeda-beda. Benih yang berasal dari Kabupaten Solok
mempunyai kadar air terkecil sebesar 8,5%, sedangkan daya kecambahnya 0. Hal
ini mungkin terjadi karena buah suren yang dipanen belum masak fisiologis.
Benihnya berukuran lebih kecil bila dibandingkan dengan benih yang berasal dari
lokasi lain, dan waktu pengumpulan lebih lama karena jarak yang jauh. Kadar air
terbesar berasal dari Kabupaten Toraja sebesar 48,15% sedangkan daya
berkecambah terbesar berasal dari Kabupaten Cianjur 88,30%. Kondisi benih dari
Kabupaten Solok sudah kering dan ukurannya lebih kecil dari benih yang berasal
dari lokasi lain, sedangkan benih yang berasal dari Kabupaten Cianjur masih
segar, karena benih yang baru diunduh setelah sampai ke laboratorium BPTP
langsung dilakukan pengujian kadar air dan daya kecambahnya. Sedangkan buah
yang berasal dari pohon suren yang ada di halaman kantor BPTP tidak dapat
dikecambahkan karena buahnya tidak bernas dan sudah mati. Ditinjau dari kadar
airnya, maka suren dapat dikategorikan sebagai benih semi rekalsitran.
Gambar 2 memperlihatkan proses perkembangan bunga dan buah suren,
proses ini terjadi selama kurang lebih 6 bulan. Pohon suren biasanya akan
menggugurkan daun sebelum mulai bertunas. Selanjutnya akan menghasilkan
tunas vegetatif dan generatif. Selanjutnya dimulailah proses pembungaan.
Pembungaan di ketiak daun di ujung anak cabang, berbentuk malai, bercabang-
cabang dan menjuntai. Bunga kecil berbilangan 5-6, berfungsi seperti berkelamin
satu, bunga ujung biasanya betina, dua bunga lainnya jantan, warna ungu muda,
harum menusuk hidung; kelopak kecil, daun kelopak bebas atau bersatu di
9
pangkal, daun mahkota bebas, lebih panjang daripada kelopak, menyirap dalam
kuncup, biasanya tebal dan berdaging, membentang: cakram jelas berbentuk
bantal; benang sari 5, kadang berseling dengan staminodia bebas, kepala sari
merekah menurut panjangnya; bakal buah superior, beruang 4-5, dengan 6-10
bakal biji anatrop tersusun dalam 2 baris di setiap ruang, tangkai putik 1, pendek,
dengan kepala putik berdaging dan berbentuk cakram di atas. Proses pembungaan
berlangsung selama 2 bulan.
Buah berbentuk kapsul menjorong atau bulat telur sungsang, menjuntai,
seperti selaput atau berkayu tipis, merekah dengan 5 katup dari ujung ke pangkal,
berbiji banyak. Biji bersayap pada kedua ujung, atau hanya di ujung atas; keping
biji menyerupai daun, endosperma tipis, akar lembaga menjulur ke samping. Biji
ringan dan mudah tersebar oleh angin. Jumlah biji kering per kg ± 99.108 benih.
Biji yang telah kering udara dimasukan dalam wadah yang tertutup rapat disimpan
selama 3 bulan dan masih mempunyai daya kecambah. Proses perkembangan
buah dari buah muda sampai buah tua berlangsung selama 4 bulan.
A. Kesimpulan
1. Keberhasilan bunga menjadi buah suren sangat kecil, yaitu 9,86 %, sedangkan
buah muda menjadi buah tua sebesar 65,88 %.
2. Ukuran dan jumlah benih dalam buah suren bervariasi mulai dari ukuran kecil,
sedang dan besar. Diameter berkisar 8,77 – 11,94 mm, panjang 15,75 – 23,22
mm serta jumlah benih per buah 19 – 24. Makin besar ukuran buah suren,
makin banyak jumlah benih suren yang ada di dalamnya.
3. Dilihat dari nilai kadar air yang berkisar dari 10,43 % s/d 48,15 % dengan daya
berkecambah masih di atas 50 %, maka suren dapat dikategorikan sebagai
benih yang bersifat semi rekalsitran.
4. Musim berbunga dan berbuah terjadi dua kali dalam satu tahun, yaitu Bulan
Maret – Agustus dan September – Pebruari.
10
5. Tahap-tahap perkembangan dan pembuahan suren dimulai dari tunas generatif
– bunga – bakal buah – buah muda – buah tua – benih berlangsung selama + 5
– 6 bulan.
B. Saran
1. Penelitian pengamatan perkembangan bunga dan buah suren banyak menemui
kendala terutama sangat dipengaruhi kondisi iklim dan musim, untuk penelitian
selanjutnya dapat dilakukan untuk jenis-jenis yang sudah ada tanaman hasil
cangkok, sehingga memudahkan pengamatan dan tidak menggangu kegiatan
lainnya.
2. Untuk mengunduh/memanen buah suren sebaiknya dilakukan pada bulan
Pebruari dan Agustus untuk mendapatkan buah yang sudah masak secara
fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA
Ashton, P.S., T.J Givnish and S. Appanah, 1988. Staggered Flowering in the
Dipterocarpaceae : New Insights into Floral Induction and Evolution of
mass Fruiting in The aseasonal Tropics. Am Nat. 132 : 44 – 66.
Kramer, P.J., and T. Kozlowski. 1960. Physiology of Trees. Mc. Graw Hill.
New york. 441p.
Schmidt L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub
Tropis. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial
Departemen Kehutanan. Jakarta.
11
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
12