Etnozoologi Suku Dayak Kanayant Di Desa Babane

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL HUTAN LESTARI (2017)

Vol. 5 (3) : 858 - 867

ETNOZOOLOGI SUKU DAYAK KANAYANT DI DESA BABANE


KABUPATEN BENGKAYANG

(Ethnozoology of Dayak Kanayant in Babane of Bengkayang Regency)

Pilatus, S.M Kartikawati, M. Sofwan Anwari,


Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
Email: npilatus@gmail.com

Abstract
The knowledge gained from experience is very valuable and cannot be generated
instantly. Dayak Kanayant in the village Babane having knowledge the use of fauna that
are seen as has done based on the experience such as leveraging for to drug, ritual,
mystical, consumption, artistic value, omen and others. This knowledge have to
documented remember high activity of the opening of land by the community that will be
influential in the population for that is in the area that it would deprive of community
knowledge will the use of animals. The purpose of this research is to the knowledge of
the animals that is occupied, pattern the use and parts of an organ that is occupied.
Methods used is the survey to technique interview the respondents with snowball
sampling. Respondents obtained as many 19 people. Obtained 47 kind of for of 43
members of the family who used by the Dayak of Kanayant, of 43 the family most of the
every the family only consisted of 1 species, except for the family of columbidae,
muscicapidae, ranidae and the trionychidae each found two species. The use of vary
from of the use of consumption, treatment, ritual, mystical, omen, and artistic value. The
use of most that is as consumption needs namely 52 %. Pattern the use of animals that
is the use of directly and indirectly, direct use as an omen (mystical), the use of indirect
such as leveraging for consumption, treatmen, artistic value and rituals. The parts of an
animal that is occupied covering full body, meat, bile, the intestines, fat, bone, hearts,
eggs, teeth, head, blood, sound, horns and shell. Meat is part much used many as 30
species.
Key words: Dayak Kanayant, ethnozoology, wildlife, utilization.

PENDAHULUAN dalam hutan terdapat satwa yang


Kalimantan merupakan salah satu membentuk interaksi dan saling terkait
pulau di Indonesia yang memiliki (Wollenberg, 2001). Sejak zaman nenek
tingkat keragaman hayati yang tinggi, moyang hingga saat ini masyarakat
berbagai macam flora dan fauna lokal kalimantan dari berbagai macam
endemik yang khas dapat ditemui di suku masih mengantungkan hidupnya
hutan kalimantan. Kekayaan alam ini pada alam, Mereka memanfaatkan hasil
dimanfaatkan oleh sebagian besar alam berupa satwa atau hewan untuk
masyarakat pedalaman kalimantan salah keperluan sehari-hari seperti kebutuhan
satunya pemanfaatan fauna atau satwa. konsumsi (protein), keperluan ritual
Masyarakat sekitar hutan menjadikan adat, pengobatan, kegiatan supranatural
hutan sebagai tumpuan hidup karena di dan komersial. Satwa juga bisa

858
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 858 - 867

dimanfaatkan sebagai alat kesenian bagian yang dimanfaatkan khususnya


kesenian, pertanda menurut keyakinan pada Suku Dayak Kanayant di Desa
setempat dan indikator lingkungan. Babane Kecamatan Samalantan
Hubungan manusia dalam Kabupaten Bengkayang.
memanfaatkan satwa disebut juga
METODE PENELITIAN
etnozoologi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Setiap suku memiliki variasi dalam
Babane Kecamatan Samalantan
memanfaatkan satwa ragam
Kabupaten Bengkayang dengan metode
pemanfaatan satwa merupakan
survey. Teknik pengambilan responden
implikasi dari beragamnya etnis, baik
menggunakan snowball sampling,
dalam hal jenis satwa yang
pengumpulan data dengan wawancara
dimanfaatkan, pola pemanfaatan
dilengkapi dengan kuisioner. Pada
maupun cara memanfaatkannya.
penelitian ini diperoleh responden
Kalimantan Barat merupakan salah satu
sebanyak 19 orang. Data yang diambil
provinsi di Indonesia yang memiliki
meliputi jenis satwa yang dimanfaatkan,
beragam jenis suku. Suku yang terkenal
pola pemanfaatan satwa dan bagian
dan mendominasi di Kalimantan Barat
satwa yang dimanfaatkan. Data yang
adalah suku Dayak. Dayak merupakan
diperoleh dari hasil wawancara dibuat
suku asli yang mendiami Pulau
dalam tabulasi kemudian dijabarkan
Kalimantan yang terkenal dengan
secara deskriftif.
keanekaragaman hayati yang tinggi.
Menurut Bappenas (2003) bahwa salah HASIL DAN PEMBAHASAN
satu masalah kehutanan yang 1.1. Jenis satwa yang dimanfaatkan
teridentifikasi pada bioregion Berdasarkan hasil wawancara
Kalimantan adalah kurang lengkapnya diperoleh 47 jenis satwa yang
data base mengenai potensi dimanfaatkan oleh masyarakat Dayak
keanekaragaman hayati. Data base Kanayant di Desa Babane. Rata-rata
mengenai potensi keanekaragaman setiap famili hanya terdiri dari 1 spesies,
hayati khususnya satwa, baru dilakukan kecuali untuk famili Columbidae,
pada tingkat keanekaragaman jenis, Muscicapidae, Ranidae dan
belum sampai pada manfaat khusus Trionychidae masing-masing ditemukan
satwa bagi manusia. Pemanfaatan 2 spesies. Berdasarkan tingkat kelas
terhadap satwa yang dilindungi maka diperoleh 8 kelas satwa yang
dikhawatirkan akan mempercepat laju dimanfaatkan yaitu Mamalia, Aves,
kepunahan satwa jika tidak dilakukan Amfibi, Pisces, Reptil, Crustacea,
perencanaan pengelolan yang baik. Insecta, dan Molusca informasi jenis
Oleh sebab itu perlu adanya penelitian satwa dapat dilihat pada Tabel 2.
di daerah tersebut untuk memperoleh Kelas terbanyak yang dimanfaatkan
informasi mengenai jenis satwa yang adalah jenis Mamalia yang terdiri dari
dimanfaatkan, pola pemanfaatan dan 14 spesies. Pemanfaatan bervariasi

859
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 858 - 867

mulai dari pemanfaatan konsumsi, dimanfaatkan meliputi seluruh badan,


pengobatan, ritual, mistis, pertanda, dan daging, empedu, usus, lemak, tulang,
nilai seni. Pemanfaatan terbanyak untuk hati, telur, gigi, kepala, darah, suara,
kebutuhan konsumsi sebanyak 52% tanduk dan cangkang.
Tabel 1. Bagian satwa yang

Tabel 1. Persentase Pemanfaatan Satwa (Percentage of Animal Utilization)


Jenis Pemanfaatan Persentase (%)
Konsumsi 52
Pengobatan 14
Nilai-seni 16
Ritual, Mistis 16
Racun serangga 2

Tabel 2. Jenis Satwa yang Dimanfaatkan oleh Dayak Kanayant di Desa Babane (That
are species utilized by Dayak Kanayant in the village of Babane)
Jenis Satwa Peruntukan Status Konservasi
No Nama Lokal Nama Ilmiah K P NS RMP RS IUCN CITES APPENDICES
Mamalia
1 Ganye Cervus unicolor √ √ DD
2 Kijangk Muntiacus muntjak √ √
3 Asu Itam Canis lupus familiaris √
4 Tangiink Manis javanica √ CR
5 Kara Macaca fascicularis √ √ LC
6 Babon Sus barbatus √ √ √
7 Pianuk Tragulus javanicus √ √ √
8 Lanak Histryx brachyura √ LC
9 Tikus Uma Rattus argentiventer √
10 Kalongk Pteropus vampirus √ LC
11 Tupe Tupaia gracilis √
12 Kaiwar Myotis muricola √
13 Munsang Paradoxurus hermaphroditus √ III
14 Kara Antu Tarsius bancanus √ NT
15 Ucingk Utan Pardofelis marmorata √ LC II
Aves
16 Tangkukur Streptopelia chinensis √ LC
17 Punei Treron capellei √ LC
II
18 Bura Copsychus malabaricus √ NT
19 Kancit Copsychus saularis √ LC III
20 Anggang Buceros vigil √ NT I
21 Burung oncet Dicaeum trigonostigma √

860
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 858 - 867

Jenis Satwa Peruntukan Status Konservasi


No Nama Lokal Nama Ilmiah K P NS RMP RS IUCN CITES APPENDICES
22 Burung Ojo Bubulcus ibis √
23 Itik Anas platirynchos √
24 Manok Gallus gallus domesticus √ √
25 Karoak Amaurornis phoenicurus
Amfibi
26 Rega Bufo melanostictus √
27 Rega Simpakong Fejervarya cancrivora √
Pisces
28 Ikan batok Anabas testudineus √
29 Ikan Baung Mystus nemurus √ LC
30 Balao Channa striata √
31 Kale Clarias batrachus √ LC
Reptil
32 Boro Tomistoma schlegelii √ √ II
33 Cacak Hemidactylus platyurus √
34 Emang Dogania subplana √ LC
35 Bingkarung Apterygodon vittatum √
36 Kakura Manouria emys √ LC
37 Uaar Ptyas korros √ LC
38 Biawak Varanus salvator √ LC
39 Ular Sawa Phython reticulatus √ √ LC II
Crustaceae
40 Orang Macrobrachium rosenbergii √
41 Karama Parathelphusa convexa √
Insecta
42 Panyanget Apis sp. √
43 Amatar Rhynchophorus ferruginesus √
Molusca
44 Tikuyung Helix pomatia √
45 Tangkurepak Pilsbryoconcha exilis √
46 Garonenk Achatina fulica √
47 Keong Mas Pomacea canaliculata √
Keterangan: K: Konsumsi, P:Pengobatan, NS:Nilai Seni, RMP:Ritual Mistis (pertanda), RS: Racun
Serangga; LC : Least Concern; DD : Data Deficient; CR : Critically Endangered; NT :
Near Threatened,(- ) tidak masuk daftar konservasi;

A. Pemanfaatan Satwa untuk dimanfaatkan untuk konsumsi oleh


Konsumsi masyarakat dayak di Desa Babane. Daging
Berdasarkan hasil wawancara merupakan sumber protein hewani yang
terdapat 30 jenis hewan yang sangat bermanfaat bagi perkembangan

861
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 858 - 867

tubuh manusia. Masyarakat Dayak dalam batang bambu yang bermanfaat


Kanayant di Desa Babane dalam sebagai obat. Cara pengolahanya yaitu
prakteknya daging dimanfaatkan untuk membersihkan Kaiawar buuh dari kotoran
kebutuhan konsumsi namun terdapat jenis dan rambut halus kemudian merebus
hewan yang dagingnya dapat berkhasiat dengan menambah sedikit garam dapur.
sebagai obat yaitu daging Ular sawa atau Penggunaanya dengan memakan
Phyton reticulatus. Memakan daging Ular kelelawar dan meminum airnya, hal ini
sawa yang telah dimasak dapat dipercaya oleh masyarakat Dayak
menghilangkan rasa lelah dan sakit badan, Kanayant di Desa Babane dapat
hal ini didukung oleh penelitian menyembuhkan asma dan sakit kuning
Arisnagara (2009) masyarakat DKI Jakarta atau hepatitis. Hal ini di dukung oleh
memanfaatkan reptil untuk mengobati penelitian Ransaleleh (2013) kelelawar
penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan jenis N. cephalotes dan P. Alecto
koreng) dan rematik serta untuk mengandung senyawa steroid kelompok
menghaluskan kulit (keriput). estron dan androstan, dan alkaloid dengan
kerangka piridin-piperidin dan imidazol.
B. Pemanfaatan Satwa untuk Empedu biawak dipercaya dapat
Pengobatan mengobati berbagai jenis penyakit seperti
Pemanfaatan satwa sebagai obat untuk asma, flu, dan gigitan hewan berbisa
seluruh badan yaitu Epak dalam bahasa seperti ular, kalajengking, sengatan lebah
Dayak Kanayant atau kadal pohon borneo, dan hewan lainnya. Hal ini tidak jauh
pengolahannya sebagai obat dengan cara berbeda dengan penelitian Novriyanti
membakar atau merebus seluruh badan (2014) pada Orang Rimba di Bukit
kadal pohon borneo kecuali kotoran perut. Duabelas Provinsi Jambi yang
Penggunaanya dengan memakan kadal memanfaatkan empedu biawak sebagai
yang telah dibakar sampai matang atau obat sakit mata, mata merah, dan sakit
meminum air beserta memakan kadal bila perut. Cara pengunaanya empedu sebagai
cara memasaknya direbus. Kadal pohon obat berbeda tergantung dari jenis
borneo atau Apterygodon vittatum penyakit, apabila penyakit dalam maka
dipercaya dapat menyembuhkan asma. penggunaanya diminum dengan
Widjaja (2014) mengatakan Apterygodon mencampurkan empedu dengan air hangat
vittatum juga berfungsi sebagai tonik bagi dan apabila penyakit luar penggunaanya
organ paru-paru dan ginjal selain itu dioleskan pada bagian yang sakit.
ramuan kadal juga mampu meredakan Emang atau labi-labi juga
asma dan sebagai obat batuk berlendir. dimanfaatkan empedunya untuk
Pemanfaatan seluruh badan juga pengobatan dalam kepercayaan
dilakukan pada hewan kelelawar atau masyarakat Dayak Kanayant di Desa
dalam bahasa Dayak Kanayant Kaiawar Babane. Empedu labi-labi atau Dogania
buuh atau Myotis muricola namun tidak subplana dapat menyembuhkan berbagai
semua Kaiawar buuh dapat dijadikan obat penyakit seperti asma dan malaria. Cara
hanya Kaiawar buuh yang hidupnya di

862
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 858 - 867

pengolahanya sangat sederhana yaitu Berdasarkan hasil wawancara tulang ular


meminum langsung empedu dengan air yang dimanfaatkan merupakan tulang dari
hangat. semua jenis ular. Tulang ular dipercaya
Usus kecil merupakan bagian dari dapat mengobati sakit pinggang dan cara
organ setiap hewan atau semua hewan pengolahannya sangat mudah yaitu dengan
memiliki usus. Pemanfaatan usus oleh membakar tulang ular kemudian ditumbuk
masyarakat Dayak Kanayant di Desa setelah itu diberi air hangat dan
Babane dapat berkhasiat sebagai obat penggunaannya diminum.
namun tidak semua usus dapat berkhasiat
C. Pemanfaatan Satwa untuk Nilai
obat dan hanya hewan Lanak atau landak
Seni
saja yang usus halusnya dapat
Tulang tengkorak kera atau dalam
dimanfaatkan sebagai obat. Cara
bahasa Dayak Kanayant disebut Kara.
pengolahannya yaitu dengan menyimpan
Tengkorak kera dimanfaatkan sebagai
usus kecil yang masih terdapat sari-sari
hiasan yang bernilai seni penggunaannya
makanan di atas perapian agar kering
dengan dipajang pada dinding-dinding
sebagai upaya pengeringan untuk
rumah, hal ini merupakan pesan kepada
pengawetan. Pengolahan sebagai obat
yang melihat bahwa mereka pernah
dengan mengambil usus yang sudah
mendapatkan hewan tersebut.
kering kemudian direbus atau direndam air
Pemanfaatan bagian hewan seperti
panas. Penggunaanya dengan cara
suara, tanduk dan cangkang pada
diminum, hal ini dipercaya dapat
masyarakat di Desa Babane Kecamatan
menyembuhkan tipes dan malaria.
Samalantan Kabupaten Bengkayang
Pemanfaatan lain dari organ tubuh
digunakan sebagai kesenian. Mereka
hewan ialah lemak. Masyarakat Dayak
memanfaatkan jenis-jenis burung dan
Kanayant di Desa Babane menggunakan
menyimpannya di rumah-rumah. Sama
lemak ular pithon atau dalam bahasa
halnya dengan tanduk rusa dan cangkang
dayak kanayant uwar sawa sebagai
kerang air tawar yang dipajang di dinding
minyak urut. Minyak urut yang terbuat
rumah mereka.
dari lemak ular piton dipercaya dapat
mengatasi sakit badan dan memar akibat D. Pemanfaatan satwa untuk Ritual
benturan. Mistis dan Pertanda
Tulang merupakan salah satu bagian Babon atau babi juga dimanfaatkan
dari hewan yang dimanfaatkan oleh seluruh badannya untuk ritual, hampir
masyarakat di Desa Babane namun tidak semua ritual dalam masyarakat Dayak
semua jenis tulang dimanfaatkan. Tulang- Kanayant di Desa Babane menggunakan
tulang tertentu yang mereka gunakan yaitu babi mulai dari acara pernikahan,
tulang ular, dan tengkorak atau tulang hukuman adat, dan ritual-ritual lainnya.
kepala kera. Tulang ular atau dalam Selain di Desa Babane di daerah lain
bahasa dayak kanayant di sebut Uwar seperti di Bali upacara pernikahan juga
dimanfaatkan sebagai pengobatan. menggunakan babi, yaitu dengan

863
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 858 - 867

menggunakan sesajen daging babi dan doa kepada Sang Mahakuasa dan percaya
beras yang dihidangkan untuk tamu bahwa sang pencipta telah menciptakan
undangan (Agung, 1993). Kepercayaan jin-jin dan makhluk halus lainnya dengan
masyarakat suku Dayak Kanayant babi saling hidup berdampingan dan dipisahkan
dipercaya sebagai simbol ikatan oleh dinding pemisah. Hati ayam
kekeluargaan. Dalam 1 ekor babi harus dipercaya merupakan makanan dari salah
dapat dibagi menjadi 32 keturunan dari satu makhluk halus, oleh sebab itu hati
keluarga yang melaksanakan resepsi. selalu ada saat dilakukan upacara adat atau
Semakin dekat status kekeluargaan maka Nyangahant. Selain hati saat upacara adat
perolehan daging babi semakin besar. dilakukan bagian lain yang harus ada
Karama atau kepiting juga adalah telur dan darah. Bagian-bagian ini
dimanfaatkan seluruh badannya untuk merupakan makanan dari setiap jenis jin
ritual dalam kepercayaan masyarakat dan makhluk halus. Setiap jenis jin sudah
Dayak Kanayant di Desa Babane yaitu ada makanan tersendiri yang telah
dapat mengusir walang sangit di sawah. diketahui oleh temengung atau pasirah
Proses ritual yang dilakukan yaitu sejak zaman nenek moyang.
mengambil kepiting atau Parathelphusa Selain itu kepala anjing hitam juga
convexadan semua jenis kepiting dapat merupakan sesajen saat melakukan
digunakan. Seperti yang dijelaskan oleh upacara adat pembangunan rumah.
Zhang (2013) pada kepercayaan orang Masyarakat di Desa Babane percaya
Tionghoa kepiting mengandung makna bahawa saat membangun tiang rumah
pengharapan. Kepiting memiliki cangkang pertama harus diisi dengan kepala anjing
yang berfungsi sebagai zirah atau hitam atau dalam bahasa Dayak Kanayant
pelindung tubuhnya yang lunak. Pada suku disebut Asu Itam. Hal ini dipercaya dapat
Dayak Kanayant kepiting dianggap simbol menghindari sesuatu yang buruk terjadi
“jalan yang lurus” karena pada dasarnya pada rumah mereka. Saat rumah sudah
kepiting tidak dapat berjalan kedepan dan berdiri masyarakat di Desa Babane
tidak memiliki persendian sehingga percaya bahwa gigi buaya dapat
dianggap hewan sakral. menangkal hal-hal jahat, mereka
Hati merupakan bagian organ mengantungkan gigi anak buaya
makhluk hidup yang memiliki banyak senyulong yang dalam bahasa Dayak
fungsi seperti meregenerasi sel darah Kanayant disebut Boro di atas pintu.
merah, menyimpan energi, membersihkan Cicak atau dalam bahasa Dayak
darah dan fungsi lainnya. Masyarakat Kanayant Cacak merupakan salah satu
Dayak Kanayant, hati ayam dimanfaatkan hewan yang berkeliaran di dinding rumah.
sebagai kebutuhan ritual adat, hati ayam Cicak dimanfaatkan sebagai makhluk
merupakan bagian terpenting saat mistis yang dapat bermanfaat untuk
melakukan ritual adat. Ritual adat atau penyembuhan dari segala jenis penyakit.
dalam bahasa Dayak Kanayant disebut Tidak semua cicak dapat bermanfaat,
Nyangahant merupakan ungkapan doa- hanya cicak yang datang dan hinggap di

864
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 858 - 867

tangan yang dapat dijadikan benda mistis mengalami musibah buruk. Musibah
dan harus memperoleh mimpi mengenai buruk yang dimaksud adalah gigitan ular,
karunia untuk penyembuhan. terjatuh, tertimpa pohon dan lain
Tarsius bancanus adalah salah satu sebagainya dan untuk menghindari
spesies dari famili Tarsiidae. Masyarakat musibah tersebut diharuskan berhenti
Dayak Kanayant di Desa Babane percaya seketika dalam perjalanan dan meludah
bahwa tarisus adalah hewan pembawa sial. sebelah kiri seraya memanjatkan doa
Nilai mistis yang terkandung pada hewan kepada Jubata atau Tuhan. Apabila
ini adalah apabila tarsius masuk kerumah burung tersebut bersuara tepat di hadapan
ataupun sengaja disimpan di dalam rumah, saat dalam perjalanan maka perjalanan
maka rumah tersebut akan mengalami akan lancar tidak mengalami musibah
musibah. Musibah yang dimaksud adalah
1.2. Pola Pemanfaatan Satwa
penyakit terhadap penghuni rumah,
Berdasarkan Manfaatnya
kebakaran, dan lain-lain.
Satwa yang dimanfaatkan sebanyak 47
Burung ojo merupakan sebutan oleh
jenis. Terdapat satwa yang
masyarakat di Desa Babane untuk burung
pemanfaatannya lebih dari 1 pemanfaatan.
bangau putih atau dalam bahasa latin
Pola pemanfaatan satwa terbagi menjadi
disebut Bubulcus ibis. Masyarakat di Desa
pemanfaatan langsung dan tidak langsung.
Babane percaya jika burung tersebut
Pola pemanfaatan langsung adalah
berada di sawah, maka panen padi saat itu
pemanfaatan yang dilakukan tanpa adanya
akan meningkat dari hasil panen
pengolahan lebih lanjut, artinya satwa
sebelumnya, keberadaan burung tersebut
tersebut langsung dimanfaatkan dan
disenangi oleh masyarakat di Desa Babane
memiliki nilai keberadaan (fenomena
sehingga mereka tidak mengambil,
lingkungan) yang termasuk pola
melukai ataupun mengusir burung tersebut
pemanfaatan langsung pada penelitian ini
jika berada di sawah mereka.
adalah pemanfaatan sebagai pertanda, nilai
Burung cabe atau Dicaeum
seni (hobi). Pemanfaatan tidak langsung
trigonostigma dimanfaatkan sebagai
adalah satwa yang dimanfaatkan
pertanda sebelum melakukan perjalanan,
dilakukan proses pengolahan terlebih
kepercayaan masyarakat Desa Babane
dahulu contohnya pemanfaatan untuk
terhadap burung cabe adalah apabila
konsumsi dan pengobatan.
burung tersebut bersuara saat hendak
1.3. Bagian Satwa yang Dimanfaatkan
keluar rumah diharuskan masuk rumah
Pemanfaatan bagian satwa oleh
kembali sampai burung tersebut tidak lagi
masyarakat Dayak Kanayant mulai dari
bersuara. Terdapat kepercayaan apabila
seluruh badan sampai pada organ-organ
burung tersebut bersuara di sebelah kiri
tubuh lainnya. Berikut ini tersaji diagram
pada posisi menghadap matahari pada saat
jenis satwa yang dimanfaatkan.
dalam perjalanan maka perjalanan akan

865
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 858 - 867

Parameter bagian satwa yang dimanfaatkan


30
30
20
5 6
10 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1
0

Gambar 1. Diagram Bagian Satwa yang Dimanfaatkan (Diagrams of Exploited


Animals)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa, dan ritual. Pemanfaatan terbanyak


ada beberapa jenis satwa yang yaitu konsumsi sebesar 52%.
pemanfaatannya hanya satu parameter 3. Bagian satwa yang dimanfaatkan
sedangkan lainnya lebih dari dua meliputi seluruh badan, daging,
parameter. empedu, usus, lemak, tulang, hati,
Berdasarkan diagram di atas terlihat telur, gigi, kepala, darah, suara, tanduk
pemanfaatan terbanyak yaitu pada bagian dan cangkang. Daging adalah bagian
daging sebanyak 30 jenis. Pemanfaatan yang banyak digunakan sebanyak 30
suara sebanyak 5 jenis, seluruh badan bagian.
sebanyak 6 jenis, empedu, tulang, darah Saran
dan tanduk sebanyak 2 jenis, dan lainnya 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
sebanyak 1 jenis. mengenai hewan yang bermanfaat
Kesimpulan sebagai obat untuk mengetahui
1. Jumlah jenis satwa yang dimanfaatkan kandungan yang terdapat pada satwa
oleh Suku Dayak Kanayant adalah tersebut sehingga pemanfaatannya
sebanyak 47 jenis dari 43 famili. Dari akan terkendali dan aman digunakan
43 famili tersebut rata-rata setiap oleh masyarakat.
famili hanya terdiri dari 1 spesies, 2. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
kecuali untuk famili Columbidae, untuk melestarikan satwa yang
Muscicapidae, Ranidae dan dilindungi ialah mengingatkan
Trionychidae masing-masing kembali nilai-nilai luhur yang dimiliki
ditemukan 2 spesies. suku dayak kanyant untuk
2. Pola pemanfaatan satwa yaitu memperkecil kemungkinan
pemanfaatan langsung dan tidak kelangkaan satwa yang mereka
langsung, pemanfaatan langsung butuhkan.
seperti pertanda (mistis) dan seni Ucapan Terimakasih
(hobi), pemanfaatan tidak langsung Terimakasih disampaikan kepada
seperti pemanfaatan untuk konsumsi, kepada kedua orang tua yang senantiasa
pengobatan, ritual, nilai seni (artefak) memberikan motivasi, kepada Comdev

866
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 858 - 867

dan Outreaching Universitas Tanjungpura Wollenberg, E., A. Uluk., & M. Sudana.


Pontianak sebagai penyalur dana beserta (2001). Ketergantungan Masyarakat
Dikti yang telah membantu banyak dalam Dayak Terhadap Hutan di Sekitar
Taman Nasional Kayan Mentarang.
hal material sehingga penulis dapat
Bogor :CIFOR.
menyelesaikan perkuliahan dan tidak lupa
penulis ucapkan terimakasih kepada dosen Zhang, A. 2013. Simbol kepiting di
kelenteng. (Online). diakses pada 7
pembimbing dan dosen penguji
april 2017.
DAFTAR PUSTAKA
Agung. 1993. Kenangan Masa Lampau
Zaman Kolonial Hindia Belanda
Dan Zaman Pendudukan di Bali.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Arisnagara, F. 2009. Pemanfaatan Reptil
sebagai Obat dan Makanan di
Daerah Khusus Ibu Kota (DKI)
Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
[Bappenas] Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional. 2003.
Indonesian Biodiversity Strategy
and Action Plan Dokumen Regional.
Jakarta: Bappenas.
Novriyanti, B. Masy’ud & M. Bismar.
2014. Pola dan Nilai Lokal Etnis
Dalam Pemanfaatan Satwa pada
Orang Rimba Bukit Duabelas
Provinsi Jambi. Penelitian Hutan
dan Konservasi Alam (11): 299-301.
.
Ransaleleh. TA. 2013. Identifikasi
Morfometri Karakteristik dan
Ekstraksi Komponen Bioaktif
Daging Kelelawar di Sulawesi
Sebagai Bahan Pangan. [Skripsi].
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Widjaja. 2014. Manfaat Daging Kadal
Atasi Asma. (Online).
http://detiklife.
com/2014/10/16/manfaat-daging-
kadal-atasi-asma/ diiakses pada 7
april 2017.

867

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy