Jurnal Anfar 2
Jurnal Anfar 2
Jurnal Anfar 2
net/publication/308983005
CITATIONS READS
0 1,257
10 authors, including:
Nelly Wahyuni
Tanjungpura University
14 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Electrical Performance and Effect of Frequency Electromagnetic Waves on Subterranean Termites Coptotermes curvignathus Holmgren View project
All content following this page was uploaded by Nelly Wahyuni on 11 October 2016.
Nelly Wahyuni
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Jl. Jend. A Yani, Pontianak, 78124, telp/fax 0561-577963
E-mail: nelly_kimiauntan@yahoo.co.id
Abstrak
ABSTRACT
Modification of kaolin clay from Capkala, Bengkayang by benzalconium chloride as
surfactant has been performed by mixing kaolin with surfactant for 8 hours through
agitation at 150 rpm. The modification was carried out in several variations of surfactant
concentration and activation temperature. The modified kaolin was characterized by using
Infrared Spectrophotometer (IR). The infrared spectra exhibited absorption of symmetrical
C-H vibration from CH2 functional group, which indicated the existence of surfactant in the
kaolin. Adsorption test for chloride ion resulted that the kaolin was optimally modified by
using a concentration of 2,5 x 10-2 M for surfactant concentration with activation
temperature at 250oC, giving a result of 23,33% of the chloride ion being absorbed.
modifikasi diawali dengan memanaskan rpm. Setelah itu, endapan disaring dan
dalam kaolin : NaOH) pada temperatur terikat pada kaolin, ditentukan dengan uji
Gambar 4. Spektrum IR kaolin alam (A) kaolin preparasi (B) dan kaolin termodifikasi
surfaktan (C)
Gambar 5 Spektra IR kaolin termodifikasi pada temperatur 250oC dengan variasi konsentrasi (A)
2,5 x 10-3 M (B) 5 x 10-3 M (C) 1 x 10-2 M (D) 2,5 x 10-2 M.
o
Hal ini dibuktikan pada Gambar 5A, Pada pemanasan temperatur 150 C
-3
diperkirakan pada konsentrasi 2,5 x 10 muncul dua puncak pada bilangan
M surfaktan yang terikat berupa gelombang 2923,9 cm-1 dan 2854,5 cm-1
monolayer yang tertata rapi dan seperti pada Gambar 6.A. Kedua puncak
menggantikan Na+. Puncak pada ini merupakan daerah vibrasi yang
-1
bilangan 2923,9 cm ini diperkirakan dimiliki oleh surfaktan BKC. Puncak
berasal dari surfaktan yang terikat dalam 2923,9 cm-1 merupakan daerah vibrasi
struktur kaolin melalui pertukaran ion ulur C-H simetri seperti yang telah
+
dengan Na . Konsentrasi yang rendah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan
+ -1
mengakibatkan jumlah Na tertukar juga puncak 2854,5 cm merupakan daerah
rendah. Intensitas puncak di bilangan vibrasi ulur C-H asimetri (Wahyuni, dkk.,
-1
gelombang 2923,9 cm lebih rendah 2004). Keberadaan kedua puncak ini
-
dibandingkan dengan konsentrasi 1 x 10 mengindikasikan surfaktan yang terikat
2
M dan 2,5 x 10-2 M. Intensitas puncak lebih banyak dibandingkan dengan
-1
di bilangan gelombang 2923,9 cm pada pemanasan pada temperatur 250oC
konsentrasi 1 x 10-2 M lebih besar seperti pada Gambar 6.B. Diasumsikan
-2
dibandingkan dengan 2,5 x 10 M, pada temperatur 250 oC surfaktan yang
karena pada konsentrasi 1 x 10-2 M ini terikat lebih stabil dibandingkan dengan
o o
surfaktan yang berbentuk agregat bilayer 250 C dan 350 C. Hal ini terlihat
o
jumlahnya kecil sehingga diperkirakan pemanasan pada temperatur 250 C
jumlah agregat dengan struktur bilayer jumlah surfaktan yang terikat menjadi
+
yang terikat menggantikan Na masih berkurang yang diindikasikan dengan
sedikit. hilangnya puncak serapan pada bilangan
gelombang 2854,5 cm-1.
Pengaruh pemanasan terhadap
Berbeda halnya dengan yang terjadi
stabilitas kaolin termodifikasi
o
pada pemanasan temperatur 350 C
Kestabilan surfaktan terhadap termal
surfaktan BKC lepas atau menguap.
perlu ditentukan untuk mengetahui
Lepasnya surfaktan dari kaolin dapat
temperatur yang tepat bagi surfaktan
dilihat dengan hilangnya dua puncak
untuk terikat kuat pada kaolin. Oleh
pada bilangan gelombang 2923,9 cm-1
karena itu pada penelitian ini dikaji
dan 2854,5 cm-1 seperti terlihat pada
pengaruh temperatur terhadap jumlah
Gambar 4.C. Hal ini sesuai dengan
surfaktan yang terikat pada kaolin pada
dugaan bahwa surfaktan BKC
konsentrasi terbaik. Hasil kaolin
merupakan molekul organik yang
termodifikasi surfaktan oleh pengaruh
memiliki stabilitas termal yang rendah.
temperatur disajikan dalam Gambar 6.
Dugaan ini juga telah dibuktikan oleh
o
Wahyuni (2005) pada suhu 400 C lempung modifikasi.
surfaktan BKC lepas atau menguap dari
40
35
persentase Cl- teradsorpsi (%)
30
25
20
15
10
0
Kaolin kaolin KA KB KC KD
preparasi adsorben
Gambar 7. Adsorpsi Cl- pada kaolin termodifikasi pada variasi suhu aktivasi
( ) 150oC, ( ) 250oC, ( ) 350oC
Keterangan :
kaolin termodifikasi surfaktan 2,5 x 10-3 M K C : kaolin termodifikasi surfaktan 1 x 10-2 M
KA:
-3 -2
KB: kaolin termodifikasi surfaktan 5 x 10 M K D : kaolin termodifikasi surfaktan 2,5 x 10 M
yang terbaik yang digunakan untuk menjadi 21x lipat dibandingkan kaolin
analisis. Pada konsentrasi ini alam.
mengindikasikan surfaktan yang terikat
pada kaolin membentuk agregat bilayer DAFTAR PUSTAKA
yang stabil dan tertata dengan jumlah Anonima, 2008,
http://en.wikipedia.org/wiki/Kaolin (13
yang banyak. Fenomena ini diperkuat
Juni 2008)
oleh Li (2007) yang menyatakan bahwa
Bajda, T., and Klapyta, Z., 2006,
pada konsentrasi diatas KKM serapan
Sorption of Chromate by Clinoptilolite
ion bromida oleh surfaktan kationik Modified with Alkylammoniumn
Surfactants, Mineralogia Polandia,
maksimum yang mengindikasikan
Vol.37, No.2.
adsorpsi dilakukan oleh surfaktan
Faghihian, H., Malekpour, A., and
berbentuk bilayer pada permukaan
Maragheh, M.G., 2003, Modification of
zeolit. Sedangkan temperatur 250oC Clinoptilolite by Surfactants for
Molybdate (99Mo) Adsorption from
yang dipilih, karena pada temperatur ini
Aqueous Solutions, J. of. Scien. 14(3):
surfaktan lebih stabil secara termal 239-245.
dibandingkan 150oC dan 350oC (Rayalu
Jean and Louis, 1994, Interfacial
et al., 2006). Menurut Saputra (2005) Phenomena in Dispersed Systems,
Laboratory of Formulation, Interfaces
aktivasi kaolin dapat dilakukan dengan
Rheology and Processes, Merida-
cara pemanasan dengan suhu tetap Venezuela
230oC. Pada temperatur 350oC
Li and Bowman, 1997, Chromate
dikhawatirkan surfaktan yang terikat Extraction from Surfactant-Modified
Zeolite Surfaces, J. Envir. Qual., 27: 1.
sudah mulai lepas sehingga yang
berperan dalam adsorpsi adalah pori. Li, 2007, Removal of Cationic
Surfactants from water using clinoptilolite
zeolite, Elsevier, Department of
KESIMPULAN Geosciences, University of Wisconsin,
Parkside, Kenosha, USA.
Berdasarkan hasil kajian menggunakan
spektrofotometer infra merah dapat Muhdarina dan Linggawati, A., 2003,
Pilarisasi Kaolinit Alam untuk
disimpulkan bahwa konsentrasi surfaktan
Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation, J.
berpengaruh terhadap karakter dan Nat. Ind., 6: 20-23.
jumlah surfaktan yang terikat pada kaolin
Rayalu, Udhoji, Meshram, Naidu and
yang akhirnya berpengaruh terhadap Devotta, 2005, Estimation of Crystallinity
in Flyash-Based Zeolite-A Using XRD
persentase adsorpsi Cl-. Kaolin
and IR Spectroscopy, J. Curr. Scien.,
modifikasi dengan surfaktan BKC pada 89(12).
konsentrasi 2,5 x 10-2 M dengan
Saputra, R., 2005, Pemanfaatan Zeolit
o
temperatur aktivasi 250 C dapat Sintesis sebagai Alternatif Pengolahan
Limbah Industri, J.Chem.
meningkatkan persentase adsorpsi Cl-