Evaluasi Penerapan Layanan Tiket Kereta Api On-Une: Keywords

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

EVALUASI PENERAPAN LAYANAN TIKET KERETA API ON-UNE

Atik S. Kuswati*)
Peneliti Badan Litbang Perhubungan
Jalan Medan Merdeka Timur No.5 Jakarta Pusat

ABSTRACT
The on line booking system is one of the breakthrough to impraue seroice to customer. The
implementation of on line ticketing strategy has been both exciting and challenging. This study
intends to evaluate the implementation of railway on line ticketing system. The methods of
analysis use descriptive analysis and cross tabulation. This method will obtain a data descrip-
tion related to the evaluation of on line train ticket sales after implementing this regulation.
There are 81.82 % of respondents that bought a train ticket by coming in the railway station,
The age respondents between 25 to 34 years knew about this system as much as 31.8%. A total
of 14.4% of respondents is ever buy ticket by that system and 56.8% of total respondent are
know well how to buy ticketing by on line but they never do that way. From the Pearson chi-
square of the probability value can be obtained a description of the relationship between educa-
tion respondents with knowledge of on line ticketing, relationship between on line ticketing and
a have or have not purchased tickets on line, as well as the relationship between respondents
opinions about the on line ticketing system with a successfal application.
Keywords: train ticket, on line seroices

ABSTRAK
Penjualan tiket secara on line merupakan salah satu terobosan guna meningkatkan
layanan kepada pelanggan. Pelaksanaan sistem on line ini cukup menarik dan banyak
tantangan. Penelitian ini bermaksud mengevaluasi penerapan sistem layanan tiket kereta
api secara on line. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif serta cross tabula-
tion atau disebut juga tabulasi silang. Melalui metode ini diperoleh gambaran/ deskripsi
data terkait dengan evaluasi penerapan sistem on line penjualan tiket kereta api, yaitu
sebanyak 81,82% responden membeli tiket kereta api dengan datang ke stasiun,
responden yang berusia 25 s.d 34 tahun sebanyak 31.8% mengetahui tentang on line
ticketing. Sebanyak 14.4 % responden mengetahui tentang on line ticketing pemah membeli
secara on line., tetapi sebanyak 56.8% walaupun sudah mengetahui tentang on line
ticketing tetapi belum pemah membeli secara on line. Dari nilai probabilitas untuk pearson
chi-square diperoleh gambaran adanya hubungan antara pendidikan responden dengan
pengetahuan tentang on line ticketing, hubungan antara mengetahui on line ticketing
dengan pemah a tau belum membeli tiket secara on line, serta hubungan antara pendapat
responden tentang sistem on line ticketing dengan keberhasilan penerapannya.
Kata kunci: tiket kereta api, pelayanan on line.
PENDAHULUAN pelayanan angkutan kereta api terutama
dalam sistem penjualan tiket. Hasil yang
Salah satu upaya untuk meningkatkan
diharapkan adalah tersusun evaluasi
layanan penjualan tiket. PT KA telah
penerapan penjualan tiket kereta api
menerapkan sistem on line ticketing.
secara on line.
Perbedaan yang signifikan antara layanan
penjualan tiket secara manual dan on line
TINJAUAN PUSTAKA
antara lain penumpang tidak perlu berdiri
dalam antrian untuk mendapatkan tiket Sistem Penjualan On Line
kereta api. Sistem ini diharapkan mampu
mengurangi permasalahan seperti antrian Sistem on line adalah sistem yang mene-
penumpang dalam pembelian tiket di loket rima langsung input pada area dimana
dan penertiban penumpang untuk input tersebut direkam dan menghasilkan
membeli tiket, selain itu juga dimaksudkan output yang dapat berupa hasil komputasi
agar tidak terjadi penumpukan para pad a area dimana mereka dibu tuhkan.
penumpang saat mengantri membeli tiket Area sendiri dapat dipisah-pisah dalam
dan kenyamanan di setiap loket stasiun skala, misalnya ratusan kilometer. Biasanya
kereta api. digunakan bagi reservasi angkutan udara,
perbankan dan lain-lain.
Sistem on line :rnasih menemui sejumlah
kendala seperti hambatan ketika jaringan Sistem Pemesanan Tiket Kereta Api
komputerisasi sulit diakses, kurangnya
PT Kereta A pi selama ini melakukan
sosialisasi kepada masyarakat dengan
penjualan tiket secara manual yaitu calon
keberadaan penjualan tiket secara on line
penumpang mengantri di depan loket
dan harus punya kartu kredit. Dari data
untuk mendapatkan tiket. Dalam
PT.KA menunjukkan bahwa walaupun
perkembangannya sistem penjualan tiket
telah menerapkan sistem on line, lebih dari
kereta api saat ini dapat dilakukan melalui
90% para penumpang kereta api masih
contact center 121, PT.Pos, Rail Agent,
memilih membeli tiket kereta api secara
Indomart, Alfamart, CIMB Clicks, Fastpay,
tradisional, yaitu mengantre di loket
dan Drive Thru. Calon penumpang
stasiun daripada membuka situs PT.
tentunya menginginkan suatu sistem yang
Kereta Api (Persero) di internet.
sederhana dan mudah dalam memperoleh
Permasalahannya adalah sistem ini tiket. PT. Kereta Api telah melakukan
merupakan terobosan baru yang harus perubahan sistem penjualan tiket dengan
disertai kesiapan dari berbagai pihak mengembangkan sistem yang berbasis
dalam hal ini PT. KA, PT. KCJ dan teknologi. Sistem ini memungkinkan para
masyarakat, namun pada kenyataannya calon penumpang kereta api membeli tiket
penerapan penjualan tiket secara on line secara on line.
belum berjalan maksimal.
Ketentuan sistem tiket KA
Maksud kajian adalah untuk mengeva-
luasi penerapan on line ticketing kereta api Dalam pasal 121 peraturan pemerintah
sedangkan tujuannya adalah untuk men- nomor 72 tentang lalu lintas dan angkutan
dapatkan rekomendasi dalam mengambil kereta api, menyebutkan bahwa
kebijakan guna meningkatkan kualitas penyelenggara sarana perkeretaapian

Volume 24, Nomor 4, April 2012 413


wajib mengangkut orang yang telah n = jumlah sampel
memiliki karcis. Orang yang telah memiliki N jumlah populasi
karcis berhak memperoleh pelayanan e sampling error
sesuai dengan tingkat pelayanan yang
Berdasarkan buku Statistik Perhubungan
di pilih. Karcis / tiket meru pakan tanda
tahun 2010, jumlah penumpang kereta
bukti terjadinya perjanjian angkutan or-
jarak jauh untuk kereta utama adalah
ang dan juga merupakan bukti perlin-
sebesar 32.215.509 penumpang. Menggu-
dungan asuransi atas kecelakaan yang
nakan sampling error 0,1 dapat dihitung
mungkin terjadi selama menikmati jasa
jumlah minimum sampel yang dibutuh-
pelayanan transportasi bagi pemiliknya.
kan yaitu:
Tak heran sudah menjadi kewajiban bagi
para pengguna jasa kereta api untuk
n= 3221i509 = 9999
, :::::100
memiliki karcis. Tiket tersebut paling sedikit
memuat informasi:kelas pelayanan, nama 1+(32.215.509x0,l2)
stasiun pemberangkatan dan stasiun 2. Cara Pengambilan Sampel
tujuan, tanggal dan waktu pemberang-
katan serta kedatangan dan harga karcis. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
Sedangkan pada pasal 124, Setiap orang terdiri atas subyek/ obyek yang mempu-
dilarang masuk ke dalam peron stasiun, nyai kualitas dan karakteristik tertentu
kecuali petugas, penumpang yang memiliki yang ditetapkan oleh peneiiti untuk dipela-
karcis, dan pengantar / penjemput yang jari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
memiliki karcis peron. Pada pasal 128 (Sugiyono 2003:90). Pengambilan sampel
dijelaskan bahwa orang yang tidak dapat dilakukan dengan beberapa cara
memiliki karcis dilarang naik kereta api yang tergantung dari karakteristik
kecuali orang yang ditugaskan oleh populasi yang diamati. Pengambilan
penyelenggara sarana perkeretaapian. sampel harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh sampel yang benar-
benar representatif (menggambarkan
METODOLOGI KAJIAN
populasi yang sebenamya). Dalam peneli-
Metode Pengumpulan Data dan Informasi tian ini populasinya adalah penumpang
Ukuran Sampel dan Cara Pengambilan kereta api. Teknik pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah probability sam-
pling dengan metode random sampling,
1. Ukuran Sampel dengan metode ini pengambilan anggota
Ukuran sampel merupakan istilah sampel dari populasi dilakukan secara
banyaknya sampel yang dibutuhkan. acak tanpa memperhatikan strata yang
Dalam penelitian ini rumus yang akan ada dalam populasi.
digunakan untuk menentukan ukuran
sampel adalah rumus yang dikemukakan Metode Analisis
oleh Slovin yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif
lV Analisis deskriptif berkenaan dengan
n= bagaimana data dapat digambarkan/
(1 ...i.. 1Ve 2 )
dideskripsikan baik secara numerik (misal
dimana: menghitung rata-rata dan deviasi standar)

414 Volume 24, Nomor 4, April 2012


atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau T a b eI 1 11a bel K ontmgens1
.
Variabel 2
grafik) untuk mendapatkan gambaran
Kategori I Kategori 2 ... Kategori n
sekilas mengenai data yang diperoleh Variabel I Kategori 1 X 11 X 12 ... x,,
sehingga lebih mudah dibaca dan Ka!fl!ori 2 x, x,, ... X,,
bermakna . . ... ... ...
Katfl!ori n Xm, x , Xm,

2. Cross Tabulation (Cross Tab) Lebih lanjut crosstab dapat digunakan


Cross Tabulation atau disebut juga tabulasi untuk mengetahui hubungan antar
silang merupakan bagian dari statistik variabel yaitu dengan menggunakan uji
deskriptif. Statistik deskriptif adalah Chi-Square . Jika crosstab dilanjutkan
metode statistik untuk menyajikan data dengan Chi-Square maka bukan lagi
dalam bentuk tabel atau grafik agar statistik deskriptif tetapi sudah masuk ke
mudah dipahami. Crosstab menampilkan statistik inferensial karena terdapat uji
hubungan diantara dua variabel a tau lebih hipotesjs. Pada tabel 1 isi dari sel yang
dengan data berskala nominal atau ordi- terbentuk oleh perpotongan antara baris
nal. Tampilan crosstab adalah tabel dimensi ke-i dan kolom ke-j akan membentuk X
dua (atau lebih) yang mencatat jumlah dimana i = 1, 2, 3, .. ., m dan j = l, 2, 3, ...'~
(frekuensi) dari responden yang memiliki n. Isi sel semacam ini disebut frekuensi sel
karakteristik spesifik dijelaskan dalam sel teramati (Observed cell frequency) dan biasa
tabel. Tabel crosstab memiliki baris untuk ditulis dengan notasi O;. Chi-Square
setiap kategori satu variabel, dan kolom memperbandingkan hasfr-hasil yang
untuk setiap kategori pada variabel lain. teramati (O;) dengan hasil-hasil yang
Tabel tersebut disebut juga tabel diharapkan (E;) ·
kontingensi . Perhitungan persentase
kolom, baris, atau persentase total akan
mempermudah interpretasi hasil analisis.
Persentase kategorik menunjukkan Dimana:
kecenderungan masing-masing kategori
dalam satu peubah/variabel. Semakin EiJ = frekuensi sel yang diharapkan
tinggi persentase suatu kategori maka untuk sel ij (Expected cell frequency)
semakin tinggi pula kecenderungan
X;. = jumlah total baris ke-i
kategori tersebut sebagai ciri peubah yang
bersangkutan. Dalam peubah ganda, x.j = jumlah total kolom ke-j
persentasi sel-sel dalam tabel kontingens.i
n = jumlah total sampel
dapat secara langsung menunjukkan
asosiasi peubah-peubah yang menyusun Dari frekuensi yang diharapkan dan
tabel tersebut. Peubah-peubah dalam frekuensi yang teramati dapat dihitung
suatu tabel kontingensi dikatakan tidak Chi-Square dengan rumus sebagai berikut:
berasosiasi atau saling bebas jika sebaran
persentasenya sama atau mendekati sama
di masing-masing kolom (pada persentase
kolom). Sebaliknya jika sebaran persentase
tidak sama maka peubah-peubah bera- Dimana:
sosiasi dengan tingkat asosiasi tertentu.

Volume 24, Nomor 4, April 2012 415


x =nilai Chi-Square
2 Jenis Kelamin

oij =frekuensi yang teramati


E ij = frekuensi yang diharapkan
Hipotesis:
H 0 : tidak ada hubungan antara baris dan
kolom.
H 1 : ada hubungan antara baris dan kolom. D4,13 .33%

8a ditolak pada taraf signifikansi a jika Lainnya, Pekerjaan


PNS/TNI/
15.74%
nilai statistik uji x 2 hasil perhitungan lebih POLRI,
Pela jar/ 27.78%

besar daripada nilai x21-a dalam tabel Mahasiswa,


17.59%
Pegawai
dengan derajat bebas (m-l)(n-1). Atau Wiraswasta
Swasta,
dapat juga dilihat dari p-value (nilai 14.81%
24.07%

probabilitas), jika nilai probabilitas < 0,05 Garn bar 2. Klasifikasi Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan
maka menolak 8a·
2. Klasifikasi Berdasarkan Pendidikan
HASIL DAN PEMBAHASAN dan Pekerjaan
Profil Responden Pengguna Jasa Kereta
Api
1. Klasifikasi Berdasarkan Usia dan
> 44
tahun, 17 s.d
24 1 s.d 3
18.69% juta,
35 s.d 42.35%
Gambar 3. Klasifikasi Bedasarkan Penghasilan
44
25 s.d 3. Klasifikasi Berdasarkan Penghasilan
34
tahun, Persepsi Pengguna Jasa tentang
38.32% penjualan tiket secara on line
Jenis Kelamin Penjualan tiket kereta api secara on line
diterapkan untuk memberikan kemu-
Perem Laki- dahan bagi pengguna jasa kereta api
puan, laki, dalam memperoleh tiket. PT. KA telah
49.52% 50.48% melakukan terobosan dengan menerap-
kan sistem layanan on line, dimana calon
penumpang membeli tiket kereta api tidak
harus datang ke stasiun untuk mengantri.
Dalam pelaksanaannya saat ini sistem
Gambar 1. Klasifikasi Berdasarkan Usia clan Jenis
Kelarnin
pembelian tiket secara on line masih belum
berjalan maksimal.

416 Volume 24, Nomor 4, April 2012


Tabet 3 . Chi-Sauare T ests
~ia call Tempat Membeli Tiket Asymp . Sig . (2-
center, lainnya, Value df sided)
2.73% S.45% 17.289' 4 .002
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio 16.539 4 .002
Linear-by-Linear 1 .095
2.784
Association
Stasiun, N of Valid Cases 107

81.82% 2 cells (20.0%) have expected count less than 5.


The minimum expected count is 1.74.
Gambar 4. Tempat Responden Membeli Tiket

Dari data pada gambar 4 terlihat bahwa 2. Tabulasi Silang Pengguna Jasa yang
mayoritas pengguna jasa kereta api Pemah Membeli Tiket secara On line
(81,82%) membeli tiket kereta api dengan dari Segi U sia
datang ke stasiun. Sebanyak 10% dari Persentase pengguna jasa kereta api yang
responden membeli tiket kereta api melalui membeli secara on line dilihat dari segi usia
agen travel, dan hanya 2,73% yang diuraikan pada tabel 4.
membeli tiket via call centre 121. Hal ini
Tabel 4 . Usia *Pemah membeli secara on line C ro sstabulation
menunjukkan bahwa masih banyak calon % of Total
penumpang yang belum memanfaatkan I Pemah membeli secara on line

fasilitas pemesanan tiket secara on line. Pernah Bel um Total


Usia < 17 t<Yiun 5.6% 5.6%
1. Tabulasi Silang Pengguna Jasa yang 17 s.d 24 tahun 2 .8% 17.8% 20.6%

Mengetahui On line Ticketing dari Segi 25 s.d 34 tahun 10.3% 28.0% 38.3%
35 s.d 44 tahun .9% 15.9% 16.8%
Usia 18.7%
> 44 tahun .9% 17.8%
Total 15.0% 85.0% 100.0%
Responden berusia antara 25 s.d 34 tahun
adalah mayoritas yang mengetahui
adanya penjualan tiket kereta api secara Pada tabel 4 menunjukkan tidak ada
on line. responden berusia <17 tahun yang pernah
Tabet 2. Us ia • Mengetahui tentang on lin e ticketing Crosstabulation
membeli tiket secara on line. Terbanyak
adalah responden yang berusia 25 s.d 34
% of Total
tahun sebesar 10,3 % pernah membeli
I Mengetahu i tenta ng on I ine
ticketing secara on line. Dari nilai probabilitas untuk
Ya Tidal< Total
Pearson Chi-Square sebesar 0.077 berarti
< 17 t<Yiun .9% 4.7% 5 .6%
Usia
17 s.d 24 tahun 14.0% 6.5% 20 .6%
lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima
25 s.d 34 tahun 31.8% 6.5% 38 .3% sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
35 s.d 44 tahun 8.4% 8.4 % 16.8% ada hubungan antara usia dengan pemah
> 44 t<Yiun 15.9% 2.8% 18 .7% atau belum membeli tiket secara on line.
Total 71.0% 29.0% 100 .0%
3. Tabulasi Silang Pengguna Jasa yang
Dari tabel chi-square, kolom Asymp. Sig. (2- Mengetahui Penjualan Tiket On line
sided) menunjukkan nilai probabilitas. dari Segi Pendidikan
Karena nilai probabilitas untuk pearson chi-
square sebesar 0.002 berarti lebih kecil dari Responden yang mengetahui adanya
0.05, maka Ho ditolak sehingga dapat penjualan tiket kereta secara on line,
disimpulkan bahwa ada hubungan antara persentase terbesar adalah yang
usia dengan mengetahui atau tidak berpendidikan 51yaitu31.4 %, dan terkecil
tentang on line ticketing. adalah yang berpendidikan SLTP yaitu

Volume 24, Nomor 4, April 2012 417


1,0%. Nilai probabilitas untuk Pearson Chi- Tabel 7. Mengetahui tentang on line ticketing• Pernah membeli secara
on line Crosstabulation
Square sebesar 0.003 berarti lebih kecil dari %of Total I

0.05, maka Ho ditolak sehingga dapat I Pemah merrbel secara on line

disimpulkan bahwa ada hubungan antara "'1engetahui tentang on tine Ya


Pe mah
14.4o/c
Belum Total
56.8% 71 .2%
pendidikan dengan mengetahui ata u tidak ickeing
Tidak 28 .8% 28.8°1.
tentang penjualan tiket on line. [i:otal 14.4°11 85.6% 100.0o/i

Tabet 5 Pendidikan Terakhi""' Mengetahui tenting tiket on line Crosstabulation Program layanan penjualan tiket kereta
% of Total I
api secara on line yang dicanangkan oleh
I Mengetahui tenting on line
ticketi1g
PT. KA, dari hasil penelitian menunjukkan
Ya Tidak Total
Pendidikan Terakhir SD 2.9% 2.9% bahwa walaupun sebagian besar
SLTP 1.0% 1.9% 2.9'A responden (14.4 %) yang telah mengetahui
SLTA 19.0% 162% 35.2'!.
01-03-04 8.6% 4.8% 1 3.3~
tentang on line ticketing pernah membeli
S1 31 .4% 4.8% 36.2% secara on line. Akan tetapi masih banyak
S2ke atas 9.5% 9.5'!.
Total 72.4% 27.6% 100.0'!. (56.8 % dari keseluruhan responden)
walaupun sudah mengetahui tentang on
4. Tabulasi Silang Pengguna Jasa yang line ticketing tetapi belum pemah membeli
Pernah Membeli secara On line dari secara on line. Hal ini disebabkan oleh
Segi Pendidikan beberapa alasan, alasan yang paling
banyak adalah tidak tahu prosedurnya
Responden yang berpendidikan Sl sebesar yaitu sebesar 35.11 %, berikutnya adalah
5.7% pernah membeli secara on line dan responden tidak tahu ada penjualan tiket
30.5% belum pernah. Responden yang secara on line sebanyak 29,79%.
berpendidikan 52 ke atas sebesar 3.8%
pernah membeli secara on line dan sebesar Alasan Belum Pernah Membeli Tiket Online
5.7% belum pernah membeli secara on line. Lainnya,
Tidaktahu
prosedurnya,
Nilai probabilitas untuk Pearson Chi-Square 25.53%
35.11%
sebesar 0.124 berarti lebih besar dari 0.05,
maka Ho diterima sehingga dapat Tidak tahu ada
sistem Terlalu rum1t
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan online, 29.79% prosedurnya,
antara pendidikan dengan pernah atau 9.57%
Gambar S. Alasan Belum Membeli Tiket Secara On line
belum membeli secara on line.
Tabel 6. Pendidikan Terakhir • Permh membeli secara on line
Dari hasil tersebut, diperlukan langkah-
Cross ta bul ati on langkah/ upaya guna memaksimalkan
% of Total I I penerapan sistem on line tersebut.
I Pernah membSi secara on line

Pernah Bel um Total


Intensitas sosialisasi dan publikasi kepada
Pendidikan Terakhir SD 1.0% 1.9% 2.9'!. masyarakat perlu terus ditingkatkan,
SLTP 2.9% 2.9'!. disamping adanya kemudahan dalam
SLTA 4.8% 30.5% 35.2%
01 -03-04
proses pembeliannya. Nilai probabilitas
13.3% 13.3°1<
S1 5.7% 30.5% 36.2°1<
untuk Pearson Chi-Square sebesar 0.006
S2keatas 3.8% 5.7% 9.5°1< berarti lebih kecil dari 0.05, maka Ho
Total 15.2% 84.8% 100.0°1<
ditolak sehingga dapat disimpulkan
5. Tabulasi silang pengguna jasa yang bahwa ada hubungan antara mengetahui
mengetahui sistem penjualan on line tentang on line ticketing dengan pernah
dengan pembelian secara on line. atau belum membeli tiket secara on line.

418 Volume 24, Nomor 4, April 2012


6. Tabulasi silang informasi on line ticket- Sebanyak 31.4% responden menilai sistem
ing dengan tempat membeli tiket on line ticketing sangat bagus dan yakin
berhasil. Hanya sekitar 3.9% yang menilai
Dari hasil tabulasi silang, masih banyak
sistem on line sangat bagus tetapi tidak
responden pengguna jasa kereta api yang
yakin dengan keberhasilan on line ticket-
sudah mengetahui tentang on line ticket-
ing ini. Hal ini menunjukkan bahwa
ing tetapi masih membeli tiket di stasiun.
masyarakat merasakan manfaat dan
Hal ini terlihat pada tabel dibawah ini
kenyamanan dengan penerapan sistem
masih 60% responden yang menjawab
tersebut, lebih menghemat waktu dan
sudah mengetahui tentang on line ticket-
biaya karena tidak perlu mengantri di
ing tetapi melakukan pembelian tiket di
stasiun.
stasiun. Nilai probabilitas untuk Pearson
Chi-Square sebesar 0.607 berarti lebih besar Tabel 9 .Pendapat mengenai keberha;ilan on line ticketil11( • Pe nchpat tentmg sistem
on line ticketingC~ro-
sst_ab_ula~tio_n--~-~---.-----.
dari 0.05, maka Ho diterima sehingga %of Total I

dapat disimpulkan bahwa tidak ada 1--------'I Pendapat tentmg sistem on line ticketing

Sangat bag.is Qikup Kurang Total


hubungan antara mengetahui tentang on Pendapat mengenai Yaldn
hberhasilan oo line ticketing bertiasil
31.4% 10.8% 42. 2 ~

line ticketing dengan tempat membeli tiket. Kurang


yak in 10.8% 27 .5% 9.8% 48.0o/c

T!dak valdn 3.9% 1.0% 4 .9% 9. 8 ~


Tabel 8. Mengetahui tentang on line ticketing• Tempat membeli tiket 46.1% 14. 7% 100 . 0 ~
rTotal 392%
Crosstabulation
% of Total I Nilai probabilitas untuk Pearson Chi-Square
I
S'asiun
Agen
travel
...
Tempat membeli tiket

center
call
lainnya Total
sebesar 0.000 berarti lebih kecil dari 0.05,
maka Ho ditolak sehingga dapat
Mengetahui tentaig on line Ya 60.0% 6.4% 1.8% 2.7% 70.9'!.
id<eting
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
Tidal< 21.8% 3.6% .9% 2.7% 29.1'1<

Total 81 .6% 10.0% 2.7% 5.5% 100.0%


pendapat tentang sistem on line ticketing
dengan keberhasilannya.
Alasan Pemilihan Tempat 8. Tabulasi Silang Pemesanan Tiket
Dekat Lainnya, Secara Manual Dan Sistem On line
~=:~aa~ .114% Setelah beberapa waktu sebelumnya calon
h•M::~::h ,~~ Lebih mudah,
52.73% penumpang kereta api membeli tiket
dengan cara datang langsung ke stasiun,
murah, 6.36 maka dengan diberlakukan sistem
% pembelian tiket secara on line sebagian
Gambar 6. Alasan Pernilihan Tempat Membeli Tiket responden berpendapat cukup baik. Hal
ini mengindikasikan bahwa dengan sistem
Mayoritas respond en (52. 73 %) memilih ini pengguna jasa kereta api cukup
lokasi/ tempat membeli tiket karena alasan memberikan apresiasi sehingga untuk
lebih mudah, kemudian 37.27% responden masa yang akan datang perlu terus
memilih alasan lebih dekat dengan tempat ditingkatkan.
tinggal/kantor, 6.36% responden memilih
alasan lebih murah, 3.64 % memilih alasan Dari analisis Chi-Square, pada kolom
lainnya (hanya tahu di tempat itu saja).
Asymp. Sig. (2-sided) nilai probabilitas
untuk Pearson Chi-Square sebesar 0.000
7. Pendapat mengenai keberhasilan berarti lebih kecil dari 0.05, maka Ho
Penjualan Tiket Secara on line ditolak sehingga dapat disimpulkan

Volume 24, Nomor 4, April 2012 419


bahwa ada hubungan antara pendapat PENUTUP
responden tentang pembelian tiket secara
manual dengan sistem on line. Kesimpulan
Tabel 10. Dibandingkan secara manual • Pendapat tentang sistem on line 1. Pengguna jasa kereta api secara umum
ticlceting Crosstabulation
% of Total I I I
telah mengetahui tentang penerapan
~-----'I Pendapat tentang sistem on line ticlceti rg penjualan tiket kereta api secara on line,
pibandingkan secara Sangat bak
Sangat baaus
20.0%
Cukup
1.0%
Kurann Total
21 .0%
namun demikian masih terdapat
manual
Sama saja 10.0% 15.0% 3.0% 28.0% sebagian yang belum pemah membeli
Baik
Kurang
16.0% 24.0% 3.0%

8.0%
43.0o/.
8.0%
tiket secara on line. Alasan paling
~ otll 46.0% 40.0% 14.0% 100.00,: banyak adalah tidak tahu prosedurnya
yaitu sebesar 35.11 % dan belum tahu
9. Tabulasi Silang Sistem On line Dan ada penjualan tiket secara on line
Pengurangan Praktek Percaloan Tiket sebanyak 29,79%.
Pada tabel dibawah ini memperlihatkan 2. Salah satu harapan dalam penerapan
hubungan antara penerapan pembelian penjualan tiket secara on line adalah
tiket secara on line dengan berkurangnya guna mengurangi praktek percaloan,
calo tiket. Secara umum baik dari PT. KA hal ini ditunjukkan dari hasil analisis
maupun pengguna jasa kereta api adanya hubungan antara pendapat
mengharapkan bahwa dengan penerapan tentang penjualan tiket secara on line
sistem pembelian tiket secara on line dapat dengan sistem tersebut dapat
mengurangi praktek percaloan, sehingga mengurangi praktek percaloan.
masyarakat tidak dirugikan. 3. Diberlakukannya sistem pembelian
tiket secara on line merupakan langkah
Tabel 11. Pendapat tentang sistem on line ticketing • Mengu rangi
praktek percaloan Crosstabulaion yang cukup baik, karena pengguna
% of Total I I
jasa kereta api cukup memberikan
I Menquranoi oraktek
percaloai apresiasi sehingga untuk masa yang
Ya Tidak Total akan datang perlu terus ditingkatkan.
Pendapat tentang sistem on Sangat bag.is 43.8% 3.8% 47.6%
line ticketing
Cukup 30.5% 8.6% 39.0% 4. Keberhasilan penerapan sistem on line
Kurang 6.7% 6 .7% 13.3% mendapatkan respon yang cukup
Tolal 81 .0% 19.0% 100.0%
bagus yaitu sebanyak 31.4 % respon-
Sebanyak 43.8 % responden menilai sistem d en menilai sistem on line ticketing
on line sangat bagus dan dapat sangat bagus dan yakin sistem tersebut
mengurangi praktek percaloan. Hanya akan berhasil.
6.7% responden yang menilai sistem on line
ticketing kurang bagus dan tidak dapat Saran
mengurangi praktek percaloan. Nilai Dari hasil pembahasan, beberapa langkah
probabilitas untuk Pearson Chi-Square atau upaya yang perlu dilakukan dalam
sebesar 0.002 berarti lebih kecil dari 0.05, rangka meningkatkan pelayanan penjualan
maka Ho ditolak sehingga dapat tiket secara on line sebagai berikut:
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
1. Sosialisasi
pendapat tentang sistem on line ticketing
dengan sistem tersebut dapat mengurangi PT. KA secara intens memperbanyak lagi
praktek percaloan. sosialisasi kepada masyarakat tentang cara

420 Volume 24, Nomor 4, April 2012


pembelian tiket secara on line, mengingat termasuk kemudahan calon penumpang
dari hasil survai beberapa responden dalam mengakses informasi tersebut.
kurang mengetahui adanya sistem Misalnya rute perjalanan kereta, stasiun
tersebut. Sosialisasi disamping melalui pemberhentian (antara dan akhir), lokasi
papan informasi, leaflet / brosur juga penjualan tiket dsb.
melalui video di dalam kereta api dan
5. Teknologi dan sumber daya manusia
stasiun tentang cara membeli tiket secara
yang mendukung sistem on line
on line.
berkompeten di bidangnya, sehingga
2. Lokasi penjualan tiket tidak ditemui kendala dalam
pengoperasian sistem tersebut.
Saat ini lokasi penjualan tiket secara on line
masih terbatas, PT. KA perlu memper- 6. Promosi tiket on line
banyak lokasi penjualan tiket sehingga Cuna meningkatkan jumlah penum-
lebih banyak masyarakat yang akan dapat pang terutama yang melakukan
memanfaatkan fasilitas tersebut dan pembelian secara on line melalui
dimudahkan dalam memperoleh tiket. internet, maka diberikan potongan
harga tiket pada periode-periode
3. Menyederhanakan sistem dan tertentu.
prosedur
Bagi masyarakat yang jarang menggu- DAFTAR PUSTAKA
nakan internet akan sulit untuk
Burhan, Gunawan, Marzuki. 2002.
mendapatkan tiket melalui sistem tersebut,
Statistik Terapan Untuk Penelitian Sosial.
sementara sistem antrian di loket stasiun
Yogyakarta: Gadjah Mada University
terutama pada hari-hari puncak cukup
Press.
padat dan masih adanya praktek
percaloan. Disamping itu sistem on line Daniel, Wayne W. alih bahasa oleh Alex
yang diberlakukan masih harus Tri K. W. 1980. Statistika Non
melakukan penukaran tiket di stasiun Parametrik Terapan. Jakarta: Gramedia
(hanya tempatnya yang on line), sebaiknya Mustafa, H. 2000. Teknik Sampling. Jakarta:
untuk yang akan datang dapat berlaku Erlangga.
sistem e-tiket. Proses/ prosedur pemesanan
on line dibuat lebih simple/mudah, tidak Sugiyono.2000.Statistik Untuk Penelitian.
berbelit-belit, sehingga calon penumpang Bandung: Alfabeta.
bisa langsung naik kereta api hanya Supranto,J.2000. Teknik Sampling Untuk
dengan menunjukkan bukti pembayaran Survei dan Eksperiman. Jakarta: Rineka.
on line tanpa harus menukarkan dengan
tiket asli. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007
Tentang Perkeretaapian.
4. Memperbarui informasi dan kemu- Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2009
dahan akses tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian
PT. KA secara rutin melakukan updating Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2009
informasi terkait dengan operasional tentang Lalu Lintas dan Angkutan
kereta api dan terhadap sistem on line, Kereta Api

421
www.keretaapi.co.id. http://simon.cs.vt.edu/SoSci/ converted/
XTabs/ diakses 10 Agustus 2012.
http:/ /www.qualtrics.com/university /
researchsuite/docs/ *) Lahir di Magetan 8Desember1963, S-1 Mana-
CrosstabulationAnalysis. pdf diakses 9 jemen, S-2 Transportasi Darat, Peneliti Madya
Bidang Transportasi Darat dan Perkeretaapian.
Agustus 2012.

422

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy