Pengaruh Pemberian Simetidin Terhadap Profil Farmakokinetika Parasetamol Dengan Metode High Performance Liquid TAHUN 2020

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Penelitian Farmasi & Herbal Vol. 3 No.

1 Edition: November 2020 – April 2021


http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPFH
Received: 22 September 2020 Revised: 03 Oktober 2020 Accepted: 27 Oktober 2020

PENGARUH PEMBERIAN SIMETIDIN TERHADAP PROFIL


FARMAKOKINETIKA PARASETAMOL DENGAN
METODE HIGH PERFORMANCE LIQUID
CHROMATOGRAPHY (HPLC)
TAHUN 2020

Christica Ilsanna Surbakti, Dewi Anisha Br Sihombing, Bunga Rimta


Barus, Palas Tarigan, Puji Lestari
Institut Kesehatan Deli Husada Delitua
e-mail : dewianisha7@gmail.com

Abstract
Paracetamol is a safe analgesic and antipyretic drug with low side
effects, effective and well tolerated. In some cases there is a drug
interaction between paracetamol and other drugs. The purpose of
this study is to determine the effect of cimetidine administration on
paracetamol pharmacokinetic profiles. The method used in this
study was an experimental method using 3 rabbits. Rabbits are
divided into 3 groups. The first treatment group was given
paracetamol suspension, the second treatment group was giving
cimetidine 1 hour before paracetamol and the third group was giving
cimetidine and paracetamol simultaneously. The dose of the drug
has been adjusted to each rabbit. Measurement of plasma
paracetamol drug levels was carried out using a High Performance
Liquid Chromatography (HPLC) tool. The results of the study showed
that the pharmacokinetic parameter values did not show any
significant effect on each group. Cimetidine administration
simultaneously affects paracetamol pharmacokinetic parameters but
not significantly. Likewise with the administration with a time span
of 1 hour, did not show any significant changes in the
pharmacokinetics of paracetamol. There are many brands and forms
of paracetamol available and not all brands are listed on this
leaflet.Do not use more of this medication than is recommended. An
overdose of paracetamol can cause serious harm. The maximum
amount of paracetamol for adults is 1 gram (1000 mg) per dose and
4 grams (4000 mg) per day. Taking more paracetamol could cause
damage to the liver.

Keywords: Pharmacokinetics, Paracetamol, Cimetidine, HPLC.

122
Ilsanna, Sihombing, Barus, Tarigan & Lestari, Pengaruh Pemberian Simetidin ...

PENDAHULUAN digunakan dalam terapi saling


berinteraksi pada enzim yang sama
Obat adalah semua bahan
(Sulistia, 2008; Hakim, 2012).
tunggal atau campuran yang
digunakan oleh semua makhluk Parasetamol (acetaminofen)
untuk bagian dalam maupun bagian adalah obat analgesik dan
luar. Yang gunanya merupakan antipiretik yang murah, aman
untuk mencegah, meringankan, dengan efek samping rendah,
maupun, menyembuhkan penyakit. efektif serta dapat ditoleransi
Pemakaian obat yang tidak rasional dengan baik. Menurut Gunnell et al.
merupakan salah satu masalah (2000) parasetamol banyak
pada pusat pelayanan di Indonesia. tersedia di pasaran seperti toko
Hal tersebut dapat menyebabkan obat ataupun apotek dan dapat
usaha untuk meminimalkan budget diperoleh secara bebas sehingga
menjadi tidak efisien dan tidak jarang diperhatikan efek samping
efektif (Syamsuni, 2006; toksisitasnya. Namun demikian,
Arustiyono, 1999). parasetamol merupakan salah satu
penyebab paling umum keracunan
Menurut Department of Health
obat di seluruh dunia. Parasetamol
(DoH) sekitar 4 persen pasien yang
pertama kali diperkenalkan pada
dirawat dirumah sakit dikaitkan
tahun 1955 untuk aplikasi klinis
dengan interaksi obat dan reaksi
dan sejak itu digunakan secara luas
obat yang merugikan.
hampir di seluruh dunia sebagai
Kemungkinan terjadinya interaksi
obat bebas tanpa resep dokter
obat dan reaksi obat yang
(Yanuartono, 2020).
merugikan meningkat pada pasien
yang menggunakan lebih dari satu Penelitian sebelumnya
substransi zat aktif (polifarmasi). menyebutkan bahwa adanya
Terutama pada lansia yang pada terdapat interaksi obat antara
umumnya menggunakan banyak parasetamol dan obat – obat lain.
obat, dapat dilihat mereka sebagai Umumnya terdapat pada pasien
kelompok yang sering kali beresiko dirumah sakit, yang akan diberi
lebih tinggi untuk mengalami ranitidin dan parasetamol. Yang
interksi dan reaksi yang merugikan dicurigai bisa memberikan interaksi
( Barber, 2012 ). obat antara kedua obat tersebut.
Namun tidak ada penjelasan
Salah satu mekanisme
mengenai obat yang segolongan
interaksi obat yang terjadi didalam
dengan ranitidin, contohnya
tubuh adalah interaksi
simetidin (Musdalipah, 2018).
farmakokinetika dimana nasib obat
dalam tubuh. Farmakokinetika Pada penelitian ini, dilakukan
mencakup 4 proses yaitu proses pengujian kombinasi obat
absorpsi, distribusi, metabolisme, parasetamol dan simetidin
dan eksresi. Interaksi pada proses berdasarkan mekanisme
metabolisme merupakan kasus farmakokinetikanya. Dimana
yang paling banyak terjadi, dimana peneliti ingin melihat pengaruh
sekitar 50-60% obat yang pemberian simetidin terhadap profil

123
Ilsanna, Sihombing, Barus, Tarigan & Lestari, Pengaruh Pemberian Simetidin ...

farmakokinetika parasetamol dalam Pembuatan Suspensi Simetidin


plasma kelinci menggunakan
Simetidin ditimbang sebanyak
metode HPLC.
10 mg digerus perlahan didalam
lumpang, ditambahkan 50 ml
suspensi CMC Na 0,5%
BAHAN
dihomogenkan, kemudian
Bahan yang digunakan dalam dipindahkan ke alam labu ukur 100
penelitian ini adalah Parasetamol, ml, lalu ditambahkan CMC Na 0,5%
Simetidin, natrium CMC, methanol, sampai tanda batas.
membrane filter PTFE 0,5 µm, TCA,
heparin, akuades, akuabides.
Pembuatan Larutan Induk Baku
Parasetamol
Hewan uji
Ditimbang seksama sejumlah
Hewan yang digunakan dalam 10 mg parasetamol baku,
penelitian ini adalah kelinci dengan dimasukkan ke dalam labu tentukur
berat badan ± 1,5 kg. Jumlah 100 ml. Dicukupkan dengan fase
kelinci yang digunakan sebanyak 3 gerak hingga garis tanda. Dikocok
ekor dan masing-masing perlakuan sampai homogen sehingga
digunakan 1 ekor kelinci. diperoleh larutan dengan
konsentrasi 100 mcg/ml.

Pembuatan CMC Natrium 0,5 %


Sebanyak 2,5 g CMC Na Pembuatan Fase Gerak
ditaburkan merata kedalam Fase gerak yang digunakan
lumpang yang berisi akuades panas adalah campuran antara methanol
sebanyak 100 ml. Didiamkan dan air (Aquabidest) dengan
selama 30 menit hingga diperoleh perbandingan 50:50.
massa yang transparan. Kemudian
diencerkan hingga 500 ml.
Penyiapan Alat HPLC
Alat kromatografi dihidupkan,
Pembuatan Suspensi
pengukuran dilakukan dengan
Parasetamol menggunakan kolom Shimadzu tipe
TC-C18, detector UV-Vis dilihat
Parasetamol ditimbang
panjang gelombang 314 nm dan
sebanyak 10 mg digerus perlahan
panjang kolom 10 cm. Pompa yang
didalam lumpang, tambahkan 50
digunakan mode aliran tetap
ml suspensi CMC Na 0,5%
dengan elusi isokratik.
dihomogenkan, kemudian
dipindahkan ke dalam labu ukur
100 ml, lalu ditambahkan CMC Na
0,5% sampai tanda batas.

