Obturator Prosthesis To Rehabilitate Maxillary Defect On Cleft Palate and Kennedy Clas Iii Patient

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Hidayat 136

OBTURATOR PROSTHESIS TO REHABILITATE MAXILLARY DEFECT ON CLEFT


PALATE AND KENNEDY CLAS III PATIENT

Rahmat Hidayat*

Keywords: ABSTRACT
obturator, cleft
palate and gingiva, Background: Cleft palate leads to oroantral communication and also
rehabilitation malformations of the palate and agenese of teeth adjacent to the defect. Abnormal
defect closure was done by replacing the hard, soft tissues and missing teeth
using an intraoral maxillofacial prosthesis called obturator. Purpose: Assess the
use of prosthetic rehabilitation using frame obturator combination with acrylic
resin on patient’s palatum defect to restore esthetic, speech, swallowing,
mastication functions.
Case: 23 years old male patient with chief complaint palatum defect that cause
nasal voice. Intraoral examination revealed a large palate defect in the right of
palatum durum segment, also defect on left labial gingiva, and missing teeth in
13, 15, 16, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 35, 36, 45, 46.
Case Management: Obturator was made to cover defect of palate and replace
missing teeth. Impression was taken with hydrocoloid irreversible and gauze
that cover the defect to avoid alginate entering nasal cavity. Insertion of obturator
showed cleft palate was covered well by frame combination with acrylic resin
base. The retention, stabilization and occlusion were good, nasal voice was
reduced, defect on left labial gingiva were covered by labial wing.
Discussion: Patient was satisfied because nasal voice was reduced, estethic,
mastication and swallowing function were restored, also. Patient can clean and
use obturator easily.
Conclusion: Frame obturator in patient’s palate defect can reduce nasal voice,
restore esthetic, swallowing and mastication functions.

PENDAHULUAN celah bibir dan palatum. Insidensi celah bibir


dan palatum di Eropa sekitar 1 : 700 kelahiran,
Celah yang terjadi pada bibir dan palatum sedangkan di Asia lebih tinggi lagi yaitu 1 : 500
di rongga mulut merupakan defek kongenital kelahiran. Penyebab pasti kelainan ini belum
akibat jaringan mulut tidak terbentuk diketahui, namun diperkirakan karena faktor
sempurna selama perkembangan janin. Hal genetik dan lingkungan.2
ini menyebabkan terjadinya hubungan antara Veau, mengklasifikasikan celah bibir dan
rongga hidung dan mulut serta malformasi palatum menjadi 4 kelompok:3
dan agenesis gigi yang berdekatan dengan 1. Celah pada palatum lunak saja,
celah. Celah palatum menyebabkan kesulitan 2. Celah pada palatum lunak dan keras yang
mengunyah, bernapas, dan berbicara serta meluas kedepan sampai ke foramen insisif,
mengganggu estetis dan psikologis pasien.1 3. Celah pada bibir dan palatum unilateral
Celah bibir dan palatum terjadi karena komplit mulai dari uvula, palatum lunak
kegagalan prosesus fasialis untuk bersatu dan keras, sampai ke tulang alveolar dan
pada saat proses pembentukan wajah di usia bibir pada satu sisi
janin 5 – 10 minggu. Sekitar 65% anomali yang 4. Celah pada bibir dan palatum bilateral dari
umum terjadi di daerah kepala dan leher adalah uvula, palatum lunak dan keras, sampai ke
*Department of prosthodonsia, Faculty of dentistry, Universitas Islam Sultan
Korespondensi: drg.rahmathidayat@gmail.com

ODONTO Dental Journal. Volume 4. Nomer 2. Desember 2017


OBTURATOR PROSTHESIS TO REHABILITATE MAXILLARY DEFECT ON
137 CLEFT PALATE AND KENNEDY CLAS III PATIENT

tulang alveolar dan bibir pada kedua sisi. dan kekuatan karena obturator berfungsi juga
Penutupan celah abnormal dilakukan mendukung gigi tiruan yang menggantikan gigi
dengan menggantikan jaringan keras, lunak, yang hilang pada bagian anterior dan posterior
dan gigi yang hilang menggunakan protesa yang menerima beban pengunyahan yang
maksilofasial intraoral yaitu obturator.4 besar.7
Obturator merupakan suatu alat yang Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini
digunakan untuk menutup celah langit – langit, adalah untuk mengkaji perawataan obturator
membantu penelanan, memperbaiki fungsi definitif kerangka logam pada pasien dengan
bicara sehingga dapat menghindari sengau celah palatum dan kehilangann gigi pada
atau desis, mempertahankan lebar lengkung rahang atas daan bawah.
maksila dan susunan gigi serta memperbaiki
pertumbuhan palatum.5 KASUS
Da Breo dkk, 1990, mengatakan bahwa
syarat dari obturator harus memenuhi 3 tujuan, Pasien laki – laki berusia 23 tahun datang
yaitu : membentuk oral seal yang baik sehingga dengan keluhan suara sengau, terdapat celah
membuat fungsi penelanan dan bicara efektif, di langit – langit mulut dan banyak gigi yang
memberi dukungan retensi dan stabilisasi hilang pada rahang atas dan rahang bawah
bagi protesa serta memperbaiki bentuk muka sehingga pasien merasa terganggu fungsi
setelah kehilangan sebagian tulang fasial. Hal pengunyahan, bicara, dan estetiknya. Pada
ini akan sangat membantu secara psikologis.6 pemeriksaan ekstra oral diperoleh bentuk
Obturator dengan kerangka logam dibuat wajah oval, profil lurus, dan bibir atas asimetris
atas dasar pertimbangan untuk kenyamanan karena terdapat defek pasca operasi celah

ODONTO Dental Journal. Volume 4. Nomer 2. Desember 2017


Hidayat 138

bibir (Gambar 1 dan 2). Pemeriksaan intra


menunjukkan celah langit – langit pada midline TATALAKSANA KASUS
palatum meluas sampai ke tulang alveolar
regio sinistra, serta terdapat kehilangan gigi Setelah melalui diskusi dengan pasien
13, 15, 16, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 35, 36, 45, 46. akhirnya disetujui untuk pembuatan protesa
Celah langit – langit tidak menunjukkan tanda obturator kerangka logam dengan kombinasi
– tanda peradangan dan infeksi serta daerah resin akrilik untuk merehabilitassi defek pada
disekitarnya tampak normal serta kebersihan palatum dan mengganti gigi yang hilang
rongga mulut pasien masuk kategori baik. pad rahang atas dan gigi tiruan sebagian
(Gambar 3, 4, dan 5) (GTS) kerangka logam untuk rahang bawah.
Riwayat perawatan gigi pasien pernah Sebelum memulai perawatan, pasien terlebih
menjalani operasi penutupan celah bibir dan dahulu diminta untuk menandatangi informed
palatum oleh dokter gigi spesialis bedah consent.
mulut, pernah dirawat orthodonsi cekat untuk Pada kunjungan pertama dilakukan
memperbaiki inklinasi giginya, dan pecabutan pencetakan model studi dengan bahan
gigi. Riwayat kesehatan umum baik dan tidak cetak hidrokoloid irreversible menggunakan
memiliki penyakit sistemik perforated stock tray. Sebelum bahan cetak
Pada pemeriksaan rdiografis dengan foto dimasukkan kedalam mulut, pada sisi defek
panoramik diperoleh gambaran tulang maksila diberi kain kassa untuk menahan agar bahan
yang menghilang di regio kiri menunjukkan cetak tidak masuk ke hidung. Hasil cetakan
terdapat defek pada tulang maksila di regio rahang atas tampak bahan cetak yang
tersebut. Tampak juga gambaran radiograf menonjol menandakan bahan cetak masuk
daerah yang tidak bergigi. (Gambar 6) kedalam defek dan mencetak bentuk defeknya

ODONTO Dental Journal. Volume 4. Nomer 2. Desember 2017


OBTURATOR PROSTHESIS TO REHABILITATE MAXILLARY DEFECT ON
139 CLEFT PALATE AND KENNEDY CLAS III PATIENT

(Gambar 7 dan 8). Kemudian cetakan ini diisi untuk rahang bawah menggunakan lingual bar
dengan stone gips untuk mendapatkan hasil (Gambar 9 dan 10).
positifnya. Kemudian dilanjutkan dengan tahap Pada kunjungan ketiga, setelah frame
pembuatan desain gigi tiruan. kerangka logam dan galangan gigitnya
Pada kunjungan kedua dilakukan jadi, dilakukan try in frame atau percobaan
pencetakan model kerja dengan cara yang sama kerangka logam dan mencari hubungan
seperti mencetak model studi. Setelah didapat rahang atas dan rahang bawah atau maksilo
hasil cetakan model kerja dilakuan pengecoran mandibula relationship (MMR) dengan metode
dengan dental stone. Model kerja yang didapat Willis. Dalam metode Willis dimensi vertikal
dilakukan surveying untuk mendapatkan arah oklusi pasien didapat dari jarak hidung –
pemasangan gigi tiruan kerangka logam. dagu sama dengan jarak pupil – sudut mulut
Kemudian model kerja dan desain gigi tiruan dikurangi 2 mm (HD = PM – 2). Pada tahap
dikirim ke dental laboratorium untuk dibuat ini juga diperiksa arah masuk dan keluar
frame kerangka logam dan galangan gigitnya. frame kerangka logam. Setalah didapatkan
Pada rahang atas menggunakan penahan hubungan rahang atas dan bawah yang benar,
langsung cengkram akers pada gigi 14, 17 dan frame beserta galangan gigitnya difiksasi dan
double akers gigi 27, 28. Pada rahang bawah dipindahkan ke model kerja kemudian ditanam
menggunakan penahan langsung cengkram pada artikulator. Penyusunan gigi dilakukan
akers pada gigi 34, 37, 44, 47. Konektor mayor di artikulator rata – rata, dengan warna gigi
rahang atas menggunakan kerangka logam anasir A3 (Gambar 11).
full plate palatum dengan modifikasi mess Pada kunjungan keempat dilakukan try in
yang meluas kedaerah celah palatum. dan atau percobaan protesa malam obturaator

ODONTO Dental Journal. Volume 4. Nomer 2. Desember 2017


Hidayat 140

dan gigi tiruan (Gambar 12). Pada tahap ini oklusi, fonetik bertambah jelas dibandingkan
dilakukan pemeriksaan retensi, stabilisasi, tidak memakai obturator, estetis senyum
oklusi, artikulasi, fonetik dan estetis dari pasien juga menjadi sangat baik (Gambar
gigi tiruan. Tujuan pemeriksaan ini untuk 14). Kemudian pasien diberikan instruksi cara
memastikan gigi tiruan mampu menahan gaya memasang dan melepas gigi tiruan dan cara
– gaya yang dapat melepasnya baik pada memelihara dan merawat gigi tiruan. Untuk
saat diam maupun saat berfungsi. Selain itu adaptasi awal pasien memakai gigi tiruan
dipastikan tidak ada kontak prematur pada selama 1 x 24 jam, kemudian setelahnya gigi
saat oklusi dan artikulasi serta pemeriksaan tiruan dilepas setiap malam menjelang tidur
fonetik berupa kejelasan pengucapan kata. dan ditaruh dalam tempat berisi air. Pasien
Setelah gigi tiruan dapat berfungsi dengan diinstruksikan untuk kontrol satu minggu
baik dan pasien setuju, protesa malam dikirim berikutnya,
ke dental labortorium untuk prosesing. Pada saat kontrol pasien dilakukan
Pada kunjungan kelima adalah tahap pemeriksaan subjektif dan objektif.
insersi obturaor dan GTS pasien (Gambar 13). Pemeriksaan subjektif pada pasien tidak
Dilakukan pemeriksaan retensi, stabilisasi, ada keluhan nyeri dan dapat menggigit dan
oklusi, fonetik dan estetis. Obturator tidak lepas mengunyah dengan lebih baik. Pasien juga
pada saat berfungsi menunjukkan retensi dan dapat berkomuniksi dengan suara yang lebih
stabilitas baik, pemeriksaan oklusi dan dengan jelas dan merasa lebih meningkat rasa percaya
articulating paper tidak terdapat traumatik dirinya. Pemeriksaan objektif tidak ditemukan

ODONTO Dental Journal. Volume 4. Nomer 2. Desember 2017


OBTURATOR PROSTHESIS TO REHABILITATE MAXILLARY DEFECT ON
141 CLEFT PALATE AND KENNEDY CLAS III PATIENT

Gambar 15. Foto setelah perawatan

peradangan jaringan lunak akibat pemakaian dan kekuatan karena obturator berfungsi juga
gigi tiruan. Selain itu retensi, stabilisasi, oklusi, mendukung gigi tiruan yang menggantikan
artikulasi, dan fonetik baik. Tampilan estetis gigi yang hilang pada bagian anterior dan
dari obturator baik karena data menuup posterior yang menerima beban pengunyahan
defek pada regiobukal kiri yang terlihat jika yang besar. Pembuatan obturator definitif
pasien tersenyum. Foto sebelum dan sesudah menggunakan bulb yang diperluas ke dalam
perawatan terlihat pada gambar 15 dan16. defek untuk menutup defek secara maksimal
dan juga dapat dimanfaatkan untuk menambah
DISKUSI retensi dan stabilisasi protesa.9
Prinsip dasar dalam pembuatan obturator
Obturator merupakan protesa maksilofasial definitif tergantung dari kondisi defek dan yang
yang dibuat untuk merehabilitasi maksilofasial memberikan manfaat paling besar pada fungsi
sehingga pasien dapat hidup normal guna dan kenyamanan.10 Perlunya dipertimbangkan
mengembalikan fungsi bicara, mengunyah ukuran dan lokasi defek, jumlah dan posisi gigi
dan membantu proses penyembuhan trauma yang tersisa, dan distribusi beban maksimal
psikologis penderita. Untuk membantu untuk mendukung obturator. Hal ini dapat
mengurangi penderitaan pasien, maka dilakukan dengan melibatkan banyak gigi yang
sebaiknya segera dibuatkan protesa untuk tersisa, menggunakan sandaran oklusal atau
merehabilitasi keadaan pasien yang dalam hal singulum, dan perluasan plat kerangka logam
ini dibuatkan obturator.8 seluas mungkin.11
Klasifikasi defek pada kasus ini adalah Obturator definitif pada kasus ini
Kelas III Veau.3 Sedangkan klasifikasi daerah menggunakan desain cengkeram quadrilateral
tidak bergigi menurut Kennedy adalah Kelas III yaitu cengkeram diletakkan pada 4 gigi
modifikasi 3 dan menurut Apllegate Kennedy penyangga. Gigi-gigi yang digunakan sebagai
Kelas III modifikasi 2A 1AP. Dukungan gigi penyangga adalah gigi 14, 17, 27, dan 28. Gigi
tiruan menggunakan dukungan kombinasi ini dipilih karena memiliki mahkota yang besar
antara mukosa dan gigi karena defect di dan permukaan akar yang luas. Konektor mayor
sebelah kiri. Gigi – gigi yang dapat digunakan yang digunakan adalah plat palatum kerangka
sebagai pegangan cengkeram adalah gigi 14, logam desain bilateral dengan perluasan mess
17, 27, 28. ke daerah defek untuk retensi resin akrilik
Obturator dengan kerangka logam dibuat yang masuk ke dalam defek. Hal ini sesuai
atas dasar pertimbangan untuk kenyamanan dengan Principles Concepts and Practice

ODONTO Dental Journal. Volume 4. Nomer 2. Desember 2017


Hidayat 142

in Prosthodontics (1995) yang menyatakan of Osteogenic Sarcoma of the Maxilla, J. Prosthet


Dent. 63 (3) : 316 – 319, C.V. Mosby Co., St. Louis;
ekstensi ke arah defek dapat menambah 1990
retensi dan stabilisasi dari obturator.12 7. Parr R. Gregory, Gregory E. Tharp, Arthur O. Rahn.
Prosthodontic Principlesin in Framework Design
Evaluasi pasien setelah menggunakan of Maxillary Obturtor Prostheses. J Prosthet Dent.
protesa obturator kerangka logam kombinasi 1989; 62: 205-12.
8. Nardhyanto, Chandra, H., Henni. K dan Slamet, R.
resin akrilik menunjukkan adanya perbaikan Penanganan Kasus Maksilektomi dengan Obturator
fungsi fonetik, estetik, pengunyahan, serta secara interdisiplin. Kumpulan Makalah KPPIKG ke
XI FKG UI, Jakarta. 1997. h. 192 – 197.
penelanan. Hal ini sesuai dengan penelitian 9. Kim EK, Khang SK, Lee TJ, Kim TG. Clinical features
oleh Kapoor et al. pada tahun 2015 yang of the microform cleft lip and the ultrastructural
characteristics of the orbicularis oris muscle. Cleft
menyatakan penggunaan obturator dapat
Palate Craniofac. J. 2010. 47 (3): 297–302.
meningkatkan fungsi estetik, fonetik dan 10. Taylor TD. Clinical Maxillofacial Prosthetics,
Quintessence Publishing Co, Inc, Illinois; 2006. p.
mastikasi pasien.13 Penggunaan obturator
113
pada kasus celah langit – langit memberikan 11. Depprich RA, Hanschel JG, Meyer U, Meissner
peningkatan fungsi fonetik pasien karena G. Comparison of Prevalence of Microorganisme
on Titanium and Silicone/Polymethyl Methacrylate
suara sengau pasien berkurang dan bicara Obturators Used for Rehabilitation of Maxillary
pasien menjadi lebih jelas. Defects. J. Prosthet Dent. 2008. 99 : 400-405
12. Owall B, Kayser AF, Carlsson GE. Prosthodontics
Principles and Management Strategies. Mosby-
KESIMPULAN Wolfe, Spain; 1996.
13. Kapoor K, Harshakumar K, Lylajam S, Joy PT.
Prosthetic Rehabilitation of a Treated Cleft Palate
Obturator kerangka logam dengan Patient by Using an Overlay Denture with Twin
Occlusion: A Case Report. International Journal of
kombinasi resin akrilik pada pasien celah Scientific Study. 2015. 3(3): 1-4.
palatum mengurangi suara sengau,
mengembalikan fungsi estetik, penelanan, dan
pengunyahan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Husham A, Bokhari F, Salim SA. Prosthetic


Management of Cleft lip and Palate Patient with
Oronasal Communication - A Case Report, Dental
Tribune Middle East & Africa Edition. 2013. 3:14-15
2. Shah Syed Nasir, Mariya K, Muhammad SK. A
Review of Classification Systems for Cleft Lip and
Palate Patients-I. Morphological Classification,
JKCD. 2011. Vol.1, No.2
3. Marrinan EM, Labrie RA. Velopharyngeal function
in nonsyndromic cleft palate: relevance of surgical
technique, age at repair and cleft type. Cleft Palate
Craniofacial Journal. 1998. 35: 95-100
4. Martí SS, Tessore DM, Henar TE. Prosthetic
assessment in cleft lip and palate patients: A case
report with oronasal communication. Med Oral Patol
Oral Cir Bucal. 2006. 11:E493-6.
5. Cooper HK. Cleft palate and Cleft lip: A team
Approach to Clinical management and Rehabilitation
of the Patient, WB Saunders Co, Toronto; 1979.
6. Da Breo, E.L., Chalian, V.a., Lingeman, R. dan
Reisbick, H.M. Prosthetic and Surgical Management

ODONTO Dental Journal. Volume 4. Nomer 2. Desember 2017

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy