Evaluasi Penerapan Layanan Tiket Kereta Api On-Une: Keywords
Evaluasi Penerapan Layanan Tiket Kereta Api On-Une: Keywords
Evaluasi Penerapan Layanan Tiket Kereta Api On-Une: Keywords
Atik S. Kuswati*)
Peneliti Badan Litbang Perhubungan
Jalan Medan Merdeka Timur No.5 Jakarta Pusat
ABSTRACT
The on line booking system is one of the breakthrough to impraue seroice to customer. The
implementation of on line ticketing strategy has been both exciting and challenging. This study
intends to evaluate the implementation of railway on line ticketing system. The methods of
analysis use descriptive analysis and cross tabulation. This method will obtain a data descrip-
tion related to the evaluation of on line train ticket sales after implementing this regulation.
There are 81.82 % of respondents that bought a train ticket by coming in the railway station,
The age respondents between 25 to 34 years knew about this system as much as 31.8%. A total
of 14.4% of respondents is ever buy ticket by that system and 56.8% of total respondent are
know well how to buy ticketing by on line but they never do that way. From the Pearson chi-
square of the probability value can be obtained a description of the relationship between educa-
tion respondents with knowledge of on line ticketing, relationship between on line ticketing and
a have or have not purchased tickets on line, as well as the relationship between respondents
opinions about the on line ticketing system with a successfal application.
Keywords: train ticket, on line seroices
ABSTRAK
Penjualan tiket secara on line merupakan salah satu terobosan guna meningkatkan
layanan kepada pelanggan. Pelaksanaan sistem on line ini cukup menarik dan banyak
tantangan. Penelitian ini bermaksud mengevaluasi penerapan sistem layanan tiket kereta
api secara on line. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif serta cross tabula-
tion atau disebut juga tabulasi silang. Melalui metode ini diperoleh gambaran/ deskripsi
data terkait dengan evaluasi penerapan sistem on line penjualan tiket kereta api, yaitu
sebanyak 81,82% responden membeli tiket kereta api dengan datang ke stasiun,
responden yang berusia 25 s.d 34 tahun sebanyak 31.8% mengetahui tentang on line
ticketing. Sebanyak 14.4 % responden mengetahui tentang on line ticketing pemah membeli
secara on line., tetapi sebanyak 56.8% walaupun sudah mengetahui tentang on line
ticketing tetapi belum pemah membeli secara on line. Dari nilai probabilitas untuk pearson
chi-square diperoleh gambaran adanya hubungan antara pendidikan responden dengan
pengetahuan tentang on line ticketing, hubungan antara mengetahui on line ticketing
dengan pemah a tau belum membeli tiket secara on line, serta hubungan antara pendapat
responden tentang sistem on line ticketing dengan keberhasilan penerapannya.
Kata kunci: tiket kereta api, pelayanan on line.
PENDAHULUAN pelayanan angkutan kereta api terutama
dalam sistem penjualan tiket. Hasil yang
Salah satu upaya untuk meningkatkan
diharapkan adalah tersusun evaluasi
layanan penjualan tiket. PT KA telah
penerapan penjualan tiket kereta api
menerapkan sistem on line ticketing.
secara on line.
Perbedaan yang signifikan antara layanan
penjualan tiket secara manual dan on line
TINJAUAN PUSTAKA
antara lain penumpang tidak perlu berdiri
dalam antrian untuk mendapatkan tiket Sistem Penjualan On Line
kereta api. Sistem ini diharapkan mampu
mengurangi permasalahan seperti antrian Sistem on line adalah sistem yang mene-
penumpang dalam pembelian tiket di loket rima langsung input pada area dimana
dan penertiban penumpang untuk input tersebut direkam dan menghasilkan
membeli tiket, selain itu juga dimaksudkan output yang dapat berupa hasil komputasi
agar tidak terjadi penumpukan para pad a area dimana mereka dibu tuhkan.
penumpang saat mengantri membeli tiket Area sendiri dapat dipisah-pisah dalam
dan kenyamanan di setiap loket stasiun skala, misalnya ratusan kilometer. Biasanya
kereta api. digunakan bagi reservasi angkutan udara,
perbankan dan lain-lain.
Sistem on line :rnasih menemui sejumlah
kendala seperti hambatan ketika jaringan Sistem Pemesanan Tiket Kereta Api
komputerisasi sulit diakses, kurangnya
PT Kereta A pi selama ini melakukan
sosialisasi kepada masyarakat dengan
penjualan tiket secara manual yaitu calon
keberadaan penjualan tiket secara on line
penumpang mengantri di depan loket
dan harus punya kartu kredit. Dari data
untuk mendapatkan tiket. Dalam
PT.KA menunjukkan bahwa walaupun
perkembangannya sistem penjualan tiket
telah menerapkan sistem on line, lebih dari
kereta api saat ini dapat dilakukan melalui
90% para penumpang kereta api masih
contact center 121, PT.Pos, Rail Agent,
memilih membeli tiket kereta api secara
Indomart, Alfamart, CIMB Clicks, Fastpay,
tradisional, yaitu mengantre di loket
dan Drive Thru. Calon penumpang
stasiun daripada membuka situs PT.
tentunya menginginkan suatu sistem yang
Kereta Api (Persero) di internet.
sederhana dan mudah dalam memperoleh
Permasalahannya adalah sistem ini tiket. PT. Kereta Api telah melakukan
merupakan terobosan baru yang harus perubahan sistem penjualan tiket dengan
disertai kesiapan dari berbagai pihak mengembangkan sistem yang berbasis
dalam hal ini PT. KA, PT. KCJ dan teknologi. Sistem ini memungkinkan para
masyarakat, namun pada kenyataannya calon penumpang kereta api membeli tiket
penerapan penjualan tiket secara on line secara on line.
belum berjalan maksimal.
Ketentuan sistem tiket KA
Maksud kajian adalah untuk mengeva-
luasi penerapan on line ticketing kereta api Dalam pasal 121 peraturan pemerintah
sedangkan tujuannya adalah untuk men- nomor 72 tentang lalu lintas dan angkutan
dapatkan rekomendasi dalam mengambil kereta api, menyebutkan bahwa
kebijakan guna meningkatkan kualitas penyelenggara sarana perkeretaapian
probabilitas), jika nilai probabilitas < 0,05 Garn bar 2. Klasifikasi Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan
maka menolak 8a·
2. Klasifikasi Berdasarkan Pendidikan
HASIL DAN PEMBAHASAN dan Pekerjaan
Profil Responden Pengguna Jasa Kereta
Api
1. Klasifikasi Berdasarkan Usia dan
> 44
tahun, 17 s.d
24 1 s.d 3
18.69% juta,
35 s.d 42.35%
Gambar 3. Klasifikasi Bedasarkan Penghasilan
44
25 s.d 3. Klasifikasi Berdasarkan Penghasilan
34
tahun, Persepsi Pengguna Jasa tentang
38.32% penjualan tiket secara on line
Jenis Kelamin Penjualan tiket kereta api secara on line
diterapkan untuk memberikan kemu-
Perem Laki- dahan bagi pengguna jasa kereta api
puan, laki, dalam memperoleh tiket. PT. KA telah
49.52% 50.48% melakukan terobosan dengan menerap-
kan sistem layanan on line, dimana calon
penumpang membeli tiket kereta api tidak
harus datang ke stasiun untuk mengantri.
Dalam pelaksanaannya saat ini sistem
Gambar 1. Klasifikasi Berdasarkan Usia clan Jenis
Kelarnin
pembelian tiket secara on line masih belum
berjalan maksimal.
Dari data pada gambar 4 terlihat bahwa 2. Tabulasi Silang Pengguna Jasa yang
mayoritas pengguna jasa kereta api Pemah Membeli Tiket secara On line
(81,82%) membeli tiket kereta api dengan dari Segi U sia
datang ke stasiun. Sebanyak 10% dari Persentase pengguna jasa kereta api yang
responden membeli tiket kereta api melalui membeli secara on line dilihat dari segi usia
agen travel, dan hanya 2,73% yang diuraikan pada tabel 4.
membeli tiket via call centre 121. Hal ini
Tabel 4 . Usia *Pemah membeli secara on line C ro sstabulation
menunjukkan bahwa masih banyak calon % of Total
penumpang yang belum memanfaatkan I Pemah membeli secara on line
Mengetahui On line Ticketing dari Segi 25 s.d 34 tahun 10.3% 28.0% 38.3%
35 s.d 44 tahun .9% 15.9% 16.8%
Usia 18.7%
> 44 tahun .9% 17.8%
Total 15.0% 85.0% 100.0%
Responden berusia antara 25 s.d 34 tahun
adalah mayoritas yang mengetahui
adanya penjualan tiket kereta api secara Pada tabel 4 menunjukkan tidak ada
on line. responden berusia <17 tahun yang pernah
Tabet 2. Us ia • Mengetahui tentang on lin e ticketing Crosstabulation
membeli tiket secara on line. Terbanyak
adalah responden yang berusia 25 s.d 34
% of Total
tahun sebesar 10,3 % pernah membeli
I Mengetahu i tenta ng on I ine
ticketing secara on line. Dari nilai probabilitas untuk
Ya Tidal< Total
Pearson Chi-Square sebesar 0.077 berarti
< 17 t<Yiun .9% 4.7% 5 .6%
Usia
17 s.d 24 tahun 14.0% 6.5% 20 .6%
lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima
25 s.d 34 tahun 31.8% 6.5% 38 .3% sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
35 s.d 44 tahun 8.4% 8.4 % 16.8% ada hubungan antara usia dengan pemah
> 44 t<Yiun 15.9% 2.8% 18 .7% atau belum membeli tiket secara on line.
Total 71.0% 29.0% 100 .0%
3. Tabulasi Silang Pengguna Jasa yang
Dari tabel chi-square, kolom Asymp. Sig. (2- Mengetahui Penjualan Tiket On line
sided) menunjukkan nilai probabilitas. dari Segi Pendidikan
Karena nilai probabilitas untuk pearson chi-
square sebesar 0.002 berarti lebih kecil dari Responden yang mengetahui adanya
0.05, maka Ho ditolak sehingga dapat penjualan tiket kereta secara on line,
disimpulkan bahwa ada hubungan antara persentase terbesar adalah yang
usia dengan mengetahui atau tidak berpendidikan 51yaitu31.4 %, dan terkecil
tentang on line ticketing. adalah yang berpendidikan SLTP yaitu
Tabet 5 Pendidikan Terakhi""' Mengetahui tenting tiket on line Crosstabulation Program layanan penjualan tiket kereta
% of Total I
api secara on line yang dicanangkan oleh
I Mengetahui tenting on line
ticketi1g
PT. KA, dari hasil penelitian menunjukkan
Ya Tidak Total
Pendidikan Terakhir SD 2.9% 2.9% bahwa walaupun sebagian besar
SLTP 1.0% 1.9% 2.9'A responden (14.4 %) yang telah mengetahui
SLTA 19.0% 162% 35.2'!.
01-03-04 8.6% 4.8% 1 3.3~
tentang on line ticketing pernah membeli
S1 31 .4% 4.8% 36.2% secara on line. Akan tetapi masih banyak
S2ke atas 9.5% 9.5'!.
Total 72.4% 27.6% 100.0'!. (56.8 % dari keseluruhan responden)
walaupun sudah mengetahui tentang on
4. Tabulasi Silang Pengguna Jasa yang line ticketing tetapi belum pemah membeli
Pernah Membeli secara On line dari secara on line. Hal ini disebabkan oleh
Segi Pendidikan beberapa alasan, alasan yang paling
banyak adalah tidak tahu prosedurnya
Responden yang berpendidikan Sl sebesar yaitu sebesar 35.11 %, berikutnya adalah
5.7% pernah membeli secara on line dan responden tidak tahu ada penjualan tiket
30.5% belum pernah. Responden yang secara on line sebanyak 29,79%.
berpendidikan 52 ke atas sebesar 3.8%
pernah membeli secara on line dan sebesar Alasan Belum Pernah Membeli Tiket Online
5.7% belum pernah membeli secara on line. Lainnya,
Tidaktahu
prosedurnya,
Nilai probabilitas untuk Pearson Chi-Square 25.53%
35.11%
sebesar 0.124 berarti lebih besar dari 0.05,
maka Ho diterima sehingga dapat Tidak tahu ada
sistem Terlalu rum1t
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan online, 29.79% prosedurnya,
antara pendidikan dengan pernah atau 9.57%
Gambar S. Alasan Belum Membeli Tiket Secara On line
belum membeli secara on line.
Tabel 6. Pendidikan Terakhir • Permh membeli secara on line
Dari hasil tersebut, diperlukan langkah-
Cross ta bul ati on langkah/ upaya guna memaksimalkan
% of Total I I penerapan sistem on line tersebut.
I Pernah membSi secara on line
dapat disimpulkan bahwa tidak ada 1--------'I Pendapat tentmg sistem on line ticketing
center
call
lainnya Total
sebesar 0.000 berarti lebih kecil dari 0.05,
maka Ho ditolak sehingga dapat
Mengetahui tentaig on line Ya 60.0% 6.4% 1.8% 2.7% 70.9'!.
id<eting
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
Tidal< 21.8% 3.6% .9% 2.7% 29.1'1<
8.0%
43.0o/.
8.0%
tiket secara on line. Alasan paling
~ otll 46.0% 40.0% 14.0% 100.00,: banyak adalah tidak tahu prosedurnya
yaitu sebesar 35.11 % dan belum tahu
9. Tabulasi Silang Sistem On line Dan ada penjualan tiket secara on line
Pengurangan Praktek Percaloan Tiket sebanyak 29,79%.
Pada tabel dibawah ini memperlihatkan 2. Salah satu harapan dalam penerapan
hubungan antara penerapan pembelian penjualan tiket secara on line adalah
tiket secara on line dengan berkurangnya guna mengurangi praktek percaloan,
calo tiket. Secara umum baik dari PT. KA hal ini ditunjukkan dari hasil analisis
maupun pengguna jasa kereta api adanya hubungan antara pendapat
mengharapkan bahwa dengan penerapan tentang penjualan tiket secara on line
sistem pembelian tiket secara on line dapat dengan sistem tersebut dapat
mengurangi praktek percaloan, sehingga mengurangi praktek percaloan.
masyarakat tidak dirugikan. 3. Diberlakukannya sistem pembelian
tiket secara on line merupakan langkah
Tabel 11. Pendapat tentang sistem on line ticketing • Mengu rangi
praktek percaloan Crosstabulaion yang cukup baik, karena pengguna
% of Total I I
jasa kereta api cukup memberikan
I Menquranoi oraktek
percaloai apresiasi sehingga untuk masa yang
Ya Tidak Total akan datang perlu terus ditingkatkan.
Pendapat tentang sistem on Sangat bag.is 43.8% 3.8% 47.6%
line ticketing
Cukup 30.5% 8.6% 39.0% 4. Keberhasilan penerapan sistem on line
Kurang 6.7% 6 .7% 13.3% mendapatkan respon yang cukup
Tolal 81 .0% 19.0% 100.0%
bagus yaitu sebanyak 31.4 % respon-
Sebanyak 43.8 % responden menilai sistem d en menilai sistem on line ticketing
on line sangat bagus dan dapat sangat bagus dan yakin sistem tersebut
mengurangi praktek percaloan. Hanya akan berhasil.
6.7% responden yang menilai sistem on line
ticketing kurang bagus dan tidak dapat Saran
mengurangi praktek percaloan. Nilai Dari hasil pembahasan, beberapa langkah
probabilitas untuk Pearson Chi-Square atau upaya yang perlu dilakukan dalam
sebesar 0.002 berarti lebih kecil dari 0.05, rangka meningkatkan pelayanan penjualan
maka Ho ditolak sehingga dapat tiket secara on line sebagai berikut:
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
1. Sosialisasi
pendapat tentang sistem on line ticketing
dengan sistem tersebut dapat mengurangi PT. KA secara intens memperbanyak lagi
praktek percaloan. sosialisasi kepada masyarakat tentang cara
421
www.keretaapi.co.id. http://simon.cs.vt.edu/SoSci/ converted/
XTabs/ diakses 10 Agustus 2012.
http:/ /www.qualtrics.com/university /
researchsuite/docs/ *) Lahir di Magetan 8Desember1963, S-1 Mana-
CrosstabulationAnalysis. pdf diakses 9 jemen, S-2 Transportasi Darat, Peneliti Madya
Bidang Transportasi Darat dan Perkeretaapian.
Agustus 2012.
422