0% found this document useful (0 votes)
78 views

Jurnal 2

This document summarizes a study on the effect of different doses of Grotop booster supplementation in feed on the growth and survival of red tilapia (Oreochromis sp.) reared in brackish water. The study found that supplementation of 20 grams of Grotop booster per kilogram of feed (treatment P3) resulted in the best growth and survival. Treatment P3 had a significant positive effect on growth compared to the control (P0) and lower supplementation doses (P1 and P2). The best feed efficiency of 97.10% was observed in treatment P3.

Uploaded by

sahrir
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
78 views

Jurnal 2

This document summarizes a study on the effect of different doses of Grotop booster supplementation in feed on the growth and survival of red tilapia (Oreochromis sp.) reared in brackish water. The study found that supplementation of 20 grams of Grotop booster per kilogram of feed (treatment P3) resulted in the best growth and survival. Treatment P3 had a significant positive effect on growth compared to the control (P0) and lower supplementation doses (P1 and P2). The best feed efficiency of 97.10% was observed in treatment P3.

Uploaded by

sahrir
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

1

JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS BOSTER GROTOP YANG BERBEDA


DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN
HIDUP BENIH IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA
DI AIR PAYAU

OLEH RASYIDAH

UTAMI
1404121499

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU
2018
2

The Research Aims to Find Out The Effect Of Feeding Which is Given The
Addition Boster Grotop With Different Doses in Feed Towards The Growth and
Viability Of Seed Of Red Tilapic Fish (Oreochromis sp) Which Keep in
Brackfish Water.

By

Rasyidah Utami1), Niken Ayu Pamukas2), Mulyadi2)


Email : Rasyidahutami96@gmail.com

ABSTRACT

This research was done in during March - April 2018 in Technical


Implementation Unit Bantan which located on Mariaman street, Teluk Papal village,
Subdistrict of Bantan, Bengkalis regency. The research aims to find out the effect of
feeding which is given the addition Boster Grotop with different doses in feed
towards the growth and viability of seed of Red Tilapic Fish (Oreochromis sp) which
keep in brackfish water. The experiment using Completely Randomized Design
(CRD) of one factorial with four replication that is P0 without boster grotop (control),
P1 provision of boster grotop 10 gr/kg feed, P2 provision of boster grotop 15 gr/kg
feed and P3 provision of boster grotop 20 gr/kg feed. The result showed that the best
boster grotop’s treatment is P3 which is give real impact on the growth and viability
of Red Tilapic Fish. The best treatment is by provision of boster grotop 20 gr/kg
feed. Best feed efficiency value in the treatment of 20 gr/kg feed was 97,10%
keyword : boster grotop, Red Tilapic Fish (Oreochromis niloticus)
1. Student Faculty Fisheries and Marine, Universitas Riau
2. Lecturer of Faculty of Fisheries and marine science, Riau University
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS BOSTER GROTOP YANG BERBEDA
DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN
HIDUP BENIH IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA
DI AIR PAYAU
Oleh

Rasyidah Utami1), Niken Ayu Pamukas2), Mulyadi2)


Email : Rasyidahutami96@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2018
bertempat di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bantan yang terletak di Jl. Mariaman,
Desa Teluk Papal, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan yang diberi penambahan
boster grotop dengan dosis yang berbeda dalam pakan terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan nila merah (Oreochromis sp) yang dipelihara di air
payau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap satu faktor dengan
empat taraf perlakuan yaitu P0 tanpa pemberian boster grotop (kontrol), P1
pemberian boster grotop 10 gr/kg pakan , P2 pemberian boster grotop 15 gr/kg pakan
dan P3 pemberian boster grotop 20 gr/kg pakan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian boster grotop yang terbaik pada perlakuan P3 yang memberikan
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila merah.
Perlakuan yang terbaik adalah dengan pemberian boster grotop 20 gr/kg pakan. Nilai
efisiensi pakan terbaik ada pada perlakuan 20 gr/kg pakan sebesar 97,10 %.
Kata kunci : boster grotop, ikan nila merah
1. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

PENDAHULUAN juga karena laju pertumbuhan dan


perkembangbiakannya yang cepat.
Di Indonesia kebutuhan Ikan nila merah (Oreochromis
manusia akan ikan, selain diperoleh sp) adalah strain dari ikan nila yang
dari tangkapan alami, juga diperoleh toleran terhadap perairan payau
dari hasil budidaya. Nila merupakan maupun laut dengan salinitas mencapai
salah satu komoditas penting budidaya 20 ppt. Ikan nila merah memiliki daya
perikanan air tawar di Indonesia. Ikan tahan tubuh yang tinggi terhadap
ini merupakan ikan introduksi yang serangan berbagai macam penyakit,
didatangkan secara bertahap ke toleran terhadap suhu rendah maupun
Indonesia. Nila digemari tidak hanya tinggi, efisiensi terhadap pakan dan
karena rasa dagingnya yang khas, pertumbuhan yang cepat.
tetapi
Keunggulan–keunggulan serokan/tangguk, ember, piring plastik,
tersebut membuat ikan nila semakin penggaris, timbangan analitik,
diminati pembudidaya karena mudah termometer, pH meter, DO meter,
beradaptasi dan toleran terhadap colorimeter, refraktometer, blower,
perubahan. Namun, untuk memenuhi kamera. bahan yang digunakan pada
kebutuhan masyarakat terhadap ikan penelitian ini adalah benih Ikan Nila
nila merah dapat dilakukan inovasi Merah (Oreochromis sp) sebagai ikan
baru agar kegiatan budidaya ini uji penelitian yang berukuran 3-5 cm
tetap berkelanjutan. Pakan yang yang sudah di adaptasikan di air payau
diproduksi dengan harga mahal pun sebanyak 240 ekor untuk 12 unit
belum tentu memiliki kualitas yang wadah, pelet PF 800 sebagai pakan
baik. Oleh karena itu, perlu dicari untuk ikan, dan boster grotop sebagai
alternatif bahan pakan yang dapat suplemen yang dicampurkan ke dalam
membantu dalam proses pencernaan pakan.
pakan. Salah satu alternatif yang Rancangan yang digunakan dalam
dikembangkan untuk mempercepat penelitian ini adalah Rancangan Acak
pertumbuhan adalah boster grotop. Lengkap (RAL) satu faktor, sebagai
Boster grotop adalah salah satu faktor pada penelitian ini adalah dosis
alternatif untuk penambahan suplemen boster grotop yang berbeda dalam
kedalam pakan yang diolah dari pakan, dengan empat taraf perlakuan,
berbagai macam bahan (hewan dan untuk memperkecil kekeliruan masing-
tumbuhan), manfaat yang terdapat masing taraf perlakuan dilakukan
didalam nya yaitu dapat meningkatkan ulangan sebanyak tiga kali dengan
nafsu makan, meningkatkan daya tahan demikian dibutuhkan 12 unit wadah
tubuh, memacu enzim-enzim pemeliharaan ikan. Penelitian
pencernaan serta mempercepat dilakukan dalam lingkungan yang
pertumbuhan. terkontrol. Perlakuan yang diberikan
Mengatasi permasalahan itu, adalah : P0 (Pakan Tanpa Pemberian
penulis tertarik untuk melakukan Boster Grotop), P1 ( Dosis Boster
penelitian tentang Pengaruh Pemberian Grotop 10 gr/kg pakan), P2 (Dosis
Dosis Boster Grotop yang Berbeda Boster Grotop 15 gr/kg pakan), P3
Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan (Dosis Boster Grotop 20 gr/kg pakan).
dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila Adapun tahapan pelaksanaan
merah (Oreochromis sp) di Media Air dalam penelitian ini adalah sebagai
Payau. berikut :
Pelet yang digunakan adalah PF
METODE PENELITIAN 800
Penelitian ini telah dilaksanakan Pakan ditimbang sesuai dengan
pada bulan Maret - April 2018 di UPT bobot biomassa ikan
Perikanan dan Kelautan Bantan yang Selanjutnya boster grotop
terletak di Jl. Mariman Desa Teluk ditimbang sesuai dengan dosis
Papal, Kecamatan Bantan, Kabupaten yang telah ditentukan.
Bengkalis, Provinsi Riau. alat-alat Boster grotop yang sudah
yang digunakan selama penelitian
ditimbang, dilarutkan dengan
yaitu akuarium (60x40x30)
cm ,3 air secukupnya
Lalu pakan disemprotkan Keterangan: Huruf yang berbeda pada
menggunakan sprayer secara baris yang sama
merata. menunjukkan pengaruh
Langkah selanjutnya pakan yang berbeda nyata.
diangin-anginkan selama 30
menit dan pakan siap diberikan Hal ini disebabkan karena
ke ikan. jumlah boster grotop pada P3 dosis nya
Persiapan pakan dilakukan lebih banyak dibanding dengan
setiap kali pemberian pakan. perlakuan lain, sehingga ikan pada
Frekuensi pemberian pakan perlakuan P3 dapat memaksimalkan
dilakukan sebanyak 3 kali pertumbuhannya dan juga dikarenakan
dalam sehari. adanya pasokan energi yang
terkandung dalam pakan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dikonsumsi melebihi kebutuhan energi
yang dibutuhkan untuk pemeliharaan
Pertumbuhan Bobot Mutlak tubuh dan aktivitas tubuh lainnya,
Berdasarkan hasil pengamatan sehingga kelebihan energi tersebut
pertumbuhan bobot ikan nila merah dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Ini
dari awal penelitian hingga akhir sesuai dengan pernyataan Zonneveld et
penelitian maka didapatkan al. (1991) dalam Mulyadi (2011) yang
pertumbuhan bobot mutlak ikan nila menyatakan bahwa pertumbuhan
merah. Pada hasil pengamatan terjadi karena adanya kelebihan energi
menunjukkan perbedaan dimana yang berasal dari pakan setelah
rentang masing-masing bobot mutlak dikurangi oleh energi hasil
adalah 2,68 - 4,57 gram. Pertumbuhan metabolisme dan energi yang
bobot mutlak yang tertinggi terdapat terkandung dalam feses.
pada P3 dengan penambahan boster
grotop 20 gr/kg pakan yaitu sebesar Pertumbuhan Panjang Mutlak
4,57 gram dan hasil yang terendah Berdasarkan hasil pengamatan
pada perlakuan P0 yaitu sebesar 2,68 pertumbuhan panjang ikan nila merah
gram. Hasil pengamatan pertumbuhan dari awal penelitian sampai akhir
bobot mutlak setiap perlakuan dapat penelitian maka didapatkan
dilihat pada Tabel 1. pertumbuhan panjang mutlak ikan nila
Tabel 1. Pertumbuhan Bobot merah. Pada hasil pengamatan
Mutlak menunjukan perbedaan dimana rentang
Ikan Nila Merah Selama
Penelitian. masing-masing panjang mutlak adalah
Rata-rata 2,19 – 2,49 gram. Rata-rata
Pertumbuhan pertumbuhan panjang mutlak yang
Perlakuan tertinggi terdapat pada P3 yaitu sebesar
Bobot Mutlak
2,49 cm, dan diikuti dengan P2 dan P1
(gram)
Kontrol 2,68±0,27a yaitu 2,39 cm 2,34 cm, hasil terendah
10 gr/kg pakan 3,85±0,31b pada P0 (kontrol) yaitu sebesar 2,19
cm. Hasil pengamatan pertumbuhan
15 gr/kg pakan 4,14±0,42b
panjang mutlak setiap perlakuan dapat
20 gr/kg pakan 4,57±0,53b dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pertumbuhan Panjang Tabel 3. Laju Pertumbuhan Spesifik
Mutlak Ikan Nila Merah Ikan Nila Merah Selama
Selama Penelitian. Penelitian.
Rata-rata Rata-rata Laju
Pertumbuhan Perlakuan Pertumbuhan
Perlakuan
Panjang Mutlak Spesifik (%)
(cm) Kontrol 3.15±0,04a
Kontrol 2.19±0,12a 10 gr/kg pakan 4.24±0,48b
10 gr/kg 2.34±0,14ab 15 gr/kg pakan 4.64±0,95b
pakan 20 gr/kg pakan 4.68±0,38b
15 gr/kg 2.39±0,06ab Keterangan: Huruf yang berbeda pada
pakan
baris yang sama
20 gr/kg 2.49±0,09b menunjukkan pengaruh
pakan yang berbeda nyata.
Keterangan: Huruf yang berbeda pada Berdasarkan Tabel 3
baris yang sama menunjukkan bahwa laju pertumbuhan
menunjukkan pengaruh spesifik ikan nila merah berbeda
yang berbeda nyata. berbeda disetiap perlakuan, dimana
nilai tertinggi terdapat pada P3 dengan
Dari hasil uji analisis variansi pemberian dosis boster yang berbeda
(ANAVA) menunjukkan bahwa adanya
yaitu 4,68%, karena apabila
pengaruh nyata pada pertumbuhan panjang
mutlak ikan nila merah yang diberikan pertumbuhan bobot mutlak meningkat
dosis boster grotop yang berbeda (P<0,05). maka laju pertumbuhan harian juga
Hal ini disebabkan boster grotop yang akan meningkat. Nilai tertinggi
telah dicampurkan kedalam pakan selanjutnya diikuti pada P2 yaitu
mempunyai kandungan seperti protein 4,64%, selanjutnya perlakuan P1 yaitu
yang dicerna oleh ikan untuk kebutuhan 4,24% dan nilai terendah pada P0
energi dan pertumbuhan. (kontrol) yaitu 3,15%.
Laju pertumbuhan spesifik ikan
Laju Pertumbuhan Spesifik nila merah dipengaruhi oleh
Laju pertumbuhan spesifik ikan ketersediaan pakan dimana pada pakan
nila merah pada pengamatan yang sudah dicampur dengan boster grotop
dilakukan berkisar antara 3,15 % - 4,68 yang dapat membantu mempercepat
%, dimana nilai rata-rata laju pertumbuhan ikan nila merah.
pertumbuhan spesifik yang tertinggi Penelitian ini sejalan dengan hasil
pada P3 dengan pemberian dosis boster penelitian Hilda (2015) yang
grotop yang berbeda dan yang terendah menyatakan bahwa pemberian tepung
pada perlakuan P0 (kontrol) tanpa sebesar 30% berpengaruh nyata
pemberian boster grotop. Hasil terhadap laju pertumbuhan spesifik
pengamatan laju pertumbuhan spesifik ikan nila.
ikan nila merah pada setiap perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 3. Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan adalah nilai
perbandingan antara berat dengan
jumlah pakan yang dikonsumsi yang yang diberikan maka semakin baik
dinyatakan dalam persen (Mudjiman, efisiensi pakannya.
2000). Hal ini sangat berguna untuk Hal ini menunjukkan bahwa
membandingkan nilai pakan yang pemberian boster grotop dapat
mendukung pertambahan bobot ikan. menghasilkan tingkat efisiensi pakan
Efisiensi pakan dapat dipengaruhi oleh daripada perlakuan yang tidak diberi
beberapa faktor diantaranya pakan, boster grotop. Semakin tinggi nilai
jumlah pakan, spesies, ukuran ikan dan efisiensi pakan maka respon ikan
kualitas air. terhadap pakan tersebut maka semakin
Hasil perhitungan rata-rata baik yang ditunjukkan dengan
efisiensi pakan pada ikan uji selama pertumbuhan ikan yang cepat.
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
Rasio Konversi Pakan (FCR)
Tabel 4. Efisiensi Pakan Ikan Nila Rasio konversi pakan dapat
Merah Selama Penelitian. diartikan sebagai kemampuan spesies
Perlakuan Rata-rata akuakultur mengubah pakan menjadi
Efisiensi daging. Nilai konversi pakan
Pakan (%) menunjukkan bahwa sejauh mana
Kontrol 63.04±4,44a makanan efisien dimanfaatkan oleh
10 gr/kg pakan 94.33±6,15b ikan itu sendiri. Dari hasil penelitian
15 gr/kg pakan 93.10±5,26b ini data konversi pakan ikan nila
merah pada setiap perlakuan
20 gr/kg pakan 97.10±3,69b
menunjukkan perbedaan, untuk lebih
Keterangan: Huruf yang berbeda pada
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.
baris yang sama
menunjukkan pengaruh
Tabel 5. Rasio Konversi Pakan
yang berbeda nyata.
(FCR) Ikan Nila Merah Selama
Berdasarkan Tabel 4
menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi Penelitian.
pakan selama penelitian berkisar antara Perlakuan Rata-rata Rasio
63,04% - 97,10%. Dari tabel tersebut Konversi Pakan
dapat dilihat bahwa pada setiap (%)
perlakuan menunjukkan perbedaan Kontrol 1.59±0,11b
antar perlakuan dimana P3 10 gr/kg 1.06±0,06a
menghasilkan rata-rata efisiensi pakan
tertinggi yaitu 97,10%, kemudian 15 gr/kg 1.08±0,06a
diikuti P1 yaitu 94,33%, selanjutnya pakan
P2 yaitu 93,10% dan rata-rata efisiensi 20 gr/kg 1.03±0,04a
terendah terdapat pada P0 (kontrol) pakan
yaitu 63,04%. Hal ini sesuai dengan Keterangan: Huruf yang berbeda pada
pernyataan Djarijah (1995) bahwa baris yang sama
semakin besar perbandingan antara menunjukkan pengaruh
pertambahan bobot tubuh yang yang berbeda nyata.
dihasilkan dengan jumlah total pakan
Berdasarkan penelitian yang Keterangan: Huruf yang sama pada
dilakukan selama 35 hari, FCR baris yang sama
mengalami perbedaan kisaran antara menunjukkan tidak
1,59 – 1,03. Ini menunjukan adanya adanya perbedaan yang
pengaruh pemberian dosis boster nyata.
grotop yang berbeda dengan perlakuan Berdasarkan Tabel 6
tanpa pemberian boster grotop. Dari menunjukkan bahwa pemberian dosis
tabel diatas dapat dilihat bahwa FCR boster grotop yang berbeda
terendah pada perlakuan P3 dengan berpengaruh kepada tingkat
FCR 1,03 yang berarti untuk kelulushidupan (P<0,05). Dimana
menghasilkan 1 gram daging dapat dilihat nilai yang tertinggi
membutuhkan 1,03 gram. Pada P2 dan terdapat pada P1 98,33%, P3 96,67%,
P1 dengan FCR yaitu 1,08 dan 1,06. P2 93,33% dan yang terendah pada P1
Sedangkan FCR tertinggi pada P0 yaitu 88,33%. Kematian ikan terjadi
(kontrol) yaitu 1,59. pada awal-awal penelitian ini
disebabkan ikan kemungkinan
Kelulushidupan (SR) Ikan Nila mengalami stress saat dimasukkan
Merah dalam wadah pemeliharaan dan
Menurut Laksmana dalam penanganan saat terjadi sampling ikan.
Armiah (2010), faktor yang Tingkat kelangsungan hidup
mempengaruhi tinggi rendahnya ikan selama pemeliharaan tergolong
kelulushidupan ikan adalah faktor baik, hal ini dinyatakan oleh Husen
biotik antara lain kompetitor, (1985) dalam Kusnandar (2009) bahwa
kepadatan, populasi, umur, dan tingkat kelangsungan hidup > 50%
kemampuannya beradaptasi dengan tergolong baik, kelangsungan hidup
lingkungannya. Derajat kelulushidupan 30-
ikan nila merah selama penelitian pada 50% sedang dan kelangsungan hidup
masing-masing perlakuan dapat dilihat kurang dari 30% tidak baik.
pada Tabel 6.
Kualitas Air
Tabel 6. Kelulushidupan Ikan Nila Kualitas air merupakan salah
Merah Selama Penelitian. satu faktor yang sangat penting yang
Perlakuan Rata-rata Rasio mendukung pertumbuhan dan
Konversi kelangsungan hidup ikan. Kualitas air
Pakan (%) yang diukur selama penelitian adalah
Kontrol 98.33±2,88b suhu, oksigen terlarut (DO), pH, dan
TAN (NH3). Menurut Wardoyo (1981),
10 gr/kg 88.33±2,88a untuk mengolah sumberdaya perikanan
pakan dengan baik, maka salah satu faktor
15 gr/kg yang perlu diperhatikan adalah kualitas
93.33±5,77ab
pakan airnya. Hasil pengukuran dari masing-
20 gr/kg masing parameter kualitas air tersebut
96.67±2,88ab dapat dilihat pada Tabel 7.
pakan
Teabel 7. Kualitas Air Selama Penelitian.
Parameter yang diukur
Perlakuan o
Suhu ( C) DO (mg/L) pH NH3 (mg/L)
Kontrol 27-31 3,90-4,52 6-7 0,33-0,28

10 gr/kg pakan 27-31 3,20-4,40 6-7 0,32-0,20

15 gr/kg pakan 27-31 3,40-4,20 6-7 0,31-0,12


20 gr/kg pakan
27-31 3,60-4,10 6-7 0,25-0,08

Dari Tabel diatas dapat dilihat Pemberian dosis boster grotop terbaik
bahwa kualitas air selama penelitian dijumpai pada perlakuan P3 dengan
menunjukkan kualitas air yang dosis 20 gr/kg pakan dengan
tergolong baik untuk kegiatan pertumbuhan bobot mutlak 4,33 gram,
budidaya. Untuk suhu pada semua pertumbuhan panjang mutlak 2,49 cm,
perlakuan berkisar antara 27-31, dan kelulushidupan 96,67%. Kisaran
oksigen terlarut berkisar antara 3,90- kualitas air selama penelitian pada
4,52, pH berkisar antara 6-7, dan semua perlakuan yaitu suhu antara 27-
amoniak berkisar antara 0,33-0,28. 31, oksigen terlarut 3,20-4,52, pH 6-7,
Dari hasil kualitas air yang didapatkan dan amoniak 0,33-0,08. Nilai efisiensi
kelulushidupan yang tertinggi pada pakan terbaik ada pada perlakuan 20
perlakuan kontrol sedangkan amoniak gr/kg pakan sebesar 97,10 %.
pada kontrol ini tinggi yang mungkin
bisa menyebabkan kematian. Hal ini Saran
tidak berpengaruh dikarenakan jika Pada penelitian tentang
amoniak tinggi tetapi kandungan budidaya ikan nila merah boster grotop
oksigen terlarut didalam nya tinggi selanjutnya dapat menggunakan dosis
bisa mengurangi tingkat kematian. pemberian boster grotop terbaik 20
Menurut Hendrawati, R (2011), bahwa gr/kg pakan dengan perlakuan
angka mortalitas yang mencapai 30- frekuensi pemberian pakan yang
50% masih dianggap normal. berbeda sehingga nanti dapat informasi
yang berkelanjutan dikemudian hari
KESIMPULAN DAN SARAN tentang budidaya dengan pemberian
Kesimpulan boster grotop ini.
Pemeliharaan ikan nila merah
DAFTAR PUSTAKA
dengan pemberian dosis boster grotop
Affandi, R., Sjafei, D.S., Rahardjo,
yang berbeda memberikan pengaruh
M.F. dan Sulistiono. 1992.
terhadap laju pertumbuhan dan
Ikhtiologi. Departemen
kelulushidupan ikan nila merah.
Pendidikan dan
10

Kebudidayaan,IPB. Mas. Penerbit Kanisisus.


Avnimelech Y. 1999. Yogyakarta. 113 hlm.
Carbon/Nitrogen ratio as a
control element in aquaculture Djarijah, A. S. 1995. Nila Merah,
system.Aquaculture 176: 227- Pembenihan dan Pembesaran
235. Secara Intensif. Kanisius.
Yogyakarta: 87.
Afrianto, E dan Liviawaty. 2005.
Pengendalian Hama dan Effendi, I. 1997. Metode Biologi
Penyakit Ikan. Penerbit Perikanan. Fakultas Perikanan
Kanisius. Yogyakarta. 20 IPB. Bogor. 112 hlm.
halaman.
Hendrasaputro Robi. 2015. Pengaruh
Amri, K dan Khairuman. 2011. Buku Pemberian Viterna Plus
Pintar Budidaya 15 Ikan Dengan Dosis Berbeda Pada
Konsumsi. AgroMedia Pakan Terhadap
Pustaka. Jakarta. 268 hlm. Pertumbuhan Benih Ikan
Lele Sangkuriang di Balai
Amri, K dan Khairuman. 2008. Benih Ikan Kota Gorontalo.
Budidaya Ikan Nila Secara Jurnal Perikanan dan
Intensif. AgroMedia Kelautan. 3 (2) : 282-291
Pustaka. Jakarta. 250 hlm. Hilda Kemala Pasha.2015.
Ketercernaan Pakan Dengan
Avnimcleeh,Y., 2007, Feeding with Penambahan Tepung Bioflok
microbial flocs by tilapia in Dan Pengaruhnya Terhadap
minimal discharge bio-flocs Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila
technology ponds. Aquaculture Dan Ikan Mas.Institute
264,140-147. Pertanian Bogor.
Avnimelech, Y. and Ritvo, G. 2009. Kodri, K. 2013. Budidaya Nila Unggul.
Shrimp and fish pond soils: AgroMedia Pustaka. Jakarta
processes and management. Selatan. 148 hlm.
Aquaculture, 220: 549-567.
Lesmana, S.D. 2001. Kualitas Air
Badan Pengkajian dan Penerapan Untuk Ikan Hias Air Tawar.
Teknologi. 2011. BBPT Penebar Swadaya. Jakarta. 88
Kembangkan Ikan Nila halaman.
merah Untuk Berdayakan
600.000 Ha Tambak Mansyur, A., Tangko A.M 2008.
Terlantar. Artikel Teknologi Probiotik: Pemanfaatannya
Agroindustri dan Untuk Pakan Ikan
Bioteknologi. Berkualitas Rendah. Balai
Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Riset Perikanan Budidaya
Tawar. Ikan Gurami, Nila, Air Payau. Maros. Jurnal:
Media Akuakultur 3 (2): yang Diberi Cekaman Panas
145-149. dan Pakan yang
Disuplementasi Tepung
Mardjono, M. 2011. Laporan Kegiatan Daun Jaloh (Salix
BBPBAP Jepara Tahun tetrasperma Roxb). Jurnal
2011. BBPBAP Jepara. Medika Veterinaria, 7 (1) :
Jepara. 39-41.
Mardjono, M., M. Soleh., Lisa. R.,
Saparinto, C dan Susiana, R. 2011.
Agus, B., Aris, S., Subianto.,
Kiat Sukses Budidaya Ikan
Teguh, I. 2011. Produksi
Nila. Lily Publisher.
Calon Induk dan Benih Ikan
Yogyakarta.
Nila merah Unggul Melalui
168 hlm.
Pemeliharaan Dalam Media
Air Payau. Laporan SNI, 1994. Pengujian Kualitas Air
Kegiatan. BBPBAP Jepara. Sumber dan Limbah Cair.
15 hal. Direktorat Pengembangan
Laboratorium dan
Mudjiman, A. 2000.Makanan Ikan. Pengelolaan Data Badan
Penebar Swadaya. Jakarta:190. Pengendalian Dampak
Mulyadi, A.E. 2011. Pengaruh Lingkungan. Jakarta.
Pemberian Probiotik Pada
Subhan, R.Y. 2014.Penerapan Sistem
Pakan Komersial Terhadap
Resirkulasi Pada Proses
Laju Pertumbuhan Ikan
Domestikasi Ikan Juaro, Skripsi
Patin Siam (Pangasius
Fakultas Perikanan dan Ilmu
hipoptalamus). Skripsi.
Kelautan Universitas Riau.
Fakultas Perikanan dan
Pekanbaru.
Kelautan. Universitas
Pajajaran. Jatinangor. Susanto, H. 2007. Budidaya Ikan di
Pekarangan. Penebar
Pariyanti, F. 2007. Pengaruh
Swakarya. Jakarta. 88 hlm.
Penambahan Suplemen
Viterna Dalam Pakan Suyanto, R. 2003. Nila. Penebar
Terhadap Laju Pertumbuhan Swadaya. Jakarta. 105 hlm.
dan Rasio Konversi Pakan
Lobster Air Tawar (cherax Wiadnya et al. 2000. Periode
quadricarinatus). Skripsi. Pemberian Pakan yang
Jurusan Perikanan. Fakultas Mengandung Kitin untuk
Peternakan – Perikanan. Memacu Pertumbuhan dan
Universitas Muhammadiyah Produksi Ikan Gurame
Malang. (Osphronemus gouramy) .
Jurnal Penelitian Indonesia,
Safitri, D., Sugito., Sumarti, S. 2013. 6 (2) : 62-67.
Kadar Hemoglobin Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Yousefian, M. dan M. S. Amiri. 2009.
A Review of the Use Of
Prebiotic in aquaculture for Zonneveld, N, et al.. 1991. Budidaya
fish and shrimp. African Ikan. Gramedia : Jakarta.
Journal of Biotechnology. 8
(25) : 7313-7318.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy