Obturator Prosthesis To Rehabilitate Maxillary Defect On Cleft Palate and Kennedy Clas Iii Patient
Obturator Prosthesis To Rehabilitate Maxillary Defect On Cleft Palate and Kennedy Clas Iii Patient
Obturator Prosthesis To Rehabilitate Maxillary Defect On Cleft Palate and Kennedy Clas Iii Patient
Rahmat Hidayat*
Keywords: ABSTRACT
obturator, cleft
palate and gingiva, Background: Cleft palate leads to oroantral communication and also
rehabilitation malformations of the palate and agenese of teeth adjacent to the defect. Abnormal
defect closure was done by replacing the hard, soft tissues and missing teeth
using an intraoral maxillofacial prosthesis called obturator. Purpose: Assess the
use of prosthetic rehabilitation using frame obturator combination with acrylic
resin on patient’s palatum defect to restore esthetic, speech, swallowing,
mastication functions.
Case: 23 years old male patient with chief complaint palatum defect that cause
nasal voice. Intraoral examination revealed a large palate defect in the right of
palatum durum segment, also defect on left labial gingiva, and missing teeth in
13, 15, 16, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 35, 36, 45, 46.
Case Management: Obturator was made to cover defect of palate and replace
missing teeth. Impression was taken with hydrocoloid irreversible and gauze
that cover the defect to avoid alginate entering nasal cavity. Insertion of obturator
showed cleft palate was covered well by frame combination with acrylic resin
base. The retention, stabilization and occlusion were good, nasal voice was
reduced, defect on left labial gingiva were covered by labial wing.
Discussion: Patient was satisfied because nasal voice was reduced, estethic,
mastication and swallowing function were restored, also. Patient can clean and
use obturator easily.
Conclusion: Frame obturator in patient’s palate defect can reduce nasal voice,
restore esthetic, swallowing and mastication functions.
tulang alveolar dan bibir pada kedua sisi. dan kekuatan karena obturator berfungsi juga
Penutupan celah abnormal dilakukan mendukung gigi tiruan yang menggantikan gigi
dengan menggantikan jaringan keras, lunak, yang hilang pada bagian anterior dan posterior
dan gigi yang hilang menggunakan protesa yang menerima beban pengunyahan yang
maksilofasial intraoral yaitu obturator.4 besar.7
Obturator merupakan suatu alat yang Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini
digunakan untuk menutup celah langit – langit, adalah untuk mengkaji perawataan obturator
membantu penelanan, memperbaiki fungsi definitif kerangka logam pada pasien dengan
bicara sehingga dapat menghindari sengau celah palatum dan kehilangann gigi pada
atau desis, mempertahankan lebar lengkung rahang atas daan bawah.
maksila dan susunan gigi serta memperbaiki
pertumbuhan palatum.5 KASUS
Da Breo dkk, 1990, mengatakan bahwa
syarat dari obturator harus memenuhi 3 tujuan, Pasien laki – laki berusia 23 tahun datang
yaitu : membentuk oral seal yang baik sehingga dengan keluhan suara sengau, terdapat celah
membuat fungsi penelanan dan bicara efektif, di langit – langit mulut dan banyak gigi yang
memberi dukungan retensi dan stabilisasi hilang pada rahang atas dan rahang bawah
bagi protesa serta memperbaiki bentuk muka sehingga pasien merasa terganggu fungsi
setelah kehilangan sebagian tulang fasial. Hal pengunyahan, bicara, dan estetiknya. Pada
ini akan sangat membantu secara psikologis.6 pemeriksaan ekstra oral diperoleh bentuk
Obturator dengan kerangka logam dibuat wajah oval, profil lurus, dan bibir atas asimetris
atas dasar pertimbangan untuk kenyamanan karena terdapat defek pasca operasi celah
(Gambar 7 dan 8). Kemudian cetakan ini diisi untuk rahang bawah menggunakan lingual bar
dengan stone gips untuk mendapatkan hasil (Gambar 9 dan 10).
positifnya. Kemudian dilanjutkan dengan tahap Pada kunjungan ketiga, setelah frame
pembuatan desain gigi tiruan. kerangka logam dan galangan gigitnya
Pada kunjungan kedua dilakukan jadi, dilakukan try in frame atau percobaan
pencetakan model kerja dengan cara yang sama kerangka logam dan mencari hubungan
seperti mencetak model studi. Setelah didapat rahang atas dan rahang bawah atau maksilo
hasil cetakan model kerja dilakuan pengecoran mandibula relationship (MMR) dengan metode
dengan dental stone. Model kerja yang didapat Willis. Dalam metode Willis dimensi vertikal
dilakukan surveying untuk mendapatkan arah oklusi pasien didapat dari jarak hidung –
pemasangan gigi tiruan kerangka logam. dagu sama dengan jarak pupil – sudut mulut
Kemudian model kerja dan desain gigi tiruan dikurangi 2 mm (HD = PM – 2). Pada tahap
dikirim ke dental laboratorium untuk dibuat ini juga diperiksa arah masuk dan keluar
frame kerangka logam dan galangan gigitnya. frame kerangka logam. Setalah didapatkan
Pada rahang atas menggunakan penahan hubungan rahang atas dan bawah yang benar,
langsung cengkram akers pada gigi 14, 17 dan frame beserta galangan gigitnya difiksasi dan
double akers gigi 27, 28. Pada rahang bawah dipindahkan ke model kerja kemudian ditanam
menggunakan penahan langsung cengkram pada artikulator. Penyusunan gigi dilakukan
akers pada gigi 34, 37, 44, 47. Konektor mayor di artikulator rata – rata, dengan warna gigi
rahang atas menggunakan kerangka logam anasir A3 (Gambar 11).
full plate palatum dengan modifikasi mess Pada kunjungan keempat dilakukan try in
yang meluas kedaerah celah palatum. dan atau percobaan protesa malam obturaator
dan gigi tiruan (Gambar 12). Pada tahap ini oklusi, fonetik bertambah jelas dibandingkan
dilakukan pemeriksaan retensi, stabilisasi, tidak memakai obturator, estetis senyum
oklusi, artikulasi, fonetik dan estetis dari pasien juga menjadi sangat baik (Gambar
gigi tiruan. Tujuan pemeriksaan ini untuk 14). Kemudian pasien diberikan instruksi cara
memastikan gigi tiruan mampu menahan gaya memasang dan melepas gigi tiruan dan cara
– gaya yang dapat melepasnya baik pada memelihara dan merawat gigi tiruan. Untuk
saat diam maupun saat berfungsi. Selain itu adaptasi awal pasien memakai gigi tiruan
dipastikan tidak ada kontak prematur pada selama 1 x 24 jam, kemudian setelahnya gigi
saat oklusi dan artikulasi serta pemeriksaan tiruan dilepas setiap malam menjelang tidur
fonetik berupa kejelasan pengucapan kata. dan ditaruh dalam tempat berisi air. Pasien
Setelah gigi tiruan dapat berfungsi dengan diinstruksikan untuk kontrol satu minggu
baik dan pasien setuju, protesa malam dikirim berikutnya,
ke dental labortorium untuk prosesing. Pada saat kontrol pasien dilakukan
Pada kunjungan kelima adalah tahap pemeriksaan subjektif dan objektif.
insersi obturaor dan GTS pasien (Gambar 13). Pemeriksaan subjektif pada pasien tidak
Dilakukan pemeriksaan retensi, stabilisasi, ada keluhan nyeri dan dapat menggigit dan
oklusi, fonetik dan estetis. Obturator tidak lepas mengunyah dengan lebih baik. Pasien juga
pada saat berfungsi menunjukkan retensi dan dapat berkomuniksi dengan suara yang lebih
stabilitas baik, pemeriksaan oklusi dan dengan jelas dan merasa lebih meningkat rasa percaya
articulating paper tidak terdapat traumatik dirinya. Pemeriksaan objektif tidak ditemukan
peradangan jaringan lunak akibat pemakaian dan kekuatan karena obturator berfungsi juga
gigi tiruan. Selain itu retensi, stabilisasi, oklusi, mendukung gigi tiruan yang menggantikan
artikulasi, dan fonetik baik. Tampilan estetis gigi yang hilang pada bagian anterior dan
dari obturator baik karena data menuup posterior yang menerima beban pengunyahan
defek pada regiobukal kiri yang terlihat jika yang besar. Pembuatan obturator definitif
pasien tersenyum. Foto sebelum dan sesudah menggunakan bulb yang diperluas ke dalam
perawatan terlihat pada gambar 15 dan16. defek untuk menutup defek secara maksimal
dan juga dapat dimanfaatkan untuk menambah
DISKUSI retensi dan stabilisasi protesa.9
Prinsip dasar dalam pembuatan obturator
Obturator merupakan protesa maksilofasial definitif tergantung dari kondisi defek dan yang
yang dibuat untuk merehabilitasi maksilofasial memberikan manfaat paling besar pada fungsi
sehingga pasien dapat hidup normal guna dan kenyamanan.10 Perlunya dipertimbangkan
mengembalikan fungsi bicara, mengunyah ukuran dan lokasi defek, jumlah dan posisi gigi
dan membantu proses penyembuhan trauma yang tersisa, dan distribusi beban maksimal
psikologis penderita. Untuk membantu untuk mendukung obturator. Hal ini dapat
mengurangi penderitaan pasien, maka dilakukan dengan melibatkan banyak gigi yang
sebaiknya segera dibuatkan protesa untuk tersisa, menggunakan sandaran oklusal atau
merehabilitasi keadaan pasien yang dalam hal singulum, dan perluasan plat kerangka logam
ini dibuatkan obturator.8 seluas mungkin.11
Klasifikasi defek pada kasus ini adalah Obturator definitif pada kasus ini
Kelas III Veau.3 Sedangkan klasifikasi daerah menggunakan desain cengkeram quadrilateral
tidak bergigi menurut Kennedy adalah Kelas III yaitu cengkeram diletakkan pada 4 gigi
modifikasi 3 dan menurut Apllegate Kennedy penyangga. Gigi-gigi yang digunakan sebagai
Kelas III modifikasi 2A 1AP. Dukungan gigi penyangga adalah gigi 14, 17, 27, dan 28. Gigi
tiruan menggunakan dukungan kombinasi ini dipilih karena memiliki mahkota yang besar
antara mukosa dan gigi karena defect di dan permukaan akar yang luas. Konektor mayor
sebelah kiri. Gigi – gigi yang dapat digunakan yang digunakan adalah plat palatum kerangka
sebagai pegangan cengkeram adalah gigi 14, logam desain bilateral dengan perluasan mess
17, 27, 28. ke daerah defek untuk retensi resin akrilik
Obturator dengan kerangka logam dibuat yang masuk ke dalam defek. Hal ini sesuai
atas dasar pertimbangan untuk kenyamanan dengan Principles Concepts and Practice
DAFTAR PUSTAKA