66 127 1 SM PDF
66 127 1 SM PDF
66 127 1 SM PDF
net/publication/334252343
CITATIONS READS
0 585
2 authors, including:
Sepky Mardian
SEBI School of Islamic Economics
11 PUBLICATIONS 15 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil Di Depok, Jawa Barat View project
All content following this page was uploaded by Sepky Mardian on 24 July 2019.
ABSTRACT
The aim of this study is to discover the adoption of International Financial Reporting
Standards convergence enforced in Muslim countries. The population of this study is
27 Muslim states in the world, while the sample of this study are 7 Muslim States, i.e.;
Saudi Arabia, Malaysia, Bangladesh, Egypt, Nigeria, United Arab Emirates, and
Indonesia. The results of this study indicate that most of the Muslim countries in the
world have converged their accounting standards with IFRS for certain reasons that
arised from each country. Although there are some countries that do not carry out the
convergence throughly due to standard nonconformities with existing policies in those
countries.
Keywords : IFRS, Muslim Countries, Institutional Theory
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
New Institutional Theory (NIT) merupakan salah satu pendekatan dari bagian
ilmu sosiologi yang mempelajari institusi dan organisasi (dua entitas yang
dibedakan). Teori ini berusaha menjelaskan variasi dan kesamaan dari
organisasi-organisasi dalam hal struktur dan perilaku seseorang, serta
menentang suatu pandangan yang menyebutkan perkembangan organisasi
hanyalah proses teknis untuk memperbaiki efisiensi sebagai konsekuensi dari
rasionalitas aktor-aktor yang menjalankan organisasi tersebut. Bentuk
organisasi (struktur, sistem pengendalian dan aktivitas) dan aktor (termasuk
tindakannya) sedikit banyak berakar dari dibentuknya dan
ditransformasikannya oleh lingkungan eksternal (Efferin, 2008).
Teori kelembagaan dalam suatu organisasi telah menempatkan
lembaga sebagai inti dari analisis design dan perilaku organisasi, dimana
organisasi dikatakan sebagai institusi lokal dari institusi yang lebih luas
sebagai bentuk kepercayaan, aturan, dan norma yang diterima (Berthod,
2016). Institusi secara umum mampu mempengaruhi bentuk organisasi yang
terlepas dari aliran sumber daya serta persyaratan teknis.
Organisasi akan berupaya untuk menyesuaikan diri atau isomorphic
(sama didalam tampilan namun berbeda didalamnya) akibat adanya tekanan
dari luar jika ingin bertahan hidup. Organisasi dapat menyesuaikan diri ketika
menjalani 3 proses, proses tersebut adalah sebagai berikut (Nazarudin &
Suseno, 2017):
1. Coersive Isomorphsim yaitu proses penyesuaian menuju kesamaan
dengan “paksaan”. Tekanan bisa datang dari pengaruh politik dan
permasalahan legitimasi.
2. Mimetic Isomorphsim yaitu proses dimana organisasi meniru organisasi
lain yang berhasil dalam satu bidang, meskipun organisasi yang meniru
tidak mengetahui alasan pasti mengapa mereka meniru organisasi
tersebut dan bukan karena dorongan efisien.
3. Normative Isomorphsim sering diasosiasikan dengan profesionalisasi dan
menangkap tekanan normatif yang muncul dibidang tertentu. Tekanan
normative muncul dari kekuatan hukum atau intervensi pemerintah dari
investor. Tekanan normative disini muncul karena kesadaran sendiri dari
suatu organisasi untuk mengarah kepada hal yang lebih baik.
Menurut Dimaggio dan Powell (1991) suatu organisasi atau negara
yang melakukan adopsi terhadap standar tertentu tidak berdasarkan alasan
yang rasional ataupun suatu kebutuhan, melainkan ingin memperoleh
legitimasi ekternal, misalnya dari mitra utama perdagangan atau karena
ketergantungan politis terhadap suatu negara. Standar akuntansi Internasional
memiliki peran penting, dan salah satu standar yang memiliki fasilitas untuk
standar nasional dengan harga yang cukup murah dibandingkan ketika
menyiapkan standar sendiri tidak lain adalah IFRS (Nobes & Stadler, 2015).
Nuriyani & Mardian: Adopsi International Financial Reporting Standards (IFRS)… 63
2.3 IFRS
Nuriyani & Mardian: Adopsi International Financial Reporting Standards (IFRS)… 65
Keenam faktor tersebut telah memberikan warna dan ciri khas dari
masing-masing sistem akuntansi dan pelaporan keuangan di seluruh dunia
(Purba, 2010).
Islam secara harfiah berarti perdamaian, ketaatan kepada Allah di dunia ini
dan akhirat. Syari'ah adalah badan hukum Islam yang komprehensif, terutama
terkonsentrasi di dalam al-Quran, Sunnah dan dua sumber pelengkap Ijtihad /
ijma’ yaitu proses shuratic dan konsensus. Aturan-aturan ini merupakan
pedoman yang diberikan untuk semua aspek kehidupan sehari-hari manusia
termasuk bisnis. Mengenai penerapan prinsip-prinsip Islam untuk akuntansi,
ada kepercayaan umum bahwa menurut Quran, Allah memerintah atas bisnis
dan akuntansi. Akuntansi Islam dipandang sebagai integrasi dengan domain
sosial, politik dan ekonomi yang diperintah oleh Allah SWT.
Chariri (2006) berpendapat bahwa, usaha harmonisasi standar
akuntansi internasional mempunyai pengaruh kurang baik terkait bisnis
syariah yang sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dikarenakan, akuntansi
adalah mengetahui sesuatu dalam keadaan cukup, tidak kurang dan tidak
lebih.
Dalam QS.Al-Baqarah 282 tersirat tiga prinsip umum akuntansi
syariah, yaitu :
1. Nilai pertanggungjawaban atau Accountabilitas
Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah, dimana
implikasi dalam bisnis dan akuntansi bahwa setiap individu yang terlibat
dalam aktivitas bisnis harus selalu memberikan pertanggungjawaban atas
apa yang telah diamanatkan dan diperbuat kepada seluruh pihak yang
terikat, dan wujud pertanggungjawaban biasanya bentuk dari laporan
akuntansi.
2. Nilai Keadilan
Keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi mengandung dua makna
yaitu, berkaitan dengan moral (kejujuran), dan kata adil bersifat lebih
fundamental (tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syariah dan moral).
3. Nilai Kebenaran
Hakikat kebenaran adalah keberhasilan, yaitu mencapai maslahah dan
untuk memiliki serta memperbaiki hubungan baik dengan Allah SWT
dan hubungan baik dengan manusia. Dimana dalam akuntansi kita akan
dihadapkan dengan masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan.
Aktivitas tersebut akan dikerjakan dengan sangat baik apabila
dilandaskan pada nilai kebenaran,
AOSSG (2010) terkait konvergensi IFRS, merinci 15 isu penting
akuntansi syariah yang berkaitan dengan konvergensi IFRS dan
Nuriyani & Mardian: Adopsi International Financial Reporting Standards (IFRS)… 67
3. PEMBAHASAN
standar IFRS yang tidak digunakan di negara Indonesia karena tidak sesuai
atau bertentangan dengan prinsip standar yang harus digunakan, Indonesia
tetap termasuk sebagai salah satu negara yang cukup tinggi patuh dalam hal
adopsi IFRS.
Pengadopsian IFRS di seluruh dunia adalah transformasi ekonomi
yang signifikan serta memunculkan garis besar penelitian, kebanyakan dari
peneliti di beberapa negara untuk mengevaluasi dampak perubahan standar
pada kualitas pelaporan keuangan (Lourenço & Branco, 2015). Peningkatan
konvergensi IFRS di seluruh negara secara terus menerus diakibatkan oleh
keterlibatan pihak asing dan organisasi Internasional yang menyebabkan
suatu negara melakukan Konvergensi IFRS (Ramdani, 2017). Untuk
mendapatkan legitimasi dari investor asing maka kebanyakan dari negara
melakukan sistem mimetic isomorphsim dimana suatu negara meniru negara
lainnya yang sukses menarik investor dan salah satu upaya tersebut adalah
meniru bentuk institusi standar yaitu konvergensi IFRS.
Dengan adanya penerapan standar akuntansi IFRS para investor
berharap agar dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga akan
mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan investor (Maulana &
Mukhlisin, 2011). Namun pada laporan penerima FDI tertinggi di dunia
tahun 2010 negara Cina, Amerika Serikat, dan India yang justru menepati
FDI tertinggi padahal negara tersebut tidak sama sekali menggunakan IFRS
sebagai standar adopsinya (Dahawy & Conover, 2007).
Termasuk di negara muslim sekalipun IFRS mulai banyak diterapkan
karena pengaruh kebutuhan pada negara tersebut, meskipun dengan adopsi
IFRS menyebabkan munculnya beberapa masalah dalam transaksi keuangan
Islam yang tidak sesuai dengan IFRS, namun tidak menutup kemungkinan
bahwa negara islam pun mengikuti konvergensi standar tersebut. Sebagai
contoh negara Indonesia memiliki masalah dalam menentukan arah lembaga
keuangan Islam karena kurangnya sarjana akuntansi Islam, sehingga
Indonesia mengikuti konsep timur tengah agar membuatnya lebih mudah.
Disisi lain kasus Malaysia pun karena adanya kekurangan sumber daya
intelektual di negara tersebut (Siswantoro, Hameed, & Ibrahim, 2013).
Dari pembahasan diatas dapat dilihat beberapa negara muslim yang
melakukan konvergensi IFRS karena salah satu tekanan negara untuk
menciptakan perubahan yang lebih baik, seperti halnya ada beberapa negara
yang melakukan konvergensi karena kesadaran akan kebutuhan standar
tersebut (normative), adapula negara yang melakukan konvergensi sebatas
meniru negara lain karena telah melakukan konvergensi dan menganggap
bahwa negara tersebut berhasil menerapkan standar tersebut sehingga
memperbaiki suatu negara (mimetic), serta ada beberapa negara muslim yang
melakukan konvergensi IFRS dikarenakan adanya paksaan karena tunduk
pada peraturan negara lain yang menerapkan standar tersebut (coersive).
Islam menyelidiki persyaratan kepatuhan oleh beberapa negara
asosiasi selatan untuk kerjasama regional untuk meneliti standarisasi dan
praktik akuntansi di negara-negara Bangladesh, India, Pakistan, dan Sri
Lanka. Hasil menunjukan bahwa yang memiliki rata-rata standar kepatuhan
76 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam Vol. 7, No. 1 (April 2019)
tertinggi adalah Sri Lanka (Dahawy & Conover, 2007). IFRS memang
menjadi standar Internasional yang diterima hampir di seluruh negara, namun
adanya penolakan dari beberapa negara Islam yang percaya bahwa prinsip
IFRS tidak bisa disamaratakan dengan interpretasi mereka tentang syariah
karena merupakan prinsip pelaporan keuangan yang terpisah dan harus
diperhitungkan dengan cara yang berbeda.
4. KESIMPULAN
5. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M., & Sapiei, N. S. (2013). Pros and Cons of Convergence with
International Financial Reporting Standards in A Developing
Nuriyani & Mardian: Adopsi International Financial Reporting Standards (IFRS)… 77
http://repository.ubaya.ac.id/28805/1/Efferin_Teori Institusional
terkini_2008.pdf
Fitriasuri, & Terizaghi, T. (2014). Globalisasi Akuntansi : Implementasi
Konvergensi IFRS dan Tantangan bagi UMKM. Sustainable
Competitive Advantage, 4(1), 794–807.
Gomes, M. (2011). Accounting in Emerging Economies. Accountans Todays,
24(1), 32–34.
Hanefah, M. M., & Singh, J. (2012). Convergence Towards IFRS in
Malaysia : Issues, Challenges, and Opportunities. Journal of Business,
Economics and Law, 1, 43–47.
Herath, S. K., & Alsulmi, F. H. (2017). International Financial Reporting
Standards (IFRS): The Benefits, Obstacles, and Opportunities for
Implementation in Saudi Arabia. International Journal of Social
Science and Business, 2(1), 1–18. Retrieved from
https://www.researchgate.net/profile/Siriyama_Herath/publication/314
136787_International_Financial_Reporting_Standards_Ifrs_The_Bene
fits_Obstacles_and_Opportunities_for_Implementation_in_Saudi_Ara
bia/links/58b6e0d7aca27261e51a1dca/International-Financial-
Hussein, M. A. (2009). Impacts of Foreign Direct Investment on Economic
Growth in the Gulf Cooperation Council (GCC) Countries.
International Review of Business Research …, 5(3), 362–376.
Retrieved from http://www.bizresearchpapers.com/27.Mua..pdf
Immanuela, I. (2009). Adopsi Penuh Dan Harmonisasi Standar Akuntansi
Internasional. Jurnal Ilmiah, 33(1), 69–75.
Kanthi Herath, D. S., & Alsulmi, F. H. (2017). International Financial
Reporting Standards ( Ifrs ): The Benefits , Obstacles , and
Opportunities for. Journal of Social Science and Business,
2(February), 19.
Kholeif, A. (2010). A New Institutional Analysis of IFRS Adoption in
Egypt : A Case Study of Loosely Coupled Rules and Routines.
https://doi.org/10.1108/S1479-3563(2010)0000010007
Lewis, M. K. (2001). Islam and Accounting. Accounting Forum, 25(2), 103–
127. https://doi.org/10.1111/1467-6303.00058
Lourenço, I. M. E. C., & Branco, M. E. M. de A. D. C. (2015). Main
Consequences of IFRS Adoption: Analysis of Existing Literature and
Suggestions for Further Research. Revista Contabilidade & Finanças,
26(68), 126–139. https://doi.org/10.1590/1808-057x201500090
Mariyam, S. (2014). Pro Kontra Standarisasi Akuntansi Syariah Terhadap
IFRS di Indonesia. Journal Akuntansi, 2(2), 1–23.
Nuriyani & Mardian: Adopsi International Financial Reporting Standards (IFRS)… 79