124
Ilsanna, Sihombing, Barus, Tarigan & Lestari, Pengaruh Pemberian Simetidin ...

Perlakuan Pada Hewan Hewan uji diberikan suspensi


Percobaan Dengan Pemberian parasetamol dangan terlebih dahulu
Parasetamol Dengan Dosis diberi simetidin 1 jam sebelumnya.
40,13 mg/KgBB Tanpa Masing-masing hewan uji diambil
Pemberian Simetidin darahnya sama seperti perlakuan
yang dilakukan pada hewan
Hewan uji yang telah di
sebelumnya.
aklimatisasi dengan pemberian
makanan yang sama dan air minum
ad libitium ditimbang dan diambil
sampel darah ke 1 hewan uji
masing-masing 1 ml dan
dimasukkan kedalam tabung yang
telah berisi 2 tetes heparin, lalu
vortex dan disentifuge, diambil
supernatannya Kemudian
ditambahkan TCA 20% sebanyak 1
ml, lalu divorteks dan disentrifuge,
diambil supernatannya.
Kemudian hewan uji diberikan Perlakuan Pada Hewan
suspense parasetamol. masing- Percobaan Dengan Pemberian
masing hewan uji darahnya dari Parasetamol Dengan Dosis
vena marginal telinga kelinci 33,785 mg/KgBB Bersamaan
sebanyak 0,5 -1 ml dengan rentang Dengan Simetidin Dengan Dosis
waktu: 0,5 jam; 1 jam; 1,5 jam; 2 13,485 mg/KgBB
jam; 4 jam; 6 jam; 8 jam ( Hakim, Hewan uji diberikan suspensi
2012 ). Darah yang diambil parasetamol dan simetidin
dimasukkan ke dalam vial yang bersamaan. Masing-masing hewan
telah diberi heparin, kemudian uji diambil darahnya sama seperti
divorteks dan disentrifuge kembali perlakuan yang dilakukan pada
dan diambil supernatannya. Setelah hewan sebelumnya.
itu diukur kadarnya dengan
menggunakan HPLC (High
Data Luas Area Kurva Baku
Performance Liquid
Parasetamol
Chromatography) dengan
menyuntikkan sebanyak 20 µl.
Seperti yang tertera pada
tabel 1 bahwa semakin meningkat
Perlakuan Pada Hewan konsentrasi larutan baku
Percobaan Dengan Pemberian parasetamol maka nilai luas area
Parasetamol Dengan Dosis larutan baku parasetamol juga
40,54 mg/KgBB Dengan semakin meningkat. Suatu kadar
Terlebih Dahulu Pemberian parasetamol dapat dihitung dengan
Simetidin Dengan Dosis 16,182 menggunakan persamaan berikut
mg/KgBB Selama 1 Jam Y=164927,1142X+228465,1185
yaitu dengan mensubstitusikan Y

125
Ilsanna, Sihombing, Barus, Tarigan & Lestari, Pengaruh Pemberian Simetidin ...

Waktu Perlak Perlak Perlak Tabel 2. Konsentrasi Plasma Dari


Ketiga Kelompok Hewan Perlakuan
(jam) uan I uan II uan III
0,5 2,0578 2,4249 2,6482 Dari ketiga kurva diatas tidak
bersinggungan dapat disimpulkan
Jam 6 5 3
bahwa kombinasi obat antara
2,3318 2,8375 3,0833
1 Jam
4 6 7 No. Konsentrasi Luas Area
1 10 1947863
1,5 3,5149 3,7655 3,9393
2 12 2166517
Jam 8 7 8
3 14 2490074
4,0185 4,1105 4,2434
2 Jam 4 16 2900116
6 1 4 5 18 3117284
3,7655 3,9051 6 20 3592377
4 Jam 3,5753
7 4 parasetamol dan ranitidin tidak
signifikan mempengaruhi.
2,7715 2,9707 3,1454
6 Jam
8 0 6
1,8751 2,1644 2,3530 Hasil dari pengamatan
8 Jam parameter farmakokinetika
6 5 9
ketiga hewan Perlakuan
dengan luar area larutan baku
parasetamol dan didapat nilai
Tabel 3. Hasil Pengamatan
Regresi 0,9998.
Parameter Farmakokinetika Ketiga
Hewan Perlakuan
Tabel 1. Data Luas Area Kurva
Baku Parasetamol Paramete
N Perla Perla Perla
Gambar 1. Kurva Baku Parasetamol r
o kuan kuan kuan
Dari tabel diatas dapat kita Farmako
. I II III
lihat bahwa pada perlakuan kinetika
pemberian parasetamol dan
0,31 1,07 2,20
simetidin secara bersamaan 1 Ka
94 58 96
memiliki konsentrasi yang paling
1,03 1,05 0,38
tinggi dibanding perlakuan kontrol 2 Ke
26 08 51
dan perlakuan menggunakan
0,67 0,65 1,79
rentang waktu. 3 T1/2
11 94 95
Gambar 2. Kurva Konsentrasi 1,52 1,49 2,68
Plasma Ketiga Hewan Perlakuan 4 Vd
64 01 08
1,57 1,53 1,03
5 Cl
61 87 23
0,18 1,47 0,84
6 T Maks
64 15 42
7 C Maks 34,1 12,2 11,0

126
Ilsanna, Sihombing, Barus, Tarigan & Lestari, Pengaruh Pemberian Simetidin ...

085 051 265 dapat mempengaruhi nilai profil


25,4 26,3 32,7 distribusi seperti ikatan antara obat
8 AUC 0-∞
604 465 252 dengan protein darah, ikatan obat
AUMC 0- 94,7 78,3 107, dengan jaringan dan partisi dalam
9
∞ 819 021 9834 lemak dan tidak dipengaruhi oleh
1 3,72 2,97 3,91 pemberian satu atau kombinasi
MRT
0 27 20 84 obat sehingga nilai profil distribusi
tidak mempengaruhi.

Dari hasil penelitian Mirakel Pada profil eliminasi dapat dari


2007 dijelaskan bahwa peningkatan nilai kecepatan eliminasi atau kel
nilai Ka berpengaruh pada nilai yang mengalami peningkatan
Tmaks yang menurun dan nilai namun tidak signifikan dari
Cmaks yang meningkat dan juga perlakuan I yaitu 1,0326 jam-1
berpengaruh terhadap peningkatan menjadi 1,0508 jam-1 pada
nilai profil AUC0-∞ yaitu data dari perlakuan II dan kemudian
penelitian ini adalah 25,4604 menurun menjadi 0,3851 jam-1
µg/L.jam pada perlakuan I menjadi pada perlakuan III dan juga
26,3465 µg/L.jam pada perlakuan dengan nilai Cl dari perlakukan
II dan 32,7252 µg/L.jam pada yang mengalami penurunan dari
perlakuan III. Faktor yang dapat 1,5761 L/jam pada perlakuan I
mempengaruhi profil absorbs menjadi 1,5387 L/jam pada
adalah kecepatan pengosongan perlakuan II dan 1,0323 untuk
lambung, pH medium absorbs, perlakuan III. Nilai Cl
koifisien partisi lemak-air juga menggambarkan jumlah obat yang
fenomena first pass effect. dibersihkan dan merupakan
parameter farmakokinetika primer
Pada profil distribusi ketiga
sehingga faktor fisiologi
perlakuan tidak menunjukkan
berpengaruh terhadap perubahan
perubahan yang signifikan dan juga
nilainya. Terlihat bahwa perlakuan
pengaruh terhadap Vd yaitu dengan
II dan III menyebabkan penurunan
nilai volume distribusi atau Vd
nilai Cl yang berarti terdapat
mengalami penurunan dari
dugaan bahwa penurunan Cl terjadi
perlakuan I dan II yaitu dari 1,5761
akibat penurunan metabolisme oleh
L menjadi 1,4901 dan untuk
hati dan atau ekskresi oleh ginjal.
kelompok II dan III mengalami
Dan nilai MRT yaitu nilai yang
kenaikan yang tidak signifikan yaitu
menunjukkan waktu keberadaan
menjadi 2,6808 L. Pada nilai
obat didalam tubuh perlakuan III.
AUMC0-∞ yang menunjukkan
Namun dari ketiga perlakuan
konsentrasi awal pada bawah kurva
menunjukkan perbedaan nilai yang
mengalami penurunan yaitu dari
tidak signifikan sehingga tidak
94,7819 µg/ml.jam pada perlakuan
menunjukkan pengaruh dari ketiga
I menjadi 78,3021 µg/ml.jam pada
perlakuan terhadap eliminasi obat.
perlakuan II dan peningkatan
perlakuan III yaitu 129,9793
µg/ml.jam. Faktor-faktor yang

127
Ilsanna, Sihombing, Barus, Tarigan & Lestari, Pengaruh Pemberian Simetidin ...

Kesimpulan Kedokteran EGC. Halaman 53


– 59.
Berdasarkan hasil pengamatan
dan pembahasan salama saya Baxter, K. (2008). Stockley’s Drugs
penelitian dapat disimpulkan : Interaction. Eight Edition.
USA: Pharmaceutical press.
1. Pemberian parasetamol 1 jam
Ditjen POM. (1995). Farmakope
setelah pemberian simetidin
Indonesia. Edisi IV. Jakarta.
mempengaruhi profil
Departemen Kesehatan RI.
farmakokinetika parasetamol
tetapi tidak signifikan Ditjen POM. (2014). Farmakope
mempengaruhi parameter Indonesia. Edisi V. Jakarta.
farmakokinetika. Departemen Kesehatan RI.
2. Pemberian simetidin bersamaan
Fradgley, S. (2003). Interaksi Obat.
dengan parasetamol dapat
Dalam Farmasi Klinis (Clinical
mempengaruhi profil
Pharmacy) Menuju
farmakokinetika parasetamol
Pengobatan Rasional dan
tetapi tidak signifikan pada
Penghargaan Pilihan Pasien.
parameter farmakokinetika.
Jakarta: PT Elex Media
Saran Komputindo Kelompok
Gramedia. Halaman 119 –
Berdasarkan hasil penelitian,
134.
disarankan pemberian parasetamol
dan simetidin diberikan dengan Gandjar, I.G., dan Rohman, A.,
rentang waktu dan sesuai dengan 2013. Kimia Farmasi Analisis.
aturan pakai. Saya berharap agar Yogyakarta : Pustaka Pelajar
peneliti selanjutnya dapat Gitawati, R. (2008). Interaksi Obat
melakukan penelitian dengan dan Beberapa Implikasinya.
metode atau instrumen yang Media Litbang Kesehatan. 18
berbeda, melengkapi parameter- (4) : 175 – 180.
parameter farmakokinetika yang
belum ada serta golongan obat Hakim, L. (2012). Farmakokinetik
yang berbeda. Klinik. Yogyakarta: Bursa
Ilmu. Halaman 24 – 27, 184 –
DAFTAR PUSTAKA 185, 242 – 268, 313.
Arustiyono. (1999). Promoting Harahap, Y. (2006). Analisis
Rational Use of Drugs at The Glimepirida Dalam Plasma
Community Health Centers in Tikus. Departemen Farmasi
Indonesia, Laporan penelitian FMIPA. Universitas Indonesia.
WHO, Departement of
International Health School Harmita. (2014). Analisis
Public Health, Boston. Fisikokimia Kromatografi.
Jakarta: Buku Kedokteran
Barber, P. (2012). Intisari EGC. Halaman 11 – 13.
Farmakologi untuk Perawat.
Jakarta. Penerbit Buku Henry, D. (1993). Variability in the
riks of major gastrointestinal

128
Ilsanna, Sihombing, Barus, Tarigan & Lestari, Pengaruh Pemberian Simetidin ...

complication from nonstreoidal Sulistiani, K.P (2016). Pengaruh


anti-inflammatory drugs, Bekatul Beras Hitam (Black
Gastroenterology. Rice Bran) Terhadap Profil
Farmakokinetika Glibenklamid
Katzung, B.G. (2001). Farmakologi
Pada Tikus Galur Sprague
Dasar Dan Klinik: Reseptor-
Dawley (SD). Surakarta.
Reseptor Obat dan
Fakultas Farmasi Universitas
Farmakodinamik. Penerbit
Muhammadiyah.
Buku Kedokteran EGC. Pp 23
– 4. Syamsuni, H.A(2006). Ilmu Resep.
Jakarta. Buku Kedokteran
May, dkk. (1997). Drugs
EGC. Halaman 14
Interaction and multiple drug
administration. Clinical Waldon, D.J. (2008).
Pharmacology and Pharmacokinetics and Drug
Theraupeutics. Metabolism. Chambrige:
Amgen, Inc.
Mirakel Agatha Devi. (2007).
Pengaruh Pemberian Air Winter, Michael E. (2012).
Berkarbonasi Terhadap Profil Farmakokinetika Klirens Dasar
Farmakokinetika Parasetamol Edisi 5. Jakarta. Buku
Pada Tikus Putih Jantan. Kesehatan EGC.
Fakultas Farmasi Universitas
Yanuartono, dkk (2020). Keracunan
Sanata Dharma. Yogyakarta.
Parasetamol Pada Kucing dan
Musdalipah. (2018). Identifikasi Anjing: Gejala Klinis dan
Drug Related Problem (DRP) Terapi. Yogyakarta. Fakultas
Pada PasienInfeksi Saluran Kedokteran Hewan Universitas
Kemih Di Rumah Sakit Gadjah Mada.
Bhayangkara Kendari. Jurnal
Kesehatan. Politeknik Bina
Husada Kendari.
Neal, M.J. (2006). Farmakologi
Medis. Jakarta: Erlangga. Hal
13, 31.
Shargel, L. (2005). Biofarmasetika
dan Farmakokinetika Terapan.
Edisi II Penerjemah : Fasich
dan Sjamsiah. Surabaya :
Airlangga University Press.
Halaman 131, 167, 201.
Sulistia Gan Gunawan. (2008).
Farmakologi Dan Terapi Edisi
5. Jakarta: Fakultas
Kedokteran- Universitas
Indonesia.

129

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy